Institusi: Universitas Trisakti

  • Jepang sediakan 148 ribu lowongan kerja untuk Indonesia 

    Jepang sediakan 148 ribu lowongan kerja untuk Indonesia 

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno menyebut Jepang menyediakan 148 ribu lowongan kerja untuk Indonesia dan Jakarta punya peluang mengirimkan tenaga kerjanya ke negara tersebut.

    “Jepang memberikan satu kuota yang cukup besar untuk Indonesia, hampir 148.000. Kalau Jakarta bisa mengambil 10.000, harus mulai kita inventarisasi hari ini,” kata dia usai membuka acara “Job Fair Jakarta Goes to Campus Universitas Trisakti” di Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Selasa.

    Rano mengatakan, untuk memasuki pasar kerja internasional, calon pekerja harus menguasai sejumlah kemampuan termasuk bahasa asing.

    Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berupaya mengumpulkan tenaga kerja sesuai kualifikasi yang dibutuhkan dan menyalurkan mereka ke lapangan kerja yang membutuhkan.

    “Kami menginventarisasi untuk program tahun depan dan kami bisa menyalurkan calon tenaga kerja yang lulus, bahwa bekerja itu bukan hanya di Jakarta tapi bisa kita sediakan lapangan pekerjaan di luar negeri,” kata Rano.

    Berbicara lowongan kerja, dia mengatakan, Pemprov DKI membutuhkan sebanyak 11 ribu tenaga pemadam kebakaran atau petugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat).

    Sejumlah kompetensi pun menjadi syarat untuk diterima menjadi petugas Gulkarmat. Yang luar biasa tenaga kerja pemadam kebakaran di Jakarta ini menjadi dinas yang paling favorit.

    “Masalah Jakarta ada apa-apa lapor ke pemadam kebakaran, bahkan ada suami-istri bertengkar, anaknya lapor ke pemadam kebakaran,” kata Rano.

    Pemprov DKI Jakarta mengadakan kegiatan bursa kerja di Universitas Trisakti. Ini menjadi kampus pertama sebagai lokasi kegiatan bursa kerja.

    “Hari ini bursa kerja memang kami pilih masuk ke dalam kampus, karena tentu saja segmen tentang lapangan pekerjaan yang ada tentu dengan ‘segmented’ yang berbeda,” ujar Rano.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Profil Amirul Wicaksono Direktur IT Bank DKI yang Dicopot Jabatannya

    Profil Amirul Wicaksono Direktur IT Bank DKI yang Dicopot Jabatannya

    PIKIRAN RAKYAT – Layanan Bank DKI yang mengalami gangguan sejak 29 Maret 2025 silam mendapat perhatian serius Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

    Pramono pun memanggil para jajaran direksi Bank tersebut dan kemudian menggelar rapat terbatas di Balai Kota pada Selasa, 8 April 2025.

    Imbasnya Pramono mencopot Direktur IT Bank DKI Amirul Wicaksono dari jabatannya. Penyampaian hal ini dilakukan dalam sebuah rapat yang diunggah di akun media sosial Instagram Pramono.

    “Jadi, untuk itu saya akan putuskan pembebastugasan direktur IT-nya segera dilakukan dan harus dilakukan sekarang,” kata Pramono.

    Pramono juga meminta untuk kejadian ini diusut dan dilanjutkan ke ranah hukum. Menurutnya tidak mungkin tak ada keterlibatan orang dalam.

    “Laporkan ke Kabareskrim dan proses hukum karena ini sudah keterlaluan. gak mungkin gak melibatkan orang dalam,” kata Pramono.

    Profil Amirul Wicaksono

    Amirul Wicaksono sebelumnya merupakan Direktur IT Bank DKI sejak 28 Juni 2021 berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank DKI.

    Keputusan ini dituangkan dalam Akta No. 57 tanggal 28 Juni 2021 tentang Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank DKI dan dinyatakan lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan oleh Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No.KEP-150/D.03/2021 tanggal 05 Oktober 2021.

    Sebetulnya periode jabatan tersebut akan ditentukan kembali sampai penutupan RUPS Tahunan yang diselenggarakan pada tahun 2025.

    Berdasarkan informasi profil pimpinan direksi yang diinformasikan pada website Bank DKI, Amirul telah berkecimpung di dunia perbankan sejak lama. Jabatan yang pernah di pimpinnya adalah Pemimpin Divisi Bisnis Digital BNI Syariah pada tahun 2018 hingga 2021.

    Sebelumnya Amirul juga pernah ditunjuk menjadi Plt. Direktur Utama (Dirut) Bank DKI berdasarkan persetujuan pemegang saham yang diputuskan dalam RUPS Luar Biasa pada tanggal 1 Agustus 2023.

    Pria berusia 56 tahun lahir di Magelang, 2 Juli 1968, menyelesaikan pendidikan gelar Sarjana Teknik dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1994, meraih Magister Manajemen dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1997, gelar Doktor Ilmu Ekonomi dari Universitas Trisakti, Jakarta pada tahun 2020.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 4
                    
                        Profil Amirul Wicaksono, Eks Direktur IT Bank DKI yang Dicopot Pramono Anung
                        Megapolitan

    4 Profil Amirul Wicaksono, Eks Direktur IT Bank DKI yang Dicopot Pramono Anung Megapolitan

    Profil Amirul Wicaksono, Eks Direktur IT Bank DKI yang Dicopot Pramono Anung
    Penulis
     
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Eks
    Direktur IT

    Bank DKI

    Amirul Wicaksono
    dicopot dari jabatannyaoleh Gubernur DKI Jakarta
    Pramono Anung
    .
    Pencopotan tersebut dilakukan dalam rapat terbatas antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan jajaran direksi Bank DKI pada Selasa (8/4/2025).
    Amirul Wicaksono dinilai lalai dalam menjaga sistem informasi Bank DKI terkait insiden gangguan layanan digital Bank DKI yang terjadi sejak akhir Maret 2025.
    Tidak hanya pencopotan, Pramono juga akan melaporkan insiden ini ke Bareskrim POLRI karena menduga adanya unsur kelalaian yang melibatkan pihak internal Bank DKI.
    Profil Eks Direktur IT Bank DKI Amirul Wicaksono
    Amirul Wicaksono menjabat sebagai Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI sejak 28 Juni 2021.
    Jabatan tersebut diberikan berdasarkan hasil RUPS Tahunan PT Bank DKI ditanggal yang sama, yang dituangkan dalam Akta No.57 tanggal 28 Juni 2021.
    Amirul Wicaksono lahir di Magelang pada 2 Juli 1968, dan saat ini berdomisili di Jakarta.
    Amirul Wicaksono memiliki latar pendidikan sebagai Sarjana Teknik lulusan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1994.
    Setelah itu, dirinya melanjutkan pendidikan tinggi magister dan meraih gelar Magister Manajemen dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1997.
    Kemudian, dirinya juga berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi dari Universitas Trisakti, Jakarta pada tahun 2020.
    Sebelum menjabat sebagai Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI, Amirul Wicaksono sudah berkarir dan menempati berbagai posisi penting perbankan.
    Pada 2004-2009, Amirul Wicaksono menjabat sebagai AVP E-Banking BNI. Kemudian, pada 2010-2011 menjabat sebagai Project Leader pada BNI Reformasi 1.0.
    Amirul Wicaksono sempat menjadi pemimpin dua kantor cabang BNI pada rentang waktu 2011-2015, yakni BNI KCU Harmoni, Jakarta pada 2011 – 2014, dan BNI KCU Fatmawati Jakarta pada 2014 – 2015
    Karirnya di BNI terus berlanjut hingga menjadi Wakil Pemimpin Divisi Elektronik Banking BNI pada 2016 – 2017. Serta, menjadi Pemimpin Divisi Bisnis Digital BNI Syariah pada 2018 – 2021.
    Pada 2021, Amirul Wicaksono pindah dari BNI ke Bank DKI setelah ditunjuk menjadi Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI sejak 28 Juni 2021.
    Berdasarkan informasi resmi dari Bank DKI, selama menjabat sebagai Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI, Amirul Wicaksono dilaporkan tidak memiliki rangkap jabatan pada bank, lembaga keuangan non bank, maupun perusahaan lain.
    Amirul Wicaksono juga tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali.
    Selain itu, Amirul Wicaksono tidak tercatat memiliki saham pada Bank DKI, serta tidak memiliki saham yang mencapai 5 persen atau lebih pada bank, lembaga keuangan non bank, atau perusahaan lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Siapa Amirul Wicaksono? Sosok Direktur IT Bank DKI Dipecat Pramono Anung – Halaman all

    Siapa Amirul Wicaksono? Sosok Direktur IT Bank DKI Dipecat Pramono Anung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jakarta, Pramono Anung memecat Direktur IT Bank DKI, Amirul Wicaksono, Selasa (8/4/2025).

    Pencopotan Amirul Wicaksono dari jajaran direksi Bank DKI terkait layanan digital bank yang sempat mengalami gangguan. 

    Hal ini mengakibatkan sejumlah nasabah Bank DKI tidak bisa melakukan transaksi keuangan.

    “Saya akan putuskan pembebastugasan direktur IT-nya segera dilakukan dan harus dilakukan sekarang,” ujar Pramono dikutip dari akun Instagram pribadinya.

    Lalu, siapa Amirul Wicaksono, sosok Direktur IT Bank DKI yang dipecat Pramono Anung?

    Mengutip dari situs resmi Bank DKI, Amirul Wicaksono lahir di Magelang pada 2 Juli 1968. Sehingga saat ini, Amirul Wicaksono berusia 56 tahun.

    Meski lahir di Magelang, Amirul Wicaksono tinggal di Jakarta.

    Ia meraih gelar Sarjana Teknik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 1994. 

    Masih dari kampus yang sama, ia mendapat gelar Magister Manajemen (MM) pada 1997.

    Pada 2020, Amirul Wicaksono meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi dari Universitas Trisakti, Jakarta.

    Sebelum berkarier di Bank DKI, Amirul Wicaksono sempat bekerja di bank pelat merah yaitu BNI.

    Mulanya, ia menjadi AVP E-Banking BNI lalu Project Leader pada BNI Reformasi 1.0.

    Amirul Wicaksono juga pernah menjadi Pemimpin Cabang BNI KCU Harmoni dan Fatmawati selama beberapa tahun.

    Di BNI, karier tertingginya adalah Pemimpin Divisi Bisnis Digital BNI Syariah.

    Setelah tak lagi berkarier di BNI, Amirul Wicaksono pindah ke Bank DKI kemudian menjadi Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI sejak DKI sejak 28 Juni 2021.

    Ia menjabat sebagai salah satu direktur Bank berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Bank DKI.

    Amirul Wicaksono dinyatakan lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Berikut perjalanan karier Amirul Wicaksono dikutip dari bankdki.co.id:

    AVP E-Banking BNI (2004 – 2009)
    Project Leader pada BNI Reformasi 1.0 (2010 – 2011)
    Pemimpin Cabang BNI KCU Harmoni, Jakarta (2011 – 2014)
    Pemimpin Cabang BNI KCU Fatmawati Jakarta (2014 – 2015)
    Wakil Pemimpin Divisi Elektronik Banking BNI (2016 – 2017)
    Pemimpin Divisi Bisnis Digital BNI Syariah (2018 – 2021)
    Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI (2021 – sekarang)

    Alasan Amirul Wicaksono Dipecat

    SOSOK AMIRUL WICAKSONO – Pelaksana tugas (Plt) Direktur Bank DKI Amirul Wicaksono memegang penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang menobatkan Bank DKI sebagai salah satu Bank Pembangunan Daerah (BPD) terbaik tahun 2023.

    Sementara itu, Gubernur Pramono menjelaskan, alasan di balik pemecatan itu terkait permasalahan layanan digital di Bank DKI yang terjadi berulangkali.

    “Kejadian di Bank DKI ini bukan pertama kali. Ini sudah ketiga kali dan kejadiannya hampir serupa. Di mana IT tidak dilaksanakan, tidak dijaga secara baik,” kata Pramono saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (9/4/2025).

    Ia menyebutkan, terdapat kebocoran dana dalam gangguan sistem Bank DKI yang terjadi sejak akhir Maret lalu. Bahkan, kebocoran dana ini telah terjadi sebelumnya.

    Meski demikian, Pramono tak mengungkap berapa dana yang bocor di bank pembangunan daerah milik Pemprov DKI tersebut.

    Nominalnya, menurut Pramono, hanya diketahui oleh direksi Bank DKI. Dana yang bocor bukan milik nasabah Bank DKI. Dana nasabah masih dalam keadaan aman.

    Dana tersebut, merupakan deposito atau dana cadangan milik Bank DKI yang disimpan di bank himbara lain.

    “Sama sekali tidak ada dampak kepada nasabah, karena yang diganggu itu adalah rekeningnya Bank DKI yang ada di Bank BNI. Sehingga dengan demikian, sebenarnya kepada nasabah tidak ada gangguan sama sekali,” tutur Pramono, dikutip dari Tribundepok.com.

    Selain memecat Amirul Wicaksono, Pramono melaporkan masalah ini ke Bareskrim Polri. Ia melarang semua jajaran Pemprov DKI ikut campur atau menghalangi penyelesaian masalah gangguan layanan Bank DKI.

    “Laporkan ke Bareskrim, proses hukum. karena ini sudah keterlaluan. Enggak mungkin enggak melibatkan orang dalam,” kata Pramono, dilansir Warta Kota.

    Pram juga menegaskan, semua tindakan yang merugikan masyarakat harus menerima konsekuensinya. 

    Dia menilai, tidak ada satu pun pejabat Pemprov DKI maupun BUMD DKI yang kebal hukum.

    “Siapa pun yang ikut campur, saya akan ambil tindakan. Kenapa ini dilakukan? Untuk membangun trust kepada publik, bahwa publik ini tidak ada yang terganggu,” jelasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Pramono Pecat Direktur IT Bank DKI dan Lapor Bareskrim Polri, Minta Pejabat lain Tak Ikut Campur dan Tribundepok.com dengan judul Buntut Layanan Nasabah Terganggu Direktur IT Bank DKI Amirul Wicaksono Dicopot, Terjadi Kebocoran

    (Tribunnews.com/Sri Juliati) (WartaKotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)

  • Merenungkan Kembali Jakarta Saat Lebaran

    Merenungkan Kembali Jakarta Saat Lebaran

    Jakarta – Jakarta saat Lebaran seperti menemukan ruang untuk bernapas. Jalanan yang biasanya riuh mendadak lengang, udara yang saban hari diselimuti polusi terasa lebih ringan, dan kota yang akrab dengan hiruk-pikuk sejenak melambat dalam keheningan. Ada semacam ketenangan yang menyelinap di antara gedung-gedung tinggi dan trotoar yang lebih lapang, seolah Jakarta sedang menunjukkan wajah lain—lebih ramah.

    Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat bahwa selama periode Lebaran, volume kendaraan turun hingga 50 persen dibandingkan hari biasa, sementara indeks PM2.5 merosot 60 persen, menandakan bahwa tanpa kemacetan harian, Jakarta bisa menjadi kota yang lebih sehat dan layak huni.

    Namun, di balik suasana itu, terselip sebuah ironi yang tak bisa diabaikan: mengapa Jakarta baru terasa nyaman saat sebagian besar penghuninya pergi? Jika jeda ini bisa menghadirkan kota yang lebih tertata, bukankah seharusnya ada cara agar ketenangan seperti ini bukan sekadar peristiwa musiman?

    Jakarta Tempo Dulu

    Jakarta seperti tidak pernah benar-benar dibangun dengan visi jauh ke depan, melainkan tumbuh dengan logika tambal sulam. Pada rentang 1965-1985, kota ini mengalami transformasi besar-besaran sebagai ibu kota negara, namun perencanaannya lebih berfokus pada mengejar pertumbuhan ekonomi ketimbang menciptakan tatanan kota yang berkelanjutan. Pelebaran jalan raya digenjot, kawasan bisnis di pusat kota dikembangkan, dan permukiman baru terus meluas. Namun, di tengah gegap gempita pembangunan, transportasi publik sebagai aspek krusial luput dari perhatian.

    Sejak awal, Jakarta lebih bersahabat dengan kendaraan pribadi ketimbang warganya sendiri. Pada dekade 1970-an, gagasan pembangunan ring road untuk mengurai kepadatan mulai digagas, tetapi implementasinya setengah hati. Kawasan industri mulai digeser ke pinggiran seperti Bekasi dan Tangerang, tetapi ini pun tak cukup untuk meredam gelombang harian para komuter yang tetap harus bekerja di pusat kota. Tanpa sistem transportasi massal yang memadai, Jakarta terjebak dalam pusaran urban sprawl—pertumbuhan kota yang melebar tanpa kendali, menggerogoti ruang hijau dan merenggut kenyamanan warganya.

    Seandainya rencana tata ruang masa itu terlaksana dengan lebih cermat, Jakarta mungkin tak akan sesak seperti sekarang. Distribusi pusat ekonomi akan lebih merata, tak hanya menumpuk di pusat kota, tetapi tersebar ke kota-kota satelit seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sistem transportasi publik yang matang sejak awal juga akan membentuk pola mobilitas yang lebih sehat, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.

    Kota ini seharusnya bisa memiliki jaringan MRT dan LRT yang luas sejak dekade 1980-an, sebagaimana yang terjadi di Tokyo atau Singapura. Jika itu terjadi, kemacetan yang kini kita anggap sebagai bagian tak terpisahkan dari Jakarta mungkin hanya akan menjadi catatan sejarah. Namun, kenyataan berkata lain. Banyak rencana besar yang akhirnya hanya menjadi dokumen birokrasi. Konsistensi kebijakan mudah goyah oleh kepentingan jangka pendek.

    Dominasi bisnis properti lebih banyak didorong oleh kebutuhan pasar ketimbang visi pembangunan kota yang berkelanjutan. Urbanisasi yang tak terkendali mempercepat krisis infrastruktur. Jakarta akhirnya berkembang tanpa pola yang jelas, hingga kini harus menanggung beban kemacetan, polusi udara, dan ketimpangan ruang yang semakin nyata.

    Tantangannya Kini

    Kondisi Jakarta saat ini menggambarkan sebuah kota yang terperangkap dalam dinamika pertumbuhan yang cepat, namun tanpa pengelolaan yang seimbang. Permukiman yang semakin padat menjadi potret nyata dari kota yang kehilangan ruangnya. Dengan lebih dari 10 juta orang yang beraktivitas di pusat kota pada siang hari dan lebih dari 12 juta orang jika dihitung dengan kawasan sekitarnya, Jakarta sudah sangat sesak.

    Urban sprawl yang tak terkendali membuat kota ini terus meluas ke pinggiran, tetapi malah memperparah kepadatan di pusatnya. Kawasan permukiman yang seharusnya menjadi ruang hunian kini banyak yang terintegrasi dengan zona komersial dan industri, mengaburkan fungsi ruang dan menciptakan ketidakseimbangan. Alih-alih memberikan kenyamanan, pertumbuhan ini justru menciptakan kondisi menuju tidak layak huni.

    Kemacetan menjadi gambaran lain yang tak bisa lepas dari Jakarta. Setiap hari, warga Jakarta menghabiskan waktu berharga mereka di jalan, dengan rata-rata 2 hingga 3 jam perjalanan menuju tempat kerja. Berdasarkan laporan TomTom Traffic Index 2023, Jakarta menempati urutan ke-6 dalam daftar kota-kota dengan kemacetan terburuk di dunia, dengan indeks kemacetan mencapai 53 persen.

    Artinya, waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama 53 persen dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan tanpa kemacetan. Dampaknya jelas: produktivitas menurun, kualitas hidup tergerus, dan kesehatan terancam. Kemacetan ini, pada gilirannya, juga memperburuk polusi udara yang sudah lama menjadi masalah utama.

    Polusi udara di Jakarta mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan kualitas udara yang sering berada pada level berbahaya. Partikel halus (PM2.5) dan nitrogen dioksida (NO2), yang mayoritas berasal dari kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran sampah, menjadi musuh utama. Data IQAir pada 2024 menunjukkan bahwa kualitas udara Jakarta sering kali berada pada kategori “berbahaya” atau “tidak sehat”, memberikan dampak buruk pada kesehatan pernapasan dan jantung, terutama bagi anak-anak dan lansia.

    Dengan lebih dari 17 juta kendaraan yang mengisi jalan-jalan Jakarta, emisi gas buang semakin sulit untuk dikendalikan. Akibatnya, polusi udara semakin menjadi ancaman nyata bagi kesehatan warga kota, memperburuk kualitas hidup mereka setiap harinya.

    Jakarta kini menjadi cerminan dari sebuah kota yang terus berkembang, tetapi dengan harga yang semakin mahal. Kemacetan yang kronis, polusi udara yang semakin buruk, serta ketimpangan dalam penataan ruang menunjukkan bahwa pertumbuhan kota ini lebih mengarah pada keberlanjutan yang rentan.

    Jika strategi penataan ruang dan transportasi tidak diterapkan dengan berani dan lebih terintegrasi, maka Jakarta akan semakin terjerat dalam lingkaran krisis perkotaan yang sulit untuk diatasi. Sudah saatnya Jakarta berhenti hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi semata, dan mulai memperhitungkan batas ekologis serta daya dukung ruang kota.

    Kota ini membutuhkan visi pembangunan yang berpihak pada keberlanjutan, untuk memastikan bahwa masa depannya lebih layak huni, nyaman, dan ramah lingkungan. Sebab apa yang kita saksikan hari ini bukanlah sekadar hasil dari keputusan-keputusan di masa lalu, melainkan konsekuensi dari cara kita memahami dan mengelola kota.

    Batasi Pertumbuhan

    Laporan Club of Rome tentang Limit to Growth pada 1972 adalah pengingat kepada dunia akan bahaya pertumbuhan tak terbatas yang dapat membawa kehancuran ekologis. Tak sedikit kota besar berusaha mencari model pembangunan yang lebih berkelanjutan. Namun, Jakarta, sayangnya, masih terperangkap dalam paradigma ekspansi yang tidak terkendali.

    Fenomena urban sprawl yang meluas tanpa pengendalian matang semakin memperparah ketimpangan akses terhadap infrastruktur dan layanan publik. Permukiman yang tumbuh liar tanpa koneksi transportasi yang efisien semakin meningkatkan ketergantungan pada kendaraan pribadi. Hal ini tidak hanya memperburuk kemacetan, tetapi juga mengakibatkan polusi udara yang merusak kualitas hidup warganya.

    Untuk keluar dari jebakan ini, Jakarta harus berani mengubah arah kebijakan perencanaan kota. Alih-alih terus memperluas wilayah terbangun dan membangun jalan-jalan baru yang hanya akan mendorong penggunaan kendaraan pribadi lebih masif, kota ini seharusnya mulai mengoptimalkan ruang yang sudah ada.

    Penerapan konsep compact city yang mengutamakan pembangunan vertikal yang terhubung dengan sistem transportasi publik yang efisien bisa menjadi solusi yang tepat. Kawasan Transit-Oriented Development (TOD) yang sudah mulai diterapkan memang menunjukkan potensi, namun perlu diperluas dan diintegrasikan secara menyeluruh. Tanpa itu, TOD hanya akan menjadi proyek prestisius yang tak membawa perubahan signifikan terhadap sistem transportasi dan mobilitas kota.

    Selain itu, pembatasan kendaraan pribadi adalah langkah penting yang harus diambil Jakarta. Sistem ganjil-genap yang ada saat ini, meskipun sudah memberikan dampak positif, masih belum cukup efektif. Oleh karena itu, kebijakan pajak kendaraan yang lebih tinggi bagi keluarga yang memiliki lebih dari satu mobil harus segera diberlakukan.

    Pendekatan ini akan semakin efektif jika disertai dengan penguatan sistem transportasi publik yang lebih terintegrasi, nyaman, dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Tanpa langkah tegas dan terencana, Jakarta akan terus melampaui daya dukung ekologisnya, dan pada akhirnya, kota ini akan terperangkap dalam ketidakseimbangan lingkungan yang semakin sulit untuk diperbaiki.

    Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kendaraan, Jakarta memerlukan kebijakan yang lebih berani dan berfokus pada keberlanjutan, bukan hanya pertumbuhan yang eksploitatif. Jika kota ini terus terjebak dalam pola pikir pembangunan tanpa batas, dampak ekologis yang semakin berat akan menghantui kita semua, mengancam keberlanjutan sosial dan ekonomi di masa depan.

    Kota yang nyaman, ramah lingkungan, dan berkelanjutan bukanlah impian yang tidak mungkin diwujudkan, tetapi itu hanya akan tercapai jika kita mulai merancang kembali Jakarta dengan visi yang jauh ke depan, mengutamakan keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.

    Perlu Keseimbangan

    Konsep Doughnut Economy yang diperkenalkan oleh Kate Raworth pada 2012 menawarkan solusi yang lebih berimbang: bagaimana memastikan pertumbuhan ekonomi tetap berjalan tanpa menghancurkan ekosistem yang menopang kehidupan di dalamnya. Jakarta, sebagai kota yang terus berkembang pesat, seharusnya dapat mengadopsi model ini dengan menggeser orientasi kebijakannya dari ekspansi ke optimalisasi, dari pola pertumbuhan eksploitatif ke pola yang lebih regeneratif.

    Langkah pertama yang harus diambil adalah penyebaran pusat-pusat ekonomi ke luar Jakarta. Kota-kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Depok, dan Karawang harus didorong untuk berkembang sebagai pusat bisnis dan industri baru. Hal ini harus didukung dengan pembangunan sistem transportasi publik yang terintegrasi dan berkualitas tinggi, agar arus komuter yang membebani Jakarta bisa berkurang secara signifikan. Dengan demikian, pusat kota tidak lagi menjadi satu-satunya episentrum ekonomi yang menciptakan beban berlebih pada infrastruktur dan kualitas hidup warganya.

    Langkah kedua yang krusial adalah memperhatikan ruang hijau dan infrastruktur berbasis alam dalam perencanaan kota. Ruang terbuka hijau seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetis, tetapi harus menjadi bagian integral dari sistem ekologis kota yang berperan sebagai kawasan resapan air, pengendali suhu, serta habitat untuk biodiversitas. Jakarta harus memiliki target yang jelas untuk memastikan keberadaan ruang hijau yang fungsional, bukan sekadar taman kecil yang hanya ada sebagai simbol penghijauan. Ruang hijau yang nyata bisa membantu menjaga keseimbangan lingkungan, serta mengurangi dampak pemanasan global.

    Langkah ketiga adalah implementasi sistem ekonomi regeneratif dalam sektor industri dan pembangunan. Alih-alih membiarkan industri berbasis bahan bakar fosil terus berkembang tanpa kendali, Jakarta harus segera bertransisi ke ekonomi berbasis energi terbarukan. Pengelolaan limbah yang lebih ketat juga harus diberlakukan. Kawasan industri yang ada bisa diubah menjadi ecopark yang menerapkan prinsip ekonomi sirkular, limbah dari proses produksi diolah kembali menjadi sumber daya yang dapat digunakan. Ini adalah cara untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berdampak negatif pada daya dukung ekologis kota.

    Keempat, kebijakan pengendalian alih fungsi lahan harus ditegakkan dengan lebih disiplin. Saat ini, konversi lahan hijau dan pertanian menjadi kawasan properti komersial sering kali terjadi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan. Pembatasan ini harus diiringi dengan dorongan untuk pembangunan berbasis green building, yang lebih ramah lingkungan. Insentif fiskal untuk pembangunan yang mengutamakan keberlanjutan harus diprioritaskan agar pengembang lebih termotivasi untuk mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan.

    Langkah kelima yang tidak kalah penting adalah melibatkan masyarakat dalam pengelolaan kota. Model urban commons, warga kota berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sumber daya seperti air, energi, dan ruang publik, bisa menjadi solusi untuk mengurangi tekanan ekonomi sekaligus meningkatkan keterlibatan sosial. Kesadaran publik mengenai pentingnya pola hidup berkelanjutan juga harus terus didorong agar kebijakan pemerintah dapat berjalan dengan efektif dan diterima dengan baik oleh masyarakat.

    Jakarta saat Lebaran memang memberikan gambaran tentang kota yang lebih tenang, sehat, dan nyaman untuk dihuni. Namun, untuk mewujudkan kondisi ini secara permanen, kita harus mulai dengan merencanakan dan membangun kota ini dengan pendekatan yang lebih bijak dan berkelanjutan. Penerapan konsep-konsep keberlanjutan seperti Doughnut Economy dalam pengelolaan tata ruang, penguatan sistem transportasi publik, serta kebijakan yang memprioritaskan keseimbangan ekologis akan menjadikan Jakarta sebagai kota yang tidak hanya maju, tetapi juga ramah lingkungan.

    Perubahan ini tentu saja tidak bisa tercapai hanya dengan satu atau dua kebijakan semata. Dibutuhkan komitmen bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mewujudkan Jakarta yang lebih baik. Sebuah kota yang nyaman, aman, dan berkelanjutan adalah cita-cita yang bukan hanya impian, melainkan tujuan yang bisa dicapai jika kita bertindak dengan tegas dan visioner. Jakarta yang lebih baik bukanlah sebuah utopia yang jauh dari kenyataan, melainkan sebuah distopia yang bisa dihindari jika kita bertindak sekarang.

    Dengan kebijakan yang berfokus pada keberlanjutan dan pengelolaan kota yang bijak, kita bisa memastikan bahwa Jakarta akan berkembang menjadi kota yang seimbang, kemajuan dan keberlanjutan berjalan seiring sejalan.

    Marselinus Nirwan Luru staf pengajar Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Trisakti

    (mmu/mmu)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polemik Jakarta saat Pramono Ungkap Jakarta Terbuka bagi Siapa pun yang Punya Keahlian – Halaman all

    Polemik Jakarta saat Pramono Ungkap Jakarta Terbuka bagi Siapa pun yang Punya Keahlian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jakarta Pramono Anung mengungkapkan bahwa Jakarta terbuka bagi siapa pun yang memiliki keahlian. 

    Dia menegaskan tak masalah ada warga pendatang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.

    Pasalnya, menurut Pramono, banyak daerah di luar Jakarta juga tengah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran yang dilakukan perusahaan.

    ¨Jadi ini memang problem yang pasti akan dihadapi Jakarta dalam kondisi yang seperti ini. Tanpa menutup mata kan beberapa daerah melakukan PHK dan sebagainya. Untuk itu Jakarta pasti mempersiapkan diri,” kata Pramono pada Selasa (1/4/2025) kemarin.

    Pramono menegaskan pihaknya sudah berdiskusi dengan wakilnya, Rano Karno, untuk melakukan Operasi Yustisi demi memastikan pendatang memiliki identitas.

    Adapun setelah itu data yang diperoleh akan dilimpahkan ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Jakarta untuk pengecekan administrasi.

    Namun, meski ada pendataan, Pramono menegaskan para pendatang yang tiba di Jakarta harus memiliki keahlian.

    “Asal dia mau ikut pelatihan dan paling penting punya identitas, kalau tidak punya identitas, enggak (tidak boleh ke Jakarta,” tegasnya.

    Di sisi lain, polemik yang dihadapi Jakarta semakin pelik di tengah diperbolehkannya pendatang untuk pergi ke Jakarta.

    Tren Ekonomi Jakarta Bergeser hingga Perubahan Sosial

    Sekretaris Komisi E DPRD Jakarta dari fraksi PSI, Justin Adrian Untayana, mengingatkan bahwa ekonomi Jakarta berbeda dengan daerah lainnya.

    Dia mengungkapkan ekonomi pertanian sudah tidak bisa diterapkan karena lahan untuk bercocok tanam sudah tidak ada.

    Selain itu, Justin juga mengatakan era ekonomi industri yang menurutnya tidak perlu pendidikan tinggi untuk merekrut pegawai telah berpindah ke daerah yang memiliki upah minimum regional (UMR) yang rendah.

    Dia menjelaskan bahwa ekonomi di Jakarta saat ini berjenis jasa dan teknologi yang memerlukan kualifikasi calon pegawai dengan pendidikan tinggi dan keahlian tertentu.

    Bahkan, Justin menuturkan tidak semua orang yang lulusan sarjana dapat terserap di perusahaan-perusahaan di Jakarta.

    “Jakarta sekarang sawah tidak ada. Dan sektor manufaktur sudah banyak pindah ke (daerah) yang UMR-nya lebih rendah karena ini terkait dengan production cost.”

    “Dan yang tersisa adalah segmen-segmen untuk lowongan tenaga ahli, untuk S1 ke atas dan inipun realitanya tidak semua S1 bisa diserap di Jakarta. Kalau mau kita bicara, perusahaan-perusahaan dari kampus 10 besar atau 15 besar,” katanya dikutip dari program Sapa Indonesia Pagi di YouTube Kompas TV, Rabu (2/4/2025).

    Justin mengatakan lapangan pekerjaan yang tersedia  juga tidak mencukupi bagi angkatan kerja yang akan datang ke Jakarta.

    “Untuk sektor formal, sekitar 11 juta masyarakat Jakarta sendiri, masih banyak yang pengangguran juga. Bahkan dari 11 juta ini, 5 juta mengajukan DTKS untuk KJP maupun lansia,” tuturnya.

    Sementara, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna menuturkan tren ekonomi di Jakarta telah berpindah yaitu menjadi “kota online”.

    Adapun yang dimaksud “kota online” adalah ekonomi Jakarta digerakan di sektor retail dan jasa transportasi.

    “Jakarta itu adalah kota tersier. Data yang menunjukkan saat ini yang dominan di Jakarta kalau mau bekerja itu dalam konteks retail kecil dan besar dan jasa pelayanan di sektor transportasi atau motornya,” katanya.

    Yayat juga mencatat adanya permasalahan baru soal kebijakan Pramono yang akan mendata pendatang terkait identitasnya. 

    Pasalnya, Pemprov Jakarta akan mengalami kesulitan akibat tren ekonomi yang sudah berpindah di mana Yayat menilai banyak pekerja yang menganggap bahwa Jakarta hanyalah tempat untuk mencari uang alih-alih sebagai tempat tinggal.

    “Catatan yang paling menarik adalah Jakarta tengah membuat rancangan peraturan daerah baru di mana dikatakan Pak Pram masuk Jakarta harus identitasnya jelas.”

    “Dia posisinya mau permanen, atau menjadi penduduk yang komuter, atau penduduk yang non permanen. Karena banyak yang masuk Jakarta itu ibaratnya numpang,” kata Yayat.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto) 

  • Butuh Uang Pecahan Rp 10.000? Cek Lokasi ATM Terdekat di Sini

    Butuh Uang Pecahan Rp 10.000? Cek Lokasi ATM Terdekat di Sini

    Jakarta

    H-1 jelang Lebaran, kebutuhan masyarakat akan uang pecahan kecil kian meningkat, terutama untuk bagi-bagi angpau kepada sanak saudara. Nah buat yang belum sempat lakukan penukaran uang, ATM pecahan kecil bisa menjadi pilihan.

    Sebab sejumlah perbankan Tanah Air seperti Bank Mandiri dan BNI sudah menyediakan mesin ATM dengan uang pecahan Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu dalam kondisi bersih. Selama uang masih tersedia, detikers dapat menarik pecahan ini via ATM.

    Lantas di mana saja lokasi ATM Pecahan 10 ribu terdekat?

    Melansir dari situs resmi Bank Mandiri, ketentuan limit tarik tunai di ATM per hari sebetulnya mengikuti limit dari kartu yang digunakan. Namun di saat yang bersamaan Mandiri juga sudah menetapkan jumlah maksimal 1 kali transaksi tarik tunai berdasarkan denominasi/pecahan.

    Dalam hal ini Mandiri menetapkan untuk setiap transaksi hanya bisa menarik uang maksimal 25 lembar. Dengan begitu jumlah maksimal 1 kali transaksi tarik tunai di ATM pecahan Rp 10 ribu terdekat adalah Rp 250 ribu.

    Daftar Lokasi ATM Pecahan 10 Ribu Terdekat:
    – Jl. Gatot Subroto Kav.36-38, Senayan, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190

    – Jl. Pd. Klp. Indah No.22-23, Pd. Klp., Kec. Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13450

    – Jl. Bulungan No.76, R Kramat Pela, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12130

    – Jl. Kebon Kacang Raya Kb Melati, Pooling Cb Thamrin City Mall Lt. D

    – Jl. Bendungan Hilir No.82, RW.3, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10210

    – Jl. Kh. Ahmad Dahlan No.67, Ramanuju, Kec. Purwakarta, Kota Cilegon, Banten 42431

    – Jl. Sunda No.1, RW.4, Gondangdia, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10350

    – Jl. Moch Kahfi No. 1, RT. 06 / RW. 06, Ciganjur, Jagakarsa, RT.8/RW.1, RT.8/RW.1, Ciganjur, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12630

    – Jl. Raya Anyer-Sirih, Anyar, Serang, Kabupaten Serang, Banten 42166

    – Jl. Raya Taman Safari, Cibeureum, Kec. Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16750

    – Jl. RP. Soeroso No.2 RT.10/RW.5, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10330

    – Jl. Raya Galaxy Blok H /19, Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat

    – Jl. Insinyur H. Juanda No.155, Bekasi Jaya, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat 17112

    Selain Bank Mandiri, berdasarkan informasi dari layanan call center Bank BNI di akun resmi X-nya (@BNI), bank pelat merah ini juga menyediakan ATM pecahan kecil. Namun hanya menyediakan pecahan Rp 20.000 di wilayah Jakarta, Tangerang, Depok.

    – Lobby Selatan Gedung KB 3
    Jl. Jend.Sudirman Kav 1, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat 10220

    – KCU Harmoni 2
    Komp. Duta Merlin Blok A 1-2-3, Jl. Gajah Mada No. 3-5

    – Direktorat Anggaran Ged L Kemenkeu,
    Jl. Lapangan Banteng Timur Jakarta Pusat

    – KC Pecenongan
    Jl. Pecenongan Raya No. 52 – Jakarta Pusat

    – KCP Krekot
    Jl. H. Samanhudi No. 15-A Jakarta Pusat

    – KCP Mercu Buana
    Jl. Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat

    – Trisakti Kampus B
    Jl. Kyai Tapa No. 260, Jakarta Barat

    – KCP UNTAR 1
    Gd. Untar I, Jl. Letjen. S. Parman No. 1 Jakarta Barat

    – Universitas Trisakti (GEMA)
    Univ. Trisakti kampus A, Jl. Kyai Tapa Jakarta Barat

    – Universitas Pertamina
    JL.Teuku Nyak Arief RT 07 / RW 08 Simprug Kebayoran

    – Alfamart Sepatan 2
    Jl. Raya Mauk Sepatan KM 11, RT 002/02 Tangerang

    – KCP UIN 1
    Jl. Raya Ciputat, Tangerang Selatan

    – Kantor Cabang BNI UI, Komplek Kampus UI Depok (Gedung Perpustakaan Pusat UI Depok)

    – FIK UI, Kampus UI Depok, Gedung FIK UI, Jl. Prof. DR. Bahder Djohan

    – Balairung UI Depok, Komplek Kampus UI Depok (Gedung Balairung UI Depok)

    Demikian informasi seputar ATM pecahan Rp 10 ribu terdekat. Buat kamu yang tak kebagian penukaran uang baru, ATM ini patut dicoba.

    (igo/rrd)

  • Lokasi ATM Pecahan Rp20.000 di Bandung, Bogor, Tangerang, Depok, Jakarta, Yogyakarta

    Lokasi ATM Pecahan Rp20.000 di Bandung, Bogor, Tangerang, Depok, Jakarta, Yogyakarta

    PIKIRAN RAKYAT – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, kebutuhan akan uang pecahan kecil, khususnya Rp20.000, meningkat tajam.

    Bagi masyarakat yang belum sempat menukarkan uang baru di bank atau melalui layanan penukaran uang BI, ATM menjadi alternatif yang praktis.

    Bank BNI menyediakan layanan ATM dengan pecahan Rp20.000 di beberapa lokasi strategis di Bandung, Bogor, Tangerang, Depok, Jakarta, dan Yogyakarta.

    Lokasi ATM BNI dengan Pecahan Rp20.000

    Berikut adalah daftar lokasi ATM BNI yang menyediakan uang pecahan Rp20.000:

    Bandung:

    1. Galeri ATM PTB 8 – Jl. Tamansari No. 80, Kel. Cipaganti, Kec. Coblong, Bandung

    2. BNI KCP Setrasari 2 – Jl. Surya Sumateri No. 9, Bandung

    3. BNI KCP Unpad 6 – Jl. Dipatiukur No. 35, Bandung

    Bogor:

    1. Gallery IPB Dramaga 4 – Jl. Raya Bogor-Jasinga Dramaga, Kampus IPB Dramaga

    2. Gallery IPB Dramaga 6 – Jl. Raya Bogor-Jasinga Dramaga, Kampus IPB Dramaga

    3. Gallery IPB Diploma 3 – Jl. Kumbang No. 14, Bogor

    Foto: ilustrasi ATM /pexels.com/ RODNAE Productions

    Tangerang:

    1. KCP BNI UIN 1 – Jl. Raya Ciputat – Tangerang Selatan

    Depok:

    1. Kantor Cabang BNI UI – Komplek Kampus UI Depok (Gedung Perpustakaan Pusat UI Depok)

    2. FIK UI – Kampus UI Depok, Gedung FIK UI, Jl. Prof. DR. Bahder Djohan

    3. Balairung UI Depok – Komplek Kampus UI Depok (Gedung Balairung UI Depok)

    Jakarta Pusat:

    1. Lobby Selatan Gedung Grha BNI – Jl. Jend. Sudirman Kav 1

    2. KCU Harmoni 2 – Komp. Duta Merlin Blok A 1-2-3, Jl. Gajah Mada No. 3-5

    3. Direktorat Anggaran Gedung L Kemenkeu – Jl. Lapangan Banteng Timur

    4. KC Pecenongan – Jl. Pecenongan Raya No. 52

    5. KCP Gunung Sahari 2 – Jl. Raya Gunung Sahari No. 13

    6. KCP Krekot – Jl. H. Samanhudi No. 15-A

    Jakarta Barat:

    1. KCP City Resort – Ruko City Resort Residence Blok C No. 49, Cengkareng

    2. KCP Mercu Buana – Jl. Meruya Selatan, Kembangan

    3. KCP Trisakti Kampus B – Jl. Kyai Tapa No. 260

    4. KC Roa Malaka 2 – Jl. Roa Malaka Selatan No. 23-25, Tambora

    5. KCP Trisakti Kampus A – Univ. Trisakti Kampus A, Jl. Kyai Tapa, Grogol

    6. KCP Untar 1 – Gedung Untar I, Jl. Letjen S. Parman No. 1

    7. Universitas Trisakti (Gema) – Univ. Trisakti Kampus A, Jl. Kyai Tapa

    Jakarta Selatan:

    1. BNI Universitas Pertamina – Jalan Teuku Nyak Arief RT 07 / RW 08 Simprug Kebayoran

    Yogyakarta:

    1. Cabang Yogyakarta 1 – Jl. Trikora No. 1, Ngupasan, Gondomanan

    2. KLN UPN Veteran 2 – Jl. Lingkar Utara, Kel. Caturtunggal, Kec. Depok, Sleman

    Tips Penarikan Uang Pecahan Rp20.000 di ATM BNI

    – Pastikan ATM BNI yang Anda tuju menyediakan pecahan Rp20.000.

    – Perhatikan ketersediaan uang di ATM tersebut.

    – Lakukan penarikan di ATM yang aman dan terpercaya.

    Manfaatkan fasilitas ATM untuk mendapatkan uang pecahan Rp20.000 dengan bijak. Selalu perhatikan keamanan saat melakukan transaksi di ATM.

    Disclaimer: Ketersediaan uang pecahan Rp20.000 di ATM dapat berubah sewaktu-waktu. Informasi lokasi ATM dapat berubah sewaktu-waktu.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Ahli ingatkan pentingnya jaga siklus air bersih berkelanjutan

    Ahli ingatkan pentingnya jaga siklus air bersih berkelanjutan

    Pertama, perlu dilakukan regenerasi/pembenahan badan sungai dari hulu ke danau-embung-waduk

    Jakarta (ANTARA) – Ahli Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengingatkan pentingnya menjaga keberlangsungan siklus air bersih secara berkelanjutan agar sumber-sumber air baku dapat terus terjaga.

    Nirwono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, mengatakan, ada empat hal yang penting harus dilakukan segera agar kebutuhan air bersih dapat terpenuhi dengan baik.

    “Pertama, perlu dilakukan regenerasi/pembenahan badan sungai dari hulu ke danau-embung-waduk. Kedua, merevitalisasi badan air, situ, danau, embung, dan waduk,” katanya saat acara diskusi bertajuk “Isu Air Minum dan Penyehatan Lingkungan menjadi Prioritas Pembangunan” di Jakarta, Selasa (25/3) malam.

    Ketiga, lanjut Nirwono yang ditunjuk sebagai Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Pembangunan dan Tata Kota, menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan keempat adalah konservasi perlindungan hutan lindung.

    Direktur Pelayanan Perumda PAM Jaya, Syahrul Hasan mengatakan, kelestarian sumber-sumber air bersih perlu dijaga karena PAM Jaya menargetkan pada 2030 cakupan layanan air bersih mencapai 100 persen.

    “Pada tahun 2023 berhasil direalisasikan sebanyak 12.663 sambungan rumah (SR) dan di tahun 2024 mencapai 46.196 SR. Sementara, pada tahun ini ditargetkan dapat terealisasi sebanyak 10.073 SR,” ujarnya.

    Menurut dia, PAM Jaya juga melakukan solusi cepat untuk mengatasi daerah dengan kategori low supply dengan membuat reservoir komunal (tempat penampungan air bersih) agar layanan pemenuhan air bersih warga tetap optimal.

    “Kita sudah ada Reservoir Komunal Tambora, Gandaria Utara, Duri Kosambi, Marunda, Cilincing, Taman Sari, dan Reservoir Komunal Waduk Pluit,” paparnya.

    Syahrul menambahkan, sejumlah strategi juga dilakukan untuk penurunan “Non Revenue Water” (NRW). Strategi tersebut yakni, melakukan penambahan atau penyempurnaan sistem monitoring.

    “Untuk penyempurnaan dilakukan pada 291 inlet PA/PC dan 314 District Meter Area (DMA). Sedangkan, penambahan dilakukan untuk 81 inlet PA/PC,” kata dia.

    Selain itu, lanjut Syahrul, PAM Jaya juga melakukan pembangunan atau penyempurnaan DMA. Penyempurnaan dilakukan pada 198 DMA dan pembangunan atau penambahan sebanyak 103 inlet PA/PC.

    “Kami juga melakukan rehabilitasi jaringan distribusi sepanjang 2.590 kilometer. Kemudian merehabilitasi 180.000 sambungan dan penggantian meter mencapai 451.724 unit. Tidak kalah penting, kami melakukan decommisioning pipa sepanjang 3.022 kilometer,” tuturnya.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif Komunitas Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI), Andi Wijaya atau akrab disapa Adjie Rimbawan menuturkan, diskusi tentang air bersih ini menjadi penting karena air menjadi kebutuhan primer.

    “Tidak hanya persoalan di hilir, namun kita juga perlu membahas dan mencari solusi permasalahan yang ada di hulu agar layanan air bersih bagi warga Jakarta terpenuhi dengan baik. Menjadi ironi tentu jika di Jakarta sebagai Ibukota belum semua warganya mendapatkan akses air bersih yang baik melalui jaringan perpipaan,” ucapnya.

    Adjie berharap diskusi “The Series” yang diadakan bertepatan di bulan Ramadhan 1446 Hijriah dengan menghadirkan narasumber berkompeten ini dapat memberikan masukan kepada PAM Jaya sekaligus mengedukasi masyarakat.

    “Semoga kita semua dapat menjaga kelestarian alam dan lingkungan agar kebutuhan air baku tercukupi. Kemudian, tidak menggunakan air tanah karena dapat memicu penurunan tanah (land subsidence) yang jika ini dilakukan terus menerus bukan mustahil Jakarta akan tenggelam karena daratan di pesisir utara Jakarta sudah lebih rendah dari muka air laut,” kata Adjie.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • 15 Lokasi ATM Pecahan Rp20.000 di Jakarta, Tangerang, Depok

    15 Lokasi ATM Pecahan Rp20.000 di Jakarta, Tangerang, Depok

    PIKIRAN RAKYAT – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, kebutuhan akan uang pecahan kecil, terutama Rp20.000, meningkat signifikan.

    Bagi masyarakat yang belum sempat menukarkan uang baru di bank atau melalui layanan penukaran uang BI, ATM menjadi alternatif yang praktis.

    Bank BNI menyediakan layanan ATM dengan pecahan Rp20.000 di beberapa lokasi strategis di Jakarta, Tangerang, dan Depok.

    Lokasi ATM BNI dengan Pecahan Rp20.000

    Berikut adalah daftar lokasi ATM BNI yang menyediakan uang pecahan Rp20.000:

    Jakarta:

    1. Lobby Selatan Gedung KB 3, Jl. Jend. Sudirman Kav 1, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat 10220

    2. KCU Harmoni 2, Komp. Duta Merlin Blok A 1-2-3, Jl. Gajah Mada No. 3-5

    3. Direktorat Anggaran Ged L Kemenkeu, Jl. Lapangan Banteng Timur Jakarta Pusat

    4. KC Pecenongan, Jl. Pecenongan Raya No. 52 – Jakarta Pusat

    5. KCP Krekot, Jl. H. Samanhudi No. 15-A Jakarta Pusat

    Bank BNI menyediakan layanan ATM dengan pecahan Rp20.000 di beberapa lokasi strategis di Jakarta, Tangerang, dan Depok.* Pixabay.com/mrganso

    6. KCP Mercu Buana, Jl. Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat

    7. Trisakti Kampus B, Jl. Kyai Tapa No. 260, Jakarta Barat

    8. KCP UNTAR 1, Gd. Untar I, Jl. Letjen S. Parman No. 1 Jakarta Barat

    9. Universitas Trisakti (GEMA), Univ. Trisakti kampus A, Jl. Kyai Tapa Jakarta Barat

    10. Universitas Pertamina, JL. Teuku Nyak Arief RT 07 / RW 08 Simprug Kebayoran

    Tangerang:

    1. Alfamart Sepatan 2, Jl. Raya Mauk Sepatan KM 11, RT 002/02 Tangerang

    2. KCP UIN 1, Jl. Raya Ciputat, Tangerang Selatan

    Depok:

    1. Kantor Cabang BNI UI, Komplek Kampus UI Depok (Gedung Perpustakaan Pusat UI Depok)

    2. FIK UI, Kampus UI Depok, Gedung FIK UI, Jl. Prof. DR. Bahder Djohan

    3. Balairung UI Depok, Komplek Kampus UI Depok (Gedung Balairung UI Depok)

    Tips Penarikan Uang Pecahan Rp20.000 di ATM

    – Pastikan ATM BNI yang Anda tuju menyediakan pecahan Rp20.000.

    – Perhatikan ketersediaan uang di ATM tersebut.

    – Lakukan penarikan di ATM yang aman dan terpercaya.

    – Selain BNI, Bank Mandiri juga menyediakan beberapa ATM dengan pecahan uang Rp20.000.

    Manfaatkan fasilitas ATM untuk mendapatkan uang pecahan Rp20.000 dengan bijak. Selalu perhatikan keamanan saat melakukan transaksi di ATM.

    Disclaimer: Ketersediaan uang pecahan Rp20.000 di ATM dapat berubah sewaktu-waktu. Informasi lokasi ATM dapat berubah sewaktu-waktu.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News