Tito Karnavian: Kebijakan Pemda Harus Berdasarkan Data dan Teori yang Teruji
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan, setiap kebijakan publik yang akan diambil kepala daerah harus dibuat berdasarkan teori yang teruji dan data saintifik yang kuat.
Tanpa fondasi ilmiah yang jelas, kata dia, kebijakan hanya akan menjadi langkah coba-coba yang berisiko gagal.
“Teori yang tidak diterjemahkan ke dalam kebijakan hanya akan menjadi diskusi akademik yang indah, tetapi tidak bisa direalisasikan,” ujar Tito dalam siaran pers, Senin (10/11/2025).
Oleh karena itu, ia meminta gubernur dan bupati untuk membuat kebijakan berdasarkan teori yang sudah teruji dan data yang kuat.
Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sriwijaya itu juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi sebagai agen perubahan dan penyeimbang pemerintah dalam proses pembuatan kebijakan publik.
Tito berharap, kampus tidak hanya menjadi tempat pendidikan, tetapi juga aktif memberikan masukan berbasis ilmiah kepada pemerintah.
“Perguruan tinggi terdiri dari orang-orang dengan kapasitas intelektual tinggi yang bisa mengubah budaya masyarakat,” sebutnya.
Oleh karenanya, kata Tito, universitas harus sering memberi masukan berdasarkan referensi dan data ilmiah yang akurat.
Dia menegaskan, perguruan tinggi juga harus menjadi penyeimbang (
counterbalance
) dalam kebijakan publik—bukan oposisi, tetapi mitra strategis yang menyampaikan pandangan objektif dan berbasis riset.
Tito menilai, untuk membuat fungsi itu berjalan optimal, dibutuhkan kekompakan seluruh elemen kampus, mulai dari rektor dan jajaran pimpinan, mahasiswa, hingga senat akademik.
“Rektor dan jajarannya harus kompak, begitu juga senat akademik. Hanya dengan soliditas internal, perguruan tinggi bisa menjalankan peran strategisnya dalam mendukung pembangunan nasional,” katanya.
Selain itu, Tito juga menekankan pentingnya aparatur pemerintahan yang profesional dan efisien untuk menjalankan administrasi pemerintahan dengan baik.
“Kita perlu aparatur pemerintahan yang mampu menjalankan administrasi secara efektif dan efisien. Tanpa itu, kebijakan yang baik sekalipun tidak bisa berjalan optimal,” tegasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Institusi: Universitas Sriwijaya
-
/data/photo/2025/11/10/6911e25a3239d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tito Karnavian: Kebijakan Pemda Harus Berdasarkan Data dan Teori yang Teruji
-
/data/photo/2025/11/09/69105a177e02f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dari Bingung Kerja, Irwandi Kini Mampu Kuliahkan Anak dan Bangun Rumah dari Berjualan Kelapa di Indralaya Regional 9 November 2025
Dari Bingung Kerja, Irwandi Kini Mampu Kuliahkan Anak dan Bangun Rumah dari Berjualan Kelapa di Indralaya
Tim Redaksi
OGAN ILIR, KOMPAS.com
– Irwandi, warga Kelurahan Indralaya Indah, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, telah menekuni usaha berjualan kelapa muda sejak tahun 2014. Usaha tersebut awalnya ia lakukan karena saat itu ia tidak memiliki pekerjaan tetap.
Irwandi bercerita, pada waktu itu ia yang sudah menikah dan memiliki tiga anak bingung harus bekerja apa karena tidak ada lowongan.
Namun, suatu hari, ia melihat penjual
kelapa muda
di Pasar
Indralaya
dan memutuskan mencoba berjualan.
“Langsung saja kelima kelapa muda itu saya beli seharga Rp 1.000 per butir dan saya bawa pulang,” kenangnya.
Sesampainya di rumah, ia menyiapkan peralatan dan mulai berjualan di pinggir jalan lintas Palembang–Indralaya.
“Saya masih teringat siapa yang membeli kelima dogan yang saya jual saat itu, pemilik Sekolah Lingua Prima Indralaya,” katanya.
Melihat peluang, ia mulai membeli kelapa muda langsung dari rumah-rumah warga yang memiliki pohon. Ia membayar orang untuk memanjat dengan upah Rp 500 per butir, ditambah ongkos antar sekitar Rp 45.000.
“Di tahun 2014 harga per butir masih Rp 1.500 di tempat, saya jual Rp 9.000 dengan tambahan es batu dan satu sachet kental manis,” katanya.
Kini usahanya berkembang. Dalam sehari Irwandi dapat menjual sekitar 80 hingga 100 butir kelapa muda dengan harga Rp 10.000 tanpa kental manis dan Rp 12.000 dengan kental manis. Omzet hariannya berkisar Rp 800.000 hingga Rp 1.000.000.
“Seminggu bisa mencapai 350 sampai 500 butir,” ujar Irwandi.
Selain kelapa muda, ia juga menjual empek-empek, model, tekwan, dan pada malam hari berjualan pecel lele.
Dari usahanya, kehidupan Irwandi membaik.
“Alhamdulillah, hasil dari berjualan kelapa muda bisa membiayai kuliah anak di Universitas Sriwijaya, membangun rumah untuk orangtua di kampung halaman, membeli tanah dan kendaraan,” katanya.
Irwandi mengaku tidak khawatir dengan banyaknya penjual kelapa muda lain di Ogan Ilir.
“Saya ini perintis jualan kelapa muda di Indralaya Ogan Ilir, banyak yang datang bertanya dan akhirnya berjualan kelapa muda juga. Tapi saya tidak khawatir sama sekali, saya percaya rejeki Tuhan yang mengatur,” katanya.
Ia berharap usahanya terus berkembang, meski hingga kini belum ada bantuan modal dari pemerintah.
“Belum ada bantuan modal dari pemerintah pak, saya belum pernah mengajukan bantuan modal, kalau pinjaman ke bank pernah sekali,” katanya.
Sementara itu, dua pelanggan, Heru Perkasa dan Ahmad Joko, mengaku senang menikmati kelapa muda di tempat Irwandi.
“Air kelapa mudanya segar dan manis, dan lokasinya adem,” ucap Heru.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Tito Ungkap Bidang Ekonomi Jadi Kekuatan Global
Palembang: Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sriwijaya, Jenderal (Purn) Muhammad Tito Karnavian, mengungkap pandangan strategis arah tatanan dunia baru dalam orasi ilmiah bertajuk ‘Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Indonesia Emas 2045’ pada Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, beberapa waktu lalu.
Tito menjelaskan tatanan global kini tengah mengalami pergeseran paradigma besar. Dunia telah melewati setidaknya lima fase perubahan
Namun Tito menegaskan berpijak pada paradigma konstruktivisme yakni pandangan bahwa kekuatan global kini tidak lagi ditentukan oleh militer semata, melainkan oleh kekuatan ekonomi, budaya, dan pengetahuan.
“Saya berada dalam posisi paradigma konstruktivisme. Artinya, banyak hal kini diselesaikan bukan dengan kekuatan militer, tapi melalui ekonomi, perdagangan, sosial, dan budaya. Pertarungan yang paling menentukan saat ini adalah pertarungan ekonomi,” kata Tito dalam keterangan pers dikutip, Minggu, 9 November 2025.
Tito menjelaskan dalam tatanan dunia baru, pertarungan ekonomi akan menentukan siapa yang menjadi kekuatan dominan. Negara yang mampu memproduksi barang dan jasa secara masif, membanjiri pasar dunia, dan menguasai rantai pasok global akan memegang kendali terhadap ekonomi dunia.
Mengutip pemikiran Sait Yilmaz dalam buku ‘State, Power, and Hegemony’, Tito menjelaskan kapasitas produksi masif suatu negara ditentukan oleh empat faktor utama: pertama angkatan kerja yang besar, sebagai mesin produksi utama. Kedua, sumber daya alam yang melimpah, untuk menopang bahan baku produksi. Ketiga, bentangan wilayah luas, sebagai ruang penyimpanan dan distribusi hasil produksi. Serta letak geografis strategis, yang berperan sebagai choke point dalam perdagangan internasional.
“Saya menambahkan faktor keempat, yaitu letak geografis strategis. Indonesia berada di jalur vital dunia. Jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik, posisi ini dapat memengaruhi ekonomi negara lain,” jelas Tito.
Dengan empat modal besar itu, Tito menilai hanya segelintir negara yang memenuhi syarat menjadi kekuatan dominan dunia yaitu China, India, Amerika Serikat, Rusia, dan Indonesia.
Tito sendiri optimistis Indonesia memiliki peluang besar menjadi kekuatan ekonomi dunia keempat pada 2045, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Namun ia mengingatkan bahwa keunggulan sumber daya alam (SDA) saja tidak cukup. Kunci utama untuk melompat menjadi negara maju adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Negara itu maju bukan karena SDA, tapi karena SDM-nya. Bonus demografi Indonesia sebesar 68,95% dari total populasi harus diarahkan melalui pendidikan agar menjadi kekuatan produktif,” ujar Tito.
Sementara Dosen Hukum Internasional Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Triyana Yohanes, menilai pandangan Tito relevan dengan kondisi global saat ini. Ia menyebut, Tito berhasil menghadirkan narasi strategis berbasis paradigma konstruktivisme yang sejalan dengan tantangan politik internasional modern.
Pandangan Tito layak dijadikan pijakan kebijakan luar negeri Indonesia. Dunia memang masih dalam paradigma konstruktivisme, meski sering terhambat oleh kekuatan militer negara adidaya,” ujar Triyana.
Triyana menilai Tito telah menghadirkan kerangka konstruktivisme modern yang berpijak pada data, riset, dan pengalaman empiris.
Ia juga menilai orasi itu bisa menjadi landasan konseptual bagi Indonesia untuk memperkuat posisi di kancah internasional melalui peningkatan kualitas SDM, penguasaan teknologi, serta pemerintahan yang bersih dan pro-rakyat.
“Saya melihat Tito mendorong Indonesia membangun hegemoni berbasis pengetahuan dan produktivitas ekonomi. Ini jauh lebih berkelanjutan daripada sekadar kekuatan militer,” ungkap Triyana.
Palembang: Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sriwijaya, Jenderal (Purn) Muhammad Tito Karnavian, mengungkap pandangan strategis arah tatanan dunia baru dalam orasi ilmiah bertajuk ‘Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Indonesia Emas 2045’ pada Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, beberapa waktu lalu.
Tito menjelaskan tatanan global kini tengah mengalami pergeseran paradigma besar. Dunia telah melewati setidaknya lima fase perubahan
Namun Tito menegaskan berpijak pada paradigma konstruktivisme yakni pandangan bahwa kekuatan global kini tidak lagi ditentukan oleh militer semata, melainkan oleh kekuatan ekonomi, budaya, dan pengetahuan.“Saya berada dalam posisi paradigma konstruktivisme. Artinya, banyak hal kini diselesaikan bukan dengan kekuatan militer, tapi melalui ekonomi, perdagangan, sosial, dan budaya. Pertarungan yang paling menentukan saat ini adalah pertarungan ekonomi,” kata Tito dalam keterangan pers dikutip, Minggu, 9 November 2025.
Tito menjelaskan dalam tatanan dunia baru, pertarungan ekonomi akan menentukan siapa yang menjadi kekuatan dominan. Negara yang mampu memproduksi barang dan jasa secara masif, membanjiri pasar dunia, dan menguasai rantai pasok global akan memegang kendali terhadap ekonomi dunia.
Mengutip pemikiran Sait Yilmaz dalam buku ‘State, Power, and Hegemony’, Tito menjelaskan kapasitas produksi masif suatu negara ditentukan oleh empat faktor utama: pertama angkatan kerja yang besar, sebagai mesin produksi utama. Kedua, sumber daya alam yang melimpah, untuk menopang bahan baku produksi. Ketiga, bentangan wilayah luas, sebagai ruang penyimpanan dan distribusi hasil produksi. Serta letak geografis strategis, yang berperan sebagai choke point dalam perdagangan internasional.
“Saya menambahkan faktor keempat, yaitu letak geografis strategis. Indonesia berada di jalur vital dunia. Jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik, posisi ini dapat memengaruhi ekonomi negara lain,” jelas Tito.
Dengan empat modal besar itu, Tito menilai hanya segelintir negara yang memenuhi syarat menjadi kekuatan dominan dunia yaitu China, India, Amerika Serikat, Rusia, dan Indonesia.
Tito sendiri optimistis Indonesia memiliki peluang besar menjadi kekuatan ekonomi dunia keempat pada 2045, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Namun ia mengingatkan bahwa keunggulan sumber daya alam (SDA) saja tidak cukup. Kunci utama untuk melompat menjadi negara maju adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Negara itu maju bukan karena SDA, tapi karena SDM-nya. Bonus demografi Indonesia sebesar 68,95% dari total populasi harus diarahkan melalui pendidikan agar menjadi kekuatan produktif,” ujar Tito.
Sementara Dosen Hukum Internasional Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Triyana Yohanes, menilai pandangan Tito relevan dengan kondisi global saat ini. Ia menyebut, Tito berhasil menghadirkan narasi strategis berbasis paradigma konstruktivisme yang sejalan dengan tantangan politik internasional modern.
Pandangan Tito layak dijadikan pijakan kebijakan luar negeri Indonesia. Dunia memang masih dalam paradigma konstruktivisme, meski sering terhambat oleh kekuatan militer negara adidaya,” ujar Triyana.
Triyana menilai Tito telah menghadirkan kerangka konstruktivisme modern yang berpijak pada data, riset, dan pengalaman empiris.
Ia juga menilai orasi itu bisa menjadi landasan konseptual bagi Indonesia untuk memperkuat posisi di kancah internasional melalui peningkatan kualitas SDM, penguasaan teknologi, serta pemerintahan yang bersih dan pro-rakyat.
“Saya melihat Tito mendorong Indonesia membangun hegemoni berbasis pengetahuan dan produktivitas ekonomi. Ini jauh lebih berkelanjutan daripada sekadar kekuatan militer,” ungkap Triyana.
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(PRI)
-

Mendagri: Pertarungan dunia kini di bidang ekonomi
“Saya berada dalam posisi paradigma konstruktivisme. Artinya, banyak hal kini diselesaikan bukan dengan kekuatan militer, tapi melalui ekonomi, perdagangan, sosial, dan budaya. Pertarungan yang paling menentukan saat ini adalah pertarungan ekonomi,”
Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri sekaligus Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Sriwijaya Muhammad Tito Karnavian mengungkapkan bahwa kekuatan global kini tidak lagi ditentukan oleh militer semata, melainkan oleh kekuatan ekonomi, budaya, dan pengetahuan.
“Saya berada dalam posisi paradigma konstruktivisme. Artinya, banyak hal kini diselesaikan bukan dengan kekuatan militer, tapi melalui ekonomi, perdagangan, sosial, dan budaya. Pertarungan yang paling menentukan saat ini adalah pertarungan ekonomi,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu
Pandangan strategis tentang arah tatanan dunia baru tersebut disampaikan orasi ilmiah bertajuk Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Indonesia Emas 2045 pada Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, Sumatera Selatan.
Menurut Tito, dalam tatanan dunia baru, pertarungan ekonomi akan menentukan siapa yang menjadi kekuatan dominan. Negara yang mampu memproduksi barang dan jasa secara masif, membanjiri pasar dunia, dan menguasai rantai pasok global akan memegang kendali terhadap ekonomi dunia.
Mengutip pemikiran Prof. Sait Yilmaz dalam buku State, Power, and Hegemony, Tito menjelaskan bahwa kapasitas produksi masif suatu negara ditentukan oleh empat faktor utama.
Pertama angkatan kerja yang besar, sebagai mesin produksi utama. Kedua, sumber daya alam yang melimpah, untuk menopang bahan baku produksi. Ketiga, bentangan wilayah luas, sebagai ruang penyimpanan dan distribusi hasil produksi. Serta letak geografis strategis, yang berperan sebagai choke point dalam perdagangan internasional.
“Saya menambahkan faktor keempat, yaitu letak geografis strategis. Indonesia berada di jalur vital dunia. Jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik, posisi ini dapat memengaruhi ekonomi negara lain,” tegasnya.
Dengan empat modal besar itu, Tito menilai hanya segelintir negara yang memenuhi syarat menjadi kekuatan dominan dunia, yaitu China, India, Amerika Serikat, Rusia, dan Indonesia.
Tito sendiri optimistis, Indonesia memiliki peluang besar menjadi kekuatan ekonomi dunia keempat pada 2045, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Namun, ia mengingatkan bahwa keunggulan sumber daya alam (SDA) saja tidak cukup. Kunci utama untuk melompat menjadi negara maju adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Negara itu maju bukan karena SDA, tapi karena SDM-nya. Bonus demografi Indonesia sebesar 68,95% dari total populasi harus diarahkan melalui pendidikan agar menjadi kekuatan produktif,” ujarnya.
Ia mencontohkan Singapura di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew yang berhasil menjadi negara maju tanpa SDA melimpah, hanya dengan mengandalkan pendidikan unggul dan beasiswa bagi generasi terbaiknya.
Menurut Tito, arah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto saat ini sudah sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 melalui program pendidikan dan kesehatan rakyat, seperti Sekolah Rakyat, Sekolah Garuda, dan beasiswa kedokteran.
Untuk itu, Tito mengajak perguruan tinggi untuk tidak hanya menjadi menara gading, tetapi tampil sebagai penggerak inovasi dan transformasi nasional. Perguruan tinggi harus berani berinvestasi pada riset, teknologi, dan pengembangan SDM agar mampu mendukung Indonesia dalam menghadapi tatanan dunia baru yang berbasis pengetahuan dan ekonomi digital.
“Perguruan tinggi harus bertransformasi. Dunia berubah cepat, dan kita tidak boleh hanya menjadi penonton. Kita harus jadi pemain utama dalam tatanan global baru,” kata Tito.
Dosen Hukum Internasional Universitas Atma Jaya Yogyakarta Triyana Yohanes menilai pandangan Tito relevan dengan kondisi global saat ini. Ia menyebut, Tito berhasil menghadirkan narasi strategis berbasis paradigma konstruktivisme yang sejalan dengan tantangan politik internasional modern.
Pandangan Tito layak dijadikan pijakan kebijakan luar negeri Indonesia. Dunia memang masih dalam paradigma konstruktivisme, meski sering terhambat oleh kekuatan militer negara adidaya,” ujar Triyana.
Triyana menilai Tito telah menghadirkan kerangka konstruktivisme modern yang berpijak pada data, riset, dan pengalaman empiris.
Ia juga menilai orasi itu bisa menjadi landasan konseptual bagi Indonesia untuk memperkuat posisi di kancah internasional melalui peningkatan kualitas SDM, penguasaan teknologi, serta pemerintahan yang bersih dan pro-rakyat.
“Saya melihat Tito mendorong Indonesia membangun hegemoni berbasis pengetahuan dan produktivitas ekonomi. Ini jauh lebih berkelanjutan daripada sekadar kekuatan militer,” tambahnya.
Lebih jauh, Triyana juga mengaitkan gagasan Tito dengan pandangan ekonom Ray Dalio dalam buku How Countries Go Broke, negara yang ingin bertahan di tengah siklus utang global harus memperkuat SDM, teknologi, dan tata kelola pemerintahan yang bersih.
Menurutnya, orasi Tito mengandung pesan moral bahwa pemerintahan yang visioner dan bebas korupsi adalah prasyarat bagi Indonesia menjadi kekuatan dominan pada 2045.
“Pembangunan hukum dan tata kelola bersih harus menjadi fondasi. Tanpa itu, potensi besar yang disampaikan Tito akan sulit diwujudkan,” tuturnya.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2017/02/01/11224626176663008-IMG-1176780x390.JPG?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jenazah Antasari Azhar Akan Dishalatkan di Masjid Asy Syarif BSD
Jenazah Antasari Azhar Akan Dishalatkan di Masjid Asy Syarif BSD
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.co
m
– Jenazah mantan Ketua KPK Antasari Azhar akan dishalatkan di Masjid Asy Syarif Al Azhar di BSD, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (8/11/2025) bakda ashar.
Antasari Azhar
telah meninggal dunia di usia 72 tahun pada Sabtu (8/11/2025).
Kuasa hukum Antasari Azhar,
Boyamin Saiman
, mengatakan, jenazah almarhum Antasari Azhar akan dishalatkan di
Masjid Asy Syarif
tersebut.
“Betul, tadi dikonfirmasi ke teman-teman jaksa yang lain dan ke pengurus Masjid Asy Syarif akan dilakukan shalat jenazah untuk Pak Azhar, saya jemaah yang sama di masjid itu,” kata Boyamin saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Sabtu (8/11/2025).
Boyamin meminta doa dan agar kesalahan almarhum Antasari Azhar dimaafkan.
“Mohon doa dan dimaafkan kesalahannya, dan kita doakan dapat pahala sebanyak-banyaknya di akhirat. Saya menyampaikan selaku kuasa hukum,” ujarnya.
Boyamin mengatakan kabar meninggalnya Antasari Azhar telah dipastikannya lewat konfirmasi para kolega.
“Betul, tadi dikonfirmasi ke teman-teman jaksa yang lain,” kata Boyamin.
Antasari Azhar lahir di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, pada 18 Maret 1953.
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya ini meniti kariernya di dunia hukum dan kejaksaan sebelum dikenal publik sebagai salah satu tokoh penting dalam pemberantasan korupsi.
Ia pernah menjabat di berbagai posisi strategis di Kejaksaan Agung, termasuk sebagai Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Kejaksaan Tinggi di beberapa daerah. Ketekunannya di dunia penegakan hukum mengantarkannya terpilih menjadi Ketua KPK pada 18 Desember 2007, menggantikan Taufiqurahman Ruki.
Dia menjadi Ketua KPK pada periode 2007-2009.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2017/02/01/11224626176663008-IMG-1176780x390.JPG?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jenazah Antasari Azhar Akan Dishalatkan di Masjid Asy Syarif BSD
Jenazah Antasari Azhar Akan Dishalatkan di Masjid Asy Syarif BSD
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.co
m
– Jenazah mantan Ketua KPK Antasari Azhar akan dishalatkan di Masjid Asy Syarif Al Azhar di BSD, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (8/11/2025) bakda ashar.
Antasari Azhar
telah meninggal dunia di usia 72 tahun pada Sabtu (8/11/2025).
Kuasa hukum Antasari Azhar,
Boyamin Saiman
, mengatakan, jenazah almarhum Antasari Azhar akan dishalatkan di
Masjid Asy Syarif
tersebut.
“Betul, tadi dikonfirmasi ke teman-teman jaksa yang lain dan ke pengurus Masjid Asy Syarif akan dilakukan shalat jenazah untuk Pak Azhar, saya jemaah yang sama di masjid itu,” kata Boyamin saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Sabtu (8/11/2025).
Boyamin meminta doa dan agar kesalahan almarhum Antasari Azhar dimaafkan.
“Mohon doa dan dimaafkan kesalahannya, dan kita doakan dapat pahala sebanyak-banyaknya di akhirat. Saya menyampaikan selaku kuasa hukum,” ujarnya.
Boyamin mengatakan kabar meninggalnya Antasari Azhar telah dipastikannya lewat konfirmasi para kolega.
“Betul, tadi dikonfirmasi ke teman-teman jaksa yang lain,” kata Boyamin.
Antasari Azhar lahir di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, pada 18 Maret 1953.
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya ini meniti kariernya di dunia hukum dan kejaksaan sebelum dikenal publik sebagai salah satu tokoh penting dalam pemberantasan korupsi.
Ia pernah menjabat di berbagai posisi strategis di Kejaksaan Agung, termasuk sebagai Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Kejaksaan Tinggi di beberapa daerah. Ketekunannya di dunia penegakan hukum mengantarkannya terpilih menjadi Ketua KPK pada 18 Desember 2007, menggantikan Taufiqurahman Ruki.
Dia menjadi Ketua KPK pada periode 2007-2009.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2019/07/02/1189512527.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia Nasional
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar meninggal dunia.
“Betul, tadi dikonfirmasi ke temen-temen jaksa yang lain,” kata kuasa hukum
Antasari Azhar
, Boyamin Saiman, saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Sabtu (8/11/2025).
Boyamin mengatakan, Antasari Azhar akan dishalatkan di Masjid Asy Syarif, BSD, Tangerang Selatan.
“Dan ke pengurus masjid Asy Syarif akan dilakukan salat jenazah pada ashar, saya jemaah yang sama di masjid itu, jadi saya pastikan Pak Antasari meninggal,” ujarnya.
Boyamin juga meminta masyarakat untuk mendoakan dan memaafkan almarhum Antasari Azhar.
“Mohon doa dan dimaafkan kesalahannya, dan kita doakan dapat pahala sebanyak-banyaknya di akhirat, saya menyampaikan selaku kuasa hukum,” ucap dia.
Antasari Azhar lahir di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, pada 18 Maret 1953.
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya ini meniti kariernya di dunia hukum dan kejaksaan sebelum dikenal publik sebagai salah satu tokoh penting dalam pemberantasan korupsi.
Ia pernah menjabat di berbagai posisi strategis di Kejaksaan Agung, termasuk sebagai Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Kejaksaan Tinggi di beberapa daerah. Ketekunannya di dunia penegakan hukum mengantarkannya terpilih menjadi Ketua KPK pada 18 Desember 2007, menggantikan Taufiqurahman Ruki.
Dia menjadi Ketua KPK pada periode 2007-2009.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/03/69086ca10f776.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sampaikan Orasi Ilmiah di Unsri, Mendagri Uraikan Peran Pendidikan Tinggi Songsong Indonesia Emas 2045
Sampaikan Orasi Ilmiah di Unsri, Mendagri Uraikan Peran Pendidikan Tinggi Songsong Indonesia Emas 2045
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyampaikan orasi ilmiah pada acara Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya (Unsri) di Auditorium Unsri Kampus Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel), Senin (3/11/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Tito selaku Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unsri memaparkan peran penting pendidikan tinggi dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, Indonesia Emas 2045 bukan sekadar momentum seratus tahun kemerdekaan RI, melainkan sebuah harapan, target, sekaligus proyeksi bahwa Indonesia akan sejajar dengan negara-negara maju pada 2045.
Keyakinan tersebut juga sejalan dengan berbagai prediksi lembaga internasional, seperti International Monetary Fund (IMF), McKinsey, dan World Bank.
“Dengan
trajectory
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik yang baik, Indonesia akan melompat. Tahun 2040 sampai 2045 menjadi kekuatan ekonomi dominan nomor empat atau nomor lima terbesar di dunia,” ujar Tito dalam keterangan resminya, Senin.
Ia optimistis, proyeksi tersebut dapat diwujudkan. Keyakinan ini dilandasi oleh banyaknya potensi Indonesia, salah satunya pertumbuhan ekonomi yang kuat.
Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi dari sisi struktur sosial-ekonomi, khususnya tumbuhnya kelas menengah.
Tito menilai, dominasi kelas menengah yang terdidik dan terlatih akan menjadi pendorong utama Indonesia menuju negara maju.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, tercatat 17,13 persen penduduk Indonesia merupakan kelas menengah, sedangkan 49,22 persen merupakan masyarakat menuju kelas menengah.
“Artinya, ada harapan untuk kita menjadi negara maju yang didominasi kelas menengah,” ungkap Tito.
Ia menambahkan, keyakinan lain terhadap terwujudnya Indonesia sebagai negara maju didasarkan pada dua hal, yakni perubahan paradigma pertarungan dunia dari realisme ke liberalisme dan konstruktivisme, serta studi empiris personal.
Pada aspek
pertama
, Tito menjelaskan bahwa paradigma realisme melihat negara sebagai aktor utama dalam politik global.
Pandangan tersebut kemudian bergeser ke paradigma liberalisme yang menekankan peran aktor non-negara sebagai tokoh sentral.
Saat ini, dinamika itu berkembang ke paradigma konstruktivisme yang memuat norma-norma yang mengatur negara maupun aktor non-negara.
Pada aspek
kedua
, Tito menceritakan pengalamannya menyaksikan sejumlah negara yang mengalami kemajuan pesat.
Ia mencontohkan transformasi China, yang semula negara berkembang, namun kini menjadi kekuatan ekonomi dunia berkat optimalisasi sumber daya manusia (SDM).
“Kalau sumber daya manusianya hebat, sumber daya alamnya juga hebat, dikelola baik (kita akan) melompat ke negara (maju). Kunci (kita) adalah pendidikan, untuk menjadi tenaga kerja yang unggul, maka angkatan kerja kita harus terdidik dan terlatih, serta sehat,” tegas Tito.
Sebagai informasi, kegiatan tersebut juga dihadiri Gubernur Sumsel Herman Deru, Rektor Unsri Taufiq Marwa, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Agus Fatoni, Wali Kota Palembang Ratu Dewa, Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar, dan Bupati Musi Banyuasin M Toha Tohet.
Hadir pula para sivitas akademika Unsri, forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) Provinsi Sumsel, serta pejabat terkait lainnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Laut Alor Mendadak Dingin! Bikin Ikan Pingsan dan Lumba-Lumba Bermunculan
Jakarta –
Fenomena laut yang tak biasa terjadi di perairan Selat Mulut Kumbang, Alor Kecil, Nusa Tenggara Timur. Dalam waktu kurang dari satu jam, suhu air laut di kawasan tropis itu mendadak anjlok dari 28°C menjadi hanya 12°C, penurunan ekstrem yang belum pernah tercatat sebelumnya di dunia.
Peristiwa ini dikenal sebagai Extreme Upwelling Event (EUE), di mana massa air laut sangat dingin dari lapisan dalam naik secara tiba-tiba ke permukaan. Fenomena tersebut kini menjadi fokus penelitian para ahli oseanografi dari Universitas Diponegoro (Undip) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama mitra dalam dan luar negeri.
“Biasanya penurunan suhu akibat upwelling di daerah tropis hanya sekitar dua derajat celcius, tetapi di Alor kami mencatat penurunan hingga sepuluh derajat hanya dalam waktu singkat sekitar satu jam,” jelas Achmad Sahri, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Sistem Biota BRIN, dikutip dari website, Minggu (2/11/2025).
Guru Besar Oseanografi Undip Anindya Wirasatriya, yang memimpin riset ini, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi bersamaan dengan pasang purnama (spring tide) yang memicu pergerakan vertikal air laut dengan kecepatan sekitar 0,012 meter per detik.
“Selain suhu yang anjlok, salinitas air laut juga meningkat dari 30 PSU menjadi 36 PSU, menunjukkan bahwa air yang naik berasal dari lapisan laut yang lebih dalam, di mana suhu lebih rendah dan kadar garam lebih tinggi,” kata Anindya.
EUE di Alor berlangsung 1-4 hari, dan bisa muncul dua kali sehari mengikuti siklus pasang surut. Karena jarang terjadi di daerah tropis, fenomena ini dianggap unik secara global.
“EUE ini unik karena belum pernah dilaporkan di wilayah tropis lainnya. Artinya, dinamika dan topografi lokal Selat Mulut Kumbang memiliki karakteristik khusus yang memicu fenomena langka ini,” tambahnya.
Menurut Anindya, fenomena ini dipicu oleh interaksi kompleks antara arus pasang surut, arus laut dalam, dan bentuk dasar laut yang sempit serta curam. Saat pasang naik, arus membawa air dingin dari kedalaman ke utara melalui saluran bawah laut, sementara arus hangat Indonesian Throughflow (ITF) bergerak ke selatan.
Disampaikanya bahwa pertemuan dua arus itu menciptakan turbulensi kuat yang mendorong air dingin naik ke permukaan.
EUE juga hanya terjadi pada periode Agustus-November, saat sistem monsun tahunan mempengaruhi dinamika arus laut. Kombinasi faktor pasang surut, arus laut dalam, topografi, dan monsun menjadikan Selat Mulut Kumbang sebagai lokasi ideal bagi fenomena langka ini.
Fenomena laut yang tak biasa terjadi di perairan Selat Mulut Kumbang, Alor Kecil, Nusa Tenggara Timur. Dalam waktu kurang dari satu jam, suhu air laut di kawasan tropis itu mendadak anjlok dari 28°C menjadi hanya 12°C, penurunan ekstrem yang belum pernah tercatat sebelumnya di dunia. Foto: BRIN
Dampak Ekologis dan Potensi Wisata
Penurunan suhu ekstrem berdampak langsung pada kehidupan laut. Banyak ikan tropis mengalami kejutan termal hingga pingsan, sehingga mudah ditangkap nelayan setempat.
“Kondisi tersebut juga menarik perhatian lumba-lumba dan mamalia laut lainnya yang memanfaatkan momen tersebut untuk berburu ikan,” ungkap Sahri.
Selain dampak ekologis, EUE di Alor juga dinilai memiliki potensi ekonomi dan wisata ilmiah. “Masyarakat dapat mengamati lumba-lumba dari bibir pantai atau tubir, tanpa harus menggunakan perahu yang dapat mengganggu tingkah laku biota tersebut,” tambahnya.
Penelitian ini melibatkan kolaborasi lintas institusi, di antaranya BRIN, Universitas Diponegoro, Universitas Tribuana Kalabahi, Universitas Sriwijaya, Konservasi Indonesia, serta mitra internasional dari University of Maryland, Tohoku University, University of Tsukuba, dan Srinakharinwirot University Thailand. Tim juga bekerja sama dengan DKP Kabupaten Alor dan DKP Provinsi NTT.
“Kami fokus memahami hubungan antara dinamika oseanografi ekstrem dan respons biologis lumba-lumba di wilayah tersebut,” ujar Sahri.
Para peneliti berharap temuan ini tak hanya menambah wawasan ilmiah, tapi juga menjadi dasar pengelolaan sumber daya laut dan ekowisata berkelanjutan di Alor dan sekitarnya.
“Fenomena ini adalah pengingat betapa dinamisnya laut Indonesia. Di balik keindahannya, terdapat sistem alam yang kompleks dan masih menyimpan banyak misteri untuk diungkap,” pungkas Sahri.
(agt/agt)
-

Ngeri! Suhu Turun Drastis di Laut Alor, Ikan-Ikan Mendadak Pingsan
Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena laut ekstrem terjadi di perairan Selat Mulut Kumbang, Alor Kecil, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam waktu kurang dari satu jam, suhu air laut tropis di kawasan itu mendadak turun tajam dari sekitar 28°C menjadi 12°C.
Peneliti Ahli Madya BRIN, Achmad Sahri mengatakan, fenomena langka ini disebut Extreme Upwelling Event (EUE) dan belum pernah tercatat di wilayah tropis manapun di dunia. Ia menjelaskan, EUE adalah peristiwa naiknya massa air laut yang sangat dingin dari kedalaman menuju permukaan secara tiba-tiba.
“Biasanya penurunan suhu akibat upwelling di daerah tropis hanya dua derajat, tapi di Alor kami mencatat penurunan hingga sepuluh derajat dalam waktu sekitar satu jam,” kata Sahri dikutip dari laman resmi BRIN, Sabtu (1/110/2025).
Guru Besar Oseanografi Universitas Diponegoro, Anindya Wirasatriya, yang memimpin riset bersama BRIN mengatakan, fenomena ini terjadi bersamaan dengan fase pasang purnama (spring tide) yang memicu pergerakan vertikal massa air dengan kecepatan sekitar 0,012 meter per detik. Selain suhu yang merosot, kata ia, kadar garam air laut meningkat dari 30 menjadi 36 PSU.
“Ini menandakan air dingin berasal dari lapisan laut dalam,” imbuhnya.
Anindya bilang, fenomena ini berlangsung 1-4 hari dan bisa muncul dua kali sehari mengikuti pola pasang surut. Dampaknya langsung terasa bagi ekosistem laut setempat.
Banyak ikan tropis mengalami thermal shock atau “pingsan” akibat perubahan suhu mendadak, membuatnya mudah ditangkap warga. “Fenomena ini juga menarik lumba-lumba dan mamalia laut lain yang datang untuk berburu,” ujarnya.
Para peneliti menyebut, besarnya perubahan suhu menunjukkan adanya kombinasi unik antara arus pasang surut, arus laut dalam, dan bentuk dasar laut yang sempit serta curam di wilayah Alor. Saat pasang naik, arus dari kedalaman bergerak ke utara sementara arus hangat Indonesian Throughflow (ITF) mengalir ke selatan.
Pertemuan dua arus ini menciptakan turbulensi kuat yang mendorong air dingin naik ke permukaan.
“Belum ada laporan fenomena serupa di laut tropis lain. Dinamika dan topografi Selat Mulut Kumbang memang sangat khas,” jelas Anindya.
Potensi Riset dan Wisata Ilmiah
Selain nilai ilmiah, EUE juga membuka peluang bagi pengembangan wisata edukatif berbasis konservasi. Warga maupun wisatawan bisa menyaksikan aktivitas lumba-lumba dari tepi pantai tanpa harus mengganggu habitatnya.
BRIN bersama sejumlah universitas dalam dan luar negeri, termasuk Universitas Diponegoro, Universitas Tribuana Kalabahi, Universitas Sriwijaya, University of Maryland, Tohoku University, dan University of Tsukuba kini meneliti lebih lanjut interaksi antara dinamika oseanografi ekstrem dan perilaku mamalia laut di Alor.
“Fenomena ini jadi pengingat bahwa laut Indonesia sangat dinamis dan menyimpan banyak misteri. Di balik keindahannya, ada sistem alam yang kompleks yang masih terus kami pelajari,” kata Sahri.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]