Institusi: Universitas Indonesia

  • Hasan Nasbi Ditunjuk jadi Komisaris Pertamina Usai Dicopot dari Kepala PCO

    Hasan Nasbi Ditunjuk jadi Komisaris Pertamina Usai Dicopot dari Kepala PCO

    GELORA.CO – Mantan Kepala Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi, ditunjuk sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero).

    Perombakan di lingkaran komunikasi kepresidenan sebelumnya membuat Hasan digantikan oleh Angga Raka Prabowo. Selain pergantian posisi, lembaga tersebut juga berganti nama menjadi Badan Komunikasi Pemerintah (BKP).

    Nama Hasan Nasbi kini telah tercantum dalam daftar resmi jajaran komisaris Pertamina di situs perseroan per Minggu (20/9/2025). 

    “Ditunjuk sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero) berdasarkan Keputusan Menteri BUMN dan Direktur Utama PT Danantara Asset Management selaku pemegang saham PT Pertamina (Persero) Nomor SK-247/MBU/09/2025 dan Nomor SK.055/DI-DAM/DO/2025 Tentang Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero),” demikian tertulis di keterangan profil Hasan Nasbi.

    Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, membenarkan penunjukan tersebut.

    “Mengacu salinan keputusan para pemegang saham perusahaan, Bapak Hasan Nasbi ditetapkan sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero) per tanggal 11 September 2025,” ujarnya lewat pesan tertulis.

    Pertamina turut menampilkan profil singkat Hasan Nasbi. Ia lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 11 Oktober 1979, dan merupakan lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Sebelumnya, Hasan pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia.

    Dalam jajaran komisaris Pertamina, Hasan akan bergabung bersama Mochamad Iriawan, Todotua Pasaribu, Heru Pambudi, Bambang Suswantono, Condro Kirono, Nanik Sudaryati Deyang, dan Raden Adjeng Sondaryani.

  • ​Riset Ungkap Kaitan Paparan BPA dengan Berbagai Penyakit

    ​Riset Ungkap Kaitan Paparan BPA dengan Berbagai Penyakit

    Jakarta: Ratusan riset di bidang kesehatan yang terbit di jurnal-jurnal ilmiah menunjukkan risiko kesehatan akibat paparan BPA (Bisphenol A), bahan kimia pembentuk plastik polikarbonat yang lazim digunakan dalam galon air minum guna ulang.

    Studi dalam BMC Endocrine Disorders (2018) melihat hubungan positif antara paparan BPA dengan penyakit diabetes tipe 2. “BPA berpotensi memicu hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2, dan gangguan tumbuh kembang anak,” kata dr. Agustina Puspitasari, dokter spesialis kedokteran okupasi, mengonfirmasi hasil studi tersebut.

    Studi dalam Human Reproduction (2010) juga membuktikan paparan BPA di tempat kerja dapat menimbulkan efek buruk pada gangguan reproduksi, terutama—dalam konteks studi ini—berupa disfungsi seksual pada pekerja pria. “Karena sifatnya adalah hormone disruptor, maka BPA bisa memengaruhi segala hal, baik laki-laki maupun perempuan. Laki-laki dan perempuan bahkan bisa infertile atau mandul,” ujar dr. Ulul Albab, dokter spesialis obstetri dan ginekologi.

    Konsep gangguan hormon baru dikenal pada dekade 1990-an. BPA adalah salah satu zat kimia yang bisa meniru fungsi hormon alami tubuh, sehingga dapat mengacaukan sistemnya. Itulah kenapa baru dalam dua dekade terakhir, risiko kesehatan dari paparan BPA mulai banyak dibahas para ahli.

    Studi dalam Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology (2017) kemudian menemukan hubungan paparan BPA dengan perkembangan mental anak, seperti tingkat kecemasan, depresi, hiperaktivitas, ketidakmampuan berkonsentrasi, dan masalah perilaku lain. 

    “Pada studi epidemiologi, kadar BPA dalam darah atau urin pada anak usia pertumbuhan berkorelasi erat dengan gangguan perilaku, kecemasan, dan depresi,” ujar Profesor Junaidi Chotib, guru besar Farmakologi Universitas Airlangga, Surabaya, yang melakukan penelitian dampak kesehatan dari paparan BPA.
     

    BPA adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membentuk kemasan plastik keras atau polikarbonat. Dalam kehidupan sehari-hari, kemasan polikarbonat dapat ditemukan pada botol bayi, wadah makanan, lapisan kaleng, dan galon air minum guna ulang.

    Pakar polimer dari Universitas Indonesia, Profesor Mochamad Chalid, mengibaratkan plastik seperti untaian kalung dan BPA adalah salah satu mata rantainya. “Pada saat digunakan, sangat mungkin mata rantai tersebut lepas, sehingga menimbulkan permasalahan,” jelasnya. Faktor-faktor seperti paparan sinar matahari, suhu tinggi, dan pencucian berulang, menurut Profesor Chalid, dapat meningkatkan risiko pelepasan BPA ke dalam produk pangan.

    Dalam sejarah kesehatan, kita bisa mencatat banyak bahan kimia yang dulunya dianggap aman ternyata kemudian terbukti berbahaya. Asbes digunakan 100 tahun sebelum kemudian terbukti menyebabkan kanker. 
    Rokok dianggap aman selama 50 tahun sebelum terbukti menyebabkan kanker paru. “Paparan BPA dengan berbagai kadar dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan gangguan kesehatan,” kata Profesor Junaidi.

    Oleh karena itu, Dr. dr. Dien Kurtanty, dokter dan penulis buku BPA Free: Perisai Keluarga dari Zat Kimia Berbahaya berharap pemerintah, industri, dan masyarakat makin menyadari bahaya dari paparan BPA. “Jangan sampai risiko-risiko kesehatan terkait BPA ini berimbas dan dilimpahkan pada pelayanan kesehatan,” ujarnya.

    Jakarta: Ratusan riset di bidang kesehatan yang terbit di jurnal-jurnal ilmiah menunjukkan risiko kesehatan akibat paparan BPA (Bisphenol A), bahan kimia pembentuk plastik polikarbonat yang lazim digunakan dalam galon air minum guna ulang.
     
    Studi dalam BMC Endocrine Disorders (2018) melihat hubungan positif antara paparan BPA dengan penyakit diabetes tipe 2. “BPA berpotensi memicu hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2, dan gangguan tumbuh kembang anak,” kata dr. Agustina Puspitasari, dokter spesialis kedokteran okupasi, mengonfirmasi hasil studi tersebut.
     
    Studi dalam Human Reproduction (2010) juga membuktikan paparan BPA di tempat kerja dapat menimbulkan efek buruk pada gangguan reproduksi, terutama—dalam konteks studi ini—berupa disfungsi seksual pada pekerja pria. “Karena sifatnya adalah hormone disruptor, maka BPA bisa memengaruhi segala hal, baik laki-laki maupun perempuan. Laki-laki dan perempuan bahkan bisa infertile atau mandul,” ujar dr. Ulul Albab, dokter spesialis obstetri dan ginekologi.

    Konsep gangguan hormon baru dikenal pada dekade 1990-an. BPA adalah salah satu zat kimia yang bisa meniru fungsi hormon alami tubuh, sehingga dapat mengacaukan sistemnya. Itulah kenapa baru dalam dua dekade terakhir, risiko kesehatan dari paparan BPA mulai banyak dibahas para ahli.
     
    Studi dalam Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology (2017) kemudian menemukan hubungan paparan BPA dengan perkembangan mental anak, seperti tingkat kecemasan, depresi, hiperaktivitas, ketidakmampuan berkonsentrasi, dan masalah perilaku lain. 
     
    “Pada studi epidemiologi, kadar BPA dalam darah atau urin pada anak usia pertumbuhan berkorelasi erat dengan gangguan perilaku, kecemasan, dan depresi,” ujar Profesor Junaidi Chotib, guru besar Farmakologi Universitas Airlangga, Surabaya, yang melakukan penelitian dampak kesehatan dari paparan BPA.
     

     
    BPA adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membentuk kemasan plastik keras atau polikarbonat. Dalam kehidupan sehari-hari, kemasan polikarbonat dapat ditemukan pada botol bayi, wadah makanan, lapisan kaleng, dan galon air minum guna ulang.
     
    Pakar polimer dari Universitas Indonesia, Profesor Mochamad Chalid, mengibaratkan plastik seperti untaian kalung dan BPA adalah salah satu mata rantainya. “Pada saat digunakan, sangat mungkin mata rantai tersebut lepas, sehingga menimbulkan permasalahan,” jelasnya. Faktor-faktor seperti paparan sinar matahari, suhu tinggi, dan pencucian berulang, menurut Profesor Chalid, dapat meningkatkan risiko pelepasan BPA ke dalam produk pangan.
     
    Dalam sejarah kesehatan, kita bisa mencatat banyak bahan kimia yang dulunya dianggap aman ternyata kemudian terbukti berbahaya. Asbes digunakan 100 tahun sebelum kemudian terbukti menyebabkan kanker. 
    Rokok dianggap aman selama 50 tahun sebelum terbukti menyebabkan kanker paru. “Paparan BPA dengan berbagai kadar dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan gangguan kesehatan,” kata Profesor Junaidi.
     
    Oleh karena itu, Dr. dr. Dien Kurtanty, dokter dan penulis buku BPA Free: Perisai Keluarga dari Zat Kimia Berbahaya berharap pemerintah, industri, dan masyarakat makin menyadari bahaya dari paparan BPA. “Jangan sampai risiko-risiko kesehatan terkait BPA ini berimbas dan dilimpahkan pada pelayanan kesehatan,” ujarnya.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Banyak Pria Dewasa di RI Dihantui Kanker Usus, Kemenkes Buka Data

    Banyak Pria Dewasa di RI Dihantui Kanker Usus, Kemenkes Buka Data

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengatakan per 17 September 2025 sudah ada 32 juta masyarakat yang telah mendaftar cek kesehatan gratis (CKG). Salah satu penyakit yang paling banyak ditemukan di program ini adalah kanker usus.

    Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes Maria Endang Sumiwi mengatakan sekitar 24 persen dari dewasa berusia 45 tahun ke atas yang telah mengikuti CKG berisiko terkena kanker usus.

    “Kanker usus risikonya cukup tinggi, 24,2 persen pada populasi tertentu yaitu di atas 45 tahun laki-laki ya yang kami periksa,” kata Maria Endang di Kantor Badan Komunikasi Pemerintahan, Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2025).

    Apa Pemicu Kanker Usus?

    Kanker usus atau kanker kolorektal adalah kanker yang berkembang di usus besar (kolon) atau rektum. Penyakit ini menjadi salah satu penyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia.

    Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof dr Ari Fahrial Syam, SpPD mengatakan gaya hidup yang kurang baik menjadi faktor penyebab munculnya kondisi ini.

    “Orang kan sekarang sering pegang gadget, jadi malas bergerak, pola makan steak, daging, beef steak kan ada di mana-mana, terlebih juga kurang makan sayur. Sekarang bukan hanya 60 tahun ke atas, tetapi usia 20 mulai ada yang terkena kanker kolorektal, dan usia 30, 40 tahun, sudah umum,” tutur Prof Ari saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

    “Dan faktor risiko lainnya, di kita masih banyak yang merokok, satu dari tiga orang dewasa merokok, obesitas tinggi, menyebabkan kanker kolorektal (usus besar) cenderung semakin muda,” lanjutnya.

    Menurut Prof Ari, kanker usus besar memang seringkali tidak menimbulkan gejala di awal. Hal ini membuat tenaga medis banyak menemukan kasus kanker usus yang sudah stadium lanjut.

    “Biasanya kalau sudah muncul gejala itu sudah stadium lanjut. Proporsi usia muda kena kanker sekarang sudah hampir 50:50,” beber Prof Ari.

    Gejala yang kerap tidak disadari adalah sulitnya buang air besar, perdarahan saat BAB, hingga muncul benjolan tumor.

    “Itu makanya pentingnya skrining. Makanya kita minta pemerintah segera melakukan skrining massal yang juga berkaitan dengan kolorektal skrining,” pungkas dia.

    (dpy/naf)

  • Kriminolog Duga Motif Lain Otak Pencuri Rekening Dormant Tega Bunuh Kacab Bank

    Kriminolog Duga Motif Lain Otak Pencuri Rekening Dormant Tega Bunuh Kacab Bank

    Jakarta

    Polda Metro Jaya telah membongkar kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang (kacab) salah satu bank di Jakarta, Ilham Pradipta (37). Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menilai polisi belum mengungkap semua fakta terkait tersebut.

    “Menurut saya, yang masih bisa dielaborasi dan memang polisi nampaknya belum mengungkap semuanya adalah kaitan korban dengan para pelaku (khususnya aktor intelektual),” kata Adrianus kepada wartawan, Kamis (18/9/2025).

    Adrianus menduga korban sebelum ‘diincar’ untuk diculik dan dibunuh itu telah ada komunikasi dengan aktor intelektual kasus yang membahas terkait pencurian dana dalam rekening tak aktif (dormant). Namun, Ilham diduga tidak berkendak dengan pemufakatan jahat dari pelaku.

    “Saya masih menduga bahwa pada tingkat tertentu, sebenarnya korban memiliki komunikasi dengan pelaku, sehingga kemudian sampailah pada kesepakatan untuk korban membuka rekening dormant agar kemudian di-follow up oleh para aktor intelektual secara digital,” ucap Adrianus.

    Dia menduga para aktor intelektual kecewa dan marah karena korban tak kooperatif. Pada akhirnya niat jahat itu takut dibongkar oleh Ilham, para pelaku merencanakan untuk membunuh korban.

    “Terkait situasi ini, sekali lagi saya membayangkan para aktor intelektual merasa marah karena merasa dikhianati sekaligus juga menganggap korban mengetahui terlalu banyak atas persiapan yang sudah dilakukan sehingga kematian korban dianggap sebagai justified. Daripada mereka semua ketahuan dan terbongkar, maka lebih baik korban yang lebih dulu dibungkam,” ujarnya.

    Ilham Diculik Berujung Tewas

    Ilham Pradipta diketahui diculik saat berbelanja di pusat perbelanjaan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada 20 Agustus 2025. Ilham lalu ditemukan tewas di semak-semak di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8) lalu dengan kondisi wajah, kaki, dan tangan terikat lakban hitam.

    Penculikan Ilham ini diawali dari niat jahat tersangka Ken alias C mencuri dana dalam rekening dormant atau rekening nganggur. Namun Ken membutuhkan persetujuan atau otorisasi kepala cabang bank untuk bisa melakukan pencurian dana dari rekening dormant ke rekening penampungan yang telah disiapkannya.

    Polisi mengungkap Ken mengetahui rekening dormant yang hendak dicuri dari sosok S. Namun, kata polisi, Ken masih berkelit soal siapa sebenarnya S.

    “Terkait rekening dormant, hasil pemeriksaan, Saudara C alias K itu mendapatkan informasi dari temannya dengan inisial S. Ini masih kita dalami dan melakukan pengejaran, karena identitasnya belum jelas disampaikan,” kata Dirkrimum Polda Metro Kombes Wira Satya Triputra.

    Wira mengatakan penyidik belum bisa memastikan berapa jumlah uang yang ada dalam rekening dormant yang hendak dicuri oleh para tersangka. Wira mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman.

    Ken lalu melakukan pertemuan dengan pengusaha sekaligus motivator Dwi Hartono dan tersangka AAM. Dalam pertemuan, ada dua opsi yang dibahas salah satunya melakukan pemaksaan dengan ancaman kekerasan terhadap kepala cabang bank dan setelah itu korban akan dilepaskan. Sementara opsi kedua ialah melakukan pemaksaan dan kekerasan dan berujung membunuh korban

    Singkat cerita dipilih opsi pertama untuk menculik korban dengan melibatkan para tersangka lain mulai dari tim pengintai hingga penculik. Nama Ilham Pradipta pun dipilih secara acak berdasarkan kartu nama yang mereka miliki.

    Saat ini, ada 15 orang tersangka yang ditangkap dan diproses hukum oleh Polda Metro Jaya. Polisi juga masih memburu satu pelaku lainnya berinisial EG. Selain itu, ada dua orang prajurit Kopassus berinisial Kopda FH dan Serka N yang diduga terlibat dan sudah diproses hukum oleh Pomdam Jaya.

    Para tersangka sudah ditahan dan dijerat dengan Pasal 328 KUHP tentang Penculikan dan/atau Pasal 333 KUHP tentang tindakan merampas kemerdekaan seseorang.

    Awal Mula Kartu Nama Ilham Jatuh ke Penculik

    Polisi menyebut penculik Ilham Pradipta memilih korban hanya berdasarkan kartu nama yang dipilih secara acak. Keluarga mengungkap awal mula kartu nama Ilham jatuh ke tangan si penculik.

    Kuasa hukum keluarga Ilham, Boyamin Saiman, mengatakan ada orang diduga bagian dari komplotan sempat mendatangi kantor Ilham di Cempaka Putih. Saat itu, katanya, orang tersebut mengaku mau mengurus ATM tapi meminta bertemu pimpinan.

    “Ada orang mendatangi kantor cabang, Cempaka Putih akan mengurus ATM, tapi nggak membawa KTP. Rekening ditanya nggak tidak punya. Tapi ujung-ujungnya meminta untuk bertemu pimpinan. Kan berarti mau bertemu pimpinan kan, tapi kemudian tidak berhasil,” kata Boyamin.

    Boyamin menyebut korban Ilham dan otak penculikan C alias Ken juga sempat bertemu untuk pengurusan Electronic Data Capture (EDC). Namun, Boyamin tidak merinci kapan pertemuan tersebut terjadi.

    “Bahwa adalah almarhum pernah menawari salah satu mungkin C karena dia punya bisnis nawari untuk masang EDC untuk gesek kartu tunai, kartu kredit ATM. Jadi dia punya usaha,” ujarnya.

    Saat itulah, korban disebut memberikan kartu nama kepada Ken. Kartu nama itulah yang diduga digunakan Ken memilih korban sebagai kacab bank yang diculik dan dipaksa untuk memberi otorisasi agar Ken dkk bisa mencuri dana dari rekening dormant atau nganggur.

    “Karena almarhum sudah pernah mendatangi yang bersangkutan untuk memberikan kartu nama dan kalau random kan tidak begitu. (Pemberian kartu nama) untuk menawarkan bisnis untuk rekening dan segala macam dan sudah bertemu sebelumnya si C, sudah ketemu. Makanya kartu namanya disimpan,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (fas/jbr)

  • Ambisi Danantara Pertebal Kepemilikan Saham Freeport dengan Harga Cuma-cuma

    Ambisi Danantara Pertebal Kepemilikan Saham Freeport dengan Harga Cuma-cuma

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mulai mengebut kembali negosiasi penambahan kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia (PTFI) setelah jalan di tempat selama 2 tahun terakhir.

    Dalam perkembangan terbaru, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara mengupayakan agar pemerintah melalui holding BUMN tambang MIND ID dapat menambah kepemilikan sebesar 12% di PTFI. Target baru ini lebih besar dari rencana semula yang hanya sebesar 10%.

    CEO Danantara Rosan P. Roeslani mengatakan bahwa rencana akuisisi saham tersebut masih menunggu arahan dari Presiden Prabowo Subianto.

    “Saya target malah 12% [penambahan saham di PTFI]. Dalam waktu dekat sedang menunggu arahan dari Bapak Presiden,” kata Rosan usai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto, Selasa (16/9/2025).

    Saat ini, 51,23% saham PTFI telah dikuasai oleh MIND ID dan sisanya 48,77% digenggam oleh Freeport-McMoRan Inc (FCX). Akuisisi tambahan saham 12% akan mempertebal kepemilikan saham Indonesia di salah satu tambang tembaga dan emas terbesar dunia menjadi 63,23%.

    Menurut Rosan, pembahasan teknis akuisisi tambahan saham tersebut kini sudah memasuki tahap akhir. Dia pun memastikan bahwa upaya penambahan saham ini tidak akan membebani keuangan negara.

    “Free of charge [gratis], mantap kan,” ujarnya sambil tersenyum.

    Adapun, divestasi tambahan saham Freeport ini menjadi salah satu syarat bagi Freeport untuk mendapat perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) selepas 2041.

    Dalam kesempatan terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut, seiring mulai adanya kepastian negosiasi penambahan saham, pihaknya juga akan memproses perpanjangan IUPK Freeport.

    “Awalnya kan kita sepakat untuk penambahan saham 10% Freeport, tapi tadi berkembang negosiasi yang insyaallah katanya lebih dari itu. Nah, saya diminta untuk bisa melakukan komunikasi percepatan dan kalau itu sudah fix, insyaallah Freeport akan kita pertimbangkan untuk melakukan kelanjutan daripada kontrak,” kata Bahlil usai menghadiri rapat terbatas terkait Stimulus Ekonomi di Kantor Presiden, Senin (15/9/2025).

    Tahun lalu, pemerintah Indonesia telah menerbitkan aturan baru yang mengakomodasi percepatan pengajuan perpanjangan IUPK Freeport.

    Aturan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Beleid itu diteken Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi pada Kamis (31/5/2024).

    Lewat PP tersebut, Jokowi memastikan PTFI bisa mendapatkan perpanjangan kontrak tambang setelah memiliki fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian (smelter) terintegrasi dalam negeri dan telah melakukan perjanjian jual beli saham baru yang tidak dapat terdilusi sebesar paling sedikit 10% dari total jumlah kepemilikan saham kepada BUMN.

    Sebelumnya, Freeport-McMoRan menyatakan bahwa pengajuan permohonan perpanjangan IUPK akan dilakukan pada 2025.

    Selain itu, President & Chief Executive Officer Freeport-McMoran Kathleen Quirk juga mengungkapkan bahwa penawaran saham tambahan PTFI untuk Indonesia akan berasal dari kepemilikan saham Freeport-McMoran dan pengalihan saham baru akan dilakukan pada 2041. Adapun, penawaran harga divestasi akan mengacu nilai buku pada akhir 2041.

    “Dan harga yang dibayarkan pada saat itu akan menjadi penggantian modal yang telah dikeluarkan antara sekarang dan 2041,” kata Quirk pertengahan tahun lalu.

    “Pada dasarnya, ini hanyalah penggantian nilai buku dari apa yang ada untuk mendapatkan manfaat dari periode setelah 2041. Jadi pada dasarnya, lihatlah pada nilai buku di akhir tahun 2041 dan persentase pro rata, 10% saham kami akan dialihkan dan itu akan menjadi harga pembelian yang akan menjadi penggantian modal,” jelasnya.

    Keuntungan dan Risiko Penambahan Saham Freeport

    Sementara itu, pengamat menilai penambahan saham di PTFI dapat memperkuat posisi pemerintah dalam menerima manfaat ekonomi dan finansial dari perusahaan tambang tersebut.

    Pengamat BUMN sekaligus Managing Director Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto menilai apabila Indonesia berhasil meningkatkan share di PTFI, tentu akan bagus dilihat dari sisi manfaat ekonomi dan finansial ke depan.

    “Potensi dividen bisa lebih besar, demikian pula cash flow akan makin bisa dikontrol oleh owner mayoritas yaitu MIND ID. Sebagai pemilik mayoritas, tentu bargaining position ke Freeport juga bisa lebih kuat,” jelas Toto kepada Bisnis, Selasa (16/9/2025).

    Kendati demikian, dia mengingatkan pemerintah perlu memperhatikan kesiapan dana untuk menambah saham di PTFI tersebut. Pun, Toto mengingatkan jangan sampai pemerintah mengambil utang baru demi membiayai akuisisi yang dilakukan MIND ID. Oleh karena itu, kesiapan pendanaan perlu dihitung secara cermat oleh pemerintah.

    “Aspek pendanaan jangan fokus di utang saja, bisa juga misal dengan asset backed securitization sehingga mengurangi tekanan utang,” imbuh Toto.

    Lebih lanjut, Toto menuturkan bahwa dengan menjadi mayoritas pemegang saham, maka posisi vital makin kuat di pihak Indonesia. Sementara itu, tambang PTFI saat ini di Grasberg, Papua Tengah perlu penguasaan teknologi tinggi. 

    Oleh karena itu, MIND ID harus mempersiapkan kemampuan untuk mengatasi permasalahan itu.

    “Jadi perlu langkah persiapan lebih kuat dan strategis supaya saat transaksi berhasil maka pihak Indonesia juga sudah ready untuk mempertahankan kinerja operasional yang sudah dicapai saat ini,” kata Toto.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpendapat, penambahan saham di PTFI harus menjawab dua pertanyaan besar. 

    Pertama, apakah pemerintah dengan akuisisi saham lebih besar bersedia menyelesaikan dampak lingkungan yang ditimbulkan PTFI?

    “Kalau saham makin besar tapi eksternalitas negatif PTFI ditanggung pemerintah, ini namanya ketiban masalah bukan malah untung,” kata Bhima. 

    Kedua, apakah dengan saham lebih besar pemerintah bisa memastikan nilai tambah produk tembaga dan emas PTFI dirasakan lebih banyak oleh masyarakat? 

    Menurut Bhima, kalau tidak ada manfaatnya untuk masyarakat, penambahan saham di PTFI menjadi percuma. Dia menambahkan bahwa, penambahan saham itu semangatnya tidak bisa sekadar nasionalisme sempit, tetapi perlu pertimbangan ruang fiskal. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan uji kelayakan secara transparan.

    “Uji kelayakan yang transparan dan pelibatan masyarakat terdampak baik di Papua lokasi tambang dan di Gresik,” kata Bhima.

  • Lagi! Balita Keluarkan Cacing dari Mulut dan Hidung di Bengkulu

    Lagi! Balita Keluarkan Cacing dari Mulut dan Hidung di Bengkulu

    Jakarta

    Balita di Seluma, Bengkulu, bernama Khaira Nur Sabrina, baru-baru ini disorot setelah mengeluarkan cacing gelang dari mulut dan hidung. Balita tersebut akhirnya dirujuk ke RSUD M Yunus dan kini tengah mendapatkan perawatan intensif.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, Rudi Syawaludin mengatakan, kondisi pasien Khaira Nur Sabrina (1,8) cukup memprihatinkan. Selain bobot tubuhnya kecil dan tidak normal, balita ini juga didiagnosa mengalami penyakit paru-paru.

    “Pasien Khaira kita rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Bengkulu agar mendapat perawatan medis yang lengkap dan bisa mengembalikan kondisi pasien menjadi cepat pulih,” kata Rudi, Rabu (16/9/2025), dikutip dari detiksumbagsel.

    Rudi menjelaskan, pihak Rumah Sakit Daerah Tais telah melakukan berbagai pemeriksaan pada pasien. Dari hasil pemeriksaan tubuh pasien, pasien mengalami anemia, leukosit tinggi, dan gula darah mencapai 270. Selain itu, dari hasil rontgen juga ditemukan larva di paru-paru pasien.

    “Dari hasil pemeriksaan kesehatan itulah akhirnya pasien kita rujuk ke RSUD M Yunus Bengkulu,” jelas Rudi.

    Tak hanya itu, kakak pasien yakni Aprillia (4) ternyata juga didiagnosa mengidap penyakit cacingan. Kakaknya tersebut juga mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

    “Kakak pasien yakni Aprillia juga akan kita rujuk ke RSUD Bengkulu karena memiliki penyakit yang sama,” ucap Rizal.

    Diberitakan sebelumnya, dinas terkait sudah melakukan pengecekan ke rumah pasien di Desa Sungai Petai. Mereka menemukan kondisi rumah yang tidak layak huni.

    “Rumah hanya beralas tanah dan dinding papan sudah dalam kondisi rusak. Bahkan banyak kotoran ayam di sekitar rumah,” kata dia.

    Bagaimana Cacing Bisa Terus Berkembang Biak dalam Tubuh?

    Dokter spesialis penyakit dalam yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Prof Ari Fahrial Syam beberapa waktu lalu menjelaskan pada kasus cacing gelang atau Ascaris, bila tidak segera diobati, cacing tersebut akan bertelur dan memperbanyak diri di dalam usus seseorang. Tak jarang, kondisi ini membuat cacing ikut keluar bersama feses saat buang air besar, bahkan bisa muncul lewat muntahan.

    “Pada kasus ini cacing gelang, ascaris, kalau tidak diobati memang itu akan bertelur dan memperbanyak diri di dalam tubuh, dalam usus seseorang,” sorotnya, saat dihubungi detikcom Rabu (20/8/2025).

    Sebagai catatan, penyebaran cacing saat berkembang biak memang bisa ‘bermigrasi’ ke organ lain, alias tidak hanya di usus.

    Larva cacing disebutnya memungkinkan mengalir ke paru-paru yang menyebabkan masalah di bagian tersebut. Dalam beberapa kasus, cacing juga ditemukan mampu naik ke atas ke saluran empedu.

    Bila hanya di usus halus, pasien umumnya kerap merasakan tidak nyaman di bagian perut, disertai kembung dan begah. Ciri-ciri yang mudah dikenali pada anak sebenarnya cukup mudah, yakni perilaku rewel.

    “Kalau anaknya rewel kita harus periksa jangan-jangan cacingan,” kata dia.

    Pemberian obat cacing bisa menekan kemungkinan berkembang biak bahkan mati di dalam tubuh.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemensos Ambil Pelajaran dari Kasus Meninggalnya Balita Raya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

  • Rayakan Ulang Tahun, UI dan KAI Gelar Pameran Arsip 2025 di Stasiun UI
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 September 2025

    Rayakan Ulang Tahun, UI dan KAI Gelar Pameran Arsip 2025 di Stasiun UI Megapolitan 16 September 2025

    Rayakan Ulang Tahun, UI dan KAI Gelar Pameran Arsip 2025 di Stasiun UI
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    PT Kereta Api Indonesia (KAI) bekerja sama dengan Arsip Universitas Indonesia (UI) menggelar Pameran Arsip 2025 bertajuk “Stasiun UI, Buku, Pesta Kereta, dan Cinta” di Selasar Stasiun UI, Selasa (16/9/2025).
    Pameran yang sudah dibuka sejak Minggu (14/9/2025) ini akan berlangsung selama tujuh hari hingga Minggu (21/9/2025).
    Kepala Kantor Arsip dan Manajemen Informasi UI, Wahid Nurfiantara, menjelaskan kegiatan tersebut digelar untuk memperingati ulang tahun ke-40 Kampus UI Depok sekaligus menyambut HUT ke-80 KAI.
    “Pameran ini berisikan koleksi arsip foto, dokumen, bahkan publikasi yang mendokumentasikan perjalanan Stasiun UI dan jalur KRL Commuter Line Jakarta–Bogor,” ujar Wahid dalam keterangan resminya, Selasa.
    Menurut Wahid, pameran ini juga menampilkan dinamika perkembangan kawasan Kampus UI yang berjalan seiring dengan pertumbuhan perkeretaapian nasional.
    Arsip sejarah yang dipajang pada kain besar dan dipasang di kerangka tiang menjadi salah satu daya tarik utama. Arsip tersebut kerap menarik perhatian penumpang KRL Commuter Line yang tengah naik atau turun di Stasiun UI.
    “Stasiun UI bukan sekadar peron, melainkan ruang singgah, titik temu, dan saksi kisah mahasiswa. Dari perjalanan menuju ruang kuliah hingga pertemuan yang menjadi persahabatan atau cinta, semuanya terekam di sini,” tutur Direktur Operasi dan Pemasaran PT Kereta Commuter Indonesia, Broer Rizal.
    Selain pameran arsip, acara ini juga diramaikan dengan berbagai kegiatan pendukung, seperti teater, pemandu interaktif, fun games, gatcha, kompetisi Ticket to Ride, hingga lomba vlog kreatif.
    Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bukti sinergi antara KAI dan UI dalam menghadirkan arsip sebagai sumber inspirasi.
    “Melalui pameran ini, masyarakat dapat merasakan bagaimana sejarah perkeretaapian turut menumbuhkan ekosistem pengetahuan, budaya, dan kreativitas di kampus UI,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 September 2025

    Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com Megapolitan 14 September 2025

    Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com 
    – Matahari mulai beranjak tegak. Kami berkumpul di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tirta Jaya Depok, Jawa Barat.
    Semua berbaju hitam, berdiri mengelilingi sebuah makam.
    “Seneng banget
    die
    hari ini,” kata Nur Aprinawati (45), perempuan yang satu-satunya berbaju pink itu.
    Akrab disapa Ina, ia adalah istri dari almarhum Muhammad Latief (43), wartawan
    Kompas.com
    yang berpulang pada 28 Desember 2019. 
    Pagi itu, Sabtu (13/9/2025), kami berziarah ke makam Latief, sahabat dan keluarga kami di
    Kompas.com
    . Di kantor, ia sering disapa Kong Latiep. Kami datang, Kong.
    Ada Kadek, Obet, Ambar, Bestari, Jessi, Dea, dan Dita. Oh iya, Kong. Dita itu keluarga baru kita di
    Kompas.com
    . Sekarang,
    handle
    rubrik Nasional.
    Kalau yang lain, aman
    ye
    Kong. Muka-muka lama semua di
    Kompas.com. 
    Terakhir kali sebelum “pergi”, yang kami ingat, Kong Latiep bikin nasi liwetan bareng tim Latip Ads, pelesetan dari tim
    native ad
    s alias nama lain divisi 
    content marketing
    .

    Nasi liwet bikinan Mpoknya itu. Sebelum natalan,
    die
    bilang mau liwetan sama temen-temen kantornye,” kata Ina dengan logat betawinya yang kental. 
    Saat itu, Kong Latiep sama timnya gelar nasi liwet di atas daun pisang.
    Ngariung.
    Semua tampak lahap. Ada 15 orang yang masing-masing duduk berhadapan di dalam ruangan kantor.
    Kita-kita kalau cerita urusan makanan pasti semangat. Semua juga pasti semangat. Termasuk Kadek, salah satu Wakil Redaktur Pelaksana Kompas.com.
    Kadek mengenang kala itu Kong Latiep mengusulkan masak semur jengkol buat tambahan lauk nasi tumpeng.
    Kok bisa?
    Iya, saat itu, 
    Kompas.com
    lagi ikutan lomba masak lintas unit di Kompas Gramedia. Ya, walaupun kalah juga sama saudara yang memang niat
    banget 
    masaknya.
    “Waktu itu kita mau bikin nasi kuning. Semur jengkol idenya Kong Latiep. Eh ternyata pas jadi yang antre panjang banget mau nyobain semur jengkol,” kata Kadek sambil tertawa mengingat kenangan itu.
    “Grup Santika yang menang akhirnya. Memang niat masaknya, chef semua,” tambah dia.
    Oh iya, 5C adalah nilai-nilai keutamaan Kompas Gramedia yang terdiri dari
    Caring
    (peduli),
    Credible
    (dapat dipercaya),
    Competent
    (kompeten),
    Competitive
    (kompetitif), dan
    Customer Delight
    (kepuasan pelanggan).
    Nilai-nilai ini berfungsi sebagai pedoman perilaku bagi seluruh karyawan Kompas Gramedia dalam berpikir, bersikap, dan bertindak, yang bertujuan untuk memberikan pencerahan bagi masyarakat sesuai dengan filosofi perusahaan.
    Obet nih misalnya. Ia cerita bahwa suatu saat Kong Latiep pernah membimbing liputannya terkait properti yang mangkrak. Obet mengenang, Kong Latiep memanggilnya untuk berdiskusi.
    “Waktu itu gue ke rumahnya, diskusi. Sempet diseduhin teh juga. Nah kita ngobrol-ngobrol soal liputan,” kata Obet.
    Obet saat itu bertugas sebagai reporter desk megapolitan. Sementara itu, Kong Latiep sebagai editor desk properti.
    Tentu, dengan pengalamannya meliput soal properti, Kong Latiep punya segudang solusi soal peliputan tentang properti.
    Bagi saya, Kong Latiep adalah mentor. Mentor lengkap. Urusan upgrade ilmu pengetahuan, diskusi pekerjaan sampai urusan hidup.
    Kong Latiep selain satu atap untuk mencari nafkah, ia juga satu seragam pencinta alam di kampus dengan saya di Universitas Indonesia. Begitu tahu sekantor, saya dan Kong Latiep seringkali pulang bareng ke rumah di Depok naik kereta rel listrik (KRL).
    Saya masih ingat soal nasihatnya soal riset sebelum menulis itu penting.
    Soal cicil rumah pakai skema KPR, maaf Kong. Saya belum nyicil. Mending nabung. Sabarin aja,
    hehe
    .
    Kalau lagi di kantor, setiap ada Kong Latiep pasti suasana gembira. Apalagi ada tandemnya, almarhum Ervan Hardoko yang akrab disapa Mas Koko.
    Di sofa deket kaca ruang redaksi
    Kompas.com
     gedung lama, Kong Latiep pasti main gitar. 
    Ingatan saya mungkin sedikit bagi yang rekan-rekan yang sudah lebih lama bersentuhan dengan Kong Latiep.
    Namun, solutif dan peduli adalah dua kata yang melekat dengan Kong Latiep semasa hidup dan kini untuk bisa dikenang.
    Saya dan Kong Latiep sempat mendaki Gunung Gede untuk Jambore 50 Tahun Mapala UI pada tahun 2014.
    Ia mendaki bersama rekan-rekan seangkatannya, sedangkan saya juga bersama rekan-rekan seangkatannya. 
    Di tengah pendakian, beberapa kali saya berpapasan dengan Kong Latiep. Waktu itu, saya belum satu kantor di
    Kompas.com.
    “Boy,
    fotoin dong,” kata Kong Latiep.
    Saya kemudian ambil foto Kong Latiep dan angkatannya. Di sana, salah satu persimpangan saya di gunung.
    Sesampainya di Suryakencana, kami pun berkumpul pada pagi hari yang dingin dan berkabut. Upacara bendera kami lakukan di tengah Lembah Suryakencana.
    Jelang kematiannya, Kong Latiep juga terakhir kali mendaki Gunung Pangrango.
    Ia waktu itu terlibat dalam acara penaburan abu tokoh jurnalis senior dan anggota Mapala UI, Aristides Katoppo pada Jumat (15/11/2019) di Lembah Mandalawangi Gunung Pangrango.
    Abu jenazah Aristides ditaburkan oleh rekan-rekannya, yakni para pendaki dan pencinta alam Mapala UI termasuk Kong Latiep, Wanadri, Yepe (Young Pioneers) dan Aranyacala Trisakti.
    Mendaki gunung adalah salah satu hobi Kong Latiep selain memancing.
    Kalau memancing, belakangan semasa hidupnya memang biasa dilakukan di akhir pekan. Sering banget Kong Latiep pamer kebahagiaannya menang lomba mancing di Facebook.
    Pada saat ziarah, anak almarhum Latief, Nadhif Azzam (17) juga ikut mengenang ayahnya.
    Beberapa minggu lalu, Azzam naik Gunung Pangrango bersama rekan-rekan sekolahnya.
    “Karena dimimpiin bapaknye disuruh nengok Pangrango. Pulang sekolah ke rumah, barang-barang naik gunung punya bapaknye udah bersih, dia naek gunung sama temen-temennya,” kata Ina.
    Azzam bilang, sang ayah mampir ke mimpinya. Saat itu, Kong Latiep ada di gerbang pintu pendakian Gunung Gede Pangrango jalur Cibodas.
    “Dimimpiian ayah, dia ada di pintu gerbang pendakian. Ayah bilang Azzam masih kecil terus bilang nanti kalo udah gede, kamu bisa naik gunung,” kata Azzam.
    Sebelum mendaki, tepat di kaki Gunung Gede Pangrango, Kong Latiep kembali hadir di mimpi Azzam.
    “Di
    basecamp
    sempat tidur, dimimpiin lagi, tapi ayah cuma senyum,” kenang Azzam.
    Ia pun naik Gunung Pangrango pada dini hari. Berbekal alat-alat gunung milik almarhum ayahnya, Azzam mendaki sampai Puncak Gunung Pangrango dan kembali dengan selamat sampai di rumah.
    Setidaknya, Azzam bisa mulai mengikuti hobi ayahnya mendaki gunung.
    Ziarah kubur adalah tradisi tahunan menyambut HUT
    Kompas.com.
    Kami berziarah ke makam para pendiri Kompas Gramedia dan rekan-rekan kerja yang mendahului untuk menghadap Sang Pencipta.
    Ziarah waktu itu diawali dengan gerakan bersepeda, berziarah, dan berbagi sejak 2020, ketika
    Kompas.com
    berulang tahun ke-25.
    Artinya, sudah lima tahun kami berziarah ke tempat para pendiri dan pendahulu kami.
    Kadek mewakili jajaran redaksi
    Kompas.com
    mengatakan, rekan-rekan sangat gembira bisa berziarah bersama istri dan Azzam.
    “Mas Latiep bukan sekedar rekan kerja ya, tapi
    part of family,” 
    ujar Kadek.
    Kami menaburkan bunga dan membersihkan nisan Kong Latiep.
    Makamnya kini dipenuhi taburan bunga. Warnya cerah, secerah langit pada pagi itu. 
    Ina berterima kasih kepada rekan-rekan
    Kompas.com
    yang terus mengingat dan berziarah ke makam
     
    Latief.
    Ia pun berterima kasih kepada rekan-rekan
    Kompas.com
    yang telah peduli dengan keluarganya.
    Puncak acara HUT
    Kompas.com
    dilakukan pada Senin, 15 September 2025 yakni dengan gelaran Festival HUT berupa Obrolan Newsroom On Stage dan LiteraTalk yang merupakan bagian dari Jagat Literasi, serta Awarding Kolumnis.
    Acara pamungkas, Bersuka Ria, menjadi kemeriahan pada Senin malam. Keseluruhan rangkaian perayaan HUT
    Kompas.com
    ini merupakan hasil kerja sama bersama Riady Foundation, ParagonCorp, dan Blibli. Juga didukung oleh Kita Bisa dan Gramedia.
    Sementara itu, misi Jagat Literasi di Perbatasan Ekspedisi dari Kata ke Nyata
    Kompas.com
    hadir melalui inisiatif Jagat Literasi untuk merayakan HUT ke-30 Kompas.com.
    Relawan mengajarkan literasi media dan literasi baca di 20 sekolah yang tersebar di Banten, Jawa Tengah, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan DKI Jakarta.
    Selain mengajar, mereka menyalurkan donasi buku anak dengan target 10.000 eksemplar agar siswa di berbagai daerah bisa mendapatkan bacaan yang layak.
    Ekspedisi Kata ke Nyata didukung gerakan STEM Indonesia Cerdas dari Riady Foundation, serta ParagonCorp, dan Gramedia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2
                    
                        Ada Apa dengan Dito Ariotedjo?
                        Nasional

    2 Ada Apa dengan Dito Ariotedjo? Nasional

    Ada Apa dengan Dito Ariotedjo?
    Direktur Indonesian Society Network (ISN), sebelumnya adalah Koordinator Moluccas Democratization Watch (MDW) yang didirikan tahun 2006, kemudian aktif di BPP HIPMI (2011-2014), Chairman Empower Youth Indonesia (sejak 2017), Direktur Maluku Crisis Center (sejak 2018), Founder IndoEast Network (2019), Anggota Dewan Pakar Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (sejak 2019) dan Executive Committee National Olympic Academy (NOA) of Indonesia (sejak 2023). Alumni FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (2006), IVLP Amerika Serikat (2009) dan Political Communication Paramadina Graduate School (2016) berkat scholarship finalis ‘The Next Leaders’ di Metro TV (2009). Saat ini sedang menyelesaikan studi Kajian Ketahanan Nasional (Riset) Universitas Indonesia, juga aktif mengisi berbagai kegiatan seminar dan diskusi. Dapat dihubungi melalui email: ikhsan_tualeka@yahoo.com – Instagram: @ikhsan_tualeka
    RESHUFFLE
    kabinet yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto pekan lalu, menyisakan pertanyaan besar yang belum terjawab di ruang publik.
    Dari sejumlah pergantian menteri, perhatian tertuju pada satu keputusan yang berbeda dari biasanya: pencopotan Dito Ariotedjo dari jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
    Bukan hanya karena dilakukan secara tiba-tiba, tetapi juga karena jabatan itu dibiarkan kosong tanpa pengganti definitif atau Ad Interim.
    Langkah yang jarang terjadi, sekaligus menyisakan tanda tanya politik memasuki tahun pertama pemerintahan Prabowo.
    Dito sejatinya bukan figur sembarangan. Ketika diangkat pada April 2023 oleh Presiden Jokowi menggantikan Zainudin Amali yang mundur, ia dipandang sebagai simbol regenerasi.
    Usianya yang kala itu baru 33 tahun menjadikannya menteri termuda dalam kabinet, bahkan di era pemerintahan Jokowi secara keseluruhan, termasuk pula di kabinet Prabowo.
    Dengan latar belakang sebagai pengusaha muda sekaligus kader Partai Golkar, ia tampil sebagai wajah baru yang diharapkan bisa membawa semangat segar bagi dunia kepemudaan dan olahraga Indonesia.
    Dalam narasi politik, penunjukannya saat itu sekaligus menjadi cara Jokowi memperlihatkan bahwa kabinetnya masih memberi ruang dan kesempatan bagi generasi baru.
    Setelah Jokowi selesai, Dito kemudian dipercaya lagi masuk kabinet, oleh Presiden Prabowo ia kembali memimpin Kemenpora. Sekalipun saat itu ada nama-nama lain yang sempat mengemuka.
    Namun, perjalanan Dito di kursi Menpora boleh dikata, berjalan biasa-biasa saja. Program-program kepemudaan belum banyak melahirkan terobosan.
    Sementara sektor olahraga masih diwarnai masalah klasik tata kelola, pendanaan, dan konflik internal sejumlah organisasi cabang olahraga.
    Prestasi atlet memang tetap ada, tetapi publik menilai hal itu lebih karena kerja keras cabang olahraga dan individu atlet, bukan dampak langsung dari kebijakan struktural kementerian.
    Sosok Dito yang cenderung
    low profile
    juga membuatnya kurang menonjol dalam pemberitaan, seolah keberadaannya tidak memberi warna kuat dalam dinamika pemerintahan, politik, olahraga dan kepemudaan.
    Di luar soal kinerja, posisi Dito beberapa waktu lalu dibayangi isu yang lebih serius. Namanya disebut-sebut dalam pusaran kasus korupsi menara base transceiver station (BTS) di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
    Ia memang tidak pernah berstatus tersangka maupun saksi resmi, bahkan sudah membantah keterlibatan. Namun  dalam politik, persepsi sering kali lebih menentukan daripada fakta hukum.
    Isu keterkaitan dengan kasus besar tetap menempel, dan dalam situasi di mana Presiden membutuhkan stabilitas di awal masa jabatan, keberadaan seorang menteri yang pernah disorot atau setidaknya masih dikaitkan dengan satu kasus bisa dianggap sebagai beban.
    Langkah Presiden yang mencopot Dito, mendadak tanpa langsung menunjuk pengganti justru semakin memantik spekulasi atau multi interpretasi.
    Tradisi
    reshuffle
    selama ini hampir selalu menghadirkan pengisi baru dalam waktu yang sama, baik dari kalangan partai politik koalisi maupun dari figur profesional.
    Kali ini berbeda. Posisi Menpora dibiarkan kosong, bahkan tanpa diisi. Seperti Menko Polkam Budi Gunawan yang turut dicopot langsung diisi Sjafrie Sjamsoeddin yang juga adalah Menteri Pertahanan sebagai Ad Interim. Begitupun menteri lainnya.
    Banyak yang membaca ini sebagai sinyal adanya dinamika politik lebih besar. Namun, bisa jadi Prabowo memang ingin memastikan sosok yang tepat, tidak saja secara kapasitas, juga representasi politik, sehingga perlu waktu.
    Bisa pula karena ada alasan yang sangat personal, yang satu waktu akan juga terungkap ke publik. Sehingga langkah ini menjadi bagian dari kalkulasi Prabowo mengurangi beban, sekalipun pada sisi lain turut menambah komplikasi.
    Bagi Partai Golkar, keputusan ini jelas kurang menguntungkan secara politik. Bagaimanapun Dito adalah representasi kader muda yang berhasil masuk kabinet, sekaligus simbol distribusi kursi untuk menjaga keseimbangan koalisi.
    Menyikapi ini, Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia agaknya memilih bersikap hati-hati. Ia menekankan bahwa keputusan
    reshuffle
    adalah hak prerogatif Presiden, sembari tetap mendorong atau mengusulkan kadernya sebagai pengganti.
    Namun, sulit dibantah bahwa ada ketidaknyamanan dalam tubuh partai, apalagi ketika kursi itu tidak langsung dikembalikan kepada Golkar atau diisi figur lain yang dekat dengan partai.
    Dalam kerangka lebih luas, pencopotan Dito sekaligus bisa dibaca sebagai simbol transisi kekuasaan secara substantif. Melihat realitas politik terkini, tak bisa memungkiri anasir politik Jokowi pelan-pelan mulai digerus dari lingkaran Istana.
    Pun presiden tampaknya atau mungkin saja ingin memastikan kabinetnya bersih dari potensi isu hukum—Budi Arie juga relevan dalam konteks ini—meski harus mengorbankan wajah muda yang pernah digadang-gadang sebagai harapan baru.
    Bahwa jabatan Menpora kemudian dibiarkan kosong, setidaknya sampai tulisan ini dibuat, menunjukkan Prabowo ingin memastikan sosok pengganti yang selain mampu mendorong prestasi olahraga, juga mampu mengonsolidasikan potensi pemuda, pasca-Agustus kelabu yang lalu.
    Kisah Dito Ariotedjo juga sejatinya memperlihatkan betapa rapuhnya posisi seorang menteri di tengah dinamika dan pusaran politik nasional yang kadang sulit diprediksi.
    Ia datang dengan harapan besar, tetapi pergi dengan meninggalkan tanda tanya. Pernah dielu-elukan sebagai simbol regenerasi, tetapi akhirnya tersisih karena kombinasi faktor kinerja, persepsi publik, isu personal dan kalkulasi politik.
    Pertanyaan “ada apa dengan Dito” mungkin tidak akan menemukan jawaban tuntas, setidaknya dalam waktu dekat ini karena berbagai alasan.
    Namun, dari sini publik kembali diingatkan bahwa dalam politik Indonesia, loyalitas, persepsi, dan kepercayaan sering kali lebih menentukan daripada sekadar usia muda atau semangat perubahan yang dibawa seorang tokoh.
    Pada akhirnya, episode jatuh atau terjungkalnya Dito dari kursi kabinet bukan hanya soal dirinya sebagai individu. Ia adalah cermin atau konsekuensi dinamika politik yang jauh lebih besar.
    Tentang bagaimana kekuasaan bekerja, bagaimana prioritas diatur, dan bagaimana seorang menteri bisa sewaktu-waktu kehilangan jabatan atau didepak tanpa banyak penjelasan.
    Politik di Indonesia, seperti yang sudah sering terbukti, selalu penuh dengan kejutan. Dan pencopotan Dito Ariotedjo adalah salah satunya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ​Lebihi Batas Aman, BPA pada Galon Bisa Berisiko bagi Kesehatan

    ​Lebihi Batas Aman, BPA pada Galon Bisa Berisiko bagi Kesehatan

    Jakarta: Paparan bahan kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) secara terus-menerus dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan, apalagi jika jumlahnya melebihi ambang batas aman. 

    BPA dikenal sebagai senyawa yang dapat mengganggu sistem hormon (endokrin) dan berisiko memicu gangguan reproduksi, masalah perkembangan otak pada anak, hingga meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
    BPA Ada di Sekitar Kita
    BPA banyak ditemukan pada kemasan plastik berbahan polikarbonat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti galon guna ulang air minum, botol bayi, wadah makanan, hingga lapisan dalam kaleng. Karena kemasan ini dipakai berulang kali, risiko pelepasan BPA ke dalam makanan atau minuman semakin tinggi.

    “Pelepasan BPA terjadi akibat peluruhan material plastik saat bersentuhan dengan air pada suhu dan waktu tertentu,” jelas Profesor Mochamad Chalid, pakar polimer dari Universitas Indonesia. 

    “Proses ini berpotensi terjadi selama distribusi galon dari pabrik ke konsumen, terutama karena galon digunakan berulang kali,” tambahnya.
     

     

    Temuan BPOM dan Riset Internasional
    Hasil pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan enam daerah dengan kadar BPA pada galon guna ulang melebihi ambang batas aman 0,06 bagian per sejuta (ppm). Keenam daerah tersebut adalah Medan, Bandung, Jakarta, Manado, Banda Aceh, dan Aceh Tengah.

    Sejumlah riset internasional juga menunjukkan BPA dapat luruh ke dalam makanan dan minuman. Studi Harvard yang dipublikasikan di Environmental Health Perspectives (2009) mencatat penggunaan kemasan polikarbonat selama satu minggu dapat meningkatkan kadar BPA dalam urin hingga 69 persen.

    Penelitian lain dalam Food Additives and Contaminants (2008) menemukan migrasi BPA hingga 4,83 nanogram per sentimeter persegi per jam pada suhu 70°C. Sementara itu, studi di Chemosphere (2010) menunjukkan migrasi BPA dari botol bayi polikarbonat meningkat signifikan setelah penggunaan berulang.

    Temuan ini semakin mengkhawatirkan setelah European Food Safety Authority (EFSA) pada 2023 memperketat ambang batas paparan harian BPA menjadi hanya 0,2 nanogram per kilogram berat badan per hari, atau 20.000 kali lebih ketat dari standar sebelumnya. Beberapa hasil penelitian bahkan menunjukkan paparan BPA ribuan kali lipat di atas ambang batas ini.

    Perlunya Pelabelan dan Pengawasan Ketat
    BPOM kini mewajibkan label peringatan bahaya pada galon berbahan polikarbonat yang mengandung BPA. Menurut Profesor Chalid, pelabelan ini penting agar konsumen memahami risiko yang ada dan dapat membuat pilihan yang lebih aman.

    Dengan semakin banyak bukti ilmiah dan standar internasional yang semakin ketat, evaluasi ulang terhadap keamanan kemasan BPA menjadi mendesak. Langkah pengawasan dan pencegahan yang lebih ketat diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari paparan BPA berlebihan.

    Jakarta: Paparan bahan kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) secara terus-menerus dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan, apalagi jika jumlahnya melebihi ambang batas aman. 
     
    BPA dikenal sebagai senyawa yang dapat mengganggu sistem hormon (endokrin) dan berisiko memicu gangguan reproduksi, masalah perkembangan otak pada anak, hingga meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
    BPA Ada di Sekitar Kita
    BPA banyak ditemukan pada kemasan plastik berbahan polikarbonat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti galon guna ulang air minum, botol bayi, wadah makanan, hingga lapisan dalam kaleng. Karena kemasan ini dipakai berulang kali, risiko pelepasan BPA ke dalam makanan atau minuman semakin tinggi.
     
    “Pelepasan BPA terjadi akibat peluruhan material plastik saat bersentuhan dengan air pada suhu dan waktu tertentu,” jelas Profesor Mochamad Chalid, pakar polimer dari Universitas Indonesia. 

    “Proses ini berpotensi terjadi selama distribusi galon dari pabrik ke konsumen, terutama karena galon digunakan berulang kali,” tambahnya.
     

     

    Temuan BPOM dan Riset Internasional
    Hasil pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan enam daerah dengan kadar BPA pada galon guna ulang melebihi ambang batas aman 0,06 bagian per sejuta (ppm). Keenam daerah tersebut adalah Medan, Bandung, Jakarta, Manado, Banda Aceh, dan Aceh Tengah.
     
    Sejumlah riset internasional juga menunjukkan BPA dapat luruh ke dalam makanan dan minuman. Studi Harvard yang dipublikasikan di Environmental Health Perspectives (2009) mencatat penggunaan kemasan polikarbonat selama satu minggu dapat meningkatkan kadar BPA dalam urin hingga 69 persen.
     
    Penelitian lain dalam Food Additives and Contaminants (2008) menemukan migrasi BPA hingga 4,83 nanogram per sentimeter persegi per jam pada suhu 70°C. Sementara itu, studi di Chemosphere (2010) menunjukkan migrasi BPA dari botol bayi polikarbonat meningkat signifikan setelah penggunaan berulang.
     
    Temuan ini semakin mengkhawatirkan setelah European Food Safety Authority (EFSA) pada 2023 memperketat ambang batas paparan harian BPA menjadi hanya 0,2 nanogram per kilogram berat badan per hari, atau 20.000 kali lebih ketat dari standar sebelumnya. Beberapa hasil penelitian bahkan menunjukkan paparan BPA ribuan kali lipat di atas ambang batas ini.
     
    Perlunya Pelabelan dan Pengawasan Ketat
    BPOM kini mewajibkan label peringatan bahaya pada galon berbahan polikarbonat yang mengandung BPA. Menurut Profesor Chalid, pelabelan ini penting agar konsumen memahami risiko yang ada dan dapat membuat pilihan yang lebih aman.
     
    Dengan semakin banyak bukti ilmiah dan standar internasional yang semakin ketat, evaluasi ulang terhadap keamanan kemasan BPA menjadi mendesak. Langkah pengawasan dan pencegahan yang lebih ketat diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari paparan BPA berlebihan.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)