Institusi: Universitas Indonesia

  • Apakah Nabi Adam Manusia Purba, Ini Kata Arkeolog

    Apakah Nabi Adam Manusia Purba, Ini Kata Arkeolog

    Jakarta

    Nabi Adam diyakini umat Islam dan Kristiani sebagai manusia pertama di muka Bumi. Namun bagaimana dari sisi ilmiahnya? Inilah jawabannya.

    Arkeolog Universitas Indonesia, Ali Akbar mengungkapkan paparan ilmiah terkait Nabi Adam dalam peluncuran bukunya Asal-usul Manusia Pertama di Bumi. Ali Akbar memakai pendekatan Arkeologi Al Quran (Quranic Archeology) yang menjadikan ayat Al Quran sebagai pembanding terhadap temuan ilmuwan mengenai manusia purba.

    “Nabi Adam itu bukan manusia purba, karena secara budaya dan arkeologi tidak cocok,” kata Ali Akbar dalam diskusi buku di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (6/3/2024).

    Nabi Adam dalam penjelasan di Al Quran bisa disimpulkan bahwa dirinya secara anatomi, fisiologi dan morfologi sudah berfungsi sempurna. Sehingga, definisi manusia sesuai Al Quran adalah makhluk yang sudah sempurna. Inilah yang tidak terjadi pada manusia purba di periode Paleolitikum.

    “Homo erectus belum bisa ngomong. Homo neanderthalensis bisa ngomong tapi tidak dapat menyuarakan beberapa vokal. Dengan demikian Adam bukan kategori Homo erectus dan Homo neanderthalensis,” kata Ali Akbar.

    Ali Akbar menyebutkan argumentasi kedua adalah soal budaya. Pada periode Paleolitikum manusia purba masih berburu dan meramu. Namun jutaan tahun kemudian, pada masa Neolitikum sudah ada pertanian, peternakan dan pengembangan bangunan batu. Inilah periodenya Homo sapiens.

    “Cro magnon itu sudah mendekati, tapi keterbatasannya mereka tinggal di gua. Sedangkan Adam sudah berbudaya. Dua anak Adam disebutkan sudah bertani dan menggembala,” jelas Ali Akbar.

    Jika memakai definisi Al Quran, manusia pertama sesuai dengan Homo sapiens dengan segala ciri-cirinya. Untuk periode sebelumnya, menurut Ali Akbar masuk ke kategori makhluk yang belum masuk kategori manusia.

    “Kalau Al Quran jelas sekali Nabi Adam itu diciptakan. Sebelum Nabi Adam ya sudah ada makhluk banyak banget seperti Australopithecus terus Pithecantropus erectus,” kata dia.

    (fay/fyk)

  • BTPN Syariah Raup Laba Bersih Rp1,08 T pada 2023

    BTPN Syariah Raup Laba Bersih Rp1,08 T pada 2023

    Jakarta, CNN Indonesia

    PT Bank BTPN Syariah Tbk meraup laba bersih Rp1,08 triliun sepanjang 2023. Pencapaian tersebut didukung rasio keuangan yang sehat dan kuat dengan return of asset (RoA) 6,3 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) 51,6 persen sepanjang 2023.

    Tahun lalu, perusahaan juga terus menyalurkan pembiayaan untuk masyarakat inklusi sebesar Rp11,38 triliun.

    Sepanjang 2023, perusahaan senantiasa memperkuat kapasitas masyarakat inklusi dengan memberikan akses pengetahuan dan pendampingan agar nasabah tetap tumbuh.

    Terbukti, di tengah kondisi yang masih menantang, perusahaan tidak meninggalkan atau mengurangi berbagai program yang digulirkan untuk segmen ultra mikro.

    Sejak awal berdiri 2010, perusahaan secara sadar memilih segmen ultra mikro dalam menciptakan kesempatan tumbuh bersama dan mewujudkan hidup yang lebih berarti. Artinya, lebih dari satu dekade perusahaan menjalankan komitmennya kepada masyarakat inklusi.

    Program unggulan yang dimiliki Bank saat ini salah satunya program Bestee, ditujukan untuk membuat usaha nasabah lebih berkembang. Program Bestee melibatkan ribuan mahasiswa dalam memberdayakan masyarakat inklusi dengan pendampingan dan berbagai pelatihan.

    “Bank memberikan program pendampingan yang naik kelas melalui program Bestee yang melibatkan mahasiswa. Sejauh ini, sudah lebih dari 49 ribu ibu-ibu nasabah yang mendapatkan pendampingan dari 1.821 mahasiswa dalam memajukan usahanya di lebih dari 827 kecamatan di Indonesia,” ungkap
    Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad dalam keterangan resmi, Rabu (7/2).

    Selain itu, perusahaan juga memberikan berbagai program reward di mana salah satunya nasabah akan mendapatkan insentif jika rutin hadir di kumpulan atau Pertemuan Rutin Sentra (PRS).

    Semua program tersebut merupakan upaya Bank agar masyarakat inklusi bertahan dan tetap tumbuh di tengah kondisi yang masih menantang seperti sekarang. Adapun, berbagai program pemberdayaan BTPN Syariah ini telah berdampak langsung terhadap ibu-ibu nasabah.

    Berdasarkan hasil survei Poverty Probability Index (PPI) terhadap nasabah yang sudah bergabung dalam lima tahun terakhir, tercatat bahwa jumlah keluarga yang memiliki tempat tinggal layak meningkat menjadi 94,6 persen, memiliki toilet layak meningkat menjadi 85,3 persen, serta jumlah keluarga dengan anak bersekolah terus meningkat menjadi 92,5 persen.

    Tak hanya itu, survei Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) menunjukkan bahwa nasabah BTPN Syariah mengalami penurunan kemiskinan ekstrem sebesar 7,4 persen setelah 3 tahun menjadi nasabah.

    (sfr/sfr)

  • Mahkamah Internasional Sidangkan Gugatan Afsel terhadap Israel, RI Tak Ikut Gugat?

    Mahkamah Internasional Sidangkan Gugatan Afsel terhadap Israel, RI Tak Ikut Gugat?

    Den Haag

    Komnas HAM mendorong Indonesia untuk melakukan intervensi di Mahkamah Internasional (ICJ) dengan mendukung upaya hukum Afrika Selatan. Namun, Indonesia bukanlah negara peratifikasi Konvensi Genosida. Lantas tindakan konkret apa yang bisa dilakukan Indonesia?

    Mahkamah Internasional (ICJ) dijadwalkan menggelar sidang perdana gugatan yang dilayangkan oleh Afrika Selatan terhadap Israel yang dituding melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza pada 11 dan 12 Januari.

    Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan: “Indonesia secara konsisten berdiri tegak bersama bangsa Palestina memperjuangkan hak-haknya serta melawan kekejaman dan penjajahan Israel” dalam pernyataan pers tahunannya untuk 2024.

    Komnas HAM mendorong pemerintah Indonesia “untuk melakukan intervensi di ICJ dengan mendukung upaya hukum Afrika Selatan di ICJ.”

    Akan tetapi, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI mengatakan Indonesia “secara hukum tidak bisa menggugat” karena dasar gugatan adalah Konvensi Genosida Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Indonesia bukanlah Negara Pihak negara yang setuju untuk terikat perjanjian internasional berkekuatan hukum.

    Lantas bagaimana Indonesia berperan nyata dalam menangani situasi krisis kemanusiaan di dunia seperti apa yang terjadi di Gaza saat ini?

    Berikut ini adalah sejumlah hal yang perlu Anda ketahui tentang sidang gugatan Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional yang digelar pekan ini.

    Sejumlah warga Palestina berduka atas meninggalnya orang terdekat mereka yang meninggal akibat serangan Israel pada 10 Januari 2024 (Getty Images)

    Apa itu Konvensi Genosida?

    Konvensi tentang Pencegahan dan Hukuman Kejahatan Genosida disahkan PBB pada 9 Desember 1948.

    Ahli hukum Rafael Lemkin, yang berkebangsaan Polandia-Yahudi, merancang isi Konvensi dan dia juga yang menemukan kata “genosida”.

    Genosida sendiri adalah tindakan yang bertujuan menghancurkan suatu bangsa, kelompok etnis, ras, atau komunitas penganut agama secara keseluruhan atau sebagian.

    Genosida adalah salah satu kejahatan internasional yang paling sulit dibuktikan.

    Konvensi Genosida PBB secara efektif dilaksanakan pada 12 Januari 1951. Per April 2022, ada 153 negara yang menjadi negara pihak. Negara pihak adalah negara yang setuju untuk terikat perjanjian internasional berkekuatan hukum.

    Apa upaya hukum Afrika Selatan terhadap Israel?

    Gugatan Afrika Selatan diajukan melalui ICJ di Den Haag, Belanda, pada 29 Desember tahun lalu dan Mahkamah dijadwalkan menggelar sidang perdana pada 11 dan 12 Januari minggu ini.

    Afrika Selatan menyusun berkas gugatan setebal 84 halaman yang menyebut aksi-aksi Israel “merupakan sebuah genosida karena mereka berniat menghancurkan” orang-orang Palestina di Gaza “secara substansial”.

    Afrika Selatan mengatakan aksi-aksi genosida ini meliputi pembunuhan, penganiayaan yang berdampak serius terhadap kejiwaan dan fisik, dan secara sengaja membuat kondisi-kondisi yang “menghancurkan [orang-orang Palestina] secara komunitas”.

    Gugatan Afrika Selatan menyebut pernyataan demi pernyataan yang dikeluarkan para pejabat Israel menyiratkan niat genosida.

    Mahkamah Internasional (ICJ) berlokasi di Den Haag, Belanda (Reuters)

    Menurut Juliette McIntyre, seorang dosen hukum dari Universitas South Australia, gugatan terhadap Israel “sangatlah komprehensif” dan “disusun dengan cermat”.

    “Susunan berkas ini merespon semua argumen yang mungkin disebutkan Israel dan juga mengantisipasi klaim-klaim bahwa mahkamah tidak memiliki kewenangan,” ujar McIntyre kepada BBC.

    Teuku Rezasyah, dosen Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Bandung, menyoroti kesamaan pandangan antara Afrika Selatan dan Indonesia dalam konteks dukungan terhadap Palestina.

    “Tampaknya terdapat pembagian tanggung jawab di Mahkamah Internasional bagi Indonesia dan Afrika Selatan, yakni dalam kerangka kerjasama Selatan-Selatan dan Dasasila Bandung,” ujar Rezasyah kepada BBC Indonesia.

    Bagaimana posisi Indonesia dalam Konvensi Genosida?

    Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro, dalam siaran pers pada Selasa (09/01) mengatakan Komnas HAM Palestina mengimbau mereka untuk mendukung upaya hukum Afrika Selatan di Mahkamah Internasional.

    “[Komnas HAM RI] mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan intervensi di ICJ dengan mendukung upaya hukum Afrika Selatan di ICJ atas dugaan genosida yang dilakukan oleh Israel di Gaza Palestina,” tutur Atnike dalam pernyataan tertulisnya.

    Menanggapi rilis Komnas HAM tersebut, Kementerian Luar Negeri mengatakan Indonesia “secara moral dan politis” mendukung sepenuhnya upaya hukum Afrika Selatan atas dugaan genosida Israel di Gaza.

    “Namun secara hukum Indonesia tidak bisa ikut menggugat karena dasar gugatan adalah Konvensi Genosida dimana Indonesia bukan Negara Pihak,” ujar juru bicara Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan teks yang diterima BBC Indonesia.

    Baca juga:

    “Di sisi lain […]Majelis Umum PBB telah meminta saran dan pendapat Mahkamah Internasional mengenai “status dan konsekuensi hukum” pendudukan Israel terhadap Palestina,” terangnya.

    Dalam kaitan ini, kata Iqbal, pada 19 Februari 2024 mendatang Menlu Retno Marsudi dijadwalkan hadir untuk menyampaikan pendapat lisan di depan Mahkamah Internasional guna mendorong Mahkamah memberikan pendapat lisan seperti yang diminta oleh Majelis Umum PBB.

    Indonesia adalah satu dari beberapa anggota PBB yang tidak menjadi Negara Pihak dalam Konvensi Genosida.

    Dosen senior untuk Kajian Indonesia dari Universitas Queensland, Annie Pohlman, mengatakan dalam makalahnya bahwa Indonesia sepertinya tidak akan meratifikasi Konvensi Genosida juga instrumen HAM kuat lainnya seperti Statuta Roma dalam waktu dekat mengingat sejarah panjang dan kelamnya seperti pelanggaran HAM 1995-1996.

    “Retorika ritualisme hak asasi manusia Indonesia hanya akan bisa menjadi janji-janji kosong,” tulis Pohlman dalam esai bertajuk Indonesia and the UN Genocide Convention: The Empty Promises of Human Rights Ritualism (Indonesia dan Konvensi Genosida PBB: Janji-Janji Kosong Ritualisme Hak Asasi Manusia).

    BBC Indonesia telah memperoleh izin dari Pohlman untuk mengutip makalahnya.

    Secara terpisah, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menyoroti komitmen pemerintah Indonesia dalam bidang hak asasi manusia (HAM) yang menurutnya “setengah hati”.

    “Dalam kebijakan luar negeri dan sikap RI dalam forum regional maupun multilateral yang membahas krisis hak asasi manusia di sejumlah wilayah maupun dalam kaitan dengan ratifikasi perjanjian internasional […] seperti Suriah dan Palestina, baru sebatas pernyataan moral. Belum ada langkah konkret,” ujar Usman kepada BBC Indonesia.

    Menurut pegiat HAM itu, Indonesia baru sebatas komitmen normatif dan masih bersikap setengah hati di tingkat ratifikasi perjanjian internasional sehingga pelaksanaannya di lapangan menjadi tidak efektif.

    “Bahkan ada sejumlah perjanjian penting yang relevan dengan situasi krisis di Palestina, Ukraina, hingga Myanmar tapi hingga kini tidak kunjung diratifikasi. Contohnya Konvensi Genosida, Konvensi Pengungsi dan Statuta Roma.”

    Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi menyanggah tuduhan bahwa negaranya melakukan genosida di ICJ dalam sidang pada Desember 2019 silam (Reuters)

    “Bahkan agenda ratifikasi Statuta Roma kini dihapus dari RANHAM [Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia],” ujar Usman.

    Implikasinya, kata Usman, adalah Indonesia semakin kehilangan pijakan untuk berperan secara nyata dalam menangani situasi krisis kemanusiaan di dunia.

    Menanggapi pertanyaan mengenai kenapa Indonesia masih belum meratifikasi perjanjian relevan untuk krisis HAM seperti Konvensi Genosida PBB, Usman menjawab: “Indonesia memiliki sejarah kekerasan politik yang panjang”.

    “Termasuk yang dapat digolongkan ke dalam jenis kejahatan paling serius seperti kejahatan kemanusiaan dan genosida,” ujar Usman.

    Sementara menurut Teuku Rezasyah, Indonesia belum meratifikasi Konvensi Genosida “karena belum adanya kepaduan sikap diantara pemerintah, parlemen, dan masyarakat umum”.

    Apa Indonesia bisa berperan lebih banyak terkait Palestina?

    Menurut Kishino Bawono, dosen Hubungan Internasional dari Universitas Katolik Parahyangan dengan fokus kajian Timur Tengah, posisi Indonesia di peta perpolitikan dunia belum bisa dikatakan middle power (kekuatan menengah) apalagi major power (kekuatan besar).

    Hal ini membuat pengaruh Indonesia di mata internasional tidak akan terlalu signifikan dalam konteks menyuarakan isu kemanusiaan di Palestina.

    “Tidak heran jika memang kita hanya sibuk dengan pernyataan-pernyataan saja dan pertemuan-pertemuan yang juga menghasilkan pernyataan-pernyataan serta resolusi tanpa realisasi signifikan,” tuturnya.

    Di sisi lain, Kishino menambahkan bahwa Indonesia “masih dibebani isu-isu kemanusiaan” di negeri seperti ini.

    Akademisi ini menggarisbawahi kasus kekerasan kepada pengungsi Rohingya di Aceh yang sempat viral pada bulan Desember 2023.

    Baca juga:

    Pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan Indonesia tentang Palestina pun, menurut Kihsino, “juga akan terasa munafik dengan sempat merebaknya sentimen anti pengungsi Rohingnya di Indonesia beberapa waktu terakhir ini.”

    “Di satu sisi menyuarakan seruan membela Palestina, tapi kemudian melakukan tindak kekerasan kepada pengungsi Rohingya yang ada di Indonesia,” ujarnya.

    Lalu, tanpa meratifikasi Konvensi Genosida, apakah Indonesia berperan lebih dalam mendukung Palestina?

    Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengatakan implikasi dari tidak diratifikasinya Konvensi Genosida dan Statuta Roma adalah Indonesia semakin kehilangan pijakan untuk berperan secara nyata dalam menangani situasi krisis kemanusiaan di dunia.

    Hampir satu juta orang etnis Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada 2017 dan sebagian dari mereka menuju Indonesia (Reuters)

    Kendati demikian, Teuku Rezasyah, dosen Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Bandung, memiliki pendapat lain.

    “Konvensi Genosida yang ada hingga saat ini, cenderung memojokkan negara berkembang saja. Tidak mampu menyebut genosida di masa lalu, yang telah dilakukan oleh negara-negara berkebudayaan Eropa, atas wilayah jajahan mereka di Asia, Afrika, dan Latin Amerika,” ujar Rezasyah kepada BBC Indonesia.

    Menurut dia, Indonesia masih bisa melakukan langkah-langkah konkret lainnya seperti mendukung saran Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memboikot produk yang berhubungan dengan Israel di dalam negeri dan juga menggalang solidaritas Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Gerakan Non-Blok (GNB) di seluruh dunia dalam mendukung Palestina.

    Seberapa efektif Mahkamah Internasional dalam menyidangkan kasus?

    Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia dan Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani, mengatakan lembaga peradilan internasional kerap tidak efektif dalam menegakkan putusan yang telah dibuat karena “tidak ada penegak hukum yang dapat memaksakan putusan”.

    “Dalam masyarakat internasional, yang berlaku adalah hukum rimba yaitu siapa yang kuat dia yang menang. Might is Right,” ujarnya.

    Walaupun Indonesia tidak meratifikasi Konvensi Genosida, Hikmahanto mengatakan Indonesia tetap bisa memanfaatkan resolusi Majelis Umum PBB yang meminta advisory opinion (saran dan pendapat) dari Mahkamah Internasional (ICJ).

    Juru bicara Kemenlu Indonesia Lalu Muhammad Iqbal sebelumnya mengatakan Menlu Retno Marsudi telah dijadwalkan menyampaikan pendapat lisan di depan Mahkamah Internasional terkait hal ini.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 2 Tanda Hamas Dinilai Masih Kuat Hadapi Gempuran Israel di Gaza

    2 Tanda Hamas Dinilai Masih Kuat Hadapi Gempuran Israel di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Serangan beruntun Israel di Gaza dengan bombardir dan artilerinya tidak membuat Hamas gentar.

    Sejumlah pengamat menilai bahwa kekuatan sayap bersenjata Hamas tidak bisa diremehkan. Yon Machmudi, pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia menyatakan Hamas masih kuat melawan Israel walaupun sudah digempur selama dua bulan.

    “Tujuan Israel dalam perang adalah melenyapkan kelompok Hamas, tetapi yang terjadi Hamas masih kuat posisinya,” ungkap Yon kepada CNNIndonesia.com, Selasa (5/12).

    “Bahkan kemarin [Hamas] bisa bernegosiasi untuk mengatur [pembebasan] tawanan perang.” imbuhnya.

    Berapa keputusan yang diambil Hamas menunjukkan keberaniannya dalam menentang Israel.

    Hamas masih punya posisi tawar

    Hamas saat ini menegaskan tidak akan ada negosiasi mengenai pembebasan sandera yang tersisa sampai perang di Jalur Gaza benar-benar berhenti.

    Pejabat senior Hamas menyatakan sandera Israel yang tersisa di Gaza saat ini adalah tentara dan mantan tentara.

    “Kami menganggap (Perdana Menteri Israel) Netanyahu bertanggung jawab penuh atas nyawa para sandera Israel dan menghalangi penyelesaian kesepakatan pertukaran,” ungkap Osama Hamdan, pejabat Hamas, dikutip dari Al Arabiya News.

    Hamas secara konsisten siap untuk membebaskan sandera asing tanpa menuntut pertukaran tahanan Palestina yang disandera di penjara-penjara Israel.

    Al-Arouri, wakil kepala biro politik Hamas, menekankan bahwa pasukannya tidak menganiaya dan akan membebaskan tahanan anak-anak dan perempuan Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Menggunakan strategi pembersih

    Institute for the Study of War (ISW) menganalisis strategi yang digunakan Hamas dalam melawan Israel yang serupa strategi pembersih atau clearing operations.

    Milisi Hamas semakin sering menggunakan peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore ketika menyerang pasukan dan tank Israel.

    Hamas merancang taktik yang lebih canggih untuk menyerbu Israel, terutama sejak berakhirnya gencatan senjata dan dimulainya perang babak selanjutnya.

    “Kelompok (Hamas) ini bahkan mengklaim mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakkannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana,” bunyi laporan ISW.

    Dilansir dari MEHR News Agency, Brigade Al-Qassam mengumumkan pasukannya telah menargetkan Tel Aviv sebagai pembalasan atas kekejaman rezim Zionis terhadap warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan di Gaza.

    Brigade Al-Qassam juga mengklaim kelompoknya berhasil membunuh 10 pasukan Zionis dan menghancurkan lima kendaraan lapis baja Israel, termasuk tiga buldoser, satu tank, dan sebuah pengangkut personel di wilayah utara Khan Yunis di selatan Gaza.

  • Kenapa Hamas Dinilai Masih Kuat Hadapi Gempuran Israel di Gaza?

    Kenapa Hamas Dinilai Masih Kuat Hadapi Gempuran Israel di Gaza?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok Hamas dinilai memiliki kekuatan yang tak bisa diremehkan, menyusul perlawanannya menghadapi agresi Israel ke Jalur Gaza Palestina selama dua bulan terakhir.

    Meski Israel terus mengepung Jalur Gaza dengan bombardir dan artileri, Hamas dan milisi sekutunya di wilayah itu masih terus mengangkat senjata dan melancarkan perlawanan.

    Sejak gencatan senjata berakhir, Israel kembali menggempur Gaza habis-habisan dan kini tengah menargetkan Gaza Selatan. Tel Aviv mengklaim invasi darat ke Gaza Selatan bertujuan memusnahkan milisi Hamas yang lari dari Gaza Utara dan tengah bersembunyi di wilayah itu. 

    Walau hanya sekadar milisi dan gerakan perlawanan, sejumlah pengamat menilai kekuatan sayap bersenjata Hamas tak bisa diremehkan. Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Yon Machmudi menilai Hamas masih kuat meski terus terkepung gempuran Israel sejak dua bulan terakhir.

    “Tujuan Israel dalam perang adalah melenyapkan kelompok Hamas, tetapi yang terjadi Hamas masih kuat posisinya,” kata Yon kepada CNNIndonesia.com, Selasa (5/12).

    Ia kemudian berujar, “Bahkan kemarin [Hamas] bisa bernegosiasi untuk mengatur [pembebasan] tawanan perang.”

    Pembebasan tawanan perang merupakan bagian poin dalam gencatan senjata.

    Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata pada 24 November dan diperpanjang dua kali hingga berakhir pada 30 November.

    Kesepakatan itu mencakup pembebasan 50 sandera dari Gaza dan 150 tahanan Palestina dari penjara Israel, dan jeda pertempuran.

    Jumlah sandera itu lebih sedikit daripada tahanan yang dilepas Israel. Ini mengindikasikan Hamas punya daya tawar yang kuat.

    Selain itu, jumlah tahanan Palestina yang berada di penjara Israel juga mencapai ribuan.

    Dengan situasi ini, Yon menilai Israel belum mendapat kemenangan dari agresi yang berlangsung sejak 7 Oktober.

    Selain Yon, lembaga think-tank yang berbasis di Washington DC, Institute for the Study of War (ISW), juga menganggap taktik Hamas melawan Israel semakin canggih. ISW memaparkan Hamas fokus melakukan serangan yang menyasar pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka.

    Strategi ini, lanjut mereka, konsisten dengan strategi pembersihan atau clearing operation.

    ISW juga menilai Hamas makin sering menggunakan peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore saat menyerang tank Israel.

    “Kelompok ini bahkan mengklaim mereka memenuhi terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak,” demikian menurut ISW.

    Hamas lalu meledakkan bahan itu saat terdapat sekitar 60 tentara Israel.

    Agresi Israel ke Palestina telah menelan korban jiwa hingga 16.000. Mereka juga menggempur fasilitas sipil seperti sekolah hingga rumah sakit.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Israel Berdalih Mau Tumpas Hamas, Tapi Motif Sebenarnya Amat Culas

    Israel Berdalih Mau Tumpas Hamas, Tapi Motif Sebenarnya Amat Culas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan Hamas melanggar kesepakatan.

    Namun, kelompok Palestina itu membantah dan balik menuding Israel.

    Dalam rilis resmi, Israel membeberkan dalih kembali meluncurkan operasi yakni menumpas Hamas dan membebaskan para sandera.

    Namun, para pengamat punya penilaian lain bahwa motif Israel sebenarnya amat culas. Mereka berpendapat serangan Israel untuk menguasai penuh Gaza.

    Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Yon Machmudi menilai Israel belum mencapai tujuan dan meraih kemenangan dalam perang kali ini.

    “Tujuan Israel dalam perang adalah melenyapkan kelompok Hamas, tetapi yang terjadi Hamas masih kuat posisinya,” ujar Yon saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (5/12).

    Salah satu bukti Hamas masih kuat yakni mereka bisa bernegosiasi untuk mengatur jumlah tawanan yang dibebaskan dari Gaza.

    Setali dengan pernyataan Yon, pemerintah Israel juga melarang pejabat merayakan pembebasan para sandera ini. Perayaan itu bisa dianggap sebagai dukungan terhadap Hamas.

    Pertukaran sandera atau tawanan ini merupakan bagian dari gencatan senjata yang dimulai 24 November. Kesepakatan damai ini hanya bertahan selama tujuh hari dan berakhir pada 30 November.

    Setelah berakhir, Israel menggempur habis-habisan Gaza di utara dan selatan. Mereka juga meminta warga di selatan untuk pindah.

    Sebelumnya Israel mengusir warga Gaza utara untuk berpindah ke selatan. Kini, wilayah selatan masuk sebagai arena perang, padahal padat penduduk.

    “Yang harus kita perhatikan adalah displacement dari utara ke selatan itu memaksa penduduk Gaza mendekati perbatasan (Rafah),” ujar Yon.

    Yon menduga jika perbatasan Rafah dibuka kemungkinan memicu gelombang pemindahan secara besar-besaran.

    “Tentu ini yang diinginkan Israel untuk mengosongkan Gaza dan menguasai secara total,” lanjut dia.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Menyoal ambisi Israel, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi juga pernah menyatakan pandangan serupa.

    Retno mengatakan apa yang terjadi di Gaza adalah kelanjutan tindakan Israel yang ingin menghilangkan Palestina.

    “Apa yang terjadi di Gaza bukan hanya terjadi sekarang ini, namun sebuah kelanjutan dari ketidakadilan terhadap Palestina, sebuah kelanjutan dari pendudukan ilegal Israel, dan kelanjutan dari keinginan Israel untuk menghilangkan Palestina,” kata Retno saat konferensi pers virtual pada 23 November.

    Di kesempatan terpisah, Yon juga menyebut agresi Israel sejak 7 Oktober memang untuk melanjutkan aneksasi yang pernah dilakukan sebelumnya.

    Israel sempat menduduki Gaza pada 1967 hingga 2005. Kemudian pada 2006, Hamas menguasai wilayah itu usai menang dalam pemilihan umum (Pemilu) Palestina.

    Sejak 2006 hingga sekarang, Hamas menguasai daerah kantong tersebut.

    “[Israel] melakukan serangan dan ingin mengosongkan Gaza. Dari situ, Israel bisa menduduki kembali wilayah Gaza,” ujar Yon pada 23 November.

    Tak lama setelah meluncurkan agresi, Israel mengepung total Gaza.

    Sejalan dengan agresi ini, Eks Menteri Dalam Negeri Israel Ayalet Shaked mengungkapkan solusi krisis di Gaza yakni mengusir dua juta warga dari daerah kantong itu.

    Dia mengatakan negara-negara lain harus menerima pengungsi dari Gaza.

    “Kami perlu dua juta orang untuk meninggalkan Gaza. Itulah solusi untuk Gaza,” kata Shaked pada Rabu, dikutip Middle East Eye.

    Melihat kekejaman Israel di Gaza, profesor hubungan internasional St. Antony College di Oxford, Avi Shlaim, mengatakan pemerintahan Zionis lebih memilih tanah daripada perdamaian.

    Shlaim menganggap upaya perdamaian tak bisa sejalan dengan aksi pendudukan, sementara Israel terus memperluas okupasinya.

    “Israel melalui tindakannya telah menunjukkan bahwa mereka tak tertarik punya mitra perdamaian dengan Palestina karena mereka ingin mempertahankan kendali atas wilayah tersebut,” ungkap dia pada akhir Oktober lalu, dikutip The Wire.

    Untuk mewujudkan solusi damai di Palestina pihak-pihak terkait harus saling bernegosiasi. Palestina sementara itu dikuasai dua entitas yang berbeda yakni Hamas di Gaza dan pimpinan Mahmoud Abbas di Tepi Barat.

    Namun, menurut Shlaim, Israel menolak Hamas sebagai salah satu mitra damai sekaligus penguasa Gaza.

    Israel keberatan terkait narasi yang beredar jika ingin berdamai dengan Palestina maka harus bernegosiasi dengan Hamas.

    Jika mereka bernegosiasi artinya semua pihak mengakui solusi politik sebagai upaya damai konflik di Palestina. Ini berarti, Israel juga mengakui dan menganggap Hamas punya daya tawar yang sama.

    Israel, kata Shlaim, lalu memilih solusi militer untuk menyelesaikan konflik di Palestina.

    “Apa yang kita saksikan hari ini, hari demi hari, di Gaza adalah Israel bergerak menuju pembersihan etnis dan genosida,” ucap Shlaim.

  • Mahasiswa Palestina di RI Curhat Sulit Hubungi Keluarga di Gaza

    Mahasiswa Palestina di RI Curhat Sulit Hubungi Keluarga di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Ketua Mahasiswa Palestina di Indonesia Raed Arada mengaku cemas dengan kondisi keluarganya di Jalur Gaza. Mereka kesulitan menghubungi, bahkan terputus kontak dengan keluarga di Palestina.

    “Komunikasi sering putus, susah banget komunikasi dengan WhatsApp atau jaringan internet. Saya coba setiap beberapa hari sekali, saya akali dengan menelepon melalui salah satu aplikasi, terkadang masih bisa dihubungi. Terakhir saya bisa hubungi dua hari lalu dan alhamdulillah mereka baik-baik saja,” tuturnya.

    Raed menyebut ayah dan ibunya masih berada di Gaza, di tengah gempuran Israel. Ia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Raed dan satu adiknya tengah mengeyam pendidikan tinggi di Indonesia.

    “Saya tidak bisa bilang orang-orang, khususnya di Jalur Gaza itu 100 persen aman. Pasti mereka tidak tenang, apakah besok atau bahkan satu jam ke depan kita masih akan hidup,” cerita Raed kepada CNNIndonesia.com di Kedutaan Besar Palestina, Jakarta Pusat, Sabtu (25/11).

    “Zionis Israel menargetkan seluruh warga Palestina, tidak membedakan sipil dengan yang lain. Jadi keluarga tidak tenang, saya tidak bisa bilang mereka aman, alhamdulillah baik dan masih sehat, tetapi pasti tidak tenang,” imbuhnya cemas.

    Pria yang tengah mengeyam S2 Teknik Elektro di Universitas Indonesia (UI) itu bisa sedikit bernapas lega dengan adanya gencatan senjata sejak Jumat (24/11). Namun, Raed mengaku tak cukup hanya dengan empat hari gencatan senjata.

    Raed ingin perang segera berakhir. Ia mau semua kekacauan usai dengan kemenangan Palestina dan seluruh bangunan yang hancur bisa dibangun kembali.

    Ia lantas mengapresiasi bantuan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, Indonesia terbukti menjadi negara yang benar-benar peduli dengan Palestina.

    Bahkan, lulusan S1 Teknik Elektro Universitas Lampung itu membandingkan kepedulian Indonesia dengan negara-negara Arab.

    “Soal (kepedulian) negara Arab, susah saya komentar, tapi terbukti 50 hari terakhir siapa yang benar-benar peduli dengan Palestina atau tidak. Alhamdulillah Indonesia sudah membuktikan yang paling peduli,” jelas Raed.

    “Saya yakin pengganti Pak Jokowi nanti tetap akan peduli Palestina. Karena ini keinginan masyarakat, bukan pribadi atau presiden tertentu. Saya yakin masyarakat Indonesia rela mati demi Palestina,” tandasnya.

    Curahan hati senada disampaikan oleh Ahmed Shorafa, yang kini tengah berkuliah di Universitas Lampung. Ia mengaku khawatir dengan kondisi keluarganya di Gaza.

    Ahmed mengaku keluarganya, mulai dari ayah, ibu, kakak, hingga saudaranya, menetap di tempat yang dibombardir Israel tersebut. Ia mengaku kesulitan menghubungi sanak saudaranya di Palestina.

    “Saya belum dapat kabar dari keluarga di Palestina sejak dua minggu lalu karena enggak ada internet, sinyal, dan listrik di sana,” aku Ahmad.

    “Sebelumnya masih bisa komunikasi. Saya bisa telepon kakak saya, tapi setelah itu enggak bisa. Saya enggak tahu kabar keluarga saya sama sekali,” lanjutnya khawatir.

    (skt/pta)

  • Di Forum DEWG 2022, Johnny G. Plate Sebut 4 Usulan untuk KTT G20

    Di Forum DEWG 2022, Johnny G. Plate Sebut 4 Usulan untuk KTT G20

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membahas sederet isu digital dengan delegasi negara G20, di antaranya soal keamanan data pengguna.

    Menkominfo Johnny G Plate mengatakan dalam pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG) itu merumuskan usulan untuk dibahas dalam Presidensi KTT G20 November 2022.

    “Mengidentifikasi adanya realitas kesenjangan digital yang mengkhawatirkan, kurangnya pemahaman kecakapan literasi dan keahlian digital, serta kebocoran data yang meningkat,” kata Plate, Senin (29/8) di Nusa Dua, Bali.

    “(Kami) mengajak seluruh delegasi untuk merumuskan deklarasi untuk mengatasi tantangan masa depan digital,” sambungnya.

    Pertemuan keempat DEWG G20 dihadiri secara langsung oleh delegasi dari negara-negara anggota G20, kecuali delegasi dari Argentina yang hadir secara virtual.

    Sejumlah delegasi undangan juga hadir di forum keempat DEWG, antara lain Spanyol, Belanda, Singapura, Rwanda, Kamboja, dan Uni Emirat Arab (UAE).

    Kemudian forum itu juga dihadiri oleh National Knowledge Partner Universitas Indonesia; Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Padjadjaran.

    Selain isu data penduduk, konektivitas digital dan pemulihan pascapandemi covid-19 juga menjadi prioritas. Isu tersebut akan berfokus pengembangan konektivitas digital yang berpusat pada manusia.

    isu prioritas selanjutnya ialah literasi digital dan keterampilan digital. Anggota G20, disebut Plate tengah merumuskan G20 toolkit untuk mengukur literasi digital dan keterampilan digital.

    Kemenkominfo menggelar pertemuan keempat DEWG di Bali pada 29 hingga 30 Agustus 2022. Forum itu membahas ihwal trasformssi digital serta kolaborasi digital antar negara G20.

    Dalam gelaran itu ada 12 perusahaan teknologi swasta yang hadir di DEWG. Seluruh delegasi G20 yang hadir dapat bertukar ide hingga saling berkolaborasi.

    Di sisi lain, di Indonesia kebocoran data masih menjadi salah satu masalah serius. Beberapa waktu lalu, data-data pelanggan Indihome, PLN, dan Jasa Marga diduga bocor di forum hacker. Plate sendiri mengakui, kebocoran data berlangsung hampir setiap detik. 

    Plate mendorong penyelenggara sistem elektronik (PSE) untuk memperhatikan keamanan data pengguna. Dia ingin setiap PSE mempertebal keamanan digital dalam platform masing-masing.

    “Tadi pun saya mengingatkan karena kebocoran itu setiap detik, setiap menit, setiap hari, maka tiga hal yang harus diperhatikan,” kata Johnny di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, (25/8).

    (can/lth)

  • Profil Fitra Eri, Influencer Otomotif yang Diperiksa Kejagung di Kasus Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah

    Profil Fitra Eri, Influencer Otomotif yang Diperiksa Kejagung di Kasus Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah

    PIKIRAN RAKYAT – Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa YouTuber otomotif Fitra Eri sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina periode 2018-2023. Pemeriksaan dilakukan oleh penyidik pada Rabu, 5 Maret 2025.

    Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, menyatakan bahwa pemeriksaan terhadap Fitra Eri berkaitan dengan keahliannya sebagai influencer otomotif. “Saksi yang diperiksa yakni FEP (Fitra Eri Purwotomo) selaku influencer otomotif,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

    Fitra Eri membenarkan pemeriksaan tersebut dan menegaskan bahwa dirinya hanya diminta memberikan keterangan terkait aspek teknis otomotif, bukan terkait tindak pidana korupsi. “Ya betul. Saya dipanggil sebagai saksi. Semua pertanyaan penyidik sesuai dengan keahlian dan profesi saya di bidang otomotif,” kata Fitra Eri. “Hanya seputar pengaruh BBM ke kendaraan. Pertanyaan teknis umum. Tidak terkait tindak korupsinya,” tambahnya.

    Profil Fitra Eri

    Fitra Eri Purwotomo, lahir pada 17 Oktober 1974, adalah seorang pembalap mobil, jurnalis, dan influencer di bidang otomotif. Ia dikenal sebagai Pemimpin Redaksi Otodriver, sebuah media daring yang berfokus pada dunia otomotif, serta sebagai YouTuber dengan kanal pribadi yang populer di kalangan pecinta otomotif.

    Di dunia balap, Fitra Eri telah berkompetisi dalam berbagai kejuaraan nasional, termasuk Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM) di Sirkuit Sentul, Bogor. Karier balapnya dimulai pada 1999 saat mengikuti ajang Timor One Make Race.

    Selama periode 2011 hingga 2024, ia membalap bersama Honda Bandung Center Racing Team dan berhasil meraih gelar juara nasional Indonesia Touring Car Race (ITCR) 1.500 selama tiga musim berturut-turut. Di level internasional, ia menorehkan prestasi dengan menempati posisi kedua pada ajang Lamborghini Super Trofeo Asia 2014 di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia.

    Fitra Eri merupakan lulusan Teknik Mesin Universitas Indonesia tahun 1997. Ia pernah menikah dengan pembalap nasional Rally Marina Sosro Atmodjo pada 2009 dan memiliki seorang anak sebelum bercerai pada 2015. Kemudian, pada 2018, ia menikah dengan Rima Anissa dan dikaruniai seorang anak perempuan.

    Di dunia jurnalistik, Fitra memulai kariernya pada 1999 sebagai reporter di tabloid Otomotif, bagian dari Gramedia Majalah. Ia kemudian bergabung dengan redaksi tabloid Otosport dan sempat menjabat sebagai editor serta redaktur pelaksana. Pada 2003, ia berpindah ke Auto Bild Indonesia hingga akhirnya mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 2014.

    Setelah meninggalkan Gramedia, Fitra Eri bersama beberapa rekannya mendirikan Otodriver pada Juni 2015, yang kini menjadi salah satu media otomotif terkemuka di Indonesia.

    Di samping mengelola Otodriver, ia juga aktif mengembangkan kanal YouTube pribadinya, yang berisi berbagai ulasan otomotif dan perjalanan. Salah satu videonya yang paling populer adalah review kabin kelas utama Boeing 777-300ER Garuda Indonesia dari Jakarta ke London, yang telah ditonton lebih dari 15 juta kali.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • UI Membela Gelar Doktor dan Disertasi Bahlil: Tuntutan Pembatalan Tidak Tepat

    UI Membela Gelar Doktor dan Disertasi Bahlil: Tuntutan Pembatalan Tidak Tepat

    PIKIRAN RAKYAT – Polemik disertasi Bahlil Lahadalia masih berlanjut. Kampus tempatnya belajar Doktoral atau S3, Universitas Indonesia (UI), buka suara melalui Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional, Arie Afriansyah, pada Selasa 12 Maret 2025.

    Sebelumnya, publik menuntut karya tulis akhir Bahlil dibatalkan karena Dewan Guru Besar atau DGB UI menuntut hal tersebut karena empat alasan. Di antaranya adalah tidak jujur secara akademik, ada pelanggaran standar akademik, perlakuan istimewa dalam proses akademi, dan konflik kepentingan antara mahasiswa bersangkutan dengan promotor dan kopromotornya.

    UI membela disertasi Bahlil

    Kampus UI menyatakan karya disertasi Bahlil Lahadalia tidak perlu dibatalkan. Pasalnya itu merupakan keputusan empat organ utama Universitas Indonesia yaitu Rektor, Majelis Wali Amanat (MWA), Senat Akademik (SA), dan Dewan Guru Besar UI.

    “Keputusan ini (tidak membatalkan disertasi Bahlil) BUKAN keputusan Rektor sendirian. Tuntutan agar disertasi dibatalkan TIDAK TEPAT. Walaupu pada periode sebelumnya, Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) melakukan promosi doktor, empat organ UI telah memutuskan bahwa mahasiswa yang bersangkutan harus melakukan revisi disertasi,” ujar Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional, Arie Afriansyah.

    “Artinya, empat organ UI telah secara eksplisit menyatakan bahwa mahasiswa tersebut belum dapat diterima disertasinya sebagai dokumen pendukung kelulusan. Bila disertasi belum diterima dan dinyatakan sah, bagaimana mungkin disertasi tersebut dibatalkan?” katanya dalam rilis yang diterima Pikiran-rakyat.com.

    UI membela kelulusan dan gelar Bahlil

    Setali tiga uang, kelulusan dan gelar Doktor Bahlil juga tidak tepat untuk dibatalkan menurut UI. Alasannya adalah disertasi belum diterima oleh empat organ UI yang menandakan mahasiswa belum lulus. Keputusannya adalah kelulusannya ditunda dengan cara menunda yudisium sampai revisi selesai.

    “Adapun tuntutan pembatalan gelar mahasiswa yang bersangkutan juga TIDAK RELEVAN. Mahasiswa tersebut justru dinyatakan oleh empat organ UI BELUM dapat lulus dan BELUM mendapatkan ijazahnya,” ujarnya.

    Rilis pers UI tentang gelar Doktor Bahlil dan disertasinya yang tidak tepat untuk dibatalkan. Kolase UI dan ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom

    UI memutuskan memberikan pembinaan karena sebagai lembaga pendidikan, tugasnya adalah meningkatkan kualitas dan perubahan perilaku, tidak hanya menghukum perilaku tidak etis. Bentuk pembinaannya adalah peningkatan kualitas disertasi dan tambahan syarat publikasi ilmiah.

    “Rektor sangat terbuka terhadap pertanyaan, masukan, dan kritik. Bagi yang tidak memahami mengenai mekanisme pengambilan keputusan empat organ UI dan ingin bertanya, Rektor UI membuka diri untuk berdiskusi lebih lanjut secara langsung. Ruangan Rektor teka untuk siapa saja yang ingin berdiskusi,” ujarnya.

    Demikian keputusan UI terkait tuntutan disertasi dan gelar Doktor Bahlil dibatalkan. Menurut Universitas Indonesia, hal itu tidak tepat karena kampus memberikan pembinaan terhadap mahasiswa bersangkutan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News