Institusi: Universitas Diponegoro

  • Profil Dahnil Anzar, Eks Jubir Prabowo yang Jadi Wamen Haji

    Profil Dahnil Anzar, Eks Jubir Prabowo yang Jadi Wamen Haji

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto resmi melakukan perombakan kabinet atau reshuffle kabinet pada sejumlah jabatan menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih.

    Seiring pengesahan Undang-undang (UU) tentang Perubahan Ketiga atas UU No. 8/2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah beberapa waktu lalu, Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) kini bertransformasi menjadi kementerian.

    Mochamad Irfan Yusuf dan Dahnil Anzar Simanjuntak yang sebelumnya menjabat Kepala dan Wakil Kepala BP Haji pun dilantik sebagai Menteri dan Wakil Menteri Haji dan Umrah.

    Adapun, perombakan kabinet yang termaktub dalam Keputusan Presiden RI No.86B/2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Negara Kabinet Merah Putih periode tahun 2024-2029 ini juga mencakup kementerian lainnya.

    Prabowo melantik Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menjadi Menteri Keuangan pengganti Sri Mulyani Indrawati. Sementara itu, Mukhtaruddin dilantik sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran/ BP2MI, sedangkan Ferry Juliantono menjadi Menteri Koperasi (Menkop).

    Profil Dahnil Anzar Simanjuntak

    Dahnil Anzar Simanjuntak banyak dikenal sebagai politisi Partai Gerindra sekaligus tokoh pemuda organisasi keagamaan Islam terbesar kedua di Indonesia, yakni PP Muhammadiyah.

    Sebelum menjadi Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil menempati jabatan baru sebagai Wakil Kepala BP Haji sejak 22 Oktober 2024 bersama Irfan Yusuf selaku Kepala BP Haji.

    Sementara itu, rekam jejaknya di Muhammadiyah antara lain ditandai dengan posisi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah pada 2014 hingga 2018.

    Pada 2018, dia menjadi koordinator juru bicara Prabowo dan Sandiaga Uno yang maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Setahun berikutnya, dia bergabung ke Gerindra dan kembali ditunjuk Prabowo yang menjadi Menteri Pertahanan sebagai salah satu juru bicara.

    Terkait pendidikannya, dia menamatkan gelar S-1 akuntansi di STIE Ahmad Dahlan pada 2005, meraih gelar magister di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), dan menempuh pendidikan doktor di Universitas Diponegoro (Undip). Dahnil lahir di Langkat pada 10 April 1982 atau berusia 43 tahun.

  • Prabowo lantik Dahnil Azhar jadi Wamen Haji dan Umroh

    Prabowo lantik Dahnil Azhar jadi Wamen Haji dan Umroh

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melantik Dahnil Azhar Simanjuntak sebagai Wakil Menteri Haji dan Umroh di Istana Negara, Jakarta, Senin.

    Dahnil dilantik berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 86P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode 2024—2029 pada 8 September 2025.

    “Bahwa saya, akan setia kepada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya, kepada bangsa dan negara. Bahwa saya, dalam menjalankan tugas jabatan, akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab,” demikian bunyi sumpah jabatan yang dipandu Kepala Negara dan diikuti Dahnil.

    Presiden Prabowo, dalam prosesi yang sama, juga melantik Mochamad Irfan Yusuf Hasyim sebagai Menteri Haji dan Umrah.

    Selepas itu, acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pelantikan, dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

    Acara dilanjutkan dengan pemberian selamat oleh Presiden Prabowo, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, dan pimpinan lembaga.

    Dahnil Anzar Simanjuntak lahir pada 10 April 1982 di Salahaji, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dan menempuh pendidikan tinggi di bidang akuntansi publik di Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta.

    Perjalanan akademisnya berlanjut ke Universitas Indonesia, tempat ia meraih gelar Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik dengan konsentrasi desentralisasi keuangan, lalu menuntaskan studi doktoral di bidang Ilmu Ekonomi di Universitas Diponegoro.

    Karier Dahnil diawali sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Tangerang dan kemudian menjadi dosen PNS di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten.

    Di luar dunia akademik, namanya mulai dikenal luas ketika menjabat Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah periode 2014–2018. Posisi ini mengukuhkannya sebagai salah satu tokoh pemuda Islam yang aktif menyuarakan isu-isu sosial, kebangsaan, dan kepemudaan.

    Pada 22 Oktober 2024, Presiden Prabowo menunjuk Dahnil sebagai Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji).

    Pewarta: Andi Firdaus
    Editor: Imam Budilaksono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Perjuangan Syahrizal Fahru Rosyid, Pustakawan Lebak yang Tempuh 6 Jam Setiap Hari demi Jaga Akses Literasi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 September 2025

    Perjuangan Syahrizal Fahru Rosyid, Pustakawan Lebak yang Tempuh 6 Jam Setiap Hari demi Jaga Akses Literasi Regional 7 September 2025

    Perjuangan Syahrizal Fahru Rosyid, Pustakawan Lebak yang Tempuh 6 Jam Setiap Hari demi Jaga Akses Literasi
    Tim Redaksi
    LEBAK, KOMPAS.com –
    Suasana Perpustakaan Saidjah Adinda Rangkasbitung siang itu terasa tenang. Di antara suara pelan lembaran buku yang dibalik dan langkah ringan pengunjung, tampak seorang pustakawan muda sibuk menata buku-buku yang baru dikembalikan.
    Dia adalah Syahrizal Fahru Rosyid (30), sosok di balik pelayanan koleksi di perpustakaan kebanggaan Kabupaten Lebak, Banten.
    Dengan senyum ramah, Rizal—sapaan akrabnya—membagikan kisah perjalanan hidup dan pengabdiannya sebagai pustakawan.
    Sejak kecil, Rizal sudah akrab dengan buku, namun bukan dari perpustakaan, melainkan dari hadiah orang tuanya.
    “Waktu SD enggak ada perpustakaan, SMP ada tapi enggak difungsikan. Guru pun nggak pernah mengarahkan murid untuk berkunjung,” kenang Rizal saat ditemui di Perpustakaan Saidjah Adinda, Kamis (4/9/2025).
    Ketertarikannya pada dunia literasi baru tumbuh serius saat kuliah.
    Ia memilih Ilmu Perpustakaan di Universitas Diponegoro, pilihan yang jarang diambil teman seangkatannya.
    “Menurut saya, semua pekerjaan pasti ada bidang ilmunya. Kalau ada jurusannya berarti pasti ada prospek kerjanya,” ujarnya.
    Sejak 2019, Rizal menjadi pustakawan honorer di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lebak.
    Meski telah kembali ke tanah kelahiran, ia tinggal di Cakung, Jakarta Timur, bersama istri dan anaknya.
    Setiap hari, ia menempuh perjalanan sekitar 6 jam pulang-pergi menggunakan KRL, berangkat pukul 04.30 pagi dan tiba kembali di rumah sekitar pukul 20.00 malam.
    “Capek itu pasti, enam jam di perjalanan. Tapi saya sudah memilih jalannya, jadi ya dijalani saja,” ujarnya.
    Meski melelahkan, Rizal tetap konsisten. Baginya, akses bacaan masyarakat Lebak jauh lebih penting daripada kenyamanan pribadi.
    Selama bertahun-tahun, Rizal harus bertahan dengan gaji honorer yang terbatas, bahkan kerap tidak cukup untuk menutupi biaya transportasi harian.
    “Ya namanya honorer, gajinya terbatas. Kalau dihitung-hitung, ongkos perjalanan sehari-hari cukup besar juga. Tapi karena sudah jalan yang dipilih, ya dinikmati saja,” tuturnya.
    Namun, semangatnya tak pernah surut. Ia dua kali lolos sertifikasi pustakawan, bahkan meraih penghargaan Pustakawan Terbaik Provinsi Banten. Sejak 2023, ia akhirnya berstatus ASN PPPK.
    Di perpustakaan, Rizal menangani hampir semua layanan: mulai dari katalogisasi, klasifikasi, hingga membantu pengunjung mencari koleksi melalui sistem otomasi.
    Bagian yang paling ia sukai adalah interaksi dengan pengunjung.
    “Kalau masyarakat datang, kita harus bisa memahami kebutuhan informasinya. Tugas pustakawan bukan hanya menyimpan buku, tapi juga memastikan buku itu sampai ke pembaca yang tepat,” tegasnya.
    Menurut Rizal, jumlah pustakawan di Lebak masih belum ideal. Ia berharap ada formasi CPNS dan PPPK lebih banyak untuk lulusan Ilmu Perpustakaan.
    “Perpustakaan itu sama pentingnya seperti sekolah atau rumah sakit. Kalau sekolah butuh guru, rumah sakit butuh dokter, maka perpustakaan juga butuh pustakawan,” katanya.
    Rizal melihat bahwa minat baca masyarakat sebenarnya tinggi, tetapi aksesnya masih terbatas, terutama di sekolah-sekolah.
    “Jadi bukan minatnya yang rendah, tapi akses bukunya yang masih kurang,” ujarnya.
    Perpustakaan Saidjah Adinda sendiri kini memiliki lebih dari 20.000 judul buku, dengan total 40.000 eksemplar.
    Koleksinya beragam: dari buku agama, sejarah, novel, hingga referensi akademik.
    Fasilitasnya mencakup ruang baca anak, audio visual, dan layanan perpustakaan keliling yang menjangkau desa-desa.
    Rata-rata, 1.000 pengunjung datang setiap bulan, tak hanya dari Lebak, tapi juga dari Tangerang, Serang, dan daerah lainnya.
    Bagi Rizal, keberhasilan perpustakaan bukan diukur dari jumlah koleksi atau kunjungan semata, tapi dampaknya pada generasi muda.
    “Saya ingin anak-anak Lebak merasakan fungsi perpustakaan sejak kecil. Kalau saya dulu baru mengenalnya saat kuliah,” katanya.
    Ia berharap perpustakaan bisa menjadi ruang aman, tempat belajar, dan sumber inspirasi, bukan sekadar tempat meminjam buku.
    “Harapan saya, semakin banyak anak-anak yang gemar membaca. Karena dari situlah masa depan mereka bisa terbuka,” ucapnya.
    Kini, di antara rak-rak buku yang hening, Rizal tetap teguh mengabdi. Bagi dia, menjadi pustakawan bukan sekadar pekerjaan, tetapi panggilan untuk menjaga nyala api literasi di tanah kelahirannya.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral di Medsos, Driver Ojol Hadiri Wisuda Anak Pakai Atribut Maxim

    Viral di Medsos, Driver Ojol Hadiri Wisuda Anak Pakai Atribut Maxim

    Jakarta

    Kisah mitra pengemudi Maxim di Semarang Rasimin viral di media sosial. Ini setelah akun TikTok @kurintabayu mengunggah fotonya menghadiri acara wisuda putrinya di Universitas Diponegoro (Undip) menggunakan jaket dan helm Maxim.

    Momen haru tersebut mendapatkan banyak perhatian netizen yang kagum atas perjuangan seorang ayah yang berhasil mengantarkan anaknya hingga lulus dari perguruan tinggi. Unggahan itu kini telah ditonton lebih dari 7 juta kali dengan 1,6 juta likes dan 21 ribu komentar di platform TikTok.

    Rasimin merupakan pengemudi ojek online yang mulai bergabung sebagai mitra pengemudi Maxim pada tahun 2023. Pada saat itu, ia dibantu oleh anaknya, Riri dalam melakukan pendaftaran untuk bekerja sebagai mitra pengemudi transportasi online.

    Rasimin sempat mengalami masa-masa sulit setelah dirinya harus menjadi orang tua tunggal karena ditinggal oleh sang istri yang meninggal dunia. Cobaan semakin berat setelah Rasimin juga harus kehilangan pekerjaannya setelah menjadi korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

    Namun, di tengah situasi sulit tersebut, Rasimin mencoba bangkit untuk bisa terus menghidupi kedua putrinya. Pria berusia 51 tahun tersebut bekerja keras setiap hari untuk menghidupi keluarga dan memastikan putrinya bisa menyelesaikan pendidikan tinggi.

    “Saya bersyukur bisa mengantarkan anak saya hingga lulus kuliah, bagi saya pendidikan anak merupakan hal penting untuk mendukung masa depan mereka yang lebih baik dan bisa bermanfaat bagi orang lain, itulah yang menjadi suntikan semangat bagi saya dalam bekerja setiap harinya,” ujar Rasimin, dalam keterangan tertulis, Jumat (29/8/2025).

    Terkait unggahan foto Rasimin dan anaknya yang viral di TikTok, Rasimin mengaku terkejut dan tidak menduga bisa mendapatkan banyak atensi positif dari masyarakat. Rasimin juga mengonfirmasi pemilik akun @kurintabayu merupakan fotografer yang memotret momen wisuda Rasimin dan anaknya.

    “Ya, saya kenal mas Bayu (fotografer) waktu dia jadi penumpang saya saat sedang narik Maxim. Waktu itu dia yang menawarkan diri untuk mau fotoin wisuda anak saya secara ikhlas,” kata Rasimin.

    “Oleh karena itu, saya mau mengucapkan terima kasih kepada mas Bayu dan juga Maxim yang telah membantu saya dan keluarga,” sambungnya.

    Selaku perusahaan penyedia layanan transportasi online, Maxim memberikan apresiasinya kepada Rasimin beserta anaknya. Dalam kesempatannya, Head of Subdivision Maxim Semarang Arindra Mufti turut mengunjungi kediaman Rasimin di Gayamsari untuk memberikan bingkisan spesial dan saldo pengemudi gratis.

    Bingkisan spesial dan saldo perjalanan gratis Maxim juga turut diberikan kepada Riri dan Bayu dengan total Rp 600.000.

    “Apresiasi setinggi-tingginya untuk para mitra kami, kisah Rasimin ini merupakan salah satu dari banyaknya kisah inspiratif dari pengemudi Maxim yang berhasil mewujudkan impian keluarga mereka. Tentunya merupakan suatu kebahagiaan bagi kami bisa menciptakan peluang bagi mitra dan pengguna kami untuk bisa terus berkembang,” ucap Arindra.

    (anl/ega)

  • Undip lepas 57 Tim Ekspedisi Patriot ke 13 Provinsi

    Undip lepas 57 Tim Ekspedisi Patriot ke 13 Provinsi

    SSEMARANG- Universitas Diponegoro (Undip) Semarang secara resmi melepas keberangkatan Tim Ekspedisi Patriot yang akan melaksanakan misi pengabdian masyarakat, penelitian, dan penjelajahan di 13 provinsi wilayah transmigrasi di Indonesia.

    Rektor Undip Prof. Suharnomo, di Semarang, Sabtu, menyebutkan setidaknya ada 285 peserta program Ekspedisi Patriot yang terdiri atas mahasiswa, alumni, dan dosen dari berbagai fakultas di Undip.

    “Mereka akan menjalankan serangkaian kegiatan seperti penelitian lapangan, edukasi masyarakat, pengembangan potensi daerah, serta promosi nilai-nilai kebangsaan dan cinta Tanah Air,” katanya.

    Tim Ekspedisi Patriot merupakan salah satu program strategis Kementerian Transmigrasi yang menugaskan peneliti muda ke daerah transmigrasi untuk mengkaji potensi sumber daya, mengidentifikasi komoditas unggulan, serta merumuskan strategi pengembangan kawasan.

    Untuk menjalankan program unggulan tersebut, Kementerian Transmigrasi menggandeng tujuh perguruan tinggi, salah satunya Undip.

    Suharnomo menjelaskan bahwa program tersebut bukan hanya sebagai wujud implementasi tri dharma perguruan tinggi, tetapi juga untuk menanamkan semangat patriotisme di kalangan generasi muda.

    Ia menekankan para peserta agar menetapkan niat yang benar saat memutuskan untuk berangkat dan menjadi bagian dalam tim ekspedisi, yaitu memberikan manfaat untuk masyarakat.

    “Ingat selalu untuk menghormati budaya dan kearifan lokal di mana ditempatkan. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Jadilah penggerak yang memberikan inspirasi. Isi ruang-ruang publik dengan hal-hal positif yang membangun optimistis bangsa,” katanya.

    Sementara itu, PIC Tim Ekspedisi Patriot Prof. Dr. Ing WiwandDi Handayani menjelaskan bahwa tim akan menjalankan program selama empat bulan, dan sebelumnya akan mendapatkan pembekalan terlebih dahulu dari Kementerian Transmigrasi.

    “Para penggerak dan peneliti muda ini akan melakukan kajian yang menghasilkan luaran rencana pengembangan kawasan dan identifikasi potensi alam atau daerah,” kata Guru Besar Departemen Perencanaan Wilayah dan Perkotaan (PWK) Fakultas Teknik Undip itu.

    Tim Ekspedisi Patriot akan menjelajahi wilayah yang mencakup 13 provinsi, 35 kabupaten dan 57 kawasan transmigrasi yang dijadwalkan secara bertahap mulai 26-31 Agustus 2025 yang berakhir pada 9 Desember 2025.

    Di lokasi tersebut, mereka akan melakukan berbagai kegiatan, seperti: pemetaan potensi sumber daya; pendampingan UMKM; pelatihan teknologi tepat guna; edukasi lingkungan; dan lainnya.

    Melalui program tersebut diharapkan mampu memperkuat jejaring kerja sama antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, komunitas lokal, dan masyarakat, sekaligus mengangkat potensi wilayah yang selama ini belum banyak tersentuh.

    “Tujuannya adalaĥ lokasi transmigrasi nantinya, bukan hanya untuk memindahkan penduduk, tetapi mampu berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi,” katanya.

  • Antropolog Belanda Sebut Fenomena Buzzer Bayaran di Indonesia Sudah Menjadi Industri

    Antropolog Belanda Sebut Fenomena Buzzer Bayaran di Indonesia Sudah Menjadi Industri

    GELORA.CO –  Antropolog politik komparatif University of Amsterdam Ward Berenschot menyebut fenomena pendengung atau buzzer di dunia maya sudah menjadi suatu industri di Indonesia. Kesimpulannya itu berdasarkan lima tahun riset atas fenomena kejahatan siber di Indonesia.

    “Kami sudah sekitar lima tahun melakukan riset tentang fenomena kejahatan siber di Indonesia,” kata Ward saat lokakarya yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jumat (22/8/2025).

    Berenschot menjelaskan riset dilakukan dengan cara mewawancarai orang-orang yang melaksanakan pekerjaan itu, mengerti bagaimana cara kerjanya, serta dari mana uang yang digunakan untuk membiayai berasal. “Temuannya memang menjadi industri karena justru banyak elite politik, elite bisnis yang mendanai tentara siber tersebut untuk mempengaruhi opini publik di media sosial,” tambahnya.

    Hasil penelitian ini, lanjut dia, diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang fenomena tersebut. Selain itu, menurut dia, Pemerintah Indonesia juga harus membuat kebijakan untuk menghentikan fenomena tersebut.

    “Pemilik suatu akun media sosial harus jujur ketika unggahannya dibayar, harus transparan,” katanya.

    Sementara Wakil Rektor (Warek) IV Undip Semarang Wijayanto mengatakan selain kampus ini, penelitian juga melibatkan University of Amsterdam serta Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Ia menjelaskan alasan pemilihan penelitian di Indonesia karena negara ini menjadi salah satu pengguna media sosial terbesar serta adanya praktik pemilihan langsung.

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menurut dia, diperoleh kesimpulan tentang perlunya peningkatan literasi digital, etika politik, serta transparansi platform digital. “Kita harus membantu memastikan ruang publik bebas dari kabar bohong dan tidak mudah dimanipulasi,” katanya.

    Maraknya buzzer alias pendengung di media sosial ikut meresahkan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri. Ia menyatakan sampai-sampai harus mengutus perantara meminta Presiden Prabowo Subianto memberangus para pelakunya.

    “Saya sudah bilang melalui seseorang supaya Pak Prabowo membuang itu namanya buzzer-buzzer yang hanya membuat yang namanya perpecahan di antara kita sendiri, belum tentu faktanya aja,” ujarnya dalam acara Serambi Pancasila dan Peluncuran Buku di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Jakarta, Senin (11/8/2025).

    Ia menegaskan tak gentar kena serang para pendengung akibat komentar tersebut. “Saya ndak takut, karena ini adalah kebenaran, kebenaran yang hakiki,” ia menekankan.

    Keresahan itu disampaikan Megawati dengan asumsi saat ini banyak pihak yang memilih ramai di belakang bila tak setuju dengan pendapatnya. Menurutnya, kritik mestinya disampaikan secara langsung, bukan dengan “ngedumel di belakang”.

  • Mengintip Harta Kekayaan Plt Sekda Pati Riyoso

    Mengintip Harta Kekayaan Plt Sekda Pati Riyoso

    Dari penelusuran informasi yang dihimpun Liputan6.com yang tertuang pada dokumen Daftar Informasi Publik Pimpinan dan PNS di Lingkungan Pemkab Pati Periode September 2022, berhasil menyajikan rekam jejak Riyoso selama menjadi PNS.

    Pejabat kelahiran Kabupaten Pati pada 20 November 1971 ini, menyandang gelar Sarjana Sosial dan Magister Manajemen. Saat bersekolah, Riyoso dikenal pelajar yang aktif di sejumlah organisasi skolah. Yakni sebagai pengurus OSIS SMA Negeri 1 Pati.

    Riyoso juga sempat aktif sebagai anggota Manggala Pati Praja periode 1991-1994. Pada tahun 1992 hingga 1994, Riyoso menjadi pengurus Bintalroh Praja. Serta pengurus IKDIKPP (2000), bendahara FKPP Jawa Tengah (2007), dan Ketua IARMI Kabupaten Pati (mulai 2021).

    Dari laman Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Pati, mencantumkan riwayat pendidikan Riyoso. Dia bersekolah di SD Ngemplak Kidul 01 tahun 1979-1985, SMP Negeri 6 Pati tahun 1985-1988) dan SMA Negeri 1 Pati tahun 1988-1991.

    Usai lulus dari SMA, Riyoso berhasil diterima sebagai mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 1991-1999. Sedangkan gelar pasca sarjana, dia peroleh saat kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tahun 2001-2003)

    Karir Riyoso setelah diterima menjadi PNS, diawali sebagai PJ Sekretaris Lurah 2001 sampai dengan 2003. Berkat kepiawaianya memimpin, dia sempat ditunjuk sebagai Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Margoyoso selama tahun 2003-2006.

    Karier Riyoso sebagai PNS pun makin moncer. Dia sempat menjabat Sekretaris Camat Cluwak tahun 2010, Camat Dukuhseti 2010-2012 dan Camat Margorejo 2012-2013. Selanjutnya dia diangkat sebagai Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Pati tahun 2013-2021 dan Plt Kepala Satpol PP tahun 2018.

  • 1
                    
                        Profil Sudewo, Bupati Pati yang Tantang 50.000 Warga Demo Kenaikan PBB 250 Persen
                        Regional

    1 Profil Sudewo, Bupati Pati yang Tantang 50.000 Warga Demo Kenaikan PBB 250 Persen Regional

    Profil Sudewo, Bupati Pati yang Tantang 50.000 Warga Demo Kenaikan PBB 250 Persen
    Penulis
    PATI, KOMPAS.com
    – Bupati Pati, Sudewo, tengah jadi perbincangan setelah pernyataannya menantang aksi unjuk rasa warga viral di media sosial.
    Dalam video yang beredar di media sosial, Sudewo menyatakan tak gentar meski harus menghadapi gelombang demonstrasi besar menolak kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen.
    “Siapa yang akan melakukan penolakan, saya tunggu. Silakan lakukan. Jangan cuma 5.000 orang, 50.000 orang aja suruh ngerahkan, saya tidak akan gentar. Saya tidak akan mengubah keputusan,” ujar Sudewo, dikutip Rabu (6/8/2025).
    Pernyataan ini menyulut reaksi keras dari masyarakat.
    Ribuan warga dikabarkan akan turun ke jalan dalam demonstrasi akbar pada 13 Agustus 2025, menolak kenaikan pajak yang dianggap memberatkan.
    Sudewo lahir di Pati, 11 Oktober 1968, dan merupakan politikus senior di Jawa Tengah.
    Ia menamatkan pendidikan sarjana di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada 1993, lalu melanjutkan studi magister di bidang Teknik Pembangunan di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
    Karier profesionalnya diawali sebagai karyawan di PT Jaya Construction (1993–1994), lalu menjadi pegawai proyek Departemen Pekerjaan Umum di Bali.
    Ia diangkat sebagai PNS tahun 1997 dan sempat bertugas di Dinas PU Kabupaten Karanganyar sebelum memutuskan untuk berwiraswasta.
    Sudewo pertama kali masuk dunia politik melalui Partai Demokrat, dan terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009–2013.
    Setelah sempat vakum, ia kembali ke Senayan pada Pemilu 2019 lewat Partai Gerindra.
    Di partai besutan Prabowo Subianto itu, ia menjabat sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Organisasi DPP Partai Gerindra hingga sekarang.
    Pada Pilkada Pati 2024, Sudewo bersama pasangannya Risma Ardhi Chandra memenangkan kontestasi dan resmi menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pati.
    Sebelumnya, ia pernah mencalonkan diri di Pilkada Karanganyar 2002, namun belum berhasil.
    Selain aktif di parlemen dan pemerintahan, Sudewo juga punya rekam jejak organisasi yang panjang, di antaranya:
    Di awal kepemimpinannya sebagai Bupati Pati, Sudewo mengumumkan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
    Kenaikan PBB ini diumumkan Sudewo dalam rapat bersama para camat dan anggota PASOPATI di Kantor Bupati Pati pada Minggu (18/5/2025),
    “Telah disepakati bersama bahwa kesepakatannya itu sebesar 250 persen karena PBB sudah lama tidak dinaikkan, 14 tahun tidak naik,” ujar Sudewo, dikutip dari situs resmi Humas Pati, Selasa (5/8/2025).
     
    Menurut Sudewo, tarif PBB di Kabupaten Pati selama ini tidak pernah disesuaikan sejak 14 tahun terakhir.
    Akibatnya, penerimaan daerah dari sektor pajak tergolong rendah, bahkan tertinggal dari kabupaten-kabupaten tetangga.
    “PBB Kabupaten Pati hanya sebesar 29 Miliar, di Kabupaten Jepara 75 miliar. Padahal, Kabupaten Pati lebih besar daripada Kabupaten Jepara,” kata Sudewo.
     
     
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Profil Bupati Gunungkidul, Pernah Lempar Asbak ke Penipu hingga Sebut Monyet semakin Cerdas

    Profil Bupati Gunungkidul, Pernah Lempar Asbak ke Penipu hingga Sebut Monyet semakin Cerdas

    Liputan6.com, Jakarta Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menjadi sorotan masyarakat luas. beberapa waktu lalu, video Endah melempar asbak ke pelaku penipuan menjadi viral di media sosial.

    Kejadian tersebut terjadi di Padukuhan Ngunut, Kalurahan Playen, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Senin (14/7) malam. Pria berinisial AB, pelaku penipuan dengan mencatut nama Endah berhasil diamankan warga.

    Tanpa menunggu lama, Bupati Endah yang saat itu didampingi asisten pribadi, beberapa anggota kepolisian, serta warga langsung mendatangi lokasi AB diamankan.

    Setibanya di lokasi, suasana makin memanas. Tatapan tegas Bupati Endah mengarah langsung ke sosok AB yang duduk di antara kerumunan warga. AB tampak gugup, keringat membasahi pelipisnya, dan sorot matanya tak mampu menatap balik wajah pemimpin daerah itu.

    Dengan nada tinggi dan wajah penuh emosi, Bupati langsung menyentak pelaku di depan umum. “Anda ini berani sekali mencatut nama saya!), seru Bupati Endah dalam bahasa Jawa halus.

    AB tak kuasa membela diri. Ia hanya menunduk, sesekali bergumam pelan, mencoba memberi penjelasan yang terdengar berbelit-belit. Namun, alih-alih meredakan suasana, jawaban itu justru menyulut kemarahan Bupati. Endah lantas melempar asbak hingga pecah.

    “Orang ini jelas-jelas mempermainkan nama baik saya dan institusi pemerintah. Ini mencederai kepercayaan masyarakat,” kata Bupati.

    Belum lama dari video tersebut, Endah kembali menjadi sorotan dalam forum dialog Rakordal Triwulan II 2025 yang dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Yogyakarta, Selasa (29/7).

    Bicara dengan apa adanya, Endah mencurahkan keluh kesah perihal persoalan sektor pertanian yang dihadapi di daerahnya. Salah satu yang menjadi pembahasan serius adalah perihal populasi monyet.

    “Bapak Menteri, kami ini sudah bingung. Lahan kami luas, potensi produksi tinggi, tapi air belum tersedia optimal, dan monyet malah makin cerdas. Sudah sampai masuk rumah warga, merusak genteng masjid, dan melempari jalan pakai jagung,” kata Endah dalam paparannya, Rabu (30/7).

    Gunungkidul sendiri saat ini memiliki luas lahan pertanian siap panen untuk padi sebesar 35.351 hektare. Lahan sawah dilindungi mencapai 31.560 hektare atau 43% dari total LSD (Lahan Sawah Dilindungi) di DIY. Kabupaten ini juga tengah menghadapi musim panen jagung dengan hasil Januari–April mencapai 258.416 ton pipilan kering.

    “Kami ini punya potensi luar biasa, Pak Menteri. Tapi bagaimana mau maksimal kalau irigasinya tidak tuntas?” imbuhnya.

    Jika persoalan sumur bisa ditunggu, maka beda cerita dengan kawanan monyet ekor panjang yang kini kian meresahkan warga. Endah menggambarkan bagaimana monyet-monyet itu tak hanya merusak ladang jagung dan kacang, tapi juga mencuri makanan di dapur warga, memanjat rumah, hingga merusak atap masjid.

    “Mereka ini seperti manusia, Pak Menteri. Kami sampai mikir, mungkin Darwin benar. Karena sekarang mereka bisa membedakan hari: Jumat datang ke tempat pasar, Senin sampai Kamis balik lagi rusak ladang,” ucapnya.

    Lantas siapa sebenarnya Endah?

    Endah adalah seorang politikus yang lahir 23 Maret 1976. Dia resmi menjabat sebagai Bupati Gunungkidul per tanggal 20 Februari 2025.

    Sebelum menjadi bupati, Endah menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunungkidul periode 2019–2024.

    Endah merupakan warga asli Kapanewon Ponjong, salah satu wilayah pedesaan di Gunungkidul. Dia menempuh pendidikan dasar di SDN Kenteng 1 Ponjong, SMP Negeri 2 Ponjong dan SMA/SMEA Muhammadiyah Karangmojo.

    Endah kemudian menempuh pendidikan tinggi di AMP YKPN Yogyakarta untuk jenjang D3, lalu memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari STIE YKPN Yogyakarta.

    Di tahun 2023, dia melanjutkan pendidikan magister di Program Studi Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, dan dinyatakan lulus pada Februari 2024.

    Dalam dunia politik, Endah pernah tercatat sebagai tenaga ahli Fraksi PDI Perjuangan di DPRD DIY. Kemudian terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Gunungkidul.

    Saat Pilkada Gunungkidul tahun 2024, Endah mencalonkan diri berpasangan dengan Joko Parwoto. Pasangan ini diusung gabungan partai; PDIP, Golkar, PKB dan Partai Buruh.

  • Akpol Gelar Penelitian Kelembagaan di Jambi, Harap Perwira Polri Berintegritas

    Akpol Gelar Penelitian Kelembagaan di Jambi, Harap Perwira Polri Berintegritas

    Jakarta

    Akademi Kepolisian (Akpol) menggelar kegiatan penelitian kelembagaan yang dilaksanakan di Polda Jambi. Penelitian ini merupakan kerja sama antara Akpol dengan Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes).

    Adapun kegiatan ini berlangsung pada Senin (28/7), menyasar alumni Akpol lulusan tahun 2022 hingga 2024 yang kini berdinas di Polda Jambi yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juli hingga 1 Agustus 2025. Dalam kegiatan terdapat peneliti berjumlah empat orang, yakni Kombes Dr. Eko Suprihanto, Kombes M Iqbal Alqudusy, AKBP Susy Fitria, dan Dr Siti Wahyuni.

    Kakorgadik Bingadik Akpol Lemdiklat Polri, Kombes Iqbal mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengkaji efektivitas pola Jarlatsuh (Pembelajaran, Pelatihan, dan Pengasuhan) dalam membentuk profil perwira Polri yang berintegritas, profesional, dan humanis.

    “Melalui pola pendidikan Jarlatsuh selama di Akpol, kami berharap para lulusan mendapatkan bekal akademik, karakter kebhayangkaraan, keterampilan teknis dan jasmani, sehingga siap menghadapi berbagai tantangan di lapangan,” ujar Kombes M Iqbal kepada wartawan, Rabu (30/7/2025).

    Dia menambahkan keberhasilan pendidikan Akpol dapat diukur melalui profil lulusan yang mampu menjadi kader pemimpin Polri berpangkat IPDA yang berintegritas, memiliki gelar Sarjana Terapan Ilmu Kepolisian (S.Tr.K.), serta mampu menjadi manajer lini terdepan dalam pelaksanaan fungsi teknis kepolisian.

    Penelitian kelembagaan ini mengangkat tema ‘Konstruksi Jarlatsuh dalam Mewujudkan Polisi sebagai Penjaga Kehidupan, Pembangun Peradaban, dan Pejuang Kemanusiaan’. Tujuannya antara lain untuk:

    Menemukan dan menganalisis pola Jarlatsuh yang dilaksanakan di Akpol, Menganalisis pengaruh pola Jarlatsuh terhadap kinerja para perwira lulusan Akpol saat berdinas,

    (aud/zap)