Institusi: Universitas Diponegoro

  • Dia Tandatangan Atas Nama Negara

    Dia Tandatangan Atas Nama Negara

    GELORA.CO – Beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh bikin pemerintahan Presiden Prabowo Subianto pusing. 

    Pemerintah memastikan tidak akan ikut membiayai beban utang kereta cepat ke China.

    Diketahui, proyek Whoosh berbuntut pada utang yang nilainya fantastis, yakni mencapai lebih dari Rp100 triliun dan membebani BUMN seperti PT KAI (Persero) sebagai salah satu pemegang saham utama.

    Kereta cepat yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 ini mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp19,54 triliun, dari biaya awal yang direncanakan 6,07 miliar dollar AS.

     Sehingga, total investasi proyek Whoosh mencapai 7,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp116 triliun.

    Untuk membiayai investasi 7,2 miliar dollar AS (Rp116 triliun) pada proyek ini, 75 persen di antaranya didapat dari pinjaman China Development Bank.

    Baca juga: Sambil Menunggu Informasi dari Mahfud MD, KPK Telusuri Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Era Jokowi

    Sementara sisanya berasal dari setoran modal pemegang saham, yaitu PT KCIC yang merupakan gabungan dari PSBI (60 persen) dan Beijing Yawan HSR Co Ltd (40 persen).

    Adapun proyek Whoosh digadang-gadang sebagai salah satu proyek mercusuar dan ambisius di masa pemerintahan mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

    Setelah terungkap besarnya beban dari proyek kereta cepat ini, nama Jokowi pun turut terseret hingga dituding sebagai pihak yang paling bertanggung jawab.

     Lantas, benarkah Jokowi harus menanggung utang proyek tersebut?

    Tidak Bisa Dibebankan Hanya kepada Jokowi

    Pakar kebijakan publik dari Universitas Diponegoro (UNDIP) Teguh Yuwono menyebut, suatu proyek pemerintah, ketika dicanangkan dan dilaksanakan, maka sifatnya adalah institusional.

    Pihak-pihak yang menandatangani proyek tersebut bukan lagi perorangan, melainkan sudah atas nama negara atau pemerintah.

    Hal ini dia sampaikan ketika menjadi narasumber dalam program On Focus yang diunggah di kanal YouTube Tribunnews, Rabu (22/10/2025).

    “Perlu dicatat, dalam sistem pemerintahan kita, ketika negara atau pemerintah mengambil keputusan, maka keputusan itu bersifat institusional,” tutur Teguh.

    “Ketika seseorang [pejabat publik] sudah menandatangani sesuatu, itu dia atas nama negara, atas nama pemerintah. Jadi pihak-pihak [yang menandatangani] itu bukan perorangan.”

    “Jadi, saya kira, ada orang yang salah memahami tata kelola pemerintahan. Harusnya, pihak-pihak yang melakukan tanda tangan kontrak, maka itu adalah kontrak kelembagaan atau institusional.”

     “Yang ekstrem, seperti kasus IKN (Ibu Kota Nusantara). IKN itu kan sudah dicanangkan, ditandatangani oleh presiden sebagai kepala negara, maka presiden yang selanjutnya juga akan tetap terikat dengan tanda tangan kontrak itu.”

    Selanjutnya, Teguh menilai, proyek KCJB alias Whoosh sifatnya sama, yakni institusional atas nama negara.

    Apalagi, proyek itu dibangun untuk meningkatkan kualitas layanan transportasi.

    Sehingga, setiap pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya, tidak bisa lagi dipandang sebagai orang per orang.

    “Untuk kasus Kereta Cepat Jakarta Bandung itu, sebetulnya proses yang dilakukan kan berbasis kelembagaan. Jadi, bukan orang per orang, misalnya si A, si B, si C, itu pihak swasta, atau itu pihak negara,” ujar Teguh.

    “Yang terjadi di negara kita kan pemerintah mengambil inisiasi lalu memutuskan ini sebagai proyek yang dibiayai untuk meningkatkan pelayanan di bidang transportasi Jakarta-Bandung untuk mengurangi kemacetan, meningkatkan kualitas pelayanan.”

    “Itu harusnya berbasis fungsional kenegaraan.”

    Oleh karena itu, Teguh menegaskan, soal siapa yang harus bertanggung jawab terkait utang Whoosh, tidak bisa dilempar ke perseorangan saja, seperti kepada Jokowi selaku presiden saja atau cuma Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan RI saat itu.

    “Jadi, tidak berarti karena Pak Jokowi yang tanda tangan, maka Jokowi yang harus bertanggungjawab. Itu kan seolah-olah semua beban dikembalikan ke Jokowi,” papar Teguh.

    “Padahal di situ ada banyak pihak yang ikut menandatangani proyek ini. Bahkan itu kan konsorsium, KCIC, Kereta Cepat Indonesia-China.”

    “Artinya kan [proyek Whoosh dikerjakan] melalui beberapa pilar dan pilar-pilar itu harusnya dilakukan berbasis institusi, tidak berbasis perorangan.”

    “Jadi, misal waktu itu Menteri Keuangan RI-nya adalah Sri Mulyani, maka ini salah Sri Mulyani. Bukan begitu.”

    “Siapa pun yang menjadi menteri, ex officio, ya dia harus bertanggungjawab juga karena ini atas nama negara.”

    Proyek Whoosh Bersifat Institusional, Presiden Sekarang Juga Turut Bertanggung Jawab

    Menurutnya, bahkan proyek Whoosh juga menjadi tanggung jawab Presiden RI Prabowo Subianto yang kini menggantikan Jokowi.

    Teguh menambahkan, apabila masih berlanjut, maka proyek yang bersifat kelembagaan atau atas nama negara akan selalu mengikat siapa pun yang menjadi presiden.

    “Ini yang kadang-kadang tidak kita lihat, bahwa ketika manajemen pemerintahan dikembangkan atau diterapkan, maka siapa pun yang tanda tangan, apalagi jika kontraknya serial (5, 10, atau 20 tahun ke depan) seperti IKN, itu kan mengikat presiden,” ujar Teguh.

    “Apalagi kalau itu sudah diundang-undangkan, siapa pun presidennya. Ya walaupun sekarang ini Presiden Prabowo tidak begitu intens ke sana, tetapi beliau berada dalam keterwajiban kelembagaan, sama juga untuk kasus KCJB ini, kira-kira setting policy making-nya begitu.”

    Bom Waktu Utang Whoosh

    Proyek KCJB alias Whoosh dikelola oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang merupakan perusahaan patungan antara konsorsium Indonesia (PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia/PSBI) dengan 60 persen saham dan konsorsium China melalui Beijing Yawan HSR Co Ltd (40 persen saham).

    Adapun PSBI sendiri dipimpin oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) dengan porsi saham 58,53 persen, diikuti Wijaya Karya (33,36 persen), PT Jasa Marga (7,08 persen), dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII (1,03 persen).

    Sementara, komposisi pemegang saham Beijing Yawan HSR Co. Ltd terdiri atas CREC 42,88 persen, Sinohydro 30 persen, CRRC 12 persen, CRSC 10,12 persen, dan CRIC 5 persen.

    Proyek Whoosh saat ini menuai sorotan lantaran utangnya yang mencapai Rp116 triliun menjadi beban berat bagi konsorsium BUMN Indonesia, terutama PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai lead konsorsium PSBI.

    Bahkan, utang proyek Whoosh dinilai bagai bom waktu.

    Proyek yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 ini mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp19,54 triliun, dari biaya awal yang direncanakan 6,07 miliar dollar AS.

    Sehingga, total investasi proyek Whoosh mencapai 7,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp116 triliun.

    Untuk membiayai investasi 7,2 miliar dollar AS pada proyek ini, 75 persen di antaranya didapat dari pinjaman China Development Bank.

    Sementara, sisanya berasal dari setoran modal pemegang saham, yaitu PT KCIC yang merupakan gabungan dari PSBI (60 persen) dan Beijing Yawan HSR Co Ltd (40 persen).

    Whoosh, yang notabene merupakan program yang dibangga-banggakan oleh Jokowi, jelas memberikan tekanan besar terhadap kinerja keuangan PT KAI (Persero).

    Utang untuk pembiayaan proyek Whoosh membuat PSBI mencatat kerugian senilai Rp1,625 triliun pada semester I-2025.

    Karena menjadi lead konsosrium PSBI, maka PT KAI (Persero) menanggung porsi kerugian paling besar, yakni Rp951,48 miliar per Juni 2025, jika dibanding tiga BUMN anggota konsorsium PSBI lainnya.

    Sehingga, beban yang ditanggung PT KAI (Persero) begitu berat, baik dalam bentuk biaya operasional kereta cepat maupun pengembalian utang.

    Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin bahkan menyebut besar utang proyek Whoosh ini bagai bom waktu, sehingga pihaknya akan melakukan koordinasi dengan BPI Danantara untuk menanganinya.

    “Kami akan koordinasi dengan Danantara untuk masalah KCIC ini, terutama kami dalami juga. Ini bom waktu,” ujar Bobby dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

    Pelonggaran utang

    Kebisingan Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa membuat China melonggarkan utang kereta cepat yang sempat menuai polemik masyarakat Indonesia belakangan ini. 

    Sebelumnya PT KAI mengeluhkan terus merugi lantaran terbebani utang kereta cepat yang cukup mahal setiap tahunnya.

    Pasalnya pendapatan kereta cepat Jakarta-Bandung belum bisa menutup modal utang yang disepakati dengan China sebelumnya. 

    Alhasil, PT KAI terus nombok untuk membayar kekurangan cicilan utang kereta cepat. 

    Dari hal tersebut, muncul inisiasi membayar utang kereta cepat menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    Namun hal itu buru-buru dibantah oleh Bendahara Negara Purbaya.

    Purbaya mengaku tidak mau mengeluarkan sepeserpun uang negara untuk membayar utang kereta cepat lantaran sedari awal perjanjiannya sudah business to Business (b2b). 

    Pernyataan Purbaya lantas menuai gonjang-ganjing dalam negeri. Hingga mengorek kembali borok proyek kereta cepat yang dikabarkan bermasalah sedari awal. 

    Usai gonjang-ganjing tersebut, kabarnya pihak Danantara pergi ke China untuk melakukan lobi pelonggaran utang proyek.

    Kabarnya, China pun sepakat untuk restrukturisasi utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (Whoosh).

    Di mana China memberikan perpanjangan pembayaran utang hingga 60 tahun dari yang sebelumnya tenor cicilan hanya 45 tahun. 

    Danantara sendiri belum merinci kesepakatan restrukturisasi yang telah disetujui oleh China. 

    Namun Purbaya pun memberikan acungkan jempol kepada Danantara yang telah melobi China terkait dengan restrukturisasi utang proyek kereta cepat.

    Artinya kata Purbaya, uang negara bisa aman untuk tidak terlibat dalam utang proyek tersebut.

    “Bagus, saya enggak ikut kan? Top,” ujar Purbaya dengan nada sumringah saat menanggapi perkembangan tersebut di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

    Saat ditanya kenapa tidak diajak ke China bersama Danantara, Purbaya tidak mempermasalahkan hal tersebut. 

    Menurutnya pemerintah memang tidak boleh ikut campur dengan proyek yang sedari awal ditetapkan b2b itu.

    Pun Purbaya juga ogah mendelegasikan anak buahnya untuk ikut dalam perundingan. Sebab kata dia, proyek tersebut harus diselesaikan secara b2b. 

    “Saya sebisa mungkin enggak ikut, biar aja mereka (Danantara) selesaikan business to business, jadi top,” tegas Purbaya.

    Jika pun Pemerintah, dalam hal ini Kemenkeu, harus hadir dalam pertemuan negosiasi, Purbaya menyatakan hal itu hanya sebatas menyaksikan kesepakatan yang telah diputuskan oleh para pihak.

    “Paling menyaksikan, kalau mereka sudah putus kan udah bagus, top,” imbuhnya.

    Penegasan ini sekaligus meredakan kekhawatiran masyarakat bahwa APBN, yang merupakan uang rakyat, akan terbebani oleh proyek prestisius yang biaya pembangunannya membengkak.

  • Korban Ungkap Mahasiswa Undip Pengedit Video Cabul Tak Pernah Minta Maaf Langsung
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 Oktober 2025

    Korban Ungkap Mahasiswa Undip Pengedit Video Cabul Tak Pernah Minta Maaf Langsung Regional 23 Oktober 2025

    Korban Ungkap Mahasiswa Undip Pengedit Video Cabul Tak Pernah Minta Maaf Langsung
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Salah satu korban pelecehan berbasis digital yang dilakukan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip), Chiko Radityatama Agung Putra, mengaku kecewa karena pelaku tak menunjukkan rasa bersalah meski sudah dilabrak langsung oleh para korban.
    Korban berinisial FA (18) menceritakan, ia bersama sejumlah teman dan ayah salah satu korban mendatangi rumah Chiko pada Selasa (7/10/2025) setelah mendapat bukti kuat bahwa dialah pelaku yang mengunggah foto-foto cabul hasil manipulasi deepfake AI menggunakan wajah para siswi dan alumni SMAN 11 Semarang.
    Dia dan teman-temannya sama sekali tak menyangka Chiko yang dikenal polos dan tidak nakal saat SMA ternyata melakukan kejahatan digital yang menimbulkan trauma bagi banyak korban.
    FA bahkan mendapati foto yang menjadi bahan editan AI bagi Chiko tidak hanya hasil fotonya sendiri tapi juga dari screenshoot postingan milik akun-akun media sosial teman Chiko di Instagram.
    “Kami akhirnya datangi rumahnya. Awalnya dia nggak mau ngaku, tapi setelah kami tunjukkan bukti-buktinya, dia akhirnya mengaku. Katanya cuma ‘gabut dan penasaran sama AI’,” tutur FA saat dihubungi, Rabu (22/10/2025).
    Namun, FA mengaku kecewa karena pelaku sama sekali tidak menunjukkan penyesalan. Saat diminta membuat klarifikasi yang diunggah di akun resmi SMAN 11 Semarang pun Chiko tak menyampaikan permintaan maaf secara tulus dan hanya membaca teks.
    “Dia nggak pernah minta maaf langsung. Saat kami datang pun, dia masih bisa senyum-senyum. Waktu klarifikasi di video Instagram sekolah juga cuma baca teks, seperti nggak merasa bersalah,” ujarnya.
    Saat mendatangi rumah Chiko, para korban juga menemukan ratusan foto dan video tak senonoh tersimpan di akun Google Drive milik pelaku.
    Bahkan guru sekolah yang mengajar di depan kelas juga difoto secara diam-diam dan menjadi sasaran tindakan kejahatan Chiko.
    “Di Google Drive-nya itu ternyata sudah banyak foto anak-anak FH Undip yang dipaparazi sama dia. Jadi dia nggak berhenti pas SMA aja, sampai kuliah pun dia masih kayak gitu,” kata FA.
    Para korban kemudian meminta agar foto-foto itu dihapus dan akun X (Twitter) yang digunakan pelaku ditutup.

    Namun korban tidak akan berhenti pada permintaan maaf atau penghapusan akun semata karena mereka Tengah menyiapkan langkah hukum dengan bantuan advokat yang merupakan alumni SMAN 11 Semarang yang juga lulusan FH Undip.
    “Kemudian pada tanggal 8 atau 9 sudah dikonfirmasi kalau akun X tersebut itu sudah hilang. Artinya kan sudah dihapus oleh pihak yang bersangkutan. Harapan kami, Chiko bisa dipenjara dan dikeluarkan dari Undip secara tidak terhormat. Jangan sampai dia kuliah lagi di tempat lain dan mengulangi perbuatannya,” tegas FA.
    Korban terdiri atas siswi aktif dan alumni SMA 11 Semarang, serta beberapa siswi dari sekolah lain. Sementara pelaku, Chiko Radityatama Agung Putra, merupakan alumni SMAN 11 Semarang yang kini menjadi mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.
    Jucka mengungkap masih banyak korban yang belum berani melapor. Namun timnya akan mengawal kasus ini agar korban mendapat keadilan dan pelaku dihukum.
    “Rentang usia korban antara 16 sampai 18 tahun. Kami yakin jumlahnya lebih banyak karena banyak korban yang belum berani speak up. Ada yang fotonya diedit, ada juga yang videonya dimanipulasi dengan tubuh orang lain,” tutur Jucka saat konferensi pers, Rabu (22/10/2025).
    Dia mengatakan, kasus ini bermula saat perbuatan Chiko menjadi sorotan publik setelah menyebarkan video deepfake AI melalui akun media sosial X (Twitter) milik yang menampilkan wajah guru dan teman-teman sekolahnya diedit menjadi video perempuan tanpa busana.
    Aksi ini memicu kecaman dari para korban, termasuk guru perempuan dan sesama alumni SMAN 11 Semarang. Lalu Direktorat Reserse Siber (Ditressiber) Polda Jawa Tengah pada 15 Oktober 2025 mendapati kasus itu saat patrol siber dan memanggil sejumlah korban.
    Chiko pun sempat meminta maaf lewat video yang diposting akun Instagram SMAN 11 Semarang. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Deepfake Porno Mahasiswi Undip Desak Pelaku Dipenjara, Ayah Pelaku Ternyata Polisi

    Korban Deepfake Porno Mahasiswi Undip Desak Pelaku Dipenjara, Ayah Pelaku Ternyata Polisi

    GELORA.CO –  Seorang mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) berinisial FA (18 tahun), yang menjadi korban kejahatan edit foto porno atau deepfake, mendesak agar pelaku, Chiko Radityatama Agung Putra, dihukum penjara dan dikeluarkan dari kampus.

    FA, yang juga merupakan teman Chiko semasa di SMAN 11 Semarang, mengaku sangat dirugikan atas perbuatan pelaku. Kasus ini terungkap ketika teman-teman FA menemukan akun X (Twitter) yang memuat foto-foto cabul berisi wajah para siswi SMAN 11 Semarang.

    Akun ini telah aktif sejak 2023 dan menampilkan foto-foto yang diduga diambil diam-diam oleh Chiko, termasuk foto FA sendiri saat tidur. Selain itu, Chiko juga diduga mengedit foto perempuan lain menjadi telanjang menggunakan teknologi AI.

    “Kalau aku sendiri, waktu tidur di SMA, dia foto diam-diam lalu dijadikan header di akun yang mem-posting hal-hal tidak senonoh. Dia juga pernah memotret saya dari samping untuk menonjolkan bagian dada,” ungkap FA kepada awak media, dilansir pada Rabu, 22 Oktober 2025.

    Para korban kemudian mendatangi rumah Chiko untuk meminta klarifikasi. Awalnya pelaku mengelak, tetapi akhirnya mengakui perbuatannya setelah bukti-bukti ditunjukkan. FA juga menyebut bahwa selain siswi SMAN 11, Chiko sempat memotret diam-diam mahasiswa Undip dan salah satu guru mereka, yang tersimpan di Google Drive milik pelaku.

    “Waktu dicek di HP-nya, di Google Drive ternyata sudah banyak foto anak-anak FH Undip yang dia paparazi. Jadi dia nggak berhenti pas SMA aja, sampai kuliah pun masih begitu. Banyak anak FH Undip yang mungkin nggak tahu kalau dia difoto diam-diam,” ujarnya.

    FA menekankan bahwa akun tersebut harus segera dihapus dan menyesalkan sikap Chiko yang tidak pernah meminta maaf secara langsung. Ia berharap pihak kampus dan kepolisian memberikan sanksi tegas serta memberikan pendampingan kepada para korban.

    “Harapan kami, Chiko bisa dipenjara dan dikeluarkan dari Undip secara tidak terhormat. Membawa kasus ini ke jalur hukum adalah satu-satunya harapan kami. Karena jujur, dari kampus belum ada titik terang, dari SMA kami juga tidak ada kejelasan. Kami malah dilempar ke sana-sini, disuruh lapor ke berbagai dinas, tapi nggak ada bantuan, nggak ada arahan,” ujar FA.

    Selain itu, Polda Jawa Tengah (Jateng) membenarkan bahwa ayah Chiko, yang merupakan pembuat video deepfake asusila menggunakan AI, adalah seorang polisi. Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menyampaikan, ayah Chiko bertugas di Polres Semarang.

    “Iya benar anggota polisi, tugasnya di Polres Semarang,” ujar Artanto saat dikonfirmasi, Rabu, 22 Oktober 2025.

  • Undip Akan Sanksi Maba Edit Foto Cabul Siswi-Guru SMA di Semarang Pakai AI

    Undip Akan Sanksi Maba Edit Foto Cabul Siswi-Guru SMA di Semarang Pakai AI

    Jakarta

    Viral sejumlah siswi dan guru di SMA Negeri 11 Semarang menjadi korban editing konten pornografi berbasis Artificial Intelligence (AI). Pelaku belakangan diketahui bernama Chiko Radityatama Agung Putra yang merupakan mahasiswa baru Fakultas Hukum (FH) Universitas Diponegoro (Undip).

    Fakultas Hukum (FH) Universitas Diponegoro (Undip) mengatakan akan menindak tegas pelaku pelecehan itu.

    “Fakultas Hukum Undip langsung memproses cepat dengan melaporkan kasus ini ke Satgas PPK Undip untuk segera diproses pemeriksaan dan penjatuhan sanksi,” kata Dekan Fakultas Hukum Undip, Retno Saraswati, melalui pesan teks kepada awak media, dilansir detikJateng, Rabu (16/10/2025).

    “Fakultas Hukum Undip bersikap tegas terhadap setiap pelanggaran hukum yang dilakukan oleh mahasiswanya, termasuk perbuatan yang dilakukan oleh Sdr. Chiko Radityatama Agung Putra,” tegasnya.

    Pelaku sebelumnya membuat video permintaan maaf yang diunggah ke media sosial dan disampaikan langsung di hadapan pihak sekolah. Dalam video klarifikasi berdurasi sekitar dua menit itu, Chiko mengakui perbuatannya.

    (rdp/idh)

  • Undip bangun hotel berbintang di kampus Teluk Awur

    Undip bangun hotel berbintang di kampus Teluk Awur

    Semarang (ANTARA) – Universitas Diponegoro (Undip) Semarang membangun hotel berbintang di kampusnya yang berada di wilayah Teluk Awur, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yang dioperasikan oleh jaringan Horison Grup.

    Rektor Undip Prof Suharnomo, di Kabupaten Jepara, Jumat, menjelaskan bahwa hotel tersebut merupakan hotel kedua milik Undip, setelah hotel pertama dibangun di kampus Tembalang.

    Ia menjelaskan bahwa kampus Undip di Teluk Awur yang berlokasi di pesisir pantai selama ini dikenal sebagai pusat riset kelautan dan perikanan.

    “Kami memang orientasi risetnya (di kampus Teluk Awur) adalah ‘coastal development’ di wilayah pantai dan kami bisa jadi adalah ‘the one and only’ di Indonesia yang memiliki wilayah laut, dan luas sekali 23 hektare,” katanya.

    Kampus Undip di Telur Awur, kata dia, selama ini sudah memiliki tempat riset udang vaname, nila salin, hingga padi biosalin yang bisa bertahan hidup di lahan yang tergenang rob atau air laut.

    “Kemudian, kamj tambahin dengan fasilitas seperti ini, Horison Resort Antawirya Jepara. Jadi, mudah-mudahan ini laboratoriumnya bagus, kemudian fasilitasnya untuk tinggal bagus juga,” katanya.

    Apalagi, kata dia, banyak peneliti dari negara lain yang sering datang ke kampus Teluk Awur, seperti dari Jepang, Taiwan, dan Finlandia, sehingga dengan adanya fasilitas hotel tersebut bisa menjadi nilai tambah.

    “Kami berharap ini menjadi hotel yang menjadi pilihan keluarga. Selain juga tentu saja tadi, ‘captive market’ kami adalah para peneliti di seluruh dunia. Mudah-mudahan ‘researcher’ seluruh dunia bisa datang ke sini dan ‘happy’ karena fasilitasnya sangat-sangat memadai,” katanya.

    Ke depan, Suharnomo ingin mengembangkan fasilitas di kampus Teluk Awur, seperti lapangan mini golf untuk menjaring pasar dari kawasan sekitar, seperti Jepara, Kudus, Demak, dan Semarang.

    “Mereka ke sini bisa lihat laut, main golf, ada banyak mainan, bisa menikmati pasir di pantai, kemudian ada snorkling, diving, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan ini menjadi paket komplit yang disukai orang-orang kota ya,” katanya.

    Sementara itu, Vice President Commercial PT Metropolitan Golden Management (MGM) Refino Mutshernar menjelaskan bahwa tempat tersebut sebelumnya merupakan mess mahasiswa.

    “Kami dari Horison Grup melihat potensi bisnis di kampus ini (Teluk Awur). Undip selama ini selain ‘expertise’ di bidang pendidikan, juga di bisnis. Ada rumah sakit, pom bensin, dan tambak udang,” katanya.

    Untuk pengembangan hotel tersebut, kata dia, Horison Grup sebagai operator melihat potensi besar ke arah wisata perikanan, sebab sudah ada fasilitas tambak udang yang bisa dimanfaatkan.

    “Lalu terhadap pariwisata yang lain, tentu tadi sudah ada water spot gitu, ada perahu nelayan. Kemudian pasar nelayan, kami di-‘support’ ikan oleh masyarakat, lalu ada akan acara di pinggir pantai. Jadi, akan ‘relate’ semua,” katanya.

    Ia mengatakan bahwa Undip merupakan kampus kedua yang bekerja sama dengan Horison Grup untuk pengelolaan hotel, setelah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

    “Sekarang ada dua kampus (yang bekerja sama), maka berikutnya kita dapat ‘call’ dari universitas lainnya. Karena perguruan tinggi saat ini diwajibkan berbisnis seiring PTNBH. Semua lahan yang tadinya ‘cost center’ jadi ‘profit center’,” katanya.

    Pewarta: Zuhdiar Laeis
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Undip bangun hotel berbintang di kampus Teluk Awur

    Undip bangun hotel berbintang di kampus Teluk Awur

    Semarang (ANTARA) – Universitas Diponegoro (Undip) Semarang membangun hotel berbintang di kampusnya yang berada di wilayah Teluk Awur, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yang dioperasikan oleh jaringan Horison Grup.

    Rektor Undip Prof Suharnomo, di Kabupaten Jepara, Jumat, menjelaskan bahwa hotel tersebut merupakan hotel kedua milik Undip, setelah hotel pertama dibangun di kampus Tembalang.

    Ia menjelaskan bahwa kampus Undip di Teluk Awur yang berlokasi di pesisir pantai selama ini dikenal sebagai pusat riset kelautan dan perikanan.

    “Kami memang orientasi risetnya (di kampus Teluk Awur) adalah ‘coastal development’ di wilayah pantai dan kami bisa jadi adalah ‘the one and only’ di Indonesia yang memiliki wilayah laut, dan luas sekali 23 hektare,” katanya.

    Kampus Undip di Telur Awur, kata dia, selama ini sudah memiliki tempat riset udang vaname, nila salin, hingga padi biosalin yang bisa bertahan hidup di lahan yang tergenang rob atau air laut.

    “Kemudian, kamj tambahin dengan fasilitas seperti ini, Horison Resort Antawirya Jepara. Jadi, mudah-mudahan ini laboratoriumnya bagus, kemudian fasilitasnya untuk tinggal bagus juga,” katanya.

    Apalagi, kata dia, banyak peneliti dari negara lain yang sering datang ke kampus Teluk Awur, seperti dari Jepang, Taiwan, dan Finlandia, sehingga dengan adanya fasilitas hotel tersebut bisa menjadi nilai tambah.

    “Kami berharap ini menjadi hotel yang menjadi pilihan keluarga. Selain juga tentu saja tadi, ‘captive market’ kami adalah para peneliti di seluruh dunia. Mudah-mudahan ‘researcher’ seluruh dunia bisa datang ke sini dan ‘happy’ karena fasilitasnya sangat-sangat memadai,” katanya.

    Ke depan, Suharnomo ingin mengembangkan fasilitas di kampus Teluk Awur, seperti lapangan mini golf untuk menjaring pasar dari kawasan sekitar, seperti Jepara, Kudus, Demak, dan Semarang.

    “Mereka ke sini bisa lihat laut, main golf, ada banyak mainan, bisa menikmati pasir di pantai, kemudian ada snorkling, diving, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan ini menjadi paket komplit yang disukai orang-orang kota ya,” katanya.

    Sementara itu, Vice President Commercial PT Metropolitan Golden Management (MGM) Refino Mutshernar menjelaskan bahwa tempat tersebut sebelumnya merupakan mess mahasiswa.

    “Kami dari Horison Grup melihat potensi bisnis di kampus ini (Teluk Awur). Undip selama ini selain ‘expertise’ di bidang pendidikan, juga di bisnis. Ada rumah sakit, pom bensin, dan tambak udang,” katanya.

    Untuk pengembangan hotel tersebut, kata dia, Horison Grup sebagai operator melihat potensi besar ke arah wisata perikanan, sebab sudah ada fasilitas tambak udang yang bisa dimanfaatkan.

    “Lalu terhadap pariwisata yang lain, tentu tadi sudah ada water spot gitu, ada perahu nelayan. Kemudian pasar nelayan, kami di-‘support’ ikan oleh masyarakat, lalu ada akan acara di pinggir pantai. Jadi, akan ‘relate’ semua,” katanya.

    Ia mengatakan bahwa Undip merupakan kampus kedua yang bekerja sama dengan Horison Grup untuk pengelolaan hotel, setelah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

    “Sekarang ada dua kampus (yang bekerja sama), maka berikutnya kita dapat ‘call’ dari universitas lainnya. Karena perguruan tinggi saat ini diwajibkan berbisnis seiring PTNBH. Semua lahan yang tadinya ‘cost center’ jadi ‘profit center’,” katanya.

    Pewarta: Zuhdiar Laeis
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • GIIAS Kembali Digelar Akhir September di Kota Semarang, 50 Merk Kendaraan Bakal Ikuti Pameran
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 September 2025

    GIIAS Kembali Digelar Akhir September di Kota Semarang, 50 Merk Kendaraan Bakal Ikuti Pameran Regional 16 September 2025

    GIIAS Kembali Digelar Akhir September di Kota Semarang, 50 Merk Kendaraan Bakal Ikuti Pameran
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akan menggelar pameran otomotif bertajuk Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) The Series 2025 di Muladi Dome, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang pada 24-28 September 2025.
    Sebanyak 50 merek kendaraan dipastikan akan berpartisipasi dalam event ini.
    Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, usai beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, di Semarang pada Selasa, 16 September 2025.
    “Rencananya, pameran GIIAS The Series untuk Semarang dibuka pada tanggal 24 September 2025. Tadi kami menyampaikan kepada Gubernur. Beliau menerima, mendukung, dan bersedia untuk hadir. Ini sangat penting bagi pengusaha,” kata Kukuh dalam keterangan tertulis.
    Kukuh menjelaskan bahwa pameran ini akan menampilkan beragam jenis kendaraan, mulai dari mobil penumpang, sepeda motor, hingga produk otomotif konvensional dan listrik.
    Dia juga mencatat bahwa saat ini penjualan produk otomotif secara nasional mengalami tren penurunan.
    ‘Namun, Kukuh optimis bahwa tren penjualan akan meningkat setelah pelaksanaan GIIAS di Jakarta.
    “Saya harap peningkatan ini terus berlanjut sampai akhir tahun 2025 dengan gelaran GIIAS di Semarang,” tambahnya.
    Data dari Gaikindo menunjukkan bahwa pada Juli hingga Agustus 2025, tingkat penjualan secara grosir (wholesales) naik 1,5 persen, sedangkan penjualan secara retail meningkat 5,7 persen.

    Namun, secara tahunan, penjualan grosir mengalami penurunan sebesar 10,6 persen dan penjualan retail menurun 10,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024.
    “Melalui pameran ini, mudah-mudahan menjadi pemicu bangkitnya kembali industri otomotif Indonesia, termasuk di Jawa Tengah,” lanjut Kukuh.
    Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, juga berharap bahwa kegiatan pameran GIIAS di Kota Semarang dapat menggerakkan perekonomian serta mendukung daya dorong angkutan logistik di Jawa Tengah.
    “Infrastruktur sudah tersedia, seperti sarana jalan dan lainnya. Tinggal mempertemukan wirausaha dengan perusahaan (produsen) transportasi, khususnya untuk logistik (barang dan orang),” kata Luthfi.
    Sebelumnya, Pemprov Jateng telah menggelar pameran Government Auto Show (GAS) 2025 yang berhasil menarik partisipasi dari berbagai merek otomotif besar dan mengundang ribuan pengunjung.
    Gubernur Luthfi mengungkapkan pentingnya kegiatan semacam ini untuk mempertemukan produsen moda transportasi dengan pengusaha dan masyarakat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelanggaran Etik Pemilu 2024 Didominasi Tekanan dari Parpol dan Calon Kepala Daerah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        12 September 2025

    Pelanggaran Etik Pemilu 2024 Didominasi Tekanan dari Parpol dan Calon Kepala Daerah Regional 12 September 2025

    Pelanggaran Etik Pemilu 2024 Didominasi Tekanan dari Parpol dan Calon Kepala Daerah
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Heddy Lugito, mengungkapkan bahwa banyaknya pelanggaran etik oleh penyelenggara pemilu pada 2024 tidak bisa dilepaskan dari tekanan peserta pemilu, terutama partai politik.
    Ia menyebutkan bahwa sekitar 790 aduan menyangkut penyelenggara yang ditangani DKPP sepanjang 2024 menunjukkan rapuhnya integritas sebagian penyelenggara ketika menghadapi intervensi dari pihak luar.
    Menurut Heddy, mayoritas kasus menimpa penyelenggara di tingkat kabupaten/kota, baik dari unsur KPU maupun Bawaslu.
    Meski demikian, Heddy menegaskan bahwa akar persoalan bukan semata kelemahan individu, melainkan tekanan berat dari peserta pemilu.
    Hal itu disampaikan Heddy dalam Seminar Nasional Integritas Penyelenggara Pemilu dan Masa Depan Demokrasi Indonesia di Universitas Diponegoro, Semarang, Jumat (12/9/2025).
    “Teman-teman KPU maupun Bawaslu itu bekerja dalam tekanan luar biasa. Indikasi kuatnya, bagaimana mungkin seorang anggota KPU kabupaten/kota berani menggeser suara kalau tidak diperintah peserta pemilu? Peserta itu ya partai politik, atau calon kepala daerah,” tegasnya.
    Dia menyebutkan bahwa bentuk pelanggaran etik terbanyak terjadi pada tahapan rekrutmen penyelenggara ad hoc, tahap kampanye, lalu tahapan pemungutan dan penghitungan suara, baik di pemilihan legislatif maupun pilkada.
    Baginya, hanya penyelenggara dengan integritas kuat yang bisa bertahan.
    “Yang tidak kuat imannya ya jebol, yang kuat imannya ya bagus,” ujarnya.
    Heddy menilai, kondisi ini menjadi alarm penting untuk pembenahan sistem pemilu.
    Ia mendorong adanya revisi undang-undang pemilu, perbaikan regulasi, serta peningkatan kualitas rekrutmen penyelenggara agar lebih selektif.
    “Kalau tekanan dari peserta pemilu tidak diimbangi dengan penyelenggara yang tangguh, kualitas demokrasi kita akan terus terancam,” imbuhnya.
    Sebagai solusi, ia mendorong perbaikan regulasi pemilu, termasuk revisi undang-undang, serta peningkatan kualitas rekrutmen penyelenggara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aliran Uang Pemerasan Dokter PPDS Undip: Beli Kudapan Rp 197 Juta, Joki Tugas Rp 86 Juta

    Aliran Uang Pemerasan Dokter PPDS Undip: Beli Kudapan Rp 197 Juta, Joki Tugas Rp 86 Juta

    Liputan6.com, Jakarta Aliran uang pemerasan dokter program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) terungkap dalam persidangan di Pengadilan Negeri Semarang, Rabu (10/09/2025). Dalam perkara ini, Dokter Aulia Risma Lestari bunuh diri karena tekanan yang dialami.

    Dokter Aulia ditunjuk sebagai bendahara angkatan yang bertugas menerima pungutan atau uang pemerasan dari teman seangkatan. Adanya pungutan ini juga memberatkan Aulia. Faktor ini diduga sebagai pemicu awal korban mengalami tekanan dalam pendidikan.

    Pemerasan berkedok iuran yang dibayar oleh sekira 11 residen angkatan 77 tersebut, antara lain untuk biaya makan prolong sebesar Rp 235 juta, biaya membeli kudapan Rp 197 juta, kegiatan pisah sambut Rp 91 juta, joki tugas Rp 86 juta hingga kebutuhan pendukung lainnya sebesar Rp 46 juta.

    “Masih terdapat Rp 1,2 miliar dari total iuran residen angkatan 77 sebesar Rp 1,9 miliar yang belum teridentifikasi,” kata Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah Efrita. Dikutip dari Antara.

    JPU menuntut dokter PPDS Undip Semarang Zara Yupita Azra dituntut hukuman 1 tahun dan 6 bulan penjara, atas tindak pemerasan terhadap dokter residen junior di lembaga pendidikan itu.

    Pada sidang di Pengadilan Negeri Semarang itu, terungkap total nilai pemerasan yang dilakukan terdakwa terhadap residen PPDS Undip angkatan 77 mencapai Rp 1,9 miliar.

    “Menyatakan terdakwa terbukti bersalah melanggar Pasal 368 KUHP ayat 1 tentang kejahatan dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat utang maupun menghapuskan piutang,” ujar Efrita.

    Jaksa menyebut sistem pembayaran oleh residen angkatan 77 tersebut tidak hanya dinikmati angkatan tersebut, tetapi seluruh residen PPDS, termasuk senior di semester 8.

    Perbuatan terdakwa yang dilakukan pada kurun waktu 2022 hingga 2023 itu dilakukan dengan menggunakan kekerasan dan ancaman yang menimbulkan dampak psikologis, sehingga menciptakan sistem di angkatan 77 yang tidak mempunyai alasan lain selain mematuhinya.

    Dalam pertimbangannya, jaksa menyatakan perbuatan terdakwa dilakukan secara terstruktur dan masif.

    “Terdakwa sebagai residen di lingkungan pendidikan seharusnya tidak membiarkan budaya manipulasi kuasa absolut yang lebih dalam di lingkungan pendidikan,” katanya.

    Selain itu, perbuatan terdakwa juga menimbulkan rasa takut, keterpaksaan, serta tekanan psikologis di lingkungan pendidikan.

    Atas tuntutan tersebut, Hakim Ketua Muhammad Djohan Arifin memberi kesempatan terdakwa untuk menyampaikan pembelaan pada sidang berikutnya.

  • 7
                    
                        Nadiem Makarim di Mata Mahfud MD, Orang Bersih tetapi Tak Paham Birokrasi
                        Nasional

    7 Nadiem Makarim di Mata Mahfud MD, Orang Bersih tetapi Tak Paham Birokrasi Nasional

    Nadiem Makarim di Mata Mahfud MD, Orang Bersih tetapi Tak Paham Birokrasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menilai, mantan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim adalah sosok yang bersih, tetapi tidak memahami birokrasi dan pemerintahan.
    “Menurut saya, Nadiem itu adalah orang yang bersih. Bersih, tetapi tidak paham birokrasi dan pemerintahan,” ucap Mahfud dalam acara podcast Terus Terang di kanal Mahfud MD Official, dikutip Rabu (10/9/2025).
    Mahfud mengatakan, salah satu tanda Nadiem tak kenal birokrasi adalah jarang berkantor, padahal menjadi seorang menteri.
    Dia menceritakan, ada seorang petinggi yang ingin bertemu Nadiem, tetapi Nadiem tak pernah berada di kantor sehingga mereka bertemu di hotel.
    “Karena konon dia enggak
    ngantor
    di kantornya, ditemuinya di hotel,” tutur Mahfud.
    Menurut Mahfud, Nadiem berpikir mengelola kementerian yang dia pimpin dengan cara taktis, seperti mengatur bisnis yang pernah dijalankan sebelumnya.
    Selain itu, Mahfud mengatakan, Nadiem pernah dicecar forum rektor seluruh Indonesia karena tidak pernah memberikan arahan kebijakan.
    Ketika itu, ia mengajak Nadiem untuk bicara dengan para rektor terkait kebijakan Covid-19 melalui
    Zoom
    .
    “Tahu enggak yang muncul di situ? Protes rektor. ‘Saya alhamdulillah menteri (Mahfud MD) bisa menegur kami, selama ini kami enggak pernah (mendapat arahan)’ (kata) Rektor Universitas Diponegoro,” ucap Mahfud.
    Mahfud kemudian menegur secara langsung kepada Nadiem bahwa arahan terkait dengan perguruan tinggi adalah tugasnya, bukan tugas Menko Polhukam.
    Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini juga mengkritik kebijakan Nadiem terkait pengadaan Chromebook yang kini menjadi kasus dugaan korupsi.
    Menurut Mahfud, dunia pendidikan di Indonesia masih banyak kekurangan fasilitas dasar, bahkan ada beberapa daerah yang anak-anaknya harus menyeberang bertaruh nyawa dengan jembatan tali untuk mencapai sekolah.
    “Ada yang pakai tali yang kalau jatuh pasti mati, masa lalu (ada kebijakan pengadaan) Chromebook. Kan harus yang itu dulu (terkait fasilitas dasar),” kata Mahfud.
    Sebelumnya, Kejaksaan Agung resmi menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook pada program digitalisasi pendidikan.
    Pengumuman itu disampaikan Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus, Nurcahyo Jungkung Madyo, pada Kamis (4/9/2025).
    Menurut Kejaksaan, Nadiem sejak awal terlibat dalam pertemuan dengan Google Indonesia terkait penggunaan sistem operasi Chrome OS dalam perangkat TIK yang diadakan pemerintah.
    Permendikbud Nomor 5 Tahun 2021 bahkan disebut mengunci penggunaan sistem operasi tersebut.
    Dari hasil penyelidikan, Kejaksaan menaksir kerugian negara mencapai Rp 1,98 triliun, meski jumlah pasti masih menunggu perhitungan resmi BPKP.
    Atas dugaan itu, Nadiem dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3
    juncto
    Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001,
    juncto
    Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
    Ia kini ditahan di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan selama 20 hari.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.