Pemerintah Siapkan KUR dan BLU untuk Pelatihan Pekerja Migran
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Kementerian Pelindungan
Pekerja Migran
(P2MI) akan menyiapkan skema pembiayaan untuk membantu para calon
pekerja migran
Indonesia (PMI) mengikuti pelatihan sebelum terbang ke luar negeri.
Menteri P2MI
Abdul Kadir Karding
, menyebutkan, salah satu skema yang disiapkan adalah fasilitas pembiayaan melalui
Kredit Usaha Rakyat
(KUR) tanpa agunan dengan bunga maksimum 6 persen dan plafon hingga Rp 100 juta.
“Biaya kita sedang (usahakan), sekarang sudah ada namanya fasilitas KUR. KUR tanpa agunan, nilainya Rp 100 juta maksimum,” kata Karding di kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Jumat (25/7/2025).
“Dengan (bunga) 6 persen maksimum, dan ini kita sedang negosiasi sama bank atau memberi kredit,” ujar dia.
Kementerian P2MI juga tengah memproses BLU (Badan Layanan Umum) migran yang nantinya akan dibuat untuk membantu pembiayaan, pelatihan, hingga proses keberangkatan.
“BLU nanti akan menjadi, kita akan buat semacam
migrant fund
.
Migrant fund
itu untuk membantu membiayai. Salah satunya adalah pelatihan, hingga pemberangkatan,” kata dia.
Selain itu, Karding jug ingin agar proses rekrutmen pekerja migran lebih efisien melakukan reformasi terhadap tahapan-tahapan yang dinilai tidak krusial.
“Kita berusaha memangkas yang tidak penting-penting. Misalnya siap kerja, kayak kita satukan tempatnya menjadi
migrant center
,” kata Karding.
“Jadi sertifikasinya di situ semua.
Skill
-nya, latihannya, sertifikasinya, informasinya di situ,” imbuh dia.
Ia mengatakan, dalam sistem lama, proses pelatihan, sertifikasi, dan pembelajaran bahasa dilakukan di lokasi berbeda sehingga mahal dan menyulitkan.
“Jadi kalau sekarang ini kan orang latihannya di mana, sertifikasinya di mana, bahasanya di mana. Mahal, jauh, buang. Jadi sekarang kita jadi bersama,” kata Karding.
Menurut Karding, sistem baru ini sudah mulai diterapkan di beberapa lokasi, seperti Universitas Diponegoro (Undip) dan Padang, melalui kerja sama dengan universitas setempat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Institusi: Universitas Diponegoro (Undip)
-
/data/photo/2025/06/30/6862320b4ebc9.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemerintah Siapkan KUR dan BLU untuk Pelatihan Pekerja Migran Nasional 25 Juli 2025
-
/data/photo/2025/06/27/685e94b61c304.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemprov Jateng Tanggapi Wacana Pemangkasan Durasi Magang Luar Negeri Jadi 6 Bulan Regional 15 Juli 2025
Pemprov Jateng Tanggapi Wacana Pemangkasan Durasi Magang Luar Negeri Jadi 6 Bulan
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
– Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah menyatakan akan mematuhi regulasi yang ditetapkan oleh Kementerian Perlindungan
Pekerja Migran Indonesia
(P2MI) terkait pemangkasan durasi program magang.
Kepala
Disnakertrans Jateng
, Ahmad Aziz, mengungkapkan bahwa saat ini program magang di Jepang masih berlangsung selama 2 hingga 3 tahun.
“Kita ikuti regulasinya, nanti ketentuannya dari pemerintah pusat seperti apa,” ujar Aziz melalui sambungan telepon pada Selasa (15/7/2025).
Aziz menambahkan bahwa jika pemerintah pusat menerapkan wacana
pemangkasan durasi magang
, peserta yang telah menyelesaikan program magang dapat melanjutkan bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui seleksi Specified Skilled Worker (SSW) atau pekerja dengan keterampilan khusus.
“Setelah dia selesai magang nanti bisa beralih bekerja sebagai PMI melalui seleksi SSW,” lanjutnya.
Sebelumnya, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengumumkan bahwa program magang ke luar negeri yang biasanya berlangsung selama 2 hingga 3 tahun akan dievaluasi dan dipangkas menjadi maksimal enam bulan.
Evaluasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan magang tetap berfungsi sebagai ruang pembelajaran dan pelatihan bagi peserta, bukan sebagai pemerasan tenaga kerja dengan upah murah.
“Tidak dihapus, diatur ulang. Magang selama ini masa 2-3 tahun, kalau namanya magang, kan latihan, ya maksimal 6 bulan lah,” ujar Karding seusai meluncurkan Migrant Center di Gedung Prof Sudarto Universitas Diponegoro (Undip) pada Kamis (26/6/2025).
Karding menekankan pentingnya pengaturan kembali kebijakan magang untuk mencegah penyalahgunaan program sebagai celah praktik eksploitasi tenaga kerja dengan upah murah.
Ia mengecam penempatan peserta magang yang dibebani pekerjaan serupa dengan pekerja tetap, namun dibayar dengan gaji rendah dan tanpa kontrak yang jelas.
“Kerjanya sama, gajinya jauh, tidak ada kontrak. Nah, makanya magang ini harus kita atur, jangan sampai magang itu sama kaya bekerja 3 tahun, apa bedanya sama bekerja?” tegas Karding.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Menteri P2MI ingin Migrant Center tumbuhkan pekerja migran terampil
Jakarta (ANTARA) – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding ingin menumbuhkan pekerja migran yang terampil (skilled worker) melalui pendirian layanan Migrant Center.
“Inilah yang mau saya tingkatkan, geser dari domestik, dari SD, SMP, ke SMA, ke kuliah. Dari skill yang rendah menjadi skill yang medium ke atas,” kata Karding usai peresmian Migrant Center di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Kamis (26/6), sebagaimana keterangan Kementerian P2MI, Jakarta.
Menteri Karding menjelaskan bahwa saat ini ada sekitar 80 persen pekerja migran Indonesia yang bekerja di sektor domestik.
“Karena rata-rata masih bekerja di domestik worker, sekitar 80 persen masih bekerja di lingkungan rumah tangga. Dari 80 persen itu, sebanyak 67,3 persennya perempuan dan sekolahnya SD, SMP paling banyak,” kata Menteri Karding.
Karding mengatakan bahwa kementeriannya ingin menggeser tren pekerja migran Indonesia yang tadinya bekerja di sektor domestik menjadi tenaga kerja terampil.
Untuk itulah, dia berharap kehadiran Migrant Center bisa menumbuhkan ekosistem baru yang dapat membantu meningkatkan kemampuan pekerja migran Indonesia.
“Nah, itulah nanti gunanya migrant center. Kita bangun ekosistem mulai dari informasi, pelatihan, sampai segala hal itu ada di Undip sini. Syukur-syukur Undip ini menjadi corongnya Jawa ini nanti,” kata Menteri Karding.
Peresmian Migrant Center melalui penandatanganan perjanjian kerja sama antara Dirjen Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri Kementerian P2MI Dwi Setiawan Susanto dan Rektor Universitas Diponegoro Suharmono yang disaksikan langsung oleh Menteri Karding.
Pewarta: Katriana
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Indonesia Perlu Pengadilan Niaga Maritim dan Pembaruan Hukum
Jakarta, Beritasatu.com – Pusat Studi Hukum Maritim (PSHM) Ikatan Alumni Fakultas Hukum (IKAFH) Universitas Diponegoro (Undip) menilai Indonesia perlu pengadilan niaga maritim dan pembaruan hukum maritim. Hal ini agar lebih responsif terhadap tantangan maritim masa kini.
“Saat ini, ada ketimpangan hukum maritim yang telah ditetapkan dengan realitas penegakan dan penerapannya di lapangan. Ini mengganggu kepastian hukum,” ujar Direktur Eksekutif PSHM Johannes Cruz BM Hutagaol di Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
Johannes melihat adanya ketimpangan itu mempengaruhi iklim usaha dan investasi di bidang maritim. Di sisi lain, proses hukum yang lambat dan tidak efisien menyebabkan tidak ramah terhadap pelaku usaha.
“Fragmentasi dan tumpang-tindih regulasi menyulitkan proses kepatuhan dan pelaksanaan di tingkat nasional maupun daerah,” tandas dia.
Johannes mengusulkan perlu dibentuk pengadilan niaga maritim atau admiralty court. Pengadilan ini sebagai lembaga khusus yang menangani sengketa-sengketa maritim secara lebih cepat, profesional, dan konsisten.
“Ini sebagai satu solusi reformasi hukum maritim,” tegasnya.
Menurut dia, tanpa pembenahan menyeluruh terhadap struktur hukum yang ada, Indonesia akan kesulitan menjawab tantangan daya saing ekonomi di sektor maritim. Di sisi lain, perlu reformasi hukum dan koordinasi antar lembaga yang kuat.
Selain itu, perlu kolaborasi para pihak terkait dalam membangun sistem tata kelola maritim yang adaptif, adil, dan efisien.
Sementara itu, Ketua PSHM Bama Djokonugroho menjelaskan PSHM adalah badan otonom yang berada dalam lingkungan IKAFH Undip. Badan ini menjadi wadah bagi alumni Undip yang berkecimpung di dunia maritim untuk berkontribusi terhadap perkembangan hukum Maritim.
“PSHM berperan aktif dan menjadi mitra strategis bagi pemerintah, pelaku usaha maritim dan lembaga pendidikan. PSHM secara bersama-sama berkolaborasi dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” tuturnya.
Sebelumnya, PSHM menjadi satu peserta dalam acara Indonesia Maritime Week 2025 yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Mei 2025. Indonesia Maritime Week 2025 merupakan ajang maritim terbesar dan paling bergengsi di Indonesia.
Kegiatan ini menjadi wadah strategis memamerkan dan memajukan industri maritim nasional di panggung global. Kegiatan itni juga mempertemukan para pemimpin industri maritim terkemuka, tokoh bisnis berpengaruh, pembuat kebijakan, dan inovator dari seluruh Asia.
Pada acara itu, Johannes mengemukakan Indonesia memberikan atensi yang besar terhadap hukum maritim nasional. Hal itu karena Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar yang menjadi poros maritim dunia,
Salah satu usulan PSHM saat itu adalah pembentukan pengadilan niaga maritim (admiralty court). Pengadilan ini untuk menangani sengketa- sengketa perdata di bidang maritim.
“Sebagai negara kepulauan terbesar yang menjadi poros maritim dunia, Indonesia perlu mendorong pembentukan pengadilan tersebut,” pungkas Johannes.
-

Aksi Hari Buruh di Semarang: 18 Mahasiswa Ditangkap, 5 Lainnya Dibawa ke Rumah Sakit – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Belasan mahasiswa ditangkap pihak kepolisian dalam aksi peringatan Hari Buruh Internasional di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (1/5/2025).
Mereka merupakan mahasiswa dari berbagai kampus, seperti Universitas Diponegoro (Undip), Universitas PGRI Semarang, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo.
Pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang M. Safali mengatakan berdasarkan data sementara ada sebanyak 18 mahasiswa yang ditangkap.
Para mahasiswa tersebut dibawa ke Mapolrestabes Semarang, sedangkan lima mahasiswa lain yang mengalami luka-luka dibawa ke Rumah Sakit Roemani.
“Iya ada 18 orang yang ditangkap, 5 dibawa ke rumah sakit. Kami masih melakukan upaya hukum untuk melakukan pendampingan dan pendataan kembali,” ucap Safali kepada Tribun Jateng, Kamis.
Adapun kericuhan antara mahasiswa dan polisi pecah sebanyak dua kali.
Pada kericuhan pertama, sekitar pukul 17.00 WIB, polisi memukul mundur mahasiswa dengan menembakkan gas air mata secara berulang-ulang.
Mahasiswa kemudian mundur ke patung kuda Undip Pleburan. Setelah itu, situasi kembali tenang.
Akan tetapi, polisi kembali memukul mundur dengan menembakkan gas air mata pada pukul 17.25 WIB. Bukan hanya itu, polisi juga membentuk pasukan barikade.
Mahasiswa yang terdesak lantas masuk ke area kampus Undip Pleburan.
Safali menjelaskan polisi telah bertindak menggunakan kekerasan terhadap para mahasiswa, padahal mereka melakukan aksi bersama para buruh.
“Kami melakukan aksi sepakat sesuai dengan aksi yang dilakukan buruh,” ucapnya.
Safali pun membantah tudingan polisi yang menarasikan bahwa mahasiswa yang melakukan kerusuhan adalah anarko.
Selain itu, dirinya juga membantah ada provokasi dari mahasiswa sehingga polisi melakukan kekerasan.
“Tudingan mereka tidak obyektif yang menyudutkan gerakan mahasiswa dan gerakan aksi hari buruh internasional,” terang Safali.
Sementara itu, Kapolrestabes Semarang Kombes Syahduddi berujar ada sekelompok anarko yang melakukan tindakan anarkis.
Namun, dirinya tidak mengetahui secara pasti ada berapa orang yang ditangkap.
“Ada yang ditangkap, mereka dibawa ke Polrestabes untuk diinterogasi,” katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul BREAKINGNEWS Jurnalis Semarang Dipiting dan HP Disita Polisi Saat Aksi Hari Buruh di Semarang.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunnJateng.com/Iwan Arifianto)
-

Detik-detik Terungkapnya Kecurangan UTBK SNBT di Undip, Peserta Simpan Alat Bantu di Balik Jilbab
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG – Kronologi terbongkarnya temuan kecurangan UTBK SNBT 2025 di Undip Semarang. Pelaku simpan alat bantu dengar dan handphone di balik jilbab
Seorang perempuan tertangkap basah melakukan kecurangan saat mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 di Kampus Universitas Diponegoro (Undip), Tembalang, Kota Semarang, Minggu, 27 April 2025.
Tindakan kecurangan yang dilakukan oleh perempuan ini dengan menyembunyikan sejumlah alat kamera dan ponsel dipasang di ciput atau penutup rambut.
Alat lainnya berupa transmiter diduga dipasang di kuncir rambut dan alat bantu dengar dipasang di telinga.
Petugas bisa mengungkap kecurangan ini dengan memeriksa jilbab yang dikenakan korban menggunakan alat pendeteksi logam atau metal detector.
“Iya ada kejadian itu, secara otomatis peserta itu gagal mengikuti ujian,” jelas Wakil Rektor I Akademik dan Kemahasiswaan Undip Heru Susanto, di Kota Semarang, Rabu (30/4/2025).
Selepas berhasil mengungkap dugaan kecurangan itu, panitia lantas mengirimkan sejumlah alat-alat bukti itu ke panitia pusat ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Sementara Heru enggan mengungkapkan identitas terduga pelaku kecurangan dan tujuan kampus yang hendak disasar.
“Tidak semua peserta yang ikut ujian di Undip tidak selalu pilihannya di kampus yang sama,” paparnya.
Proses UTBK SNBT 2025 di Undip ini berlangsung dari 23 April hingga 3 Mei 2025. Buntut dari kasus ini, panitia semakin memperketat pengawasan.
“Proses pengawasan dilakukan secara ketat kepada para peserta. Selain metal detector, juga diperiksa seluruh tubuh,” jelas Koordinator Pelaksana Pusat UTBK Undip Paramita Prananingtyas.
Dia menyebut, panitia telah memasang metal detector sebanyak 68 unit. Jumlah itu disesuaikan dengan jumlah ruangan yang ada. “Ada 68 ruangan jadi metal detectornya sebanyak itu,” paparnya. (Iwn)
/data/photo/2025/06/06/6842cfdef1fcb.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/05/19/682b1a4cae0e8.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

