Institusi: Universitas Brawijaya

  • Wamentan Sudaryono sebut pemuda pasukan elite Indonesia Emas 2045

    Wamentan Sudaryono sebut pemuda pasukan elite Indonesia Emas 2045

    Pentingnya peran generasi muda dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan meningkatkan kapasitas diri, karakter unggul dan kepedulian terhadap bangsa

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan generasi muda merupakan pasukan elite Indonesia Emas 2045 yang harus membangun kapasitas diri, berkarakter unggul dan memiliki kepedulian tinggi demi kejayaan bangsa.

    “Pentingnya peran generasi muda dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan meningkatkan kapasitas diri, karakter unggul dan kepedulian terhadap bangsa,” kata Wamentan saat Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Brawijaya 2025, Malang, Jawa Timur, sebagaimana keterangan di Jakarta, Kamis.

    Wamentan Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, menyebut generasi muda sebagai “yang terpilih” yang diharapkan mampu menjadi penggerak utama kemajuan bangsa.

    Menurut dia, mereka merupakan “bibit unggul” yang akan menjadi pemimpin masa depan.

    “Kalian adalah grade A team, calon pemimpin yang dipilih dari yang terbaik. Kuliah di kampus dengan dosen yang tegas, banyak tugas, dan tantangan berat justru akan menempa mental kalian. Dari situlah kalian belajar ketangguhan,” kata Wamentan Sudaryono di hadapan ratusan mahasiswa dan civitas akademik Universitas Brawijaya.

    Wamentan menyampaikan perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 membutuhkan SDM yang tidak hanya cakap secara akademis, tetapi juga memiliki integritas, kepemimpinan, kepekaan sosial dan kemampuan beradaptasi di tengah tantangan zaman.

    “Kita hidup di era di mana perubahan terjadi cepat dan sulit diprediksi. Kalian harus punya ‘capacity building’ yang kuat, mental pantang menyerah dan keberanian untuk berinovasi,” ungkapnya.

    Ia optimistis Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi negara maju, yaitu sumber daya alam yang melimpah, sumber daya energi, mineral serta potensi agro yang termasuk terbaik di dunia.

    Namun, menurutnya, satu hal yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah meningkatkan SDM unggul.

    “Sumber daya alam kita luar biasa, tapi tanpa manusia yang berkualitas, semuanya tidak akan maksimal. Itulah sebabnya, keberadaan kalian di sini adalah bagian dari investasi bangsa,” tegasnya.

    Wamentan juga menekankan kampus adalah wadah yang harus dimanfaatkan sepenuhnya oleh mahasiswa baru untuk mengasah kemampuan. Ia mengajak mereka untuk tidak takut menghadapi kesulitan selama kuliah.

    “Gunakan waktu di kampus untuk memperluas wawasan, mengasah karakter dan membangun jaringan. Kejar pengalaman dan keterampilan hidup yang akan menjadi bekal di dunia kerja dan kepemimpinan,” pesannya.

    Ia menutup arahannya dengan keyakinan bahwa generasi muda saat ini akan menjadi motor penggerak bangsa di masa depan.

    “Saya percaya di hadapan saya sekarang berdiri anak-anak muda yang akan membawa Indonesia menjadi bangsa besar, berdaulat, dan sejahtera di 2045. Mari kita bekerja keras, berinovasi, dan menjaga persatuan untuk mencapai cita-cita itu,” kata Sudaryono.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Fenomena Bendera One Piece, Pakar UB Menyoroti Makna dan Konteks

    Fenomena Bendera One Piece, Pakar UB Menyoroti Makna dan Konteks

    Malang, Beritasatu.com – Fenomena pengibaran bendera bergambar simbol anime One Piece menjelang peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan RI, belakangan menuai perdebatan di tengah masyarakat. Sebagian menilainya sebagai bentuk pelecehan terhadap simbol negara, tetapi tak sedikit juga yang menganggapnya sebagai bentuk ekspresi budaya.

    Menanggapi hal ini, dosen ilmu komunikasi Universitas Brawijaya (UB), Abdul Wahid menilai fenomena tersebut perlu dilihat dari kacamata semiotika, atau ilmu tentang tanda dan makna. 

    Ia menekankan pentingnya memahami konteks di balik simbol agar tidak terburu-buru dalam memberi penilaian terhadap sesuatu yang tengah ramai diperbincangkan publik. 

    “Sejak lama bendera One Piece sudah terlihat di banyak tempat, bahkan di luar negeri, dan tidak pernah menjadi masalah. Baru menjadi sorotan ketika dipasang bersamaan dengan bendera Merah Putih pada momen HUT kemerdekaan, lalu dibaca dalam konteks politik,” kata Abdul Wahid, Senin (11/8/2025).

    Menurut Wahid, simbol bajak laut dalam serial One Piece pada dasarnya adalah bagian dari dunia fiksi, sama seperti ikon populer lainnya seperti Spiderman atau Superman. 

    “Masalah muncul ketika simbol ini dibawa keluar dari konteks hiburan dan dibaca sebagai simbol politik,” jelasnya.

    Ia pun tak mengelak, kisah dalam One Piece banyak mengangkat tema ketidakadilan, perlawanan terhadap otoritas, dan dominasi kekuasaan, yang bisa dianggap mencerminkan kondisi sosial tertentu di dunia nyata. 

    Oleh sebab itu, tidak heran jika simbol tersebut dimaknai sebagai bentuk kritik sosial, terutama oleh kelompok-kelompok yang merasa tersisih dari kebijakan pemerintah.

    “Ketika simbol ini digunakan di ruang publik, penafsirannya bisa berkembang, baik sebagai bentuk ekspresi budaya pop maupun kritik sosial, terutama oleh kelompok pinggiran yang merasa disisihkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada mereka,” tambahnya.

    Dalam semiotika, sambung Wahid, ada dua pendekatan untuk membaca makna simbol, melalui gagasan yang disepakati bersama, atau lewat bentuk visual yang terbuka untuk interpretasi. Perbedaan pendekatan inilah yang kerap memicu konflik tafsir di ruang publik.

    “Masalah muncul ketika otoritas hanya menggunakan satu tafsir tunggal tanpa membuka ruang dialog,” ungkap Wahid.

    Dosen FISIP UB ini menekankan, selama simbol-simbol tersebut tidak melanggar hukum, ekspresi seperti itu merupakan bagian dari kebebasan berekspresi yang dijamin dalam sistem demokrasi.

    “Kita perlu kritis, baik terhadap aturan maupun tafsir yang diberlakukan. Jika aturan dibuat untuk melindungi kepentingan bersama, tentu harus dipatuhi. Namun, jika aturan itu bias, perlu ada upaya untuk mengoreksinya,” katanya.

    Pada sisi lain, ia juga mengajak para pejabat publik untuk membuka diri terhadap kritik dan membangun kebijakan yang lebih berpihak pada masyarakat luas.

    “Kalau ingin jadi pejabat publik, harus mau belajar, mau mendengar, dan siap dikritik. Kebijakan yang dibuat seharusnya selalu berorientasi pada kepentingan rakyat luas,” pungkasnya.

  • Media Sosial dan Perundungan Jadi Pemicu Stres, Psikiater Ingatkan Pentingnya Berbaik Hati pada Diri Sendiri
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        8 Agustus 2025

    Media Sosial dan Perundungan Jadi Pemicu Stres, Psikiater Ingatkan Pentingnya Berbaik Hati pada Diri Sendiri Surabaya 8 Agustus 2025

    Media Sosial dan Perundungan Jadi Pemicu Stres, Psikiater Ingatkan Pentingnya Berbaik Hati pada Diri Sendiri
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Tekanan kompetisi, gaya hidup, dan ekspektasi sosial yang kian tinggi menjadi pemicu stres di tengah masyarakat modern.
    Di antara berbagai faktor tersebut, pengaruh negatif media sosial dan dampak destruktif dari perundungan (
    bullying
    ) mengemuka sebagai ancaman paling berbahaya bagi kesehatan mental, terutama di kalangan anak muda.
    Fenomena ini menjadi sorotan utama dalam seminar kesehatan mental bertajuk Stress Management, Stop Jadi Korban Overthinking! yang digelar oleh komunitas Indonesia Sehat Jiwa di Gedung Malang Creative Center (MCC), Kota Malang, pada Jumat (8/8/2025).
    Ketua Indonesia Sehat Jiwa, Sofia Ambarini menyampaikan bahwa kampanye publik yang diikuti oleh 60 peserta dari berbagai latar belakang mulai dari pelajar, pekerja, dan ibu rumah tangga ini bertujuan sebagai langkah preventif.
    “Tujuan utama kami adalah pencegahan bunuh diri. Untuk itu, mental yang kuat harus dibangun. Dengan adanya media sosial, orang menjadi lebih gampang membandingkan dirinya dengan yang lain. Tanpa ada tekanan dari manapun, dia sudah menekan dirinya sendiri,” kata Sofia, Jumat (8/8/2025).
    Sofia mengungkapkan, dari berbagai kasus yang ditangani melalui program Pojok Curhat dari layanan rutin pihaknya, stres akibat perundungan merupakan yang paling berbahaya.
    “Stres karena keluarga mungkin masih bisa diredam oleh ikatan keluarga yang kuat. Tetapi, stres akibat
    bullying
    tidak bisa diredam dengan cara itu. Dampaknya sangat merusak, terutama pada pelajar yang kemudian mengalami penurunan prestasi akademik dan kesulitan fokus,” katanya. 
    Menjawab keresahan tersebut, Dokter Spesialis Jiwa dari Rumah Sakit Universitas Brawijaya, dr Kresna Septiandy Runtuk menekankan pentingnya berbaik hati pada diri sendiri (
    self-compassion
    ).
    “Kita sering lupa berbuat baik pada diri sendiri. Pikiran seperti ‘Aku bodoh’ atau ‘aku salah terus’ adalah bentuk penghakiman diri yang keras,” kata dr Kresna.
    “Kita perlu mengubah pola pikir itu. Ganti dengan kalimat ‘Saya pantas mendapatkan kebaikan’ atau ‘Saya sedang belajar, sehingga tidak luput dari kesalahan’,” ujarnya.
    Menurutnya, melawan perasaan negatif seperti kesedihan justru akan memperburuk keadaan.
    Sebaliknya, masyarakat perlu belajar memberi ruang bagi setiap emosi untuk datang dan pergi.
    “Saat menghadapi situasi sulit, terhubunglah dengan orang lain dan temukan kembali nilai-nilai baik dalam diri. Kehidupan memang tidak mudah, bukan berarti tidak indah. Teruslah berproses,” katanya.
    Kenyataan pahit dari stigma dan tekanan sosial dirasakan langsung oleh salah satu peserta berinisial S.
    Sebagai seorang pasien dengan diagnosis bipolar dan
    borderline personality disorder
    (BPD), ia berbagi pengalamannya.
    Ia mengaku pernah mencoba bunuh diri sebanyak 4-5 kali karena tidak kuat menanggung beban pikiran akibat penilaian orang lain.
    “Saya sering dibilang ‘alay’ karena harus minum obat setiap hari. Ada juga
    body shaming
    karena berat badan saya naik akibat pengobatan,” ungkap S.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Spesies Baru Cacing Nematoda Ditemukan di Indonesia

    Spesies Baru Cacing Nematoda Ditemukan di Indonesia

    Bisnis.com, MALANG — Tim peneliti yang dipimpin oleh Prof. Hagus Tarno, Dosen Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya (UB), berhasil menemukan 5 spesies baru cacing nematoda dari genus Caenorhabditis yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia. 

    Prof Hagus Tarno mengatakan, temuan ini dipublikasikan pada Juli 2025 di jurnal ilmiah internasional bereputasi G3: Genes|Genomes|Genetics, diterbitkan oleh Oxford University Press, dan menjadi salah satu kontribusi penting Indonesia dalam riset biodiversitas nematoda di tingkat global. 

    “Penelitian ini merupakan hasil kerja sama lintas negara yang melibatkan UB dan Centre National de la Recherche Scientifique (CNRS) Prancis, serta didukung oleh peneliti dari Academia Sinica Taiwan dan New York University, Amerika Serikat,” kata Hagus Tarno, Rabu (6/8/2025).

    Riset ini memanfaatkan keahlian lintas disiplin, mulai dari taksonomi, genetika molekuler, dan ekologi nematoda.

    Dari hasil penelitian tersebut 5 spesies baru yang berhasil diidentifikasi adalah Caenorhabditis indonesiana, Caenorhabditis malinoi, Caenorhabditis ceno, Caenorhabditis brawijaya, dan Caenorhabditis ubi. 

    Menurutnya 2 spesies terakhir secara khusus mengabadikan nama Universitas Brawijaya sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi kampus dalam penelitian ini.

    Penamaan C. brawijaya diambil dari nama pangeran Jawa yang menjadi inspirasi nama universitas, sedangkan C. ubi merupakan singkatan langsung dari Universitas Brawijaya Indonesia.

    Menurut Prof. Hagus, pemberian nama ini bukan hanya simbol penghargaan, melainkan juga strategi untuk memperkuat branding UB di dunia ilmiah internasional.

    “Ini adalah cara kami memberikan penghargaan kepada UB. Kami ingin nama universitas tetap hidup dan dikenal luas di dunia ilmiah melalui penelitian biodiversitas seperti ini,” katanya.

    Dia menambahkan bahwa pemakaian nama UB pada spesies baru akan membuat nama universitas terus muncul dalam publikasi dan basis data ilmiah internasional setiap kali spesies tersebut dikaji oleh peneliti lain. 

    Penelitian ini dilakukan melalui serangkaian ekspedisi lapangan pada April hingga Mei 2024 di 4 pulau besar Indonesia, yaitu Jawa, Bali, Lombok, dan Sulawesi Selatan. 

    Dari total 204 sampel yang diambil, 58 di antaranya positif mengandung nematoda Caenorhabditis. Sampel-sampel tersebut dikumpulkan dari berbagai tipe habitat, mulai dari hutan, kawasan agroforestri, lahan pertanian, taman kota, dan area pegunungan dengan ketinggian beragam.

    Di Jawa Timur, pengambilan sampel dilakukan di UB Forest di Malang, kawasan hutan Batu, dan lereng Gunung Bromo.

    Di Sulawesi Selatan, spesies nematoda ditemukan di kawasan Malino dan Lanna, sedangkan dari Lombok diperoleh sampel di wilayah Lingsar dan Setiling, serta dari Bali di Sayan, Ubud, Marga, Ababi, dan Besakih. 

    Proses pengambilan sampel difokuskan pada bahan tanaman yang membusuk seperti bunga, buah, batang, daun, kayu, dan jamur, yang diketahui menjadi habitat alami nematoda Caenorhabditis.

    Contohnya, C. indonesiana ditemukan pada bunga pisang membusuk di hutan Batu, sementara C. brawijaya ditemukan pada batang pisang (Musa) yang membusuk di lereng Bromo. 

    Sampel-sampel tersebut kemudian dibawa ke Laboratorium Fakultas Pertanian UB dan juga dianalisis di Institut de Biologie de l’École Normale Supérieure (IBENS), Paris, untuk proses identifikasi dan karakterisasi lebih lanjut.

    Metode identifikasi yang digunakan memadukan analisis morfologi dengan uji molekuler berbasis DNA. Analisis morfologi dilakukan menggunakan mikroskop Nomarski untuk mengamati detail struktur tubuh nematoda.

    Sementara itu, analisis molekuler dilakukan dengan sekuensing DNA pada bagian ITS2 ribosomal DNA untuk membedakan spesies yang secara morfologi mirip.

    Selain itu, dilakukan pula analisis RNA pada 1.861 gen ortolog tunggal untuk membangun pohon filogenetik yang menunjukkan hubungan kekerabatan antarspesies dalam kelompok Elegans (Elegans group). 

    Dia menegaskan, tim peneliti juga melakukan serangkaian uji hibridisasi atau persilangan antarspesies untuk mengetahui kompatibilitas reproduksi.

    Menariknya, hasil penelitian menunjukkan adanya pengecualian terhadap aturan Haldane, sebuah prinsip genetika yang menyatakan bahwa pada hibridisasi antarspesies, jenis kelamin heterogamet (biasanya jantan), akan cenderung tidak subur atau tidak hidup.

    Dalam penelitian ini, beberapa persilangan justru menghasilkan hibrida jantan yang hidup dan dalam beberapa kasus bahkan sebagian di antaranya tetap subur. 

    Salah satu temuan yang paling menonjol adalah pada spesies C. ubi yang berasal dari Jawa Timur. Spesies ini terbukti mampu melakukan perkawinan silang sebagian dengan Caenorhabditis sp. 41 dari Kepulauan Solomon, menghasilkan keturunan hibrida jantan yang fertil.

    Fenomena ini sangat jarang ditemukan di dunia nematoda dan menjadi model penelitian yang menarik untuk mempelajari proses spesiasi dan ketidakcocokan genetik antarspesies. 

    Prof. Hagus menegaskan bahwa temuan ini membuktikan tingginya tingkat keanekaragaman hayati nematoda di Indonesia, khususnya di wilayah tropis.

    “Hanya dengan eksplorasi di 4 pulau, kami sudah mendapatkan 5 spesies baru. Bayangkan jika eksplorasi dilakukan lebih luas, potensi penemuan akan jauh lebih besar,” ujarnya.

    Dia juga menekankan bahwa penelitian ini menjadi pintu masuk bagi studi lanjutan tentang ekologi, evolusi, dan genetika nematoda, serta membuka peluang riset terapan di bidang pertanian dan lingkungan. 

    Bagi UB, keberhasilan ini tidak hanya menjadi prestasi ilmiah, tetapi juga memperkuat posisi universitas di panggung riset internasional. Kolaborasi dengan peneliti asing memungkinkan UB mengakses teknologi mutakhir, sumber daya penelitian, dan membuka peluang pertukaran peneliti maupun mahasiswa.

    “Kolaborasi internasional sangat penting untuk membangun jejaring penelitian dan memperluas peluang publikasi di jurnal bereputasi,” ujar Prof. Hagus. 

    Artikel berjudul “Five new Caenorhabditis species from Indonesia provide exceptions to Haldane’s rule and partial fertility of interspecific hybrids” ini dapat diakses secara terbuka karena diterbitkan di bawah lisensi Creative Commons Attribution.

    Hal ini memungkinkan peneliti di seluruh dunia memanfaatkan hasil penelitian tersebut untuk riset lanjutan. Publikasi ini tidak hanya memperkenalkan 5 spesies baru kepada dunia, tetapi juga memperkuat reputasi Indonesia dan UB sebagai salah satu pusat penelitian biodiversitas nematoda di Asia Tenggara. 

    “Penamaan 2 spesies dengan nama UB menjadi simbol bahwa kontribusi akademik dan ilmiah universitas tidak hanya diakui di tingkat nasional, tetapi juga diabadikan dalam sejarah ilmu pengetahuan dunia,” tuturnya.

  • Pengibaran Bendera One Piece, Ini Kata Akademisi

    Pengibaran Bendera One Piece, Ini Kata Akademisi

    Bisnis.com, MALANG— Akhir-akhir ini, muncul pro dan kontra terkait pengibaran bendera One Piece menjelang 17 Agustus. Ada yang merespon bahwa aksi tersebut merupakan bagian dari makar, ada pula yang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebebasan berekspresi.

    Pakar hukum sekaligus dosen hukum Universitas Brawijaya Muktiono, menilai bahwa pengibaran bendera One Piece merupakan merupakan ekspresi individu pada suatu kegemaran atau kesenangan dan tidak dilarang UU.

    ”Tindakan tersebut adalah cara untuk mencari kesenangan (pursuing happiness) yang merupakan bagian dari hak asasi seseorang. Bisa juga tindakan ini juga bagian dari bentuk protes, sindiran, atau respon terhadap situasi tertentu yang merupakan hal biasa dari warga negara,” ujarnya, Rabu (6/8/2025).

    Dia menilai, hal tersebut lumrah sejauh tidak melanggar hak orang lain, tidak mengganggu ketertiban umum, tidak melanggar aturan hukum, tidak mengancam keselamatan diri dan publik, tidak mengganggu kesehatan diri sendiri dan orang lain, serta bukan tindakan kriminal.

    Dari perspektif hukum, kata dia, UU 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, serta Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan Indonesia tidak melarang pengibaran bendera seperti itu. 

    Selain itu, dalam konstitusi dan peraturan perundang-undangan lain juga tidak melarang hal tersebut sejauh tidak ada pelecehan langsung terhadap bendera negara.

    ”Saya kira negara terlalu bersikap atau bertindak berlebihan, dengan melarang atau mengkriminalisasi pengibaran bendera atau pengecatan lambang One Piece jika tidak ada kebutuhan mendesak yang tidak didasarkan pada ancaman yg nyata,” tambahnya.

    Dia khawatir bahwa kriminalisasi terhadap hal-hal yang demikian justru akan akan membuang energi publik dan negara untuk mengurus hal-hal yang lebih esensial.

    ”Seharusnya negara fokus menyelesaikan masalah esensial, seperti pemberantasan korupsi, perubahan iklim, pengentasan kemiskinan, mengejar ketertinggalan teknologi, penyediaan lapangan kerja dan upah layak, dan pemerataan pendidikan,” ucapnya. (K24)

  • Pengamat: Dukungan PDIP ke pemerintah untuk jaga stabilitas nasional

    Pengamat: Dukungan PDIP ke pemerintah untuk jaga stabilitas nasional

    Malang, Jawa Timur (ANTARA) – Pengamat politik dan kebijakan dari Universitas Brawijaya (UB) Andhyka Muttaqin menilai dukungan dari PDI Perjuangan terhadap kebijakan pemerintahan Presiden RI Prabowo akan memberikan dampak positif, yaitu berupa terjaganya stabilitas nasional.

    “Jika partai besar bersikap mendukung dan tidak berseberangan, maka potensi konflik maupun ketegangan politik di tingkat nasional bisa ditekan, stabilitas nasional bisa dijaga,” kata Andhyka di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa.

    Saat potensi konflik mampu diperkecil, maka pelaksanaan program dan penyusunan kebijakan oleh pemerintah bisa terealisasi dengan cepat dan lancar.

    “Ini memudahkan Presiden dalam menjalankan program-program dan pengesahan undang-undang,” ucapnya.

    Oleh karena itu, meski tak masuk ke dalam kabinet dukungan dari PDI Perjuangan terhadap kebijakan presiden disebutnya bersifat strategis.

    “Intinya Pemerintah jadi lebih mudah bekerja, tidak banyak ribut di DPR, dan program bisa jalan lebih lancar,” ujar dia

    Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa PDI Perjuangan juga perlu tetap memegang komitmennya untuk mengawasi terhadap jalannya roda pemerintahan, terutama menyangkut pembentukan kebijakan publik.

    Cara itu bertujuan untuk memastikan demokrasi di Indonesia tetap berjalan sebagaimana semestinya.

    Sebab, jika semua partai besar mendukung pemerintah tanpa melakukan pengawasan, dia khawatir itu bisa mempengaruhi persepsi masyarakat soal kepercayaan terhadap pemerintah.

    “Dalam demokrasi sehat, perlu ada pihak yang mengawasi dan mengkritisi pemerintah. Ketika partai besar enggan mengambil peran kritis, sistem pengawasan bisa melemah,” tuturnya.

    Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat Kongres ke-6 PDIP di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Sabtu (2/8), mengatakan sikap dari partainya memang tidak masuk ke dalam kabinet, namun akan memberikan dukungan terhadap kebijakan presiden yang memiliki keberpihakan kepada rakyat.

    Megawati menyampaikan meski tidak di dalam kabinet, PDI Perjuangan tak akan mengambil peran oposisi.

    Peran partainya adalah memastikan proses pembangunan nasional tetap sesuai konstitusi.

    Dia juga menyatakan partainya tetap kritis dan tegas terhadap setiap penyimpangan nilai-nilai Pancasila, keadilan sosial, dan hukum.

    Pewarta: Ananto Pradana
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Lewat Sambal Cumi, Mahasiswa UB Tanam Benih Harapan di Dapur Nelayan Wates

    Lewat Sambal Cumi, Mahasiswa UB Tanam Benih Harapan di Dapur Nelayan Wates

    Lewat Sambal Cumi, Mahasiswa UB Tanam Benih Harapan di Dapur Nelayan Wates
    Editor
    KOMPAS.com
    – Gemuruh ombak dan aroma asin laut jadi keseharian di Desa Wates, Kecamatan Lekok, Kabupaten
    Pasuruan
    . Di sana, pagi diawali dengan
    nelayan
    yang berpacu dengan waktu.
    Setiap tangkapan laut adalah harapan. Sayang,
    cumi
    yang melimpah di wilayah ini sering kali hanya berhenti di tengkulak, dijual mentah demi kebutuhan sehari-hari.
    Mulyo (34), nelayan di pesisir Wates, mengakui selama ini hasil tangkapannya langsung dijual ke pengepul.
    “Kalau bisa diolah, mungkin hasilnya lebih baik. Tapi kami terbiasa langsung jual,” ujar Mulyo, akhir pekan lalu.
    Dia beralasan keputusan menjual cumi-cumi segar langsung ke tengkulak karena terdesak kebutuhan sehari-hari. Pendapatan dari hasil melaut rata-rata berkisar Rp200 ribu itu pun harus disisihkan untuk membeli solar, bekal melaut esok hari.
    “Pendapatan tidak tentu. Ya balik lagi, sesuai hasil yang didapat dari melaut,” tuturnya.
    Pengakuan Mulyo seolah jadi cermin nasib nelayan di pantai utara Pasuruan.
    Di balik hasil laut yang melimpah, kehidupan para nelayan di desa pesisir ini belum sepenuhnya sejahtera.
    Cumi
    yang mereka tangkap saban hari, langsung dijual dalam keadaan mentah demi uang cepat.
    Kondisi nelayan ini mendorong sekelompok mahasiswa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
    Universitas Brawijaya
    (FPIK UB) untuk meningkatkan nilai jual hasil tangkapan laut lokal sebagai upaya membangun kemandirian ekonomi masyarakat pesisir.
    Komoditas laut cumi jadi fokus utama. Tak ingin potensi ini terus terbuang, lewat program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT), mereka menggagas pelatihan inovatif: membuat
    sambal cumi
    bersama ibu-ibu PKK Desa Wates.
    “Ini bukan sekadar pelatihan. Ini adalah upaya menumbuhkan ekonomi rumah tangga yang berkelanjutan,” kata Wahida Kartika Sari, dosen pembimbing KKNT.
    Pelatihan dilakukan di Balai Desa, para ibu diajari memilih cumi segar, membersihkannya secara higienis, hingga meracik sambal yang awet dan lezat.
    Auliya Nanda Jayanti,
    mahasiswa UB
    yang menjadi koordinator kegiatan pelatihan, mengakui tantangannya adalah mengajari para isteri nelayan mengenai standar rasa sambal cumi.
    “Menjelaskan soal rasa sambal cumi menjadi penting karena sebagian dari mereka ada yang sama sekali belum tahu soal sambal cumi. Kami sampai perlu menunjukkan contoh video sambal cumi yang viral di media sosial,” tuturnya.
    Koordinator KKNT Kelompok 15 Desa Wates Aliif Ghibtah Rayya memaparkan pelatihan yang berlangsung Rabu (31/7) ini tidak hanya mengajarkan cara mengolah cumi menjadi sambal yang lezat dan tahan lama.
    Mereka juga memperkenalkan aspek pengemasan produk hingga pemasaran digital.
    Aliif menjelaskan selain mengajarkan cara memasarkan produk secara langsung ke tetangga atau melalui warung lokal, Kelompok KKNT Kelompok 15 Desa Wates turut mendampingi peserta yang berminat memanfaatkan media sosial.
    Mahasiswa memperkenalkan berbagai opsi kemasan yang tidak hanya fungsional untuk memperpanjang masa simpan, tetapi juga estetis dan menarik secara visual.
    Mereka diajarkan pentingnya label produk yang informatif, strategi penentuan harga yang kompetitif, serta tips sederhana untuk promosi.
    “Kami berharap ke depan, Desa Wates tidak hanya dikenal sebagai desa nelayan, tetapi juga sebagai desa yang mulai memaksimalkan hasil lautnya melalui inovasi kuliner,” ujar Aliif.
    Ketua PKK Desa Wates, Kecamatan Lekok-Kabupaten Pasuruan Fitri Bela Safitri menyambut baik pelatihan yang digagas para mahasiswa.
    Menurutnya, pelatihan disusun secara komprehensif. Mulai dari teknik memilih cumi segar, membersihkannya secara higienis, hingga tips memasak sambal agar bumbu meresap sempurna.
    Para ibu PKK pun diajak praktik langsung membuat sambal cumi dan mengemasnya dalam botol kecil.
    “Kami baru tahu ternyata kemasan itu penting, begitu juga promosi di media sosial. Ini pengalaman baru yang membuka pikiran,” ujar Fitri Bela Safitri, Ketua PKK Desa Wates.
    Pelatihan ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh para peserta. Suasana pelatihan penuh semangat, dengan diskusi aktif dan tawa yang mengiringi praktik memasak.
    “Rasanya enak, gampang dibuat, dan ini bisa banget jadi usaha rumahan. Kami jadi semangat mencoba di rumah,” ujar salah satu peserta pelatihan
    Mengetahui sang isteri ikut pelatihan yang diselenggarakan KKNT Kelompok 15 Desa Wates, Mulyo optimis, meskipun mengakui membutuhkan keberanian untuk mulai membuka usaha sendiri.
    “Kalau istri bisa bikin sambal dan dijual, bisa jadi tambahan penghasilan.”
    Melalui kegiatan ini, mahasiswa UB tak hanya mentransfer ilmu, tapi juga menyalakan semangat.
    Dari laut ke dapur, dari dapur ke harapan.
    Sambal cumi
    menjadi simbol kecil dari perubahan besar yang sedang tumbuh di Desa Wates.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Produksi Katoda Dimulai, Smelter PTFI Jadi Contoh Hilirisasi Pro-Rakyat

    Produksi Katoda Dimulai, Smelter PTFI Jadi Contoh Hilirisasi Pro-Rakyat

    Jakarta

    PT Freeport Indonesia (PTFI) siap memulai produksi katoda tembaga perdana dari smelter Manyar, Gresik dengan target tahunan sebesar 441.000 ton. Momentum ini dinilai menjadi strategi pembangunan ekonomi yang menyentuh masyarakat secara langsung.

    Dalam laporan riset Laporan Akhir Membangun Kemitraan antara Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan untuk Optimalisasi Manfaat Hilirisasi yang diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) tahun 2024, Gresik disebut sebagai contoh keberhasilan model kemitraan yang melibatkan masyarakat lokal sejak tahap awal pembangunan industri. Salah satu bentuk kolaborasi itu adalah forum ‘Rembuk Akur’ yang memfasilitasi perekrutan tenaga kerja dari sembilan desa Ring 1 di sekitar kawasan industri smelter.

    Riset FEB UB tersebut juga mencatat bahwa keterlibatan pelaku usaha lokal telah membuka ruang partisipasi ekonomi yang lebih luas. UMKM tidak hanya berperan sebagai penyedia jasa katering dan logistik, tetapi juga didorong melalui pengembangan sentra IKM seperti Songkok Kemuteran dan Mesin Logam Pelemwatu Menganti di Gresik.

    “Dengan kemitraan strategis, pelaku UMKM dapat mengambil peran lebih besar dalam rantai pasok industri, yang pada akhirnya memperkuat ekosistem ekonomi lokal,” kata salah satu peneliti laporan tersebut, Hendi Subandi dalam keterangan, Rabu (23/7/2025).

    Lebih jauh, laporan ini menekankan bahwa manfaat hilirisasi akan jauh lebih berkelanjutan bila dilakukan melalui pendekatan kolaboratif yang melibatkan enam unsur utama: perusahaan, pemerintah daerah, masyarakat, akademisi, media, dan NGO. Pendekatan hexahelix ini dianggap penting untuk menjaga kesinambungan antara kepentingan ekonomi dan pembangunan sosial di tingkat lokal.

    “Dengan melibatkan berbagai aktor dalam model kemitraan hexahelix, hilirisasi dapat menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan, memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat lokal,” lanjut Hendi.

    Hal ini sejalan dengan temuan tim riset Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) berjudul Kajian Dampak Hilirisasi Industri Tambang terhadap Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan: Tembaga, Bauksit, dan Pasir Silika, yang menyoroti bahwa hilirisasi di sejumlah daerah, termasuk Gresik, berdampak pada peningkatan indikator sosial.

    Studi mereka mencatat perbaikan dalam rata-rata lama sekolah, umur harapan hidup, serta penurunan angka stunting, sebagai bagian dari dampak tidak langsung pembangunan industri dan pemanfaatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta Dana Bagi Hasil (DBH).

    FEB UI juga mencatat bahwa hilirisasi dapat memperkuat belanja pembangunan di sektor-sektor publik seperti pendidikan dan kesehatan, karena peningkatan pendapatan daerah membuka ruang fiskal yang lebih besar. Dalam konteks jangka panjang, model ini dipandang mampu mendongkrak kualitas hidup masyarakat di sekitar kawasan industri.

    “Dengan pendapatan daerah yang meningkat, daerah-daerah hilirisasi kini memiliki kapasitas fiskal yang lebih baik untuk membiayai layanan dasar. Ini menunjukkan bahwa manfaat hilirisasi bisa langsung dirasakan oleh masyarakat,” kata Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI Nur Kholis.

    Produksi katoda tembaga dari smelter Manyar akan menyuplai kebutuhan bahan baku untuk kabel listrik, kendaraan listrik, dan teknologi energi terbarukan. Dengan kapasitas pengolahan yang besar dan proses produksi yang terintegrasi, fasilitas ini memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok industri global.

    “Lebih dari sekadar angka produksi, langkah ini memberi gambaran bahwa pembangunan industri bisa diarahkan untuk menciptakan nilai bersama. Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat setempat punya peran yang saling menguatkan. Gresik menunjukkan bahwa hilirisasi bukan hanya agenda nasional, tapi juga proses yang bisa menghidupkan ekonomi daerah dari dekat,” tutupnya.

    (akn/ega)

  • Digistar Club Chapter UGM Upaya Strategis Telkom Perluas Ekosistem Talenta Digital Kampus – Page 3

    Digistar Club Chapter UGM Upaya Strategis Telkom Perluas Ekosistem Talenta Digital Kampus – Page 3

    Liputan6.com, Yogyakarta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) meresmikan Digistar Club Chapter Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai komitmen nyata dalam membangun talenta digital muda di kampus. Peresmian yang berlangsung di Yogyakarta, Sabtu (5/7/2025) lalu ini merupakan bagian dari rangkaian MBA Catalyst Summit 2025 yang digelar sebagai ajang kolaborasi bersama sivitas akademika dalam memperkuat ekosistem talenta masa depan.

    Acara peresmian ini dihadiri oleh Wakil Direktur Utama Telkom Muhammad Awaluddin yang turut membuka secara simbolis Digistar Club Chapter UGM sebagai langkah nyata memperluas jejaring komunitas talenta digital di lingkungan kampus.

    Direktur Human Capital Management Telkom Henry Christiadi menegaskan bahwa Digistar Club merupakan salah satu bentuk nyata komitmen Telkom dalam mendukung pertumbuhan generasi muda Indonesia agar siap menghadapi tantangan industri di era digital.

    “Peresmian Digistar Club Chapter UGM diharapkan membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri, membangun jaringan, dan berkontribusi langsung pada transformasi digital di Indonesia. Komunitas ini menjadi wadah belajar dan bertumbuh bersama, sekaligus ruang untuk menghadirkan dampak positif di sekitarnya,” ungkap Henry.

    Digistar Club hadir sebagai wadah bagi mahasiswa dan alumni program pengembangan talenta Telkom untuk terus belajar, bertumbuh, dan berkontribusi bagi transformasi digital Indonesia mulai dari mengembangkan keterampilan, membangun jejaring profesional, hingga membuka wawasan melalui pengalaman nyata di dunia kerja digital.

    Digistar Club sendiri merupakan komunitas resmi yang mewadahi para alumni program seperti Digistar Class, Digistar Connect, Digistar Internship, Innovilage, DigiUp, dan inisiatif pengembangan lain.

    10 Chapter di Berbagai Perguruan Tinggi Ternama

    Hingga saat ini, Digistar Club telah memiliki lebih dari 3.500 member aktif terverifikasi dengan 10 chapter yang tersebar di berbagai perguruan tinggi ternama: Institut Teknologi Bandung, Telkom University, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Sriwijaya, Universitas Padjajaran, BINUS University, dan kini Universitas Gadjah Mada.

    Kegiatan yang diinisiasi oleh Digistar Club mencakup berbagai aktivitas yang relevan dengan kebutuhan pengembangan talenta digital masa kini, seperti DigiCourse (kelas/workshop), DigiCamp (bootcamp intensif), DigiTalks (talkshow bersama praktisi industri), hingga DigiWar (kompetisi/proyek tantangan).

  • Tingkatkan Talenta Digital, Telkom Resmikan Digistar Club Chapter UGM

    Tingkatkan Talenta Digital, Telkom Resmikan Digistar Club Chapter UGM

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) meresmikan Digistar Club Chapter Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta sebagai bentuk komitmen membangun talenta digital muda. Peresmian ini menjadi bagian dari rangkaian MBA Catalyst Summit 2025 yang digelar sebagai ajang kolaborasi bersama sivitas akademika dalam memperkuat ekosistem talenta masa depan.

    Direktur Human Capital Management Telkom Henry Christiadi menegaskan bahwa Digistar Club merupakan salah satu bentuk nyata komitmen Telkom dalam mendukung pertumbuhan generasi muda Indonesia agar siap menghadapi tantangan industri di era digital.

    “Peresmian Digistar Club Chapter UGM diharapkan membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri, membangun jaringan, dan berkontribusi langsung pada transformasi digital di Indonesia. Komunitas ini menjadi wadah belajar dan bertumbuh bersama, sekaligus ruang untuk menghadirkan dampak positif di sekitarnya,” ungkap Henry dalam keterangan resmi, Rabu (16/7/2025).

    Digistar Club merupakan komunitas resmi yang mewadahi para alumni program seperti Digistar Class, Digistar Connect, Digistar Internship, Innovilage, DigiUp, dan inisiatif pengembangan lain. Hingga saat ini, Digistar Club telah memiliki lebih dari 3.500 member aktif terverifikasi dengan 10 chapter yang tersebar di berbagai perguruan tinggi ternama: Institut Teknologi Bandung, Telkom University, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Sriwijaya, Universitas Padjajaran, BINUS University, dan kini Universitas Gadjah Mada.

    Kegiatan yang diinisiasi oleh Digistar Club mencakup berbagai aktivitas yang relevan dengan kebutuhan pengembangan talenta digital masa kini, seperti DigiCourse (kelas/workshop), DigiCamp (bootcamp intensif), DigiTalks (talkshow bersama praktisi industri), hingga DigiWar (kompetisi/proyek tantangan).

    Dengan hadirnya Digistar Club Chapter UGM, Telkom optimis ekosistem pengembangan talenta digital akan semakin luas, kolaboratif, dan berdampak. Seluruh rangkaian kegiatan ini sejalan juga dengan semangat TelkomGroup dalam mendorong pertumbuhan bisnis yang inklusif dan berkelanjutan.

    Lebih lanjut, Henry mengatakan pengembangan talenta juga merupakan fondasi penting untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan sekaligus kontribusi nyata bagi ekosistem digital nasional.

    “Melalui Digistar, Telkom mewujudkan komitmen ini dengan mendorong pengembangan insan digital untuk menjawab kebutuhan bisnis masa kini sekaligus membentuk fondasi talenta unggul bagi masa depan industri digital
    Indonesia,” pungkas Henry.

    Sebagai informasi, acara peresmian ini dihadiri oleh Wakil Direktur Utama Telkom Muhammad Awaluddin yang turut membuka secara simbolis Digistar Club Chapter UGM. Kehadiran Digistar Club Chapter UGM menjadi langkah nyata memperluas jejaring komunitas talenta digital di lingkungan kampus. Digistar Club hadir sebagai wadah bagi mahasiswa dan alumni program pengembangan talenta Telkom untuk terus belajar, bertumbuh, dan berkontribusi bagi transformasi digital Indonesia mulai dari mengembangkan keterampilan, membangun jejaring profesional, hingga membuka wawasan melalui pengalaman nyata di dunia kerja digital.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]