Megawati Dinilai Beri Kode ke Prabowo: PDI-P Bukan Oposisi Garis Keras
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Brawijaya, Verdy Firmantoro, menilai Ketua Umum PDI-P
Megawati Soekarnoputri
memberi kode bahwa pihaknya bukanlah oposisi yang keras di pemerintahan Presiden
Prabowo Subianto
.
Menurutnya, kode itu disampaikan ketika Megawati menegaskan bahwa dirinya tidak bermusuhan dengan Prabowo.
“Strategi meningkatkan
bargaining position
, dengan menjaga hubungan baik dengan Prabowo, Megawati bisa memperkuat posisi tawar PDI-P. Megawati mungkin ingin menunjukkan bahwa PDI-P bukanlah oposisi yang keras dan tidak kompromistis. Sikap ini juga bisa digunakan untuk menjaga fleksibilitas manuver politik partai,” ujar Verdy kepada Kompas.com, Minggu (12/1/2025).
Verdy mengatakan, pernyataan Megawati juga menegaskan bahwa, meskipun PDI-P tidak berada dalam KIM Plus, hubungan personal
Megawati dan Prabowo
tetap terjaga.
Dalam komunikasi politik, narasi seperti ini merupakan wujud kematangan politik, di mana Megawati dan Prabowo sama-sama figur negarawan yang berorientasi pada kepentingan bangsa.
Lalu, kata dia, penegasan Megawati ini juga sinyal keterbukaan PDI-P untuk menjalin kerja sama politik.
“Pernyataan Megawati juga dapat diartikan sebagai sinyal terbuka untuk kemungkinan PDI-P yang saat ini masih berada di luar pemerintahan, tetapi dengan hubungan baik yang ditekankan Megawati, peluang untuk bekerja sama dengan Prabowo cukup besar,” tuturnya.
Sementara itu, Verdy berpandangan, relasi politik antara PDI-P dengan Prabowo juga dapat dilihat dalam persoalan kasus suap Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto.
Verdy menilai, sejauh ini Prabowo memberikan penegasan netralitas bahwa dirinya menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada penegak hukum.
“Prabowo ingin menunjukkan bahwa ia tidak akan melakukan intervensi atau cawe-cawe dalam persoalan hukum Hasto, apalagi terjebak dalam konflik antara PDI-P dengan mantan Presiden Jokowi, sekaligus menghindari kesan adanya konflik kepentingan atau keberpihakan. Sikap ini bertujuan untuk menjaga hubungan baik, khususnya dengan Megawati dan pada umumnya dengan PDI-P,” imbuh Verdy.
Sebelumnya, Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, menepis kabar dirinya dan Presiden Prabowo Subianto bermusuhan.
Megawati pun mengaku tetap berkomunikasi dengan Prabowo hingga kini.
Itu disampaikan Megawati dalam pidato politiknya di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025), saat pembukaan HUT ke-52 PDI-P.
“Pak Prabowo nih, orang mikir saya sama dia itu, wah kayanya musuhan. Enggak! Enggak!” tegas Megawati, disambut tepuk tangan meriah dari kader-kader PDI-P.
Megawati lantas menyebut bahwa dia dan Prabowo memiliki posisi yang sama, yakni sebagai ketua umum partai.
Dari situ, Megawati mengaku berbincang dengan Prabowo menanyakan perasaan apabila anak buahnya di partai mendapat perlakuan tidak adil.
Anak buah yang mendapat perlakuan tidak adil yang dimaksud Megawati adalah Hasto Kristiyanto.
“Lha tapi saya bilang, ‘Mas, kita kan, saya ketua umum, kamu ketua umum, lihat anak buah kamu dibegitukan, apa rasanya sebagai ketua umum? Pasti perasaan kita sama’,” ungkapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Institusi: Universitas Brawijaya
-
/data/photo/2025/01/10/6780df902a850.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Megawati Dinilai Beri Kode ke Prabowo: PDI-P Bukan Oposisi Garis Keras
-

Heru Tjahjono: Antara Birokrasi dan Politik
Surabaya (beritajatim.com) – Siklus karir Heru Tjahjono benar-benar berwarna. Dia pernah jadi aparat birokrasi. Jabatan politik sebagai bupati pun pernah diemban dan ditunaikan dengan paripurna.
Setelah itu, Heru kembali lagi ke birokrasi sebagai Sekdaprov Jawa Timur (Jatim). Kini dia masuk kembali ke lembaga politik sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar (FPG).
“Apa yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kita jalani dengan sungguh-sungguh, yang pasti mesti kita syukuri,” kata Heru Tjahjono pada satu kesempatan kepada beritajatim.com.
Lahir di Kota Gudeg, Yogyakarta, 6 Maret 1961, karir birokrasi Dr Ir Heru Tjahjono merangkak dari bawah sebelum memegang jabatan Sekdaprov Jatim periode 25 September 2018 hingga 12 Januari 2022.
Heru, yang akrab dipanggil ‘Pak Carik’ di lingkungan Pemprov Jatim ini, kali pertama masuk ranah birokrasi sebagai staf Bappeda Kabupaten Tulungagung pada 1989-1991. Kemudian dia percaya sebagai Kasi Tata Guna Tanah Ruang pada Bappeda Kabupaten Tulungagung di tahun 1991 hingga 2001. Pada tahun 1996 jabatan Plh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulungagung dipercayakan kepadanya.
Awal karirnya sebagai birokrasi memang lebih banyak dihabiskan di Pemkab Tulungagung. Pada 1997, setahun menjelang Reformasi 1998, Heru, alumni Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Solo ini, dipercaya sebagai Pj Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Bappeda Tulungagung. Pada tahun yang sama dia dimutasi dan menjabat sebagai Pj Kepala DPUD Tulungagung. Pada 2001-2003, suami Dra. Gardjati menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum PPW Tulungagung.
Heru Tjahjono
Memiliki gaya komunikasi egaliter, pola pergaulan supel, dan passion personal yang gampang dekat dengan banyak kalangan, pada 2003 Heru diberikan amanah dan kepercayaan besar. Dia bertransformasi jadi politikus dengan mencalonkan diri sebagai Bupati Tulungagung. Berpasangan dengan Mohammad Athiyah, duet cabup dan cawabup ini mampu memenangkan kontestasi politik di Tulungagung.
Jabatan Bupati Tulungagung digenggamnya pada 2003-2008. Pada Pilkada 2008, dia kembali menjagokan diri dan menang. Sehingga dia menyempurnakan masa jabatannya sebagai orang pertama Tulungagung dua periode: 2003-2008 dan 2008-2013. “Saya emban amanah itu sebaik mungkin,” tambahnya.
Regulasi tentang ASN saat itu masih memberi peluang bahwa birokrat yang memegang jabatan politik, seperti bupati, wakil bupati, wali kota, dan lainnya, bisa kembali ke ranah birokrasi, menjadi ASN lagi, ketika periode jabatan politiknya selesai. Tahun 2013, Heru tuntas menyelesaikan jabatan Bupati Tulungagung secara paripurna.
Dia kembali ke birokrasi. “Apa yang ditugaskan pimpinan mesti kita kerjakan dengan baik,” katanya mengingatkan. Di tahun yang sama, 2013, Pemprov Jatim dipimpin Gubernur Soekarwo dan Wagub Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Heru ditarik ke Pemprov Jatim sebagai ASN. Jabatan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim baru diembannya pada 2014–2018. Pada tahun 2019 sampai 2022, Heru juga dipercaya sebagai salah satu komisaris Bank Jatim.
Beberapa bulan sebelum masa jabatan Gubernur Jatim Soekarwo habis, Heru yang menyandang gelar doktor (S-3) dari Universitas Brawijaya Malang ini, dipercaya sebagai Sekdaprov Jatim. Dia menggantikan Akhmad Sukardi, seorang birokrat Pemprov Jatim berasal dari Madura.
Jabatan Sekdaprov Jatim itu diemban Heru menjelang fase transisi pemerintahan Jatim dari Gubernur Soekarwo kepada Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Pada Februari 2019, Khofifah mulai memangku jabatan Gubernur Jatim. Fase ini tak mudah. Butuh soft skill bagus agar mampu mengendalikan birokrasi Pemprov Jatim tetap stabil, konsisten, dan efektif memberikan public service secara maksimal.
Hampir empat tahun jabatan di ranah birokrasi Pemprov Jatim digawangi Heru. Dia kembali dan tampil sebagai pejabat puncak birokrasi Pemprov Jatim. Heru kembali ke rumah lamanya: birokrasi.
Heru Tjahjono
Tapi, Heru di 2018 berbeda dengan Heru di 1989, tempo pertama dia diterima dan berkarir sebagai ASN di Pemkab Tulungagung. Di tahun 2018 sebagai pejabat tertinggi di birokrasi Pemprov Jatim, Heru telah memiliki pengalaman praktis selama 10 tahun sebagai pejabat politik: Bupati Tulungagung.
Jabatan Bupati mensyaratkan kapasitas teknis birokrasi yang mumpuni, kapabel, dan pemahaman teritorial secara paripurna dalam multiperspektif. Baik dalam ruang lingkup politik, ekonomi, sosial, budaya, demografi, religi, dan lainnya. Jabatan orang pertama Tulungagung dipangku Heru dengan torehan banyak prestasi dan minim kontroversi.
Di 2024, kapasitas, akseptabilitas, dan jejaring sosial politik Heru kembali diuji. Dia terjun ke dunia politik praktis. Terlibat kontestasi Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) dari Partai Golkar. Dia ditempatkan di daerah pemilihan (Dapil) VI Jatim: Kabupaten dan Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten serta Kota Kediri. Teritori politik yang selama ini identik dengan kandang kaum Nasionalis Soekarnoisme (PDIP). Dapil VI Jatim merupakan kandang banteng dan rumah komunitas Islam Tradisional (NU).
Heru tampil sebagai salah satu caleg terpilih. Golkar meloloskan dua caleg: M Sarmudji (Ketua Golkar Jatim dan kini Sekjen DPP Golkar) dan Heru Tjahjono, mantan Bupati Tulungagung dan Sekdaprov Jatim.
Tiga kali uji kontestasi politik yang dilakoni Heru berhasil diraih dengan hasil gemilang: Dua kali Pilkada Tulungagung dan menang, sekali Pileg DPR RI 2024 dan lolos. Realitas itu makin mengukuhkan track record, pengalaman, kinerja, dan reputasi Heru sebagai pejabat publik di ranah administrasi birokrasi dan lapangan politik praktis. Dia selalu lolos ujian, kompetisi, dan kontestasi yang dihelat secara fairplay dan berintegritas.
Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Jatim 2025, nama Heru kembali disebut-sebut sebagai salah satu kandidat Ketua Golkar Jatim. Ada tujuh nama lain yang muncul ke permukaan. Semua jago yang tampil punya beragam pengalaman dan latar belakang bervariasi. Semuanya politikus berpengalaman. Semuanya punya nama tenar. Musda Partai Golkar Jatim bakal jadi ujian keempat bagi Heru. Apakah dia lolos dan menang?
Ainur Rohim,
Direktur Utama dan Penanggung Jawab beritajatim.com -

Riset FEB UB Ungkap Hilirisasi di Gresik Menguntungkan Masyarakat Lokal
Jakarta –
Kabupaten Gresik menjadi sorotan sebagai pusat pertumbuhan hilirisasi mineral yang inklusif dan berkelanjutan. Hal itu diungkapkan dalam penelitian terbaru oleh tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Malang bertajuk ‘Laporan Akhir Membangun Kemitraan Antara Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan untuk Optimalisasi Manfaat Hilirisasi’.
Dalam laporan tersebut, Peneliti Utama Hendi Subandi mengatakan PT Freeport Indonesia (PT FI) menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung kolaborasi yang saling menguntungkan dengan masyarakat lokal.
“Dengan melibatkan pemerintah desa dan pelaku UMKM, PT FI tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga memberdayakan komunitas lokal melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi,” kata Hendi dalam keterangan tertulis, Senin (6/1/2025).
Hendi memaparkan bahwa PT FI telah membuka peluang kerja bagi masyarakat Gresik melalui forum komunikasi ‘Rembuk Akur’ yang melibatkan pemerintah desa dari sembilan desa Ring 1. Forum ini memfasilitasi perekrutan tenaga kerja lokal, menjembatani kebutuhan perusahaan dengan potensi sumber daya manusia setempat.
Menurutnya, upaya ini berhasil menarik 2.000 pelamar lokal, meskipun sebagian besar masih menghadapi tantangan dalam memenuhi standar keterampilan yang dibutuhkan.
Tidak hanya merekrut tenaga kerja lokal, riset tersebut juga mengungkap bahwa PT FI memberikan prioritas kepada pelaku UMKM dan IKM lokal dalam berbagai sektor, seperti konstruksi, catering, keamanan, dan pengelolaan limbah konstruksi.
“UMKM lokal juga diberdayakan untuk menyediakan kebutuhan logistik perusahaan, seperti seragam batik khas Gresik untuk karyawan PT FI,” ujar Hendi.
Dia menyoroti pentingnya model kemitraan hexa helix dalam mendukung keberhasilan hilirisasi. Model ini mengkolaborasikan enam aktor utama yakni perusahaan hilirisasi, pemerintah daerah, NGO, akademisi, masyarakat & UMKM, dan media.
“Melalui pendekatan hexa helix, berbagai tantangan dapat diatasi dengan lebih efektif. Misalnya, pemerintah menciptakan regulasi yang mendukung, akademisi menyusun kurikulum pelatihan keterampilan, media mempromosikan keberhasilan program, dan NGO memfasilitasi dialog antara perusahaan dan masyarakat lokal,” jelasnya.
Menurutnya, sinergi ini memastikan keberlanjutan operasional perusahaan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Kami menemukan bahwa hilirisasi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat lokal,” ungkap Hendi.
Hendi bersama tim juga merekomendasikan langkah strategis lainnya mencakup pendanaan Sentra IKM Songkok Kemuteran dan Sentra IKM Mesin Logam Pelemwatu Menganti yang menciptakan peluang lebih besar bagi UMKM untuk terlibat dalam rantai pasok industri smelter.
Menurutnya, berbagai langkah strategis diharapkan kian memperkuat hubungan antara perusahaan dan masyarakat, menciptakan ekosistem industri yang inklusif. Penelitian ini juga merekomendasikan penguatan program pelatihan keterampilan bagi masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan industri.
PT FI juga memanfaatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE sebagai pusat inovasi untuk memberdayakan UMKM lokal, memastikan mereka dapat bersaing dalam rantai pasok industri besar.
“Kami melihat potensi besar dari UMKM lokal, namun mereka membutuhkan dukungan agar dapat memenuhi standar perusahaan besar seperti PT FI,” tutupnya.
(akn/ega)
-

Resmikan AI Center Universitas Brawijaya, Menkomdigi Dorong Praktiknya Dukung Ketahanan Pangan
JATIM – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid meresmikan pusat pengembangan teknologi kecerdasan buatan AI Center di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur (Jatim).
Seusai acara peresmian, Meutya menyampaikan bahwa AI Center Universitas Brawijaya sudah memiliki fasilitas yang luar biasa.
“Kami tentu juga akan mendorong supaya nanti output-nya juga luar biasa, termasuk aplikasi-aplikasi kecerdasan artifisial yang amat membantu, misalnya di bidang ketahanan pangan,” katanya pada Minggu 5 Januari, disitat Antara.
AI Center Universitas Brawijaya dihadirkan untuk mendukung kegiatan-kegiatan penelitian berkenaan dengan pengembangan dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di berbagai bidang.
Meutya berharap kehadiran AI Center di Gedung Rektorat Universitas Brawijaya dapat mendorong peningkatan penggunaan teknologi AI dalam bidang seperti ketahanan pangan, kesehatan, agribisnis, logistik, hingga manufaktur.
“Ini bisa digunakan peternak, petani di Indonesia, untuk mencapai target kita untuk swasembada,” katanya.
AI Center Universitas Brawijaya menyediakan program pelatihan dan sertifikasi yang mencakup materi pembelajaran mesin, deep leraning, pemrosesan bahasa alami, serta penerapan AI bagi mahasiswa, dosen, dan profesional bekerja sama dengan AWS, Microsoft, dan Google.
Selain itu, AI Center menawarkan layanan konsultasi guna membantu perusahaan dan lembaga yang hendak memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk mendukung proses bisnis dan operasional.
Tim ahli AI Center akan membantu perencanaan, implementasi, hingga evaluasi penggunaan sistem berbasis AI sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan maupun lembaga.
Meutya juga mengungkapkan negara masih kekurangan orang-orang dengan kemampuan digital.
Ia mengatakan, upaya untuk menghadirkan lebih banyak sumber daya manusia dengan kemampuan digital membutuhkan kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah.
“Jadi, kita sudah melakukan kerja sama untuk tahap pertama minimal 500 pelajar, kemudian juga 100 sertifikasi dan ke depan tentu akan lebih banyak lagi,” katanya.
“Kami sangat mendukung karena kami memprediksi bahwa kebutuhan terhadap kualitas digital sampai tahun 2030 ada sembilan juta,” kata Meutya, yang berharap upaya Universitas Brawijaya bisa dicontoh oleh perguruan tinggi yang lain.
Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc. berharap kehadiran AI Center dapat mendorong peningkatan kegiatan penelitian bersama para mitra untuk mengembangkan AI.
“Kami mohon juga arahan Bu Menteri dan juga bantuan lain, hubungan untuk pengembangan talenta digital di Indonesia,” katanya.
-

Peluang RI Raup Cuan hingga Rp 5,8 Kuadriliun di 2030 Lewat Ekonomi Digital
Jakarta –
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid menyebut, transformasi digital berpeluang menghasilkan nilai ekonomi hingga US$ 360 miliar atau sekitar Rp 5.832.144.000.000.000 (asumsi kurs Rp 16.200) pada tahun 2030, atau setara dengan sepertiga dari nilai ekonomi digital di ASEAN.
Menurutnya, hal itu mampu mendorong visi besar Indonesia dalam mendorong ekonomi digital sebagai motor utama menuju Indonesia Emas 2045. Saat ini, Meutya juga menyebut ekonomi digital Indonesia telah menunjukkan tren positif.
“Ekonomi digital Indonesia saat ini menunjukkan tren positif, dengan pertumbuhan transaksi digital mencapai USD 90 miliar pada 2024, terbesar di Asia Tenggara,” kata Meutya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/1/2025).
Menurutnya, dominasi sektor e-commerce yang tumbuh 11% dengan nilai transaksi sebesar US$ 65 miliar, berkat inovasi, seperti video commerce. Karenanya, ia berkomitmen mempercepat transformasi digital yang inklusif dan berdaulat.
Untuk mendorong pencapaian tersebut, ia menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur digital, pengembangan talenta digital, dan tata kelola yang adaptif untuk memperkuat ekonomi digital nasional.
Dalam hal ini, ia menilai ada tiga pilar utama untuk mendorong transformasi digital. Pertama, infrastruktur digital yang merata mencakup akses dan peningkatan kecepatan internet di seluruh Indonesia.
Kedua, talenta digital yang ditargetkan sebanyak 9 juta pada 2030 melalui program Digital Talent Scholarship. Ketiga, tata kelola ekosistem digital yang menciptakan ruang digital yang aman dan berkelanjutan.
Melihat besarnya potensi ekonomi digital, Meutya mengajak civitas akademika Universitas Brawijaya untuk berperan aktif dalam pengembangan ekonomi digital, melalui kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan dunia usaha.
“Universitas memiliki potensi besar dalam membangun ekosistem digital lokal dan nasional,” kata Meutya.
Meski ekonomi digital memiliki prospek cerah, Meutya juga menyoroti tantangan global, seperti gejolak geopolitik dan fragmentasi ekonomi. Namun, dengan kolaborasi lintas sektor dan inovasi digital, Indonesia optimis menjadi salah satu pemain utama di Asia Tenggara.
(rrd/rrd)
-

Begini Langkah Komdigi Percepat Pertumbuhan Talenta Digital
Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid meresmikan Artificial Intellegence (AI) Center Universitas Brawijaya, yang merupakan pusat AI perguruan tinggi pertama di Indonesia.
“Pembangjnan AI Center ini sebagai upaya Komdigi dalam menciptakan SDM yang dapat bertahan di tengah transformasi digital yang serba cepat,” ungkap Meutya kepada Media usai peresmian di Malang, Minggu (5/1/2024).
Selain itu, upaya ini juga mendukung target pemerintah dalam mewujudkan 9 juta talenta digital hingga 2030. Menurut Meutya, setidaknya satu juta talenta harus berhasil dicetak agar in line dengan target sembilan juta tersebut.
“Target kami sebenarnya 500 ribu, namun akan kami dorong hingga satu juta agar bisa tercapai. Oleh karena itu, salah satu langkahnya dengan bekerja sama dengan universitas dan melahirkan sumber daya manusia dan talenta digital yang baik yang sudah disaring oleh kampus,” rinci Meutya.
Meutya juga mengatakan, pembentukan talenta digital menjadi penting untuk membersamai pembangunan infrastruktur. Selain itu, untuk menghadapi era transformasi digital yang cepat agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen saja.
Adapun untuk AI Center di Universitas Brawijaya, Meutya berharap fasilitas luar biasa tersebut bisa memberikan output luar biasa, dan AI yang luar biasa. Apalagi jika bisa mendorong ketahanan pangan dan bidang lainnya, seperti bisa digunakan peternak dan petani.
(bul/bul)
-
/data/photo/2025/01/05/677a2dd62d922.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 Curhat Dosen UB: Banyak Lulusan Mahasiswa Menganggur dan Produk Riset Tak Tembus Pangsa Industri Surabaya
Curhat Dosen UB: Banyak Lulusan Mahasiswa Menganggur dan Produk Riset Tak Tembus Pangsa Industri
Tim Redaksi
MALANG, KOMPAS.com
– Prof Drs Sutiman Bambang Sumitro SU DSc dosen Biologi Universitas Brawijaya (UB), mengungkapkan keprihatinannya terkait tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi.
Menurutnya, permasalahan ini lebih signifikan dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya seperti SD, SMP, atau SMA.
“Permasalahan kita sekarang justru adalah pertama, banyaknya pengangguran di perguruan tinggi. Jadi pengangguran itu tidak di lulusan SD, SMP atau SMA, tapi malah banyak di perguruan tinggi,” kata Prof Sutiman dalam wawancara pada Minggu (5/1/2024).
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2024 menunjukkan bahwa terdapat 842.378 lulusan pendidikan tinggi, mulai dari sarjana hingga doktor, yang menganggur.
Prof Sutiman menilai bahwa kondisi ini disebabkan oleh Indonesia yang belum sepenuhnya bertransformasi menjadi negara industri.
Ia menekankan bahwa hubungan antara perguruan tinggi dan industri belum terjalin dengan baik.
“Nah, industri sendiri karena kebanyakan adalah pemegang lisensi dari luar negeri. Sehingga, sebenarnya adalah kepanjangan tangan dari industri yang ada di luar negeri. Ini artinya iklim untuk suatu jalinan kerja ini belum bagus,” ujarnya.
Prof Sutiman berharap pemerintah Indonesia dapat memberikan solusi untuk masalah ini.
Ia membandingkan dengan Tiongkok yang saat ini berusaha mengejar ketertinggalan dari Amerika Serikat dalam penguasaan industri dan teknologi.
“Kita lihat China itu mengejar Amerika, di dalam perkembangan teknologi, sains terapannya, hal-hal yang tidak terjadi di bagian dunia yang lain diadakan. Nah, ini hanya bisa dilakukan kalau ada sinergisme kerja yang bagus,” jelasnya.
Selama lebih dari 40 tahun berkarir sebagai akademisi, Prof Sutiman juga menyampaikan bahwa tidak semua produk riset yang telah dipatenkannya dapat masuk ke industri.
Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap hasil riset yang tidak terimplementasi.
“Dipaten saja gitu, bahkan rasanya kayak dipateni (dimatikan). Karena itu menjadi tumpukan ide yang tidak terimplementasikan,” keluhnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Prof Sutiman mengembangkan komunitas penelitian bernama
Institut Molekul Indonesia
yang bekerja sama dengan klub Reverse Edging and Homestasis.
Klub ini terdiri dari anggota yang menghadapi masalah produktivitas individu atau kualitas hidup yang kurang baik.
“Saya mengembangkan suatu teknik namanya
nano bubbles
yang berisi gas-gas yang sebetulnya normal ada di dalam tubuh manusia. Tetapi mengalami masalah ketika dia menjadi menua atau ada penyakit-penyakit degeneratif,” jelasnya.
“Nah, di dalam klub itulah saya kemudian berusaha memperkenalkan itu. Dan mereka yang setuju member kita sekarang sudah di atas 15.000 untuk klub itu. Bagaimana kualitas hidup bisa kita tingkatkan dengan teknologi
nano bubbles
,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

/data/photo/2025/01/12/67839213ae3fb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
