Institusi: UNAIR

  • 100 Hari Kerja, Mbak Vinanda – Gus Qowim Luncurkan Program 7 Sapta Cita Secara Bertahap di Kota Kediri

    100 Hari Kerja, Mbak Vinanda – Gus Qowim Luncurkan Program 7 Sapta Cita Secara Bertahap di Kota Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Vinanda Prameswati dan KH Qowimuddin Thoha resmi ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih Kediri periode 2024-2029 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kediri.

    Dalam 100 hari pertama masa jabatannya, pasangan tersebut berkomitmen untuk segera melaksanakan program unggulan mereka 7 Sapta Cita secara bertahap, yang akan disesuaikan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya.

    “100 hari pertama, kami akan segera merealisasikan program *Sapta Cita* ini. Tentu saja, semua disesuaikan dengan APBD yang ada dan kami akan melaksanakannya langkah demi langkah,” ujar Mbak Vinanda dalam keterangannya.

    Program 7 Sapta Cita mencakup sejumlah prioritas, antara lain pemberdayaan ekonomi kerakyatan, serta pengembangan sektor produktif, kreatif, dan inovatif yang melibatkan dunia pendidikan serta pengembangan usaha dan UMKM.

    Selain itu, mereka juga akan fokus pada mewujudkan pemerintahan yang cepat dan tepat sasaran melalui berbagai program, diikuti dengan peningkatan infrastruktur di Kota Kediri.

    Mbak Vinanda, yang merupakan alumnus Magister Kenotariatan Universitas Airlangga, bersama Gus Qowim, terus melakukan kunjungan ke masyarakat untuk mendengar aspirasi serta memantau perkembangan terbaru di Kota Kediri. Pasangan muda dan tokoh agama ini bertekad untuk mendorong kemajuan kota dengan mendekatkan diri pada rakyat.

    “Kami akan terus menghadiri undangan masyarakat dan bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama. Ini semua untuk menggali aspirasi yang akan kami wujudkan demi kemajuan Kota Kediri,” tambahnya.

    Acara penetapan ini dihadiri oleh jajaran KPU, Bawaslu, anggota DPRD, Forkopimda, pimpinan partai politik, serta tim kampanye dan relawan.

    Dengan penetapan ini, Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha kini hanya menunggu proses pelantikan resmi untuk memulai tugas mereka sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri. [nm/ted]

  • Epidemiolog Beberkan Bedanya Virus HMPV dan Covid-19 – Halaman all

    Epidemiolog Beberkan Bedanya Virus HMPV dan Covid-19 – Halaman all

    Anak-anak dan lansia lebih rentan terkena HMPV karena status imunitas mereka lebih rendah dari kelompok usia produktif.

    Tayang: Jumat, 10 Januari 2025 03:20 WIB

    Bloomberg

    HMPV merupakan jenis virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. 

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR) Dr dr Muhammad Atoillah Isfandiari MKes beberkan karakteristik virus Human Metapneumovirus (HMPV) dan Covid-19.

    Dari asal keduanya, HMPV berasal dari keluarga Paramyxoviridae, serupa dengan virus campak dan gondong.

    Sementara SARS-CoV-2, penyebab Covid-19 yang berasal dari keluarga Corona.

    Meskipun keduanya menular, gejala HMPV biasanya tidak menyebabkan kasus parah.

    Kecuali pada individu dengan sistem kekebalan yang sangat lemah.

    Namun Covid-19 berpotensi fatal karena dapat menyebabkan kerusakan luas pada jaringan paru-paru.

    Anak-anak dan lansia lebih rentan terkena HMPV karena status imunitas mereka lebih rendah dari kelompok usia produktif.

    Pada balita, sambungnya, risiko virus ini menjadi radang paru atau pneumonia yang memerlukan perawatan di rumah sakit lebih besar daripada kelompok usia produktif.

    “Gunakan masker di tempat ramai. Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit, dan jaga pola tidur serta asupan protein,” sarannya. 

    ⁠Sejauh ini virus HMPV belum menunjukkan ancaman yang serius.

    Tidak perlu panik, tetapi segera lakukan tindakan pencegahan yang benar.

    Sebagian besar penyakit akibat virus ini merupakan self-limiting disease atau sembuh sendiri selama daya tahan tubuh tetap terjaga.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Dukung Program Ketahanan Pangan, Kajati Jatim Tanam Padi di Gresik

    Dukung Program Ketahanan Pangan, Kajati Jatim Tanam Padi di Gresik

    Surabaya (beritajatim.com) – Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajari) Jawa Timur Mia Amiati melakukan kegiatan menanam padi di Gresik.

    Kegiatan yang dilakukan bersama Kajari Se Jawa Timur ini sebagai bentuk dukungan program Ketahanan pangan yang digagas pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.

    Kegiatan Jaksa Sahabat Petani ini
    bekerjasama dengan Pemkab Gresik, PT Petro Kimia Gresik dan Center of Responsible Business, serta Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga. Dalam sambutannya, Mia berharap program tersebut mendukung program ketahanan pangan yang digencarkan pemerintah.

    “Sebagai bagian dari komitmen kita dalam mendukung program Asta Cita Presiden Republik Indonesia terkait ketahanan pangan, kegiatan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian serta menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” kata Mia, Rabu (8/1/2025).

    Mia menjelaskan, penanaman pagi menggunakan sistem manual maupun menggunakan alat tanam (transplanter). Mia menuturkan, teknologi transplanter merupakan salah satu inovasi yang dapat membantu para petani untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas mereka. Dengan menggunakan transplanter, proses penanaman padi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat, sehingga diharapkan hasil panen akan lebih optimal.

    Mia juga menyadari tantangan yang dihadapi oleh para petani saat ini sangat beragam, mulai dari masalah akses terhadap teknologi pertanian, penyuluhan, hingga akses pasar yang seringkali menjadi kendala utama bagi mereka. Oleh karena itu, Mia memandang kolaborasi antara semua pihak sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan tersebut.

    ” Kami memahami bahwa tantangan yang bapak ibu petani hadapi tidaklah mudah, namun percayalah, kami akan selalu berusaha untuk mencarikan solusi setiap permasalahan yang bapak ibu hadapi karena kami, sebagai jaksa sahabat tani, akan selalu ada untuk memberikan dukungan dan pendampingan,” ucapnya. [uci/ted]

  • Virus HMPV Masuk Indonesia, Ini 6 Hal yang Perlu Diketahui: Penularan sampai Pencegahan

    Virus HMPV Masuk Indonesia, Ini 6 Hal yang Perlu Diketahui: Penularan sampai Pencegahan

    Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang tengah merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak. 

    Meski begitu Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
    1. Bukan Virus Baru

    Menkes menyebutkan bahwa HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Virus ini sudah ada sejak 2001. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.
    2. Berbeda dengan Covid-19

    HMPV ini juga menjadi perhatian karena masyarakat mengira sama dengan Covid-19. Namun, HMPV ini berbeda dengan covid-19 yang merupakan virus baru.

    “Berbeda dengan covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Menkes.
    3. Menyerang Saluran Pernapasan

    Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus RNA untai tunggal negatif yang termasuk dalam keluarga Pneumoviridae, dengan genus Metapneumovirus yang menyerang saluran pernapasan dan kerap menimbulkan gejala serupa dengan flu biasa.

    “Jadi virus ini bukan virus baru ya karena sudah ditemukan artinya bukan-bukan virus baru dan berbeda dengan covid-19 kemarin,” ungkap Epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo di Metro TV.
    4. Menyebar Melalui Droplet

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.
     

     

    5. Gejala HMPV

    Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.
    6. Langkah Pencegahan

    Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus HPMV seperti dikutip dari laman Biofarma:

    Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.
    Menghindari menyentuh daerah wajah, terutama mata, hidung, dan mulut.
    Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau di sekitar orang sakit.
    Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin.
    Memastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik.
    Menerapkan pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.

    Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang tengah merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak. 
     
    Meski begitu Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.
     
    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
    1. Bukan Virus Baru

    Menkes menyebutkan bahwa HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Virus ini sudah ada sejak 2001. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.
    2. Berbeda dengan Covid-19

    HMPV ini juga menjadi perhatian karena masyarakat mengira sama dengan Covid-19. Namun, HMPV ini berbeda dengan covid-19 yang merupakan virus baru.
    “Berbeda dengan covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Menkes.
    3. Menyerang Saluran Pernapasan

    Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus RNA untai tunggal negatif yang termasuk dalam keluarga Pneumoviridae, dengan genus Metapneumovirus yang menyerang saluran pernapasan dan kerap menimbulkan gejala serupa dengan flu biasa.
     
    “Jadi virus ini bukan virus baru ya karena sudah ditemukan artinya bukan-bukan virus baru dan berbeda dengan covid-19 kemarin,” ungkap Epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo di Metro TV.
    4. Menyebar Melalui Droplet

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.
     

     

    5. Gejala HMPV

    Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.
    6. Langkah Pencegahan

    Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus HPMV seperti dikutip dari laman Biofarma:

    Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.
    Menghindari menyentuh daerah wajah, terutama mata, hidung, dan mulut.
    Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau di sekitar orang sakit.
    Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin.
    Memastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik.
    Menerapkan pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Kisah di Balik 2 Wanita Kakak Adik di Kediri yang Ditemukan Tewas di Rumahnya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        6 Januari 2025

    Kisah di Balik 2 Wanita Kakak Adik di Kediri yang Ditemukan Tewas di Rumahnya Surabaya 6 Januari 2025

    Kisah di Balik 2 Wanita Kakak Adik di Kediri yang Ditemukan Tewas di Rumahnya
    Tim Redaksi
    KEDIRI, KOMPAS.com 
    – Temuan jenazah dua perempuan kakak adik di Desa Rembang Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten
    Kediri
    , Jawa Timur, masih menjadi perbincangan hangat masyarakat.
    Jenazah Femala Purwiko Sari (45) dan adiknya, Yuyen Febriana Sari (44), ditemukan di dalam kamar rumah oleh seorang pencari rumput yang curiga dengan bau yang cukup menyengat pada Minggu (6/1/2025).
    Bau itu berasal dari proses pembusukan dari jasad yang diduga meninggal sejak lima hari sebelumnya.
    Kedua korban selama ini hidup di rumah peninggalan orangtuanya itu. Mereka diduga mengalami depresi yang dipicu oleh permasalahan keluarga maupun meninggalnya kedua orangtuanya beberapa tahun lalu.
    Yuyun, sepupu korban mengatakan, kedua korban selama ini tidak bekerja dan tidak berumah tangga. Semua kebutuhannya bergantung pada uluran tangan keluarga lainnya.
    “(Karena kondisinya itu) kebutuhan uang disuplai oleh Pak Lek (paman) dan keluarga dekat lainnya,” ujar Yuyun saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu.
    Pihak keluarga yang lain, menurutnya, juga kerap mengunjungi kediaman korban. Baik untuk sekadar mengantar makanan maupun mengirim peralatan rumah tangga yang dibutuhkan.
    Bahkan, pihak keluarga juga sudah berupaya mengatasi depresi itu dengan mengobatkannya, agar gangguan mental tersebut tidak semakin parah.
    Salah satu pengobatan itu dengan mengirim keduanya ke sebuah panti rehabilitasi milik seorang kreator konten yang cukup terkenal di Lamongan, Jawa Timur.
    “Sepulang dari Lamongan itu, kondisinya membaik. Bahkan sempat datang takziah ke rumah kami,” ujar kerabat lain yang enggan disebut namanya.
    Namun, kondisi yang membaik itu tak berlangsung lama diduga karena kurangnya bersosialisasi saat berada di rumah.
    Kerabat tersebut juga mengungkap kehidupan korban sebelum depresi. Keduanya menjalani hidup normal dan mengenyam bangku pendidikan.
    Kedua korban cukup terpelajar bahkan bisa menyelesaikan pendidikan yang cukup tinggi, yaitu bergelar sarjana.
    “Mereka lulusan ITS dan Unair,” ujar kerabat tersebut.
    Bahkan, salah satu korban, menurut kerabat perempuan itu, pernah juga mendapatkan panggilan pekerjaan di bidang pajak di Jakarta.
    “Tapi panggilan itu tidak diambilnya. Orangnya (kedua korban) pintar-pintar,” ucapnya.
    Polisi memastikan tidak menemukan tanda bekas penganiayaan pada jasad perempuan kakak adik yang ditemukan tewas membusuk di rumahnya di Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
    Temuan oleh tim Inafis saat pemeriksaan di tempat lokasi kejadian itu nantinya akan dipadukan dengan hasil visum luar dari rumah sakit.
    Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Ngadiluwih Ajun Komisaris Polisi (AKP) Agung Saefudin mengatakan, visum luar itu berlangsung di RS Bhayangkara Kota Kediri.
    “Visum sudah selesai. Tapi saya belum dapat laporan hasilnya,” ujar AKP Agung Saefudin pada
    Kompas.com
    , Minggu (6/1/2025) malam.
    Sebelumnya diberitakan, warga Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dikejutkan dengan penemuan dua jenazah perempuan, Minggu (5/1/2025).
    Penemuan bermula dari kecurigaan seorang pencari rumput yang mencium aroma busuk dari dalam rumah korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Masuk Nominasi Terkorup Dunia, Dedy PSI Sanjung Jokowi: Tokoh yang Tidak Pernah Selesai Dibicarakan

    Masuk Nominasi Terkorup Dunia, Dedy PSI Sanjung Jokowi: Tokoh yang Tidak Pernah Selesai Dibicarakan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW PSI Bali, Dedy Nur, turut memberikan tanggapan terkait ramainya pembicaraan mengenai Presiden ke-7 RI, Jokowi, belakangan ini.

    Dikatakan Dedy, sosok Jokowi merupakan tokoh bangsa yang selalu menarik perhatian, baik di tingkat nasional maupun internasional.

    “Tokoh bangsa satu ini memang tidak pernah selesai untuk dibicarakan, baik oleh mereka yang nongkrong di dalam negeri maupun media-media luar negeri,” ujar Dedy dalam keterangannya di aplikasi X @DedynurPalakka (2/1/2025).

    Ia menilai, kepemimpinan Jokowi selama satu dekade telah memberikan dampak besar, termasuk pada sejumlah pihak yang merasa terusik oleh kebijakan yang diambilnya.

    “Ketergantungan pada sosok ini memang agak berat, karena 10 tahun menjadi Presiden Indonesia ternyata bikin banyak kepentingan terutama asing sangat resah dan terganggu,” sebutnya.

    Dedy menyebut, ketergantungan terhadap sosok Jokowi cukup tinggi, terutama setelah 10 tahun memimpin Indonesia.

    “Dulu saat dia berkuasa, tidak ada satupun lembaga seperti OCCRP yang berani bersuara,” imbuhnya.

    Menurutnya, kepemimpinan Jokowi membuat banyak kepentingan, termasuk pihak asing, merasa terganggu.

    Ia juga menyinggung keberanian lembaga-lembaga tertentu seperti OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project) yang baru muncul memberikan kritik setelah Jokowi tak lagi menjabat sebagai Presiden.

    “Tapi setelah beliau purna tugas baru lembaga sejenis ini muncul ke permukaan. Ada apa?,” kuncinya.

    Sebelumnya, Guru Besar Universitas Airlangga sekaligus pengamat politik, Prof. Henri Subiakto, menyoroti isu yang mengemuka setelah Presiden ke-7, Jokowi, masuk dalam daftar pejabat terkorup versi OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project).

  • Bus Trans Semanggi Koridor 3 Surabaya Hentikan Operasional Selama 3 Minggu, Ini Alasannya

    Bus Trans Semanggi Koridor 3 Surabaya Hentikan Operasional Selama 3 Minggu, Ini Alasannya

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Trans Semanggi Surabaya menghentikan sementara operasional mereka di Surabaya pada 1-17 Januari 2025.

    Satu di antara koridor yang terdampak adalah koridor 3 dengan layanan jurusan Terminal Purabaya-Kenjeran Surabaya.

    Mengutip pengumuman di akun media sosial Instagram Teman Bus sebagai aplikator Trans Semanggi Surabaya, penghentian layanan ini hanya berlaku di satu koridor saja.

    Koridor lainnya masih akan melayani penumpang seperti biasanya, terutama koridor yang menggunakan Suroboyo Bus.

    Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya menjelaskan, penghentian tersebut dilakukan untuk proses pembaruan kontrak antara penyedia layanan Trans Semanggi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

    “Ini ada perpanjangan kontrak di kementerian. Bukan di kami (Dishub Surabaya),” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya, Tundjung Iswandaru di Surabaya, Kamis (2/1/2025).

    Selama proses pembaruan kontrak tersebut, terbuka kemungkinan layanan rute ini akan diisi transportasi umum milik Pemkot Surabaya.

    “Ini tengah kami koordinasikan dengan kementerian,” katanya.

    Apabila memungkinkan, pihaknya akan menggeser rute Wira Wiri Surabaya sebagai feeder untuk mengisi koridor 3 pada waktu sementara.

    “Kalau menggeser Surabaya Bus (ke koridor 3) tidak mungkin sepertinya. Mungkin yang kami geser adalah Wira Wiri,” kata Tundjung.

    Bus Trans Semanggi Surabaya merupakan salah satu angkutan backbone di Surabaya.

    Selain Trans Semanggi, Surabaya juga memiliki Suroboyo Bus dan Wira Wiri Surabaya sebagai angkutan utama.

    Kerja sama pengoperasian Trans Semanggi yang dilakukan Pemkot Surabaya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan operator tersebut telah dilakukan sejak 2022.

    Namun, beberapa kali sempat terhenti karena masalah teknis hingga akhirnya kembali berjalan pada Februari 2024.

    Di luar Trans Semanggi koridor 3, penumpang bisa menggunakan alternatif Suroboyo Bus yang berada di jalur baru, Terminal Purabaya-Kampus C Universitas Airlangga Surabaya (Unair) via Jemursari (rute R4).

    Dikelola Dishub Surabaya, koridor tersebut baru saja dibuka November 2024.

    Mengoperasikan bus listrik, Senin (25/11/2024), rute baru Suroboyo Bus akan diisi 11 unit bus listrik.

    Sebelum pembukaan rute, Dishub Surabaya telah menyiapkan beberapa halte dan bus stop yang tersebar di beberapa titik.

    Di antaranya, berada di titik strategis, seperti RSI Jemursari, Taman Flora, Unair Kampus A, RS Unair, serta halte integrasi.

    Rute ini juga akan melewati Terminal Bratang, RSUD dr Soetomo, dan beberapa titik lainnya.

    Seperti halnya dengan Suroboyo Bus yang sebelumnya telah beroperasi, armada ini akan mulai beroperasi sejak pukul 05.30 WIB hingga 22.00 WIB. Tiap unitnya, jumlah penumpang masing-masing bus bisa mencapai 31 orang.

  • Ini Gejala yang Muncul Saat Terkena Paru-paru Basah di Usia Dewasa Muda – Halaman all

    Ini Gejala yang Muncul Saat Terkena Paru-paru Basah di Usia Dewasa Muda – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyebab utama paru-paru basah atau yang dikenal pneumonia adalah kuman.

    Kuman ini terdiri atas bakteri, jamur, dan virus, kecuali virus penyebab TBC.

    Penyakit ini tak pandang usia, mulai dari bayi hingga lansia.

    Dokter spesialis paru-paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dr Kudiarto Sp P, mengatakan, gejala sepertu batuk, demam, hingga nyeri dada merupakan gejala yang bersifat umum ketika terserang infeksi pneumonia.

    Namun lebih lanjut, gejala-gejala tersebut akan menyesuaikan kondisi masing-masing pasien.

    “Contohnya pada pasien lansia di atas 65 tahun, jarang dijumpai keempatnya muncul. Terkadang hanya demam disertai nafsu makan yang turun,” kata dia dalam talkshow Dokter Unair TV.

    Berikut adalah gejala yang muncul saat terkena pneumonia pada usia dewasa muda.

    Ia menjelaskan, pada usia dewasa muda, bakteri kerap menjadi penyebab pneumonia.

    Bakteri ini selanjutnya diklasifikasikan menjadi bakteri tipikal dan atipikal.

    Pada bakteri tipikal, penderita akan mengalami gejala-gejala umum pneumonia.

    Namun, bakteri atipikal akan memunculkan gejala-gejala tak umum seperti tidak enak badan, diare, serta mual-mual.

    Sementara pada anak-anak, paru-paru basah umumnya disebabkan oleh virus. 

    Pengobatan pneumonia

    Jika penyebabnya bakteri, akan diberikan antibiotik.

    Namun jika jamur, maka akan diberikan antijamur.

    Lalu jika penyebabnya virus, maka akan diberikan antivirus.

    Pemberian obat-obatan antimikroba ini nantinya akan dilanjutkan dengan pengobatan keluhan dan pengobatan komplikasi.

    Penyakit ini dapat sembuh total, namun memang setiap mikroba membutuhkan terapi yang berbeda. 

    Dokter Kudiarto menyebut, paru-paru basah merupakan salah satu penyakit berbahaya.

    Bahkan WHO telah menetapkan pneumonia sebagai penyebab terbanyak kematian pada balita.

    Maka dari itu, penting untuk digaungkan upaya pencegahan dan edukasi terkain bahaya pneumonia. 

    Pencegahan infeksi ini terdiri atas enam rantai. Pertama, adalah kuman.

    Kedua, reservoir yang merupakan tempat tinggal kuman tersebut.

    Ketiga, portal exit yang menjadi tempat kuman dikeluarkan, seperti batuk.

    Lalu, terdapat pula entry point yang menjadi tempat masuknya kuman ke dalam tubuh, transmisi atau media penyebaran kuman, dan kekuatan imunitas individu. 

  • Anies dan Ahok Siapkan Kejutan, Pengamat: Mereka Sama-sama sebagai Korban Ketamakan

    Anies dan Ahok Siapkan Kejutan, Pengamat: Mereka Sama-sama sebagai Korban Ketamakan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pertemuan antara para Mantan Gubernur DKI Jakarta yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan Anies Baswedan dalam rangka perayaan malam tahun baru 2025 di Pemprov DKI Jakarta menyita perhatian publik.

    Keduanya nampak duduk bersebelahan dan sempat saling berbisik. Mereka juga sempat berpose bersama. Keduanya juga sama-sama mengenakan setelan batik.

    Kedekatan keduanya pun terabadikan. Tak sedikit yang mengapresiasi kehangatan pertemuan tersebut.

    Diketahui, pada Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu, Ahok dan Anies berlawanan. Ahok berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat dan Anies dengan Sandiaga Uno.

    Pemerhati Sosial dan Politik, Jhon Sitorus menyebut pertemuan keduanya jadi momen langka dan bersejarah.

    “Momen langka dan bersejarah. Ketika Ahok dan Anies Baswedan 1 frame dalam acara tahun baru Pemprov Jakarta. Kita harus mengesampingkan ego, karena lawan kita adalah raksasa yang tamak kekuasaan,” kata Jhon dalam Akun X-pribadinya, Selasa, (31/12/2024).

    Sementara itu, Pakar Komunikasi Universitas Airlangga, Prof Henry Subiakto menyebut Ahok dan Anies sama-sama sebagai korban ketamakan.

    “Saya salut dengan tokoh-tokoh yang pernah bersaing bahkan berkonflik tatkala berpolitik di ibu kota. Namun di malam Tahun Baru 2025 tokoh tokoh itu bisa ‘bersatu’ berkumpul bersama,” ungkap Prof Henri.

    “Seolah mereka ingin menyampaikan pesan bahwa mereka semua itu adalah sama-sama sebagai korban ketamakan tokoh yang ingin mengcengkeram kekuasaan dengan politisasi untuk kepentingan diri dan keluarganya. Selamat tahun Baru dengan Kesadaran Politik Yang Baru pula,” tambahnya.

  • Pakai Digitalisasi dan Teknologi AI!

    Pakai Digitalisasi dan Teknologi AI!

    Jakarta: Ahli Hukum dan Pembangunan Hardjuno Wiwoho mendukung arahan Presiden Prabowo Subianto terkait pemberantasan praktik mark up dalam penganggaran pemerintah.
     
    Salah satu langkah konkret memitigasi kebocoran anggaran adalah dengan penerapan digitalisasi dan teknologi kecerdasan buatan (AI). Upaya ini harus dibarengi dengan penguatan budaya anti-korupsi di semua lini pemerintahan.
     
    “Digitalisasi seperti e-catalog dan e-government sudah menjadi fondasi yang baik, tetapi teknologi ini harus didukung oleh budaya anti-korupsi yang kuat. Tanpa komitmen integritas dari para pelaksana, teknologi secanggih apa pun tidak akan efektif,” ujar Hardjuno dikutip dari pernyataan tertulis, Selasa, 31 Desember 2024.
     
    Hardjuno menjelaskan, teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi pola-pola penggelembungan anggaran (mark up) dan anomali dalam pengadaan barang dan jasa.
     
    “Dengan analisis data real-time, AI mampu memprediksi risiko korupsi dan memastikan harga barang atau jasa yang diajukan sesuai dengan harga pasar. Ini akan mempersempit ruang gerak pelaku korupsi,” tambah dia.
     
    Namun, Hardjuno menegaskan teknologi hanya salah satu alat bantu. Sedangkan akar permasalahan sering kali terletak pada budaya dan mentalitas para pelaku anggaran.
     
    Karena itu, Hardjuno menegaskan pentingnya membangun budaya anti-korupsi yang dimulai dari tingkat eksekutif hingga ke level operasional.
     
    “Tanpa budaya anti-korupsi, upaya digitalisasi hanya akan menjadi formalitas. Oleh karena itu, perlu ada edukasi dan internalisasi nilai-nilai integritas di semua jenjang birokrasi. Pemerintah juga harus tegas dalam menindak pelanggaran sebagai bentuk edukasi publik,” kata dia.
     

     

    Kolaborasi teknologi dan penegakan hukum
     
    Lebih lanjut, kandidat Doktor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini menyoroti pentingnya kolaborasi antara teknologi dan penegakan hukum untuk menciptakan pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
     
    “Ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga bagaimana pemerintah mampu menciptakan sistem yang transparan dan menanamkan rasa tanggung jawab pada aparatnya,” jelas dia.
     
    Hardjuno optimis dengan kombinasi digitalisasi, teknologi AI, dan penguatan budaya anti-korupsi, praktik mark up dapat diminimalkan. Ia juga mengapresiasi langkah Presiden Prabowo yang melibatkan berbagai pihak, termasuk yudikatif dan legislatif, untuk memberantas korupsi.
     
    “Langkah ini perlu didukung oleh semua pihak karena korupsi adalah musuh bersama. Dengan tata kelola yang baik, Indonesia bisa mewujudkan pembangunan yang lebih bersih dan tepat sasaran,” tuturnya.
     
    Dalam Musrenbangnas di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Presiden Prabowo Subianto menegaskan praktik mark up adalah bentuk korupsi yang harus diberantas karena merugikan negara dan rakyat. Presiden Prabowo juga menyebutkan akan terus mengungkapkan nilai kebocoran anggaran yang terjadi selama ini.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)