Institusi: UIN

  • Buntut Panjang Kasus Uang Palsu di UIN Makassar, Pedagang Tolak Uang Pecahan Rp100 Ribu – Halaman all

    Buntut Panjang Kasus Uang Palsu di UIN Makassar, Pedagang Tolak Uang Pecahan Rp100 Ribu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dampak terbongkarnya sindikat produksi uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan dirasakan masyarakat.

    Para pedagang pun harus berhati-hati dalam bertransaksi.

    Bahkan, banyak pedagang yang menghindari transaksi menggunakan uang tunai pecahan Rp100 ribu.

    Mereka khawatir jadi korban uang palsu tersebut.

    Salah satu pedagang di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Daeng Maung (44), bahkan menolak pembeli yang membayar dengan uang pecahan Rp100 ribu.

    “Saya bahkan tolak pembeli membayar pakai yang pecahan seratus ribu karena jangan sampai uang palsu,” katanya.

    Mengutip Kompas.com, pedagang lainnya juga menuturkan hal serupa.

    Mereka khawatir dengan isu yang beredar bahwa uang palsu telah mencapai miliaran rupiah.

    “Kami khawatir jadi korban peredaran uang palsu karena katanya sudah miliaran rupiah yang sudah beredar di masyarakat,” kata Daeng Bali, pedagang lainnya.

    Diketahui, terbongkarnya peredaran dan produksi uang palsu ini terjadi pada awal Desember 2024 ketika polisi menangkap salah satu tersangka di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulsel.

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, menuturkan bahwa pihaknya telah meringkus 15 orang.

    Sembilan di antaranya telah ditahan di Polres Gowa, sementara lima pelaku lainnya dalam perjalanan dari Mamuju, Sulawesi Barat.

    Sementara satu orang perjalanan dari Wajo, Sulsel.

    “Sudah 15 tersangka ditangkap. Sembilan sudah kami lakukan penahanan, lima dalam perjalanan dari Mamuju, satu perjalanan dari  Wajo,” jelasnya, dikutip dari Tribun-Timur.com.

    Ia juga menuturkan, tak menutup kemungkinan tersangka akan bertambah.

    “Mungkin masih ada lagi tersangka lanjutannya. Kami minta sabar dulu masih kami kembangkan,” jelasnya.

    Sosok 5 Pelaku yang Ditangkap di Mamuju

    Ada lima orang yang ditangkap di Mamuju, Sulawesi Barat.

    Lima orang pelaku tersebut berinisial MB (35), TA (52), IH (42), WY (32), MMB (40).

    Kelimanya memiliki profesi yang berbeda.

    MB merupakan staf honorer UIN Alauddin dan TA merupakan ASN Pemprov Sulbar.

    Lalu, tiga lainnya merupakan wiraswasta.

    Ipda Herman basir selaku Kasi Humas Polresta Mamuju membenarkan penangkapan kelima pelaku.

    Mereka membawa uang palsu yang dicetak di UIN Alauddin dan akan diedarkan di mamuju.

    Polisi mengamankan bukti uang palsu senilai Rp11 juta.

    “Anggota Polisi Polres Gowa sudah berada di Mamuju menjemput pelaku dan akan dibawa ke Makassar,” katanya.

    Sementara itu, Anggota Resmob Polresta Mamuju terus melakukan pengembangan karena diduga para pelaku memiliki komplotan lain.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Begini Awal Mula Terungkapnya Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin, Kini Sudah 15 Tersangka Ditangkap

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunTimur.com, Sayyid Zulfadli)(Kompas.com, Abdul Haq)

  • Ini Potret Perpustakaan UIN Makassar yang Menyaru ‘Pabrik’ Uang Palsu

    Ini Potret Perpustakaan UIN Makassar yang Menyaru ‘Pabrik’ Uang Palsu

    Jakarta

    Polisi menyita barang bukti mesin cetak yang diduga digunakan memproduksi uang palsu di dalam Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Mesin cetak itu diamankan polisi dari sebuah ruangan di gedung perpustakaan kampus.

    Dilansir detikSulsel, ruangan tersebut berada di lantai 1 gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar. Ruangan ini sebelumnya tidak terpakai lalu diduga digunakan para pelaku untuk memproduksi uang palsu.

    Tampak ruangan tersebut dicat putih seperti ruangan pada umumnya. Terlihat juga alat pemadam kebakaran berupa Hydrant di ruangan itu.

    Di dalam ruangan itu juga terlihat sebuah mesin cetak yang ditutupi terpal berwarna biru. Mesin itu telah disita tim Penyidik Polres Gowa.

    “Beberapa lembar uang pecahan Rp 100 ribu, mesin cetak, alat potong, kemudian kami juga sita dinding yang dia buat gudang. Jadi gudang itu ditutup (dinding) peredam suara itu juga kita sita, ada juga di samping mesin itu,” ujar AKBP Rheonald dilansir detikSulsel, Senin (16/12) malam.

    (rdp/dhn)

  • KOPMA Satria Manunggal UIN Saizu Gelar Dikmen untuk Perkuat Kompetensi Anggota

    KOPMA Satria Manunggal UIN Saizu Gelar Dikmen untuk Perkuat Kompetensi Anggota

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Satria Manunggal UIN Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto mengadakan Pendidikan Menengah (Dikmen) sebagai salah satu program strategis untuk meningkatkan kompetensi anggota dalam pengelolaan koperasi.

    Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni pada 7-8 Desember 2024 di Kampus UIN Saizu Purwokerto.

    Acara dihadiri anggota koperasi yang telah menyelesaikan Pendidikan Dasar Koperasi (Diksarkop) dan mengisi formulir pendaftaran melalui link resmi.

    Dikmen ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan anggota mengenai manajemen koperasi, kewirausahaan, dan pengelolaan keuangan. 

    Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat solidaritas antaranggota di KOPMA Satria Manunggal UIN Saizu Purwokerto.

    Direktur KOPMA Satria Manunggal UIN Saizu Purwokerto, Subkhi Arbaliah menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya koperasi untuk mencetak kader-kader yang tidak hanya aktif, tetapi juga kompeten dalam mengembangkan koperasi di masa depan.

    Dikmen diisi dengan berbagai sesi menarik, seperti pelatihan manajemen koperasi yang disampaikan oleh praktisi koperasi nasional, workshop kewirausahaan kreatif, hingga simulasi pengambilan keputusan dalam rapat anggota.

    Tidak hanya itu, peserta juga diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan anggota koperasi yang telah sukses mengembangkan usaha mereka.

    Para peserta senang mengikuti kegiatan ini.

    Selain menambah wawasan, mereka lebih percaya diri untuk terlibat aktif dalam pengelolaan koperasi.

    Sebagai koperasi mahasiswa, KOPMA Satria Manunggal UIN Saizu Purwokerto telah dikenal sebagai wadah pengembangan diri mahasiswa UIN Saizu, khususnya dalam bidang ekonomi dan organisasi.

    Dengan pelaksanaan Dikmen ini, diharapkan koperasi semakin maju dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi kampus dan masyarakat.

    Pihak kampus juga memberikan apresiasi atas inisiatif KOPMA dalam terus meningkatkan kualitas anggotanya.

    KOPMA adalah aset kampus yang penting. Kami akan terus mendukung kegiatan-kegiatan positif seperti ini.

    Kegiatan diakhiri dengan penyampaian sertifikat bagi peserta yang telah mengikuti Dikmen secara penuh, disertai komitmen bersama untuk membawa koperasi ke arah yang lebih baik. (*)

  • Uang Palsu yang Dicetak di UIN Alauddin Makassar Tidak Bisa Terdeteksi X-Ray, Polisi: Canggih – Halaman all

    Uang Palsu yang Dicetak di UIN Alauddin Makassar Tidak Bisa Terdeteksi X-Ray, Polisi: Canggih – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polres Gowa berhasil membongkar peredaran uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

    Terbongkarnya peredaran dan produksi uang palsu ini terjadi pada awal Desember 2024 ketika polisi menangkap salah satu tersangka di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulsel.

    Barang bukti uang palsu senilai Rp500 ribu pun disita.

    Kasus pun berkembang hingga akhirnya polisi menggerebek gedung perpustakaan di dalam Kampus UIN Alauddin Makassar yang terletak di Jl Yasin Limpo, Kecamatan Somboapu, Kabupaten Gowa.

    Mesin cetak canggih pun disita jadi salah satu barang bukti.

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak menuturkan, uang palsu yang dicetak dalam pecahan seratus ribu rupiah emisi keluaran terbaru ini sulit terdeteksi alat X-Ray.

    Ia menuturkan, pengungkapan sindikat uang palsu ini cukup menantang karena harus melibatkan beberapa bank milik pemerintah dan swasta.

    Pasalnya uang palsu yang dicetak terbilang cukup canggih dan sulit terdeteksi.

    “Pengembangan ini kami harus melibatkan beberapa bank karena uang palsu yang dicetak terbilang canggih,”

    “Kami juga harus bekerja sama dengan salah satu kampus negeri di Kabupaten Gowa, sebab uang palsu ini diproduksi di dalam kampus,” jelas Reonald Simanjuntak, dikutip dari Kompas.com.

    Belasan Orang Diringkus

    AKBP Reonald Simanjuntak juga menuturkan bahwa pihaknya telah meringkus 15 orang.

    Sembilan di antaranya telah ditahan di Polres Gowa, sementara lima pelaku lainnya dalam perjalanan dari Mamuju, Sulawesi Barat.

    Sementara satu orang perjalanan dari Wajo, Sulsel.

    “Sudah 15 tersangka ditangkap. Sembilan sudah kami lakukan penahanan, lima dalam perjalanan dari Mamuju, satu perjalanan dari  Wajo,” jelasnya, dikutip dari Tribun-Timur.com.

    Ia juga menuturkan bahwa tak menutup kemungkinan tersangka akan bertambah.

    “Mungkin masih ada lagi tersangka lanjutannya. Kami minta sabar dulu masih kami kembangkan,” jelasnya.

    Sosok 5 Pelaku yang Ditangkap di Mamuju

    Ada lima orang yang ditangkap di Mamuju, Sulawesi Barat.

    Lima orang pelaku tersebut berinisial MB (35), TA (52), IH (42), WY (32), MMB (40).

    Kelimanya memiliki profesi yang berbeda.

    MB merupakan staf honorer UIN Alauddin dan TA merupakan ASN Pemprov Sulbar.

    Lalu tiga lainnya merupakan wiraswasta.

    Ipda Herman basir selaku Kasi Humas Polresta Mamuju membenarkan penangkapan kelima pelaku.

    Mereka membawa uang palsu yang dicetak di UIN Alauddin dan akan diedarkan di mamuju.

    Polisi mengamankan bukti uang palsu senilai Rp11 juta.

    “Anggota Polisi Polres Gowa sudah berada di Mamuju menjemput pelaku dan akan di bawa ke Makassar,” katanya.

    Sementara itu, Anggota Resmob Polresta Mamuju terus melakukan pengembangan karena diduga para pelaku memiliki komplotan lain.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Begini Awal Mula Terungkapnya Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin, Kini Sudah 15 Tersangka Ditangkap

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunTimur.com, Sayyid Zulfadli)(Kompas.com, Abdul Haq)

  • Fakta-fakta Terkini Kasus Dugaan Sindikat Uang Palsu di UIN Makassar

    Fakta-fakta Terkini Kasus Dugaan Sindikat Uang Palsu di UIN Makassar

    Makassar: Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim, ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam sindikat peredaran uang palsu yang beroperasi di lingkungan kampus. Pihak kampus pun memastikan telah mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan Andi Ibrahim dari jabatannya.

    “Kepala perpustakaan itu yah pasti dinonaktifkan dari jabatannya,” ujar Wakil Rektor III Bagian Kemahasiswaan dan Alumni UIN Alauddin Makassar, Khalifah Mustamin, kepada wartawan, Senin 16 Desember 2024.
    1. Kepala Perpustakaan Dinonaktifkan
    Menurut Khalifah, keputusan menonaktifkan Andi Ibrahim adalah langkah awal dari pihak kampus sambil menunggu proses hukum yang berjalan. Ia menambahkan bahwa kemungkinan sanksi pemecatan sebagai aparatur sipil negara (ASN) juga bisa terjadi, tetapi hal tersebut bukan wewenang kampus.

    “Kalau pemecatan itu kan ada mekanismenya, yang memecat itu kan bukan kampus,” kata Khalifah.

    Baca juga: Penampakan Percetakan dan Uang Palsu Rp1,2 Miliar yang Digerebek Polisi

    2. Penemuan Mesin Cetak Uang Palsu
    Dugaan baru muncul terkait ditemukannya mesin cetak uang palsu dalam penggeledahan yang dilakukan pihak kepolisian. Mesin cetak tersebut diduga digunakan untuk memproduksi uang palsu yang diedarkan oleh sindikat ini.

    3. Seorang Staf Kampus Juga Terlibat
    Selain Andi Ibrahim, seorang staf UIN Alauddin Makassar juga ikut diamankan polisi terkait kasus sindikat uang palsu ini. Informasi tersebut dibenarkan oleh pihak kampus.

    “Informasi yang kami terima dari polisi memang benar oknum kepala perpustakaan dan ada satu orang staf,” ujar Khalifah Mustamin.

    5. Kampus Siap Bekerja Sama dengan Polisi
    Pihak UIN Alauddin Makassar tidak akan menghalangi proses penegakan hukum ini. Pihak kampus memastikan akan bersikap kooperatif dan mendukung penuh upaya kepolisian untuk memberantas sindikat ini.

    “Kami sangat kooperatif mendukung kerja polisi memberantas perilaku-perilaku yang tidak bagus dan merugikan,” kata Khalifah.
    6. Dugaan Sindikat Uang Palsu Rp 2 Miliar
    Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Alauddin Makassar mengungkap bahwa uang palsu senilai Rp 2 miliar ditemukan di gedung perpustakaan kampus. Penemuan ini semakin memperkuat dugaan adanya jaringan yang terorganisir dalam sindikat uang palsu tersebut.

    Kasus ini terus menjadi sorotan publik, terutama dengan dugaan ditemukannya mesin cetak uang palsu di lokasi kampus. Kepolisian berjanji akan segera mengungkap fakta-fakta baru dan menetapkan tersangka lainnya dalam sindikat ini.

    Makassar: Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim, ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam sindikat peredaran uang palsu yang beroperasi di lingkungan kampus. Pihak kampus pun memastikan telah mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan Andi Ibrahim dari jabatannya.
     
    “Kepala perpustakaan itu yah pasti dinonaktifkan dari jabatannya,” ujar Wakil Rektor III Bagian Kemahasiswaan dan Alumni UIN Alauddin Makassar, Khalifah Mustamin, kepada wartawan, Senin 16 Desember 2024.

    1. Kepala Perpustakaan Dinonaktifkan

    Menurut Khalifah, keputusan menonaktifkan Andi Ibrahim adalah langkah awal dari pihak kampus sambil menunggu proses hukum yang berjalan. Ia menambahkan bahwa kemungkinan sanksi pemecatan sebagai aparatur sipil negara (ASN) juga bisa terjadi, tetapi hal tersebut bukan wewenang kampus.
     
    “Kalau pemecatan itu kan ada mekanismenya, yang memecat itu kan bukan kampus,” kata Khalifah.
    Baca juga: Penampakan Percetakan dan Uang Palsu Rp1,2 Miliar yang Digerebek Polisi

    2. Penemuan Mesin Cetak Uang Palsu

    Dugaan baru muncul terkait ditemukannya mesin cetak uang palsu dalam penggeledahan yang dilakukan pihak kepolisian. Mesin cetak tersebut diduga digunakan untuk memproduksi uang palsu yang diedarkan oleh sindikat ini.

    3. Seorang Staf Kampus Juga Terlibat

    Selain Andi Ibrahim, seorang staf UIN Alauddin Makassar juga ikut diamankan polisi terkait kasus sindikat uang palsu ini. Informasi tersebut dibenarkan oleh pihak kampus.
     
    “Informasi yang kami terima dari polisi memang benar oknum kepala perpustakaan dan ada satu orang staf,” ujar Khalifah Mustamin.

    5. Kampus Siap Bekerja Sama dengan Polisi

    Pihak UIN Alauddin Makassar tidak akan menghalangi proses penegakan hukum ini. Pihak kampus memastikan akan bersikap kooperatif dan mendukung penuh upaya kepolisian untuk memberantas sindikat ini.
     
    “Kami sangat kooperatif mendukung kerja polisi memberantas perilaku-perilaku yang tidak bagus dan merugikan,” kata Khalifah.

    6. Dugaan Sindikat Uang Palsu Rp 2 Miliar

    Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Alauddin Makassar mengungkap bahwa uang palsu senilai Rp 2 miliar ditemukan di gedung perpustakaan kampus. Penemuan ini semakin memperkuat dugaan adanya jaringan yang terorganisir dalam sindikat uang palsu tersebut.
     
    Kasus ini terus menjadi sorotan publik, terutama dengan dugaan ditemukannya mesin cetak uang palsu di lokasi kampus. Kepolisian berjanji akan segera mengungkap fakta-fakta baru dan menetapkan tersangka lainnya dalam sindikat ini.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Capaian Direktorat PTKI Kemenag, 27 PTKIN Akreditasi Unggul-Digitalisasi

    Capaian Direktorat PTKI Kemenag, 27 PTKIN Akreditasi Unggul-Digitalisasi

    Jakarta

    Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) mencatat kemajuan signifikan dengan mendorong internasionalisasi pendidikan tinggi Islam. Upaya ini bertujuan menghadirkan pendidikan berkualitas, inklusif, dan berdaya saing global.

    Direktur PTKI, Ahmad Zainul Hamdi mengatakan tahun 2024 menjadi tonggak sejarah dengan 27 PTKIN terakreditasi unggul oleh BAN-PT. Menurutnya, pencapaian ini mempertegas komitmen mereka dalam meningkatkan layanan untuk menghadirkan pendidikan tinggi berkualitas di masyarakat.

    Ahmad Inung, sapaan akrab Ahmad Zainul mengungkapkan angka tersebut tidak akan berhenti di situ. Ia menegaskan jumlah PTKIN unggul akan terus meningkat.

    “Jumlah 27 ini akan naik menjadi 28, 29, 30 dan terus akan naik, karena kita akan memastikan bahwa semua PTKIN yang ada di bawah Direktorat PTKI akan menjadi perguruan tinggi yang unggul secara nasional,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/12/2024).

    Jumlah PTKIN dengan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) Unggul meningkat signifikan dari 7 pada tahun 2022 menjadi 27 pada akhir 2024. Dalam kurun waktu 2023 hingga Desember 2024, terdapat tambahan 20 PTKIN dengan APT Unggul.

    Beberapa di antaranya adalah UIN Yogyakarta, UIN Malang, UIN Surabaya, UIN Bandung, UIN Makassar, UIN Jakarta, UIN Semarang, UIN Aceh, dan UIN Palembang, serta lainnya.

    Dengan capaian gemilang di dalam negeri, Kementerian Agama melalui Direktorat PTKI terus mendorong PTKIN untuk meningkatkan reputasi internasional. Hasilnya, dua PTKIN di bawah Kementerian Agama kini mulai diakui di kancah internasional.

    Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS-WUR) mencatat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di peringkat 751-800 dan UIN Malik Ibrahim Malang di peringkat 901 di level Asia.

    “Capaian akan jauh lebih tinggi lagi ketika kita membuat level di Asia Tenggara,” ujar Ahmad Inung.

    Kemenag melalui Direktorat PTKI akan terus mendorong PTKIN lain untuk mencapai peringkat internasional, bukan hanya sekadar janji. Direktorat PTKI terus meningkatkan pelayanan, termasuk menggelar proyek percontohan bagi delapan UIN lainnya untuk mendukung internasionalisasi PTKIN.

    Upaya ini mencakup peningkatan akreditasi program studi internasional (AUN-QA), jurnal dan publikasi ilmiah terindeks nasional dan internasional, serta beasiswa untuk mahasiswa asing.

    Selain itu, akan ada peningkatan kuota sertifikasi dosen dan dorongan untuk peningkatan jumlah Guru Besar di PTKIN.

    Digitalisasi, Pangkas Pelayanan Bertele-tele

    Dalam upayanya membawa PTKIN menuju World Class University, Direktorat PTKI meluncurkan Siladiktis, aplikasi Sistem Informasi Layanan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam. Terintegrasi dengan Pusaka SuperApp Kemenag, aplikasi ini memungkinkan akses mudah ke semua layanan Direktorat PTKI dengan Single Sign-On (SSO) kapan saja dan di mana saja.

    “Kita ingin memastikan bahwa layanan sekarang tidak lagi bertele-tele, semua layanan menjadi sangat simple. Dengan hanya melalui satu pintu, yaitu Siladiktis, seluruh layanan yang dibutuhkan oleh stakeholder dan oleh siapa saja yang ingin mengakses layanan Direktorat PTKI,” ujar Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini.

    Siladiktis diharapkan dapat mempercepat pencapaian misi dan target menuju World Class University, dengan memberikan layanan terpadu untuk civitas akademika PTKI. Layanan ini mencakup perizinan, ketenagaan, beasiswa, bantuan, penelitian, dan MBKM.

    “Hanya dengan satu klik melalu Siladiktis dan anda akan mendapatkan layanan semua yang dibutuhkan terkait tugas dan fungsi yang ada di Direktorat PTKI,” imbuhnya.

    Lahirnya Cyber Islamic University

    Pada 21 Mei 2024, transformasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC) diresmikan melalui Perpres RI Nomor 60 Tahun 2024, sebagai bagian dari upaya internasionalisasi PTKIN.

    Perubahan ini menjadikan UINSSC sebagai satu-satunya PTKIN di Indonesia yang berfungsi sebagai pilot project PTKIN berbasis siber, sesuai KMA Nomor 860 Tahun 2022. Dengan demikian, PTKIN kini dapat menjangkau anak bangsa yang memerlukan pendidikan tinggi, terutama pendidikan tinggi keagamaan Islam, hingga ke daerah pelosok.

    “Direktorat PTKI pada akhirnya dalam sejarah mampu melahirkan Universitas Islam Negeri Siber pertama kali Cyber Islamic University, itu adalah UIN Cirebon, dia adalah satu-satunya dan pertama kali menjadi Islamic Cyber University di lingkungan PTKIN,” tutur Ahmad Inung.

    Melalui Program Studi Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Agama Islam (Prodi PJJ PAI), UINSSC menawarkan jenjang pendidikan S1 dan S2 dengan metode pembelajaran daring, tanpa batasan jarak dan waktu. Program ini didukung oleh 14 aplikasi pendukung pembelajaran, 154 dosen bersertifikat CMCC dan CCCCC, serta 45 instruktur dan pengelola PJJ yang tersertifikasi.

    Selain itu, UINSSC memiliki 9 unit studio dan data center yang dilengkapi dengan peralatan canggih untuk mendukung aktivitas belajar dan mengajar.

    Mendorong Kontribusi PTKI Melalui Beasiswa

    UINSSC memberikan alternatif pendidikan S1 dan S2 bagi mereka yang terhambat oleh jarak dan waktu. Selain itu, Direktorat PTKI menyediakan beasiswa KIPK dengan anggaran sebesar 1,1 triliun untuk mahasiswa.

    “Kita menyiapkan KIPK dengan total sampai di angka 1,1 triliun baik rekrutmen baru ataupun on going, hanya untuk beasiswa KIPK. Sementara untuk beasiswa reguler baik dalam dan luar negeri mencapai 518,7 miliar,” terang Ahmad Inung.

    Afirmasi bantuan untuk penelitian, penerbitan, dan pengabdian kepada masyarakat mencapai 62,5 miliar. Dana tersebut memungkinkan Direktorat PTKI melakukan lompatan signifikan dalam meningkatkan penelitian di lingkungan PTKI.

    Afirmasi bantuan Litapdimas kini mencakup lebih dari 500 judul penelitian yang diberikan kepada dosen di PTKIS, dan 135 judul bagi dosen di PTKIN.

    Dengan semakin meningkatnya penelitian bereputasi baik nasional maupun internasional, harapannya turut mendongkrak reputasi PTKIN di kancah global.

    Sebagai informasi, Direktorat PTKI berkomitmen menghadirkan pendidikan tinggi berkualitas dan relevan dengan perkembangan zaman, serta menjaga keimanan. Pada tahun 2023, sebanyak 1.026.189 mahasiswa S1 dan S2 terdaftar di PTKI, baik negeri maupun swasta.

    Tingginya animo masyarakat mendorong Direktorat PTKI untuk terus berinovasi demi mewujudkan pendidikan tinggi keagamaan Islam yang berkualitas, inklusif, dan berdaya saing.

    (prf/ega)

  • Kasus Uang Palsu UIN Alauddin Makassar, 5 Pelaku Ditangkap di Mamuju, ASN Pemprov Sulbar Terlibat – Halaman all

    Kasus Uang Palsu UIN Alauddin Makassar, 5 Pelaku Ditangkap di Mamuju, ASN Pemprov Sulbar Terlibat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak lima orang terduga pelaku pembuat uang palsu yang beroperasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan ditangkap oleh polisi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (16/12/2024).

    Penangkapan ini dilakukan setelah pihak kepolisian menerima informasi mengenai peredaran uang palsu di wilayah tersebut.

    Masing-masing pelaku inisial MB (35) pekerjaan staf honorer UIN diamankan kelompok jaringan yang ada di Mamuju yakni TA (52) Pekerjaan ASN Pemprov Sulbar, IH (42) pekerjaan Wiraswasta, WY (32) pekerjaan wiraswasta, dan MMB (40) pekerjaan wiraswasta.

    Saat ini, mereka sedang menjalani pemeriksaan di Kantor Polresta Mamuju, Jalan KS Tubun, Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju.

    Dari informasi yang didapat, para pelaku diduga membawa uang palsu yang dicetak di dalam kampus UIN Makassar untuk diedarkan di Mamuju.

    Polisi berhasil menyita barang bukti berupa uang palsu senilai Rp11 juta yang belum sempat diedarkan oleh para pelaku.

    “Kami sudah mengamankan empat orang dan sekarang mereka sedang diperiksa oleh polisi,” kata Kasi Humas Polresta Mamuju, Ipda Herman Basir.

    Ia menambahkan, pelaku merupakan bagian dari jaringan pembuat uang palsu yang sebelumnya telah ditangkap oleh Polres Gowa di UIN Makassar.

    Polisi dari Polres Gowa juga terlibat dalam penangkapan ini dan akan membawa para pelaku kembali ke Makassar.

    Anggota Resmob Polresta Mamuju masih melakukan pengembangan karena diduga pelaku memiliki komplotan lainnya.

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, mengungkapkan kasus ini terungkap setelah salah satu pelaku ditangkap di Kecamatan Pallangga saat bertransaksi menggunakan uang palsu senilai Rp500 ribu.

    Penangkapan tersebut memicu penyelidikan lebih lanjut yang mengarah pada pengungkapan pabrik dan peredaran uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

    Sejak awal Desember 2024, pihak kepolisian telah meringkus 15 pelaku terkait pencetakan dan peredaran uang palsu.

    Pengungkapan ini merupakan hasil dari tim gabungan yang dibentuk untuk melakukan penyidikan dengan menggunakan teknologi dan metode investigasi ilmiah.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Polisi Sita Mesin Cetak Uang Palsu di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, 15 Orang Tersangka

    Polisi Sita Mesin Cetak Uang Palsu di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, 15 Orang Tersangka

    GELORA.CO – Polres Gowa menetapkan 15 orang tersangka dalam sindikat peredaran uang palsu yang diproduksi di kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) di wilayah Samata, Kabupaten Gowa, Sulsel.

    Kapolres Gowa, AKBP R.T.S Simanjutak, mengatakan selain mengamankan 15 orang tersangka, polisi juga menyita barang bukti sebanyak 100 jenis berupa uang palsu hingga mesin cetak. 

    “Barang bukti ada 100 jenis,” kata Reonald Simanjuntak kepada wartawan di kantornya Senin (16/12), malam.

    Mesin Cetak di Gedung Perpustakaan Uin Alauddin Samata

    Pantauan di lokasi, mesin cetak uang palu yang diamankan berada di dalam area kampus. Mesin cetak ini diduga dibeli dari luar negeri. Tapi, Reonald belum masih enggan menjelaskan lebih jauh asal-usul mesin upal tersebut.

    “Pada intinya mesin cetak uang palsu ini kami temukan di gedung Perpustakaan UIN Alauddin Samata,” sebutnya.

    Mesin cetak uang palsu tersebut, saat ini telah diamankan atau di simpan di Mapolres Gowa.

    Sita Uang Palsu 446 Juta

    Selain menyita mesin pencetak uang palsu, polisi juga berhasil menemukan uang palsu sebanyak Rp446 juta lebih.

    “Kami temukan sejumlah Rp446.700.000. Barang bukti yang kami temukan di salah satu kampus,” sambungnya.

    Uang palsu ratusan itu ditemukan dalam bentuk pecahan Rp100 ribu.

    “Pecahan Rp 100 ribu. Barang bukti lainnya masih ada. Jadi sabar, mudah-mudahan dalam waktu singkat ini kami rilis kembali. Dan akan dirilis di Polda Sulsel langsung,” tandasnya.

  • Jokowi Dipecat PDI-P, Saatnya Buktikan Kekuatan dengan Buat Partai Baru?

    Jokowi Dipecat PDI-P, Saatnya Buktikan Kekuatan dengan Buat Partai Baru?

    Jokowi Dipecat PDI-P, Saatnya Buktikan Kekuatan dengan Buat Partai Baru?
    Penulis
     
    KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), pada Senin (9/12/2024).JAKARTA, KOMPAS.com
    – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (
    PDI-P
    ) resmi memecat Joko Widodo (
    Jokowi
    ) dari keanggotaan partai. Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengatakan, ini saatnya Presiden ke-7 RI itu membuktikan bahwa dirinya hebat tanpa PDI-P.
    Menurut Adi, salah satu cara pembuktiannya adalah dengan tidak bergabung dengan partai lain, tetapi mendirikan partai baru.
    “Sebaiknya Jokowi buat partai sendiri, tak perlu bergabung dengan partai yang sudah mapan. Ini untuk membuktikan bahwa Jokowi hebat tanpa PDI-P,” kata Adi melalui pesan singkat, Senin (16/12/2024).
    “Karena selama ini, ada klaim dari PDI-P bahwa Jokowi jadi presiden, gubernur, dan Wali Kota Solo karena PDI-P,” ujarnya melanjutkan.
    Oleh karena itu, Adi kembali mengatakan bahwa pemecatan ini adalah momen pembuktian bagi Jokowi bahwa dirinya hebat tanpa PDI-P.
    Apalagi, Adi mengungkapkan, Jokowi sudah memiliki modal politik. Antara lain, pernah menjabat sebagai Presiden RI dengan tingkat kepuasan yang tinggi.
    Kemudian, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden (Wapres) RI. Lalu, menantunya Bobby Nasution selangkah lagi menjadi Gubernur Sumatera Utara (Sumut).
    Selanjutnya, menurut Adi, Jokowi juga memiliki dukungan dari Ahmad Luthfi di Jawa Tengah (Jateng).
    “Klaim bahwa Jokowi lebih besar dari PDI-P perlu diuji dengan bikin partai baru. Kalau bergabung dengan partai yang sudah mapan, kebesaran Jokowi tak bisa diukur karena partai yang mapan itu sudah besar tanpa Jokowi selama ini,” kata Adi.
    Sebagaimana diberitakan, PDI-P resmi memecat Presiden ke-7 RI Jokowi, putranya Gibran Rakabuming Raka dan Calon Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dari keanggotaan partai.
    Pemecatan ketiganya diumumkan oleh Ketua DPP Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun pada Senin (16/12/2024).
    “Menimbang dan seterusnya, mengingat dan seterusnya, memperhatikan, memutuskan, menetapkan, satu memberi sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Joko Widodo dari keanggotaan PDI-P,” ujar Komarudin, Senin.
    Komarudin mengatakan, pemecatan Jokowi tertuang dalam dalam Surat Keputusan (SK) nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024 yang ditetapkan pada 14 Desember 2024 dan ditandatangani oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto.
    Jokowi dinilai telah melakukan pelanggaran berat karena melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART) Partai Tahun 2019 serta Kode Etik dan Disiplin Partai.
    Sebab, melawan terang-terangan terhadap keputusan DPP Partai terkait dukungan Calon Presiden dan Wakil Presiden pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang diusung oleh PDI-P pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, dan mendukung Calon Presiden dan Wakil Presiden dari partai politik lain (Koalisi Indonesia Maju).
    Kemudian, Jokowi juga disebut telah menyalahgunakan kekuasaan untuk mengintervensi Mahkamah Konstitusi (MK) yang menjadi awal rusaknya sistem demokrasi, sistem hukum, dan sistem moral-etika kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan pelanggaran etik dan disiplin Partai.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aspek agama bisa arahkan individu peduli pada lingkungan 

    Aspek agama bisa arahkan individu peduli pada lingkungan 

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Profesor Iim Halimatusa’diyah mengatakan, aspek agama bisa mengarahkan individu peduli pada lingkungan khususnya terkait perubahan iklim.

    “Aspek agama bisa kita dorong diarahkan pada sesuatu yang positif dan dalam konteks pembangunan itu untuk memberikan kesadaran terkait pembangunan yang berwawasan lingkungan,” ujar dia dalam kegiatan “Refleksi Akhir Tahun” yang diadakan BRIN di Jakarta, Senin.

    Untuk sampai ada pendapat ini, Iim melalui menganalisis beberapa pandangan keagamaan terkait perubahan iklim.

    Dia dan tim peneliti menemukan ada kaitan antara perilaku ramah lingkungan dan nilai-nilai agama. Individu yang lebih sering mempraktikkan ajaran agamanya, cenderung menerapkan perilaku ramah lingkungan.

    Interpretasi mempraktikkan ajaran agama di sini, bukan fokus pada ibadah seperti shalat, tetapi pada komitmen. Ini didasarkan pada pandangan bahwa mempraktikkan ritual agama membutuhkan komitmen.

    “Mau ‘zero waste’, ke mana-mana bawa kantong sendiri, mendaur ulang sampah, butuh komitmen lebih. Komitmen dalam mempraktikkan agama kayak menanamkan nilai itu sehingga mereka mau berkomitmen di aspek lain termasuk lingkungan,” katanya.

    Berkaca pada satu analisis ini, dia mengatakan bahwa potensi agama bisa mendorong seseorang atau komunitas dapat membawa pada kebaikan bagi kehidupan.

    “Dalam konteks perubahan iklim, yang akan merasakan akibatnya semua orang, aspek agama bisa kita dorong diarahkan pada sesuatu yang positif dan dalam konteks pembangunan itu untuk memberikan kesadaran terkait pembangunan yang berwawasan lingkungan,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024