Institusi: UIN

  • Peran Andi Ibrahim dalam Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin, Tergiur Iming-iming Annar Salahuddin – Halaman all

    Peran Andi Ibrahim dalam Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin, Tergiur Iming-iming Annar Salahuddin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Andi Ibrahim, mantan Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, kini berstatus tersangka dalam kasus pencetakan uang palsu.

    Ia diduga terlibat dalam produksi uang palsu yang dilakukan atas permintaan Annar Salahuddin Sampetoding.

    Menurut Kapolres Gowa, AKBP Rheonald Simanjuntak, Andi Ibrahim memasukkan mesin pencetak uang palsu yang didatangkan dari China ke dalam perpustakaan kampus tanpa sepengetahuan Rektor UIN Alauddin.

    “Annar Salahuddin mengiming-imingi Andi Ibrahim dengan keuntungan besar jika pencetakan uang palsu berjalan lancar,” ucapnya.

    Keduanya, bersama 16 orang lainnya, telah ditetapkan sebagai tersangka.

    Annar Salahuddin, yang berperan signifikan sebagai penggagas dan investor, juga telah ditangkap.

    “Uang palsu ini sudah dicetak sejak tahun 2022 dan hampir sempurna menyerupai uang asli,” tambah Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono.

    Produksi uang palsu awalnya dilakukan di rumah Annar Salahuddin di Makassar.

    Namun, karena lokasi tidak memadai, mesin pencetak kemudian dipindahkan ke UIN Alauddin.

    Mesin pencetak tersebut disembunyikan di ruang bekas toilet, dan proses pencetakan diawasi langsung oleh Andi Ibrahim.

    Meskipun Annar Salahuddin mengalami penurunan kesehatan setelah ditangkap, penyidikan tetap berjalan.

    Andi Ibrahim diduga berniat menggunakan uang palsu tersebut untuk mendanai Pilkada 2024.

    Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan menyatakan bahwa Andi Ibrahim pernah mencalonkan diri sebagai Wali Kota Makassar, namun gagal karena tidak mendapatkan dukungan dari partai.

    “Mereka juga mengajukan proposal kerja sama kepada salah satu kontestan Pilkada Kabupaten Barru, tetapi tidak menemukan kesepakatan,” ungkapnya.

    Dalam konferensi pers di Mapolres Gowa, Yudhiawan menunjukkan proposal pendanaan Pilkada yang diajukan oleh Andi Ibrahim, menegaskan bahwa rencana tersebut batal terlaksana.

    Pengakuan Operator Mesin

    Syahruna, seorang wiraswasta asal Ujung Pandang Baru, Kota Makassar, Sulawesi Selatan memiliki peran penting dalam pembuatan uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

    Syahruna diperintah Annar Salahuddin Sampetoding membujuk Eks Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim agar mesin pencetak uang masuk ke kampus.

    Kasus ini terbongkar usai polisi menemukan mesin pencetak uang di perpustakaan UIN Alauddin dan menetapkan 18 tersangka.

    Pembuatan uang palsu di UIN Alauddin dilakukan sejak 2022 dan sebelumnya dibuat di rumah Annar Salahuddin Sampetoding di Makassar.

    Syahruna menjelaskan 19 tahapan pembuatan uang palsu sebelum diedarkan ke masyarakat.

    “Ada 19 tahapan, kalau ada salah satu tahapan rusak, maka gagal dan dibuang.”

    “Dari 19 tahapan itu harus lulus semua,” ucapnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Selasa (31/12/2024).

    Pria yang belajar mencetak uang palsu secara otodidak ini mengatakan ada dua tahapan penting yang harus dilakukan yakni pembuatan benang pengaman dan tanda air.

    “Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu),” terangnya.

    Produksi uang palsu dilakukan secara bertahap dari satu rim atau 500 lembar kemudian bertambah.

    Ia menambahkan seluruh bahan produksi didatangkan dari China termasuk mesin pencetak uang palsu seharga Rp600 juta.

    Syahruna sebagai operator mesin pencetak uang palsu, sedangkan Andi Ibrahim selaku koordinator.

    Mesin tersebut berada di dekat kamar mandi perpustakaan UIN Alauddin.

    “Dikasih peredam agar nggak kedengeran. Jendela semua ditutup,” lanjutnya.

    Proses produksi dilakukan sejak pukul 11.00 WITA hingga 17.00 WITA.

    Menurut Syahruna, Andi Ibrahim meminta para tersangka bekerja sesuai jam yang telah ditentukan karena ada satpam yang rutin berkeliling kampus.

    Syahruna mengaku terjerumus dalam kasus ini karena permintaan bosnya sendiri, Annar Salahuddin Sampetoding.

    Ia tergiur iming-iming yang ditawarkan Annar sehingga membantu mencarikan mesin pencetak uang hingga mempelajarinya secara otodidak.

    “Dijanjikan juga dibelikan tanah dan rumah,” tukasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Ini Janji Annar Sampetoding ke Andi Ibrahim hingga Sang Doktor Nekat Bikin Pabrik Uang Palsu di UIN

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Sayyid Zulfandi/Muslimin Emba) (Kompas.com/Reza Rifaldi)

  • Jatuh Sakit, Begini Kondisi Terbaru Annar Salahuddin Tersangka Utama Uang Palsu UIN Makassar di RS – Halaman all

    Jatuh Sakit, Begini Kondisi Terbaru Annar Salahuddin Tersangka Utama Uang Palsu UIN Makassar di RS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut kondisi terbaru dari tersangka utama produksi uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) yang dikabarkan jatuh sakit hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

    Diduga berperan sebagai pencetus ide produksi uang palsu UIN Makassar, Annar akhirnya ditetapkan tersangka oleh Polres Gowa, Sulawesi Selatan, dalam kasus yang meresahkan masyarakat Indonesia beberapa pekan terakhir itu.

    Hingga Selasa (31/12/2024), Annar masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar. 

    Annar dijaga ketat jelang pergantian tahun baru 2024 ke 2025.

    Pengusaha tersebut dilarikan ke rumah sakit setelah mengeluh lemas usai ditetapkan sebagai tersangka kasus uang palsu di Kampus UIN Alauddin, Makassar, Sabtu (28/12/2024) malam.

    Annar sebelumnya menjalani pemeriksaan secara maraton di ruang Reskrim Polres Gowa.

    Setelah mangkir hingga dipanggil oleh penyidik melalui surat panggilan sebanyak dua kali, akhirnya Annar datang bersama pengacaranya, Kamis (26/12) malam. 

    Setelah itu, ia tidak pernah lagi keluar dari Mapolres Gowa, hingga penyidik resmi menetapkan Annar Salahuddin sebagai tersangka kasus produksi uang palsu di UIN Alauddin Makassar. 

    Usai ditetapkan sebagai tersangka, Annar terlihat lemas dan mengeluh sakit di bagian dada.

    Annar Salahuddin Sakit Apa?

    Pengacara menjelaskan bahwa Annar memang memiliki riwayat sakit jantung dan prostat. 

    Karena alasan sakit, penyidik kemudian membawanya ke RS Bhayangkara. Awalnya, Annar Salahuddin dirawat di ICU RS Bhayangkara. 

    Namun, karena kondisinya tak kunjung membaik, ia selanjutnya dibawa ke ruang rawat inap. 

    Meski demikian, Annar tetap mendapatkan pengawalan ketat dari petugas kepolisian. 

    Kamarnya di ruang perawatan Love Bird, mendapat pengawasan selama 24 jam. 

    “Dia dikawal penuh oleh anggota, sudah pasti juga keluarganya yang datang untuk membantu merawat yang bersangkutan,” kata Kapolres Gowa, AKBP Reonald TS Simanjuntak kepada wartawan, Minggu (29/12).

    Reonald memastikan Annar Salahuddin mendapat perawatan intensif. Sebanyak 4 personel disiagakan di rumah sakit untuk melakukan penjagaan.

    “Anggota 24 jam kalau dibantarkan statusnya tetap dalam pengawasan kita,” ujar Reonald.

    “Satu malam empat anggota kita siagakan di sini dan dua keluarga yang merawat bersangkutan. Kalau personel mengamankan, kalau masalah dan merawatnya itu dari keluarganya,” ungkapnya.

    Reonald tidak khawatir proses penyidikan akan terganggu.

    Dia berdalih penyidik sudah merampungkan pemeriksaan dan mengumpulkan alat bukti sehingga Annar Salahuddin ditetapkan sebagai tersangka.

    Sosok Annar Salahuddin

    Annar Salahuddin Sampetoding (Istimewa)

    Nama Annar mencuat dalam kasus peredaran uang palsu yang diproduksi dari dalam lingkungan Kampus UIN Alauddin Makassar.

    Pengusaha sekaligus politisi itu disebut-sebut memiliki peran sangat penting di sindikat produsen uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar.

    Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024) siang.

    Menurut Yudhiawan, sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

    Diketahui bahwa rumah tersebut adalah milik Annar.

    “Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa,” kata Irjen Pol Yudhiawan.

    Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah Annar di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

    Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN Alauddin Makassar.

    “Awalnya ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar, maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil,” sebutnya.

    Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UINAM itu, kata Yudhi, dibeli seharga Rp 600 juta.

    Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

    “Alat besar itu senilai Rp600 juta dibeli di Surabaya namun dipesan dari China, alat itu dimasukkan oleh salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa,” sebutnya.

    Saat ini, Polres Gowa telah menahan 19 orang tersangka kasus sindikat uang palsu di kampus UIN Alauddin, termasuk Annar.

    Menurut Yudhiawan, tidak ada perbedaan perlakuan dalam penahanan Annar. Semuanya dilakukan sesuai dengan aturan hukum dan pengawasan medis.

    Polda Sulsel memastikan proses hukum terhadap tersangka tetap berjalan sesuai prosedur berlaku tanpa diskriminasi. 

    Dalam kasus ini, tersangka ASS dijerat dengan pasal yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

    “Dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp50.000.000.000,” tandasnya.

    Lebih lanjut Yudhi memaparkan, dalam kasus ini, ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral. Salah satunya, ASS.

    “Jadi mereka di belakang 17 orang ini, perannya berbeda, tapi peran sentralnya ada pada saudara AI, kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS, ada juga yang DPO,” tegas Yudhi.

    Ia pun berjanji akan segera menangkap tiga DPO yang belum terciduk tersebut.

    “DPO ini akan kita tangkap juga dan akan tuntas nanti kita periksa,” ujarnya.

    “Tersangka utama (ASS) sudah kita tahan meskipun dalam kondisi sakit. Namun, penahanan ini tetap dilakukan sesuai prosedur tanpa perlakuan khusus,” ucap Kapolda Sulsel, Senin (30/12/2024)

    Direktur Reserse dan Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel, Komes Dedi Supriyadi mengatakan, Annar merupakan orang yang memberi ide, memberikan modal, membeli mesin, serta memberi perintah pembuatan uang palsu.

    Namun Dedi mengaku belum bisa membeberkan lebih jauh terkait peran Annar. Pasalnya, beberapa hal masuk dalam materi dan rahasia penyidikan.

    “Kalau saya jelaskan lebih lanjut masuk materi penyidikan dan itu rahasia kami untuk di persidangan,” katanya.

    Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) meminta masyarakat tidak panik dengan beredarnya uang palsu dari kasus sindikat UIN Alauddin Makassar.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Kondisi Terkini Annar Bos Besar Uang Palsu di UIN Alauddin, Dijaga Ktat Peolisi Jelang Tahun Baru dan Andi Ibrahim Sempat Mau Maju Pilkada Barru dan Kampanye Pakai Uang Palsu, Tapi Tak Dilirik Partai

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Tribun-Timur.com/Ansar/Muslimin Emba)

  • Bujuk Rayu Annar Salahuddin ke Andi Ibrahim agar Uang Palsu Diproduksi di UIN Alauddin Makassar – Halaman all

    Bujuk Rayu Annar Salahuddin ke Andi Ibrahim agar Uang Palsu Diproduksi di UIN Alauddin Makassar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Eks Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, Andi Ibrahim, bukan tersangka utama dalam kasus pencetakan uang palsu.

    Andi Ibrahim memasukkan mesin pencetak uang palsu ke dalam perpustakaan kampus atas permintaan Annar Salahuddin Sampetoding.

    Mesin pencetak uang yang didatangkan dari China tersebut dimasukkan ke dalam ruangan tanpa sepengetahuan Rektor UIN Alauddin Makassar.

    Kapolres Gowa, AKBP Rheonald Simanjuntak, mengatakan Annar Salahuddin mengiming-imingi Andi Ibrahim dengan keuntungan besar jika pencetakan uang palsu berjalan lancar.

    Kini, keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka bersama 16 orang lainnya.

    “Stasusnya (Annar Salahuddin Sampetoding) sudah tersangka,” ucapnya, Sabtu (28/12/2024).

    Peran Annar Salahuddin sangat singnifikan dalam kasus ini, yakni pemberi ide, investor pembelian mesin cetak, hingga pemberi perintah pembuatan uang palsu.

    Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono, menjelaskan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim sudah dua tahun bekerja sama mencetak uang palsu.

    “Kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, uang itu sudah dicetak sejak 2022 sekarang sudah mau 2025,” terangnya.

    Menurutnya, uang palsu tersebut mirip uang asli buatan Bank Indonesia.

    “Memang hampir sempurna kemarin waktu press rilis pakai sinar ultraviolet itu ada tanda air, kalau masyarakat awam mungkin mengira wah ini uang beneran, padahal itu uang palsu,” imbuhnya.

    Awalnya, produksi uang palsu dilakukan di rumah Annar Salahuddin yang terletak di Makassar.

    Lantaran lokasi tidak memadai, mesin pencetak uang kemudian dimasukkan ke perpustakaan UIN Alauddin, Makassar.

    “Jadi ini mesin dimasukkan ke kampus, alasannya ini kalau ada mahasiswa mau meminjam buku bisa fotokopi, bisa dicetak agar tidak curiga,” lanjutnya.

    Annar Salahuddin mengalami syok saat ditangkap dan kondisi kesehatannya menurun.

    “Tersangka utama sudah kita tahan, sekarang sakit kita pun bantarkan masih ditangani Polres Gowa. Uang palsu ini dicetak sejak tahun 2022 sampai 2024,” tandasnya, Senin (30/12/2024).

    Sementara itu, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan sakit yang dialami Annar Salahudin tidak menghalangi proses penyidikan.

    “Proses hukum tetap berjalan. Ada sedikit penundaan, tapi tidak menghambat penyidikan,” tegasnya, Sabtu.

    Annar berulang kali mangkir dari panggilan polisi dan baru memenuhi panggilan pada Kamis (26/12/2024). 

    Dalam pemeriksaan yang berlangsung selama 12 jam, Annar Salahudin ditetapkan sebagai tersangka dan langusung ditahan.

    Reonald memastikan seluruh barang bukti aman meski tersangka utama sakit.

    “Kami yakin bukti sudah cukup. Dia juga memberikan keterangan secara kooperatif,” sambungnya.

    Hendak Dipakai untuk Pilkada

    Mesin pencetak uang palsu dapat masuk UINAM karena peran Dr Andi Ibrahim yang kini berstatus tersangka.

    Pria yang menjabat sebagai Kepala UPT Perpustakaan UINAM hendak menggunakan uang palsu untuk dana Pilkada 2024.

    Irjen Pol Yudhiawan Wibisono menyatakan Andi Ibrahim hendak maju sebagai calon Wali Kota Makassar, namun tak ada partai yang meliriknya.

    “Salah satu pelaku ini pernah mencalonkan diri sebagai calon wali kota, namun gagal karena tidak mendapatkan partai,” bebernya, Kamis (19/12/2024), dikutip dari TribunTimur.com.

    Para tersangka juga mengajukan proposal kerja sama kepada salah satu kontestan Pilkada Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, tapi tak menemukan kesepakatan.

    “Bahkan, baru-baru ini mereka mengajukan proposal pada Pilkada Kabupaten Barru ya, mungkin uang palsunya hendak digunakan dalam money politics tapi batal,” tuturnya.

    Dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Gowa, Irjen Pol Yudhiawan menunjukkan proposal yang diajukan Andi Ibrahim.

    “Jadi tersangka (Andi Ibrahim) mengajukan proposal pendanaan Pilkada di Barru tapi Alhamdulillah tidak jadi,” tuturnya.

    Selama ini keberadaan mesin pencetak uang palsu di perpustakaan UINAM tak diketahui mahasiswa karena berada di ruang bekas toilet.

    Proses percetakan uang diawasi Andi Ibrahim selaku Kepala UPT Perpustakaan UINAM.

    “Di ruang bekas toilet, para pelaku memproduksi uang palsu,” tandasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Ini Janji Annar Sampetoding ke Andi Ibrahim hingga Sang Doktor Nekat Bikin Pabrik Uang Palsu di UIN

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Sayyid Zulfandi/Muslimin Emba) (Kompas.com/Reza Rifaldi)

  • Jokowi Pemimpin Paling Korup Versi OCCRP, Pengamat: Itu Bagaimana Mengukurnya?

    Jokowi Pemimpin Paling Korup Versi OCCRP, Pengamat: Itu Bagaimana Mengukurnya?

    Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mempertanyakan metode pengukuran Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Hal itu terkait nama Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang masuk dalam daftar finalis pemimpin paling korup di dunia.

    “Itu yang repot bagaimana cara mengukurnya,” katanya kepada Beritasatu.com, Selasa (31/12/2024).

    Menurut Adi, selama ini Jokowi yang pernah menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta dan wali kota Solo itu tergolong pemimpin bersih. Atas stigma itu, membuat popularitas Jokowi dalam berbagai survei selalu tinggi.

    “Selama ini Jokowi dinilai bersih, approval rating-nya sampai ke langit, dan seterusnya,” ujar pengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

    Meski demikian, kata Adi, apa pun itu OCCRP sudah merilis nama-nama pemimpin dunia menurut versinya. “Pasti menimbulkan kontroversi,” ucapnya.

    Sebelumnya, Jokowi memberikan tanggapan tegas terkait namanya yang masuk dalam daftar finalis pemimpin paling korup di dunia versi OCCRP. Jokowi menantang pihak-pihak yang menuduh untuk membuktikan tuduhan tersebut.

    “Tokoh korup apa, hahaha. Sing dikorup apa ya dibuktikan apa,” ujar Jokowi saat ditemui di kediamannya, Gang Kutai Utara No 1, Sumber, Banjarsari, Solo, Selasa (31/12/2024).

    Jokowi mengaku belum mendengar kabar tersebut dan mempertanyakan kriteria yang digunakan oleh OCCRP sehingga dirinya masuk dalam daftar tersebut. “Ya apa, ya apa, budaya apa, apalagi?” ungkapnya.

    Jokowi menegaskan banyak tuduhan dan framing jahat yang dilontarkan tanpa bukti. “Ya sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti, terjadi sekarang ini,” kata Jokowi terkait daftar pemimpin paling korup versi OCCRP.

    Ketika ditanya apakah tuduhan tersebut bermuatan politik, Jokowi meminta media untuk menanyakan langsung kepada OCCRP, lembaga yang menentukan nominasi daftar pemimpin paling korup. Ia juga menyebut berbagai pihak dapat menggunakan berbagai cara untuk menjatuhkan orang lain.

    “Ya ditanyakan saja, tanyakan saja, hahaha. Orang bisa memakai kendaraan apa pun lah, bisa pakai NGO (Non-Governmental Organization), bisa pakai partai, bisa pakai ormas, atau menuduh untuk membuat framing jahat,” pungkas Jokowi.

  • Syahruna Bongkar Proses Produksi Uang Palsu di UIN Makassar, Lewati 19 Tahapan, Kalau Gagal Dibuang – Halaman all

    Syahruna Bongkar Proses Produksi Uang Palsu di UIN Makassar, Lewati 19 Tahapan, Kalau Gagal Dibuang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Syahruna, seorang tersangka kasus pabrik uang palsu di UIN Makassar membongkar tahapan produksi uang palsu.

    Syahruna menceritakan, ada 19 tahapan yang harus dilewati agar uang palsu siap untuk diedarkan.

    Satu saja tahapan tidak lolos, maka uang palsu akan cacat dan terpaksa dibuang.

    “Ada 19 tahapan, kalau ada salah satu tahapan rusak, maka gagal dan dibuang.”

    “Dari 19 tahapan itu harus lulus semua,” urai Syahruna, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Selasa (31/12/2024).

    Syahruna lantas menguraikan secara garis besar tahapan produksi uang palsu.

    Semua dimulai dari tahapan mencetak benang pengaman dan tanda air.

    Pembuatan kedua item itu menggunakan mesin sablon.

    “Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu),” tambahnya.

    Syahruna menceritakan, di awal pembuatan uang palsu, ia dan kawan-kawan tidak memproduksi banyak.

    Awalnya hanya ada satu rim atau 500 lembar uang palsu.

    “Sedikit dulu karena itu butuh proses,” katanya.

    Syahruna mengaku dari 200 lembar komplotannya mampu memproduksi uang palsu sebanyak Rp 100 juta.

    Sedangkan bahan-bahan sebelumnya sudah disimpan digudang.

    Lokasinya berada di lantai dua gedung perpustakaan.

    Syahruna menjelaskan, semua bahan berasal dari China.

    “Pesan di China semua,” tambahnya. 

    Syahruna dalam kasus ini berperan sebagai operator mesin pecetak uang.

    Ia dibantu tersangka lain bernama Ibrahim.

    “Ibrahim dia koordinator tempat dan situasi,” ujar Syahruna.

    Syahruna juga mengaku pabrik uang palsu berada di perpustakaan UIN Makassar.

    Tepatnya berada di lantai bawah dekat sudut kamar mandi yang sengaja disekat untuk menaruh mesin pencetak uang palsu.

    “Dikasih peredam agar nggak kedengeran. Jendela semua ditutup,” timpalnya.

    Syahruna menguraikan, produksi uang palsu dimulai dari jam 11.00 menjelang siang hingga 17.00 sore.

    Seminggu sebelum terbongkar, pabrik semakin menggenjot produksinya.

    Bahkan, Syahruna harus lembur hingga pagi.

    Para pencetak uang palsu ini diperintahkan agar bekerja sesuai jam kantor.

    Mereka takut ketahuan karena ada sekuriti yang patroli secara rutin.

    Ditambah, saat produksi mesin mengeluarkan suara sehingga bisa menimbulkan kecurigaan.

    Penampakan mesin cetak uang palsu yang disita dari Gedung Perpustakaan Kampus II UIN Alauddin Makassar. (Tribun Toraja)

    Belakangan terungkap, mesin pencetak uang palsu di UIN Makassar berasal dari China.

    Mesin dibeli dengan harga Rp 600 juta.

    Syahruna menyebut, mesin memiliki tingkat presisi yang tinggi dibandingkan mesin cetak pada umumnya.

    “Tingkat presisi lebih tinggi, lebih akurat. Cuma sayangnya saya belum sempat mahir untuk mempergunakan,” sesalnya.

    Syahruna bisa mengoperasikan mesin pencetak uang palsu secara otodidak.

    Ia diminta belajar sendiri oleh bosnya, Annar Sampetoding Dalang alias ASS.

    Syahruna menyebut tidak ada rencana pabrik ini memproduksi uang asing.

    Hanya saja, dirinya sempat mendapatkan orderan uang palsu untuk Pilkada 2024.

    “Ada pesanan katanya berapa miliar untuk Pilkada. Saya tidak menanggapi begitu serius,” akunya.

    Di akhir pengakuannya, Syahruna bersedia bergabung karena dijanjikan mendapatkan bagian uang palsu.

    Setiap 10 lembar uang yang diproduksi, dirinya mendapatkan 1 bagian.

    “Dijanjikan juga dibelikan tanah dan rumah oleh (tersangka) Ibrahim,” tandasnya.

    (Tribunnews.com/Endra)

  • Mengenal Museum & Perpustakaan “Penginyongan”: Pusat Pelestarian Budaya Lokal di UIN Saizu

    Mengenal Museum & Perpustakaan “Penginyongan”: Pusat Pelestarian Budaya Lokal di UIN Saizu

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Museum & Perpustakaan “Penginyongan”, yang dikelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, merupakan inisiatif strategis untuk melestarikan dan mengenalkan budaya lokal kepada masyarakat luas.

    Kepala UPT Perpustakaan UIN Saizu Purwokerto, Indah Wijaya Antasari menyebutkan, Museum & Perpustakaan “Penginyongan” ini telah berdiri sejak Tahun 2021. Musium ini dirancang sebagai pusat informasi dan pelestarian budaya daerah Penginyongan.

    Wilayah budaya ini mencakup Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Tegal, Kebumen, hingga sebagian Wonosobo. Nama “Penginyongan” sendiri diambil dari istilah lokal yang merujuk pada penggunaan kata “inyong,” yang berarti “saya.”

    Museum ini memiliki koleksi beragam yang mencerminkan kekayaan budaya lokal. Pengunjung dapat menemukan manuskrip kuno, miniatur begalan, alat rumah tangga tradisional, senjata tradisional, baju adat, hingga koleksi audiovisual yang mendokumentasikan budaya dan adat istiadat daerah Penginyongan.

    Semua koleksi ini memberikan wawasan mendalam tentang kearifan lokal yang masih terjaga hingga kini, menjadikan museum ini sebagai pusat pembelajaran budaya yang bernilai tinggi. Sejak awal pendiriannya, Museum-Perpustakaan “Penginyongan” berkomitmen menjadi pusat kajian dan pengembangan budaya lokal.

    Tujuannya adalah melestarikan bahasa dan budaya Penginyongan agar tetap eksis di tengah arus modernisasi. Inisiatif ini juga berupaya menonjolkan potensi lokal dari wilayah Jawa Tengah bagian barat, sehingga masyarakat, khususnya generasi muda, dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya mereka.

    Komitmen ini membuahkan hasil gemilang dengan diraihnya juara pertama dalam ajang Academic Library Innovation Award (ALIA) tingkat Jawa Tengah, yang diadakan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI).

    Prestasi ini membawa Perpustakaan UIN Saizu mewakili FPPTI Jawa Tengah di tingkat nasional. Di tingkat nasional, Museum-Perpustakaan “Penginyongan” kembali mencatat sejarah dengan meraih juara kedua dalam ajang yang sama.

    Ajang ALIA tingkat nasional menjadi bukti nyata inovasi dan kualitas Museum-Perpustakaan “Penginyongan.” Dengan tema “Museum Perpustakaan Penginyongan: Manifestasi Integratif antara Sumber Informasi Terekam dengan Wujud Asli Menuju Visium-Visium Perpustakaan untuk Kesejahteraan,” program ini berhasil menunjukkan pendekatan modern yang integratif dalam melestarikan budaya lokal.

    Melalui museum ini, masyarakat tidak hanya diajak menikmati koleksi yang tersedia, tetapi juga memahami pentingnya pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari identitas bangsa. Museum-Perpustakaan “Penginyongan” menjadi tempat ideal untuk belajar, meneliti, serta menjalin koneksi dengan kekayaan budaya lokal yang terus berkembang.

    UPT Perpustakaan UIN Saizu berharap program ini dapat menginspirasi generasi muda untuk mencintai, melestarikan, dan mempromosikan budaya Penginyongan. Dengan cara ini, budaya lokal dapat tetap hidup dan menjadi bagian dari kontribusi bangsa di panggung global.

    UIN Saizu Maju, UIN Saizu Unggul!!!

  • Begini Cara Deteksi Uang Palsu Hasil Produksi UIN Alauddin Makassar

    Begini Cara Deteksi Uang Palsu Hasil Produksi UIN Alauddin Makassar

    TRIBUNJATENG.COM – Kasus peredaran uang palsu yang melibatkan pabrik di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, berhasil diungkap aparat kepolisian. Kasus ini sempat meresahkan masyarakat dalam beberapa pekan terakhir lantaran uang palsu yang diproduksi telah beredar luas.

    Polisi telah menetapkan dua tersangka utama dalam kasus ini, yaitu Annar Sampetoding dan Andi Ibrahim. Meski keduanya sudah ditahan, penyelidikan mengungkap fakta mengejutkan tentang skala operasi ilegal ini.

    Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono, mengungkapkan bahwa aktivitas pencetakan uang palsu oleh Annar Sampetoding ternyata telah berlangsung sejak tahun 2022. Awalnya, kegiatan ini dilakukan di rumah pribadi tersangka sebelum akhirnya beralih ke pabrik di Kampus II UIN Alauddin pada September 2024.

    Annar Sampetoding sudah dua tahun mencetak dan mengedarkan uang palsu, yang sebagian besar disalurkan di wilayah Makassar dan sekitarnya.

    “Kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, uang itu sudah dicetak sejak 2022 sekarang sudah mau 2025,” kata Irjen Yudhiawan Wibisono, saat Rilis Akhir Tahun di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin (30/12/2024).

    Lantas bagaimana cara mengenali uang palsu hasil cetakan Kampus II UIN Alauddin?

    Berikut pernyataan terbaru Bank Indonesia (BI), diwakili Marliso yang menjabat Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Selasa (31/12/2024) dikutip Tribun-Timur.com:

    Temuan Uang Palsu di Gowa

    1. Sehubungan dengan pengungkapan kasus uang palsu di Gowa, Sulsel, berdasarkan penelitian BI atas sampel barang bukti, teridentifikasi bahwa barang bukti tersebut merupakan uang palsu dengan kualitas yang sangat rendah dan sangat mudah diidentifikasi dengan kasat mata melalui metode 3D (dilihat, diraba, diterawang). 

    2. Uang palsu tersebut dicetak dengan menggunakan teknik cetak inkjet printer dan sablon biasa, sehingga tidak terdapat pemalsuan menggunakan teknik cetak offset sebagaimana berita yang beredar.

    Hal tersebut sejalan dengan barang bukti mesin cetak temuan Polri yang merupakan mesin percetakan umum biasa, tidak tergolong ke dalam mesin pencetakan uang. 

    3. Tidak ada unsur pengaman uang yang berhasil dipalsukan, a.l. benang pengaman, watermark, electrotype, dan gambar UV hanya  dicetak biasa menggunakan sablon, serta  kertas yang digunakan merupakan kertas biasa.

    Uang palsu yang ditemukan berpendar di bawah lampu U berkualitas sangat rendah pendaran yang berbeda baik dari segi lokasi, warna, dan bentuk dengan uang Rupiah asli. 

    Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir untuk tetap dapat bertransaksi secara tunai, namun tetap perlu berhati-hati dan mengenali ciri-ciri uang asli dengan cara 3D, yang dapat diakses pada website BI pada https://www.bi.go.id/id/rupiah/gambar-uang/Default.aspx.

    4. Terkait temuan Polres Gowa yang diduga merupakan sertifikat palsu Surat Berharga Negara palsu dan Deposito BI, dapat kami tegaskan bahwa BI tidak pernah menerbitkan dokumen sertifikat deposito BI.

    Sedangkan kepemilikan SBN bersifat scripless (tanpa warkat) artinya tidak ada dokumen sertifikat kepemilikan yang dipegang oleh investor karena kepemilikan investor tersebut dicatatkan secara elektronik.

     

  • ASS Pemberi Modal Pabrik Uang Palsu UIN Makassar

    ASS Pemberi Modal Pabrik Uang Palsu UIN Makassar

    Makassar, CNN Indonesia

    Polisi membeberkan peran dari pengusaha sekaligus politisi, ASS dalam kasus pabrik uang palsu di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.

    “Tersangka ASS memiliki peran pemberi ide, kemudian ikut memberikan modal, dan membeli mesin, dan pemberi perintah,” kata Direktur Krimsus Polda Sulsel, Kombes Pol Dedi Supriyadi, Senin (30/12).

    Sementara itu, Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono menyebut Kepala Perpustakaan UIN Makassar, Andi Ibrahim memasukkan mesin cetak ke dalam perpustakaan dengan menggunakan kewenangannya.

    “Jadi ini mesin dimasukkan ke kampus, alasannya ini kalau ada mahasiswa mau meminjam buku bisa fotokopi bisa dicetak agar tidak curiga,” kata Yudhiawan.

    Sementara ini, kata Yudhiawan, pihaknya telah menentukan tersangka utama dalam pabrik uang palsu UIN Alauddin Makassar yakni ASS yang saat ini sedang dirawat di RS Bhayangkara Makassar.

    “Jadi perkembangan yang palsu tersangka utama sudah kita tahan dalam posisi sakit,” terangnya.

    Yudhiawan mengaku telah berkoordinasi dengan pihak jaksa dan segera berkas perkaranya dikirim ke kejaksaan.

    “Ini prosesnya sedang berlangsung dan mudah-mudahan dalam waktu dekat kita sudah bekerja sama dengan kejaksaan. Jaksa P16 sudah ada, langsung kita proses lebih lanjut,” katanya.

    (isn/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • Polisi Tangkap Pelaku Utama Kasus Uang Palsu UIN Makassar, Ini Perannya

    Polisi Tangkap Pelaku Utama Kasus Uang Palsu UIN Makassar, Ini Perannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Polda Sulawesi Selatan telah menangkap ASS sebagai pelaku utama kasus uang palsu di dalam Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

    Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengatakan saat ini ASS juga tengah menjalani penahanan meski berada dalam posisi sakit.

    “Tersangka utama sudah kita tahan, dalam posisi sakit kita pun bantarkan masih ditangani Polres Gowa di back up kami Polda,” ujarnya di YouTube @HumasPoldaSulsel pada Senin (30/12/2024).

    Dia menambahkan, saat ini pihaknya sudah tidak bisa mengendalikan uang palsu yang beredar di masyarakat. Uang itu sudah dicetak sejak 2022 dan dinyatakan hampir mendekati sempurna.

    “Uang yang beredar ini kita sudah tidak bisa kendalikan lagi, dan kalau ditemukan di lapangan ya tidak bisa ditukar, karena uang palsu. Memang hampir sempurna,” tambahnya.

    Adapun, Direktur Reskrimsus Polda Sulsel, Kombes Pol Dedy Supriyadi mengatakan ASS memiliki peran sebagai otak, pemodal, hingga terlibat dalam pembelian mesin.

    “Peran yang bersangkutan adalah pemberi ide, kemudian ikut memodali, dan ikut membeli mesin, serta pemberi perintah,” ujar Dedy.

    Sebagai informasi, sebanyak 17 orang tersangka pembuat dan pengedar uang palsu di dalam Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terancam hukuman pidana penjara seumur hidup.

    Kepolisian menyatakan 17 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka, dua di antaranya adalah oknum pegawai Bank BUMN Indonesia, beberapa lainnya oknum dari pegawai Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar di Kampus II Jalan Yasin Limpo Kabupaten Gowa, Sulsel.

    Inisial dari 17 tersangka tersebut masing-masing AI, NM, KA, IR, NS, JBP, AA, SAR, SU, AK, IL, SM, MS, SR, SW, MN, dan RM. Selain itu, masih ada tiga orang yang masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO.

  • Ruangan Rektor di UIN Ciputat Terbakar, Pihak Kampus Pastikan Softcopy Data Aman

    Ruangan Rektor di UIN Ciputat Terbakar, Pihak Kampus Pastikan Softcopy Data Aman

    TANGERANG – Humas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Zainal Muttaqin memastikan aktivitas di kampusnya masih berjalan normal, meski Gedung Rektorat terbakar tadi pagi atau Senin, 30 Desember, pukul 06.30 WIB.

    Dirinya menambahkan, untuk ruangan rektor dan wakil rektor dipindahkan ke lantai yang tidak terdampak.

    “Insya Allah kegiatan tetap berjalan lancar. Pak Rektor juga langsung berdinas. Yang terbakar hanya satu ruangan saja,” kata Zainal kepada wartawan di UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin, 30 Desember.

    “(Yang terbakar) satu ruangan. Ruangan staf Rektorat. Jadi diantara ruang rektor dan wakil rektor,” sambungnya.

    Perihal berkas atau dokumen yang berada di ruangan staf Rektorat, Zainal mengaku ada yang terbakar. Namun, hal itu tidak terlalu mengkhawatirkan, karena semua data di ruangan itu telah dimasukkan ke dalam data digital.

    “Insya Allah tidak berdampak siginifikan, karena UIN (Jakarta) telah menerapkan digitalisasi disetiap persuratan maupun dokumentasi,” ujarnya.

    Sementara itu untuk kegiatan mahasiswa tidak terdampak. Sebab para mahasiswa telah memasuki hari libur pasca Ujian Akhir Semester.

    “Mahasiswanya sedang libur, karena sudah menjalani UAS,” tutupnya.

    Sebelumnya Gedung Rektor UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), terbakar. Penyebabnya diduga karena korsleting listrik pada stop kontak.

    Komandan Peleton (Danton) Damkar Tangsel Imam mengatakan kejadian itu terjadi pada Senin, 30 Desember, pukul 06.30 WIB.

    Sebanyak 10 unit dan puluhan personel diterjunkan. Hasilnya api dapat dipadamkan pada pukul 07.35 WIB.

    Ia juga memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, kerugian mencapai Rp200juta.

    “Kerugian Rp200 juta. Berkas-berkas di ruangan rektor terbakar. Tapi sebagian.,” kata Imam.