Institusi: UIN

  • Wamensos Ajak Dunia Usaha Ikut Entaskan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan

    Wamensos Ajak Dunia Usaha Ikut Entaskan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan

    Jakarta

    Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono mengatakan pengentasan kemiskinan yang menjadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto tidak bisa berjalan optimal hanya dengan mengandalkan sektor pemerintah. Diperlukan sinergi dari berbagai pihak termasuk dunia usaha.

    “Mari kita berkolaborasi, mari kita bersinergi di dalam program pemberdayaan masyarakat, dalam rangka pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem,” kata Agus Jabo dalam keterangannya, Rabu (5/11/2025).

    Pernyataan tersebut disampaikannya dalam acara Future Initiative Forum 2025 di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, hari ini.

    Dalam pidatonya, Agus Jabo menjelaskan bahwa Presiden menginginkan adanya data tunggal sebagai landasan program pengentasan kemiskinan, sehingga terbit Inpres Nomor 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Data ini dikelola oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sedangkan Kementerian Sosial (Kemensos) bertugas melakukan pemutakhiran.

    “Presiden memerintahkan bahwa Indonesia harus memiliki data tunggal. Semua program, program ekonomi, program sosial, harus berangkat dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional, supaya program atau optimalisasi pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem itu bisa terukur,” jelasnya saat pidato Kemanusiaan di hadapan para peserta yang terdiri dari korporasi, lembaga filantrofi, hingga BUMN.

    “Kalau kemarin-kemarin ya prioritas kerja Kemensos itu di Linjamsos, perlindungan dan jaminan sosial, dalam bentuk bantuan sosial, baik itu BPNT maupun program PKH. Sekarang ini kita sedang hijrah, supaya kemudian yang akan diterima oleh masyarakat itu bukan dalam bentuk bansos pasif tetapi pemberdayaan,” ujar Agus Jabo.

    Lebih lanjut, Agus Jabo menambahkan, Kemensos mempunyai kurang lebih 33 ribu pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Setiap pendamping sudah berkomitmen untuk menggraduasi 10 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tiap tahun, untuk kemudian didorong lebih mandiri melalui pemberdayaan.

    Kolaborasi dan sinergi dalam hal pemberdayaan tidak hanya akan diarahkan kepada penerima bansos yang graduasi, namun juga kepada keluarga penerima program Sekolah Rakyat.

    Sebagai gagasan langsung Presiden Prabowo, Sekolah Rakyat bertujuan memutus mata rantai kemiskinan. Dengan demikian, Sekolah Rakyat tidak hanya memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak dari keluarga miskin, namun juga terintegrasi dengan program pengentasan kemiskinan lainnya.

    “Jadi sekolah ini memang dikhususkan untuk saudara-saudara kita yang miskin, yang berada di Desil 1 dan Desil 2 (DTSEN). Nah Pak Presiden meminta di samping anak-anak ini kita sekolahkan di Sekolah Rakyat, boarding, itu orang tuanya diminta untuk diberdayakan. Karena rata-rata keluarga-keluarga dari siswa ini rumahnya juga kurang layak huni, maka kemudian Kemensos juga diperintahkan untuk memperbaiki rumahnya,” ucap Agus Jabo.

    Kemensos tidak bisa bekerja sendirian dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat ini. Selain kolaborasi antar instansi Pemerintah Pusat maupun Daerah, dibutuhkan kolaborasi dengan pihak swasta seperti dunia usaha, salah satunya untuk pemberdayaan orang tua siswa Sekolah Rakyat.

    “Kita butuh kolaborasi untuk memberdayakan secara ekonomi, orang tua siswa itu, yang kedua adalah membangun rumah layak huni. Maka saya berharap betul kepada Pak Tomy dan kawan-kawan, sinergi antara pemerintah dengan stakeholder yang berjuang di urusan-urusan kemanusiaan dan pengentasan kemiskinan betul-betul kokoh, sinerginya kuat,” tuturnya.

    Sementara itu, Presiden Human Initiative Tomy Hendrajati menyampaikan forum ini merupakan ajang untuk mengumpulkan gagasan dan juga mendorong kolaborasi dengan semua stakeholder, khususnya perusahaan-perusahaan yang saat ini menjadi mitra human initiative.

    “Tadi beliau Pak Wamen sudah menyampaikan terkait DTSEN, yang saya kira ini sangat penting dan sangat strategis, agar semua upaya kita untuk mengurangi kemiskinan itu bisa tidak overlapping, bisa lebih fokus,” ujar Tomy.

    Sebagai informasi, forum yang digagas oleh Human Initiative ini adalah ruang kolaborasi yang mempertemukan kekuatan korporasi dan Non-Government Organization (NGO) untuk membangun sinergi yang lebih strategis, terukur, berkelanjutan, dan berdampak nyata bagi pembangunan masyarakat.

    Turut hadir dalam acara ini Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PM, Nunung Nuryartono; Presiden Human Initiative, Tomy Hendrajati; Guru Besar Bidang Sejarah dan Filantopi Islam UIN Syarif Hidratullah Jakarta, Amelia Fauzia; Guru Besar Bidang Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial FISIP UI, Isbandi Rukminto Adi, serta stakeholder terkait lainnya.

    (akn/ega)

  • Job Fair Ponorogo 2025, Ribuan Pencari Kerja Bertemu Perusahaan di “Jabal Rahmah”

    Job Fair Ponorogo 2025, Ribuan Pencari Kerja Bertemu Perusahaan di “Jabal Rahmah”

    Ponorogo (beritajatim.com) – Ribuan pencari kerja memadati Graha Watoe Dhakon UIN Kiai Ageng Muhammad Besari. Mereka datang dari berbagai penjuru Ponorogo dan daerah sekitar untuk mengikuti Job Fair Ponorogo 2025 bertajuk “Waktunya Berkarya, Ayo Bekerja”.

    Selama dua hari, 5–6 November, ajang ini menjadi ruang pertemuan antara pencari kerja dan perusahaan dalam satu forum terbuka. Di mana lengkap dengan expo lapangan kerja, rekrutmen bersama, hingga talk show inspiratif.

    Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko hadir membuka kegiatan yang digagas kolaboratif oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo lewat Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) bersama UIN Kiai Ageng Muhammad Besari, dunia usaha, sejumlah instansi terkait. Dia menyebut acara ini sebagai bentuk nyata semangat gotong royong pentahelix untuk mempertemukan para pencari kerja dan pemberi kerja dalam satu ekosistem pembangunan sumber daya manusia yang utuh.

    “Ini upaya kita bersama, gotong royong semua pihak. Ada kampus UIN, perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja, pemerintah daerah. Semuanya komplit, bersama-sama mempertemukan Adam dan Hawa di Jabal Rahmah,” kata Bupati Sugiri, usai membuka acara Job Fair tersebut, Rabu (5/11/2025).

    Metafora “Jabal Rahmah” yang digunakan Bupati Sugiri mengandung makna mendalam. Orang nomor satu di Bumi Reog itu, ingin menegaskan bahwa Job Fair bukan sekadar ajang mencari dan mendapatkan pekerjaan, melainkan perjumpaan antara niat, doa, dan semangat untuk membangun masa depan yang lebih baik.

    “Pencari kerja dan yang membutuhkan tenaga kerja bertemu di Jabal Rahmah. Artinya jangan hanya dipahami mencari kerja dan mendapatkan pekerjaan, tapi ada jiwa, doa, dan ruh yang harus kita pikir bersama,” ungkapnya.

    Dalam kesempatan itu, Bupati Sugiri juga berpesan kepada perusahaan peserta agar tidak hanya menilai pelamar dari angka dan data di atas kertas. Kang Giri lebih menekankan pentingnya memahami karakter, kesungguhan, dan tekad calon pekerja.

    “Saya imbau perusahaan jangan hanya melihat kompetensi berdasarkan angka-angka di kertas. Dalamilah jiwanya, pencari kerja ini serius ingin bekerja, maka jangan ada yang ditolak. Saya yang bertanggung jawab, diterima semua,” tegasnya.

    Sementara itu, Kepala Disnaker Ponorogo Suko Kartono mengatakan bahwa job fair ini bukan hanya pameran saja. Namun, juga ada wawancara langsung, sehingga pencari kerja bisa langsung diterima kerja.

    “Job fair ini bukan hanya pameran, tapi juga ada wawancara langsung dan bisa langsung diterima kerja. Harapan kami, dengan kegiatan ini angka pengangguran bisa terus turun,” kata Suko.

    Data Disnaker Ponorogo, tercatat ada 42 perusahaan yang ikut Job Fair kali ini. Dari jumlah itu, 18 perusahaan melakukan wawancara langsung di lokasi. Total 5.619 lowongan kerja tersedia, sementara 3.000 pencari kerja telah terdaftar. Mayoritas peserta merupakan lulusan SMK, sedangkan lulusan SD dan SMP diarahkan untuk mengikuti pelatihan tambahan atau kerja di luar negeri.

    “Kami targetkan 5.000 posisi bisa terisi semua. Masyarakat ayo manfaatkan peluang ini, datang dan daftar langsung,” pungkas Suko. (end/but)

  • Mahasiswi Asal Bojonegoro Terseret Banjir Saat Tubing di Sungai Singorojo Kendal Belum Ditemukan

    Mahasiswi Asal Bojonegoro Terseret Banjir Saat Tubing di Sungai Singorojo Kendal Belum Ditemukan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Tim SAR gabungan masih berupaya mencari mahasiswi asal Bojonegoro yang hilang setelah terseret arus banjir saat kegiatan tubing di Sungai Singorojo, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Korban diketahui bernama Nabila Yulian Dessi Pramesti, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Getas, Kecamatan Singorojo.

    Nabila merupakan anak dari pasangan Agus Yulianto dan Sulikah, warga Desa Mojosari, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Hingga Rabu pagi (5/11/2025), pencarian terhadap korban masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Kendal, Basarnas Jawa Tengah, PMI, TNI-Polri, serta relawan dan warga sekitar.

    Kepala Desa Mojosari, M Teguh Rahayu, membenarkan bahwa salah satu korban hilang merupakan warganya. “Belum ditemukan. Kami sangat berharap dan ikut mendoakan semoga anak dari Pak Agus dan Bu Sulikah segera ditemukan,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon.

    Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Heru Wicaksi juga mengonfirmasi bahwa korban asal Bojonegoro tersebut masih dalam pencarian. “Untuk saat ini survivor atas nama Nabila Yulian Dessi Pramesti dengan alamat Desa Mojosari RT 11 RW 02 Kecamatan Kalitidu masih dilakukan pencarian oleh tim SAR Kendal, dan keluarga korban sudah berangkat ke lokasi kejadian,” ungkapnya.

    Peristiwa tragis itu terjadi pada Selasa (4/11/2025) sekitar pukul 13.53 WIB, ketika enam mahasiswa UIN Walisongo sedang bermain tubing di Sungai Singorojo. Meski cuaca di lokasi cerah, hujan deras di wilayah hulu menyebabkan sungai meluap dan arus mendadak deras hingga menyeret para mahasiswa.

    Dari enam mahasiswa tersebut, tiga ditemukan meninggal dunia: Riska Amelia, Sifa Nadilah, dan M Labib Rizki. Sementara tiga lainnya, yakni M Jibril As Sarafi, Nabila Yulian Dessi Pramesti, dan Bima Pranawira, masih dinyatakan hilang dan terus dicari hingga kini. [lus/beq]

  • 6 Mahasiswa UIN Hanyut di Sungai Kendal Peserta KKN, Pihak Kampus Buka Suara

    6 Mahasiswa UIN Hanyut di Sungai Kendal Peserta KKN, Pihak Kampus Buka Suara

    Kendal

    Enam mahasiswa UIN Walisongo Semarang hanyut di Sungai Singorojo, Kendal, Jawa Tengah. Pihak kampus mengatakan keenam mahasiswa itu merupakan peserta KKN.

    “Kami perwakilan dari UIN Walisongo turut berduka cita atas meninggalnya ketiga mahasiswa kami. Ketiga mahasiswa kami yang meninggal terseret arus sungai bernama Labib, Rizka Amelia dan Syifa Nadila,” kata Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Walisongo, Semarang, Masrur dilansir detikJateng, Selasa (4/11/2025).

    Tiga dari enam korban hanyut telah ditemukan meninggal dunia. Sementara tiga mahasiswa lainnya masih hilang hingga malam ini.

    Masrur menyebut para mahasiswa yang hanyut merupakan peserta KKN di Desa Getas Kecamatan Singorojo. Mulanya, ada 15 mahasiswa yang bermain di Sungai Singorojo.

    Namun, 9 mahasiswa bisa menyelamatkan diri, sedangkan 6 mahasiswa lainnya terseret derasnya arus sungai. Akibat kejadian ini, KKN di Desa Getas dihentikan.

    Baca selengkapnya di sini

    (ygs/whn)

  • Bapak Berani Tampil di Tengah Banyak Serigala

    Bapak Berani Tampil di Tengah Banyak Serigala

    GELORA.CO –   Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Komite IV, Habib Ali Alwi meminta Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk berhati-hati. 

    Sebab, dia menilai kebijakan Purbaya sangat berani, sehingga banyak orang yang menentangnya.

    Hal tersebut disampaikan Ali Alwi saat Purbaya Yudhi Sadewa menggelar rapat bersama Komite IV DPD RI di Jakarta, Senin (3/11/2025). 

    Mulanya Ali Alwi mengaku salut dengan kinerja Purbaya yang baru beberapa bulan dilantik Presiden Prabowo Subianto menjadi Menkeu.

    “Beberapa bulan belakangan ini, kami semua cukup salut, dan kami berdoa semoga bapak tetap istiqomah,” kata Habib Ali.

    “Karena berada di tengah hutan belantara, Bapak berani tampil di tengah-tengah serigala yang begitu banyak, Pak. Hati-hati kalau kagak kuat, Pak. Itu serigalanya samping kiri kanan Bapak itu,” 

    “Kita ini orang luar yang ngeliat ke dalam, harapan kami, bapak bijaksana ke rakyat,” imbuhnya.

    Lalu bagaimanakah sosok Ali Alwi?

    Ali Alwi lahir di Ambon, tanggal 02 September 1967.

    Ia menempuh pendidikan S1 di IAIN Syarif Hidayatullah yang kini menjadi UIN Syarif Hidayatullah.

    Ali Alwi kemudian melanjutkan kuliahnya, di STIA YAPPANN.

    Sebelum bergabung dengan DPD RI, Habib  Ali Alwi memiliki pengalaman sebagai wakilrakyat.

    Ia merupakan anggota DPRD untuk Kabupaten Tangerang periode 1999–2004.

    Kemudian Ali Alwi kembali menjadi anggota DPRD Provinsi Banten periode tahun 2004–2009.

    Di tahun 2014-2019, Ali Alwi menjabat sebagai senator yang mewakili Provinsi Banten di kursi DPD RI.

    Senator adalah anggota badan legislatif, yaitu wakil rakyat yang mewakili suatu daerah atau negara bagian.

    Di 2025, Ali Alwi lagi-lagi terpilih sebagai senator.

    Harta Kekayaan

    Menjadi anggota legislatif sejak tahun 1999, terkuak harta kekayaan Ali Alwi.

    Dimuat dalam situs Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Ali Alwi melaporkan harta kekayaan pada 28 Maret 2025.

    Berikut rinciannya:

    A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 6.200.000.000

    1. Bangunan Seluas 163 m2 di KAB / KOTA TANGERANG SELATAN,

    HASIL SENDIRI Rp. 1.200.000.000

    2. Tanah dan Bangunan Seluas 7.608 m2/4.000 m2 di KAB / KOTA

    TANGERANG SELATAN, HIBAH TANPA AKTA Rp. 5.000.000.000

    B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 319.000.000

    1. MOBIL, MERCEDES BENZ SEDAN Tahun 1995, HASIL SENDIRI

    Rp. 70.000.000

    2. MOTOR, HONDA SEPEDA MOTOR Tahun 2014, HASIL SENDIRI: Rp. 16.000.000

    3. MOBIL, TOYOTA HARRIER JEEP Tahun 2004, HASIL SENDIRI: Rp. 233.000.000

    C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 211.000.000

    D. SURAT BERHARGA Rp. —-

    E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 267.601.073

    F. HARTA LAINNYA Rp. —-

    Sub Total Rp. 6.997.601.073

    III. HUTANG Rp. —-

    IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 6.997.601.073

  • Keceriaan KKN Berujung Musibah, Enam Mahasiswa UIN Semarang Hanyut di Sungai Jolinggo Kendal

    Keceriaan KKN Berujung Musibah, Enam Mahasiswa UIN Semarang Hanyut di Sungai Jolinggo Kendal

    Liputan6.com, Jakarta Enam mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Semarang hanyut di Sungai Jolinggo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa (4/11/2025).

    “Betul, ada mahasiswa yang hanyut. Kami sedang fokus membantu pencarian,” kata Kapolres Kendal AKBP Hendry Sianipar.

    Saat kejadian, debit air tiba-tiba membesar hingga menyebabkan para korban hanyut.

    Dia mengatakan perkembangan pencarian korban akan disampaikan setelah data di lapangan diperoleh.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa yang terjadi sekitar pukul 13.53 WIB itu bermula ketika sejumlah mahasiswa bermain air di tubing Genting Jalinggo di Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal.

    Saat kejadian, kondisi arus sungai cukup kuat akibat hujan deras di bagian hulu.

    Petugas SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap enam mahasiswa UIN Semarang tersebut.

  • 6 Mahasiswa UIN Semarang Hanyut Saat Wisata Alam di Sungai, 3 Ditemukan Tewas

    6 Mahasiswa UIN Semarang Hanyut Saat Wisata Alam di Sungai, 3 Ditemukan Tewas

    Kendal

    Enam mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dilaporkan hanyut saat melakukan wisata alam di Sungai Singorajo, Kendal. Tiga orang di antaranya telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

    “Ada tiga korban yang sudah ditemukan dan jenazah sudah dievakuasi di Puskesmas Singorojo. Untuk jenazah ketiga lagi proses evakuasi,” kata Kapolsek Singorojo, AKP Sudali dilansir detikJateng, Selasa (4/11/2025).

    Ketiga korban yang ditemukan meninggal ialah dua perempuan dan satu laki-laki. Para korban itu saat ini telah dievakuasi ke Puskesmas Singorojo.

    Peristiwa itu bermula saat keenam mahasiswa UIN itu sedang bermain di tubing Jolinggo siang hari ini. Mereka lalu terseret arus sungai. Korban pertama kemudian ditemukan di dekat jembatan Kaliringin Kecamatan Singorojo. Sementara korban kedua ditemukan di Banyuringin Kecamatan Singorojo dan korban ketiga ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian.

    “Kalau korban pertama ditemukan di bawah jembatan Kaliringin, Kecamatan Singorojo dan korban keduanya di Banyuringin, Kecamatan Singorojo. Kalau yang korban ketiga ini tidak jauh dari TKP-nya,” terangnya.

    Baca selengkapnya di sini

    (ygs/imk)

  • Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hanyut di Kendal, 4 Meninggal, 2 Masih Dicari
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 November 2025

    Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hanyut di Kendal, 4 Meninggal, 2 Masih Dicari Regional 4 November 2025

    Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hanyut di Kendal, 4 Meninggal, 2 Masih Dicari
    Tim Redaksi
    KENDAL, KOMPAS.com
    – Enam mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Semarang yang sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, hanyut saat bermain air di Tubing Genting Jolinggo, Selasa (4/11/2025).
    Empat mahasiswa—tiga perempuan dan satu laki-laki—telah ditemukan meninggal dunia, sementara dua lainnya masih dicari.
    Kepala Seksi Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten
    Kendal
    , Iwan Sulistyo, menjelaskan pihaknya menerima laporan kejadian tersebut sekitar pukul 13.53 WIB.
    Menurut informasi awal, enam dari 15
    mahasiswa KKN UIN Walisongo
    Semarang sedang bermain air di sungai.
    Kondisi arus saat itu landai, namun mendadak datang banjir bandang akibat hujan deras di wilayah atas Temanggung dan Sumowono, Kabupaten Semarang.
    “Empat korban yang sudah ditemukan, dua korban masih dalam pencarian,” kata Iwan, Selasa (4/11/2025).
    Nama-nama Korban Menurut Data BPBD Kendal
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Profil Abdul Wahid: dari Cleaning Service, Gubernur Riau, Terciduk OTT KPK

    Profil Abdul Wahid: dari Cleaning Service, Gubernur Riau, Terciduk OTT KPK

    Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Riau Abdul Wahid dikabarkan terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia digadang-gadang menjadi salah satu dari 10 orang yang diamankan oleh penyidik KPK. 

    Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan terdapat 10 orang yang diamankan saat OTT di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

    “Benar ada kegiatan tangkap tangan yang KPK lakukan di wilayah Provinsi Riau. Saat ini, ada sekitar sejumlah 10 orang yang diamankan dalam kegiatan tangkap tangan,” ungkapnya kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Senin (3/11/2025). 

    Lantas, siapa sebenarnya Abdul Wahid?

    Profil Gubernur Riau Abdul Wahid 

    Bagi sebagian masyarakat Riau, nama Abdul Wahid bukanlah sosok asing. Ia dikenal sebagai figur sederhana yang meniti karier politik dari bawah dan sangat  jauh dari kemewahan.

    Melansir riau.go.id dan dipersip.go.id, Abdul Wahid lahir di dusun Anak Peria Desa Belaras, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, pada 21 November 1980. Dia anak ketiga dari enam bersaudara.

    Dia menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri Sri Simbar pada tahun 1994. Lalu melanjutkan pendidikan ke MTs Sei Simbar dan lulus pada tahun 1997.

    Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dia menjalani pendidikan di MA Tembulahan, Ibukota Kabupaten, Tembilahan. Belum sampai tuntas mengayam di MA itu, dia pindah bersama kakak sepupunya ke Pondok Pesantren Ashhabul Yamin di daerah Lasi Tuo Kecamatan Ampek Angkek Candung Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

    Untuk melanjutkan pendidikan, Wahid kecil tak segan membantu ibunya bekerja di sawah dan kebun warga. Ketika menempuh pendidikan di UIN Suska Riau, Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam, ia tetap berjuang keras agar tidak menjadi beban keluarga.

    Sambil kuliah, Abdul Wahid bekerja sebagai cleaning service di kampusnya. Ia juga pernah menjadi kuli bangunan hanya agar bisa membayar biaya kuliah dan kebutuhan hidup sehari-hari.

    “Yang penting bisa lanjut sekolah dan tidak merepotkan ibu,” katanya dalam sebuah wawancara beberapa tahun lalu.

    Dari lingkungan santri dan kehidupan kampus yang keras itulah karakter gigih Abdul Wahid terbentuk. Ia tumbuh menjadi sosok yang dikenal rendah hati, dekat dengan rakyat kecil, dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial serta organisasi kemahasiswaan.

    Terjun ke Politik 

    Pergaulannya yang luas di kampus dan dunia aktivis membuka jalan bagi Wahid untuk mengenal dunia politik. Ia mulai aktif di organisasi kepemudaan dan sosial keagamaan, hingga akhirnya tertarik bergabung dengan partai politik.

    Abdul Wahid memilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai kendaraan politiknya. Latar belakangnya sebagai santri membuatnya merasa memiliki kesamaan nilai perjuangan dengan partai yang didirikan oleh para ulama Nahdlatul Ulama tersebut.

    Dari sinilah karier politik Wahid melesat. Ia pertama kali terjun ke dunia legislatif dan kemudian berhasil terpilih sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2019. Dari kursi Senayan, ia menjadi salah satu dari 13 wakil rakyat asal Riau yang duduk di parlemen.

    Selama di DPR RI, Wahid dikenal vokal memperjuangkan aspirasi masyarakat Riau, terutama di sektor pembangunan infrastruktur dan pendidikan. Ia juga dipercaya memegang peran strategis sebagai pimpinan di Badan Legislasi DPR RI, sebuah posisi yang memperlihatkan pengakuan atas kapasitas politiknya.

    Pada Pemilu 2024, Abdul Wahid kembali maju dari PKB dan berhasil mempertahankan kursinya. Tak hanya itu, ia memperoleh suara terbanyak di antara seluruh calon anggota DPR RI di daerah pemilihan Riau.

    Dukungan kuat masyarakat membuat namanya kemudian menguat sebagai calon Gubernur Riau. Dengan latar belakang perjuangan hidup yang inspiratif, ia dianggap sebagai simbol “anak daerah yang berhasil” dan menjadi harapan baru bagi masyarakat Riau.

    Akhirnya, pada awal 2025, Wahid resmi dilantik menjadi Gubernur Riau periode 2025–2030. Pelantikan itu dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, menandai babak baru perjalanan politiknya.

  • 7
                    
                        Kena OTT KPK, Gubernur Riau Abdul Wahid Baru 8 Bulan Menjabat
                        Regional

    7 Kena OTT KPK, Gubernur Riau Abdul Wahid Baru 8 Bulan Menjabat Regional

    Kena OTT KPK, Gubernur Riau Abdul Wahid Baru 8 Bulan Menjabat
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Gubernur Riau Abdul Wahid ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
    Abdul Wahid terjaring dalam operasi tangkap tangan (
    OTT
    ). Dalam operasi ini,
    KPK
    juga mengamankan sembilan orang lainnya di Dinas Pekerjaan Umum (PU)
    Riau
    .
    Abdul Wahid baru sekitar delapan bulan menjabat sebagai Gubernur Riau. Ia dilantik bersama wakilnya, SF Harianto, pada 20 Februari 2025 oleh Presiden
    Prabowo Subianto
    di Istana Merdeka, Jakarta.
    Abdul Wahid dan SF Harianto memimpin setelah mengalahkan dua pasangan calon Gubernur Riau, yakni Syamsuar-Mawardi Saleh dan Nasir-Wardan.
    Sejak awal menjabat, Abdul Wahid dikenal kerap turun ke lapangan untuk membenahi infrastruktur jalan, pendidikan, pertanian, dan program pembangunan lainnya.
    Abdul Wahid juga sempat menjadi sorotan publik setelah mewajibkan kendaraan perusahaan yang beroperasi di Riau menggunakan pelat nomor BM.
    Kebijakan itu muncul karena banyak kendaraan berat yang menjadi penyebab kerusakan jalan di Riau, sementara pajaknya dibayarkan ke luar daerah.
    Suami Henny Sasmita Wahid itu meminta perusahaan untuk memutasikan pelat nomor kendaraan ke BM agar pajak masuk ke kas daerah Riau dan dapat digunakan untuk perbaikan infrastruktur jalan.
    Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto membenarkan bahwa Abdul Wahid menjadi salah satu orang yang diamankan dalam OTT di Riau.
    “Salah satunya (Gubernur Riau Abdul Wahid),” ujar Fitroh kepada Kompas.com.
    Namun, Fitroh belum mengungkap secara detail kasus yang melatarbelakangi operasi senyap tersebut.
    Sementara itu, juru bicara KPK, Budi Prasetyo, mengatakan pihaknya menangkap sepuluh orang dalam OTT tersebut.
    “Benar, ada kegiatan tangkap tangan yang KPK lakukan di wilayah Provinsi Riau. Saat ini, atau sampai dengan saat ini, ada sekitar sejumlah sepuluh orang yang diamankan dalam kegiatan tangkap tangan,” kata Budi.
    Menurut Budi, tim KPK masih berada di lapangan dan terus berprogres.
    “Tim masih di lapangan dan masih terus berprogres, jadi nanti kami akan terus update perkembangannya,” ujarnya.
    Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Riau, Teza Darsa, mengatakan bahwa Pemprov Riau akan bekerja sama dengan KPK terkait kegiatan pemerintah di wilayahnya.
    “Kami akan bekerjasama dengan baik dengan KPK kalau ada kegiatan pemerintah,” tambahnya.
    Hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai kasus apa yang menjadi fokus KPK dalam OTT di Riau.
    Abdul Wahid lahir pada 21 November 1980 di Desa Belaras (kini Desa Cahaya Baru, Dusun Anak Peria, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau).
    Ia menempuh pendidikan dasar hingga Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Desa Simbar, kemudian bersekolah di MAN 1 Tembilahan sebelum melanjutkan ke Pesantren Ashabul Yamin di Lasi Tuo, Sumatera Barat, dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.