Institusi: UIN

  • Otak Uang Palsu UIN Alauddin Annar Sampetoding Akan Dijemput Polisi dari Rumah Sakit – Halaman all

    Otak Uang Palsu UIN Alauddin Annar Sampetoding Akan Dijemput Polisi dari Rumah Sakit – Halaman all

    TRIBUNNEWSCOM, GOWA-  Polisi berencana akan menjemput tersangka utama sindikat uang palsu Annar Salahuddin Sampetoding yang saat ini dirawat di RS Bhayangkara, Makassar.

    Menurut doker, Annar telah dianjurkan pulang atau rawat jalan setelah dapat perawatan medis.

    “Masih dirawat di rumah sakit, koordinasi sama pihak kedokteran apa sudah bisa dihentikan bantarnya, kita jemput atau bagaimana,” ujar Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, Senin (6/1/2025).

    Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan RS Bhayangkara untuk mengetahui kondisi pasti Annar Salahuddin Sampetoding.

    Terlihat, AKBP Reonald Simanjuntak berkomunikasi dengan penyidik ihwal kondisi dan rencana penjemputan Annar Salahuddin Sampetoding.

    Sebelumnya, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, menyebutkan bahwa Annar syok dan drop setelah statusnya ditingkatkan menjadi tersangka dan penahanan dijadwalkan.

    Annar diketahui memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat.

    Annar mengalami syok setelah namanya disebut terlibat dalam sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Hal ini menjadi alasan Annar tidak memenuhi panggilan pemeriksaan pertama pada Senin (23/12) lalu.

    Pada Kamis (26/12) sekitar pukul 19.00 WITA, Annar akhirnya memenuhi panggilan penyidik Satreskrim Polres Gowa.

    Pemeriksaan dilakukan maraton hingga sekitar pukul 04.00 WITA, dan setelah istirahat, penyidik melaksanakan gelar perkara yang berakhir dengan penetapan Annar sebagai tersangka.

    Meski Annar sakit, polisi memastikan proses hukum tetap berjalan.

    Satu DPO Ditangkap

    Sementara satu orang yang masuk dalam Daftar Pencairan Orang (DPO) kasus uang palsu UIN Alauddin, AR, jadi tersangka.

    Penangkapan AR diungkap Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak.

    “Sudah ditangkap satu orang (DPO) inisial AR,” ujar Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak, kepada Tribun-Timur.com, Minggu (29/12/2024).

    “Jadi DPO saat ini sisa dua orang,” ucap mantan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar.

    Dua orang masih buron atau masuk daftar pencarian orang (DPO).

    AR menjadi tersangka ke-19 kasus uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Penangkapan AR hanya selang sehari penetapan tersangka Annar Salahuddin Sampetoding.

    Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel, Kombes Pol Dedi Supriyadi, mengungkap peran tersangka Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) dalam sindikat uang palsu tersebut dalam rilis akhir tahun di Mapolda Sulsel, Senin (30/12).

    Kombes Pol Dedi Supriyadi menyebutkan bahwa ASS merupakan otak dari pencetakan dan peredaran uang palsu.

    Selain itu, ASS juga merupakan ideator, pemodal, dan pengadaan mesin uang palsu.

    “Otak pelaku adalah inisial ASS. Perannya pertama sebagai pemberi ide, kemudian ikut memodali, membeli mesin, dan juga pengatur pemerintahan terkait,” jelasnya.

    Daftar 19 Tersangka Uang Palsu UIN

    Hingga kini polisi telah menetapkan 19 tersangka sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Satu  orang yang masuk dalam Daftar Pencairan Orang (DPO) kasus uang palsu UIN Alauddin, AR, jadi tersangka.

    Penangkapan AR diungkap Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak.

    “Sudah ditangkap satu orang (DPO) inisial AR,” Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak, kepada Tribun-Timur.com, Minggu (29/12/2024)

    “Jadi DPO saat ini sisa dua orang,” ucap mantan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar.

    AR menjadi tersangka ke-19 kasus uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Penangkapan AR hanya selang sehari penetapan tersangka Annar Salahuddin Sampetoding.

    Berikut nama, profesi, dan peran 19 tersangka:

    1. Dr Andi Ibrahim (54)

    Dosen dan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar warga BTN Minasa Maupa.

    Perannya melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    2. Mubin Nasir bin Muh Nasir (40)

    Karyawan honorer, warga Bukit Tamarunang, Gowa.

    Perannya melakukan pengedaran uang palsu dan  transaksi jual beli uang palsu.

    3. Kamarang Dg Ngati bin Dg Nombong (48)

    Juru masak, warga Gantarang, Gowa perannya, melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    4. Irfandy MT, SE bin Muh Tahir (37)

    Karyawan swasta, warga Minasa Upa, Makassar.

    Perannya membantu mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    5. Muhammad Syahruna (52)

    Wiraswasta, warga Ujung Pandang Baru, Makassar.

    Perannya:

    – memproduksi uang palsu.

    – melakukan transaksi jual beli uang palsu dan bahan baku produksi yang digunakan pelaku untuk memproduksi pembuatan mata uang palsu merupakan hasil pengiriman uang biaya pembelian bahan baku produksi berinisial AAS.

    6. John Biliater Panjaitan (68 tahun)

    Wiraswasta, warga Mangkura, Makassar.

    Peran melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    7. Sattariah alias Ria binti Yado (60)

    Ibu rumah tangga, warga Batua, Makassar.

    Perannya melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    8. Dra Sukmawati (55)

    PNS guru, warga Makassar.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dengan membeli kebutuhan sehari-hari dan  melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    9. Andi Khaeruddin (50 tahun)

    Pegawai bank, warga Makassar, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    10. Ilham (42) 

    Wiraswasta, warga Rimuku, Sulawesi Barat, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    11. Drs. Suardi Mappeabang (58)

    PNS, warga Simboro, Sulawesi Barat, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    12. Mas’ud (37) 

    Wiraswasta, warga Lekopadis, Sulawesi Barat.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    13. Satriyady (52)

    PNS, warga Binanga, Sulawesi Barat.

    Perannya melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    14. Sri Wahyudi (35)

    Wiraswasta, warga Rimuku, Sulawesi Barat.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    15. Muhammad Manggabarani (40 tahun)

    PNS, warga Rimuku, Sulawesi Barat.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan  melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    16. Ambo Ala, A.Md (42)

    Wiraswasta, warga Batua, Makassar, berperan melakukan pengedaran uang palsu, dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    17. Rahman (49)

    Wiraswasta, warga Simboro, Sulawesi Barat.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    18. Annar Salahuddin Sampetoding (ASS)

    Pengusaha asal Toraja.

    Peran pemberi ide, pemodal.

    19. AR

     

     

  • Terbongkarnya Pabrik Uang Palsu di Makassar: Petugas BRI Curigai Warna Merah Cerah

    Terbongkarnya Pabrik Uang Palsu di Makassar: Petugas BRI Curigai Warna Merah Cerah

    Makassar (beritajatim.com) – Kasus pembuatan uang palsu di Makassar berhasil diungkap setelah seorang petugas perbankan BRI mencurigai warna merah cerah pada uang setoran. Penemuan ini menjadi langkah awal terbongkarnya jaringan pembuatan uang palsu yang melibatkan mahasiswa program doktoral Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin.

    Petugas BRI yang enggan disebutkan namanya menceritakan kronologi kejadian tersebut. Kecurigaan bermula saat seorang nasabah BRI Link di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, mencoba menyetor uang senilai Rp500 ribu. Warna merah uang itu lebih terang ketimbang uang asli. Setelah dites lewat X-Ray, baru ketahuan palsu.

    Karyawan BRI Link segera meminta identitas nasabah tersebut dan melaporkan temuan itu ke tim Black Horse Unit Opsnal Reskrim Polsek Pallangga. Laporan ini memicu penyelidikan intensif oleh Ditreskrimsus Polda Sulawesi Selatan.

    Pada 14 Desember 2024, seorang pria berinisial AH ditangkap di sebuah rumah kos di Makassar. AH tertangkap tangan sedang mencetak uang palsu menggunakan peralatan khusus. Dalam penggeledahan, polisi menemukan barang bukti berupa uang palsu pecahan Rp100.000 dengan total nilai Rp446.700.000, alat cetak, serta bahan-bahan produksi lainnya.

    Lebih mengejutkan, pabrik uang palsu ini berlokasi di lantai tiga perpustakaan Kampus 2 UIN Alauddin Samata, Kelurahan Romangpolong, Kecamatan Somba Opu. Ini adalah jaringan terorganisir yang beroperasi secara rapi.

    Hasil interogasi mengungkap bahwa AH adalah mahasiswa program doktoral UIN Alauddin. Ia mengaku mempelajari teknik pembuatan uang palsu secara otodidak melalui internet. Dugaan keterlibatan pihak lain dalam jaringan ini sedang diselidiki lebih lanjut oleh pihak kepolisian.

    Pihak UIN Alauddin Makassar telah mengonfirmasi status AH sebagai mahasiswa mereka. Rektor UIN Alauddin menyatakan akan memberikan sanksi akademis tegas apabila AH terbukti bersalah di pengadilan. Kampus juga berkomitmen bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mendukung proses hukum.

    Kasus ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap peredaran uang palsu. Polisi mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika menemukan uang yang mencurigakan. Penangkapan AH menjadi langkah awal untuk membongkar jaringan lebih luas. [beq]

  • Kemenag Kembali Salurkan Santunan PDSK Lahan UIII

    Kemenag Kembali Salurkan Santunan PDSK Lahan UIII

    DEPOK – Kementerian Agama RI bersama Tim Terpadu Penertiban Lahan Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) menggelar penyaluran dana santunan atas 236 dan 453 bidang garapan di atas lahan UIII, Senin, 6 Januari 2025 hingga Jumat, 10 Januari 2025 mendatang.

    Penyaluran Dana Santunan ini sebagai tindak lanjut atas terbitnya Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 593/Kep. 583-Disperkim/2024 dan No: 593/Kep.582-Disperkim/2024 tentang Penerima dan Besaran Nilai Santunan serta Mekanisme dan Tata Cara Pemberian Santunan bagi Masyarakat Terkena Dampak Sosial Kemasyarakatan Dalam Rangka Penyediaan Tanah untuk Pembangunan Kampus UIII.

    Memberikan sambutannya, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof Dr Phil Sahiron MA menuturkan, penyaluran santunan sebagai bagian dari Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan kali ini sekaligus menjadi penanda, buah dari kerja keras pihak-pihak yang terlibat sejak pencanangan berdirinya Kampus UIII di Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, terutama warga penggarap yang secara kooperatif membantu terlaksananya upaya penyediaan lahan kampus Islam Internasional pertama di Indonesia ini.

    “Proses yang panjang ini hingga bisa sampai hari ini itu salah satunya adalah kontribusi bapak ibu semua, jadi turut memberikan kontribusi agar cita-cita bangsa Indonesia, Indonesia Emas tadi bisa tercapai,” ujar Prof Sahiron dihadapan para penerima santunan yang hadir di Gedung Rektorat UIII, Cisalak, Depok, Senin, 6 Januari 2025.

    Guru Besar UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta ini menjelaskan, didirikannya UIII merupakan salah satu upaya menyongsong Indonesia Emas 2045, dimana Bangsa Indonesia telah bercita-cita mencetak generasi emas yang tak hanya unggul di bidang sains dan teknologi, tetapi juga memegang teguh nilai-nilai keagamaan.

    “Unggul dalam ilmu pengetahuan, sains dan teknologi, di sisi lain memiliki nilai-nilai spiritualitas keagamaan yang dewasa, yang memperhatikan toleransi, memperhartikan kerukunan antara umat satu dengan umat lainnya,” tutur Prof Sahiron.

    Dalam kesempatan yang sama, Kabag Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Agama, PPK Khusus Lahan UIII, Abdullah Hanif, M Pd menuturkan rasa bangganya kepada Tim Terpadu yang sejak Terbitnya Perpres No. 57 Tahun 2016, peletakan batu pertama pada 5 Juni 2018, hingga saat ini senantiasa bersama warga penggarap mengawal pembangunan kampus yang digadang menjadi pusat peradaban Islam dunia ini.

  • Elfonda Terima Penghargaan dari USM Setelah Raih Juara Indonesia Super Fight Taekwondo

    Elfonda Terima Penghargaan dari USM Setelah Raih Juara Indonesia Super Fight Taekwondo

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Ketekunan, disiplin, dan semangat juang tinggi. Itulah yang menggambarkan perjalanan Elfonda Dandi Kurnia Putra, mahasiswa jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang (USM), yang berhasil meraih juara pertama pada ajang Indonesia Super Fight Taekwondo Championship yang digelar di Yogyakarta pada 2024 lalu.

    Sebagai penghargaan atas prestasinya yang membanggakan, USM memberikan apresiasi kepada Elfonda dalam sebuah acara penghargaan yang berlangsung di Auditorium Ir. Widjatmoko pada Jumat (3/1/2025).

    Elfonda, yang berasal dari Purwodadi, Jawa Tengah, sudah menekuni taekwondo sejak kecil. 

    “Saya mulai berlatih taekwondo di Gerobogan, dan dari sana saya belajar banyak tentang disiplin dan kesabaran. Setiap latihan mengajarkan saya untuk lebih kuat, baik fisik maupun mental,” ujar Elfonda dengan penuh semangat.

    Setelah beberapa waktu tinggal di Solo, ia memutuskan pindah ke Semarang untuk melanjutkan kuliah di USM pada semester ketiga.

    Di sinilah ia harus menghadapi tantangan baru: bagaimana menyeimbangkan antara kuliah di jurusan Teknik Informatika yang penuh tuntutan akademik dengan jadwal latihan taekwondo yang padat. 

    “Manajemen waktu adalah kunci. Dengan latihan rutin, kuliah, dan berusaha menjaga hubungan baik dengan dosen, saya bisa menyeimbangkan semuanya,” ungkap Elfonda, yang kini menjadikan manajemen waktu sebagai salah satu prinsip hidupnya.

    Berkat kerja kerasnya, Elfonda kini tidak hanya dikenal di kalangan kampus, tetapi juga di dunia olahraga nasional. 

    Sebagai penerima beasiswa 100 persen jalur non-akademis, ia merasa sangat terbantu oleh dukungan yang diberikan oleh USM. 

    “USM sangat mendukung saya, baik dari segi fasilitas maupun semangat. Beasiswa yang saya terima sangat membantu saya untuk fokus pada prestasi. Selain itu, dukungan dari dosen dan pihak kemahasiswaan juga sangat besar,” katanya.

    Penghargaan yang diterimanya dari USM semakin membuktikan bahwa kampus ini tidak hanya peduli terhadap prestasi akademik, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan ruang bagi mahasiswa berprestasi di bidang non-akademik. 

    “Ini adalah penghargaan yang luar biasa. Saya sangat bersyukur dan merasa dihargai. Ini semakin memotivasi saya untuk terus berjuang dan berprestasi,” tambah Elfonda.

    Tak hanya di ajang Indonesia Super Fight, Elfonda juga telah mengukir prestasi di berbagai kompetisi lainnya, seperti UIN Taekwondo Championship, Millenia Cup 4, dan Alligator Cup. 

    Bagi Elfonda, setiap kemenangan adalah sebuah proses yang membawa ia lebih dekat dengan tujuannya. 

    “Setiap kemenangan adalah langkah maju untuk meraih tujuan yang lebih besar. Saya ingin terus memberikan yang terbaik, baik di bidang akademik maupun taekwondo,” ujarnya dengan penuh tekad.

    Bagi Elfonda, perjalanan panjang untuk mencapai prestasi ini bukanlah hal yang mudah. Namun, ia selalu berpegang pada prinsip bahwa setiap usaha pasti akan membuahkan hasil. 

    “Bagi mahasiswa baru, saya ingin mengingatkan untuk selalu memanfaatkan masa muda dengan baik. Jangan takut untuk bermimpi besar dan mengejar impian kalian, baik di bidang akademik, olahraga, maupun kegiatan lain. Semua itu akan menjadi bekal untuk masa depan,”

    Di masa depan, Elfonda berharap bisa terus mengembangkan kariernya di dunia taekwondo dan menyelesaikan studi di USM dengan hasil terbaik. 

    “Saya ingin terus berprestasi, membawa nama baik USM di kancah nasional dan internasional, serta menjadi inspirasi bagi teman-teman lainnya,” tutup Elfonda, yang terus berjuang untuk meraih mimpi-mimpinya. (*)

  • Tidak Perlu Khawatir Penghapusan “Presidential Threshold”

    Tidak Perlu Khawatir Penghapusan “Presidential Threshold”

    Tidak Perlu Khawatir Penghapusan “Presidential Threshold”
    Pengajar pada Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Gunung Djati Bandung
    PUTUSAN
    Mahkamah Konstitusi (MK) yang cukup menggemparkan tentang ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden (
    presidential threshold
    ) membuat sejumlah orang khawatir atas dampak yang ditimbulkannya ke depan.
    Sebab, MK bukan sekadar membatalkan ambas batas raihan 20 persen kursi parlemen atau 25 persen raihan suara sah nasional, tapi juga menyatakan bahwa berapa pun besarannya, persentase ambang batas pencalonan pasangan presiden dan wakilnya bertentangan dengan Konstitusi.
    Kekhawatiran sejumlah pihak, di antaranya, terkait mandat kuasa dan legitimasi presiden terpilih, andaikan pasangan terpilih nanti adalah calon dari partai kecil yang minim kursi di parlemen.
    Atau, calon terpilih mendapatkan suara terbanyak, tapi dengan angka raihan yang tidak signifikan karena suara pemilih terdistribusi ke sejumlah kandidat yang berjibun.
    Jika terlalu banyak kandidat bersaing, maka suara pemilih dapat tersebar sangat tipis di antara calon. Dalam kondisi seperti ini, seorang kandidat hanya akan meraih mayoritas relatif, tidak meraih mayoritas absolut suara pemilih.
    Kondisi di atas dikhawatirkan akan menimbulkan instabilitas pemerintahan karena dinamika politik di parlemen yang tidak akan mudah dikendalikan.
    Atau karena presiden terpilih mendapatkan mandat mayoritas yang minim, sehingga akan terhambat menjalankan program-program pemerintahannya.
    Kekhawatiran sebagian orang di atas beralasan ketika menghubungkan raihan angka suara sebagai instrumen legitimasi pemerintahan.
    Namun, dalam demokrasi sejati, legitimasi bukan hanya soal angka, tetapi juga soal kemampuan aktor politik untuk mengelola dinamika politik.
    Paling tidak, kita memiliki dua hal yang dapat diandalkan untuk menghadapi “badai penghapusan ambang batas”, yaitu budaya politik dan aturan Konstitusi tentang sistem
    Pilpres
    .
    Budaya politik Indonesia tertandai oleh fleksibilitas tinggi dalam praktik koalisi. Kita memiliki sejarah bahwa koalisi politik di negeri ini mencerminkan semangat gotong royong, bukan sekadar perilaku politik pragmatis.
    Sampai pun dalam situasi dengan fragmentasi politik yang tajam, aktor-aktor politik di kita mampu menemukan jalan tengah untuk membangun koalisi pemerintahan.
    Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming saat ini melibatkan koalisi besar dari berbagai partai yang sebagiannya malah lawan kontestasi.
    Termasuk pada Pemilu 2004, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden hanya bermodalkan tiga partai kecil, yaitu Demokrat, PBB, dan PKPI pada putaran pertama. Seiring berjalannya waktu dan proses negosiasi, terbangunlah koalisi yang relatif kuat.
    Fleksibilitas koalisi di Indonesia didukung oleh struktur sosial dan budaya yang didasarkan nilai kompromi tinggi. Budaya ini memberikan ruang negosiasi politik untuk mengakomodasi berbagai pihak.
    Kerangka koalisi di negeri ini bertumpu pada jargon “musyawarah untuk mufakat”. Jargon ini cukup teruji dalam menyelesaikan konflik politik.
    Fleksibilitas koalisi di Indonesia memudahkan integrasi politik pasca-pemilu, sehingga pihak yang kalah tidak selalu menjadi oposisi yang keras.
    Partai-partai yang awalnya tidak mendukung presiden terpilih sangat mudah bersedia untuk bergabung dalam pemerintahan jika diberikan “bagian” yang memadai.
    Hal lain yang unik dari modal budaya politik kita adalah figur presiden yang menjadi “pusat gravitasi politik”. Presiden terpilih di kita selalu “memiliki energi alami” untuk menarik dukungan lintas partai dan menjadi katalis bagi terbentuknya koalisi yang luas.
    Satu hal lagi yang dapat digunakan mengantisipasi dampak “nol persen ambang batas” adalah kerangka konstitusi, dalam hal ini peraturan Pemilu Indonesia yang menganut sistem dua putaran (
    two-round system
    ).
    Sistem dua putaran memberikan rancangan bahwa meskipun putaran pertama mencerminkan fragmentasi politik, putaran kedua menawarkan konsolidasi politik melalui calon yang paling kuat.
    Pada putaran pertama, keberagaman kandidat mungkin lebih mencerminkan pluralitas ideologi dan kepentingan politik. Hal ini pun jangan dirisaukan, bukan kelemahan, melainkan modal demokrasi itu sendiri.
    Kehadiran kandidat yang beragam memungkinkan masyarakat untuk bisa menimbang dari spektrum pilihan yang lebih luas dan mendorong partisipasi politik lebih besar.
    Mungkin saja terlihat seperti “overload” kandidat, tapi putaran pertama sebenarnya berfungsi sebagai tahap “seleksi alami”, di mana kandidat dengan dukungan paling besar maju ke putaran berikutnya.
    Sementara itu, putaran kedua berfungsi sebagai mekanisme penyederhanaan politik.
    Di putaran kedua akan terbentuk konsolidasi. Kandidat yang tersisa akan membangun aliansi politik yang lebih besar untuk memenangkan suara mayoritas, sehingga presiden terpilih akan memiliki legitimasi yang lebih kuat.
    Dalam sistem dua putaran, kandidat yang maju ke tahap akhir sering kali bukan sekadar memiliki dukungan terbesar, tetapi juga mampu membangun koalisi lintas partai dan kepentingan.
    Proses ini mendorong terbentuknya pemerintahan yang relatif stabil karena presiden terpilih didukung oleh aliansi politik yang lebih luas dibandingkan pada putaran sebelumnya.
    Dengan demikian, penghapusan
    presidential threshold
    sebaiknya dilihat sebagai tantangan yang dapat dikelola daripada dilihat sebagai ancaman.
    Sekalipun tidak menggaransi apapun tentang kualitas pemimpin terpilih nanti, “ambang batas nol persen” adalah ekspresi dari komitmen kita terhadap demokrasi yang inklusif.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sosok Orang Pertama Bongkar Sindikat Uang Palsu UIN Makassar, Curiga Warga Bawa Pecahan Rp100 Ribu

    Sosok Orang Pertama Bongkar Sindikat Uang Palsu UIN Makassar, Curiga Warga Bawa Pecahan Rp100 Ribu

    TRIBUNJATIM.COM – Kasus sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar menjadi sorotan hingga kini.

    Para pelaku telah ditangkap oleh pihak kepolisian.

    Kini sosok orang pertama bongkar sindikat uang palsu UIN Makassar terungkap.

    Adapun sosok tersebut ialah petugas BRILink.

    Petugas tersebut curiga ketika ada warga yang datang membawa lima lembar uang pecahan Rp100 ribu.

    Petugas BRILink itu kemudian melaporkan kecurigaannya ke Polsek Palangga, Sulawesi Selatan.

    Dari sana lah kemudian pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar terbongkar.

    Kapolres Gowa AKPB Reonald Simanjuntak mengungkapkan, setelah mendapatkan laporan dari petugas BRILink tersebut, Polsek Pallangga berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Gowa mengembangkan laporan itu.

    Hingga akhirnya menemukan adanya pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin, Makassar. 

    Polisi lalu menyita sejumlah alat, termasuk alat cetak di perpustakaan UIN Alauddin Makassar yang didatangkan dari China seharga Rp 600 juta. 

    Selain itu juga disita ribuan lembar pecahan 100 ribu yang dipalsukan serta sejumlah tinta yang harganya Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per jenis.

    “Mereka juga sudah memesan tinta dari luar negeri yang harganya lebih dari Rp 20 juta per jenis, namun tidak bisa masuk karena dibanned bea cukai,” terang AKBP Reonald dikutip dari tayangan Fakta TVOne pada Senin (30/12/2024), dikutip dari Bangka Pos.

    Dari sana kemudian terungkap fakta bagaimana canggihnya mesin cetak uang palsu Andi Ibrahim dan Annar Salahuddin Sampetoding Cs ini.

    Bagaimana tidak, untuk membuat uang palsu ini, menurut Reonald, pelaku membutuhkan 11 kali proses pencetakan, 

    Operator uang palsu UIN Makassar ungkap bisa cetak Rp50 T dalam 3 hari. Awalnya belajar dari bos. (Tribunnews)

  • Nasib Tersangka Utama Kasus Pabrik Uang Palsu Annar Salahudin Makin Memburuk, Dirawat di Kamar VVIP

    Nasib Tersangka Utama Kasus Pabrik Uang Palsu Annar Salahudin Makin Memburuk, Dirawat di Kamar VVIP

    TRIBUNJATIM.COM – Tersangka utama kasus ‘pabrik’ uang palsu yang kini kondisi kesehatannya semakin memburuk.

    Sosok tersangka utama itu adalah Annar Salahuddin Sampetoding yang dirawat di RS Bhayangkara Makassar, Sulawesi Selatan.

    Diketahui, ia menjadi tersangka yang dirawat di kamar VVIP dengan penjagaan petugas kepolisian.

    Hanya orang tertentu saja yang dibolehkan untuk masuk, seperti anak, istri dan kuasa hukumnya.

    Annar dilarikan ke rumah sakit setelah menjalani pemeriksaan kasus uang palsu pada Sabtu (28/12/2024) lalu.

    Kuasa hukum Annar, Saparuddin Boy, menyatakan kondisi kesehatan kliennya terus menurun.

    Fisiknya juga mulai berubah terutama di bagian wajah yang semakin tirus.

    “Dia semakin kurus,” ucapnya, Jumat (3/1/2025).

    Di kamar VVIP tersebut Annar mendapat sejumlah fasilitas seperti single bed, pendingin atau AC, kulkas, televisi, wifi, sofa hingga toilet.

    Sebelum ditetapkan tersangka, Annar memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat sehingga kondisinya semakin parah.

    Diketahui, pengusaha asal Makassar tersebut merupakan tersangka utama pembuatan uang palsu di UIN Alaudin Makassar.

    Annar berperan sebagai investor dan menjalankan aksinya sejak 2022.

    Akibat perbuatannya, Annar dijerat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, dengan ancaman pidana penjara hingga 15 tahun dan denda Rp 50.000.000.000.

    Sebelumnya, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan sakit yang dialami Annar Salahudin tidak menghalangi proses penyidikan.

    “Proses hukum tetap berjalan. Ada sedikit penundaan, tapi tidak menghambat penyidikan,” tegasnya.

    Reonald memastikan seluruh barang bukti aman meski tersangka utama sakit.

    “Kami yakin bukti sudah cukup. Dia juga memberikan keterangan secara kooperatif,” sambungnya.

    Pengakuan Operator Mesin

    Syahruna, seorang wiraswasta asal Ujung Pandang Baru, Kota Makassar, Sulawesi Selatan memiliki peran penting dalam pembuatan uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

    Syahruna diperintah Annar Salahuddin Sampetoding membujuk Andi Ibrahim agar mesin pencetak uang masuk ke kampus.

    Pembuatan uang palsu di UIN Alauddin dilakukan sejak 2022 dan sebelumnya dibuat di rumah Annar Salahuddin Sampetoding di Makassar.

    Syahruna menjelaskan 19 tahapan pembuatan uang palsu sebelum diedarkan ke masyarakat.

    “Ada 19 tahapan, kalau ada salah satu tahapan rusak, maka gagal dan dibuang.”

    “Dari 19 tahapan itu harus lulus semua,” ucapnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Selasa (31/12/2024).

    Pria yang belajar mencetak uang palsu secara otodidak ini mengatakan ada dua tahapan penting yang harus dilakukan yakni pembuatan benang pengaman dan tanda air.

    “Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu),” terangnya.

    Produksi uang palsu dilakukan secara bertahap dari satu rim atau 500 lembar kemudian bertambah.

    Ia menambahkan seluruh bahan produksi didatangkan dari China termasuk mesin pencetak uang palsu seharga Rp600 juta.

    Syahruna sebagai operator mesin pencetak uang palsu, sedangkan Andi Ibrahim selaku koordinator.

    Mesin tersebut berada di dekat kamar mandi perpustakaan UIN Alauddin.

    “Dikasih peredam agar nggak kedengeran. Jendela semua ditutup,” lanjutnya.

    Proses produksi dilakukan sejak pukul 11.00 WITA hingga 17.00 WITA.

    Menurut Syahruna, Andi Ibrahim meminta para tersangka bekerja sesuai jam yang telah ditentukan karena ada satpam yang rutin berkeliling kampus.

    Syahruna mengaku terjerumus dalam kasus ini karena permintaan bosnya sendiri, Annar Salahuddin Sampetoding.

    Ia tergiur iming-iming yang ditawarkan Annar sehingga membantu mencarikan mesin pencetak uang hingga mempelajarinya secara otodidak.

    “Dijanjikan juga dibelikan tanah dan rumah,” tukasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com

     

  • Otak Uang Palsu UIN Alauddin Annar Sampetoding Akan Dijemput Polisi dari Rumah Sakit – Halaman all

    Kesehatan Annar Salahuddin Memburuk usai Ditetapkan Tersangka Uang Palsu, Dirawat di Ruang VVIP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Annar Salahuddin Sampetoding, tersangka utama dalam kasus pembuatan uang palsu, saat ini dirawat di RS Bhayangkara Makassar.

    Sudah seminggu ia menjalani perawatan di kamar VVIP dengan pengawasan ketat dari petugas kepolisian.

    Hanya anggota keluarga dan kuasa hukumnya yang diperbolehkan menjenguk.

    Annar dilarikan ke rumah sakit setelah menjalani pemeriksaan pada Sabtu, 28 Desember 2024.

    Kuasa hukum Annar, Saparuddin Boy, mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan kliennya semakin memburuk.

    “Fisiknya juga mulai berubah, terutama di bagian wajah yang semakin tirus. Dia semakin kurus,” ungkapnya pada Jumat, 31 Desember 2024.

    Meskipun dirawat di kamar VVIP yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti pendingin ruangan, televisi, dan wifi, kondisi kesehatan Annar tetap menjadi perhatian.

    Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Annar diketahui memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat, yang semakin memperparah kondisinya.

    Annar Salahuddin merupakan tersangka utama dalam kasus pembuatan uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

    Ia berperan sebagai investor dan menjalankan aksinya sejak tahun 2022.

    Annar dijerat dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, dengan ancaman pidana hingga 15 tahun penjara dan denda Rp 50 miliar.

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, menyatakan bahwa kondisi kesehatan Annar tidak menghalangi proses penyidikan.

    “Ada sedikit penundaan, tapi tidak menghambat penyidikan. Kami yakin bukti sudah cukup,” tegasnya.

    Pengakuan Operator Mesin

    Syahruna, seorang wiraswasta asal Ujung Pandang Baru, mengungkapkan perannya dalam pembuatan uang palsu di UIN Alauddin.

    Ia diperintahkan oleh Annar untuk membujuk Andi Ibrahim agar mesin pencetak uang dapat masuk ke kampus.

    Syahruna menjelaskan bahwa ada 19 tahapan dalam pembuatan uang palsu yang harus dilalui.

    “Kalau ada salah satu tahapan yang rusak, maka gagal dan dibuang,” katanya.

    Ia juga menyebutkan bahwa seluruh bahan produksi didatangkan dari China, termasuk mesin pencetak seharga Rp 600 juta.

    Proses produksi berlangsung dari pukul 11.00 WITA hingga 17.00 WITA, dengan pengawasan ketat untuk menghindari deteksi.

    Syahruna mengaku terjerumus dalam kasus ini karena iming-iming dari Annar yang menjanjikan tanah dan rumah.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Kondisi Terkini Annar Salahuddin Sampetoding Tersangka Utama Sindikat Uang Palsu

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Sayyid Zulfandi/Muslimin Emba) 

  • Netflix dan Revolusi Konsumsi Hiburan

    Netflix dan Revolusi Konsumsi Hiburan

    Jakarta – Ketika Netflix pertama kali diluncurkan sebagai layanan penyewaan DVD, hanya sedikit yang membayangkan bahwa platform ini akan menjadi pelopor revolusi hiburan digital global. Dari awalnya sekadar penyewaan DVD sederhana hingga pengembangan platform besar dengan jutaan pelanggan di seluruh dunia, Netflix tidak hanya mengubah cara kita mengonsumsi konten, tetapi juga mengubah banyak aspek perilaku manusia modern. Tetapi, apakah perubahan ini sepenuhnya positif?

    Budaya Binge Watching

    Salah satu kenyataan yang paling menarik perhatian adalah budaya binge watching, di mana seseorang dapat menonton beberapa episode bahkan satu musim serial sekaligus. Di satu sisi, kemudahan ini memberikan penonton akses penuh terhadap hiburan mereka. Namun, di sisi lain, kebiasaan ini sering mengorbankan waktu tidur, produktivitas, dan interaksi sosial.

    Menurut survei Nielsen, sekitar 61% pengguna Netflix mengaku sering menghabiskan waktu untuk menuntaskan sebuah serial dalam sekali duduk. Perubahan ini bahkan mempengaruhi cara kita menilai waktu luang. Aktivitas yang sebelumnya dihabiskan untuk membaca buku, berolahraga atau bersosialisasi sekarang sering tergantikan oleh peralatan elektronik. Pertanyaannya, apakah kita lebih bahagia menggunakan pola ini, atau justru merasa lebih terisolasi?


    Algoritma Cerdas

    Netflix menggunakan algoritma cerdas yang dapat menyesuaikan rekomendasi berdasarkan preferensi pengguna. Meskipun ini terdengar seperti inovasi luar biasa, dampaknya tidak selalu positif. Algoritma ini sering menciptakan echo chamber, di mana kita hanya dipaparkan konten yang sesuai dengan minat kita, yang dapat mengurangi kesempatan untuk mengeksplorasi hal-hal baru.

    Selain itu, algoritma ini mendorong pada konsumsi yang berlebihan. Setelah menonton satu episode, kita langsung ditawari episode berikutnya tanpa henti, dengan fitur autoplay tersebut membuat kita semakin sulit untuk memutuskan berhenti.


    Dampak Sosial-Ekonomi

    Dari sudut pandang sosial, Netflix berdampak pada pola interaksi keluarga. Menonton televisi yang dulunya merupakan aktivitas kolektif, kini sering dilakukan secara individu. Sekarang, setiap orang tenggelam dalam perangkat mereka dan menonton sesuai preferensi pribadi. Ritual kolektif ini perlahan mulai menghilang dan digantikan oleh individualisme digital.

    Dari sisi ekonomi, Netflix menciptakan peluang dan risiko baru. Industri kreatif seperti penulis skenario, sutradara, dan aktor akan diberikan platform untuk berkarya tanpa bergantung pada studio besar. Namun, industri lokal seperti bioskop dan televisi tradisional harus berjuang keras agar tetap eksis di tengah dominasi streaming.


    Mengembalikan Keseimbangan

    Tidak diragukan lagi, Netflix telah memberikan perubahan besar. Bagaimanapun kita sebagai konsumen harus lebih berhati-hati dalam memanfaatkan teknologi ini. Langkah-langkah kecil yang dapat kita ambil untuk menikmati hiburan tanpa kehilangan keseimbangan hidup adalah dengan mengatur waktu menonton film, memprioritaskan aktivitas lain yang mendukung kesehatan fisik dan mental, serta tetap menjalin interaksi dengan orang lain secara langsung.

    Pada akhirnya, teknologi hanyalah alat. Bagaimana cara kita menggunakannya adalah kunci untuk menentukan apakah perubahan ini membawa manfaat atau justru merugikan. Jadi, kapan terakhir kali Anda menonton Netflix dengan bijak?Amara Khayyirah Muthiah mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    (mmu/mmu)

  • Mengawali 2025, FEBI UIN Saizu Adakan Pembekalan PPL dan Workshop Tata Kelola Perusahaan

    Mengawali 2025, FEBI UIN Saizu Adakan Pembekalan PPL dan Workshop Tata Kelola Perusahaan

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO — Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto membuka Tahun 2025 acara Pembekalan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Periode 1. 

    Acara ini berlangsung pada Jumat, 3 Januari 2025, dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan staf akademik. Kegiatan tersebut bertujuan memperkuat integrasi antara teori dan praktik, menegaskan komitmen FEBI dalam mencetak lulusan yang siap menghadapi dunia kerja.

    PPL: Menghubungkan Teori dan Praktik

    Dekan FEBI UIN Saizu Purwokerto, Dr. Jamal Abdul Aziz menyampaikan, PPL dirancang untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis yang akan diterapkan langsung di lapangan.

    Program ini melibatkan tiga tahap, yaitu pembekalan, pelaksanaan, dan ujian. Dalam periode ini, mahasiswa akan dikirim ke berbagai lokasi untuk menerapkan teori yang telah dipelajari selama perkuliahan.

    “Anggap setiap tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang,” ujarnya. Dr. Jamal mendorong mahasiswa untuk terus bersemangat, tekun, dan terbuka dalam mempelajari berbagai situasi selama PPL berlangsung.

    Sementara itu, Ketua Laboratorium FEBI, Dr. Yoiz Sofwa Safrani menekankan pentingnya pengalaman lapangan sebagai bagian penting dalam perjalanan akademik mahasiswa. “PPL adalah kesempatan emas untuk membuktikan potensi kalian. Kesuksesan adalah hasil dari tekad dan dedikasi yang kuat,” tegasnya.

    Menurutnya, kegiatan PPL tidak hanya bertujuan meningkatkan kompetensi teknis mahasiswa, tetapi juga membentuk empat pilar kompetensi utama: personal, profesional, sosial, dan layanan. “Dengan empat kompetensi ini, mahasiswa diharapkan mampu menjadi profesional yang kompeten di bidangnya,” tambahnya.

    Workshop Upgrading Knowledge: Tata Kelola dan Tata Kerja Perusahaan

    Setelah pembekalan PPL, acara dilanjutkan dengan Workshop Upgrading Knowledge Tata Kelola dan Tata Kerja Perusahaan. Workshop ini menghadirkan dua pemateri dari luar fakultas yang ahli di bidangnya.

    Supervisor Rumah BUMN Purbalingga, Basuki Rahmat membuka sesi pertama dengan materi tentang “Kompetensi Managing Rumah BUMN”. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam meningkatkan kompetensi kerja.

    Pada sesi kedua, Eko Imam Muslimin, Asisten Supervisor, membawakan materi terkait motivasi, komitmen, dan semangat kerja. Ia menyoroti lima unsur semangat kerja, yaitu: presensi, disiplin kerja, kerjasama, tanggung jawab dan produktivitas kerja.

    “Kelima unsur ini adalah fondasi utama dalam membangun budaya kerja yang produktif,” ungkap Eko Imam Muslimin.

    Harapan dan Penutupan

    Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Wakil Dekan 1 FEBI, Dr. Akhmad Fauzan. Ia menyampaikan harapan agar program PPL berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi mahasiswa. “Semoga kegiatan ini menjadi bekal berharga dalam perjalanan akademik dan profesional mahasiswa FEBI,” tutupnya.

    Pembekalan PPL dan workshop ini menjadi langkah strategis FEBI UIN Saizu dalam mempersiapkan mahasiswa untuk berkontribusi di dunia kerja dengan kompetensi yang teruji dan sikap profesional.

    UIN Saizu Maju, UIN Saizu Unggul!!!