Institusi: UIN

  • Pertemuan Prabowo-Megawati Simbolis karena Secara Prinsip PDI-P Dukung Pemerintah

    Pertemuan Prabowo-Megawati Simbolis karena Secara Prinsip PDI-P Dukung Pemerintah

    “Pertemuan Prabowo-Megawati Simbolis karena Secara Prinsip PDI-P Dukung Pemerintah”
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengamat Politik Adi Prayitno berpandangan, jika pertemuan antara Presiden
    Prabowo
    Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (
    PDI-P
    )
    Megawati
    Soekarnoputri terjadi maka itu hanya simbolis saja.
    Sebab, Adi berpadangan bahwa PDI-P pada prinsipnya sudah mendukung total pemerintahan Presiden Prabowo meski tidak secara resmi bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
    “Jadi pertemuan Prabowo dan Mega itu sebatas simbolis sebenarnya karena secara prinsip tanpa bertemu sekalipun PDI-P dukung total Prabowo. Di Indonesia, hal yang sifatnya simbolis dianggap penting,” kata Adi saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Kamis (3/4/2025).
    Sebagai informasi, PDI-P hingga kini belum pernah menyatakan partainya bergabung ke KIM Plus yang mendukung pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
    Akan tetapi, menurut Adi, sikap PDI-P sepanjang
    pemerintahan Prabowo
    ini terlihat mendukung kebijakan pemerintah.
    “Sebenarnya secara prinsip tanpa bertemu sekalipun sudah terjadi kerja sama antara PDI-P dengan Gerindra. Buktinya semua kebijakan politik Prabowo, PDI-P dukung total,” ujar Adi.
    Lebih lanjut, dosen dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan, tidak ada dampak signifikan dari
    pertemuan Prabowo dan Megawati
    untuk masyarakat.
    Pertemuan Prabowo dan Presiden ke-5 RI itu dinilai hanya penting bagi para elite negara sebagai wujud keharmonisan.
    “Untuk rakyat tidak ada, tapi pada level elite ada dampaknya. Secara simbolik kedua tokoh harmonis dan guyub,” kata Adi.
    Sebagai informasi, wacana pertemuan Megawati dan Prabowo Subianto sudah sejak lama bergulir tetapi tidak kunjung terealisasi.
    Gembar-gembor isu pertemuan keduanya juga sudah muncul menjelang pelantikan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober 2024.
    Beberapa waktu terakhir ini, wacana pertemuan Megawati dan Prabowo kembali mencuat lagi.
    Khususnya setelah anak tunggal Prabowo, Didit Hediprasetyo bersilaturahmi ke kediaman Megawati di Hari Idul Fitri 1446 Hijriah pada 31 Maret 2025.
    Putri Megawati sekaligus Ketua DPP PDI-P Puan Maharani mengatakan pertemuan Prabowo dan ibunya akan dilakukan secepatnya.
    “Secepatnya,” ujar Puan di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (2/4/2025).
    Hal sama juga dinyatakan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang juga ada di lokasi bersama Puan.
    Namun, Dasco enggan membeberkan tanggal pasti dari pertemuan Prabowo dan Megawati.
    “Nah itu sama-sama, sepakat, itu secepatnya. Secepatnya itu kapan, ayo kita tunggu saja,” kata Dasco.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Makin Menguat, Warna Logo UGM Meragukan

    Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Makin Menguat, Warna Logo UGM Meragukan

    GELORA.CO – Alumni UGM dr Rismon Hasiholan Sianipar mengatakan bahwa semakin menguat dugaan ijazah palsu ioko Widodo.

    Mantan Presiden RI ke-7 Jokowi mengklaim lulusan S1 Kehutanan UGM tahun 1985 .

    Akan tetapi, ijazahnya sangat berbeda dengan ijazah asli yang dikeluarkan pada tahun 1986.

    Lulusan UGM 1998 Fakultas Teknik Elektero itu lalu membandingkan ijazah Jokowi dengan seorang alumni fakultas Kehutanan yang lulus tahun 1986.

    Hal itu diunggah Rismon di kanal YouTube Balige Academy, pada Senin, 1 April 2025.

    Risman Sianpiar berharap Jokowi mengakui apa yang terjadi,  karena tidak ada alumni UGM yang malu-malu kucing mengakui alumi UGM.

    Karena masuknya susah, apalagi lulusnya, jadi harusnya dia bangga.

    “Seorang alamni Gajahmada, bahkan over confident, jadi bukan ketika diminta, itu yang membuktikan, itu bukan seorang alumni gajahmada,” jelasnya.

    Seorang alumni, pasti dia bangga, dengan almameternya.

    “kalau bukan alumni, saatnya mengatakan yang sesungguhnya,” tandasnya.  

    Keanehan lain yang disampaikan Rismon sebelumnya adalah font Times New Roman, yang ada di ijazah Joko Widodo, padahal tahun 1985.

    Rismon kemudian menunjukkan lembar ijazah, UGM di Twitter, ini tampilan ijazah tahun 1986, bukan font Times New Roman.

    Times New Roman belum ada pada era 1980-an dan 1990-an.

    “Logonya ini, masih sederhana, belum berkilau-kilau cantik keemasan,” kata.

    Perbedaan wartermark yang sangat cantik ijasah Joko Widodo.

    Di ijazah katanya Pak Joko Widodo, sudah ada keemasan. Grafiknya berbeda.

    Ijazah tahun 1986 lebih kehijauan, di sini sudah memperkuat analisa tentang font, penggunakan font sangat langka.

    “Ini memperkuat argumentasi saya, dari sisi logo.

    Kalau dari watermark logo UGM, menurutnya, analisanya semakin kuat. Tahun 1986 logonya seperti itu, seragam, hijau-hjau saja yang tahun 1986.

    Sementara itu ijazah Jokowi tahun 1985, distribusi warna kuning, bersama hijau, seperti warna emas.

    Tampilan foto yang diakui Joko Widodo, pakai kacamata.  Untuk lulusan  tahun 1998, sarjana Elektro, tidak ada yang pakai kacamata.

    Padahal itu di sekitar mata, penting sekali untuk identifikasi, ini otot otot kunci manusia, secara ilmiah, itu tidak boleh.

    Di sekitar mata, ada titik-titik kunci untuk identifikasi.

    “Pad t ahun 1985 ini, ini kok boleh. Saya bingung, 1998 saja saya lulus, tidak ada yang berkaca mata, harus dilepas,” ucapnya.

    Pihanya akan telusuri dan memerlukan dokumen UGM, kapan foto ijhazah membolehkan pakai kacamata.

    “Setelah ditelusuri, yang ada tahun 2020 an. Kalau ini ada, maka ini pasti palsu,” jelasnya.

     “Tidak perlu analisa font, tidak perlu analisi teknologi, in deta analisis, radio karbon sifortin di tingkat analisis,” katanya.

    “itu tidak penting, ini saja kalau kita dapat argumen, dapat dokumen,  kalau saat itu tidak boleh pakai kacamata, ini palsu,” papar Rismon.

     Ia membandingkan, di FT UI, pakaian formal dan tidak berkacamata, pas foto menghadapi ke depan, memakai jas, berdasi tidak menggunakan akseseori kaca mata.  

    “Karena UGM belum tentu terbuka soal itu.   DI UIN Sunan Kalijaga, tahun 2021, kacamata tidak boleh, “ pungkasnya.

    Sementara itu, pihak UGM menyangkal bahwa ijazah Jokowi palsu.

    Ijazah tersebut adalah dokumen asli yang dikeluarkan dari universitas.

    “Perlu diketahui, ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli. Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan mengenal baik beliau,” kata Dekan Fakultas Kehutanan, Sigit Sunarta dalam situs UGM.

    “Beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama) beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,” kata Sigit. ***

  • Kerja Sama dengan Unud Tuai Protes Mahasiswa, Kodam IX/Udayana Tegaskan Ini

    Kerja Sama dengan Unud Tuai Protes Mahasiswa, Kodam IX/Udayana Tegaskan Ini

    Agung menegaskan seluruh kegiatan dalam kerja sama murni bersifat edukatif dan tetap berpegang pada tri dharma perguruan tinggi, tidak akan mengganggu independensi akademik, dan tidak ada sama sekali agenda militerisasi.

    “Kami memahami kekhawatiran mahasiswa, tetapi kami tegaskan TNI hadir sebagai mitra, bukan untuk mendominasi,” ujarnya dilansir jpnn.

    Program seperti pelatihan bela negara nonmiliteristik, kuliah umum kebangsaan, dan pengabdian masyarakat justru bertujuan memperkuat rasa cinta tanah air dan kedisiplinan, semua proses tetap mengacu pada regulasi yang berlaku.

    Selain dengan Universitas Udayana, sinergi institusi TNI dengan lembaga perguruan tinggi juga telah terjalin dengan beberapa perguruan tinggi.

    Beberapa universitas ternama yang telah menjalin kerja sama akademik dengan TNI, di antaranya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta, dan Universitas Negeri Malang.

    Kerja sama itu umumnya bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mendorong penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan.

    Kolonel Agung berharap mahasiswa dapat melihat ini sebagai upaya positif untuk memajukan pendidikan, bukan sebagai ancaman.

    “Salah satu tujuan nasional kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD, dan kita harus implementasikan itu karena bangsa yang cerdas akan membentuk negara yang kuat,” tuturnya.

    Dengan penjelasan ini, Agung berharap polemik dapat diatasi melalui komunikasi yang konstruktif sehingga sinergi antara TNI dan dunia pendidikan benar-benar membawa manfaat bagi seluruh civitas akademika. (fajar)

  • Ratusan Ribu Jamaah Salat Idulfitri Bareng Presiden Prabowo di Masjid Istiqlal

    Ratusan Ribu Jamaah Salat Idulfitri Bareng Presiden Prabowo di Masjid Istiqlal

    Jakarta (beritajatim.com) – Shalat Idulfitri 1 Syawal 1446 H tingkat kenegaraan berlangsung khidmat di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Senin (31/3/2025). Acara ini dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, serta Menteri Agama Nasaruddin Umar. Sejumlah pejabat negara, duta besar negara sahabat, serta jajaran eselon I dan II Kementerian Agama juga turut hadir dalam pelaksanaan ibadah tersebut.

    Sejak pukul 04.00 WIB, jemaah sudah mulai memadati area masjid. Diperkirakan lebih dari 150.000 orang mengikuti Shalat Idulfitri tahun ini. Setiap lantai Masjid Istiqlal terisi penuh, bahkan ribuan jemaah terlihat menggelar sajadah di halaman luar masjid. Area parkir Masjid Istiqlal hingga area parkir Katedral Jakarta juga dipenuhi kendaraan jemaah yang datang dari berbagai daerah.

    Shalat Idulfitri dimulai tepat pukul 07.00 WIB dan selesai pukul 07.45 WIB. Rangkaian ibadah dipimpin oleh Salim Ghazali sebagai Imam I, Ahmad Husni Ismail sebagai Imam II, Ilham Mahmuddin sebagai Bilal I, dan Abdullah Sengkang sebagai Bilal II. Khotbah Idulfitri disampaikan oleh Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Tholabi Kharlie, dengan tema “Merawat Kemabruran Puasa”.

    Menteri Agama Nasaruddin Umar, yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal, menegaskan bahwa panitia telah menyediakan klinik dan tim medis untuk menangani jemaah yang membutuhkan bantuan kesehatan.

    “Kami menyediakan tim medis dan klinik di area bawah untuk menangani jamaah yang membutuhkan bantuan kesehatan,” ujar Nasaruddin Umar, dikutip Beritajatim.com dari laman resmi Kemenag RI.

    Dalam aspek keamanan, Masjid Istiqlal dilengkapi dengan lebih dari 160 CCTV berbasis biometrik yang mampu mendeteksi wajah hingga jarak 500 meter.

    “Keamanan di Masjid Istiqlal sangat ketat, dengan lebih dari 160 CCTV berbasis biometrik. CCTV ini dapat mendeteksi wajah hingga jarak 500 meter dan langsung mengidentifikasi data seseorang. Sehingga, siapapun yang berniat melakukan tindakan kriminal akan segera terdeteksi. Alhamdulillah, hingga saat ini tidak ada isu keamanan yang mengkhawatirkan di Masjid Istiqlal,” lanjutnya.

    Pelaksanaan Shalat Idulfitri 1446 H di Masjid Istiqlal berlangsung dengan tertib dan aman. Ribuan jemaah mengikuti ibadah dengan khidmat, menjadikan momentum Lebaran sebagai ajang silaturahmi dan refleksi setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan. [ian]

  • 1
                    
                        Didit Hediprasetyo, Anak Prabowo yang Luwes Rajut Komunikasi Politik 
                        Nasional

    1 Didit Hediprasetyo, Anak Prabowo yang Luwes Rajut Komunikasi Politik Nasional

    Didit Hediprasetyo, Anak Prabowo yang Luwes Rajut Komunikasi Politik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Putra tunggal Presiden
    Prabowo Subianto
    ,
    Didit Hediprasetyo
    , menjadi sorotan usai mengunjungi sejumlah tokoh nasional pada hari pertama Idul Fitri 1446 Hijriah, Senin (31/3/2025).
    Pada hari pertama Lebaran ini, Didit terlihat mengunjungi kediaman Presiden ke-5 RI
    Megawati Soekarnoputri
    di Menteng, Jakarta Pusat.
    Didit hanya tersenyum setelah satu jam berada di dalam kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan itu.
    Berselang beberapa jam, Didit sudah terlihat berada di Solo, Jawa Tengah untuk berlebaran ke rumah Presiden ke-7 RI
    Joko Widodo
    (Jokowi).
    Sebelum ayahnya naik ke kursi nomor satu di Indonesia, Didit diketahui fokus di dunia tata busana atau fashion.
    Nama Didit lebih dikenal sebagai desainer papan atas berkat karya-karyanya. Terlebih, rancangannya rutin mengisi panggung peragaan Paris Fashion Week.
    Gaun rancangan Didit juga pernah dikenakan sejumlah tokoh publik, baik mancanegara maupun nasional. Misalnya, Anggun C Sasmi dan Carly Rae Jepsen.
    Beberapa waktu yang lalu, tepatnya, Minggu (23/3/2025), postingan di Instagram milik Annisa Pohan, istri dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menarik perhatian publik.
    Dalam foto itu, terlihat semua anak presiden hingga cucu dan mantu mereka berkumpul untuk merayakan ulang tahun Didit yang ke-41.
    Mereka yang terlihat hadir antara lain, Wakil Presiden Gibran Rakabuming dan Selvi Ananda, Kaesang Pangarep, dan Erina Gudono.
    Kemudian, ada Puan Maharani, Guruh Soekarnoputra, Pinka Hapsari, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Annisa Pohan, serta Siti Rubi Aliya Rajasa. Hadir juga Yenny Wahid dan Ilham Habibie.
    Kedatangan Didit berlebaran ke Megawati disebut menjadi pertanda kalau hubungan Prabowo Subianto dengan pendahulunya itu baik dan akrab.
    Juru Bicara PDI Perjuangan Ahmad Basarah kembali menekankan soal hubungan antara Prabowo dan Megawati yang selama ini baik-baik saja.
    “Karena Ibu Mega berulang-ulang mengatakan bahwa hubungan pribadi antara Ibu Mega dan Pak Prabowo itu sangat baik sejak dulu hingga sekarang,” ujar Basarah saat ditemui di depan rumah Megawati di Menteng, Jakarta Pusat, pada hari Idul Fitri 1446 Hijriah, Senin (31/3/2025).
    Didit sendiri terkenal dekat dengan keluarga Megawati. Hal ini terlihat dari pertemanan Didit dengan cucu Megawati, Pinka Haprani yang merupakan anak dari Puan Maharani.
    “Mas Didit juga sahabat baik dengan Mbak Pinka, cucu Ibu Mega, putri Mbak Puan Maharani,” kata Basarah lagi.
    Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani yang juga bersilaturahmi ke rumah Megawati di hari pertama Lebaran.
    Muzani mengatakan putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, saat akrab dengan keluarga Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani.
    “Didit sangat akrab dengan Ibu Puan dan keluarga Bu Puan di sini,” ujar Muzani saat ditemui awak media di depan rumah Megawati.
    Bahkan, Didit disebutkan sangat menikmati suasana Lebaran di rumah Megawati.
    “Jadi, beliau menikmati suasana Lebaran ini,” lanjut Muzani.
    Muzani mengatakan, dirinya dan Didit sangat akrab dengan keluarga Megawati.
    “Ya kita semua akrab karena Lebaran,” kata dia.
    Kedatangan Didit ke Menteng dan Solo disebut merupakan upaya Prabowo untuk menjaga keseimbangan politik antara Megawati dan Jokowi.
    “Didit adalah replika politik Prabowo. Safari ke Jokowi dan Mega tentu sebagai upaya menjaga keseimbangan politik antara Teuku Umar dan Solo,” ujar Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, saat dihubungi Kompas.com.
    Adi menilai, melalui Didit, Prabowo ingin menunjukkan kalau dirinya adalah presiden yang bersahabat dengan para presiden terdahulu.
    “Prabowo melalui Didit ingin tunjukkan ke publik bahwa ia adalah presiden yang bersahabat dengan mantan-mantan presiden terdahulu,” lanjut dia.
    Terlebih, keseimbangan politik antara Solo dan Menteng ini tidak mudah dijalin mengingat posisi keduanya saat ini.
    “Apapun judulnya, tentu tak mudah menjaga keseimbangan politik antara Jokowi dan Mega mengingat kedua sosok ini sedang berkonflik serius,” kata Adi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sejarah Panjang Tradisi Membeli Pakaian Baru untuk Lebaran

    Sejarah Panjang Tradisi Membeli Pakaian Baru untuk Lebaran

    JAKARTA – Menjelang Hari Raya Idulfitri, ada satu tradisi yang mungkin tidak boleh dilewatkan sebagian umat Muslim, yaitu berburu baju baru untuk dikenakan saat Lebaran. Memakai baju baru saat Lebaran ternyata sudah dilakukan sejak zaman dulu.

    Salah satu agenda yang tak bisa dilewatkan ketika menjelang Idulfitri adalah menyiapkan baru Lebaran. Tradisi ini ternyata sudah mengakar kuat dalam budaya masyarakat Indonesia di berbagai kalangan.

    Memakai baju baru saat Lebaran tidak sekadar untuk mempercantik diri, tetapi juga kesucian dalam merayakan hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa Ramadan. Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Agus Aris Munandar, pakaian Idulfitri melambangkan kesucian di hari raya.

    “Awalnya harus memakai baju baru, sarung, atau mukena bersih pada waktu shalat Idulfitri. Itu simbol umat Islam yang kembali fitri setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadan,” jelas Agus, dinukil Kompas.

    Tradisi memakai baju baru saat Idulfitri sudah dilakukan umat Muslim sejak zaman Hindia Belanda. (Instagram/@hearttroops)

    Dalam tradisi beli baju baru, biasanya orangtua lebih mendahulukan anak-anak. Selain untuk dikenakan saat Salat Id, juga untuk berkunjung ke rumah saudara.

    “Kalau untuk orang dewasa sih pakaian baru itu cuma simbol, yang penting niat baru untuk melaksanakan agama Islam secara baik,” imbuhnya.

    Sebenarnya, sejak kapan tradisi baju Lebaran berlangsung di Indonesia?

    Sejak Zaman Hindia Belanda

    Mengutip Kompas, tradisi membeli baju Lebaran sudah ada sejak awal abad ke-20, sebagaimana dituturkan orientalis Belanda yang kala itu menjadi Penasihat Urusan Pribumi untuk Pemerintah Kolonial, Snouck Hugronje.

    “Di mana-mana perayaan pesta ini disertai hidangan makan khusus, saling bertandang yang dilakukan oleh kaum kerabat dan kenalan, pembelian pakaian baru, serta berbagai bentuk hiburan yang menggembirakan,” tulis Hugronje dalam suratnya yang termuat dalam Nasihat-Nasihat Snouck Hurgronje Semasa Kepegawaiannya kepada Pemerintah Hindia Belanda 1889–1936 Jilid IV.

    Hugronje menggambarkan bahwa di masa tersebut orang-orang merayakan pesta disertai hidangan khusus. Mereka juga saling berkunjung ke sanak saudara dan kerabat. Tak ketinggalan, masyarakat juga membeli pakaian baru sebagai hiburan yang menggembirakan. Tradisi membeli pakaian saat Lebaran menurut Hugronje juga ternyata mirip dengan kebiasaan orang di Eropa saat perayaan tahun baru.

    Seorang mahasiswi melihat koleksi foto-foto hasil jepretan Snouck Hurgronje di kampus Universitas Islam Negeri Serang, Banten pada Kamis (7/9/2023). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp)

    Sementara itu, sumber lain menyebutkan baju Lebaran sudah menjadi tradisi masyarakat Kerajaan Islam Banten sekitar tahun 1596-an. Hal ini dijelaskan sejarawan Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam sebuah karya tulis berjudul Sejarah Nasional Indonesia.

    Selain Kerajaan Islam Banten, penduduk Kesultanan Yogyakarta pada masa itu juga ikut memakai baju baru saat Lebaran. Dan tradisi itu bertahan sampai sekarang.

    Menurut Hidayat Surya Abadi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel (2019), asal usul beli baju baru Lebaran menjadi sebuah tradisi juga terpengaruh oleh iklan. Dalam iklan, ‘mitos’ baju baru dimunculkan dengan aneka gimik, adegan, dan cerita yang menarik. Bahkan kisah dalam iklan itu juga menunjukkan memberi baju baru adalah bentuk rasa sayang atau bakti kepada orangtua.

    Mengenakan pakaian terbaik saat Idulfitri menjadi salah satu landasan dalam tradisi memakai baju baru. sebagaimana diriwayatkan Al-Hakim, menyebut bahwa cucu Nabi, Hasan bin Ali, mengatakan:

    “Pada setiap hari raya [Idulfitri], Rasulullah saw. menyuruh kami agar mengenakan pakaian terbaik yang kami miliki, memakai minyak wangi terbaik yang kami punya, dan menyembelih kurban hewan termahal yang mampu kami sediakan.”

    Hadis tersebut memang tidak secara eksplisit mewajibkan pembelian baju baru, namun interpretasi terhadap frasa pakaian terbaik sering dikaitkan dengan pakaian baru, bersih, dan paling layak.

    Memunculkan Perdebatan

    Pada dasarnya, pandangan agama menekankan bahwa yang terpenting adalah kebersihan dan kerapian pakaian, bukan semata-mata kebaruannya. Jika seseorang tidak mampu membeli baju baru, mengenakan pakaian lama yang bersih, rapi, dan terbaik yang dimiliki, tetap dianggap sesuai dengan anjuran agama.

    Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag RI Arsad Hidayat menuturkan, tradisi baju baju Lebaran tidak hanya ada di Indonesia. Sejumlah negara yang penduduknya mayoritas Islam juga melakukan hal yang sama.

    Namun belakangan, tradisi memakai baju Lebaran memunculkan perdebatan mengenai aspek ekonomi dan dampak terhadap lingkungan. Bagi keluarga dengan ekonomi terbatas, membeli baju Lebaran dapat menjadi beban tersendiri. Padahal, tradisi ini awalnya bertujuan baik.

    Studi dari Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial mengeksplorasi budaya konsumsi baju Lebaran di Desa Jubung, Sukorambi, Jember. Dari jurnal tersebut para peneliti menemukan bahwa tradisi membeli baju Lebaran erat kaitannya dengan gaya hidup konsumtif masyarakat Muslim di Indonesia.

    Tradisi membeli baju baru saat Lebaran belakangan ini memunculkan dampak ekonomi dan lingkungan. (Unsplash)

    Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, mulai dari tekanan sosial, dominasi budaya visual, sampai citra diri yang diperoleh dari memiliki pakaian baru. Perilaku konsumtif menjelang Lebaran ini seringkali mengalihkan fokus orang-orang dari esensi spiritual Lebaran yang seharusnya introspektif dan solidaritas.

    Selain itu, industri fesyen yang terjadi akibat tingginya permintaan baju baru saat Lebaran juga diiringi dengan meningkatnya kesadaran sebagian kalangan mengenai isu keberlanjutan.

    Industri fesyen, utamanya dengan konsep fast fashion, memiliki dampak lingkungan yang besar. Karena itulah, bagi sebagian orang, menyambut Idulfitri tidak selalu dengan membeli baju baru.

    Ada alternatif yang lebih berkelanjutan yang layak dipertimbangkan, seperti memakai lagi pakaian lama atau melakukan upcycling pakaian.

  • Presiden dan Wapres Shalat Idul Fitri bersama di Masjid Istiqlal

    Presiden dan Wapres Shalat Idul Fitri bersama di Masjid Istiqlal

    Tangkapan layar Presiden RI Prabowo Subianto memasuki ruang ibadah utama Masjid Istiqlal dalam kegiatan Shalat Idul Fitri 1446 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (31/3/2025). ANTARA/Sean Filo Muhamad/Youtube Sekretariat Presiden

    Presiden dan Wapres Shalat Idul Fitri bersama di Masjid Istiqlal
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 31 Maret 2025 – 07:32 WIB

    Elshinta.com – Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka melaksanakan Shalat Idul Fitri bersama-sama dengan masyarakat di Masjid Istiqlal, Jakarta.

    Berdasarkan pantauan yang dilansir dari ANTARA di Jakarta, Senin, Presiden dan Wapres RI hadir dan memasuki ruang ibadah utama Masjid Istiqlal secara bersama-sama sekitar pukul 06.50 WIB.

    Keduanya juga terlihat kompak mengenakan atasan baju muslim putih, serta bawahan celana hitam panjang lengkap dengan songkok hitam yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

    Presiden dan Wapres RI memasuki ruang ibadah utama Masjid Istiqlal didampingi oleh sejumlah tokoh seperti Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, juga Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

    Terdapat pula beberapa tokoh yang juga hadir lebih awal di antaranya Menteri Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri dan sejumlah tokoh lainnya. Tak lama berselang, shalat Idul Fitri dilaksanakan dengan khidmat.

    Diketahui, Kepala Bidang Diklat Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) Mulawarman Hannase mengatakan pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1446 H ini dapat diikuti oleh masyarakat luas dan dimulai pukul 07.00 WIB.

    Menurut Mulawarman Hannase khatib yang bertugas ialah Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Ahmad Tholabi Kharlie, dengan mengusung tema “Merawat Kemabruran Puasa”.

    Sumber : Antara

  • Idul Fitri Momen Suci untuk Saling Memaafkan dan Peduli Sesama

    Idul Fitri Momen Suci untuk Saling Memaafkan dan Peduli Sesama

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka melaksanakan sholat Idul Fitri bersama-sama dengan masyarakat di Masjid Istiqlal, Jakarta.

    Keduanya bahkan terlihat kompak mengenakan atasan baju muslim putih, serta bawahan celana hitam panjang.

    Tak hanya itu, Presiden Prabowo juga memakai songkok hitam yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

    Khatib sholat Idul Fitri 2025 kali ini dipimpin oleh Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Ahmad Tholabi Kharlie dengan mengusung tema “Merawat Kemabruran Puasa”.

    Selain presiden, sejumlah menteri hingga kepala daerah juga ikut hadir di Masjid Istiqlal, menambah suasana yang lebih istimewa.

    Masyarakat memadati Masjid Istiqlal, Jakarta untuk mengikuti ibadah sholat Idul Fitri pada Senin, 31 Maret 2025.

    Beberapa di antaranya Menteri Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Menteri Ketenagakerjaan Yassierli.

    Kemudian Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri dan sejumlah tokoh lainnya.

    Momen suci untuk saling memaafkan

    Masyarakat memadati Masjid Istiqlal, Jakarta untuk mengikuti ibadah sholat Idul Fitri pada Senin, 31 Maret 2025.

    Presiden Prabowo mengucapkan selamat Idul Fitri kepada seluruh umat Muslim di Indonesia. Ia juga mengatakan bahwa lebaran ini menjadi momen untuk saling memaafkan.

    “Idul Fitri adalah momen suci untuk saling memaafkan mempererat silahturahmi dan meneguhkan kembali komitmen kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sabar dan peduli terhadap sesama,” katanya.

    Lebih lanjut, Presiden Prabowo mengajak kepada masyarakat untuk menjadikan Idul Fitri ini sebagai kekuatan dalam memperkokoh persatuan bangsa, memperkuat solidaritas, dan membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.****

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Khotbah Idulfitri 2025 di Masjid Istiqlal: Merawat Kemabruran Puasa

    Khotbah Idulfitri 2025 di Masjid Istiqlal: Merawat Kemabruran Puasa

    Jakarta, Beritasatu.com – Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Tholabi Kharlie ditunjuk sebagai khatib dalam salat Idulfitri 2025 kenegaraan yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Senin (31/3/2025). Terdapat pesan penting dan menyejukkan dalam ceramahnya tersebut.

    Ahmad Tholabi Kharlie menyampaikan pesan penting setelah melewati Ramadan, yaitu kohesivitas bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi merupakan sebuah tindakan yang harus diusahakan dengan sungguh-sungguh. 

    “Kebersamaan selama bulan Ramadan sejatinya mengandung makna penting, keberkahan lahir dari kebersamaan dan persatuan. Al barokah ma’al jamaah,” kata Ahmad dalam ceramah Idulfitri 2025 yang bertema “Merawat Kemabruran Puasa” di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (31/3/2025).

    Lebih lanjut, Ahmad menyadari bahwa untuk membangun negara yang besar, diperlukan persatuan dan kebersamaan dari seluruh elemen bangsa, sambil tetap mengakui dan menghargai keragaman latar belakang yang ada. 

    Dia juga menekankan pentingnya memahami pandangan sunatullah bahwa manusia diciptakan berbeda-beda, namun perbedaan itu harus dibangun dalam semangat persatuan.

    Selain itu, Ahmad menyoroti pentingnya sikap empati sebagai instrumen utama dalam membangun soliditas dan solidaritas antarwarga negara. 

    Dia juga mengungkapkan data kuantitatif mengenai peningkatan pengumpulan zakat di Indonesia yang terus menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun. 

    “Hal ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia, berdasarkan laporan World Giving Index pada 2024,” ujarnya melengkapi ceramahnya pada momen Idulfitri 2025.

    Pada tahun ini, tema yang diangkat dalam salat Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah adalah “Menjaga Kemabruran Puasa”.

    Diketahui, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga menjalankan salat Idulfitri di Masjid Istiqlal. Begitu juga tamu lainnya yang hadir, antara lain 28 menteri dan wakil menteri dari Kabinet Merah Putih, 20 duta besar negara sahabat, serta sejumlah tokoh agama, kenegaraan, dan organisasi masyarakat lainnya yang ikut melaksanakan salat Idulfitri 2025 di Masjid Istiqlal.

  • Masjid Istiqlal tampung 150 ribu jamaah untuk shalat Idulfitri 1446 H

    Masjid Istiqlal tampung 150 ribu jamaah untuk shalat Idulfitri 1446 H

    Suasana jamaah usai melangsungkan shalat Ashar sambil menunggu adzan maghrib pada hari terakhir puasa Ramadhan 1446 H di Masjid Istiqlal Jakarta Pusat, Minggu (31/3/2025). ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari.

    Masjid Istiqlal tampung 150 ribu jamaah untuk shalat Idulfitri 1446 H
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 30 Maret 2025 – 22:47 WIB

    Elshinta.com – Staf Khusus Menteri Agama Ismail Cawidu menyatakan Masjid Istiqlal Jakarta Pusat mampu menampung 150 ribu jamaah untuk shalat Idul Fitri 1446 H.

    “Masjid Istiqlal ini jika dipenuhi oleh jamaah bisa menampung 100-150 ribu jamaah mulai dari atas sampai ke bawah. Besok, shalat Idul Fitri akan dimulai tepat pada pukul 07.00 WIB dan yang sudah terkonfirmasi hadir selain kepala negara, ada juga 20 duta besar dari negara-negara tetangga serta 28 pejabat setingkat menteri/wakil menteri yang akan hadir bersama keluarganya,” katanya dalam konferensi pers di Masjid Istiqlal Jakarta Pusat, Minggu.

    Ismail menegaskan, terdapat beberapa akses gerbang untuk jamaah, pertama yakni melalui gerbang 2 Al-Ghaffar dari arah Jalan Perwira, gerbang 3 Al-Aziz, gerbang 4 Al-Jabbar dari dari arah Lapangan Banteng, gerbang 5 Al-Fattah dari arah Gereja Katedral, dan gerbang 6 Al-Mukmin dari arah Stasiun Gambir, Pasar Baru, dan sekitarnya.

    Pelaksanaan shalat Idul Fitri 1446 H ini dapat diikuti oleh masyarakat luas dan dimulai pukul 07.00 WIB. Khatib yang bertugas ialah Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Ahmad Tholabi Kharlie, dengan mengusung tema “Merawat Kemabruran Puasa”.

    Demi menjaga shalat Idul Fitri 1446 H yang lebih khidmat, pengelola Masjid Istiqlal mengimbau masyarakat agar tetap menjaga ketertiban dan kenyamanan lingkungan Masjid Istiqlal.

    Ismail juga mengimbau agar jamaah bisa datang lebih awal, mengingat pelaksanaan shalat Idul Fitri 1446 H akan dimulai pukul 07.00 WIB. Selain itu, jamaah juga disarankan memakai pakaian yang sopan, membawa alat dan alas shalat pribadi, membawa kantong plastik untuk sandal atau sepatu pribadi, serta membawa barang keperluan secukupnya.

    Jamaah juga diimbau untuk menjaga barang bawaan di manapun dan kapanpun, serta turut menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan ibadah.

    Sumber : Antara