Institusi: UIN Alauddin Makassar

  • Tersangka Utama Kasus Uang Palsu UIN Alauddin Makassar Ditangkap
                
                    
                        
                            Makassar
                        
                        30 Desember 2024

    Tersangka Utama Kasus Uang Palsu UIN Alauddin Makassar Ditangkap Makassar 30 Desember 2024

    Tersangka Utama Kasus Uang Palsu UIN Alauddin Makassar Ditangkap
    Tim Redaksi
    MAKASSAR, KOMPAS.com
    – Tersangka utama dalam kasus
    sindikat

    uang palsu
    di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, berinisial ASS, telah ditangkap dan resmi ditetapkan sebagai tersangka.
    ASS, yang merupakan seorang pengusaha kaya asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kini sedang menjalani perawatan medis karena kondisi kesehatannya yang menurun.
    “Tersangka utama sudah kita tahan, sekarang sakit kita pun bantarkan masih ditangani Polres Gowa.
    Uang palsu
    ini dicetak sejak tahun 2022 sampai 2024,” ujar Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono dalam rilis akhir tahun di Mapolda Sulsel, Senin (30/12/2024).
    Yudhiawan menjelaskan, mesin cetak uang palsu berhasil masuk ke lingkungan kampus
    UIN Alauddin
    Makassar berkat kerja sama antara ASS dan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, berinisial AI.
    “Jadi ini mesin dimasukkan ke kampus, alasannya ini kalau ada mahasiswa mau meminjam buku bisa fotocopy, bisa dicetak agar tidak curiga,” tambahnya.
    Sementara itu, Dirreskrimsus Polda Sulsel Kombes Pol Dedi Supriyadi menegaskan, peran ASS dalam sindikat ini sangat signifikan.
    “Tersangka ASS memiliki peran pemberi ide, kemudian ikut memberikan modal, membeli mesin, dan pemberi perintah untuk mencetak uang palsu,” ungkap Dedi.
    Hingga saat ini, 19 orang telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar.
    Kapolres Gowa, AKBP Reonald TS Simanjuntak menyatakan, pihaknya masih memburu dua pelaku yang masih buron.
    Nama ASS semakin mencuat setelah penangkapan dua tersangka sebelumnya, yaitu Muhammad Syahruna (52) dan John Biliater Panjaitan (68).
    Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap lebih jauh jaringan sindikat ini.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10
                    
                        Siapa Annar Sampetoding, Tersangka Uang Palsu UIN Alauddin Makassar?
                        Makassar

    10 Siapa Annar Sampetoding, Tersangka Uang Palsu UIN Alauddin Makassar? Makassar

    Siapa Annar Sampetoding, Tersangka Uang Palsu UIN Alauddin Makassar?
    Editor
    KOMPAS.com
    – Penyidik Polres Gowa menetapkan tersangka baru kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, yakni Annar Salahuddin Sampetoding (ASS). Dengan penetapan
    Annar Sampetoding
    , sudah 18 orang yang ditetapkan tersangka.
    “Stasusnya sudah tersangka,” kata AKBP Reonald Simanjuntak dikutip dari Tribunnews, Minggu (29/12/2024). Meski demikian, keterlibatan ASS akan dirilis langsung Kapolda Sulsel.
    Lantas bagaimana peran Annar Sampetoding? Ia disebut memainkan peran penting sebagai donator atau investor dalam pembuatan uang palsu tersebut.
    Irjen Yudhiawan Wibisono mengatakan, ASS yang membiayai pembelian bahan baku produksi.
    Ia menyebut, rumah ASS di Jalan Sunu 3, Kota Makassar, menjadi lokasi awal produksi uang palsu sebelum dipindahkan ke kampus UIN Alauddin.
    “Produksi awal dilakukan di rumah ASS di Jalan Sunu. Namun, karena jumlah yang akan dicetak meningkat, mereka memindahkan produksi ke Kampus UIN di Gowa untuk menggunakan alat berkapasitas lebih besar,” ungkap Irjen Pol Yudhiawan, Kamis (19/12/2024).
    Mesin cetak uang palsu berbobot dua ton, senilai Rp 600 juta didatangkan dari China melalui Surabaya. Mesin tersebut diselundupkan ke Kampus UIN oleh salah satu tersangka, Andi Ibrahim (AI), dengan dalih mencetak buku-buku perpustakaan.
    Selain ASS, polisi juga menyoroti peran dua tersangka lain, yakni AI dan seorang tersangka berinisial S. Ketiganya disebut sebagai otak utama sindikat tersebut. Selain itu, polisi masih mengejar tiga DPO.
    “Kami akan terus mengejar tiga DPO yang belum tertangkap. Kasus ini akan kami tuntaskan hingga tuntas,” ujar Irjen Pol Yudhiawan.
    Kemudian, siapakah Annar Salahuddin Sampetoding (ASS)? Ia dikenal sebagai
    pengusaha
    asal Toraja, Sulawesi Selatan. Dia menjabat Presiden Direktur Siner Group dan Presiden Komisaris Sulwood Group.

    Selain itu, ia pun tercatat pernah menempati posisi strategis di sejumlah organisasi, di antaranya:
    Ketua KADIN Sulawesi Selatan Bidang Kehutanan & Perkebunan(1989 s/d 1994)
    Ketua KADIN Sulawesi Selatan Bidang Dana & Usaha (1994 s/d 1998)
    Wakil Ketua Dewan Pembina DPD HIPPI Sulawesi Selatan (1994)
    Penasehat DPC HIPPI Ujung Pandang (1994)
    Ketua KADIN Sulawesi Selatan Bidang Kehutanan & Perkebunan(1999 s/d 2004)
    Wakil Ketua KADIN Sulawesi Selatan Bidang Kehutanan & Perkebunan(2004 s/d 2009)
    Ketua Umum BPD ARDIN Sulawesi Selatan (1995 s/d 1999)
    Ketua Umum BPP ARDIN Indonesia (2000)
    Wakil Ketua Umum Asosiasi
    Pengusaha
    Hutan Indonesia (APHI) (2006 s/d 2011).
    Ketua Komite Tetap KADIN ( 2008 s/d 2014 )
    Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Koordinator Wilayah Indonesi Timur. (2013 s/d2016)
    Ketua Umum Dewan Ekonomi Indonesia Timur (2016 – Sekarang)
    Ketua KONI Sulawesi Selatan Bidang Dana dan Usaha (1994 s/d 1998)
    Ketua Umum PERBASASI Sulawesi Selatan (1993 s/d 1998)
    Ketua Biro Koperasi & Wiraswasta DPD GOLKAR Sulawesi Selatan(1993 s/d 1998)
    Wakil Presidium Pemuda Pancasila Sulawesi Selatan (1996 s/d 2001)
    Wakil Bendahara ICMI Sulawesi Selatan (1995 s/d 2000)
    Penasehat DPC HIPPI Ujung Pandang (1994)
    Ketua Harian PERBAKIN Sulawesi Selatan (1999 s/d 2001)
    Ketua Harian Pengda LEMKARI Sulawesi Selatan (2001)
    Ketua Umum Pemuda Pancasila Sulawesi Selatan ( 2002 s/d 2007).
    Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengusaha Annar Sampetoding Jadi Tersangka Kasus Uang Palsu UIN Alauddin Makassar, Berperan Sentral
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Profil Annar Salahuddin Sampetoding, Tersangka Baru Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar – Halaman all

    Profil Annar Salahuddin Sampetoding, Tersangka Baru Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) merupakan pengusaha asal Makassar dan Toraja. 

    Ia dikenal memiliki jejak karier yang cemerlang dalam sektor industri.

    Nama Annar Salahuddin Sampetoding sedang menjadi sorotan publik dalam kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

    Annar Salahuddin Sampetoding ditetapkan sebagai tersangka baru usai diperiksa oleh penyidik Polres Gowa pada Kamis (26/12/2024) malam hingga Jumat (27/12/2024).

    Kabar ini dibenarkan oleh Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak.

    “Statusnya sudah tersangka,” kata AKBP Reonald Simanjuntak, Sabtu (28/12/2024).

    Meski demikian, keterangan resmi Kapolda Sulsel segera dirilis.

    “Nanti Senin dirilis oleh Kapolda Sulsel,” ujarnya.

    Sebelumnya, Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Yudhiawan Wibisono, mengungkap keterlibatan Annar Sampetoding Annar Sampetoding dalam kasus uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Annar atau ASS disebut memiliki peran penting dalam pembuatan uang palsu tersebut, yakni sebagai donatur atau investor.

    Irjen Yudhiawan Wibisono menjelaskan bahwa ASS yang membiayai pembelian bahan baku produksi.

    Ia menyebut rumah ASS di Jalan Sunu 3, Kota Makassar, menjadi lokasi awal produksi uang palsu sebelum dipindahkan ke kampus UIN Alauddin.

    “Produksi awal dilakukan di rumah ASS di Jalan Sunu. Namun, karena jumlah yang akan dicetak meningkat, mereka memindahkan produksi ke Kampus UIN di Gowa untuk menggunakan alat berkapasitas lebih besar,” ungkap Irjen Pol Yudhiawan, Kamis (19/12/2024).

    Tersangka juga mendatangkan mesin cetak uang palsu berbobot dua ton senilai Rp600 juta dari China melalui Surabaya.

    Kemudian, mesin tersebut diselundupkan ke Kampus UIN oleh salah satu tersangka, Andi Ibrahim (AI), dengan alasan untuk mencetak buku-buku perpustakaan.

    Selain Annar Sampetoding yang berperan sebagai donatur utama, polisi menyoroti keterlibatan dua tersangka lainnya, yakni AI dan seorang tersangka berinisial S. 

    Ketiganya disebut sebagai otak utama dalam jaringan sindikat uang palsu yang menghebohkan Makassar.

    Polisi kini juga tengah mengejar tiga orang lainnya yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dan diduga memiliki peran penting dalam jaringan tersebut.

    “Kami akan terus mengejar tiga DPO yang belum tertangkap. Kasus ini akan kami tuntaskan hingga tuntas,” ujar Irjen Pol Yudhiawan.

    Profil Annar Salahuddin Sampetoding

    Annar Salahuddin Sampetoding dikenal sebagai Pengusaha di Makassar.

    Saat ini, ia tercatat sebagai Presiden Direktur Siner Group dan juga Presiden Komisaris Sulwood Group.

    Dengan pengalaman luas di dunia industri, Annar pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Sulawesi Selatan untuk Bidang Kehutanan & Perkebunan selama dua periode (1989-1994 dan 1999-2004), serta Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Koordinator Wilayah Indonesia Timur pada periode 2013-2016.

    Selain itu, ia juga dipercaya memimpin KONI Sulawesi Selatan Bidang Dana dan Usaha.

    Tak hanya sukses di dunia bisnis, Annar Salahuddin Sampetoding juga terjun ke dunia politik dan mencoba peruntungan di pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan 2024.

    Dikutip dari Tribun-Timur.com, ia mencoba untuk maju sebagai calon gubernur dengan mendaftar di berbagai partai pada perhelatan Pilgub Sulsel 2024 lalu. 

    Sebagai pengusaha sukses dari Makassar dan Toraja, Annar Salahuddin Sampetoding sempat dinilai memiliki elektabilitas yang cukup untuk menjadi bakal calon Gubernur Sulsel pada Pilkada 2024.

    Namun, langkahnya di dunia politik saat Pilgub Sulsel 2024 terhenti karena gagal mendapat dukungan partai untuk maju.

    Annar Salahudin Sampetoding mendaftar sebagai bakal calon (bacalon) Gubernur Sulawesi Selatan melalui Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan juga mengambil formulir di Partai Hanura.

    Setelah itu, kabar tentang Annar Sampetoding seakan menghilang.

    Riwayat Organisasi

    Ketua KADIN Sulawesi Selatan Bidang Kehutanan & Perkebunan (1989-1994)
    Ketua KADIN Sulawesi Selatan Bidang Dana & Usaha (1994-1998)
    Wakil Ketua Dewan Pembina DPD HIPPI Sulawesi Selatan (1994)
    Penasehat DPC HIPPI Ujung Pandang (1994)
    Ketua KADIN Sulawesi Selatan Bidang Kehutanan & Perkebunan (1999-2004)
    Wakil Ketua KADIN Sulawesi Selatan Bidang Kehutanan & Perkebunan (2004-2009)
    Ketua Umum BPD ARDIN Sulawesi Selatan (1995-1999)
    Ketua Umum BPP ARDIN Indonesia (2000)
    Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) (2006-2011).
    Ketua Komite Tetap KADIN (2008-2014)
    Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Koordinator Wilayah Indonesia Timur (2013-2016)
    Ketua Umum Dewan Ekonomi Indonesia Timur (2016-Sekarang)
    Ketua KONI Sulawesi Selatan Bidang Dana dan Usaha (1994-1998)
    Ketua Umum PERBASASI Sulawesi Selatan (1993-1998)
    Ketua Biro Koperasi & Wiraswasta DPD GOLKAR Sulawesi Selatan (1993-1998)
    Wakil Presidium Pemuda Pancasila Sulawesi Selatan (1996-2001)
    Wakil Bendahara ICMI Sulawesi Selatan (1995-2000)
    Penasehat DPC HIPPI Ujung Pandang (1994)
    Ketua Harian PERBAKIN Sulawesi Selatan (1999-2001)
    Ketua Harian Pengda LEMKARI Sulawesi Selatan (2001)
    Ketua Umum Pemuda Pancasila Sulawesi Selatan (2002-2007)

    Pernah Somasi Mertua Dito Ariotedjo

    Annar Salahuddin Sampetoding pernah mengajukan somasi kepada Fuad Hasan Masyhur, pemilik Maktour yang juga mertua Menpora Dito Ariotedjo, melalui Law Firm Yoel Bello & Associates pada 23 Juli 2023.

    Somasi ini terkait dengan utang sebesar Rp 105,5 miliar yang belum dilunasi oleh Fuad Hasan Masyhur, berdasarkan Perikatan Perjanjian Jual Beli Tanah Nomor 38 yang dibuat pada 28 Maret 2016 oleh Notaris Abdul Rajab Rahman.

    Dalam surat somasi yang diajukan, Annar menuntut agar utang tersebut segera dibayarkan sesuai dengan perjanjian yang ada.

    “Kami ingin menegaskan kepada Fuad Hasan Masyhur bahwa berdasarkan Perjanjian Jual tahun 2016 mengenai pembayaran utang tahap keempat pada tanggal 28 September 2017, hingga saat ini pembayaran belum dilakukan beserta denda sejumlah Rp 105.540.000.000,” demikian isi salinan pernyataan dari Law Firm Yoel Bello & Associates.

    Setelah Annar Salahuddin Sampetoding mengajukan somasi tentang utang senilai Rp 105,5 miliar, ternyata masih ada denda tambahan sebesar Rp 88,1 miliar yang harus diselesaikan oleh Fuad Hasan Masyhur.

    Merespons hal ini, Fuad Hasan Masyhur, yang juga merupakan politisi Partai Golkar, melayangkan somasi balik kepada Annar Sampetoding.

    “Sejak tahun 2016 kemarin Saudara Annar S Sampetoding ini menawarkan dengan cara merayu selama bertahun-tahun kepada klien kami untuk melakukan pembelian terkait dengan beberapa SHM yang ada di Kota Makassar, total SHM-nya itu ada SHM Nomor 15, SHM Nomor 20526, SHM Nomor 1071, SHM Nomor 1099, dan SHM 1310. Berarti ada 5 SHM yang ditawarkan,” kata pengacara Fuad Hasan Masyhur, Rigel Abner Rumlawang dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/8/2023).

    Rigel Abner Rumlawang mengatakan kliennya pun memutuskan untuk membeli tanah tersebut dari Annar Salahuddin Sampetoding.

    Menurut penuturan Rigel Abner Rumlawang, Fuad Hasan Masyhur telah melakukan pembayaran sejumlah Rp 85 miliar untuk 5 bidang tanah yang sebelumnya telah diangsur.

    “Dalam beberapa kali pembayaran, total yang telah dikeluarkan mencapai sekitar Rp 85 miliar terkait 5 Surat Hak Milik (SHM) tersebut. Namun, ini hanyalah tahap awal untuk perolehan SHM. Selanjutnya, dilakukan akta jual beli (AJB) terkait 5 tanah ini. Setelah AJB dibuat, perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) juga ditandatangani sebelumnya,” katanya.

    (Tribunnews.com/Falza/Adi Suhendi) (Tribun-Timur.com/Muh Hasim Arfah)

  • Annar Salahuddin Tersangka Kasus Uang Palsu UIN Makassar Dibantarkan

    Annar Salahuddin Tersangka Kasus Uang Palsu UIN Makassar Dibantarkan

    Jakarta

    Pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding dibantarkan ke RS Bhayangkara Makassar. Annar yang merupakan tersangka kasus sindikat yang memproduksi uang palsu di gedung perpustakaan UIN Alauddin Makassar sakit saat akan akan ditahan.

    “Jadi dua hari kemarin untuk saudara inisial ASS sudah hadir memenuhi panggilan tadi malam kita sudah tingkatkan statusnya sebagai tersangka dan pada saat kita melakukan penahanan ternyata kesehatan yang bersangkutan drop,” kata Kapolres Gowa AKBP Reonald Truly Sohumuntal Simanjuntak dilansir detikSulsel, Minggu (29/12/2024).

    “Memang (tersangka Annar) ada riwayatnya jantungnya kemudian ada riwayat prostatnya juga jadi hari ini untuk tersangka dengan inisial ASS kita bantarkan sampai beberapa hari kita lihat kondisi yang bersangkutan,” sambung Reonald.

    Annar dibawa ke RS Bhayangkara pada Sabtu (28/12) sekitar pukul 22.30 Wita. Sejumlah personel Polres Gowa melakukan penjagaan di halaman rumah sakit.

    “Satu malam empat kita siagakan di sini dan dua keluarga yang merawat bersangkutan. Kalau personel mengamankan, kalau masalah dan merawatnya itu dari keluarganya,” katanya.

    Annar Salahuddin Sampetoding alias ASS terkait keterlibatannya di kasus sindikat uang palsu yang beroperasi di UIN Alauddin Makassar menjalani pemeriksaan. Polisi lalu menetapkan Annar sebagai tersangka.

    Baca selengkapnya di sini

    (dek/dek)

  • Kesehatan Memburuk, Tersangka Uang Palsu UIN Makassar Dibawa ke RS

    Kesehatan Memburuk, Tersangka Uang Palsu UIN Makassar Dibawa ke RS

    Makassar, CNN Indonesia

    Tersangka kasus pembuatan uang palsu jaringan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, ASS, dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara setelah kondisi kesehatannya memburuk.

    “Iya ASS dibawa ke rumah sakit, karena memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat,” kata Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak di RS Bhayangkara Makassar, Sabtu (28/12) malam.

    Reonald menerangkan bahwa ASS dilarikan ke rumah sakit setelah kondisinya mengalami lemas usai menjalani pemeriksaan sejak Jumat (27/12) hingga Sabtu (28/12) di ruangan penyidikan Polres Gowa.

    “Penyidik melakukan pemeriksaan secara maraton sejak malam hingga dini hari. Pemeriksaan selama 12 jam. Setelah itu kita gelar dan naik kan statusnya sebagai tersangka,” ungkapnya.

    Namun, saat akan dilakukan penahanan, kesehatan tersangka terganggu sehingga dilarikan ke rumah sakit.

    “Kondisi yang bersangkutan sadar namun dalam kondisi yang lemas saya lihat sendiri tadi, dan memang karena ada riwayat sakitnya dan ini memang hak tersangka,” jelasnya.

    Sementara ini, tersangka telah mendapatkan perawatan medis di RS Bhayangkara Makassar dengan mengawal ketat pihak kepolisian.

    “Yang pasti dikawal oleh anggota, dikawal penuh 24 jam dan tentunya ada keluarganya melekat untuk membantu merawat bersangkutan,” pungkasnya.

    Nama ASS mencuat dalam kasus pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar, setelah polisi menangkap dua orang tersangka yakni, Muhammad Syahruna (52) dan John Biliater Panjaitan (68) di Makassar.

    Dalam kasus ini, polisi telah menangkap 17 tersangka, termasuk Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Dr Andi Ibrahim yang memiliki peran memasukkan mesin pencetak uang palsu di perpustakaan kampus tersebut dan 3 orang masih buron.

    (mir/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pengusaha Annar Sampetoding Jadi Tersangka Kasus Uang Palsu UIN Alauddin Makassar, Berperan Sentral – Halaman all

    Pengusaha Annar Sampetoding Jadi Tersangka Kasus Uang Palsu UIN Alauddin Makassar, Berperan Sentral – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR – Polisi menetapkan tersangka baru bernama Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) dalam kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

    Dengan penetapan Annar Sampetoding, total saat ini sudah 18orang yang ditetapkan menjadi tersangka.

    Annar Sampetoding ditetapkan sebagai tersangka kasus uang palsu UIN Alauddin setelah diperiksa penyidik Polres Gowa pada Kamis (26/12/2024) malam hingga Jumat (27/12/2024).

    Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak membenarkan hal tersebut.

    “Stasusnya sudah tersangka,” kata AKBP Reonald Simanjuntak, Sabtu (28/12/2024).

    Meski demikian, keterlibatan ASS akan dirilis langsung Kapolda Sulsel.

    “Nanti Senin dirilis oleh Kapolda Sulsel,” ujarnya.

    Sebelumnya Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Yudhiawan Wibisono sempat mengungkap peran Annar Sampetoding dalam kasus uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Annar atau ASS disebut memainkan peran penting sebagai donator atau investor dalam pembuatan uang palsu tersebut.

    Irjen Yudhiawan Wibisono mengatakan ASS yang membiayai pembelian bahan baku produksi.

    Ia menyebut rumah ASS di Jalan Sunu 3, Kota Makassar, menjadi lokasi awal produksi uang palsu sebelum dipindahkan ke kampus UIN Alauddin.

    “Produksi awal dilakukan di rumah ASS di Jalan Sunu. Namun, karena jumlah yang akan dicetak meningkat, mereka memindahkan produksi ke Kampus UIN di Gowa untuk menggunakan alat berkapasitas lebih besar,” ungkap Irjen Pol Yudhiawan, Kamis (19/12/2024).

    Mesin cetak uang palsu berbobot dua ton, senilai Rp600 juta didatangkan dari China melalui Surabaya.

    Mesin tersebut diselundupkan ke Kampus UIN oleh salah satu tersangka, Andi Ibrahim (AI), dengan dalih mencetak buku-buku perpustakaan.

    Selain ASS, polisi juga menyoroti peran dua tersangka lain, yakni AI dan seorang tersangka berinisial S, dalam jaringan ini.

    Ketiganya disebut sebagai otak utama sindikat tersebut.

    Selain itu, polisi masih mengejar tiga DPO.

    “Kami akan terus mengejar tiga DPO yang belum tertangkap. Kasus ini akan kami tuntaskan hingga tuntas,” ujar Irjen Pol Yudhiawan.

    Lalu siapakah sosok Annar Salahuddin Sampetoding?

    Sosok Annar Salahuddin Sampetoding

    Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) diketahui sebagai pengusaha asal Toraja, Sulawesi Selatan.

    Dia menjabat Presiden Direktur Siner Group dan Presiden Komisaris Sulwood Group.

    Selain itu, ia pun tercatat pernah menempati posisi strategis di sejumlah organisasi, di antaranya:

    Ketua KADIN Sulawesi Selatan Bidang Kehutanan & Perkebunan(1989 s/d 1994)
    Ketua KADIN Sulawesi Selatan Bidang Dana & Usaha (1994 s/d 1998)
    Wakil Ketua Dewan Pembina DPD HIPPI Sulawesi Selatan (1994)
    Penasehat DPC HIPPI Ujung Pandang (1994)
    Ketua KADIN Sulawesi Selatan Bidang Kehutanan & Perkebunan(1999 s/d 2004)
    Wakil Ketua KADIN Sulawesi Selatan Bidang Kehutanan & Perkebunan(2004 s/d 2009)
    Ketua Umum BPD ARDIN Sulawesi Selatan (1995 s/d 1999)
    Ketua Umum BPP ARDIN Indonesia (2000)
    Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) (2006 s/d 2011).
    Ketua Komite Tetap KADIN ( 2008 s/d 2014 )
    Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Koordinator Wilayah Indonesi Timur. (2013 s/d2016)
    Ketua Umum Dewan Ekonomi Indonesia Timur (2016 – Sekarang)
    Ketua KONI Sulawesi Selatan Bidang Dana dan Usaha (1994 s/d 1998)
    Ketua Umum PERBASASI Sulawesi Selatan (1993 s/d 1998)
    Ketua Biro Koperasi & Wiraswasta DPD GOLKAR Sulawesi Selatan(1993 s/d 1998)
    Wakil Presidium Pemuda Pancasila Sulawesi Selatan (1996 s/d 2001)
    Wakil Bendahara ICMI Sulawesi Selatan (1995 s/d 2000)
    Penasehat DPC HIPPI Ujung Pandang (1994)
    Ketua Harian PERBAKIN Sulawesi Selatan (1999 s/d 2001)
    Ketua Harian Pengda LEMKARI Sulawesi Selatan (2001)
    Ketua Umum Pemuda Pancasila Sulawesi Selatan ( 2002 s/d 2007).

  • Kasus Pabrik Uang Palsu UIN Alauddin, Pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding Jadi Tersangka

    Kasus Pabrik Uang Palsu UIN Alauddin, Pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding Jadi Tersangka

    Liputan6.com, Gowa – Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Gowa menetapkan pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding alias ASS sebagai tersangka dalam kasus pabrik uang palsu Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar pada Sabtu (28/12/2024). Annar sebelumnya disebut-sebut sebagai otak sekaligus pemodal dalam kasus uang palsu tersebut. 

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak membenarkan ihwal penetapan tersangka Annar Salahuddin Sampetoding. Penetapan tersangka itu dilakukan setelah pengusaha dan politikus itu diperiksa secara intensif selama 2×24 jam. 

    “Sudah tersangka. Senin dirilis langsung. Pak Kapolda (Sulsel) yang sampaikan lebih lanjut,” kata Reonald saat dikonfirmasi, Sabtu (28/12/2024) petang. 

    Sebelumnya, Annar Salahuddin Sampetoding mendatangi Mapolres Gowa pada Kamis (26/12/2024) setelah penyidik melayangkan surat panggilan pemeriksaan. Annar datang dengan didampingi oleh dua pengacaranya. 

    “Sudah pasti ditemani oleh penasihat hukum lainnya. Itu memang sudah ada aturan hukum yang mengatur bahwa seperti itu boleh,” sebut Reonald.

    Annar pun saat itu langsung diperiksa secara intensif oleh penydik Polres Gowa. Menurut Reonald, Annar Salahuddin Sampetoding datang sekitar pukul 19.00 Wita dan diperiksa hingga pukul 04.00 dini hari. 

    “Yang pasti tadi malam sampai jam 4 subuh. Istirahat dulu, nanti kita lanjutkan lagi dan masih ada di ruangan Polres Gowa,” kata Reonald, Jumat (27/12/2024)

    Untuk diketahui, Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan menjalaskan bahwa Annar Salahuddin Sampetoding diduga menjadi otak hingga pemodal pabrik uang palsu UIN Alauddin. Annar juga berperan memperkenalkan pelaku MS (52) dengan kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar, AI (54). 

    “MS ini perannya yang membuat uang palsu. Lalu ASS memperkenalkan ke AI,” kata Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono beberapa waktu lalu.

    Tak hanya itu, polisi juga sebut bahwa Annar memberikan sejumlah uang kepada tersangka MS untuk membeli bahan pembuatan uang palsu dari Cina. Mulai print, kertas hingga tinta khusus. 

    “Pembelian bahan baku pembuatan uang palsu dibayar atau dikirim oleh ASS melalui perantara pelaku John Biliater Panjaitan,” ucapnya.

     

    Cara Mudah Kenali Uang Palsu yang Marak Beredar Jelang Lebaran

  • Penjelasan BI soal Viral Uang Palsu UIN Makassar Bisa Disetorkan di ATM, Sebut Tidak Mungkin Lolos

    Penjelasan BI soal Viral Uang Palsu UIN Makassar Bisa Disetorkan di ATM, Sebut Tidak Mungkin Lolos

    TRIBUNJATIM.COM – Kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar ramai diperbincangkan dan menimbulkan kekhawatiran.

    Sindikat uang palsu itu kali pertama diungkap pada Rabu (18/12/2024).

    Menurut keterangan polisi, total uang palsu yang disita mencapai Rp 446,7 juta.

    Sementara sisanya diduga telah beredar di masyarakat.

    Atas kasus ini, polisi telah menetapkan 7 tersangka, seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (21/12/2024). 

    Kini ramai di media sosial uang palsu kampus UIN Makassar tidak terdeteksi sehingga dapat disetorkan ke bank melalui mesin ATM.

    Hal itu diungkap oleh @eil******** di akun media sosial X, Rabu (25/12/2024).

    “Kalo itu uang palsu yg produksi UIN, setorin aja ke rekening bank via ATM. Itu duit ga kedetek palsu soalnya. Daripada lapor ke bank malah duitnya disita ga diganti,” tulisnya.

    Lantas, benarkah uang asal kampus UIN Makassar tidak terdeteksi palsu dan bisa disetorkan ke bank?

    Bank Indonesia membantah

    Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim memastikan, uang palsu yang diproduksi kampus UIN Alauddin Makassar sangat kecil kemungkinan bisa disetorkan ke bank.

    Pasalnya, uang kertas tersebut sangat mudah teridentifikasi sebagai uang palsu sehingga tidak mungkin lolos deteksi mesin perbankan.

    “Uang palsu itu dapat dengan mudah dideteksi oleh mesin sortasi karena tidak dikenali ciri keasliannya,” kata dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (26/12/2024).

    Tangkap layar video uang palsu UIN Alauddin Makassar yang bersinar saat disinari ultraviolet sehingga tampak mirip uang rupiah asli. Uang Palsu dari UIN Makassar Disebut Bisa Disetorkan ke Bank. (Twitter/txtdommm)

    Hingga saat ini, Marlison belum menerima ada laporan dari bank terkait uang palsu di mesin perbankan atas kasus tersebut.

    Di sisi lain, berdasarkan penelitian BI atas sampel barang bukti pada kasus di UIN Alauddin Makassar, uang palsu yang diproduksi memiliki kualitas yang sangat rendah dan mudah teridentifikasi sebagai uang palsu melalui metode 3D (dilihat, diraba, diterawang).

    Marlison juga menjelaskan uang palsu itu dicetak dengan menggunakan teknik cetak inkjet printer dan sablon biasa, sehingga tidak terdapat pemalsuan menggunakan teknik cetak offset sebagaimana berita yang beredar.

    Hal tersebut sejalan dengan barang bukti mesin cetak temuan Polri yang merupakan mesin percetakan umum biasa.

    Marlison melanjutkan, uang palsu cetakan kampus UIN Alauddin Makassar tidak memiliki unsur pengaman uang yang berhasil dipalsukan.

    “Benang pengaman, watermark, electrotype, dan gambar UV hanya dicetak biasa menggunakan sablon, serta kertas yang digunakan merupakan kertas biasa sehingga dapat dideteksi oleh mesin sortasi perbankan,” ucapnya.

    Cara membedakan uang asli dan uang palsu
     
    Marlison menjelaskan, masyarakat dapat mengidentifikasi keaslian uang rupiah dengan cara 3D, dilihat, diraba, dan diterawang.

    Dilansir dari laman BI, berikut cara membedakan uang asli dan uang palsu:

    1. Dilihat

    Uang asli memiliki warna yang terlihat terang dan jelas.

    Di samping itu, uang kertas asli juga memiliki benang pengaman yang seperti dianyam di dalam kertas.

    Benang pengaman tersebut akan berubah warna jika dilihat dari sudut tertentu.

    Pastikan pula ada cetakan angka nominal yang berwarna mencolok di bagian tertentu.

    2. Diraba

    Uang asli jika diraba memiliki tekstur kasar di beberapa bagian, yakni gambar pahlawan, lambang burung Garuda, dan nilai nominal.

    Selain itu, uang asli juga memiliki kode tunanetra (blind code) berupa garis-garis di sisi kanan dan kiri uang yang terasa kasar ketika diraba.

    3. Diterawang

    Uang asli memiliki tanda air atau watermark berupa gambar pahlawan dan ornamen electrotype pada pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000.

    Perhatikan pula gambar saling isi (rectoverso) berupa logo Bank Indonesia (BI) yang akan terlihat utuh jika diterawang.

    4. Scan sinar UV

    Masyarakat juga bisa menggunakan alat sederhana seperti lampu ultraviolet (UV) dan kaca pembesar untuk memastikan keaslian uang.

    Uang asli akan menunjukkan serat bercahaya yang tersembunyi saat disinari sinar UV.

    Sedangkan saat dicek dengan kaca pembesar, uang asli memiliki detail cetakan halus.

    Apa yang harus dilakukan jika menerima uang diduga palsu?

    Marlison menerangkan, masyarakat yang tidak sengaja mendapat uang yang diragukan keasliannya dapat menjaga fisik uang tersebut dan tidak mengedarkannya kembali.

    Selanjutnya, masyarakat dapat meminta klarifikasi dan mengecek keaslian uang ke kantor BI terdekat.

    Sebab, BI memiliki Counterfeit Analysis Center yang dilengkapi tenaga ahli untuk menganalisis uang yang diragukan dan mendukung proses penyidikan oleh pihak kepolisian.

    Jika uang teridentifikasi palsu, BI tidak mengembalikan uang palsu tersebut kepada masyarakat.

    “Uang tidak asli atau uang palsu tidak dilakukan penggantian,” kata Marlison.

    Apabila uang palsu ternyata berasal dari lembaga yang melakukan fungsi penyelidikan dan penyidikan, BI akan mengembalikan uang tersebut dengan dilengkapi Berita Acara.

    Marlison memastikan, BI hanya akan mengganti uang yang dinyatakan asli dalam kondisi lusuh, cacat, atau rusak.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Polisi dan BI Periksa Nomor Seri 4.800 Uang Palsu Buatan UIN Makassar

    Polisi dan BI Periksa Nomor Seri 4.800 Uang Palsu Buatan UIN Makassar

    Makassar, CNN Indonesia

    Polisi bersama Bank Indonesia melakukan perhitungan uang palsu hasil cetakan di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

    Sebanyak 4.800 lembar uang palsu pecahan 100 ribu yang sudah terpotong dan siap diedarkan. Namun, uang palsu tersebut berhasil diamankan pihak kepolisian di kampus UIN Alauddin Makassar.

    “Sekarang yang dihitung, yang terpotong dulu, nanti yang belum terpotong,” kata Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak kepada wartawan, Selasa (24/12).

    Perhitungan ini dilakukan, kata Reonald, untuk memastikan nomor seri yang digunakan dalam uang palsu tersebut. Namun, yang memastikan palsu atau tidak adalah pihak BI.

    “Karena ini untuk memastikan satu persatu, karena ada nomor seri uang yang sama, nanti BI sebagai ahli yang bicara soal kepalsuannya,” jelasnya.

    Sementara terkait pemeriksaan terhadap ASS yang diduga sebagai donatur dan saksi kunci dalam pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar tersebut, kata Reonald belum dapat dilakukan karena ASS tidak dapat menghadiri panggilan penyidik.

    “Kita lakukan pemanggilan pertama pada ASS kemarin senin, tapi mangkir,” ungkapnya.

    Reonald menuturkan penyidik kembali akan melayangkan surat pemanggilan yang kedua dan akan segera dijadwalkan pemeriksaan ulang kepada ASS.

    “Jadi kita akan layangkan panggilan kedua,” pungkasnya.

    (mir/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • Cegah Peredaran Uang Palsu di Masyarakat, Bank Indonesia Ingatkan Metode 3D – Halaman all

    Cegah Peredaran Uang Palsu di Masyarakat, Bank Indonesia Ingatkan Metode 3D – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengingatkan masyarakat agar mengenali metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) untuk melindungi dari upaya pemalsuan uang yang belakangan terjadi.

    Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim mengatakan, Bank Indonesia senantiasa memperkuat unsur pengaman atau security features keaslian uang dengan memperhatikan, menerapkan, dan mengadopsi inovasi teknologi terkini untuk melindungi masyarakat dari upaya pemalsuan uang.

    “Bank Indonesia melalui program Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah, mendorong edukasi masyarakat untuk mengenali keaslian uang Rupiah kertas, salah satu cara yang mudah yang dapat dilakukan adalah dengan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) maupun menggunakan alat bantu sederhana seperti lampu UV dan kaca pembesar,” kata Marlison dalam keterangannya, Selasa (24/12/2024).

    Marlison mengatakan, metode Dilihat yakni terdapat benang pengaman seperti dianyam dan akan berubah warna bila dilihat dari sudut pandang tertentu. Kemudian metode Diraba, hasil cetak akan terasa kasar pada gambar pahlawan, burung Garuda, dan nilai nominal serta pada kode tuna netra (blind code) berupa pasangan garis di sisi kanan dan kiri uang.

    Lalu, metode Diterawang, terdapat tanda air (Watermark) berupa gambar pahlawan dan Electrotype (ornamen) pada pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 dan gambar saling isi (Rectoverso)dari logo Bl yang dapat dilihat secara utuh apabila diterawangkan ke arah cahaya.

    “Apabila masyarakat menemukan indikasi adanya pemalsuan terhadap uang Rupiah, masyarakat dapat mendatangi Kantor Bank Indonesia terdekat untuk memastikan keaslian uang Rupiah,” jelas dia.

    Marlison bilang, Bl juga terus melakukan edukasi serta sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang Rupiah (CIKUR) dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam kerangka Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu (Botasupal) untuk bersama-sama meningkatkan kelancaran dan keamanan masyarakat dalam bertransaksi menggunakan uang Rupiah.

    Selanjutnya, dalam hal terdapat dugaan pemalsuan uang Rupiah, Bl memiliki Counterfeit Analysis Center yaitu pusat analisis dan tenaga ahli yang dapat melakukan klarifikasi atas uang yang diragukan keasliannya guna mendukung proses penyidikan Polri.

    “Bank Indonesia (Bl) mengapresiasi peran aktif masyarakat dalam mengenali ciri keaslian uang Rupiah sehingga dapat terhindar dari upaya pemalsuan,” ucap dia.

    “BI juga menyambut baik upaya Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam mengungkap kasus uang palsu sebagai bentuk penegakan hukum atas tindak pidana terhadap Rupiah, termasuk pengungkapan kasus terbaru oleh Polda Metro Jaya,” sambungnya.

    Adapun sebelumnya, sebuah video yang dinarasikan menampilkan wujud uang palsu dari kampus UIN Alauddin, Makassar, bersinar biru saat dipindai dengan ultraviolet (UV) beredar di media sosial.

    Video uang palsu pecahan Rp 50.000 yang bersinar biru itu dibagikan akun media sosial X atau Twitter, @txt***mm, Sabtu (21/12/2024).

    Pengunggah menyebut, uang palsu dari UIN Alauddin Makassar mengeluarkan cahaya warna biru ketika dipindai. Sedangkan uang asli keluaran Bank Indonesia (BI) bercahaya lebih kehijauan.

    “Uang Palsu Made in UIN sudah Beredar di Makassar. Bisa jadi sudah ada di tiap daerah di Indonesia. Mana ketika discan ultraviolet dia juga bisa nyala loh,” tulis pengunggah dalam video yang tayang 1,3 juta kali hingga Minggu (22/12/2024).