Institusi: UGM

  • Siapa ZM? Pengacara yang Gugat Ijazah Jokowi Kini Jadi Tersangka Pemalsuan Dokumen

    Siapa ZM? Pengacara yang Gugat Ijazah Jokowi Kini Jadi Tersangka Pemalsuan Dokumen

    PIKIRAN RAKYAT – Dunia hukum kembali dikejutkan dengan perkembangan terbaru dari sosok Zaenal Mustofa, seorang advokat asal Sukoharjo, Jawa Tengah, yang namanya mencuat dalam beberapa waktu terakhir.

    ZM, demikian ia dikenal, merupakan salah satu anggota tim pengacara yang tergabung dalam aliansi bernama Tolak Ijazah Palsu Usaha Gakpunya Malu (TIPU UGM).

    Aliansi ini baru-baru ini melayangkan gugatan perbuatan melawan hukum (PMH) ke Pengadilan Negeri (PN) Kota Surakarta pada Senin, 14 April 2025, dengan salah satu pihak tergugat adalah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, terkait keabsahan ijazah sarjana yang bersangkutan dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Namun, di tengah proses hukum yang sedang berjalan terkait gugatan ijazah tersebut, ZM justru tersandung kasus hukum lain yang tak kalah menghebohkan.

    Ia ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Sukoharjo atas dugaan pemalsuan dokumen. Kasus ini bermula dari laporan sesama pengacara, Asri Purwanti, yang dilayangkan ke Polres Sukoharjo pada 23 Oktober 2023.

    Dugaan Pemalsuan Dokumen Akademik

    Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari berbagai sumber, ZM diduga kuat menggunakan dokumen kuliah palsu untuk meraih gelar Sarjana Hukum (SH).

    Lebih jauh lagi, praktik curang ini disinyalir melibatkan penggunaan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) milik mahasiswa lain.

    Jika tuduhan ini terbukti benar, implikasinya tidak hanya pada kredibilitas ZM sebagai seorang advokat, tetapi juga pada integritas sistem pendidikan tinggi dan profesi hukum secara keseluruhan.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Sukoharjo, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Zaenudin, membenarkan penetapan status tersangka terhadap ZM.

    “Benar, ZM telah ditetapkan sebagai tersangka pada hari Senin, 21 April 2025,” ujarnya kepada awak media. Penetapan tersangka ini juga dikonfirmasi langsung oleh pelapor, Asri Purwanti.

    Siapa ZM? Profil Singkat Advokat Kontroversial

    Polemik ijazah Jokowi Ist

    Zaenal Mustofa, atau yang lebih dikenal dengan inisial ZM, adalah seorang advokat yang berpraktik di wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia dikenal sebagai sosok yang cukup aktif dalam berbagai isu hukum di daerahnya.

    Keterlibatannya dalam tim pengacara TIPU UGM yang menggugat ijazah Presiden Jokowi menjadikannya perhatian publik secara nasional dalam beberapa waktu terakhir.

    Sebagai seorang advokat, ZM seharusnya menjunjung tinggi integritas dan etika profesi. Namun, dengan adanya dugaan pemalsuan dokumen akademik yang menjeratnya, citra seorang pembela keadilan ini kini tercoreng.

    Publik tentu bertanya-tanya, bagaimana mungkin seorang yang berprofesi sebagai penegak hukum justru diduga melakukan tindakan melawan hukum yang berkaitan dengan integritas akademik.

    Gugatan Ijazah Jokowi

    Sebelum tersandung kasus dugaan pemalsuan dokumen, ZM bersama tim pengacara TIPU UGM melayangkan gugatan perbuatan melawan hukum (PMH) ke Pengadilan Negeri (PN) Kota Surakarta.

    Gugatan ini menargetkan sejumlah pihak, termasuk Presiden Joko Widodo, terkait keabsahan ijazah sarjana yang dikeluarkan oleh UGM.

    Langkah hukum ini tentu menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat. Sebagian pihak mendukung upaya hukum ini sebagai bagian dari hak warga negara untuk mencari kebenaran dan mengawasi penyelenggaraan negara.

    Namun, tidak sedikit pula yang menilai gugatan ini tidak berdasar dan cenderung politis, mengingat isu ijazah Presiden Jokowi telah berulang kali diverifikasi dan diklarifikasi oleh pihak UGM.

    Universitas Gadjah Mada sendiri telah mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo.

    Rektor UGM pada berbagai kesempatan telah menunjukkan dokumen-dokumen terkait dan memberikan penjelasan detail mengenai proses perkuliahan yang dijalani oleh Presiden Jokowi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar Klaim Foto Wisuda Jokowi yang Beredar di Medsos Hasil Editan – Halaman all

    Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar Klaim Foto Wisuda Jokowi yang Beredar di Medsos Hasil Editan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ahli forensik digital sekaligus mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, kembali membahas mengenai polemik ijazah palsu Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi).

    Dalam unggahan terbarunya di akun X, Rismon membagikan hasil temuannya soal foto wisuda Jokowi sebagai lulusan Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Menurut Rismon, foto yang telah beredar di media sosial (medsos) itu merupakan hasil editan.

    Rismon mengatakan, dirinya telah melakukan pengolahan foto tersebut menggunakan metode Error Level Analysis.

    Hasilnya, foto yang beredar tersebut diduga telah mengalami perubahan dari foto aslinya.

    “ELA (Error Level Analysis) atas kedua citra digital wisuda yang beredar.”

    “Kotak merah menandakan potensi edit karena sebaran kompresi yang tidak seragam,” tulis Rismon, dikutip Tribunnews dari akun @SianiparRismon, Rabu (23/4/2025).

    Postingan Rismon tersebut kemudian mengundang berbagai reaksi dari warganet, banyak pro dan kontra yang disampaikan.

    Dalam unggahannya itu, Rismon menunjukkan perbedaan foto yang diduga palsu dengan foto lain yang disebutnya sebagai foto asli sebelum diedit

    Dalam foto kedua, tampak ada banyak perubahan, salah satunya dugaan manipulasi terhadap seorang pria yang ada di dalam foto

    Foto yang disebut mirip Jokowi muda, dengan kacamata tebalnya, tidak ada dalam foto asli yang diunggah Rismon

    Sebelumnya, menggunakan metode sama, Rismon juga mengaku menemukan kejanggalan dari foto ijazah Jokowi yang beredar di medsos.

    Khususnya di area foto ijazah, yang menurutnya memiliki keanehan

    Alasan Ijazah Jokowi Disebut Palsu

    Sebelumnya, tudingan soal ijazah palsu Jokowi ini muncul lagi setelah Rismon mengaku menyangsikan keaslian ijazah dan skripsi Jokowi.

    POLEMIK IJAZAH JOKOWI – Tangkapan layar akun X @SianiparRismon saat mengunggah hasil analisis foto wisuda Joko Widodo (Jokowi), dikutip pada Rabu (23/4/2025). Dalam unggahan terbarunya di akun X, Rismon menyebut foto wisuda Jokowi yang telah beredar di media sosial (medsos) itu merupakan hasil editan.

    Lantas, apa alasan Rismon masih menyebut ijazah Jokowi sebagai lulusan UGM itu palsu?

    Pertama, alasan Rismon mengatakan demikian karena lembar pengesahan dan sampul skripsi menggunakan font Times New Roman.

    Font itu, menurutnya, belum ada pada era tahun 1980-an hingga 1990-an.

    Sampul dan lembar pengesahan skripsi Jokowi saat itu dicetak di percetakan, tetapi seluruh isi tulisan skripsinya setebal 91 halaman tersebut masih menggunakan mesin ketik.

    Kedua, berkaitan nomor seri ijazah Jokowi yang dianggap berbeda atau tidak menggunakan klaster dan hanya angka saja.

    Ketiga, dari pihak Jokowi sampai sekarang juga belum pernah menunjukkan ijazah asli tersebut kepada publik, apalagi semenjak isu ini mencuat.

    Meskipun demikian, tim kuasa hukum Jokowi hingga sekarang tetap tidak ingin menunjukkan ijazah Jokowi tersebut.

    Kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan, menegaskan pihak yang harus membuktikan adalah pihak yang menyebar ijazah tersebut palsu.

    Dia mengatakan tim kuasa hukum hanya akan menunjukkan ijazah asli Jokowi jika memang diminta secara hukum.

    “Kami tidak akan menunjukkan ijazah asli Pak Jokowi, kecuali berdasarkan hukum dan dimintakan oleh pihak-pihak yang berwenang seperti pengadilan dan sebagainya.”

    “Itu pasti kami akan taat dan kami tunjukkan. Tapi jika tidak, untuk apa kami tunjukkan?” ucap Yakup, di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/4/2025).

    Tentang hal ini, rumah Jokowi di Solo, Jawa Tengah, bahkan sampai didatangi sekelompok orang pada Rabu (16/4/2025), menuntut agar eks presiden itu menunjukkan ijazah aslinya secara langsung.

    Rombongan ini dipimpin oleh Rizal Fadillah, Wakil Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA).

    Setidaknya, ada empat orang dari rombongan tersebut yang diterima langsung oleh Jokowi di dalam rumah.

    Dalam pertemuan itu, Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kewajiban untuk memperlihatkan ijazah kepada pihak yang tidak berwenang.

    “Alhamdulillah tadi saya terima mereka di dalam rumah. Saya menghormati silaturahmi.”

    “Namun, soal permintaan mereka agar saya menunjukkan ijazah asli, saya sampaikan bahwa saya tidak punya kewajiban untuk itu. Mereka pun tidak memiliki kewenangan untuk meminta,” jelas Jokowi.

    Ia juga menegaskan, status kelulusannya dari Universitas Gadjah Mada sudah dijelaskan secara terbuka oleh pihak kampus.

    “UGM sudah memberikan penjelasan yang sangat gamblang, bahwa saya lulus secara sah dari Fakultas Kehutanan,” tegasnya.

    Pihak UGM Jamin Keaslian Ijazah Jokowi

    Sebelumnya, pihak UGM sudah turut memastikan ijazah Jokowi asli dan sesuai fakta di lapangan setelah Jokowi menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM. 

    Awalnya, sejumlah orang yang tergabung dalam TPUA mendatangi Fakultas Kehutanan UGM untuk meminta klarifikasi, Selasa (15/4/2025).

    Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Wening Udasmoro mengungkapkan pihaknya telah bertemu tiga perwakilan TPUA, yaitu Roy Suryo, Rismon, dan dokter Tifa.

    “Kami sebetulnya memberikan ruang lima orang, tapi tadi yang hadir tiga orang untuk menemui kami,” kata Wening, Selasa.

    Dalam hal ini, Wening menegaskan UGM adalah institusi pendidikan yang selalu mematuhi peraturan akademik. 

    “Kami UGM ini adalah lembaga institusi pendidikan yang selalu mematuhi peraturan akademik, mulai ketika mahasiswa hadir di kampus ini dengan segala macam dokumen sampai di akhir,” ujar dia.

    Wening menjelaskan Jokowi tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM dan telah menyelesaikan studinya. 

    Dia mengatakan UGM memiliki bukti-bukti terkait hal tersebut, mulai dari surat-surat hingga dokumennya.

    “Dalam kapasitas kami UGM, memberikan informasi bahwa Joko Widodo itu tercatat dari awal sampai akhir melakukan tridharma perguruan tinggi di Universitas Gadjah Mada.”

    “Dan kami memiliki bukti-bukti, surat-surat, dokumen-dokumen yang ada di Fakultas Kehutanan,” ungkapnya.

    Selain itu, kata Wening, UGM memiliki dokumen lengkap yang mencakup ijazah SMA saat mendaftar hingga ujian skripsi Joko Widodo. 

    “Misalnya kami memiliki ijazah STTB waktu SMA, kemudian dokumen-dokumen lain, termasuk proses verbal ketika ujian skripsi. Dan kami tadi juga membawa skripsi beliau,” tuturnya.

    Wening mengatakan, teman-teman seangkatan Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM juga hadir dalam audiensi tersebut dengan membawa serta ijazah dan foto-foto saat wisuda.

    “Kebetulan banyak sekali yang hadir, satu angkatan. Terutama yang wisudanya bersamaan itu pada hadir dan mereka juga membawa skripsi-skripsi yang juga dilihat oleh beliau-beliau.”

    “Plus tadi juga mereka membawa foto-foto dokumen-dokumen,” ungkap dia.

    Dalam konteks ini, Wening menegaskan UGM tidak berada di posisi membela siapapun, melainkan hanya menjelaskan berdasarkan dokumen yang ada.

    “Menjelaskan sebagai sebuah lembaga yang memiliki dokumen, ini mahasiswa kami dulu atau tidak? Dan lulus atau tidak? Itu sudah kami jelaskan dan Joko Widodo itu lulus pada 5 November 1985, sesuai dengan catatan di dokumen Fakultas Kehutanan,” tuturnya.

    Wening pun menegaskan UGM tidak akan terlibat dalam polemik yang terjadi, terutama di media sosial.

    “Kita tidak akan masuk ke dalam polemik, terutama polemik di sosial media. Dasar kami bukan interpretasi pada apa yang disampaikan orang satu ke orang lain, tapi dasar kami adalah data yang kami punya,” katanya.

    4 Orang Bakal Dilaporkan Terkait Tudingan Ijazah Palsu

    Tim kuasa hukum Jokowi menyatakan bakal melaporkan empat orang terkait tuduhan ijazah palsu.

    Yakup Hasibuan mengatakan pihaknya sudah mengantongi bukti-buktinya.

    “Untuk sementara ini ada sekitar empat orang yang sudah kami identifikasi dan kami anggap patut diduga melakukan tindak pidana terkait tuduhan ijazah palsu,” ujar Yakup setelah bertemu Jokowi di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

    “Semua dokumen dan bukti-bukti sudah kami kumpulkan. Kami sudah lengkapi semua dokumen-dokumen dan bukti-bukti pendukungnya yang kami yakini juga, yang kami percaya bahwa ada dugaan-dugaan tindak pidananya di situ,” imbuh dia.

    Kendati demikian, Yakup enggan mengungkapkan identitas keempat orang tersebut dan belum memastikan apakah mereka merupakan tokoh publik atau bukan.

    “Mungkin nanti kami sampaikan di kesempatan berikutnya,” katanya.

    Yakup menegaskan, pihaknya telah mempersiapkan langkah-langkah hukum secara matang. 

    Hanya saja, hingga kini belum ada perintah langsung dari Jokowi untuk menindaklanjuti proses hukum.

    “Persiapan kami bisa dibilang sudah hampir rampung, tinggal nunggu perintah dari Pak Jokowi,” ucap Yakup.

    Sejauh ini, kata Yakup, diskusi terkait kemungkinan pelaporan atas dugaan tuduhan ijazah palsu masih terus berlangsung.

    “Masih didiskusikan lah, masih didiskusikan,” katanya.

    Dalam kasus ini, Yakup mengatakan ada 15 pengacara yang akan membela Jokowi.

    “Kita mungkin ada 15 orang (pengacara),” pungkasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com dengan judul UGM Pastikan Keaslian Ijazah Jokowi, Klaim Punya Bukti Surat dan Dokumen Akademik

    (Tribunnews.com/Rifqah) (Wartakotalive.com/Junianto Hamonangan)

  • Sudah Beranak-Istri, Tukang Servis Mesin Cuci Ngaku PNS Lulusan UGM demi Nikah Lagi

    Sudah Beranak-Istri, Tukang Servis Mesin Cuci Ngaku PNS Lulusan UGM demi Nikah Lagi

    GELORA.CO – Ikhsan Nur Rasyidi, pria berusia 32 tahun, menjadi terdakwa di Pengadilan Negeri (PN) Sukoharjo, Jawa Tengah karena berbohong demi bisa menikah lagi.

    Ia bahkan, sampai memalsukan sejumlah dokumen, di antaranya KTP, Kartu Keluarga, surat pengantar nikah, surat persetujuan mempelai, hingga ijazah perguruan tinggi.

    Dalam melancarkan aksinya, Ikhsan mengaku sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), lulusan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Ikhsan merupakan warga Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

    Ia telah memiliki istri dan satu orang anak.

    Dia juga bukan seorang PNS. Pekerjaan sehari-harinya adalah tukang servis mesin cuci.

    Namun, Ikhsan merekayasa cerita sebagai seorang PNS lulusan UGM demi bisa menikah lagi dengan wanita muda, EAP (23).

    Ia juga melakukan pemalsuan data untuk menikahi wanita asal Kelurahan Jetis, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo itu.

    Ikhsan bahkan mengubah nama kandung ayahnya dari Donokuncoro menjadi Kuncoro.

    Perangai Ikhsan terbongkar setelah dirinya berhasil menikahi EAP, 2021.

    Kala itu, EAP ingin melakukan pecah Kartu Keluarga (KK) untuk membuat akte sang anak.

    Ternyata, KK yang dimiliki sang suami tidak terdaftar di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Solo.

    Setelah itu, EAP diarahkan ke Disdukcapil Sukoharjo.

    Di Sukoharjo pun nomor KK dan NIK suaminya yang mengaku warga Solo juga tidak terdaftar.

    Namun, terungkap, nama suaminya sudah terdaftar dengan nomor KK dan NIK yang berbeda, dengan status menikah dan memiliki satu anak.

    Setelah fakta tersebut terungkap, EAP mulai mencari tahu asal-usul suaminya.

    Ia akhirnya berhasil menemukan keberadaan istri pertama terdakwa.

    “Jadi, setelah semua terungkap, saya mencoba mencari istri pertamanya dan saat itu bertemu.”

    “Setelah bertemu memang betul terdakwa sudah beristri dan mempunyai satu anak,” kata EAP di depan majelis hakim, Senin (21/4/2025).

    Selain itu, pekerjaan terdakwa juga terungkap. Ia bukan seorang PNS, melainkan tukang servis mesin cuci.

    “Keterangan dari istri pertama, terdakwa bukan PNS, melainkan hanya tukang servis mesin cuci laundry di daerah Kecamatan Laweyan,” ungkapnya.

    Dari pernikahannya dengan terdakwa, EAP dikaruniai satu orang anak yang saat ini sudah berusia 2 tahun.

    Sementara itu, EAP resmi batal nikah dengan Ikhsan di Pengadilan Agama Sukoharjo pada September 2022.

    Setelah putusan tersebut, EAP melaporkan Ikhsn ke Polres Sukoharjo pada Oktober 2022.

    Adapun hubungan Ikhsan dan EAP mulai terjalin pada 2020.

    Saat itu, Ikhsan rutin membeli es di tempat EAP bekerja.

    “Terdakwa hampir setiap hari beli dua sampai tiga kali. Dari situ kami mulai saling mengenal,” ungkapnya.

    Dari situ, benih-benih cintai mulai tumbuh, keduanya kemudian memutuskan untuk menikah pada 17 September 2021.

    Selama mengenal terdakwa, EAP tak pernah diperkenalkan dengan keluarga Ikhsan.

    “Terdakwa mengaku sudah tidak tahu keberadaan keluarganya setelah ibunya meninggal dunia di Desa Plumbon, Kecamatan Mojolaban,” terangnya.

    Bahkan menjelang rapat keluarga untuk menikah, terdakwa membatalkannya dengan alasan ada saudara yang meninggal.

    “Sudah dimasakin, sudah siap. Terdakwa tiba-tiba membatalkan pertemuan keluarga dengan alasan Bude-nya meninggal dunia,” paparnya.

    Saat menikah pun, semua biaya ditanggung oleh pihak EAP, karena Ikhsan beralasan ATM-nya rusak.

    “Dulu terdakwa berbicara lantang depan orang tua saya, maharnya apa saja ia turuti.”

    “Tetapi akhirnya pinjam uang ibu saya Rp11 juta untuk acara nikahnya dan maharnya,” bebernya.

  • Misteri Kematian Mahasiswa di Sleman, Tubuh Bersimbah Darah, Sosok & Keseharian Diungkap Pemilik Kos – Halaman all

    Misteri Kematian Mahasiswa di Sleman, Tubuh Bersimbah Darah, Sosok & Keseharian Diungkap Pemilik Kos – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN – Penyebab kematian MN (30), mahasiswa asal Semarang Jawa Tengah masih misteri. 

    Pihak kepolisian saat ini masih bekerja untuk mengungkap penyebab kematian korban.

    Korban MN sebelumnya ditemukan tak bernyawa dalam kondisi berlumuran darah di kamar kosnya di Pandega Marta, Kalurahan Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, Senin (22/4/2025) kemarin.

    Tubuhnya juga terdapat sejumlah luka.

    Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian mengatakan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan forensik terhadap jasad korban. 

    Polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti ketika melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian.

    Namun detail barang apa saja yang diamankan sejauh ini belum mau diungkapkan.

    “Tim masih bekerja dan olah TKP di atas.  Memang ada beberapa barang yang kami ambil diduga penyebab kematian. (Yang diambil apa saja) nanti kami informasikan selanjutnya. CCTV juga sudah kami ambil dari beberapa titik,” kata dia. 

    Adrian mengatakan, berdasarkan keterangan saksi bau tidak sedap sebenarnya sudah tercium sejak Sabtu kemarin.

    Namun penghuni kamar lain belum curiga. 

    Semakin hari bau tersebut semakin menyengat hingga akhirnya melapor ke pemilik kos.

    Bau tersebut ternyata bersumber dari korban yang ditemukan meninggal dunia.

    Polisi masih bekerja dengan menurunkan tim identifikasi. 

    “Kami sudah menurunkan tim identifikasi dari Sat Reskrim Polresta Sleman, bergabung dengan tim identifikasi dari Direktorat Krimum Polda DIY. Selain itu didampingi juga dari dokter forensik RS Bhayangkara DIY,” kata AKP Riski Adrian, ditemui di lokasi kejadian, Selasa (22/4/2025). 

    MAHASISWA TEWAS DI KOS – Mahasiswa MN ditemukan tak bernyawa dalam kondisi berlumuran darah di kamar kosnya di Pandega Marta, Kalurahan Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, Senin (22/4/2025). Pihak kepolisian masih bekerja untuk mengungkap penyebab kematian korban.

    Sebelumnya beredar sebuah tangkapan layar di media sosial X seorang penghuni yang menduga bau tak sedap menyengat berasal dari bangkai kucing. 

    “Feelingku keknya kucing, semoga bukan manusia,” tulis percakapan penghuni kos. 

    Namun setelah dicek di kamar nomor 4 ternyata mayat MN (30), mahasiswa asal Semarang yang ditemukan bersimbah darah di kamar indekos. 

    Berdasarkan informasi, korban merupakan mahasiswa Biologi Universitas Gajah Mada (UGM).

    Awal Mula Penemuan Mayat

    Adrian mengatakan, penemuan mayat korban ini bermula dari informasi pemilik kos, yang dilaporkan oleh penghuni kamar lain setelah mencium bau tidak sedap di sebuah kamar di lantai dua.

    Mendapat laporan itu, pemilik kos kemudian naik dengan tujuan untuk memeriksa. 

    Setelah dilakukan pemeriksaan, korban ditemukan dalam kondisi tergeletak dan bersimbah darah.

    Peristiwa itu kemudian dilaporkan ke pihak Kepolisian. 

    Saat ini jenazah sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda DIY untuk dilakukan autopsi. 

    Pemilik indekos, Dimas bercerita, kronologi penemuan mayat korban bermula dari laporan anak kos via WhatsApp karena mencium bau tidak enak di lantai dua.

    Ia kemudian naik ke lantai dua untuk memeriksa sekira pukul 07.50 WIB.

    Menurut dia, di kamar korban ada bau tidak sedap namun dirinya tidak berani membuka.

    Karena baunya sangat menyengat, ia akhirnya memutuskan mengintip dari jendela untuk mengetahui sumber bau dan menemukan korban sudah tergeletak bersimbah darah. 

    “Saya langsung turun (laporan) ke pak RT. Kondisinya seperti itu, sudah banyak darah juga,” kata dia, Selasa (22/4/2025). 

    Sosok Korban

    Terkait aktivitas keseharian korban, kata Adrian, berdasarkan informasi yang diterima, korban merupakan mahasiswa S3.

    Sebelumnya juga pernah bekerja sebagai dosen dan saat ini sedang melanjutkan pendidikannya.

    Namun informasi tersebut masih sementara. 

    “Kami belum tahu kepastiannya. Tapi berdasarkan informasi, kerja sebelumnya dosen, kemudian lanjut kuliah,” kata dia.

    Pemilik kos, Dimas mengatakan korban MN sudah lama kos di tempat itu. Bahkan dibanding yang lainnya, korban bisa dikatakan penghuni terlama.

    Kepribadian korban baik. Sering berolahraga dan bertegur sapa, bahkan sama tetangga samping rumah juga sering menyapa. 

    Korban merupakan mahasiswa Biologi, dari UGM. Selain sibuk kuliah, korban juga mengisi waktu luang dengan mengajar semacam les.

    Namun ia tidak mengetahui detail korban mengajar apa dan di mana. Begitu juga terkait status korban, apakah mahasiswa S2 atau S3, ia mengaku belum mengetahui detail. 

    “Setauku saya, dia lanjut S3 . Tapi tadi dibuka laptopnya (oleh polisi) dia lanjut S2,” ujar dia. 

  • Cara Memasak Porsi Besar agar Tidak Keracunan Massal Seperti di Klaten

    Cara Memasak Porsi Besar agar Tidak Keracunan Massal Seperti di Klaten

    Liputan6.com, Yogyakarta – Seorang meninggal dunia usai menyantap nasi kota dalam hajatan wayang di Karangturi, Klaten dan ratusan warga lainnya mengalami keracunan massal dan dirawat di rumah sakit. Menurut Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM Sri Raharjo, jumlah kasus keracunan makanan seperti ini setiap tahun banyak terjadi, hanya saja ada pihak yang melaporkan dan tidak dilaporkan.

    “Sebagian ada yang dipublikasikan oleh media dan ada yang tidak. Sayangnya kasus keracunan semacam ini jarang sekali yang dilanjutkan pemberitaannya hingga hasil uji laboratorium terkait jenis bakteri atau toksinnya yang mungkin menjadi penyebab. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu kendala mengapa upaya untuk meminimalkan terulangnya kasus keracunan makanan tidak efektif”, ujar Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian UGM ini di Kampus UGM, Kamis 17 April 2025.

    Kasus keracunan massal di Klaten, menurut Sri Raharjo terjadi karena beberapa faktor secara bersamaan, Pertama terkait dengan kondisi mutu dan keamanan bahan pangan segar yang diolah. Kedua terkait dengan cara mengolah diantaranya kondisi para masak, peralatan dan cara pemakaiannya, kondisi lingkungan, serta waktu pengolahan dan konsumsinya.

    Berdasarkan pemberitaan sajian makanan yang menyebabkan keracunan massal berupa nasi, rendang daging sapi, krecek, acar, kerupuk dan snack. Menurutnya melihat potensi bahaya makanan, rendang daging sapi dan krecek berisiko lebih tinggi dibanding sajian acar, kerupuk dan snack.

    ” Dipertanyakan, apakah kondisi daging sapi segar yang diolah terjaga kebersihannya, dingin atau beku. Jika tidak, disebutnya dimungkinkan berpotensi memiliki tingkat cemaran bakteri atau toksin cukup tinggi di atas batas normalnya yang dianggap aman.”

    Sri Raharjo menggambarkan jika untuk hajatan tersebut dibuat 200-300 boks, dan tiap kotak berisi sekitar 50 gram daging maka membutuhkan 10-15 kg daging segar. Daging sebanyak itu dimasak beserta bumbunya mungkin menggunakan peralatan masak ukuran rumah tangga, dan biasanya tidak rampung dalam sekali masak.

    Menurutnya kemungkinannya, dimasak 3-5 kali, yang berarti masakan yang pertama dilakukan awal pagi (misal jam 07.00) di hari yang sama atau mungkin dimasak sehari sebelumnya. Kondisi ini tentu berisiko karena ada jeda waktu lebih dari 10 jam hingga dikonsumsi.

    “Kalaupun tersedia alat masak yang besar dan dapat dipergunakan untuk memasak 10-15 kg daging sekali masak maka inipun berisiko panas tidak merata untuk mematangkan beberapa potong daging sehingga tidak cukup untuk mematikan bakteri atau melemahkan toksin yang mungkin sudah mencemari daging dengan level yang cukup tinggi akibat kondisi daging segar yang kurang terjaga”, terangnya.

     

    Petani Bantarsari Cilacap Demo tolak Kompensasi Lahan Garapan untuk Puskesmas

  • Soal Tuduhan Ijazah Palsu, Kuasa Hukum Jokowi Terbuka Tempuh Jalur Hukum

    Soal Tuduhan Ijazah Palsu, Kuasa Hukum Jokowi Terbuka Tempuh Jalur Hukum

    PIKIRAN RAKYAT – Kuasa Hukum Joko Widodo (Jokowi) Yakup Hasibuan mengaku bahwa pihaknya terbuka menempuh jalur hukum terkait tuduhan ijazah palsu Jokowi yang belakangan ini kembali mengemuka.

    “Kami juga sudah hampir rampung sudah di tahap finalisasi sehingga mungkin dalam waktu dekat kami akan mengambil langkah-langkah hukum,” kata Yakup usai bertemu Jokowi di salah satu Restoran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 22 April 2025.

    Namun, kata Yakup pada akhirnya semua tergantung pada keputusan Jokowi. Pihaknya selaku kuasa hukum membantu memberikan masukan yang untuk dijadikan pertimbangan Jokowi.

    “Tentunya terakhir itu pasti kan kita serahkan ke Bapak Jokowi untuk memutuskan,” katanya.

    Meski demikian, Yakup mengatakan untuk sementara ini telah mendapat temuan soal adanya dugaan unsur pidana berkaitan dengan persoalan tersebut. Mengenai ini, Yakup mengatakan akan menjelaskan lebih lanjut dalam waktu mendatang.

    “Sejauh ini, sementara ini sih mungkin ada sekitar 4 orang yang kami sudah lengkapi semua dokumen-dokumen dan bukti-bukti pendukungnya dan bukti-bukti pendukungnya, yang kami yakini juga, yang kami percaya bahwa ada dugaan-dugaan tindak pidananya di situ, namun itu kan hanya sementara ya mungkin nanti ada perkembangan-perkembangan lanjutan,” katanya.

    Sementara mengenai tuduhan ijazah palsu Jokowi tersebut, Yakup menyebut bahwa keaslian ijazah milik Jokowi sudah diuji berkali-kali dan juga telah dikonfirmasi pihak Universitas Gadjah Mada.

    “Jadi kami melihat pendapat kami ini sudah ada juga, yang mungkin upaya-upaya beberapa kelompok masyarakat juga atau pribadi juga, untuk mendiskreditkan menyerang martabat Bapak Jokowi,” katanya.

    Jokowi disebut siap menunjukkan langsung ijazahnya. Namun, dia bilang selama permintaan itu disampaikan dari pihak yang punya kewenangan berdasarkan hukum.

    “Indonesia kan negara hukum, semua ada prosedurnya, kalau ingin melaksanakan, meminta hak, itu ada prosedurnya, ada gugatan, ada pelaporan, dan lain-lain,” ujarnya.

    “Sehingga kalau memang ada pihak-pihak yang merasa mereka memiliki hak untuk itu, silakan. Tapi kan preseden buruknya,” katanya.

    “Kenapa? kalau nanti misalnya semua masyarakat luas, termasuk pejabat-pejabat negara, kepala daerah pak menteri menteri, itu semua bisa asal dimintakan aja oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan, mana ijazahnya? ijazahnya palsu ya? tolong perlihatkan ke saya… Apakah itu menjadi contoh hukum yang baik? kan sangat tidak,” tutur Yakup.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Hentikan Fitnah, Jokowi Siap Tunjukkan Ijazah Asli di Sidang

    Hentikan Fitnah, Jokowi Siap Tunjukkan Ijazah Asli di Sidang

    Jakarta, Beritasatu.com – Polemik soal ijazah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) kembali memanas. Di tengah tudingan ijazah palsu yang terus beredar, Jokowi menegaskan siap menunjukkan ijazah aslinya di pengadilan, selama sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.

    Salah satu anggota tim kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan menjelaskan, masalah ini tidak bisa disederhanakan seolah Jokowi tinggal memperlihatkan ijazah begitu saja demi memuaskan tuntutan pihak-pihak tertentu.

    Prosedur Hukum, Bukan Sekadar Pamer Ijazah

    “Kalau sampai kita tunjukkan begitu saja, itu preseden sangat buruk untuk penegakan hukum di republik ini. Indonesia negara hukum. Semua ada prosedurnya,” tegasnya di Jakarta, Selasa (22/4/20025).

    Yakup Hasibuan menambahkan, jika tuntutan memperlihatkan ijazah bisa dilakukan tanpa jalur hukum, bukan tidak mungkin ke depan semua pejabat negara akan diperlakukan serupa. Bahkan, ia menilai, hal itu akan dilakukan secara serampangan.

    “Bayangkan kalau nanti semua masyarakat luas termasuk pejabat, kepala daerah, menteri, bisa asal dimintakan, ‘Mana ijazahnya? Tunjukkan!’ Itu bukan contoh hukum yang baik,” lanjutnya terkait isu ijazah palsu Jokowi.

    Sudah Dikonfirmasi UGM

    Yakup juga menegaskan, tim kuasa hukum sudah dua kali melakukan konferensi pers dan mereka telah melihat langsung ijazah asli Jokowi. Bahkan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai pihak penerbit juga telah memberikan konfirmasi atas keaslian ijazah tersebut.

    “Menurut kami ini bukan lagi soal ijazah Pak Jokowi. Ini lebih kepada upaya mendiskreditkan, menyerang martabat beliau,” ujarnya.

    Jokowi Siap Patuhi Prosedur Pengadilan

    Meski begitu, Jokowi tetap menunjukkan sikap terbuka dan siap memenuhi permintaan pengadilan, jika memang sesuai jalur hukum. Yakup memastikan, Jokowi sangat tidak keberatan untuk menunjukkan ijazah asli di hadapan hakim.

    “Poin paling penting, Bapak Jokowi sangat tidak keberatan, kalau memang dimintakan sesuai dengan hukum,” tegasnya.

    Publik kini tinggal menunggu jalannya proses hukum, yang akan menjadi pembuktian sahih atas tuduhan ijazah palsu Jokowi yang belakangan kembali dihembuskan.

  • Misteri Kematian Mahasiswa di Sleman, Tubuh Bersimbah Darah, Sosok & Keseharian Diungkap Pemilik Kos – Halaman all

    Kronologi Mahasiswa Pascasarjana UGM Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang mahasiswa berinisial MN (30), asal Semarang, Jawa Tengah, ditemukan meninggal dunia di wilayah Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Selasa (22/4/2025).

    MN yang ditemukan dengan kondisi tubuh bersimbah darah awalnya ditemukan oleh pemilik kos.

    Awalnya, pemilik indekos yang bernama Dimas menyebut, dirinya memperoleh laporan soal adanya bau menyengat dari penghuni kamar lain.

    Anak kos, ucap Dimas, lapor kepadanya via aplikasi WhatsApp karena mencium bau tidak enak di lantai dua.

    Ia lantas naik ke lantai dua untuk memeriksa bau tersebut pada sekitar pukul 07.50 WIB.

    Menurut Dimas, di kamar korban ada bau tidak enak, tetapi dirinya tidak berani membuka.

    Ia akhirnya memutuskan untuk mengintip dari jendela guna mengetahui sumber bau dan justru menemukan korban sudah tergeletak bersimbah darah.

    “Saya langsung turun (laporan) ke Pak RT. Kondisinya seperti itu, sudah banyak darah juga,” ujar Dimas, dilansir Tribun Jogja, Selasa.

    Lebih lanjut, Dimas menjelaskan bahwa MN sudah lama menghuni di kosnya.

    Bahkan jika dibandingkan dengan para penghuni lain, korban bisa dikatakan penghuni terlama.

    Korban mempunyai kepribadian yang baik, sering berolahraga dan bertegur sapa, bahkan dengan tetangga samping rumah juga sering menyapa. 

    Sepengetahuan Dimas, korban adalah mahasiswa jurusan Biologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

    Selain sibuk kuliah, korban juga mengisi waktu luang dengan mengajar semacam les.

    Namun, Dimas mengaku tak tahu menahu detail korban mengajar apa dan di mana.

    Begitu pula dengan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh korban, apakah S2 atau S3, Dimas tak tahu.

    “Setau saya, dia lanjut S3. Tapi tadi dibuka laptopnya (oleh polisi) dia lanjut S2,” ujarnya.

    Sementara itu, penyebab kematian korban juga masih belum diketahui.

    Polisi masih bekerja dengan menurunkan tim identifikasi dari Reskrim Polresta Sleman, Ditreskrimum Polda DIY, dan didampingi RS Bhayangkara. 

    Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian mengatakan, tim kepolisian saat ini masih bekerja untuk mengungkap penyebab kematian korban.

    Ketika disinggung mengenai luka di tubuh korban, Riski enggan buka suara karena masih menunggu hasil pemeriksaan forensik.

    Dalam peristiwa ini, polisi mengamankan sejumlah barang bukti saat melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian.

    Meski begitu, detail barang apa saja yang diamankan masih belum dibeberkan oleh pihak kepolisian.

    “Tim masih bekerja dan olah TKP di (lantai) atas. Memang ada beberapa barang yang kami ambil diduga penyebab kematian.” 

    “(Yang diambil apa saja) nanti kami informasikan selanjutnya. CCTV juga sudah kami ambil dari beberapa titik,” tutur Riski.

    Saat ini, jenazah korban sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk diautopsi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kesaksian Pemilik Kos di Sleman soal Penemuan Mahasiswa Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Ahmad Syarifudin)

  • Ribut-ribut Ijazah Jokowi, Heru Subagia: Kami Dorong Polemik Ini Segera Selesai

    Ribut-ribut Ijazah Jokowi, Heru Subagia: Kami Dorong Polemik Ini Segera Selesai

    “Kami betul-betul mendorong agar proses ini berjalan secepatnya. Isu-isu polemik ini jangan sampai liar, monoton, atau dibiarkan begitu saja hingga menciptakan distorsi terhadap alumni, UGM dan masyarakat secara umum,” tandasnya.

    Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, turut menanggapi gugatan terhadap keabsahan ijazah Presiden Jokowi yang tengah bergulir di pengadilan.

    Seperti diketahui, gugatan tersebut telah didaftarkan di Pengadilan Negeri (PN) Kota Solo, Jawa Tengah, dengan nomor perkara 99/Pdt.G/2025/PN Skt pada Senin (14/4/2025) lalu.

    Dikatakan Teddy, upaya hukum ini justru menunjukkan niat pihak tertentu untuk menciptakan kegaduhan, bukan untuk mencari kebenaran.

    “Dengan adanya gugatan ini, saya justru melihat ada pihak yang sengaja ingin membuat kekacauan,” ujar Teddy di X @TeddGus (21/4/2025).

    Ia menegaskan, keabsahan ijazah Jokowi sudah melalui berbagai proses verifikasi sejak awal karier politiknya.

    Mulai dari pencalonan sebagai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden RI, seluruh dokumen pendidikan telah diperiksa dan dinyatakan sah oleh pihak terkait.

    “Semua sudah dicek. UGM sebagai institusi pendidikan juga sudah menyatakan ijazah itu asli. KPU pun telah memverifikasi dalam setiap tahapan pencalonan beliau,” tegasnya.

    Teddy menyayangkan bahwa meskipun bukti-bukti sudah berulang kali dipaparkan dan klarifikasi telah diberikan oleh berbagai pihak resmi, tuduhan soal ijazah palsu terus dilontarkan oleh kelompok-kelompok yang menurutnya memang punya niat buruk terhadap stabilitas negara.

  • Jokowi Temui Tim Kuasa Hukum di Menteng, Bahas Pelaporan Terkait Ijazah Palsu – Page 3

    Jokowi Temui Tim Kuasa Hukum di Menteng, Bahas Pelaporan Terkait Ijazah Palsu – Page 3

    Usai menemui perwakilan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) yang mempermasalahkan isu dugaan ijazah palsu  Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jokowi mengungkapkan alasan mau menerima mereka untuk bertemu di rumahnya. Menurutnya, kedatangan perwakilan TPUA untuk melakukan silaturahmi. Pertemuan itu berlangsung hampir setengah jam.

    “Alhamdulillah sudah saya terima di dalam rumah, karena apa pun beliau-beliau ini ingin silaturahmi tentu saya terima dengan baik,” ujar Jokowi di depan kediaman pribadinya pada Rabu (16/4/2025).

    Jokowi menjelaskan bahwa selain bersilaturahmi, pihak TPUA juga meminta dirinya untuk menunjukkan ijazah asli lulusan UGM. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tidak berkewajiban menunjukkan dokumen tersebut kepada mereka.

    “Kemudian yang kedua, beliau-beliau itu meminta untuk bisa saya menunjukkan ijazah asli. Saya sampaikan bahwa tidak ada kewajiban dari saya untuk menunjukkan itu kepada mereka. Dan juga tidak ada kewenangan mereka untuk mengatur saya untuk menunjukkan ijazah asli yang saya miliki,” katanya.