Projo: Isu Ijazah Palsu Tak Akan Berhenti, Downgrade Jokowi agar Dianggap Beban Politik
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Wakil Ketua Umum Relawan Pro
Jokowi
(
Projo
)
Fredy Damanik
mengatakan,
isu ijazah palsu
yang menyerang Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tidak akan berhenti.
Fredy meyakini, tujuan utama dari tudingan ijazah palsu ini adalah ingin men-
downgrade
Jokowi di dunia
politik
.
“Satu hal juga yang membuat isu ijazah palsu dan isu-isu lain yang menyerang Pak Jokowi tidak akan berhenti adalah karena tujuan utamanya adalah politik, yaitu men-
downgrade
dan mendelegitimasi Pak Jokowi,” ujar Fredy kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2025).
Fredy menyampaikan, jika Jokowi terus-terusan diserang dengan isu-isu negatif, termasuk ijazah palsu, maka pelan-pelan simpati masyarakat Indonesia kepada Jokowi akan menurun.
Selain itu, kata dia, partai-partai juga akan menjauhi Jokowi karena dianggap menjadi beban politik.
“Demikian juga partai-partai akan menjauhi Pak Jokowi karena dianggap sebagai beban dalam politik. Itulah target sebenarnya orang-orang yang tidak suka dengan Pak Jokowi, termasuk lawan politik dan residu Pilpres 2024, mereka tidak akan pernah berhenti menyerang Pak Jokowi,” jelasnya.
“Karena Pak Jokowi masih sangat relevan dalam perpolitikan Indonesia, kecintaan masyarakat kepada Pak Jokowi masih sangat tinggi,” imbuh Fredy.
Dengan demikian, pada intinya, Fredy kembali menegaskan bahwa orang-orang yang memainkan isu ijazah palsu Jokowi tidak akan berhenti dengan alasan apa pun.
“Walaupun ada putusan pengadilan yang menyatakan mereka bersalah atas fitnah dan pencemaran nama baik, tetap saja mereka akan membangun narasi bahwa pengadilan tidak adil dan telah diintervensi Jokowi,” katanya.
“Tapi setidaknya dengan adanya putusan pengadilan, telah memberikan kepastian hukum kepada Pak Jokowi bahwa isu ijazah palsu adalah tidak benar,” imbuh Fredy.
Fredy juga mengatakan, orang-orang yang meragukan ijazah Jokowi hanya percaya dengan kebenaran versi mereka semata.
Meskipun Jokowi menghadiri pertemuan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM), menurutnya, mereka hanya akan menganggap pertemuan itu pencitraan semata.
Termasuk, meski ada putusan pengadilan yang menyatakan mereka bersalah atas fitnah dan pencemaran nama baik.
“Malah mereka akan membangun narasi negatif dan menyerang Pak Jokowi. Misalnya mereka akan mengatakan pertemuan alumni tersebut sebagai setting-an permintaan Pak Jokowi. Intinya mereka tidak akan pernah menerima fakta, saksi, bukti dan kebenaran yang mendukung kebenaran dan keaslian ijazah Pak Jokowi,” kata Ferdy kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2025).
“Mereka hanya akan mau menerima kebenaran versi mereka, yaitu di mana mereka akan mendukung orang-orang yang percaya dengan mereka saja, padahal orang-orangnya itu-itu saja, sesama pembenci Pak Jokowi,” imbuhnya.
Dalam pertemuan Jokowi dengan alumnus UGM, kata dia, mantan politikus PDI Perjuangan itu bahkan tidak pernah menganggap tudingan ijazah palsu itu sebagai beban.
“Dalam sambutannya, kelihatan Pak Jokowi menjadikan tudingan ijazah palsu hanya sebagai guyonan. Jadi memang sejak awal, Pak Jokowi tidak pernah menganggap tudingan ijazah palsu sebagai beban, karena semua ijazahnya memang asli dan dipegangnya,” ucapnya.
Sebelumnya, Jokowi kembali angkat bicara terkait isu politik yang menimpa dirinya dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terutama mengenai tuduhan ijazah palsu dan wacana pemakzulan.
Jokowi menyebut, ada manuver politik besar di balik serangan-serangan tersebut.
“Kan saya sudah sampaikan,
feeling
saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan,” kata Jokowi saat ditemui di Solo, Jawa Tengah.
Menurutnya, serangkaian isu yang menyerang dirinya dan keluarga berkaitan erat dengan pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuatan politik.
“Artinya memang ada orang besar, ada yang
backup
, ya itu aja,” jelas Jokowi, tanpa menyebutkan nama.
Jokowi juga menyebut bahwa keterlibatan elite politik dalam dinamika ini bukan lagi menjadi rahasia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Institusi: UGM
-
/data/photo/2025/07/26/6884994d01cf4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Projo: Isu Ijazah Palsu Tak Akan Berhenti, Downgrade Jokowi agar Dianggap Beban Politik Nasional 28 Juli 2025
-

Mengenal Etomidate: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping yang Wajib Diwaspadai
Jakarta –
Etomidate adalah salah satu obat yang sering digunakan dalam dunia medis, terutama sebagai anestesi untuk menginduksi hilangnya kesadaran secara cepat dan singkat.
Meski efektif, penggunaan etomidate tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Penting untuk memahami apa itu etomidate, dosis yang dianjurkan, serta efek samping yang mungkin ditimbulkannya.
Apa Itu Etomidate?
Etomidate adalah obat yang diberikan untuk induksi anestesi umum. Dikutip dari laman Medicine Net, obat ini juga digunakan sebagai pelengkap agen anestesi lain untuk mempertahankan hilangnya kesadaran selama prosedur operasi singkat.
Etomidate bekerja dengan cepat, biasanya dalam satu menit setelah diberikan secara intravena. Durasi efeknya bergantung pada dosis yang diberikan dan umumnya berlangsung selama 3-5 menit.
Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Zullies Ikawati menuturkan, fungsi utama dari etomidate adalah untuk membuat pasien tidur dengan cepat tanpa menurunkan tekanan darah terlalu banyak.
“Obat ini digunakan terutama pada pasien kritis yang tidak stabil secara kardiovaskular, seperti pasien syok dan trauma berat. Etomidate bekerja dengan menekan sistem saraf pusat, khususnya dengan meningkatkan aktivitas neurotransmitter GABA (zat alami di otak yang menghambat sinyal saraf),” ujar Profesor Zullies kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Dosis Etomidate
Dikutip dari laman Drugs, dosis induksi anestesi pada pasien dewasa dan anak di atas usia 10 tahun bervariasi, antara 0,2 mg/kg dan 0,6 mg/kg berat badan, dan harus disesuaikan untuk setiap kasus. Adapun dosis umum yang digunakan untuk induksi pada pasien adalah 0,3 mg/kg, disuntikkan selama 30-60 detik.
Data yang ada belum memadai untuk membuat rekomendasi dosis induksi anestesi pada pasien di bawah usia 10 tahun. Sehingga, penggunaan tersebut tidak direkomendasikan.
Efek Samping Etomidate
Beberapa efek samping dari etomidate meliputi:
Nyeri sementara di tempat suntikanPernapasan dalam dan cepat (hiperventilasi)Kedutan atau kejang otot (mioklonus), termasuk pada otot rangka dan otot mataPenurunan laju pernapasan (hipoventilasi)Penurunan saturasi oksigenKejang pita suara (laringospasme)Henti napas sementara (apnea)MendengkurCegukanTekanan darah tinggi (hipertensi)Tekanan darah rendah rendah (hipotensi)Irama jantung tidak teratur (aritmia)Detak jantung cepat (takikardia)Detak jantung lambat (bradikardia)MualMuntah
Hubungi dokter jika mengalami
Gejala jantung berat, seperti detak jantung cepat atau berdebar kencang, sensasi berdebar di dada, sesak napas, dan pusing yang datang tiba-tibaSakit kepala hebat, kebingungan, bicara pelo, kelemahan parah, muntah, hilang koordinasi, rasa tidak seimbang saat berdiri atau berjalanReaksi sistem saraf yang berat, yang ditandai dengan otot yang sangat kaku, demam tinggi, berkeringat, kebingungan, detak jantung cepat atau tidak teratur, tremor, rasa seperti akan pingsanGejala mata serius, seperti penglihatan kabur, tunnel vision atau penglihatan seperti sedang melihat ke dalam terowongan, nyeri atau pembengkakan pada mata atau melihat lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya.
(elk/suc)
-

Rekan Jokowi Alumni Kehutanan UGM Cerita Skripsi Ambil Ekonomi, Kok Bisa?
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar acara reuni ke-45 angkatan 1980 di Sleman, Yogyakarta
Dalam acara reuni ini, turut hadir mantan Presiden Jokowi Widodo sebagai salah satu alumni.
Kehadirannya di acara ini membuatnya juga turut menyapa rekannya yaitu Mulyono.
Sebelumnya, nama Mulyono sempat menjadi perbincangan karena disebut-sebut sebagai nama kecil Jokowi.
Mulyono pun mendapatkan kesempatan untuk berbicara langsung dengan awak media.
Di kesempatan ini, ia mengungkap satu fakta menarik terkait UGM yang dulunya disebut belum punya jurusan.
“Saya satu angkatan dengan Pak Jokowi. Masuk tahun 1980. Dulu belum ada pembagian jurusan, saya skripsinya ambil ekonomi manajemen,” ujar Mulyono kepada wartawan.
Pria asal Sukoharjo ini menyebutkan bahwa Jokowi semasa kuliah dikenal sebagai pribadi yang sederhana namun tetap bersahabat.
“Orangnya biasa saja, kalem. Tapi selalu ingat teman. Bahkan setelah jadi wali kota pun masih nyapa saya, bilang, ‘Mas Mul, yuk ke sini’,” ujarnya.
Lebih jauh, Mulyono menyebut Jokowi sebagai salah satu mahasiswa yang lulus lebih dulu darinya.
Mulyono menegaskan bahwa meskipun tak pernah melihat langsung ijazah Jokowi, namun ia bisa memastikan bahwa keduanya memang benar-benar kuliah bareng di Fakultas Kehutanan UGM.
“Pak Jokowi lulus lebih cepat dari saya. Saya wisuda Februari 1987, sementara beliau 1985. Nilainya juga lebih bagus. Kita kuliah bareng, saya saksi hidupnya,” terangnya.
(Erfyansyah/fajar)
-
/data/photo/2025/07/26/6884759324e88.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 Paksakan Diri Datang Reuni UGM, Jokowi: Kalau Tak Datang, Ramai Lagi Nanti Yogyakarta
Paksakan Diri Datang Reuni UGM, Jokowi: Kalau Tak Datang, Ramai Lagi Nanti
Editor
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Mantan Presiden RI Joko Widodo (
Jokowi
) berbicara soal spekulasi terkait ijazahnya apabila dia tidak datang ke acara reuni alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (
UGM
), Sabtu (26/7/2025).
Hal itu dia sampaikan saat memberikan sambutan di hadapan puluhan alumni dalam acara peringatan 45 tahun angkatan 1980 di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), di Aula Integrated Forest Farming Learning Center, Sleman, DI
Yogyakarta
.
Awalnya, Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya masih dalam masa pemulihan setelah tiga bulan mengalami gangguan kesehatan.
Namun, ia tetap memutuskan hadir dalam reuni tersebut lantaran tidak ingin mengecewakan rekan-rekan seangkatannya.
“Kemarin waktu dihubungi Pak Bambang, ditanya, ‘Datang enggak?’ Kalau enggak datang, tambah palsunya. ‘Ke mana dia?’ Ini saya paksakan datang, betul,” tutur Jokowi.
Jokowi menyebutkan, sebanyak 67 alumni hadir dalam acara reuni tersebut.
Ia merasa perlu hadir agar tidak menimbulkan spekulasi, terutama soal isu ijazah palsu yang menerpanya.
“Bayangkan kalau saya enggak datang. Nah, 67 orang ngumpul semua. Jokowi di mana? Rame lagi nanti,” kata dia.
Jokowi menambahkan, tuduhan bahwa dirinya tidak pernah kuliah, tidak punya skripsi, dan tidak ikut kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sangat tidak masuk akal.
“Saya kadang geleng-geleng juga kita ini aduh, kok pada nggak masuk logika tapi ya kejadiannya, peristiwanya seperti yang kita lihat,” sebutnya.
Teman-teman seangkatan Presiden ke-7 RI Joko Widodo di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan bahwa
ijazah Jokowi
adalah asli dan mereka siap menjadi saksi.
Pernyataan tersebut disampaikan sejumlah alumni dalam acara reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan UGM yang berlangsung pada Sabtu (26/07/2025).
Mustoha Iskandar, salah satu teman seangkatan Joko Widodo, menegaskan keaslian ijazah tersebut.
“Pasti asli. Gimana nggak asli, wong teman-temanya masih ada, saksi hidup,” ujar Mustoha saat ditemui di sela-sela acara reuni.
Ia juga menambahkan bahwa Joko Widodo lulus lebih dulu dibandingkan dirinya, yaitu pada tahun 1985, sementara Mustoha lulus pada tahun 1986.
Mustoha menyatakan kesiapannya untuk memberikan keterangan jika diminta menjadi saksi.
“Oh siap, kita siap (jadi saksi). Keterangan saksi itu alat bukti nomor satu lho, mosok kita mau berbohong,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa sudah banyak teman seangkatan di Fakultas Kehutanan UGM yang dimintai keterangan oleh polisi terkait ijazah Jokowi.
Sementara itu, Heri Tribasuki, teman seangkatan lainnya, menjelaskan bahwa saat itu terdapat 80 orang dalam satu angkatan, termasuk Joko Widodo.
“Setelah ospek, orientasi begitu kami kuliah baru mengenal kan. Kuliahnya cuma 88 orang, sehingga kami saling mengenal. Itu satu kelas,” ungkap Heri.
Ia lulus dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1986, sedangkan Joko Widodo lulus pada tahun 1985.
Heri juga menceritakan bahwa ia tidak mengikuti wisuda karena memutuskan untuk ikut proyek di Kalimantan.
Heri Tribasuki mengaku tidak menyangka bahwa Joko Widodo akan menjadi presiden ke-7 RI, mengingat selama kuliah, Jokowi dikenal sebagai sosok yang pendiam.
“Kita nggak menyangka semua, Beliau akan jadi orang nomor satu di Indonesia, ya orangnya kan pendiam,” urainya.
Terkait dengan isu keaslian ijazah Joko Widodo yang sedang ramai diperbincangkan, Heri menegaskan bahwa ia tidak mengetahui latar belakang persoalan tersebut. Namun, ia dengan tegas menyatakan bahwa ijazah Joko Widodo asli.
“Asli demi Allah, demi Allah itu (ijazah Joko Widodo) asli. Saya saksi hidup,” ucapnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Begini Jadinya Mulyono Bertemu Jokowi di Reuni Fakultas Kehutanan UGM, Peserta Langsuh Riuh
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5189860/original/053899700_1744805223-20250416_105314.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pengamat Sarankan Jokowi Ungkap Sosok Orang Besar yang Sudutkan Dirinya Terkait Ijazah Palsu – Page 3
Jokowi menilai, tuduhan yang dialamatkan kepadanya makin tidak masuk akal, lantaran terus berganti isu, dari ijazah palsu ke skripsi lalu beralih ke program KKN.
“Begitu ijazahnya sulit, dicari-cari salahnya, belok ke skripsi. Skripsinya juga (dianggap) palsu. Ganti lagi ke KKN. Ini dari ijazah lari ke skripsi, lari ke KKN. KKN-nya didatangi ke sana,” kata Jokowi.
Jokowi menyebut dosen pembimbing skripsinya adalah Prof. Dr. Ir. Ahmad Sumitro, sedangkan pengujinya adalah Ranu Gede dan Ir. Sofyan Wasito.
Ia juga masih mengingat jelas lokasi KKN yang dijalaninya bersama mahasiswa lintas fakultas di Boyolali, Jawa Tengah.
“Saya ingat KKN-nya di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Teman-teman saya juga ingat saya. Dari Fakultas Hukum ada yang namanya Bu Yohana waktu itu, dari Fakultas Biologi ada Bu Rica, dan dari Teknik Geodesi ada yang namanya Eko,” tutur Jokowi.
Tak hanya itu, ia juga mengaku sempat diadukan ke polisi karena dianggap melakukan pembohongan publik saat menyebut Ir. Kasmujo sebagai dosen pembimbingnya.
Padahal, menurut dia, Ir. Kasmujo benar-benar membimbingnya selama kuliah di Fakultas Kehutanan UGM, bahkan setelah lulus masih beberapa kali menyambangi pabrik kayu miliknya untuk membantu menyelesaikan sejumlah persoalan teknis.
“Beliau mementori bagian produksi di pabrik yang saya miliki. Sampai kapan pun saya akan menyampaikan, Pak Kasmujo itu dosen pembimbing saya. Karena memang dosen pembimbing saya,” ujar Jokowi.
Menutup sambutannya, Jokowi mengaku saat ini kondisi kesehatannya belum pulih benar. Namun, ia terpaksa menghadiri acara reuni angkatannya tersebut agar tuduhan soal ijazah palsu tidak semakin melebar.
“Waktu dijenguk Pak Bambang (ditanya) ‘dateng enggak?’. Ini kalau (saya) enggak datang palsunya tambah ke mana-mana,” kata Jokowi disambut gelak tawa rekan-rekannya.
“Ini saya paksakan datang betul. bayangkan kalau saya enggak datang. Nanti 67 orang ngumpul semuanya, Jokowi di mana? Ramai lagi nanti,” sambung Jokowi.
-
/data/photo/2025/07/26/6884994d01cf4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Ijazah Jokowi Tetap Diragukan Roy Suryo Cs, Projo: Orangnya Itu-itu Saja Nasional
Ijazah Jokowi Tetap Diragukan Roy Suryo Cs, Projo: Orangnya Itu-itu Saja
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Ketua Umum Relawan Pro
Jokowi
(Projo)
Fredy Damanik
mengatakan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, orang-orang yang meragukan ijazah Jokowi hanya percaya dengan kebenaran versi mereka semata.
Meskipun Jokowi menghadiri pertemuan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM), menurutnya, mereka hanya akan menganggap pertemuan itu pencitraan semata. Termasuk, meski ada putusan pengadilan yang menyatakan mereka bersalah atas fitnah dan pencemaran nama baik.
“Malah mereka akan membangun narasi negatif dan menyerang Pak Jokowi. Misalnya mereka akan mengatakan pertemuan alumni tersebut sebagai setting-an permintaan Pak Jokowi. Intinya mereka tidak akan pernah menerima fakta, saksi, bukti dan kebenaran yang mendukung kebenaran dan keaslian ijazah Pak Jokowi,” kata Ferdy kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2025).
“Mereka hanya akan mau menerima kebenaran versi mereka, yaitu di mana mereka akan mendukung orang-orang yang percaya dengan mereka saja, padahal orang-orangnya itu-itu saja, sesama pembenci Pak Jokowi,” imbuhnya.
Dalam pertemuan Jokowi dengan alumnus UGM, kata dia, mantan politikus PDI Perjuangan itu bahkan tidak pernah menganggap tudingan
ijazah palsu
itu sebagai beban.
“Dalam sambutannya, kelihatan Pak Jokowi menjadikan tudingan ijazah palsu hanya sebagai guyonan. Jadi memang sejak awal, Pak Jokowi tidak pernah menganggap tudingan ijazah palsu sebagai beban, karena semua ijazahnya memang asli dan dipegangnya,” ucapnya.
Sebelumnya, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo Notodiprojo, menegaskan kehadiran Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo dalam reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak akan membawa perubahan apa pun.
Roy Suryo tetap meyakini bahwa skripsi Jokowi palsu sehingga ijazah asli tidak akan terbit. “Kunjungan tadi tidak mengubah apa pun hasil hipotesis sebelumnya, skripsi 99,9 persen palsu, tidak akan bisa terbit ijazah asli,” kata Roy Suryo saat dihubungi, Sabtu (26/7/2025).
Roy Suryo menyebut, kedatangan Jokowi dalam reuni tersebut bukan berstatus sebagai alumni, melainkan laksana pejabat.
“Bajunya beda, hanya datang singkat di Fakultas Kehutanan, bukan di acara intinya, di Wanagama seperti yang lain-lainnya,” tegas dia.
Roy Suryo menilai, kedatangan Jokowi merupakan langkah untuk meyakinkan publik bahwa dosen penguji skripsinya adalah Ir. T. Burhanuddin dan Ir. Sofian Warsito, sementara dosen pembimbingnya adalah Prof. Dr. Ir. Achmad Sumitro.
“Buat apa? Kan aneh malahan. Dia juga berusaha cerita nama-nama teman saat KKN: Yohana (Hukum), Lience (Biologi), Alm. Eko (Geodesi) dan sebagainya. Tapi, tanpa bukti, hanya narasi saja. Tidak ada nilainya,” tegas dia.
Sementara, Jokowi tetap dinilai kekeh menyatakan bahwa Ir. Kasmudjo adalah dosen pembimbingnya.
“Padahal Pak Kasmudjo sudah jelas membantah, baik selalu dosen pembimbing maupun dosen akademik,” jelasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/21/687dd409406ff.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Langkah Jokowi Reuni UGM Tak Juga Hapus Keraguan Roy Suryo soal Ijazah Palsu Megapolitan
Langkah Jokowi Reuni UGM Tak Juga Hapus Keraguan Roy Suryo soal Ijazah Palsu
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
— Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga,
Roy Suryo
Notodiprojo, menanggapi kehadiran Presiden Joko Widodo dalam reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada
(UGM), Sabtu (26/7/2025), dengan skeptis.
Menurut Roy, reuni itu tidak mengubah keyakinannya bahwa skripsi
Jokowi
palsu.
“Kunjungan tadi tidak mengubah apa pun hasil hipotesis sebelumnya. Skripsi 99,9 persen palsu, tidak akan bisa terbit ijazah asli,” ujar Roy saat dihubungi, Sabtu (26/7/2025).
Kedatangan Jokowi dalam reuni disebut bukan dalam kapasitas sebagai alumni, melainkan lebih mirip pejabat yang hanya hadir sebentar di fakultas dan tidak mengikuti rangkaian utama reuni yang digelar di Wanagama.
“Bajunya beda, hanya datang singkat di Fakultas Kehutanan, bukan di acara intinya, di Wanagama seperti yang lain-lainnya,” kata Roy.
Roy juga mengkritik isi sambutan Jokowi berusaha meyakinkan publik dengan menyebut sejumlah nama dosen dan teman-teman semasa kuliah.
Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan nostalgia masa studinya, termasuk tentang skripsi, KKN, serta para dosen pembimbing.
“Mengenai nostalgia saya lihat senang semuanya. Tapi jangan senang dulu lho, karena ijazah saya masih diragukan,” ujar Jokowi dalam pidato reuni, Sabtu.
Jokowi menyebut nama dosen penguji skripsinya yaitu Ir. T. Burhanuddin dan Ir. Sofian Warsito, serta dosen pembimbing Prof. Dr. Ir. Achmad Sumitro.
Ia juga menyebut beberapa teman kuliah seperti Yohana dari Fakultas Hukum, Lience dari Biologi, dan alm. Eko dari Geodesi.
Namun, Roy menilai semua itu tidak cukup.
“Buat apa? Kan aneh malahan. Dia juga berusaha cerita nama-nama teman saat KKN. Tapi tanpa bukti, hanya narasi saja. Tidak ada nilainya,” kata Roy.
Roy juga menyoroti klaim Jokowi bahwa Ir. Kasmudjo adalah dosen pembimbingnya, padahal, menurut Roy, Kasmudjo sudah membantah hal tersebut.
“Pak Kasmudjo sudah jelas membantah, baik sebagai dosen pembimbing maupun dosen akademik,” tegasnya.
Di sisi lain, Polda Metro Jaya telah meningkatkan status kasus tudingan
ijazah palsu
Jokowi ke tahap penyidikan.
Langkah ini diambil setelah penyidik Subdit Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya melakukan gelar perkara pada Kamis (10/7/2025).
Subdit tersebut kini menangani enam laporan polisi, termasuk satu laporan yang dibuat langsung oleh Presiden Jokowi.
Laporan itu menyangkut dugaan pencemaran nama baik dan/atau fitnah, dan terdaftar dengan nomor LP/B/2831/IV/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA, yang dilaporkan pada Rabu (30/4/2025).
Dalam laporannya, Jokowi menyebut lima nama antara lain Roy Suryo Notodiprojo, Rismon Hasiholan Sianipar, Eggi Sudjana, Tifauzia Tyassuma, dan Kurnia Tri Royani.
Sementara itu, lima laporan lain terkait isu serupa merupakan hasil pelimpahan dari sejumlah polres ke Polda Metro Jaya.
Dari lima laporan tersebut, tiga di antaranya sudah ditemukan dugaan tindak pidana dan naik ke tahap penyidikan, sedangkan dua laporan lainnya telah dicabut karena pelapor tidak memenuhi undangan klarifikasi.
“Lima laporan terbagi dua. Yang tiga LP sudah ditemukan dugaan peristiwa pidana sehingga naik ke tahap penyidikan. Dan dua laporan lainnya sudah dicabut dan pelapor tidak memenuhi undangan klarifikasi,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary.
Meski demikian, kepolisian tetap akan menetapkan kepastian hukum terhadap dua laporan yang dicabut tersebut.
Barang bukti yang diserahkan Jokowi dalam laporannya mencakup satu buah flashdisk berisi 24 tautan video YouTube, konten media sosial X, fotokopi ijazah, print out legalisir, fotokopi sampul skripsi, serta lembar pengesahan.
Dalam perkara ini, Jokowi menjerat para terlapor dengan Pasal 310 KUHP dan/atau Pasal 311 KUHP, serta Pasal 35 juncto Pasal 51 ayat (1), Pasal 32 ayat (1) juncto Pasal 48 ayat (1), dan/atau Pasal 27A juncto Pasal 45 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
(Reporter: Baharudin Al Farisi | Editor: Faieq Hidayat)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Rekan Satu Angkatan Tanggapi Isu Ijazah Jokowi: Itu Omong Kosong Semua
Yogyakarta, Beritasatu.com — Rekan kuliah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Johan menepis tudingan Roy Suryo dan kawan-kawan yang meragukan keaslian ijazah Jokowi. Dia menegaskan Jokowi merupakan lulusan UGM.
Hal itu disampaikan Johan saat menghadiri Reuni 45 Tahun Angkatan 1980 Fakultas Kehutanan UGM di Yogyakarta bersama Jokowi dan teman kuliahnya, Sabtu (26/7/2025).
“Kalau saya tidak menanggapi masalah ijazah Jokowi, karena sudah berkali-kali juga saya ditanya masalah itu. Menurut saya, satu hal yang tidak masuk di akal, orang dia teman satu angkatan, mulai dari masuk tahun 1980, satu kelas, satu permainan, sama-sama di Posma, terus tiba-tiba saya harus bilang bahwa dia bukan mahasiswa, itu kan lucu. Jadi saya tidak menanggapi masalah itu, saya anggap itu omong kosong semua,” ujarnya kepada Beritasatu.com.
Johan senang Jokowi hadir ke reuni Angkatan 1980 Fakultas Kehutan UGM. Ia menyebut Jokowi memang sejak lama dikenal sebagai pribadi yang dekat dengan alam dan aktif dalam kegiatan pecinta alam sejak masa kuliah.
“Kami senang sekali, memang beliau itu dari beberapa waktu yang lalu sudah bilang saya mau datang. Memang beliau ini pecinta alam, beliau hobinya naik gunung. Waktu dia naik Gunung Kerinci, beliau yang pertama kali sampai Gunung Kerinci. Kita semua belakangan, dia yang pertama. Jadi itulah, kalau saya sudah tidak ambil pusing. Maksudnya, saya ini adalah teman satu kelas saya tidak peduli dengan omongan orang-orang lain,” kata Johan.
Dalam reuni dengan teman seangkatannya, Jokowi turut menyinggung isu terkait ijazahnya yang dianggap tidak sah oleh sejumlah pihak.
Jokowi menilai isu keaslian ijazahnya sengaja dimunculkan untuk kepentingan politik pihak tertentu. Dia menuding ada orang besar yang mem-back up permainan isu tersebut.
-

Isu Politik-Hukum Terkini: Jokowi Reuni di UGM hingga Data WNI ke AS
Jakarta, Beritasatu.com – Berbagai isu politik-hukum terkini mewarnai pemberitaan Beritasatu.com sepanjang Sabtu (26/7/2025) hingga pagi ini. Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) reuni dengan teman kuliahnya di Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta menarik perhatian publik, apalagi dia menyinggung soal keaslian ijazahnya yang dipersoalkan sebagian kalangan.
Isu politik-hukum lainnya yang juga paling disorot, adalah terkait rencana pertukaran data warga Indonesia dengan Amerika Serikat imbas perjanjian dagang penurunan tarif impor 19% yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.
Simak 5 Top Isu Politik-Hukum Terkini di Beritasatu.com:
1. Reuni di UGM, Jokowi Curhat Soal Ijazah dan Pembimbingnya Diragukan
Mantan Presiden Jokowi menghadiri reuni 45 tahun angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025). Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menanggapi isu yang kerap menerpanya terkait ijazah serta dosen pembimbingnya.
“Saya malah diadukan ke polisi. Saya dibilang pembohongan publik. Pak Kasmujo dosen pembimbing saya betul. Dan setelah lulus pun, Pak Insinyur Kasmujo masih datang ke pabrik saya empat kali, ingat saya. Saya ada masalah dengan pengeringan dengan kayu. Saya ada masalah dengan insect yang ada di kayu. Dan saya ada masalah dengan finishing,” kata Jokowi di depan teman kuliah seangkatannya.
Jokowi juga menanggapi isu seputar keaslian ijazahnya. Menurutnya, klarifikasi dari UGM seharusnya sudah cukup menjadi bukti sahih bahwa ijazahnya asli.
2. Bamsoet Dorong DPR Revisi UU Darurat Kepemilikan Senjata Api
Ketua Umum DPP Perkumpulan Pemilik Izin Khusus Senjata Api Bela Diri Indonesia (Periksha) Bambang Soesatyo atau Bamsoet mendorong revisi Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan dan Penggunaan Senjata Api. Dia meminta DPR mengambil inisiatif untuk revisi UU itu.
“Kami memang sudah menyusun perubahan undang-undang, revisi Undang-Undang Darurat yang sudah lama tahun 1951 ini ke aturan yang baru, kami sudah buat kajian akademisnya, tinggal buat dorong inisiatif DPR,” kata Bamsoet yang juga anggota DPR di sela kegiatan Asah Keterampilan Periksha 2025 di Denpasar, Bali, Sabtu (26/7/2025).
3. Komisi II DPR Usulkan Panja Perpanjangan Dana Otsus Aceh
Komisi II DPR mengusulkan pembentukan panitia kerja (panja) khusus untuk membahas perpanjangan dana otonomi khusus (otsus) bagi Provinsi Aceh melalui revisi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA).
Wakil Ketua Komisi II DPR Dede Yusuf menyatakan usulan tersebut mencerminkan kesepakatan bersama seluruh anggota Komisi II yang hadir dalam kunjungan kerja ke Banda Aceh, Jumat (25/7/2025).
“Kami sepakat mengusulkan panja terkait khusus perpanjangan Otsus Aceh. Mengingat Aceh tidak hanya memiliki nilai historis, tetapi juga keunggulan geografis sebagai wilayah perbatasan,” ujarnya.
4. Menteri HAM: Pertukaran Data WNI dengan AS Berdasarkan Hukum Indonesia
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengatakan kesepakatan pertukaran data warga Indonesia dengan Amerika Serikat disusun berdasarkan hukum RI, khususnya merujuk pada Undang-undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP).
“Pertukaran data tersebut dilakukan berdasarkan hukum Indonesia. Karena itu, tidak melanggar HAM atau bertentangan dengan prinsip HAM apa pun,” ujar Natalius, Sabtu (26/7/2025).
5. KPK Pertimbangkan Banding atas Vonis 3,5 Tahun Hasto Kristiyanto
KPK mempertimbangkan untuk mengajukan banding atas vonis 3 tahun 6 bulan penjara terhadap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang dijatuhkan majelis Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat. Putusan itu lebih rendah dari tuntutan jaksa KPK, yakni 7 tahun penjara.
Ketua KPK Setyo Budiyanto menyatakan timnya masih menunggu salinan lengkap putusan sebelum menentukan langkah hukum selanjutnya. “Upaya itu (banding) nanti setelah putusannya kami terima secara lengkap,” ujarnya di Gedung Merah Putih KPK, Sabtu (26/7/2025).
Demikian isu politik-hukum terkini yang masih menjadi perhatian pembaca. Ikuti terus update berita terkini dan informasi menarik lainnya baik dari dalam maupun luar negeri hanya di Beritasatu.com.
-
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/thumbnails/5296148/original/025208400_1753524214-begini-curhat-jokowi-soal-ijazah-depan-teman-temannya-d166b7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
VIDEO: Begini Curhat Jokowi Soal Ijazah Depan Teman-Temannya
Presiden ke-7 RI Joko Widodo menghadiri reuni ke-45 tahun angkatan 1980 di Fakultas Kehutanan UGM, Sabtu siang. Dalam suasana akrab bersama 88 rekan kuliahnya, Jokowi sempat mencurahkan isi hati soal tudingan ijazah palsu yang sempat mencuat.
Ringkasan