Institusi: UGM

  • Kegigihan Mitra Pengemudi ShopeeFood di Yogyakarta Sukses Antarkan Anak Jadi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

    Kegigihan Mitra Pengemudi ShopeeFood di Yogyakarta Sukses Antarkan Anak Jadi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

    Jakarta: Titik terang hidup kerap datang dalam bentuk tak terduga. Bagi Reni Nofriyanti, Mitra Pengemudi ShopeeFood asal Yogyakarta, pertemuannya dengan peluang menjadi driver di akhir 2021 menjadi titik penting dalam hidupnya.
     
    Berbekal semangat untuk kembali mandiri secara finansial pasca bergelut dengan hambatan semasa pandemi, Reni memutuskan menjadi Mitra Pengemudi ShopeeFood. Ternyata, langkah tersebut membuatnya bisa membiayai pendidikan dua anak perempuannya, termasuk di Universitas Gadjah Mada (UGM).
     
    Dalam sebuah wawancara dengan media, Reni menceritakan pengalaman hidupnya tersebut. Awalnya, kata dia, kondisi perekonomian keluarga yang terhimpun benar-benar membuatnya sangat termotivasi untuk bisa bangkit.
     
    “Saya itu dulunya seorang guru TK,” kata Reni.
     

     
    “Tahun 2015 saya berhenti supaya bisa fokus mengurus dua anak saya,” tambah dia berbagi cerita.
     
    Selanjutnya, Reni pun sempat berjualan salak hingga bekerja di pabrik untuk mencari nafkah. Namun pemutusan kerja saat pandemi sangat berdampak pada hidupnya kala itu. “Saya dirumahkan. Suami saya juga kehilangan pemasukan. Kami hanya bisa andalkan tabungan.” ucapnya.

    Ibu Reni bersama komunitas Shopeefood. Foto: dok. shopeefood
     
    Saat kondisi keluarga semakin terhimpit, Reni tak tinggal diam. Ia mendapat informasi pekerjaan dari keponakannya untuk menjadi driver ShopeeFood. Menurutnya, kriteria dan keuntungan dari pekerjaan tersebut bisa sangat cocok dengan kebutuhan dan kondisinya.
     
    “Saya dapat info dari keponakan yang sudah duluan daftar jadi driver ShopeeFood. “Saya lihat persyaratannya dan pas diceritain saya merasa cocok sebagai perempuan karena cukup mengantarkan makanan,” paparnya. Lebih dari itu, sistem pencairan penghasilan harian menjadi daya tarik sebab bisa langsung dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, tidak harus menunggu mingguan atau bulanan.
     

     
    Sejak bergabung, Reni mengatur sendiri jam kerjanya, mulai dari siang hingga malam, dengan pendapatan harian hingga ratusan ribu. “Salah satu kebahagiaan terbesar saya sejak bergabung dengan ShopeeFood, hasil kerja saya bisa jadi uang jajan anak-anak, beli kebutuhan sehari-hari,” ujarnya. Ia juga menyisihkan sebagian untuk pendidikan.
     
    Tabungan pendidikan tersebut kemudian berhasil membawa anaknya masuk ke kampus ternama, Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Jakarta: Titik terang hidup kerap datang dalam bentuk tak terduga. Bagi Reni Nofriyanti, Mitra Pengemudi ShopeeFood asal Yogyakarta, pertemuannya dengan peluang menjadi driver di akhir 2021 menjadi titik penting dalam hidupnya.
     
    Berbekal semangat untuk kembali mandiri secara finansial pasca bergelut dengan hambatan semasa pandemi, Reni memutuskan menjadi Mitra Pengemudi ShopeeFood. Ternyata, langkah tersebut membuatnya bisa membiayai pendidikan dua anak perempuannya, termasuk di Universitas Gadjah Mada (UGM).
     
    Dalam sebuah wawancara dengan media, Reni menceritakan pengalaman hidupnya tersebut. Awalnya, kata dia, kondisi perekonomian keluarga yang terhimpun benar-benar membuatnya sangat termotivasi untuk bisa bangkit.
     
    “Saya itu dulunya seorang guru TK,” kata Reni.
     

     
    “Tahun 2015 saya berhenti supaya bisa fokus mengurus dua anak saya,” tambah dia berbagi cerita.
     
    Selanjutnya, Reni pun sempat berjualan salak hingga bekerja di pabrik untuk mencari nafkah. Namun pemutusan kerja saat pandemi sangat berdampak pada hidupnya kala itu. “Saya dirumahkan. Suami saya juga kehilangan pemasukan. Kami hanya bisa andalkan tabungan.” ucapnya.
     

    Ibu Reni bersama komunitas Shopeefood. Foto: dok. shopeefood
     
    Saat kondisi keluarga semakin terhimpit, Reni tak tinggal diam. Ia mendapat informasi pekerjaan dari keponakannya untuk menjadi driver ShopeeFood. Menurutnya, kriteria dan keuntungan dari pekerjaan tersebut bisa sangat cocok dengan kebutuhan dan kondisinya.
     
    “Saya dapat info dari keponakan yang sudah duluan daftar jadi driver ShopeeFood. “Saya lihat persyaratannya dan pas diceritain saya merasa cocok sebagai perempuan karena cukup mengantarkan makanan,” paparnya. Lebih dari itu, sistem pencairan penghasilan harian menjadi daya tarik sebab bisa langsung dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, tidak harus menunggu mingguan atau bulanan.
     

     
    Sejak bergabung, Reni mengatur sendiri jam kerjanya, mulai dari siang hingga malam, dengan pendapatan harian hingga ratusan ribu. “Salah satu kebahagiaan terbesar saya sejak bergabung dengan ShopeeFood, hasil kerja saya bisa jadi uang jajan anak-anak, beli kebutuhan sehari-hari,” ujarnya. Ia juga menyisihkan sebagian untuk pendidikan.
     
    Tabungan pendidikan tersebut kemudian berhasil membawa anaknya masuk ke kampus ternama, Universitas Gadjah Mada (UGM).
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)

  • 4
                    
                        Canda Prabowo Banyak Menterinya Lulusan ITB: Yang Nyusun Kabinet Siapa Ini? 
                        Nasional

    4 Canda Prabowo Banyak Menterinya Lulusan ITB: Yang Nyusun Kabinet Siapa Ini? Nasional

    Canda Prabowo Banyak Menterinya Lulusan ITB: Yang Nyusun Kabinet Siapa Ini?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden Prabowo Subianto menyoroti banyak menteri di Kabinet Merah Putih yang merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).
    Fakta itu disadari Prabowo ketika menyapa para menteri maupun kepala badan yang hadir di Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri 2025 di ITB, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/8/2025).
    Mulanya, Kepala Negara menyapa Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto yang merupakan penyelenggara acara sebelum menyapa  seluruh menteri, wakil menteri, kepala badan, hingga Direktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang hadir.
    “Yang saya hormati dan yang saya banggakan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Profesor Brian. Brian atau Brayen? Brian Yuliarto sebagai penyelenggara. Para menteri koordinator, para menteri, kepala badan, serta wakil menteri Kabinet Merah Putih yang turut hadir,” kata Prabowo mengawali sambutan, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (7/8/2025).
    Prabowo lalu menyapa Rektor Institut Teknologi Bandung Tata Cipta Dirgantara beserta jajaran pimpinan guru besar, senat, dan civitas akademika ITB.
    Tak lupa, ia menyapa Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi beserta Forkopimda Provinsi Jawa Barat dan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan yang turut hadir.
    Tidak hanya menyapa, Prabowo juga mengabsen lulusan universitas mana saja para menteri dan seluruh jajarannya.
    “Menteri Kelautan dan Perikanan Saudara Sakti Wahyu Trenggono, belum profesor ya? Menteri Komunikasi dan Digital Saudari Meutya Hafid, Menteri Ketenagakerjaan Profesor Yassierli, ITB rupanya, nih. ITB banyak sekali, nih,” tutur Prabowo.
    Ia juga mengabsen Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi yang merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya yang lulusan Universitas Indonesia (UI).
    “Sekretaris Kabinet RI saudara Letkol Teddy Indra Wijaya, UGM atau dari mana? UI? UI, UI ada temennya tuh Bu Sri (Mulyani),” beber Prabowo.
    Lama-lama, Prabowo menyadari banyak menteri yang merupakan lulusan ITB.
    Selain Yassierli, ada Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti yang juga alumni ITB.
    Ia lantas bertanya siapa orang yang menyusun Kabinet Merah Putih hingga banyak lulusan ITB yang masuk kabinet.
    “Kepala Badan Pusat Statistik Saudari Amalia Adininggar, IPB? ITB? ITB lagi ini. Yang nyusun kabinet siapa ini?” seloroh Prabowo disambut tawa hadirin.
    Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) ini terus melanjutkan sapaannya hingga menemukan sejumlah direktur BUMN yang juga lulusan ITB.
    Mereka adalah Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri, Direktur Utama PT Pindad Sigit Puji Santosa yang juga merupakan alumni Teknik Mesin ITB, hingga Direktur Utama PT LEN Joga Dharma Setiawan.
    “Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Saudara Gita Amperiawan, dari mana? ITB juga? Direktur PT Bio Farma Saudara Shadiq Akasya. Perguruan tingginya? IPB juga, boleh-boleh-boleh,” kata Prabowo.
    Sebagai informasi, konvensi ini merupakan inisiatif Presiden Prabowo untuk mempertemukan dan mengumpulkan para peneliti dan guru besar, khususnya di bidang STEM, untuk menyamakan visi berkontribusi memajukan bangsa dan negara Indonesia.
    Brian menyampaikan, konvensi ini mengumpulkan lebih dari 2.000 scientist.
    “Ini adalah momentum besar yang pertama kali dilakukan di bangsa ini. Kita sama-sama mengetahui bahwa Bapak Presiden kita Presiden Prabowo senantiasa menginspirasi, menginisiasi, mengumpulkan peneliti-peneliti Indonesia di manapun berada,” kata Brian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7 Tanaman Herbal yang Bisa Tingkatkan Kesehatan Ginjal, Fungsinya Jadi Optimal

    7 Tanaman Herbal yang Bisa Tingkatkan Kesehatan Ginjal, Fungsinya Jadi Optimal

    Jakarta

    Ginjal adalah organ yang berperan penting dalam menyaring limbah dan racun dari darah, serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Kendati demikian, gaya hidup modern atau kurang sehat bisa membebani fungsi ginjal.

    Dikutip dari laman Kidney Research UK, minum cukup cairan setiap hari menjadi bagian yang penting dalam kesehatan ginjal. Dehidrasi, terutama dehidrasi kronis bisa mengakibatkan produksi urine yang mengandung konsentrasi mineral dan produk limbah yang tinggi. Hal ini bisa menyebabkan pembentukan kristal yang memengaruhi fungsi ginjal.

    Selain air putih yang menjadi asupan penting, ada beberapa tanaman herbal yang dapat membantu menjaga fungsi ginjal. Apa saja?

    Tanaman Herbal untuk Menjaga Fungsi Ginjal

    Beberapa tanaman herbal yang dapat menjaga fungsi ginjal di antaranya seledri, basil, peterseli, hingga akar marshmallow.

    1. Seledri

    Seledri digunakan dalam beberapa pengobatan tradisional sebagai obat batu ginjal. Dikutip dari Healthline, sebuah studi menemukan, rata-rata partisipan perempuan dengan batu ginjal mengonsumsi lebih sedikit seledri dibandingkan dengan partisipan perempuan tanpa batu ginjal. Meski begitu, perlu diingat bahwa temuan ini hanya menunjukkan adanya hubungan, bukan bukti bahwa konsumsi seledri secara langsung mencegah terbentuknya batu ginjal.

    Sementara, pada sebuah studi tahun 2019, ekstrak seledri ditemukan bisa membantu memecah batu ginjal. Tapi, hasil ini mungkin tidak sama pada manusia. Hingga kini, belum ada penelitian pada manusia yang mengonfirmasi efek ini.

    2. Basil

    Basil kaya akan nutrisi. Secara tradisional, orang-orang telah menggunakan sari basil untuk mengatasi gangguan pencernaan dan peradangan.

    Basil mengandung antioksidan dan sifat anti-inflamasi. Studi tahun 2020 pada tikus menemukan tanaman ini bisa membantu mendukung fungsi ginjal. Kendati demikian diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia.

    Untuk mencobanya, gunakan basil segar atau kering untuk dibuat teh dan minum beberapa cangkir setiap hari. Basil juga bisa dibuat jus atau ditambahkan ke dalam smoothie.

    3. Bunga Dandelion

    Bagian tanaman dandelion bisa membantu membuang limbah, meningkatkan produksi urine, dan memperbaiki pencernaan.

    Sebuah studi menemukan, dandelion efektif dalam mencegah batu ginjal. Hal ini ditunjukkan dari sampel laboratorium dan masih dibutuhkan studi pada manusia untuk menemukan keamanan dan efektivitasnya.

    4. Peterseli

    Dikutip dari laman Medicine Net, peterseli membantu mencegah pembentukan batu ginjal dengan membuat urin menjadi lebih asam serta bertindak sebagai diuretik yang meningkatkan produksi urine.

    Minum teh peterseli dapat membantu tubuh mengeluarkan kelebihan racun, lemak. garam, dan air, sehingga mengurangi tekanan pada ginjal.

    5. Jahe Merah

    Dikutip dari laman Universitas Gadjah Mada, tiga mahasiswa UGM berhasil mengolah jahe merah menjadi formula yang bisa menghambat penyakit ginjal kronik dengan faktor hipertensi. Menurut salah satu mahasiswa, Nada Hanifah, kandungan antioksidan dalam jahe merah bisa mengurangi stres oksidatif yang bisa mencegah kerusakan ginjal.

    Ekstrak jahe merah diformulasikan dengan teknologi nanoemulsi untuk meningkatkan kelarutan, stabilitas, dan khasiat ekstrak. Mereka menciptakan formula bernama ZAHA berdasarkan pengalaman pasien penyakit ginjal kronis.

    6. Akar Marshmallow

    Akar marshmallow berpotensi bertindak sebagai diuretik. Diuretik membantu tubuh mengeluarkan kelebihan cairan, sehingga juga membantu membersihkan ginjal dan kandung kemih.

    7. Lemon

    Lemon mengandung sitrat, zat kimia yang mencegah batu kalsium. Studi pada tahun 2020 menunjukkan, suplemen kalium sitrat bisa mengurangi faktor risiko yang terkait dengan batu ginjal pada orang yang sebelumnya memiliki bau ginjal. Kendati demikian, ini merupakan asupan kalium sitrat berdasarkan farmakologis, bukan asupan makanan.

    (elk/suc)

  • Hoaks! Artikel narasikan Kejaksaan dan Polisi akan panggil yang hadir di reuni UGM

    Hoaks! Artikel narasikan Kejaksaan dan Polisi akan panggil yang hadir di reuni UGM

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menampilkan tangkapan layar yang diklaim berasal dari artikel media.

    Dalam tangkapan layar tersebut, tertulis bahwa Kejaksaan dan Kepolisian akan memanggil semua orang yang hadir dalam acara reuni Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

    Disebutkan pula bahwa jika para peserta reuni tersebut bukan alumni UGM, maka mereka dapat dikenai hukuman pidana lebih dari delapan tahun penjara.

    Berikut narasi dalam tangkapan layar tersebut:

    “Kejaksaan dan Polisi akan panggil semua yangg hadir di reuni UGM dgn Jokowi. Jika semua yang hadir bukan alumni UGM bisa dipidana di atas hukuman 8 tahun penjara.”

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “KEJAKSAAN DAN POLISI AKAN PANGGIL SEMUA YANG HADIR DI REUNI UGM DENGAN JOKOWI”

    Namun, benarkah Artikel narasikan Kejaksaan dan Polisi akan panggil yang hadir di reuni UGM tersebut?

    Unggahan artikel yang menarasikan Kejaksaan dan Polisi akan panggil yang hadir di reuni UGM. Faktanya, artikel dalam tangkapan layar unggahan tersebut merupakan suntingan. (Facebook)

    Penjelasan:

    Berdasarkan penelusuran, tidak ditemukan artikel dengan judul sebagaimana yang tercantum dalam tangkapan layar tersebut.

    Foto yang digunakan pun tidak pernah dimuat oleh CNN Indonesia. Foto tersebut justru identik dengan unggahan Presiden Jokowi di akun Instagram resminya.

    Hingga saat ini, tidak ada pernyataan resmi dari pihak Kejaksaan maupun Kepolisian yang menyebut bahwa akan ada pemanggilan terhadap peserta reuni Fakultas Kehutanan UGM pada 26 Juli 2025.

    Tidak pula ditemukan informasi bahwa kehadiran peserta non-alumni UGM dapat dikenai sanksi pidana delapan tahun penjara.

    Klaim: Artikel narasikan Kejaksaan dan Polisi akan panggil yang hadir di reuni UGM

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: M Arief Iskandar
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BSKDN Kemendagri soroti lima pilar utama penguatan BUMD

    BSKDN Kemendagri soroti lima pilar utama penguatan BUMD

    BUMD ini punya peran yang sangat strategis, sehingga pengelolaan terhadap BUMD ini harus betul-betul fokus, sehingga keberadaannya dapat menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi lokal kita, dan membawa banyak manfaat bagi masyarakat

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo menyoroti lima pilar utama yang harus diperkuat dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yakni kelayakan usaha, optimalisasi aset produktif, manajemen utang-piutang, strategi pengembangan bisnis, serta tata kelola dan akuntabilitas.

    Yusharto menegaskan hanya dengan perbaikan menyeluruh pada lima aspek tersebut, BUMD dapat mengambil peran strategis sebagai pelopor inovasi dan pendorong perekonomian daerah.

    “Kami menyadari bahwa keberhasilan peran BUMD ini tidak lepas dari peran serta SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal dan kompeten. Untuk itu, peningkatan kapasitas SDM menjadi pondasi yang tidak bisa ditawar lagi dalam menghadapi tantangan pengelolaan BUMD yang semakin kompleks,” kata Yusharto dalam diskusi Transformasi BUMD: Kelayakan Usaha, Aset Produktif, Manajemen Keuangan, dan Tata Kelola di Kantor BSKDN, Jakarta, Selasa.

    Yusharto menyatakan bahwa BUMD tidak boleh hanya menjadi pelengkap administratif semata, melainkan harus mampu menciptakan nilai tambah konkret bagi daerah melalui layanan publik yang berkualitas dan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    “BUMD ini punya peran yang sangat strategis, sehingga pengelolaan terhadap BUMD ini harus betul-betul fokus, sehingga keberadaannya dapat menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi lokal kita, dan membawa banyak manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

    Hal senada juga disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Mulyadi Irsan, yang menyampaikan kondisi aktual BUMD di wilayahnya.

    Ia menjelaskan bahwa BUMD di Provinsi Lampung masih menghadapi tantangan klasik seperti lemahnya tata kelola, minimnya inovasi, serta ketergantungan pada suntikan APBD.

    “Keberadaan BUMD ini juga diharapkan menumbuhkan ekonomi lokal yang lebih baik hingga kemandirian fiskal. Namun kami akui, masih belum efektif melakukan pembinaan dan pengawasan. Ini menjadi tantangan ke depan melakukan peningkatan strategi tata kelola manajemen dan juga evaluasi terhadap BUMD,” ungkap Mulyadi.

    Sementara itu, Guru Besar Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Irwan Taufiq dalam paparannya menekankan bahwa penyertaan modal daerah pada BUMD dimaknai sebagai investasi yang memberikan nilai ekonomi dan sosial.

    Oleh karena itu, penilaian kinerja keuangan BUMD wajib dilakukan secara objektif dan berdasarkan standar yang akuntabel.

    Irwan juga menegaskan bahwa tujuan pendirian BUMD harus selaras dengan tujuan investasi pemerintah daerah. Ketidaksesuaian keduanya dapat menimbulkan ketidakpastian dalam menilai kelayakan investasi dan kinerja BUMD.

    “Karena itu, saya menyarankan agar dilakukan harmonisasi regulasi yang mengatur investasi pemerintah dan BUMD,” tuturnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PN Sleman Nyatakan Tak Berwenang Tangani Gugatan Ijazah Jokowi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Agustus 2025

    PN Sleman Nyatakan Tak Berwenang Tangani Gugatan Ijazah Jokowi Regional 5 Agustus 2025

    PN Sleman Nyatakan Tak Berwenang Tangani Gugatan Ijazah Jokowi
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Sleman mengabulkan eksepsi kompetensi absolut yang diajukan oleh pihak tergugat dalam perkara terkait ijazah Mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
    Perkara Nomor 106/Pdt.G/2025/PN Smn ini menggugat sejumlah pejabat Universitas Gadjah Mada (UGM), yaitu Rektor UGM, Wakil Rektor 1 hingga 4 UGM, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Kepala Perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM, serta Ir. Kasmojo. Penggugat dalam perkara ini adalah Ir. Komardin.
    Wakil Ketua Pengadilan Negeri Sleman, Agung Nugroho, menyatakan bahwa sidang perkara tersebut digelar secara daring.
    “Hari ini acaranya adalah pembacaan putusan sela,” ujar Wakil Ketua Pengadilan Negeri (PN) Sleman, Agung Nugroho, saat ditemui, Selasa (5/08/2025).
    Agung menjelaskan bahwa majelis hakim telah membacakan putusan sela dalam persidangan daring tersebut.
    Dalam putusan itu, majelis hakim menerima eksepsi kompetensi absolut dari pihak tergugat.
    “Pada intinya, majelis hakim setelah bermusyawarah menjatuhkan putusan sela menerima terhadap eksepsi kompentensi absolut,” tuturnya.
    “Jadi intinya Pengadilan Negeri Sleman tidak punya kewenangan untuk menangani perkara Nomor 106/Pdt.G/2025/PN Smn,” imbuhnya.
    Menurut Agung, putusan sela yang mengabulkan eksepsi kompetensi absolut ini sekaligus menjadi putusan akhir dari perkara tersebut.
    “Dengan dikabulkannya kompetensi absolut seperti yang saya sampaikan menjadi putusan akhir. Maka menjadi putusan akhir itu berarti sudah selesai itu di Pengadilan Negeri Sleman,” jelasnya.
    Agung juga mengungkapkan bahwa majelis hakim mempertimbangkan bahwa perkara Nomor 106/Pdt.G/2025/PN Smn lebih tepat diajukan ke Komisi Informasi Publik (KIP) karena materi gugatan berkaitan dengan sengketa informasi.
    “Sehingga sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 bahwa kalau ada sengketa masalah informasi publik maka arahnya ke Komisi Informasi Publik. Jadi penyelesaiannya ke Komisi Informasi Publik atau ke PTUN,” urainya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hoaks! Artikel sebut Jokowi akui bebaskan Hasto dan Tom Lembong

    Hoaks! Artikel sebut Jokowi akui bebaskan Hasto dan Tom Lembong

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook pada 1 Agustus menampilkan tangkapan layar yang menyerupai artikel berita, disertai foto Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

    Dalam narasi unggahan tersebut, seolah-olah Jokowi mengatakan bahwa Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong harus berterima kasih kepadanya karena mereka dibebaskan atas perintah dirinya.

    Unggahan ini mendapat respons dari warganet, dengan 461 tanda suka dan 159 komentar.

    Berikut judul dalam unggahan tersebut:

    “Jokowi Ke Hasto Dan Tom Lembong Jokowi: Banyak Berterima Kasih Dengan Saya Kalian Bebas Itu Perintah Saya”

    Namun, benarkah artikel sebut Jokowi akui bebaskan Hasto dan Tom Lembong?

    Unggahan tangkapan layar artikel yang menarasikan Jokowi akui bebaskan Hasto dan Tom Lembong. Faktanya, artikel dalam tangkapan layar tersebut merupakan suntingan. (Facebook)

    Penjelasan:

    Berdasarkan penelusuran, tidak ditemukan artikel resmi dengan judul sebagaimana tertulis dalam tangkapan layar tersebut.

    Meskipun nama media, tanggal publikasi, dan foto yang digunakan tampak serupa, konten aslinya berbeda. Artikel yang dimaksud berasal dari laman Gelora dengan judul “Reuni Angkatan 80 UGM Dituding Settingan, Jokowi: Kalau Tidak Datang Tentu Ramai”.

    Dengan demikian, judul dalam tangkapan layar yang menyebut Jokowi memerintahkan pembebasan Hasto dan Tom Lembong merupakan hasil suntingan.

    Klaim: Artikel sebut Jokowi akui bebaskan Hasto dan Tom Lembong

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: M Arief Iskandar
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jokowi Rajin Bikin Gaduh

    Jokowi Rajin Bikin Gaduh

    GELORA.CO – Pasca lengser pada 20 Oktober 2024, Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi rajin mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan kegaduhan publik.

    Demikian dikatakan pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa melalui akun X pribadinya, Senin 4 Agustus 2025.

    “Setiap hari juga melayani door stop wartawan di depan rumah, mengeluarkan statement-statement yang bikin gaduh dan perpecahan,” kata Dokter Tifa.

    “Ada orang besar, “Ada agenda politik” Termul lanjutkan “Partai biru” Lalu diralat sendiri,” sambungnya.

    Belum lagi persoalan ijazah Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Jokowi yang diragukan keasliannya, dibikin berputar-putar dengan segambreng laporan polisi.

    “Persoalan sederhana dengan solusi sederhana: Mana ijazahmu? Ini ijazahku!” kata Dokter Tifa.

    Laporan polisi tersebut, menurut Dokter Tifa, membuat APBN keluar terus menerus.

    Dibuatnya berputar-putar yang dia lakukan sendiri maupun termul-termulnya.

    “Sampai Polda Metro Jaya harus pergi ke Solo, demi memeriksa orang yang katanya sakit tapi bisa keluyuran keluar kota buat reuni-reunian,” kata Dokter Tifa.

  • Pulau Jawa Dominasi Produksi Padi, Tapi Banyak Penduduk Miskin Karena Beras

    Pulau Jawa Dominasi Produksi Padi, Tapi Banyak Penduduk Miskin Karena Beras

    Bisnis.com, JAKARTA – Tiga provinsi di Pulau Jawa masih mendomisasi produksi padi nasional. Publikasi terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa total produksi ketiga provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur pada Jannuari-September 2025 diperkirakan mencapai 24,6 juta ton atau 50,2% dari total proyeksi sebesar 49 juta ton.

    BPS mencatat bahwa Jawa Timur masih bertengger di peringkat pertama produsen gabah kering giling (GKG) sebesar 8,81 juta ton. Peringkat kedua ada Jawa Tengah dengan angka sebesar 8,05 juta ton. Sementara itu, Jawa Barat, daerah yang juga menjadi salah satu lumbung padi nasional mencapai 7,74 juta ton.

    Menariknya, kendati menjadi produsen padi terbesar bahkan menyumbang lebih dari separuh produksi nasional, ketiga wilayah ini menjadi kawasan dengan penduduk miskin banyak banyak di Indonesia. Data BPS yang dipublikasikan Juli 2025 lalu menunjukkan bahwa, jumlah penduduk miskin di Jawa Timur mencapai 3,89 juta, Jawa Barat 3,66 juta, dan Jawa Tengah sebanyak 3,39 juta. Meskipun secara persentase bukan yang terbesar.

    Data BPS juga memaparkan data lainnya, yang menunjukkan bahwa beras justru menjadi komponen utama pemicu kemiskinan penduduk di Indonesia, termasuk Jawa. Di perkotaan, data BPS secara nasional, beras menyumbang garis kemiskinan sebesar 21,6%. Sementara di pedesaan beras menyumbang sebesar 24,9%.

    Dalam catatan Bisnis, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai titik terendah sepanjang sejarah, yakni 8,47% dari total populasi per Maret 2025. Meski patut diapresiasi, pakar menilai capaian itu tak mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

    Jumlah Penduduk Miskin

    Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (25/7/2025), 8,47% penduduk miskin setara dengan 23,85 juta orang. Jumlah itu turun 0,21 juta orang dibandingkan kondisi September 2024, yang mana penduduk miskin sebanyak 8,57% atau setara 24,06 juta orang.

    Tak perlu waktu lama, para pejabat Istana Negara hingga Gedung Parlemen langsung ‘merayakan’ kesuksesan itu. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi misalnya, yang menyebut angka kemiskinan terendah sepanjang sejarah itu sebagai “sesuatu yang menggembirakan.”

    Sementara itu, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengaku tidak heran dengan rilis BPS. Menurutnya, penurunan angka kemiskinan memang tujuan dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Hanya saja, Koordinator Bidang Kajian Pengentasan Kemiskinan dan Ketimpangan FEB UGM Wisnu Setiadi Nugroho mengingatkan bahwa rilis penurunan angka kemiskinan perlu ditafsir secara hati-hati. Di balik angka positif itu, ada sejumlah indikator lain yang tampak mengkhawatirkan.

    Wisnu menjelaskan bahwa rilis BPS pada pekan lalu sekadar menunjukkan bahwa semakin sedikit penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional absolut, yang dihitung berdasarkan pengeluaran minimum per kapita untuk kebutuhan dasar makanan dan non-makanan.

    “Namun, penurunan angka kemiskinan ini tidak otomatis berarti kesejahteraan masyarakat meningkat secara menyeluruh,” tegas Wisnu kepada Bisnis, Senin (28/7/2025).

    Dia mencontohkan beberapa tanda kerentanan yang patut menjadi perhatian. Misalnya masih pada rilis BPS yang sama, terungkap kemiskinan perkotaan justru meningkat seiring naiknya tingkat pengangguran di wilayah urban.

    Di sisi lain data ketenagakerjaan yang sudah dirilis BPS terlebih dahulu menunjukkan bahwa sepanjang Februari 2024—Februari 2025, jumlah pengangguran bertambah 83.000 orang, sementara proporsi pekerja informal naik dari 59,17% menjadi 59,40%.

    Wisnu menilai fakta-fakta statistik itu menunjukkan bahwa banyak rumah tangga yang masih menggantungkan hidup pada pekerjaan informal dan tidak stabil.

  • Dulu kami dekat sekali, tapi sejak beliau jadi gubernur, lalu presiden, seolah lupa

    Dulu kami dekat sekali, tapi sejak beliau jadi gubernur, lalu presiden, seolah lupa

    GELORA.CO – Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Supradi Ketamenawi mengungkap berbagai kisah menarik di balik layar pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) saat menjabat sebagai Wali Kota Solo.

    Dalam wawancara eksklusif, Supradi membagikan pengalaman tiga tahunnya mendampingi Jokowi di awal karier politiknya.

    Sebelum pada akhirnya Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta dan kemudian Presiden RI, Supradi punya banyak cerita dibaliknya.

    Jokowi Dinilai Minim Pengalaman Birokrasi

    Menurut Supradi, Jokowi yang berlatar belakang pengusaha mebel sama sekali belum memahami birokrasi saat pertama kali terjun ke dunia pemerintahan.

    “Beliau itu dari tukang kayu langsung jadi wali kota. Jadi sama sekali belum punya pengalaman pemerintahan,” ujar Supradi, dikutip dari kanal YouTube MM 93 pada Minggu, 3 Agustus 2025.

    Supradi mengakui bahwa dirinya kerap diminta pertimbangan oleh Jokowi dalam mengambil kebijakan, mulai dari mutasi PNS hingga pemberian bantuan sosial. Ia menggambarkan hubungan mereka seperti kakak-adik.

    Peran Penting Sekda dalam Pemerintahan

    Sebagai Sekda, Supradi menyebut dirinya sebagai “dapur pemerintahan” yang menjalankan teknis birokrasi.

    “Jokowi sering bertanya, ‘Gimana, Pak?’ Itu sering sekali. Saya lebih senior, dan beliau memang butuh panduan saat itu,” ungkap Supradi.

    Ia juga menceritakan peran Sekda sebagai ketua tim anggaran daerah yang krusial dalam menghindari blunder kebijakan yang bisa berdampak hukum.

    Pesan Penting dari Mertua Jokowi

    Menariknya, Supradi mengungkapkan bahwa saat Jokowi baru terpilih menjadi wali kota, ia sempat diajak bertemu oleh Pak Miyono Suryosardjono, pengusaha mebel ternama sekaligus mertua Jokowi.

    “Pak Miyono hanya bilang, ‘Jok, kamu itu pedagang. Kalau soal birokrasi, pegangannya ya Pak Pradja (Supradi Ketamenawi),’” kenangnya.

    Hubungan yang Mulai Merenggang

    Supradi mengaku kecewa karena hubungan baik mereka tidak berlanjut setelah Jokowi menjadi Gubernur dan kemudian Presiden. Ia menyayangkan perubahan sikap tersebut.

    “Dulu kami dekat sekali. Tapi sejak jadi gubernur, lalu presiden, sama sekali tidak pernah ketemu lagi. Seolah-olah lupa dengan orang-orang lama,” katanya.

    Polemik Gelar “Drs.” pada Jokowi

    Supradi juga dimintai klarifikasi soal gelar akademik Jokowi, yang sering diperdebatkan di ruang publik.

    Ia mengaku tidak pernah melihat dokumen resmi yang mencantumkan gelar “Drs.” pada Jokowi selama menjabat wali kota.

    “Saya tidak tahu. Yang saya lihat saat itu hanya tertulis Joko Widodo, tidak ada gelar. Tapi bukan berarti beliau tidak punya gelar, mungkin memang tidak dicantumkan,” jelasnya.

    Minim Aktivitas dengan UGM

    Meski Jokowi diklaim sebagai lulusan Fakultas Kehutanan UGM, Supradi mengatakan tidak pernah mendengar atau melihat aktivitas Jokowi terkait kampus tersebut selama menjabat wali kota.

    “Selama saya jadi Sekda, tidak pernah ada cerita atau permintaan bantu-membantu dari rekan alumni UGM,” katanya.

    Keterlibatan Awal di Kampanye Jokowi

    Sebagai birokrat, Supradi secara resmi tidak boleh terlibat dalam kampanye politik. Namun, saat menjabat Kepala Dinas Koperasi, ia secara informal membantu Jokowi di masa kampanye pemilihan wali kota tahun 2005. Basis koperasi yang luas saat itu dinilai memiliki potensi suara besar.