Institusi: UGM

  • Survei SPIN Sebut Mentan Amran Torehkan Kinerja Terbaik Nomor 2

    Survei SPIN Sebut Mentan Amran Torehkan Kinerja Terbaik Nomor 2

    Jakarta

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali mencatatkan capaian membanggakan. Berdasarkan survei terbaru Strategic and Political Insight Network (SPIN), Amran menempati peringkat kedua sebagai menteri berkinerja terbaik di Kabinet Indonesia Maju dengan tingkat apresiasi publik mencapai 67,3 persen.

    Survei SPIN dilakukan terhadap 1.600 responden di 38 provinsi pada 1-9 Oktober 2025 menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error ±2,45 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil survei menempatkan Amran di klaster menteri berkinerja terbaik, hanya terpaut tipis dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’thi yang berada di posisi pertama dengan 67,5 persen.

    Dalam laporannya, Direktur Eksekutif SPIN Mawardin Sidik menjelaskan bahwa klaster menteri berkinerja tinggi ini terdiri dari mereka yang “berhasil menjalankan program prioritas secara nyata dan komunikatif, dengan capaian yang dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya di bidang pelayanan publik.”

    Posisi Amran di klaster tersebut menegaskan konsistensi kebijakan Kementerian Pertanian yang berhasil menjaga stabilitas pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

    Apresiasi publik terhadap sektor pertanian juga tampak dalam survei Litbang Kompas (Oktober 2025), yang mencatat 71,5 persen masyarakat puas terhadap kinerja Kementerian Pertanian. Peneliti Litbang Kompas Agustina Purwanti menjelaskan bahwa kepuasan publik tersebut muncul karena kebijakan pangan pemerintah dinilai efektif dan dirasakan langsung oleh masyarakat.

    “Kepuasan responden terhadap kinerja Kementerian Pertanian di angka 71,5 persen. Ini karena banyak hal yang sudah dilakukan Kementerian Pertanian berkaitan dengan pangan yang memang diturunkan oleh program pemerintah,” ujar Agustina dalam keterangannya, Jumat (17/10/2025).

    Dari sisi capaian faktual, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2025 mencapai 124,36, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Angka ini menunjukkan peningkatan daya beli dan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.

    Sementara itu, stok beras nasional mencapai 4,2 juta ton, tertinggi sejak Bulog berdiri yang turut mendorong terjadinya deflasi beras 0,13 persen pada September 2025, pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.

    Sebagai informasi, produksi beras nasional tahun 2025 menunjukkan lonjakan signifikan dan mendekati proyeksi lembaga internasional seperti Food and Agriculture Organization (FAO) dan United States Department of Agriculture (USDA).

    Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras Januari-November 2025 mencapai 33,19 juta ton, naik 12,62 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 (29,47 juta ton). USDA menyebutkan bahwa produksi beras Indonesia diperkirakan mencapai 34,6 juta ton pada tahun ini, sedangkan FAO memprediksi capaian mencapai 35,6 juta ton pada masa tanam 2025/2026.

    Angka produksi Januari-November 2025 ini tidak hanya melampaui capaian tahun sebelumnya, tetapi juga menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Sebelumnya, capaian produksi tertinggi tercatat pada tahun 2022 sebesar 31,54 juta ton.

    Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof. Lilik Sutiarso, menilai tren tersebut menunjukkan bahwa target swasembada pangan 2025 sudah di depan mata.

    “Target swasembada pangan yang semula empat tahun kini dipercepat menjadi satu tahun oleh pemerintah. Produktivitas pertanian meningkat dan dukungan infrastruktur sudah menyeluruh,” kata Prof. Lilik.

    Menanggapi hasil survei dan capaian tersebut, Mentan Amran Sulaiman menegaskan bahwa swasembada pangan bukan lagi cita-cita, tetapi target realistis yang akan tercapai pada akhir 2025.

    “Insyaallah, tahun ini kita capai swasembada pangan. Tidak ada lagi impor beras. Negara hadir untuk petani menaikkan HPP gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram, memastikan pupuk subsidi 100 persen tersalurkan, dan menjaga stok beras tertinggi dalam dua dekade terakhir,” tutup Amran.

    Melalui dukungan kebijakan yang terukur, peningkatan produksi yang berkelanjutan, serta kepercayaan publik yang tinggi, Indonesia kini berada di ambang sejarah baru – mencapai swasembada pangan 2025 dan menegaskan kedaulatan pangan sebagai pilar kesejahteraan nasional.

    (akn/ega)

  • Lagi Enak Bersatu, Lagi Susah Kabur

    Lagi Enak Bersatu, Lagi Susah Kabur

    GELORA.CO  – Bos perusahaan sawit Surya Darmadi menyindir anak buahnya Tovariga Triaginta dalam sidang lanjutan perkara dugaan korupsi perkebunan sawit di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau periode 2004-2022.

    Sidang yang digelar Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025) beragenda mendengar keterangan saksi.

    Jaksa penuntut umum menghadirkan 3 saksi. Para saksi yang dihadirkan bekerja di bidang keuangan PT Ceria Prima dan PT Duta Palma.

    Dalam kasus ini duduk sebagai terdakwa 7 korporasi milik Surya Darmadi.

    Lima perusahaan yakni PT Palma Satu, PT Panca Agro Lestari, PT Seberida Subur, PT Banyu Bening Utama, dan PT Kencana Amal Tani diwakili Tovariga Triaginta Ginting.

    Selanjutnya dua perusahaan lainnya PT Darmex Plantations dan PT Asset Pacific (dahulu PT Darmex Pacific) diwakili Surya Darmadi. 

    Dalam sidang, Tovariga Triaginta melalui kuasa hukum perusahaan mengaku tak bisa lagi hadir di persidangan karena orang tuanya sakit.

    “Izin Yang Mulia untuk persidangan hari ini dan selanjutnya itu, mohon izin menunjuk kuasa untuk mewakili 5 terdakwa. Dikarenakan Pak Tova diminta keluarga untuk pulang ke Medan karena orangtua sakit,” kata kuasa hukum Handika dalam persidangan.

    Handika mengatakan saat ini sudah ada pengganti Tova untuk mewakili 5 korporasi.

    Baca juga: Sidang Korupsi Lahan Sawit Rp 73 Triliun, Surya Darmadi Curhat Kebun dan Rumahnya Disita Kejagung

    “Pak Iwan Surya Wiryawan posisinya direksi di PT Delima Muda Nusantara, itu group Duta Palma juga,” jelas Handika.

    Kuasa hukum lalu memberikan surat kuasa ke majelis hakim dan penuntut umum.

    Kemudian Iwan Surya Wiryawan duduk mewakili PT Palma Satu, PT Panca Agro Lestari, PT Seberida Subur, PT Banyu Bening Utama, dan PT Kencana Amal Tani sebagai terdakwa.

    Saat persidangan hendak dimulai, Surya Darmadi yang hadir secara daring menjelaskan posisi Tovaringga yang sebenarnya.

    “Pak Tova mengundurkan diri kita tegas saja. Nggak usah dia pulang Medan, dia mengundurkan diri. Tegas saja dia mengundurkan diri,” jelas Surya Darmadi.

    Surya Darmadi lalu menyinggung kondisinya saat ini ditinggal para karyawannya.

    “Yang Mulia, Pak Tova dia takut, mengundurkan diri, saya mau cari pengganti Pak Tova itu tidak mudah, karena beberapa PT atas nama dia, jadi dengan kondisi ini, kalau lagi enak bersatu, kalau lagi susah kabur,” ungkapnya.

    Surya Darmadi merupakan bos perusahaan sawit, PT Duta Palma Group.

    Surya Darmadi dihukum 16 tahun penjara dalam kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang lahan perkebunan sawit di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau periode 2004-2022.

    Dalam perkara tersebut Surya Darmadi juga dihukum membayar uang pengganti Rp 2,2 triliun dan membayar kerugian perekonomian negara Rp 39,7 miliar.

    Hakim mengatakan fakta-fakta hukum membuktikan Surya Darmadi mendapatkan keuntungan dari PT Seberida Subur, PT Panca Agro Lestari, PT Banyu Bening Utama, PT Kencana Amal Tani Minus, dan PT Palma Satu, sebesar Rp 2,2 triliun yang di dalamnya termasuk tidak menerapkan sawit plasma rakyat 20 persen senilai Rp 556 miliar. 

    Perusahaan sawit Surya Darmadi tidak membayar kepada negara terhadap kegiatan perkebunan dan belum memiliki HGU.

    Korporasi Bersekongkol

    Saat ini, korporasi yang terafiliasi dengan Surya Darmadi disidangkan terkait kasus yang sama.

    PT Palma Satu, PT Panca Agro Lestari, PT Seberida Subur, PT Banyu Bening Utama, dan PT Kencana Amal Tani, PT Darmex Plantations, dan PT Asset Pacific didakwa bersekongkol dengan Bupati Bupati Indragiri Hulu Raja Thamsir Rachman untuk membuka lahan perkebunan sawit. 

    Menurut Jaksa PT Palma Satu, PT Seberida Subur, PT Banyu Bening Utama, dan PT Panca Agro Lestari mendapat izin lokasi perkebunan kelapa sawit dari Bupati Indragiri Hulu Haji Raja Thamsir Rachman. 

    Padahal, perusahaan tersebut tak memiliki izin prinsip serta lahannya berada di kawasan hutan.

    “Lahan yang diberikan izin lokasi tersebut berada dalam kawasan hutan,” kata jaksa dalam sidang dakwaan di persidangan PN Tipikor Jakarta, Selasa (15/4/2025). 

    Tak hanya itu jaksa juga menyebut ketujuh korporasi tidak memiliki analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL), dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

    Meskipun tak memenuhi persyaratan, mereka tetap mendapat izin usaha perkebunan (IUP) kelapa sawit dari Haji Raja Thamsir Rachman.

    Atas perbuatan tersebut para terdakwa dianggap sudah memperkaya diri sendiri atau orang lain atas suatu korporasi.

    Berikut keuntungan yang diperoleh korporasi:

    PT Palma Satu, Rp 1,4 triliun dan 3.288.924 dolar AS.

    PT Seberida Subur, Rp 734 miliar dan Rp 116.553,36 dolar AS. 

    PT Banyu Bening Utama, Rp 1.6 triliun dan 429.624 dolar AS.

    PT Panca Agro Lestari, Rp 877 miliar dan 1.580.200 dolar AS. 

    PT Kencana Amal Tani, Rp 2,4 triliun dan 2.468.556 dolar AS.

    Akibat perbuatan para terdakwa telah merugikan keuangan negara atau perekonomian negara sebesar Rp 4.798.706.951.640 dan sebesar 7.885.857,36 dolar AS.

    “Atau setidaknya setidaknya sejumlah tersebut berdasarkan laporan hasil audit perhitungan kerugian keuangan negara atas dugaan tindak pidana korupsi dalam kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit yang dilakukan oleh Duta Palma Group di Kabupaten Indragiri Hulu sebagaimana laporan BPKP Nomor PE03 tanggal 25 Agustus 2022,” jelas JPU. 

    Jaksa juga menyebutkan perbuatan terdakwa telah merugikan perekonomian negara sebesar Rp 73.920.690.300.

    “Atau setidak-tidaknya sejumlah tersebut berdasarkan laporan Lembaga Penelitian dan Pelatihan Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM tanggal 24 Agustus 2022,” tandasnya. 

    Perbuatan para terdakwa tersebut dijerat pidana sesuai Pasal 3 juncto Pasal 20, juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001.

    Selain itu para terdakwa juga dijerat Pasal 3 juncto Pasal 7, UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Tindak Pidana Pencucian Uang junto Pasal 55 (1) ke-1 KUHP. 

  • Guru Besar UGM: AI Tanpa Manusia Tak akan Pernah Punya Makna – Page 3

    Guru Besar UGM: AI Tanpa Manusia Tak akan Pernah Punya Makna – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Guru Besar UGM Prof. Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum menyoroti tantangan generasi muda yang hidup di zaman serba instan. Menurutnya, pendidikan tidak boleh diserahkan sepenuhnya pada kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

    Di acara Anugerah Liputan6 pada Kamis (16/10/2025) di SCTV Tower Jakarta, ia mengkritisi kebiasaan masyarakat modern yang bergantung pada teknologi AI, yang saat ini dapat menjadi bencana bagi masa depan manusia.

    “Seunggul apa pun kemampuan AI dalam mengolah data, mereka tidak memiliki dimensi esensial, seperti rasa kemanusiaan, harapan, empati, dan nilai-nilai kolektif,” ujar Prof Murti, sapaan akrabnya saat pidato di atas panggung.

    Ia menekankan, jika manusia masih bergantung pada teknologi AI secara penuh, ilmu pengetahuan dalam peradaban tidak akan berkembang dan memasuki fase stagnasi.

    “Hal ini disebabkan manusia telah kehilangan harapan radikal, sebuah kemampuan yang dapat membayangkan sesuatu dari wujud ketiadaan menjadi ada, untuk mendorong perubahan dan menciptakan inovasi,” ucap Prof Murti.

    Jadi, meskipun AI unggul dalam banyak hal, berdasarkan seluruh hasil observasi, Prof Murti merumuskan sebuah kesimpulan. Mesin tanpa manusia tak akan pernah punya makna.

    “Saya kira mesin (AI) tanpa manusia, ia akan tidak pernah memiliki makna,” tutur Prof Murti, menegaskan.

    Lantas Bagaimana Semestinya Kita Bersikap?

    Meskipun penggunaan teknologi AI secara penuh dinilai berbahaya, menurutnya, menolak teknologi juga bukan hal yang bijaksana. Guru Besar UGM itu menyarankan untuk mengambil jalan tengah, mendidik manusia bersama AI.

    Dalam konteks ini, AI seharusnya menjadi kolaborator, berfungsi sebagai alat bantu yang kuat untuk mengoptimalkan proses belajar, karena mereka menawarkan model pembelajaran baru, lebih kreatif, dan berbasis data.

  • Tim peneliti usul pembentukan lembaga pengawas tata kelola kelistrikan

    Tim peneliti usul pembentukan lembaga pengawas tata kelola kelistrikan

    Mengusulkan kepada Presiden Prabowo Subianto agar membentuk lembaga independen yang mengawasi tata kelola kelistrikan nasional sesuai dengan standar OECD.

    Jakarta (ANTARA) – Tim peneliti kajian aksesi Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengusulkan kepada Presiden Prabowo Subianto agar membentuk lembaga independen yang mengawasi tata kelola kelistrikan nasional sesuai dengan standar OECD.

    Kepala Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Sarjiya menjelaskan, lembaga independen tersebut akan berfungsi sebagai pengawas dan penghubung antarkementerian/lembaga (K/L) dalam proses penyesuaian standar kelistrikan OECD.

    Usulan itu disampaikan dalam media briefing di Jakarta, Jumat, sebagai bagian dari strategi percepatan proses aksesi Indonesia menjadi anggota OECD.

    “Lembaga ini nanti di bawah siapa pun ya, ini kan mesti harus bertanggung jawab kepada Presiden dan kemudian memiliki independensi yang kemudian bisa menyampaikan isu-isu permasalahan. Dan dari sisi teknis, ekonomi, kemudian juga legal yang kemudian bisa harapannya menjadi media untuk menjawab poin-poin nanti di dalam penguatan (sektor kelistrikan),” ujarnya.

    Melalui hasil studi ‘Penguatan Tata Kelola Sektor Ketenagalistrikan’ itu, Sarjiya memaparkan bahwa lembaga independen tidak akan menggantikan peran K/L atau PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), melainkan melengkapi fungsi pemerintah dan operator. Struktur keanggotaannya dirancang berbasis meritokrasi dengan melibatkan akademisi, pelaku usaha di bidang kelistrikan, hingga perwakilan pemerintah.

    Sebagai perbandingan, model serupa telah diterapkan di negara anggota OECD, seperti Spanyol dan Korea Selatan, serta di Thailand yang juga sedang dalam proses aksesi.

    “Misalnya di Thailand, mereka anggotanya tadi ada akademisi, ada perwakilan bisnis, ada dari pemerintah, dan kemudian memang itu diarahkan bisa menunjukkan independensinya,” ujarnya pula.

    Senada, Ketua Umum Purnomo Yusgiantoro Center Filda C Yusgiantoro mengatakan, pembentukan lembaga itu menjadi langkah strategis untuk memperkuat tata kelola kelistrikan dalam proses aksesi OECD.

    “Di Asia Tenggara itu belum ada negara-negara yang masuk OECD, jadi ini salah satu daya saing Indonesia untuk masuk OECD dalam hal untuk menguatkan kembali tata kelola ketenagalistrikan,” katanya lagi.

    Adapun Indonesia resmi menjadi kandidat aksesi OECD, setelah menerima peta jalan aksesi pada 2 Mei 2024 di Paris. Proses aksesi ditargetkan rampung dalam tiga hingga empat tahun ke depan.

    OECD sebagai organisasi yang beranggotakan negara-negara maju menekankan pentingnya tata kelola publik yang transparan, kompetitif, dan berbasis aturan. Sektor ketenagalistrikan menjadi salah satu fokus utama untuk mendorong target transisi energi dan pembangunan ekonomi hijau Indonesia.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Satu Tahun Prabowo-Gibran, Jokowi: Berjalan Baik, Meski Ada Sedikit Evaluasi
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        17 Oktober 2025

    Satu Tahun Prabowo-Gibran, Jokowi: Berjalan Baik, Meski Ada Sedikit Evaluasi Yogyakarta 17 Oktober 2025

    Satu Tahun Prabowo-Gibran, Jokowi: Berjalan Baik, Meski Ada Sedikit Evaluasi
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), memberikan pandangan positifnya terkait program-program yang telah dijalankan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang kini memasuki tahun pertama.
    Jokowi menilai bahwa gagasan dan kebijakan besar yang dikerjakan oleh Presiden Prabowo sudah berjalan dengan baik.
    “Saya melihat kebijakan-kebijakan dan gagasan-gagasan besar yang beliau kerjakan di awal-awal satu tahun pemerintahan Pak Prabowo ini, saya lihat semuanya berjalan dengan baik,” ujar Joko Widodo usai menghadiri Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan UGM, Jumat (17/10/2025).
    Jokowi menambahkan bahwa evaluasi dan koreksi terhadap hal-hal kecil juga sudah dilakukan oleh Presiden Prabowo.
    “Bahwa ada hal yang kecil-kecil yang perlu dievaluasi, perlu dikoreksi, saya kira sudah dijalankan oleh Beliau,” tuturnya.
    Mantan Gubernur DKI Jakarta ini secara khusus mencontohkan beberapa program unggulan.
    Jokowi mengungkapkan bahwa evaluasi terhadap program seperti Makan Bergizi Gratis, Sekolah Rakyat, hingga Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih menunjukkan hasil yang baik.
    “Evaluasinya baik yang berkaitan dengan sekolah rakyat, baik yang berkaitan dengan makan bergizi gratis, baik yang berkaitan dengan Kopdes Merah Putih, saya kira kita melihat berjalan dengan baik dan itu diapresiasi oleh masyarakat,” pungkasnya.
    Diberitakan sebelumnya, Kehadiran Jokowi, yang merupakan alumnus Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980, menjadi momen spesial bagi civitas akademika.
    “Sebulan yang lalu saya mendapatkan undangan diantar langsung oleh Pak Dekan dan jajaran dosen dari Fakultas Kehutanan ke rumah, undangan untuk datang di Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan,” kata Jokowi usai acara, Jumat (17/10/2025).
    “Karena yang mengundang langsung Pak Dekan, mengantar langsung, saya sangat menghargai undangan itu dan saya datang. Saya hadir hari ini,” lanjutnya.
    Dari pantauan di lokasi, Jokowi memasuki auditorium bersama Rektor UGM Prof. Ova Emilia dan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni sekitar pukul 08.22 WIB.
    Dalam sambutannya, Prof. Ova Emilia menyambut hangat kehadiran mantan presiden dua periode itu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menteri Kehutanan Raja Juli Sapa Jokowi di UGM, Sentil Ijazah Asli Wamen dan Dekan
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        17 Oktober 2025

    Menteri Kehutanan Raja Juli Sapa Jokowi di UGM, Sentil Ijazah Asli Wamen dan Dekan Yogyakarta 17 Oktober 2025

    Menteri Kehutanan Raja Juli Sapa Jokowi di UGM, Sentil Ijazah Asli Wamen dan Dekan
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Selain menyapa Presiden ke-7 Joko Widodo, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni turut menyinggung ijazah asli saat menyapa Wakil Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki yang merupakan alumni Fakultas Kehutanan UGM.
    Hal ini terjadi saat Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, menghadiri Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan UGM pada Jumat (17/10/2025).
    Acara tersebut digelar di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM dan turut dihadiri oleh Jokowi.
    Dalam pidatonya, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyapa secara khusus kehadiran Presiden Joko Widodo.
    “Yang sama-sama kita hormati, kita banggakan, kita cintai, Bapak Presiden Republik Indonesia ke-7 Joko Widodo,” ujar Raja Juli Antoni penuh hormat.
    Raja Juli kemudian menceritakan reaksinya saat mendapat informasi mengenai kehadiran Jokowi di acara Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM tersebut.
    “Saya dapat konfirmasi dari staf saya Pak Jokowi akan datang, pasti datang hari ini. Sejak itu perut saya mules. Sampai 11 malam saya bilang coba diperbaiki lagi slide saya segala macam, tapi karena buru-buru nampaknya malah lebih jelek dari aslinya,” tuturnya.
    Setelah menyapa Jokowi, Raja Juli melanjutkan pidatonya dengan menyapa Wakil Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki, yang juga hadir.
    Raja Juli juga menyampaikan bahwa Rohmat Marzuki adalah alumni Fakultas Kehutanan UGM dan menyinggung isu ijazah yang sempat viral.
    “Wakil Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki ini Alhamdulillah ini alumni Fakultas Kehutanan UGM yang Insya Allah ijazahnya asli. Sampai ada orang jahat yang akan menggugat,” ucapnya.
    Tak hanya itu, Raja Juli juga menyinggung ijazah temannya, Muhammad Kamal, yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Geografi UGM.
    “Ini Dekan Geografi Pak Muhammad Kamal, Insya Allah ijazahnya juga asli,” ungkapnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Jokowi Sebut Hal Kecil Perlu Dievaluasi

    Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Jokowi Sebut Hal Kecil Perlu Dievaluasi

    Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapan terkait masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang akan memasuki periode 1 tahun.

    Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan menginjak usia 1 tahun per Senin (20/10/2025) sejak dilantik pada 2024.

    Banyak pihak memberikan penilaian terhadap kinerja kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo selama setahun terakhir.

    Komentar juga datang dari Mantan Presiden RI Joko Widodo saat ditanya mengenai tanggapannya tentang pemerintahan Prabowo.

    Jokowi menilai pemerintahan Prabowo tak luput dari catatan yang perlu diperbaiki. Namun, menurut Jokowi, Prabowo terbuka dengan kritik dan masukan yang ditujukan kepadanya.

    “Saya melihat kebijakan-kebijakan dan gagasan-gagasan besar yang beliau kerjakan di awal-awal satu tahun pemerintahan Pak Prabowo ini saya lihat semuanya berjalan dengan baik, bahwa ada hal yang kecil-kecil yang perlu dievaluasi, perlu dikoreksi, saya kira sudah dijalankan oleh beliau,” ucap Jokowi usai menghadiri rapat senat terbuka Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DIY, Jumat (17/10/2025).

    Jokowi menilai pelaksanaan program unggulan Presiden Prabowo seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) memang perlu dievaluasi pelaksanaannya.

    Selain itu, Presiden ketujuh RI itu juga mengapresiasi gagasan dan realisasi program Sekolah Rakyat di daerah-daerah.

    “Evaluasinya baik yang berkaitan dengan Sekolah Rakyat, baik yang berkaitan dengan makan bergizi gratis, baik yang berkaitan dengan Kopdes Merah Putih, saya kira kita melihat berjalan dengan baik. Dan itu diapresiasi oleh masyarakat,” ucap Jokowi.

    Selama setahun mengemban tugas sebagai Presiden RI, Prabowo telah menjalankan beberapa program yang dijanjikan saat masa kampanye, misalnya Program MBG, Sekolah Rakyat, dan Koperasi Desa Merah Putih.

    Kendati begitu, belakangan MBG ramai disoroti karena menimbulkan banyak kasus keracunan di kalangan siswa, tercatat sudah lebih dari 10 ribu anak yang menjadi korban.

  • Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Jokowi Puji: Semua Kebijakan dan Gagasan Besar Berjalan Baik

    Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Jokowi Puji: Semua Kebijakan dan Gagasan Besar Berjalan Baik

    Liputan6.com, Jakarta Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi memberikan penilaian positif atas satu tahun kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

    Jokowi menilai berbagai kebijakan dan program kerja yang dijalankan oleh Presiden Prabowo telah berjalan dengan baik. Apreasiasi ini disampaikan Jokowi, usai menghadiri rapat senat terbuka Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (17/10/2025). 

    “Kebijakan-kebijakan dan gagasan-gagasan besar yang beliau kerjakan di awal-awal satu tahun pemerintah Prabowo, semuanya berjalan dengan baik,” ujar Jokowi. 

    Jokowi  menyatakan pemerintahan di era  kepemimpinan Prabowo berjalan mulus dan membawa hasil positif. Menurutnya, program-program yang disusun yang pada awal-awal setahun pemerintahan Prabowo perlu diperkuat.

    Bagi Jokowi, meski ada beberapa hal kecil yang perlu dievaluasi dan dikoreksi, secara keseluruhan pemerintahan Prabowo telah menunjukkan kinerja yang baik. 

    “Beberapa program berjalan lancar dan mendapatkan apresiasi dari masyarakat, seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa Merah Putih dan Program Sekolah Rakyat,” katanya.

  • Menhut Raja Juli Singgung Ijazah Asli di Hadapan Jokowi saat Pidato di UGM

    Menhut Raja Juli Singgung Ijazah Asli di Hadapan Jokowi saat Pidato di UGM

    GELORA.CO – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni berpidato di Rapat Senat Terbuka Peringatan Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan UGM di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM, Jumat (17/10).

    Rapat Senat Terbuka ini turut dihadiri Presiden Ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi.

    “Yang sama-sama kita hormati, kita banggakan, kita cintai Bapak Presiden Republik Indonesia ke-7 Bapak Ir H Joko Widodo,” kata Raja Juli mengawali pidatonya.

    Raja Juli mengaku semalam dapat konfirmasi dari stafnya, hari ini Jokowi pasti hadir di UGM.

    “Sejak itu perut saya mules. Jam 11 malam coba perbaiki lagi slide saya. Tapi karena buru-baru tampaknya jadi lebih jelek dari aslinya,” jelasnya.

    Dia lalu menyapa sejumlah orang yang hadir di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM.

    Saat menyapa wamennya, Raja Juli sempat menyinggung soal ijazah asli.

    “Yang terhormat Bapak Wakil Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki. Alhamdulillah ini alumni Fakultas Kehutanan UGM,” katanya.

    “Yang insyaallah ijazahnya asli. Sampai ada orang jahat yang akan menggugat,” celetuknya.

    Di awal pidatonya ini, Raja Juli turut memuji Jokowi yang menurutnya tak hanya berhasil merawat hutan.

    “Bapak Ir Joko Widodo tidak hanya berhasil merawat hutan tapi insyaallah berhasil merawat Indonesia kita,” jelasnya.

    Jokowi sendiri merupakan alumni Fakultas Kehutanan UGM tahun 1980. 

    Di kesempatan yang sama, Rektor UGM Ova Emilia dalam sambutannya menyebut Jokowi kebanggaan Fakultas Kehutanan UGM.

    “Yang terhormat Presiden ke-7 Republik Indonesia Bapak Joko Widodo. Alumni kehutanan 1980 kebanggaan fakultas kehutanan UGM,” kata Rektor UGM Ova Emilia.

  • 1
                    
                        Ammar Zoni Perlu Dilindungi
                        Nasional

    1 Ammar Zoni Perlu Dilindungi Nasional

    Ammar Zoni Perlu Dilindungi
    Alumnus Psikologi Universitas Gadjah Mada
    EMPAT
    kali Ammar Zoni (AZ) terbelit dalam masalah narkoba. Jelas, sangat memalukan! Namun, jangan berlagak pilon; skandal AZ merupakan hantaman palu godam terhadap seluruh lembaga penegakan hukum, khususnya Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.
    Pasalnya, program pembinaan yang mereka kenakan ke AZ–andai program itu memang ada–ternyata sama sekali tidak mujarab untuk mengubah tabiat AZ.
    Bahkan bukan hanya gagal, program pemasyarakatan itu justru membuat AZ menjadi residivis dengan kadar bahaya yang semakin tinggi.
    Atas dasar itu, memberikan status
    high risk
    kepada AZ lalu mengerangkengnya di Nusakambangan sepatutnya bukan sebatas manifestasi “buruk muka, cermin dibelah”.
    Apalagi jika perlakuan keras sedemikian rupa cuma dijadikan sebagai siasat untuk mempersulit pendalaman atas kasus AZ.
     
    Pascapenindakan terhadap AZ, otoritas hukum harus mencari tahu penyebab tidak manjurnya rehabilitasi atas AZ selama dia berada di dalam lembaga pemasyarakatan.
    Situasi paling menakutkan adalah apabila penjara secara ironis menciptakan atau menyediakan lingkungan kriminogenik bagi AZ.
    Di lingkungan seperti itu, AZ memperoleh modal baru serta membangun keterampilan baru dan
    network
    baru guna mempercanggih perilaku jahatnya.
    Dengan kata lain, alih-alih sebagai sentra penyiapan narapidana untuk suatu saat kembali ke masyarakat, penjara justru menciptakan dan meneguhkan perilaku kriminal warga binaannya.
    Keberadaan lingkungan kriminogenik di dalam penjara menjadikan AZ bukan sebagai satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab.
    Skandal AZ, dengan demikian, tidak cukup disikapi sebagai masalah individual, melainkan sebagai masalah sistemik.
    Keterlibatan pihak-pihak lain dalam ‘apotek’ atau ‘bisnis bawah tanah’ AZ juga perlu diusut dan diproses hukum. Mulai dari keteribatan dalam bentuk kelalaian, yakni petugas sama sekali tidak tahu-menahu ihwal bisnis AZ.
    Petugas dan otoritas pemasyarakatan secara umum tidak boleh cuci tangan. Keterlibatan lebih serius adalah ketika petugas abai, yakni melakukan pembiaran kendati mereka mengetahui pasar bawah tanah yang AZ terlibat di dalamnya.
    Lebih tinggi lagi adalah petugas terlibat pasif, di mana petugas lapas sebagai pesuruh, sedangkan AZ sebagai motor bisnisnya.
    Yang terberat adalah manakala petugas terlibat aktif. Di situ, petugas berkedudukan sebagai pemrakarsa, sementara AZ sebatas sebagai kaki tangannya.
    Petugas pemasyarakatan bukan pula satu-satunya otoritas yang perlu diinvestigasi. Seorang mantan narapidana berbagi cerita langsung kepada saya: ia mensinyalir narkoba yang AZ perdagangkan berasal dari barang bukti tindak pidana.
    Alih-alih disimpan untuk kepentingan proses hukum, barang bukti justru diselundupkan oleh petugas penegak hukum guna menghasilkan keuntungan pribadi.
    Bahwa barang bukti itu dikomersialisasi di penjara tidak terlepas dari ‘kodrat’ bahwa penjara sesungguhnya merupakan lokasi jual beli narkoba paling ideal.
    Seluruh penghuni penjara merupakan konsumen potensial, karena mereka datang ke lingkungan penjara sebagai orang bermasalah di tengah masyarakat yang kemudian menghidupkan masalah di dalam penjara.
    Di dalam tembok penjara, juga tidak sungguh-sungguh tersedia program kegiatan yang bisa mengalihkan energi para narapidana dari masalah mereka ke arah yang lebih produktif.
    Kombinasi antara
    importation model
    dan
    deprivation model
    itu menjadikan para penghuni penjara sebagai calon pembeli yang selalu ada dan narkoba menjadi dagangan terlaris di musim apapun.
    Para petugas, setelah merasa betapa ‘bermanfaat’-nya bisnis bawah tanah di penjara, juga memilih melindungi sumber penghasilan ekstra mereka itu.
    Sehingga, sebagai simbiosis yang saling menguntungkan, penghuni penjara dan petugas penjara segendang sepenarian mengamankan pasar itu.
    Pertanyaannya, jika bisnis hitam narkoba di dalam penjara nyata-nyata menguntungkan, mengapa ‘apotek’ AZ justru dibongkar?
    Mantan narapidana yang sama kembali menuturkan analisisnya. Kuat dugaannya, berdasarkan pengalamannya selama berada di dalam lapas dan mengetahui langsung “setiap blok penjara memiliki ‘apotek’-nya masing-masing”, ‘apotek’ AZ hanya bisnis kaliber kecil.
    ‘Apotek’ kacangan itu sengaja diobrak-abrik agar terbangun citra bahwa lapas bersangkutan memiliki komitmen nyata terkait pemberantasan narkoba di dalam lingkungannya.
    Pada saat yang sama, manuver tersebut dilakukan untuk menutup-nutupi adanya ‘apotek’ kelas kakap agar tetap terus berbisnis dengan aman.
    Dengan kata lain, jika perkataan si mantan narapidana benar adanya, pengamanan terhadap AZ sesungguhnya tidak dapat dipandang sebagai kerja murni penegakan hukum.
    Sebailknya, AZ merupakan target operasi penegakan hukum dalam rangka menjaga keberlangsungan tindak pidana berskala lebih luas yang ada di dalam penjara yang sama.
    Tentu, penuturan mantan orang dalam itu perlu dijadikan sebagai referensi untuk keperluan investigasi lebih lanjut.
    Pada sisi yang sama, gambaran tentang konstelasi bisnis bawah tanah sedemikian rupa menambah panjang daftar kejahatan yang diyakini publik berlangsung secara terorganisasi di lembaga-lembaga penegakan hukum.
    Sebelumnya ada Konsorsium 303, lalu konsorsium tambang yang dioperasikan oleh institusi penegakan hukum yang sama.
    Dibutuhkan aba-aba langsung dari Presiden, tampaknya, untuk membuktikan seberapa jauh kebenaran kabar itu.
    Memotret kasus AZ sebagai kejahatan terorganisasi yang patut diduga melibatkan peran petugas lapas secara sistemik, serta-merta ada kemiripan posisi AZ dengan Richard Eliezer dalam kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat.
    AZ adalah penjahat yang potensial membuka tabir kejahatan secara lebih menyeluruh. Sehingga, sembari memproses AZ secara hukum, kepadanya juga perlu diberikan perlindungan agar bisa mengekspos habis-habisan ‘apotek-apotek’ di dalam penjara.
    Sebagai orang yang bisa saja kini dianggap
    high risk
    (dalam pengertian membongkar kartel narkoba di dalam penjara), institusi negara semisal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, atau bahkan tim investigasi gabungan bentukan pemerintah perlu proaktif menerapkan sistem pengamanan terhadap AZ di Nusakambangan.
    Dua pertanyaan yang jawabannya tersedia seketika. Pertama, siapa yang yakin hanya ada satu ‘apotek’ di penjara-penjara di Indonesia? Dan, siapa pula yang percaya bahwa tidak ada Ammar Zoni serupa di dalam sana?
    Kedua, akankah majelis hakim nantinya menyemangati AZ untuk buka-bukaan di ruang sidang lalu memberikannya peringanan hukuman?
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.