Institusi: UGM

  • Fakta-fakta Sumber Air Akuifer di Balik Tudingan Aqua Pakai Sumur Bor

    Fakta-fakta Sumber Air Akuifer di Balik Tudingan Aqua Pakai Sumur Bor

    Jakarta

    Merek air minum ‘Aqua’ belakangan menjadi perbincangan publik. Ini setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengunjungi salah satu lokasi pengolahan air mineral tersebut.

    Dalam video yang diunggah di kanal YouTube ‘Kang Dedi Mulyadi Channel (KDM)’ salah seorang staf perusahaan mengatakan bahwa sumber air dari Aqua berasal dari bawah tanah yang diambil melalui proses pengeboran.

    Air Aqua Diambil dari Akuifer

    Menanggapi hal ini, Danone selaku produsen air minum Aqua menegaskan bahwa sumber air yang digunakan bukan berasal dari air permukaan maupun air tanah dangkal.

    Sumber air Aqua diambil dari akuifer dengan kedalaman 60-140 meter yang terlindungi secara alami oleh lapisan kedap air, sehingga bebas dari kontaminasi aktivitas manusia dan tidak mengganggu penggunaan air masyarakat.

    “Aqua menggunakan air dari akuifer dalam yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan,” tegas pernyataan tersebut.

    Apa Itu Akuifer Dalam?

    Guru Besar Teknologi Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Ir Heru Hendrayana mengatakan sederhananya akuifer adalah batuan di dalam tanah yang mengandung air.

    “Air tanah itu tentunya lebih baik kualitasnya daripada air permukaan, pasti. Karena dia ada di bawah permukaan, dia mengalir melalui pori-pori sehingga mengalami purifikasi alamiah, penyaringan alamiah,” kata Prof Heru saat dihubungi detikcom, Jumat (24/10/2025).

    Sumber air akuifer dalam ini bisa ditemukan dalam kedalaman 70 hingga ratusan meter ke bawah, sehingga membuat kualitasnya jauh lebih baik daripada air tanah dangkal.

    Bedanya dengan Air Tanah Dangkal

    Aqua sendiri juga tak terlepas dari tudingan bahwa mereka mendapatkan sumber air dari tanah dangkal atau sumur bor.

    Menurut Prof Heru, air tanah dangkal sendiri merupakan sumber air yang berasal dari kedalam 10-30 meter di bawah tanah. Biasanya, air ini digunakan sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari, seperti sumur.

    “Itu masih rawan terhadap kualitas polutan atau polusi dari permukaan, karena relatif dangkal toh. Masih dipengaruhi limbah dari air sungai, dari semua aktivitas manusia,” katanya.

    Kata Ahli soal ‘Air Pegunungan’

    Merek Aqua sendiri selama ini dikenal dengan iklan ‘Air Mineral Pegunungan’ yang mana produsen menegaskan bahwa sumber air berasal dari dari pegunungan vulkanik yang merupakan tanah dalam (akuifer dalam).

    Menurut Prof Heru, air tanah dalam (akuifer) bisa dikatakan sebagai air pegunungan kalau dia berasal dari pegunungan. Namun, untuk membuktikannya diperlukan riset yang panjang, seperti kimia, isotop, kajian bawah permukaan, dan sebagainya.

    “Air pegunungan itu, air yang berasal dari pegunungan, pasti,” kata Prof Heru.

    Namun, air pegunungan juga tidak harus bersumber dari pegunungan. Menurut Prof Heru, bisa bersumber dari lereng, dataran, atau puncak. Asalkan bisa dibuktikan asal-usul air tersebut.

    “Air tanah itu kayak manusia, punya DNA. Kalau DNA kita tahu ini anaknya siapa, air tanah itu juga begitu. Jadi, air tanah itu bisa dideteksi asal-usulnya darimana. Itu biasanya dengan isotop,” kata Prof Heru.

    Sementara, untuk ‘Mata Air Pegunungan’, menurut Prof Heru pada dasarnya adalah mata air yang berasal dari pegunungan. Namun, mata air pegunungan belum tentu air pegunungan.

    “Mungkin juga dia dari air hujan yang meresap terus langsung keluar. Jadi air tanah dangkal tadi,” kata Prof Heru.

    “Tapi ada juga mata air pegunungan, airnya dari pegunungan. Air pegunungan itu harus diidentifikasi dengan metode, tidak harus di gunung, tidak harus di dataran, di gunung pun belum tentu air pegunungan,” sambungnya.

    Air Pegunungan Tak Bisa Asal Klaim

    Menurut Prof Heru, para produsen AMDK yang mengklaim bahwa sumber airnya berasal dari pegunungan, seperti Aqua tidak hanya sekadar klaim belaka.

    “Pasti sudah melakukan uji tadi. Kalau tidak melakukan uji, itu bisa dituntut masalahnya, kebohongan tadi,” katanya.

    “Kalau menyebutkan air pegunungan, itu harus ada supporting-nya. Bahwa dia air pegunungan, itu harus ada,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Mitos atau Fakta: Banyak Minum Air Bikin Kulit Lembap”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Roy Suryo Kuliti Kejanggalan Salinan Ijazah Jokowi yang Didapat dari KPU: Tanda Tangan Ditutup

    Roy Suryo Kuliti Kejanggalan Salinan Ijazah Jokowi yang Didapat dari KPU: Tanda Tangan Ditutup

    GELORA.CO  – Pakar telematika sekaligus mantan Menteri Pemuda dan Olahraga RI (Menpora) Roy Suryo kembali menguliti kejanggalan dalam ijazah S1 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) milik Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

    Adapun Roy Suryo mengaku telah mendapat salinan ijazah kuliah Jokowi dari Komisi Pemilihan Umum RI (KPU) pada awal Oktober 2025 lalu.

    Atau, tepatnya sebelum dia mengadakan bedah buku Jokowi’s White Paper di Gedung Umat Islam Solo pada Jumat (3/10/2025).

    Tiga pekan setelah pengakuan mendapat salinan ijazah kuliah Jokowi dari KPU tersebut, Roy Suryo kini mengungkap hal-hal yang janggal dari dokumen tanda kelulusan dari sekolah atau perguruan tinggi tersebut.

    Pria kelahiran Yogyakarta, 18 Juli 1968 ini mendapati bahwa ada beberapa bagian dari salinan ijazah Jokowi yang ditutup oleh KPU RI.

    Seperti tanda tangan, tanggal lahir, dan lainnya.

    Cara penutupan pada ijazah itu pun menurut Roy mengalami perbedaan.

    “Karena yang pertama itu, cara menutupnya bukan gini, waktu itu diputihkan. Kenapa sekarang beda dengan dulu? Kalau di-blur, nggak kayak gini. Ini diabu-abukan,” kata Roy Suryo kepada awak media di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).

    Roy menyebut, Bonatua Silalahi akan mengecek mengapa ada perbedaan dalam penutupan ijazah ini.

    “Nanti Pak Bonatua pasti juga akan mengecek kenapa ada perbedaan dalam penutupan beberapa hal yang sangat spesial ini,” sambungnya.

    Selanjutnya, Roy Suryo bersikukuh bahwa ijazah adalah jenis dokumen yang diperbolehkan untuk ditunjukkan kepada publik.

    Ijazah, kata dia, berbeda dari Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang tidak boleh dipertontonkan lantaran memiliki seri angka yang memuat data sensitif berupa NIK (Nomor Induk Kependudukan).

    Roy Suryo menyebut, ijazah bukan termasuk informasi yang dikecualikan untuk tidak boleh diberikan ke publik.

    “Ijazah itu sekali lagi tidak dikecualikan. Harusnya ijazah itu dibuka. Kalau KTP, iya itu boleh dikecualikan, karena KTP itu ada NIK ya,” papar Roy.

    Menurutnya, tidak ada data yang bersifat rahasia pada ijazah.

    “[Ijazah] nggak ada rahasianya,” kata dia.

    Lalu, Roy Suryo menyebut, salinan ijazah Jokowi tersebut masih bisa diteliti dari aspek proporsi atau dimensinya, meski bagian tanda tangannya ditutup.

    “Itu kan posisinya ditutup ya tanda tangannya. Masih bisa diteliti itu. Yang penting bukan soal detailnya, tapi juga proporsinya,” tutur Roy.

    “Nanti semua ini akan kita tempelkan ya. Akan kita cek proporsinya, batas kanan batas kiri, kemudian dimensinya sama enggak,” tandasnya.

    Yakin 99,9 Persen Ijazah Jokowi Palsu

    Setelah mengaku memegang salinan ijazah kuliah Jokowi dari KPU RI, Roy Suryo menyatakan keyakinannya bahwa dokumen bukti kelulusan milik ayah Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka itu tidak asli.

    Tak tanggung-tanggung, Roy bahkan menyebut, 99,9 persen ijazah Jokowi adalah palsu.

    Menurutnya, salinan ijazah kuliah Jokowi yang didapat dari KPU RI sama dengan salinan ijazah yang dia teliti bersama Rismon Hasiholan Sianipar dan Dokter Tifauzia Tyassuma.

    “Ini menunjukkan bahwa apa yang kami lakukan di buku ini tidak salah. Kami teliti bahannya sama,” ucap Roy Suryo, saat ditemui di Gedung Umat Islam Solo sebelum bedah buku Jokowi’s White Paper, Jumat (3/10/2025).

    “Sudah saya cek tinggal nanti keluar. Yang diberikan oleh KPU adalah sama dengan yang kami teliti. Ijazah itu 99,99 persen palsu,”

    Ada beberapa kejanggalan yang disampaikan oleh Roy Suryo.

    Misalnya, posisi logo dan teks pada salinan ijazah Jokowi tidak lazim, terutama saat dibandingkan dengan ijazah alumni lain yang lulus bersamaan dengan Jokowi yang Roy kantongi.

    Roy menilai, ijazah Jokowi tidak identik dengan ijazah-ijazah rekannya.

    “Bagaimana posisi cetaknya, posisi logo. Bahwa cetakannya berbeda dengan ijazah yang lain-lain. Harusnya cetakannya sama,” terang Roy.

    “Dibandingkan Frono Jiwo (1115), dengan almarhum Hari Mulyono (1116), Sri Murtiningsih (1117) itu beda. Padahal 3 nama tadi sama persis logonya. Yang saya lihat di KPU juga meleset,” tandasnya.

    Kronologi Roy Suryo Kantongi Salinan Ijazah Jokowi dari KPU RI

    Roy Suryo mengungkap bahwa dirinya mendapatkan salinan ijazah Jokowi dari KPU RI sebelum menghadiri aksi di depan Gedung Merah Putih KPK, Kamis (2/10/2025).

    Salinan ijazah tersebut sudah dilegalisir dan digunakan sebagai dokumen persyaratan calon presiden.

    “Kemarin siang sebelum teriak-teriak di mobil komando depan KPK saya paginya ke KPU. Kami mendapat salinan ijazah yang digunakan oleh Joko Widodo yang digunakan mendaftar menjadi calon presiden 2019. Kami masih menagih lagi 2014,” tutur Roy, Jumat (3/10/2025).

    Menurutnya, salinan ijazah yang dilegalisir hanya dapat digunakan untuk sekali.

    Dengan begitu, semestinya legalisir ijazah untuk syarat calon presiden tahun 2014 berbeda dengan 2019.

    “Karena tidak mungkin ijazah yang dilegalisasi sekali itu digunakan beberapa kali,” tutur Roy.

    “Kalau digunakan ada batasnya. Kami akan cek, benarkah dekan yang melegalisasi adalah orang yang ada pada saat itu. Yang 2019 sudah benar, Pak dr. Budiadi,” ungkapnya.

  • Kualitas Air Akuifer Disebut Lebih Terjamin, Ini Bedanya dengan Air Tanah Dangkal

    Kualitas Air Akuifer Disebut Lebih Terjamin, Ini Bedanya dengan Air Tanah Dangkal

    Jakarta

    Sumber air yang digunakan produsen air mineral Aqua belakangan ramai diperbincangkan publik. Polemik ini mencuat setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengunjungi salah satu lokasi pengolahan air milik perusahaan tersebut.

    Kunjungan itu ditayangkan melalui kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel (KDM). Dalam video tersebut, Dedi menanyakan asal sumber air yang digunakan. Seorang staf perusahaan kemudian menjelaskan bahwa air diambil dari bawah tanah melalui proses pengeboran.

    Terkait hal tersebut Danone menegaskan sumber air yang digunakan bukan berasal dari sumur bor biasa, melainkan dari akuifer dalam lapisan air tanah alami yang terbentuk di sistem hidrogeologi pegunungan.

    Pihaknya juga memastikan pengambilan air dari akuifer dalam tidak mengganggu sumber air masyarakat. Air yang digunakan berasal dari lapisan berbeda dengan air permukaan yang biasa digunakan warga. Proses pengambilan air diklaim berdasarkan izin resmi dari pemerintah dan diawasi secara rutin oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, serta pemerintah daerah setempat.

    Sebagai bagian dari kebijakan perusahaan, Aqua menerapkan Ground Water Resources Policy atau Kebijakan Perlindungan Air Tanah Dalam.

    “Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli dari UGM dan Unpad. Sebagian titik sumber bahkan bersifat self-flowing atau mengalir secara alami,” jelas Aqua dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (23/10/2025).

    Guru Besar Teknologi Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Ir Heru Hendrayana mengatakan air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan bumi, yang tidak dapat kita lihat langsung, karena tersimpan di dalam batuan. Batuan yang menyimpan air inilah yang disebut akuifer. Jadi, akuifer adalah batuan yang mengandung air di bawah permukaan bumi.

    Air tanah dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal berada pada kedalaman sekitar 10 hingga 30 meter, biasanya diambil melalui sumur-sumur penduduk. Namun, karena posisinya dekat dengan permukaan, air tanah jenis ini masih mudah terkontaminasi limbah dan polusi dari aktivitas manusia, termasuk dari sungai atau permukiman. Akibatnya, kualitas air tanah dangkal cenderung lebih buruk.

    Sementara itu, air tanah dalam terdapat pada kedalaman sekitar 70 hingga 200 meter atau lebih.

    “Nah terus satunya itu akuifer dalam atau air tanah dalam. nah ini pada kedalaman bisa 70, 80, bisa 100, bisa 200 meter dan seterusnya. ini air tanah ini terlindungi, tidak banyak dipengaruhi oleh aktivitas manusia sehingga dia kualitasnya jauh lebih baik, gitu ya,” tuturnya lagi.

    “Nah air tanah dangkal pokoknya yang kita gunakan masyarakat. (Sementara) air tanah dalam ini biasanya diambil dengan pengeboran, pengeboran dalam, airnya pasti bagus ya, dengan kualitas yang bagus tadi,” ucapnya.

    Terkait kualitas, air tanah dalam umumnya memiliki kualitas yang sangat baik dan relatif aman untuk dikonsumsi. Hal ini karena pada kedalaman tersebut, air sudah terlindungi dari kontaminasi biologis seperti bakteri dan virus.

    “Bakteri, virus itu tidak bisa hidup di air tanah dalam, karena virus dan bakteri itu mempunyai masa hidup di dalam batuan itu hanya 60 hari, 70 hari, 100 hari, hanya itu. Jadi kalau di dalam sana, itu pasti tidak ada bakteri, itu ya,” tutur Prof Heru.

    Namun, ia mengingatkan bahwa persoalan utama bukan lagi pada sisi biologis, melainkan pada kemungkinan adanya kandungan kimia yang berbahaya. Karenanya, penting untuk melalui proses penelitian dan pemeriksaan lebih lanjut.

    “Jadi intinya, kalau boleh diminum, bisa, boleh, semua orang, dan biasanya memang boleh, nggak ada masalah selama di situ mungkin tidak ada pabrik nuklir atau apa, penyimpanan. Kalau natural, boleh, pasti boleh, karena virus dan bakteri nggak pernah ada, karena mati, sudah mati, gitu,” tuturnya.

    Ia juga menjelaskan produsen AMDK yang beredar di pasaran wajib melalui proses penyaringan dan sterilisasi, termasuk dengan teknologi ultraviolet.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/up)

  • Fakta-fakta Sumber Air Akuifer di Balik Tudingan Aqua Pakai Sumur Bor

    Gaduh Sumber Air Aqua, Ahli Geologi UGM: Air Pegunungan Tak Harus di Gunung

    Jakarta

    Polemik tentang sumber air yang dipakai oleh Aqua belakangan disorot publik setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengunjungi salah satu lokasi pengolahan air mineral. Kunjungan tersebut ditayangkan di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel (KDM).

    Dalam tayangan tersebut, KDM menanyakan sumber air yang digunakan. Salah seorang staf perusahaan menjawab, air yang digunakan berasal dari bawah tanah yang diambil melalui proses pengeboran.

    Penjelasan itu kemudian memicu perdebatan di kalangan masyarakat. Tak sedikit yang menuding bahwa sumber air tersebut tidak sesuai dengan klaim ‘air pegunungan’ yang digunakan dalam branding Aqua, karena dianggap berasal dari air bor, bukan dari mata air pegunungan.

    Menanggapi hal tersebut, Danone selaku produsen Aqua memberikan klarifikasi. Perusahaan menegaskan bahwa sumber air yang digunakan bukan berasal dari air permukaan maupun air tanah dangkal. Sumber air Aqua diambil dari akuifer dengan kedalaman 60-140 meter yang terlindungi secara alami oleh lapisan kedap air, sehingga bebas dari kontaminasi aktivitas manusia dan tidak mengganggu penggunaan air masyarakat.

    “Aqua menggunakan air dari akuifer dalam yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan,” tegas pernyataan tersebut.

    “Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli dari UGM dan Unpad. Sebagian titik sumber juga bersifat self-flowing (mengalir alami),” lanjutnya.

    Guru Besar Teknologi Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Ir Heru Hendrayana juga turut menanggapi istilah air pegunungan. Menurutnya, Air tanah dalam bisa disebut air pegunungan jika memang asalnya dari wilayah pegunungan.

    Namun, ia menegaskan air pegunungan tidak selalu harus diambil langsung dari lokasi di puncak atau tubuh gunung. Untuk membuktikan hal tersebut diperlukan penelitian ilmiah yang cukup panjang, meliputi analisis kimia, isotop, serta kajian bawah permukaan.

    “Jadi sekali lagi tidak harus di pegunungan sumbernya. misalnya saya ngebor di lereng Merapi atau lereng gunung, boleh gak, bisa gak itu saya katakan air pegunungan? belum tentu, harus di cek dulu tadi,” ucapnya lagi.

    “Terus di ngebor di datarannya, ini dari gunung, belum tentu, harus dicek dulu asal usulnya. nah gitu ya, jadi air pegunungan itu harus melalui sebuah penelitian. ya, sekarang intinya itu tadi, air pegunungan tidak harus di gunung, gitu ya,” lanjutnya lagi.

    Hal serupa juga berlaku pada mata air pegunungan. Menurut Prof Heru, tidak semua mata air yang muncul di wilayah pegunungan otomatis tergolong air pegunungan. Ada mata air yang terbentuk dari air hujan yang langsung meresap dan keluar kembali di batuan sekitar lereng, sehingga termasuk kategori air tanah dangkal.

    “Jadi air pegunungan itu harus diidentifikasi dengan metode, tidak harus di gunung, tidak harus di datar, di gunung pun belum tentu air pegunungan, ini secara ilmiahnya begitu,” tuturnya.

    Prof Heru juga menambahkan perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) berskala besar yang mencantumkan label air pegunungan umumnya telah melakukan uji ilmiah untuk membuktikan klaim tersebut.

    Kalau perusahaan-perusahaan besar yang melakukan apa, mencantumkan dari pegunungan itu, pasti sudah mempunyai itu,” imbuhnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Memiliki Body Goals di Usia 46 Tahun, Ini Tips Asri Welas “
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

  • Aqua Disebut Ambil Air dari Sumur Bor, Ini Kata Ahli Geologi UGM soal ‘Akuifer Dalam’

    Aqua Disebut Ambil Air dari Sumur Bor, Ini Kata Ahli Geologi UGM soal ‘Akuifer Dalam’

    Jakarta

    Belakangan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aqua tengah disorot setelah dituding sumber air digunakan berasal dari air sumur bor atau air tanah dangkal. Terkait hal ini, pihak Danone juga menegaskan bahwa sumber air yang digunakan bukan berasal dari sumur bor biasa atau air tanah dangkal, melainkan dari akuifer dalam lapisan air tanah alami

    “Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli dari UGM dan Unpad. Sebagian titik sumber bahkan bersifat self-flowing atau mengalir secara alami,” jelas Aqua dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (23/10/2025).

    Apa yang dimaksud akuifer?

    Guru Besar Teknologi Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Ir Heru Hendrayana mengatakan pada dasarnya air itu ada yang namanya air permukaan dan air tanah. Air permukaan adalah air yang terlihat di atas permukaan bumi, seperti sungai, danau, atau kolam.

    Sementara itu, lanjutnya, air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan bumi, yang tidak dapat kita lihat langsung, karena tersimpan di dalam batuan. Batuan yang menyimpan air inilah yang disebut akuifer. Jadi, akuifer adalah batuan yang mengandung air di bawah permukaan bumi.

    Secara umum, kualitas air tanah lebih baik dibandingkan air permukaan. Menurutnya, hal ini karena air tanah mengalami proses penyaringan alami saat melewati pori-pori batuan, sehingga terjadi purifikasi alami. Air tanah sendiri juga dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam.

    “Air tanah dangkal itu adalah air tanah yang di dalam bumi tadi tapi relatif dangkal, kira-kira ya 30-20 meter atau 10 meter yang diambil sumur-sumur penduduk itu yang kita ambil, nah itu disebut air tanah dangkal,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (24/10/2025).

    “Nah itu juga masih rawan terhadap kualitas polutan atau polusi dari permukaan, karena relatif dangkal masih banyak dipengaruhi oleh limbah dari air sungai, dari semua aktivitas manusia, itu banyak mempengaruhi oleh air tanah dangkal yang tadi 20 meter, 30 meter. nah itu kualitasnya buruk gitu ya,” lanjutnya.

    Sementara itu, air tanah dalam terdapat pada kedalaman sekitar 70 hingga 200 meter atau lebih. Air ini relatif terlindungi dari pengaruh aktivitas manusia sehingga kualitasnya jauh lebih baik. Air tanah dalam biasanya diperoleh melalui proses pengeboran dan umumnya digunakan oleh industri atau perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK).

    “Nah air tanah dalam ini biasanya diambil dengan pengeboran, pengeboran dalam, airnya pasti bagus ya, dengan kualitas yang bagus tadi,” ucapnya lagi.

    Prof Heru juga menjelaskan istilah air pegunungan yang diklaim oleh sejumlah produsen AMDK. Menurutnya, air tanah dalam bisa disebut air pegunungan jika memang asalnya dari wilayah pegunungan. Untuk membuktikan hal tersebut diperlukan penelitian ilmiah yang cukup panjang, meliputi analisis kimia, isotop, serta kajian bawah permukaan.

    “Jadi air pegunungan itu adalah air yang berasal dari pegunungan, pasti ya, jelas ya. nah pertanyaannya, apakah air pegunungan itu harus di gunung? tidak. tidak harus di gunung, bisa di lerengnya, bisa di datarannya, bisa di puncaknya, di tubuh gunung, itu bisa asal bisa dibuktikan asal usul air tanah tadi,” kata Prof Heru.

    “Air tanah itu kayak manusia, punya DNA. kalau DNA kita tau ini anaknya siapa, air tanah itu begitu. jadi air tanah itu bisa dideteksi asal usulnya dari mana, itu biasanya dengan isotop. nah, jadi misalnya dia di lereng gunung A, bisa gak dibuktikan dia dari gunung A? bisa, tapi dengan cara metode tadi,” lanjutnya.

    Terkait mata air pegunungan, Prof Heru mengatakan istilah ini mengacu pada lokasi keluarnya air, yaitu di kawasan pegunungan. Menurutnya, tidak semua mata air pegunungan otomatis berasal dari air pegunungan. Bisa saja itu adalah air hujan yang langsung meresap ke tanah dan keluar kembali di sekitar lereng, sehingga termasuk air tanah dangkal.

    “Jadi sekali lagi tidak harus di pegunungan sumbernya. misalnya saya ngebor di lereng Merapi atau lereng gunung, boleh gak, bisa gak itu saya katakan air pegunungan? belum tentu, harus di cek dulu tadi. terus di ngebor di datarannya, ini dari gunung, belum tentu, harus dicek dulu asal usulnya. nah gitu ya, jadi air pegunungan itu harus melalui sebuah penelitian,” tuturnya lagi.

    “jadi air pegunungan itu harus diidentifikasi dengan metode, tidak harus di gunung, tidak harus di datar, di gunung pun belum tentu air pegunungan, ini secara ilmiahnya begitu,” lanjutnya.

    Di sisi lain, Prof Heru mengatakan perusahaan besar yang mencantumkan label air pegunungan pada produknya umumnya telah melalui proses penelitian dan pembuktian ilmiah yang ketat. Label tersebut tidak bisa digunakan sembarangan karena harus disertai data pendukung yang menunjukkan asal-usul airnya benar-benar dari kawasan pegunungan.

    “Jadi perindustrian atau yang labeling itu ya, kalau menyebutkan air pegunungan itu harus ada supportingnya, supporting bahwa dia air pegunungan, itu harus ada. nah, jadi kalau perusahaan-perusahaan besar yang melakukan apa, mencantumkan dari pegunungan itu, pasti sudah mempunyai itu,” lanjutnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Aturan BPA di Indonesia, Jadi Tanggung Jawab Siapa?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

  • YLKI Minta Aqua Tanggung Jawab atas Klaim Sumber Air

    YLKI Minta Aqua Tanggung Jawab atas Klaim Sumber Air

    Bisnis.com, JAKARTA — Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendorong produsen Aqua, PT Tirta Investama, untuk bertanggung jawab atas klaim yang dijanjikan terkait sumber air.

    Ketua YLKI Niti Emiliana menilai dalam hal ini pelaku usaha tidak transparan dengan memberikan informasi dan klaim iklan yang tidak sesuai.

    “Dalam UU perlindungan konsumen, hal ini masuk dalam perbuatan yang dilarang oleh pelaku yaitu karena memproduksi dan memperdagangkan tidak sesuai dan kondisi sebagaimana yang dinyatakan oleh label dan iklan,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip pada Jumat (24/10/2025). 

    Selain itu, Niti melihat hal tersebut juga melanggar hak konsumen atas informasi yang benar jelas dan jujur

    Untuk itu, Niti mendorong pelaku usaha seharusnya bertanggungjawab atas informasi klaim yang dijanjikan karena ini masuk ke dalam itikad baik dalam berbisnis. 

    “YLKI mendorong adanya audit dan pemerintah untuk peninjauan ulang terkait perizinan usaha dan perolehan air tersebut,” tambahnya. 

    Sebelumnya, pernyataan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menyinggung soal sumber air produk air minum dalam kemasan (AMDK) Aqua mendapat sorotan publik. 

    Dalam sebuah cuplikan video yang menampilkan kunjungannya ke pabrik Aqua di Subang, Jawa Barat, Dedi mempertanyakan sumber air Aqua yang ternyata berasal dari sumur dengan kedalaman lebih dari 100 meter. Dia heran lantaran menurut pemahamannya sumber air produk AMDK berasal dari air permukaan. 

    “Dalam pemikiran saya bahwa ini airnya adalah air mata air, kemudian dimanfaatkan, kan namanya air pegunungan,” ujarnya. 

    Merespons ramainya isu tersebut, Aqua memberikan klarifikasi bahwa air Aqua berasal dari 19 sumber air pegunungan yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap sumber air dipilih melalui proses seleksi ketat yang melibatkan 9 kriteria ilmiah, 5 tahapan evaluasi, minimal 1 tahun penelitian.

    Proses ini dilakukan oleh tim ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti geologi, hidrogeologi, geofisika, dan mikrobiologi. Aqua hanya menggunakan air dari akuifer dalam (kedalaman 60–140 meter), bukan dari air permukaan atau air tanah dangkal.

    Perusahaan juga menegaskan tidak menggunakan air dari sumur bor biasa. Aqua menyatakan bahwa air yang digunakan berasal dari akuifer dalam yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan. 

    “Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli dari UGM dan Unpad. Sebagian titik sumber juga bersifat self-flowing [mengalir alami],” ungkap manajemen Aqua dalam pernyataan tertulisnya.

  • 9
                    
                        3 Dosen UGM Didakwa Korupsi Pengadaan Fiktif Biji Kakao, Rugikan Negara Rp 6,7 Miliar
                        Regional

    9 3 Dosen UGM Didakwa Korupsi Pengadaan Fiktif Biji Kakao, Rugikan Negara Rp 6,7 Miliar Regional

    3 Dosen UGM Didakwa Korupsi Pengadaan Fiktif Biji Kakao, Rugikan Negara Rp 6,7 Miliar
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tiga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta didakwa merugikan negara sebesar Rp 6,7 miliar melalui skandal pembelian fiktif biji kakao yang melibatkan PT Pagilaran, perusahaan perkebunan milik UGM di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
    Dakwaan tersebut dibacakan dalam sidang yang berlangsung di Pengadilan Tipikor Semarang pada Kamis (23/10/2025).
    Ketiga terdakwa adalah mantan Direktur Utama PT Pagilaran Rachmat Gunadi, Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Yogyakarta Hargo Utomo, serta Kepala Subdirektorat Inkubasi di Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Yogyakarta Henry Yuliando.
    Jaksa Penuntut Umum Eko Hartoyo dalam sidang menjelaskan bahwa dugaan tindak pidana ini bermula dari rencana pengadaan bahan baku oleh UGM pada tahun 2019 dengan nilai mencapai Rp 24 miliar.
    Dari total alokasi tersebut, sekitar 200.000 ton di antaranya adalah biji kakao.
    “Disepakati pembelian biji kakao sebanyak 200.000 ton dengan harga Rp 37.000 per kg, sehingga nilainya mencapai Rp 7,4 miliar,” ungkap Eko Hartoyo dalam sidang yang dipimpin Hakim Ketua Rightmen Situmorang, seperti dikutip dari Antara.
    Namun, pengadaan biji kakao tersebut tidak pernah terealisasi.
    Eko menambahkan bahwa terdapat 10 lembar nota timbang yang tetap ditandatangani meskipun PT Pagilaran tidak pernah menerima biji kakao yang dimaksud.
    Selain itu, para terdakwa juga memerintahkan agar pembayaran terhadap pembelian tersebut tetap diproses walaupun komoditas yang dipesan tidak pernah diterima.
    Ketiga terdakwa dijerat dengan Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
    Rachmat Gunadi dan Hargo Utomo menyatakan akan mengajukan eksepsi terhadap dakwaan penuntut umum dalam persidangan mendatang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jokowi Berpotensi Dipidana Imbas Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh

    Jokowi Berpotensi Dipidana Imbas Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh

    GELORA.CO – Polemik mengenai utang kereta cepat Whoosh yang membengkak kini sedang ramai dibicarakan publik.

    Hal itu terjadi setelah PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyatakan tidak mampu membayar utang tersebut.

    Namun, di sisi lain, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak membayar utang tersebut menggunakan APBN.

    Baru-baru ini, akademisi sekaligus pengamat politik Rocky Gerung buka suara terkait polemik tersebut.

    Ia menilai bahwa Joko Widodo atau Jokowi berpotensi dipidanakan imbas adanya dugaan mark up atau penggelembungan biaya proyek kereta cepat Whoosh yang dibuat semasa ia menjabat sebagai presiden.

    Pasalnya, proyek yang diresmikan pada 2 Oktober 2023 itu kini menanggung beban utang hingga mencapai Rp116 triliun.

    “Sebetulnya proyek kereta cepat Whoosh ini bisa disebut sebagai skandal karena dibangun secara tidak hati-hati dalam berbagai aspek,” kata Rocky Gerung dalam sebuah video yang diposting di YouTube Channelnya pada Sabtu (18/10/2025).

    Bahkan ia pun menilai kurangnya esensi dari kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dan Bandung tersebut.

    “Bahkan, mereka yang berbisnis merasa lebih mending naik mobil saja. Jadi, ada kalkulasi yang salah, yang menyebabkan kereta itu jadi beban utang, kita mesti bayar utang ke China.” Jelasnya.

    Oleh karena itu, pantas jika dugaan mark up pada proyek Whoosh yang dikaitkan dengan Jokowi berpotensi menjadi perkara pidana

    “Jadi banyak faktor yang bisa menerangkan kenapa sekarang publik menganggap bahwa potensi Pak Jokowi dipidanakan itu sangat besar,” ujarnya.

    Menkeu Tolak Gunakan APBN untuk Bayar Utang Whoosh

    Utang Rp 116 triliun yang membayangi negara telah disikapi tegas Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

    Ia secara blak-blakan menolak menggunakan APBN untuk membayar utang jumbo itu.

    Menurutnya, KCIC yang kini berada di bawah BPI Danantara harus bisa membiayai utangnya sendiri.

    Terlebih, Danantara sudah memiliki dividen dari sejumlah BUMN sampai Rp 80 triliun per tahun.

    “Kalau ini kan KCIC di bawah Danantara, mereka sudah punya manajemen sendiri, punya dividen sendiri,” ungkap Purbaya dalam Media Gathering di Bogor, Jumat (10/10/2025).

    “Jangan kita lagi, karena kan kalau enggak ya semua kita lagi termasuk devidennya. Jadi ini kan mau dipisahin swasta sama govenrment.”

    “Jangan kalau enak swasta, kalau gak enak government. Saya pikir begitu ya,” sambungnya.

    Jokowi Bungkam

    Sementara itu, Jokowi lebih memilih untuk diam saat ia ditanya oleh awak media mengenai utang dari kereta cepat Whoosh.

    Jokowi yang hadir di acara Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM pada Jumat (17/10/2025) tidak mengucapkan sepatah kata apapun ketika ditanya perihal utang Whoosh.

    Ia keluar area acara utama sambil tersenyum dan terlihat bercengkerama dengan sejumlah orang.

    Ketika seorang wartawan bertanya mengenai utang Whoosh, Jokowi pun seperti berpikir, lalu tersenyum dan meninggalkan sesi wawancara tanpa sepatah katapun.

  • Mendagri: Stabilitas harga di daerah kunci kendalikan inflasi

    Mendagri: Stabilitas harga di daerah kunci kendalikan inflasi

    “Presiden menekankan agar pengendalian harga tidak hanya ditangani dari pusat, tapi dimonitor langsung sampai ke daerah. Karena itu, saya meminta BPS membantu membaca inflasi di tingkat kabupaten/kota secara rutin setiap minggu,”

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan stabilitas dan pemantauan harga komoditas di daerah menjadi kunci dalam pengendalian laju inflasi nasional.

    Tito mengatakan Kemendagri kini tidak hanya berfungsi sebagai pembina administrasi daerah, tetapi juga penggerak utama koordinasi kebijakan ekonomi di tingkat lokal.

    “Presiden menekankan agar pengendalian harga tidak hanya ditangani dari pusat, tapi dimonitor langsung sampai ke daerah. Karena itu, saya meminta BPS membantu membaca inflasi di tingkat kabupaten/kota secara rutin setiap minggu,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Mendagri mengatakan sejak awal masa kabinet Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dirinya mendapat mandat langsung dari Presiden untuk memastikan inflasi di daerah tetap terkendali. Tugas itu merupakan kelanjutan dari perannya sejak 2022, ketika angka inflasi nasional masih di atas 5 persen.

    “Salah satu tugas khusus yang diberikan kepada saya adalah mengendalikan inflasi di daerah. Saya diberi amanat menjadi Koordinator Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sejak September 2022, ketika inflasi mencapai 5,95 persen,” ujarnya.

    Tito mengatakan instruksi agar pemantauan harga dilakukan hingga ke daerah membuat pemerintah memiliki peta harga yang lebih detail dan dinamis.

    Setiap pekan, tim dari Badan Pusat Statistik (BPS) turun langsung ke pasar-pasar untuk memantau harga bahan pokok, sementara data tersebut dilaporkan ke Kemendagri untuk ditindaklanjuti.

    “Dulu data inflasi hanya keluar sebulan sekali, sekarang kita pantau setiap minggu. Hasilnya lebih cepat, dan kalau ada daerah dengan inflasi tinggi, kita bisa langsung melakukan intervensi,” kata Tito.

    Tito mengatakan, koordinasi dilakukan bersama BPS dan Kantor Staf Presiden (KSP) agar setiap kebijakan intervensi di daerah berbasis data. Melalui rapat mingguan, pemerintah dapat segera mengetahui wilayah mana yang menghadapi tekanan harga paling tinggi dan apa penyebabnya.

    “Setiap Senin kami rapat dengan BPS dan KSP. Dari data itu, kami tahu daerah mana yang inflasinya tinggi, komoditas apa penyumbangnya, dan apa langkah korektifnya. Biasanya kami dorong operasi pasar, distribusi barang, atau kerja sama antar daerah,” tuturnya.

    Tito juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung stabilitas harga. Ia meminta agar kepala daerah tidak hanya reaktif terhadap kenaikan harga, tetapi juga menyiapkan kebijakan fiskal yang lebih strategis dan berorientasi pada ketahanan pangan.

    “Pemerintah daerah harus proaktif. Misalnya, mempercepat realisasi belanja produktif di sektor pangan dan logistik, memperkuat rantai pasok, dan memanfaatkan APBD untuk subsidi transportasi komoditas strategis. Semua langkah itu penting agar harga tetap stabil,” kata Tito.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya pengendalian inflasi sebagai kunci menjaga stabilitas ekonomi nasional. Dalam sidang kabinet, ia mengapresiasi kerja keras kementerian dan pemerintah daerah yang berhasil menjaga harga kebutuhan pokok tetap stabil di tengah ketidakpastian global.

    “Inflasi kita berhasil dijaga di sekitar 2 persen, salah satu yang terendah di G20. Ini hasil kerja bersama antara pusat dan daerah,” ujar Prabowo.

    Presiden juga menekankan bahwa capaian ini merupakan hasil kesinambungan kebijakan dan koordinasi lintas sektor yang perlu terus diperkuat agar daya beli masyarakat tetap terjaga.

    Hal senada juga disampaikan Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Wisnu Setiadi Nugroho. Ia menilai peran Kemendagri di bawah komando Tito Karnavian kini menjadi sangat strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

    Ia menyebut, reposisi peran Kemendagri sebagai koordinator pengendalian inflasi daerah merupakan langkah krusial dalam sistem fiskal Indonesia.

    “Selama ini, inflasi sering dianggap urusan moneter atau fiskal pusat, padahal sebagian besar penyebab inflasi bersifat nonmoneter — seperti rantai pasok dan struktur belanja daerah,” ujar Wisnu.

    Menurutnya, pergeseran peran Kemendagri dari birokrasi administratif menjadi pengarah kebijakan fiskal daerah menandai perubahan penting dalam tata kelola ekonomi nasional.

    Wisnu menilai, pendekatan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat koordinasi pusat dan daerah dalam menghadapi tantangan global.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rizal Fadillah: UGM Jangan Jadi Tameng Politik Siapa Pun, Termasuk Jokowi

    Rizal Fadillah: UGM Jangan Jadi Tameng Politik Siapa Pun, Termasuk Jokowi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pemerhati Politik dan Kebangsaan, M Rizal Fadillah, kembali blak-blakan soal dugaan ijazah palsu Jokowi, kali ini menyinggung Rektor UGM, Prof Ova Emilia.

    Ia bahkan menyebut bahwa Rektor UGM sudah terlalu keterlaluan karena masih bermain drama di depan publik melalui acara Dies Natalis Fakultas Kehutanan.

    “Fakultas ini lahir bulan Agustus, bukan Oktober. Acara yang terkesan dipaksakan dan berbau skenario itu tentu melibatkan Rektor UGM Ova Emilia,” ujar Rizal kepada fajar.co.id, Selasa (21/10/2025).

    Dikatakan Rizal, saat sambutannya, Ova mengatakan bahwa Jokowi sebagai alumni angkatan 1980.

    “Mungkin Ova fikir itu jujur tapi kabur. Lalu jilat-jilat sedikit, Jokowi adalah alumni yang membanggakan Fakultas Kehutanan,” sebutnya.

    Blak-blakan, Rizal menilai ada mens rea untuk menutupi kebenaran. Ia yakin Ova mengetahui bahwa Jokowi sedang menghadapi berbagai hujatan, bahkan desakan untuk proses hukum.

    “Ia sengaja membingkai dengan pencitraan. UGM dipakai sebagai perisai tua dan bolong-bolong untuk melindungi Jokowi,” tukasnya.

    Ia sontak mempertanyakan mengapa UGM tidak mampu membangun budaya transparansi dan kejujuran akademik.

    “Buka saja sebanyak-banyak akses untuk dapat membuktikan perkuliahan dan ijazah Jokowi,” Rizal menuturkan.

    “Sayangnya ketika ditanya oleh pemohon informasi publik tentang dokumen, jawabnya sedang dipegang Kepolisian. Ini adalah pola lempar badan sembunyi tangan,” tambahnya.

    Kata Rizal, Does Natalis yang digelar belum lama ini tersebut bisa ditelusuri penggagasnya.