Institusi: UGM

  • Mau Hidup Sehat? Lakukan Aktivitas Fisik 30 Menit, Minimal 5 Hari per Minggu

    Mau Hidup Sehat? Lakukan Aktivitas Fisik 30 Menit, Minimal 5 Hari per Minggu

    Liputan6.com, Yogyakarta – Sejak remaja perlu aktivitas fisik 30 menit per hari minimal 5 hari per minggu untuk hidup sehat. Selain itu, mengkonsumsi makanan real-food dan bukan junk-food, istirahat yang cukup, dan memiliki sahabat dan keluarga terdekat untuk membantu permasalahan kesehatan dan sosial.

    Tirta Mandira Hudhi kokter lulusan FK-KMK UGM mengungkapkan hal tersebut dalam gelar wicara “Move More, Stress Less: The Science Behind Sport Exercise and Mental Health in Adolescent and Young Adult (AYA)” mengatakan pandemi ikut andil dalam kompleksitas pola hidup sehat saat ini selain teknologi, dimana fenomena ini rentan terhadap sindrom metabolik. Seusai pandemi COVID-19, outdoor brand yang menjual perlengkapan kit lari, sepeda, mendaki, dan lainnya menjadi produk paling laris.

    “Selama pandemi banyak anak muda yang terkungkung, jadi mencari kesibukan di luar rumah. Ini hal bagus, walaupun di kerjain teknologi, tetapi tetap suka outdoor,” ujar Tirta di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM pada Jumat 8 November 2024.

    Tirta menyatakan telah terjadi penurunan usia pada penderita penyakit ginjal stadium 1 sampai 3 yang terjadi akibat gaya hidup yang buruk. Salah satunya mengkonsumsi minuman yang tidak sesuai dengan aturan kesehatan. “Mengkonsumsi makan sehat, tetapi tetap minum manis,” ujar Tirta.

    Sementara itu, Fransica Handy Pendiri Asosiasi Kesehatan Remaja Indonesia mengatakan, Indonesia memerlukan generasi yang sehat dan berkualitas saat masuk zaman dengan bonus demografi. Menurutnya hidup sehat perlu keseimbangan bagi anak muda dalam mengelola kesehatan diri atau “there is no health without mental health”. “Kalian ini akan jadi next parents, jadi orang tua adalah kunci dari kesehatan dan kesejahteraan generasi yang mereka besarkan. Jadi, semakin cepat dimulai (pola hidup sehat), maka semakin baik untuk ke depan,” jelas Fransica.

    Fransica bersama tim peneliti melakukan survei kesehatan mental, menemukan sekitar 30% anak remaja di usia 17 tahun mengalami gangguan kesehatan jiwa. Hasil temuan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia pada 2022 juga menunjukkan jika orang dengan rentang usia 20-30 tahun merupakan populasi yang paling banyak mengakses telekonsultasi psikologis. “Oleh karena itu, fenomena ini menjadi pertimbangan kritis bagi dunia kesehatan. Hal ini berkaitan erat pula pada optimalisasi bonus demografi untuk mendulang perwujudan generasi emas Indonesia.”

    Fitriana Murriya Ekawati, dari Departemen Kedokteran Keluarga FK-KMK UGM mengatakan untuk hidup sehat penting mendorong anak muda membiasakan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, mengonsumsi makanan bergizi dengan menghindari junk-food, istirahat cukup. Selain itu menjalin relasi dan komunikasi yang baik dalam lingkaran sosial, khususnya teman dan keluarga. “Olahraga sedikit demi sedikit, itu juga sambil merelaksasi pikiran kita. Sekitar 7% dari anak remaja itu punya gejala depresi dan anxiety, terjadi karena ambisius. Lalu, pola makan tidak terjaga sehingga mengganggu sistem metabolik,” pesan Fitriana.

  • Harga Gabah Anjlok, Bulog Diminta Segera Turun Tangan

    Harga Gabah Anjlok, Bulog Diminta Segera Turun Tangan

    Jakarta, Beritasatu.com – Guru besar Universitas Gajah Mada (UGM) Lilik Sutiarso mengusulkan Perum Bulog (Badan Urusan Logistik) segera melakukan intervensi terhadap anjloknya harga gabah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Untuk diketahui, harga rata-rata gabah di Pati kini turun Rp 1.000 dari Rp 7.200 menjadi Rp 6.200 per kilogram (kg).

    “Sebetulnya tidak hanya Bulog saja yang bisa berperan dalam memberikan solusi permasalahan, ada banyak pihak terkait, tetapi memang Bulog menjadi pihak yang sangat diharapkan untuk mengatasi permasalahan ini,” katanya dikutip dari keterangan tertulis, Senin (11/11/2024).

    Menurut Lilik, Bulog adalah otoritas yang memiliki mekanisme kebijakan stabilitas harga layak pada petani sehingga ke depan tidak menimbulkan kerugian harga yang berkepanjangan. Bulog diharapkan segera mengurangi beban yang dirasakan petani.

    “Bulog dengan mekanisme kebijakan penstabilan harga gabah yang layak di tingkat petani tentunya dapat meringankan beban masyarakat petani saat ini,” tambahnya.

    Lilik mengatakan, anjloknya harga gabah di Pati karena turunnya kualitas gabah. Selain itu karena anomali iklim dan kurang optimalnya penanganan pascapanen.

    “Solusi jangka pendek untuk memberikan jalan keluar yang berpihak kepada petani tentunya melalui program terintegrasi dari berbagai pihak, melalui intensifikasi teknologi pascapanen sampai dengan intervensi pemerintah melalui program yang mendukung ketahanan petani,” jelasnya.

    Lilik menambahkan, tingginya biaya produksi juga dipengaruhi banyak faktor. Hal ini membuktikan tingkat ketahanan petani di Indonesia masih dalam kondisi lemah.

  • Fakta Indonesia minta Presiden Prabowo segera terapkan cukai MBDK

    Fakta Indonesia minta Presiden Prabowo segera terapkan cukai MBDK

    Sejumlah orang dari Forum Warga Kota (Fakta) Indonesia melakukan aksi solidaritas terkait tarif cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK). ANTARA/HO-Fakta Indonesia/aa.

    Fakta Indonesia minta Presiden Prabowo segera terapkan cukai MBDK
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 10 November 2024 – 19:03 WIB

    Elshinta.com – Forum Warga Kota (Fakta) Indonesia telah menyampaikan surat kepada Presiden Prabowo Subianto agar pemerintah segera menerapkan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK).  Surat yang bernomor 076/SK/FAKTA/XI/2024 itu dibuat pada Kamis (7/11) lalu yang berisi agar pemerintah mengendalikan minuman berpemanis kemasan yang mengakibatkan obesitas dan diabetes.

    “Melalui surat ini, kami menyampaikan dukungan penuh atas upaya Pak Presiden dalam mewujudkan visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045 serta misi untuk mencapai Asta Cita terkait pembangunan SDM Indonesia,” kata Ketua Umum Fakta Indonesia, Ari Subagio dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Berdasarkan perkembangan terkini, kata dia, angka obesitas dan diabetes pada anak terus meningkat. Karena itu, diperlukan pengendalian MBDK melalui penerapan cukai pada produk-produk tersebut, mengacu pada praktik terbaik di beberapa negara yang telah menerapkan cukai MBDK guna mengendalikan obesitas dan diabetes.

    “Kami percaya bahwa kebijakan cukai MBDK merupakan langkah penting dalam melindungi generasi muda. Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” tuturnya.

    Fakta Indonesia bersama Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI) dan mitra-mitranya dari berbagai komunitas di Jakarta, Bogor, Bekasi, Surakarta, dan Yogyakarta serta Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan Universitas Gadjah Mada, telah melakukan upaya preventif terhadap dampak buruk MBDK.

    “Upaya kami mencakup sosialisasi kepada masyarakat dan kerja sama dengan Kantor Wilayah Bea Cukai. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun pola hidup sehat di masyarakat,” katanya.

    Melalui surat itu, dia berharap Presiden Prabowo mendukung kebijakan cukai MBDK yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), menurunkan prevalensi diabetes dan obesitas pada anak dan mengurangi beban biaya kesehatan yang ditanggung pemerintah.

    Studi terbaru dari CISDI menunjukkan bahwa peningkatan harga MBDK sebesar 20 persen berpotensi mengurangi konsumsi minuman berpemanis dan asupan gula harian rata-rata sebesar 5,4 gram untuk pria dan 4,09 gram untuk wanita. Berdasarkan perhitungan model ekonomi, penurunan konsumsi ini diperkirakan dapat mencegah 253.527 kasus kelebihan berat badan dan 502.576 kasus obesitas hingga tahun 2033.

    Karena itu, pihaknya bersama mitra mendukung penuh upaya pemerintah untuk segera menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Cukai MBDK dan aturan turunannya di tahun 2025.

    “Surat dukungan ini kami sampaikan sebagai bentuk kepedulian terhadap isu kesehatan, karena kesehatan adalah modal utama dalam membangun SDM yang unggul dan berdaya saing,” katanya.

    Dia berharap pencegahan penyakit tidak menular seperti obesitas dan diabetes menjadi prioritas utama dalam kepemimpinan Presiden Prabowo.

    Sumber : Antara

  • Sejauh Mana Peran Pemuka Agama dalam Ekonomi Hijau?

    Sejauh Mana Peran Pemuka Agama dalam Ekonomi Hijau?

    Jakarta: Purpose dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) memaparkan temuan kunci dari Survei Iklim Nasional yang berfokus pada responden dari kalangan tokoh Islam dan komunitas Muslim di Indonesia. Penelitian kuantitatif dan kualitatif ini menggarisbawahi peran penting ajaran Islam dalam mendorong aksi iklim dan menunjukkan kesiapan komunitas Muslim dalam ekonomi hijau.
     
    Pendiri dan Ketua FPCI Dino Patti Djalal,  menyatakan dengan meningkatnya religiusitas global, termasuk di Indonesia, penting untuk menyelaraskan solusi iklim dengan ajaran Islam. Memahami hambatan dan kesenjangan adalah kunci, karena sudut pandang agama sangat penting bagi masyarakat Indonesia.
     

    Survei ini melibatkan 3.000 responden Muslim dan 100 tokoh agama Islam untuk menangkap persepsi, sikap, dan peran mereka dalam mendorong aksi iklim. Temuan utama riset antara lain adalah lapangan pekerjaan, kesehatan, dan kemiskinan masih menjadi tiga perhatian utama umat Islam, sementara isu lingkungan berada di peringkat ke-enam.
     
    Namun demikian, para tokoh agama telah meyakini perubahan iklim dan kerusakan lingkungan disebabkan oleh aktivitas manusia. Temuan ini menghadirkan perspektif baru dari berbagai penelitian sebelumnya yang cenderung menunjukkan masyarakat Indonesia menyangkal krisis iklim sebagai akibat aktivitas manusia.
    Dalam membahas isu iklim, pemuka agama (22 persen) merupakan pihak yang paling dipercaya oleh masyarakat, lebih tinggi dari aktivis lingkungan (19 persen), pemerintah nasional (11 persen) dan ilmuwan (9 persen).
     
    Hal ini menunjukan peran vital untuk melibatkan pemuka agama dalam menyuarakan isu lingkungan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi iklim di tingkat akar rumput.  Survei ini juga menunjukan anggota legislatif berada pada urutan terakhir dalam tingkat kepercayaan masyarakat.

    Pendekatan dakwah

    Menanggapi tentang pendekatan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan aksi iklim di kalangan umat Islam, Steering Committee MOSAIC yang juga akademisi dari Universitas Gadjah Mada Abdul Gaffar Karim  menyampaikan kuncinya aksi dan kolaborasi.
     
    “Walau data mengungkap masyarakat percaya kepada pemuka agama sayangnya seruan-seruan di masjid sangat sedikit yang menyentuh isu iklim, dalam riset kecil kami kurang dari 2 persen dakwah di masjid menyentuh topik ini.” tegas dia.
     
    Gaffar menambahkan tindak lanjut konkrit  bisa dilakukan dengan mendekati manajemen masjid seperti siapa yang menentukan ustad, sehingga takmir masjid menjadi bagian pendekatan penting agar bisa memilih pemuka agama yang memiliki pengetahuan yang baik tentang lingkungan.
     
    Inisiatif yang telah dilakukan MOSAIC adalah penyelenggaraan Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari, yang dihadiri oleh Wakil Presiden dan tokoh agama pada 2022.  Selain itu MOSAIC juga mengembangkan gerakan aksi iklim berbasis pendanaan Islam seperti Wakaf Hutan, Sedekah Energi, dan Bengkel Hijrah Iklim.
     
    Ketua Dewan Pengurus Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) Gita Syahrani mengatakan isu perubahan iklim menjadi perhatian yang seharusnya digunakan pemimpin politik untuk menjawab kegelisahan masyarakat.   Dia mengatakan isu iklim harus berkaitan dengan usaha pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
     
    “Mungkin isu iklim perlu dilekatkan ke hal hal itu untuk membuktikan kalau tidak mempedulikan kesehatan tanan, kesehatan, air sama kesehatan udara mau punya mimpi pertumbuhan ekonomi 8 persen tuh enggak mungkin,” tegas dia yang menekankan hal ini berkaitan dengan upaya swasembada pangan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SAW)

  • Heboh Anies Kembali Dampingi Prabowo, Netizen: Senang Lihatnya Bisa Akrab

    Heboh Anies Kembali Dampingi Prabowo, Netizen: Senang Lihatnya Bisa Akrab

    GELORA.CO  – Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan kembali didampingi Prabowo. Momen tersebut diunggah Anies di media sosial pribadinya. 

    Prabowo yang dimaksud temah kuliah Anies di Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada (UGM). Anies membagikan cerita reuni bersama mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan 1989 UGM. 

    “Ini lagi sama teman-teman alumni FE UGM Kafegama, sebelah saya Prabowo dipanggil Ibob,” kata Anies dalam Instagramnya, dikutip Sabtu (9/11/2024). 

    Selain Prabowo, Anies memperkenalkan temah kuliahnya yakni Iqbal, Didi, Yaser, Faisal, Bismo, Taufik dan Al Amin. Mereka juga masih ingat nomer mahasiswa saat kuliah di UGM

    “Siapa dulu kos-kosa di Jogja?” 

    “Kosan Pogung Baru dan Seturan,” kata Prabowo.

    “Saya asli orang Jogja,” kata Bismo.

    Anies mengatakan wajah teman kuliahnya masih terlihat segar meski berusia sekitar 55 tahun. 

    “Jadi ini adalah mantan-mantan mahasiswa, ini wajah-wajahnya 35 tahun lalu masih segar,” katanya.

    Momen tersebut juga dikomentari para netizen. “Senang lihat Pak Anies bisa akrab dengan Pak Prabowo, senang lihatnya semoga Indonesia baik-baik saja,” kata akun @ganda***.

    “Selalu bahagia lihat yang masih bisa reunian dan ingat dengan teman-temannya,” kata akun @keypra***.

    Sebelumnya, Anies mengunggah momen bertemu Prabowo dalam reuni Fakultas Ekonomi Angkatan 1989 UGM. Dalam reuni itu, Anies ternyata satu kamar hotel dengan Prabowo. 

    “Entah bagaimana, panitia mengatur saya satu kamarnya dengan Pak Prabowo,” kata Anies seperti dilihat, Minggu (3/11/2024). 

    Dalam percakapan santai ini, Anies mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya sudah saling mengenal sejak SMA karena pernah mengikuti program pertukaran pelajar. “Pak Prabowo ini panggilannya ‘Ibob’. Kami dulu ke Amerika bersama,” ujar Anies.

    Anies menambahkan bahwa kesempatan ini akan mereka manfaatkan untuk berdiskusi bersama. 

    “Alhamdulillah, kami sama-sama sekarang. Saya dan Pak Prabowo akan diskusi sama-sama,” ujarnya

  • Kembangkan Kurikulum, UGM Buka Konsentrasi Applied AI in Business

    Kembangkan Kurikulum, UGM Buka Konsentrasi Applied AI in Business

    Liputan6.com, Yogyakarta FMIPA UGM dan IDS Digital College sepakat kerjasama melalui peluncuran konsentrasi Applied AI in Business di Program Studi Magister Kecerdasan Artifisial FMIPA UGM. Dekan FMIPA UGM, Kuwat Triyana mengatakan melalui konsentrasi Applied AI in Business ini, mahasiswa mendapat keterampilan AI yang terintegrasi dengan konteks bisnis. “Kurikulum Applied AI in Business dirancang agar mahasiswa dapat melakukan magang di berbagai jejaring bisnis yang dimiliki oleh IDS Digital College,” kata Kuwat melalui keterangan tertulis, Selasa (5/11/2024).

    Resmi dibukanya konsentrasi Applied AI in Busines ini merupakan kelanjutan dari konsentrasi AI-Preneur sebelumnya, berfokus pada penerapan teknologi kecerdasan artifisial (AI) di bidang bisnis. Kuwat mengatakan para mahasiswa akan memperoleh sertifikasi AI yang sesuai dengan penerapannya dalam industri.

    Pendaftaran konsentrasi Applied AI in Busines ini baru akan dibuka untuk Semester Genap 2024/2025. “Diharapkan melalui program ini, lulusan dapat lebih mudah mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan mereka di tempat kerja, baik di institusi asal maupun di lingkungan industri yang lebih luas.”

    Kerja sama strategis ini diwujudkan melalui penandatanganan kesepakatan antara Dekan FMIPA UGM, Kuwat Triyana, dan Founder IDS Digital College, Andi Boediman, pada 18 Oktober 2024 lalu. Dalam acara tersebut Wakil Dekan Bidang Alumni, Kerja Sama, dan Inovasi FMIPA, Fajar Adikusumo, bersama Ketua dan Sekretaris Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika UGM, Wahyono, dan Andi Dharmawan menyaksikan kerjasama konsentrasi Applied AI in Busines ini.

  • Alexander Marwata Gugat UU KPK, Pukat UGM: Pasal 36 Harus Dipertahankan untuk Cegah Penyalahgunaan Wewenang

    Alexander Marwata Gugat UU KPK, Pukat UGM: Pasal 36 Harus Dipertahankan untuk Cegah Penyalahgunaan Wewenang

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengajukan uji materi terhadap Pasal 36 ayat (a) Undang-Undang KPK ke Mahkamah Konstitusi (MK). Pasal ini melarang pimpinan dan pegawai KPK berkomunikasi dalam bentuk apapun dengan pihak yang tengah berperkara di lembaga antirasuah tersebut.

    Menanggapi hal ini, Pusat Kajian Antikorupsi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (Pukat FH UGM) menilai keberadaan Pasal 36 sangat penting untuk menjaga independensi dan integritas KPK. Peneliti Pukat UGM, Zaenur Rohman, menyatakan bahwa aturan ini merupakan upaya untuk mempertahankan profesionalisme KPK sebagai lembaga pemberantas korupsi.

    “Kami menghormati langkah Alexander Marwata mengajukan uji materi. Namun, kami tidak sependapat jika Pasal 36 dipertanyakan. Pasal ini melarang insan KPK, baik pimpinan maupun pegawai, berkomunikasi dalam bentuk apapun dengan pihak berperkara,” ujar Zaenur kepada Beritasatu.com pada Jumat (9/11/2024).

    Menurut Zaenur, penghapusan Pasal 36 berpotensi menimbulkan risiko besar bagi KPK. Tanpa aturan ini, ada kekhawatiran bahwa pegawai maupun pimpinan KPK dapat menggunakan pengaruhnya demi kepentingan pribadi atau membangun jejaring yang merusak integritas penegakan hukum. Ia menekankan, potensi penyalahgunaan kewenangan di KPK sangat besar mengingat kewenangan luas yang dimiliki lembaga ini.

    “Jika Pasal 36 dihapus, KPK berisiko menjadi seperti lembaga penegak hukum lainnya. Standar integritas yang tinggi dapat menurun, yang dapat membuka celah penyalahgunaan kekuasaan dan praktik jual beli perkara,” lanjut Zaenur.

    Zaenur juga menegaskan Pasal 36 tidak sepenuhnya melarang pertemuan dengan pihak berperkara. Ia menjelaskan, pertemuan kedinasan atau kehadiran di acara publik seperti seminar atau kondangan tidak akan melanggar aturan. Menurutnya, selama pimpinan dan pegawai KPK menjalankan tugas secara profesional, kekhawatiran terhadap pasal ini tidak perlu dibesar-besarkan.

    “Selama pertemuan dilakukan dalam konteks kedinasan atau acara publik, Pasal 36 tidak akan menjerat mereka. Jadi, selama pimpinan dan pegawai KPK tidak menyalahgunakan wewenang atau bertindak tidak profesional, mereka aman dari pasal ini,” tutup Zaenur.

  • Menciptakan Generasi yang Berpikir Kritis

    Menciptakan Generasi yang Berpikir Kritis

    Jakarta

    Mengingat 15 tahun yang lalu, pengalaman itu kurang menguntungkan bagi saya sebagai anak dan pelajar sekolah dasar. Berbicara dan tampil di depan umum menjadi sebuah ketakutan bagi saya. Ketika saya mencoba bertanya, respons yang saya terima terasa seperti serangan, misalnya ‘banyak tanya’, ‘sok tahu’, dilarang ini dan itu, tidak boleh ini maupun itu. Ini bukan hanya tentang siapa yang berhak berbicara, tetapi lebih pada menunjukkan rasa putus asa yang dialami anak, yang pada akhirnya membatasi kemampuan kritis mereka hingga mereka dewasa.

    Dalam konteks yang lebih luas, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menciptakan generasi muda yang dapat berpikir kritis dan memahami nilai-nilai demokrasi. Pengalaman saya menggambarkan salah satu hambatan utama dalam pengembangan kemampuan ini, yaitu peran orangtua dan guru. Meskipun mereka memiliki tanggung jawab untuk mendidik, sering mereka menjadi penghalang bagi kemampuan kritis anak-anak.

    Situasi ini berkontribusi pada krisis pemahaman demokrasi di kalangan pelajar, yang mengakibatkan ketidakmampuan mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam diskusi yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Dengan demikian, penting untuk menyadari bahwa batasan yang dialami anak-anak bukan hanya berdampak pada individu, tetapi juga menciptakan tantangan yang lebih besar bagi masa depan demokrasi di negara ini.

    Sama seperti dalam konteks pola asuh, orangtua yang menerapkan pendekatan otoriter dapat mengurangi kemampuan anak untuk berpikir kritis. Ketika orangtua tidak mengizinkan anak untuk berdiskusi atau mengemukakan pendapat mereka, anak-anak cenderung merasa bahwa pandangan mereka tidak berarti. Penelitian Baumrind menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan otoriter sering memiliki pemahaman yang dangkal tentang isu-isu sosial dan politik. Mereka tidak diajarkan untuk mempertanyakan atau menganalisis kondisi masyarakat, yang menjadi masalah besar ketika datang ke pemahaman tentang demokrasi.

    Demikian pula, guru yang menggunakan metode pengajaran yang konvensional dan tidak mendorong siswa untuk berdiskusi atau berdebat tentang isu-isu politik, juga turut memperparah masalah ini. Ketika pelajar tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat mereka, mereka tidak akan dapat memahami dan menghargai nilai-nilai demokrasi. Menurut penelitian oleh Hattie (2009), siswa yang terlibat dalam proses belajar yang interaktif cenderung memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep kompleks, termasuk demokrasi.

    Ketidakberdayaan dan Rasa Takut Berpendapat

    Studi oleh Schaefer (2015) menunjukkan bahwa anak-anak yang merasa tidak memiliki kontrol cenderung tidak berpartisipasi aktif dalam diskusi yang relevan, termasuk diskusi tentang demokrasi. Ketakutan akan penilaian negatif dari orangtua dan guru membuat anak-anak enggan mengemukakan pendapat mereka, bahkan ketika mereka memiliki pemahaman yang baik tentang isu tersebut.

    Ini sangat mengkhawatirkan, terutama dalam konteks demokrasi, di mana perbedaan pendapat seharusnya dihargai. Jika pelajar tidak diberi kebebasan untuk berbicara dan berdiskusi, mereka akan tumbuh menjadi individu yang pasif dan tidak kritis terhadap kondisi sosial-politik di lingkungan mereka.

    Di Indonesia, stigma terhadap kegagalan sering menciptakan lingkungan yang menekan untuk anak-anak dan pelajar. Ketika orangtua dan guru terlalu fokus pada prestasi akademis, mereka mungkin mengabaikan pentingnya proses berpikir kritis. Penelitian Dweck (2006) menunjukkan bahwa ketakutan akan kegagalan dapat menghambat anak-anak untuk mengambil risiko intelektual, yang sangat penting dalam memahami isu-isu demokratis.

    Dalam konteks ini, baik orangtua maupun guru harus mengubah cara mereka memandang kegagalan. Kegagalan seharusnya dianggap sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai sesuatu yang harus dihindari. Dengan mengubah perspektif ini, orangtua dan guru dapat membantu anak-anak dan pelajar untuk mengembangkan rasa percaya diri yang diperlukan untuk berpendapat dan berdiskusi tentang isu-isu yang relevan dengan kehidupan mereka.

    Mendorong Perkembangan Kritis

    Untuk menciptakan generasi yang paham akan demokrasi dan mampu berpikir kritis, orangtua dan guru harus bekerja sama dalam mendukung anak-anak dan pelajar. Memberikan ruang bagi anak-anak untuk berbicara, bertanya, dan berdiskusi akan sangat membantu dalam mengembangkan keterampilan kritis mereka. Penelitian menunjukkan bahwa dialog terbuka antara orangtua dan anak, serta antara guru dan siswa, dapat meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia.

    Penting juga untuk melibatkan anak-anak dalam aktivitas yang menantang, seperti debat, diskusi kelompok, dan proyek berbasis masyarakat. Dengan cara ini, mereka akan terbiasa mengemukakan pendapat, mendengarkan pandangan orang lain, dan menghargai perbedaan. Ini adalah langkah penting untuk menciptakan individu yang tidak hanya paham akan hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, tetapi juga berani untuk bersuara dalam masyarakat.

    Widya Lestari mahasiswa Program Magister CRCS UGM

    (mmu/mmu)

  • Mengejutkan, Indonesia Urutan Nomor Dua di Jurnal Predator

    Mengejutkan, Indonesia Urutan Nomor Dua di Jurnal Predator

    Liputan6.com, DIY Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Fathul Wahid menyatakan munculnya berbagai pelanggaran integritas intelektual beberapa bulan terakhir menandakan dunia akademik Indonesia layak berduka. Meski tidak masuk negara-negara penyumbang artikel diretraksi, jurnal penelitian Indonesia menempati nomor dua yang termuat di jurnal predator. “Kondisi ini hanyalah puncak gunung es, meskipun gunungnya belum terlihat. Semoga pendapat salah. Jika pun benar, kita sudah tidak kaget karena sudah diberi peringatan,” katanya di UII Yogyakarta, Rabu (6/11/2024).

    Hal tersebut disampaikan Fathul saat penyampaian surat Kenaikan Jabatan Akademik Profesor dalam bidang Ilmu Ekonomi Kelembagaan kepada Unggul Priyadi. Unggul merupakan profesor ke-49 yang dilahirkan UII Yogyakarta. Dipaparkannya pelanggaran integritas oleh akademisi beragam mulai dari publikasi abal-abal di jurnal predator, pembatalan gelar profesor, obral gelar akademik, plagiarisme, dan sederet pelanggaran akademik lainnya.

    Fathul menjelaskan, sebenarnya pelanggaran integritas akademik juga terjadi di banyak negara. Laporan internasional menyebut, di akhir 2023 sebanyak sepuluh ribu artikel jurnal ditarik atau diretraksi. Saudi Arabia, Pakistan, Rusia dan Tiongkok menjadi negara penyumbang terbesar artikel yang ditarik dua dekade terakhir. “Alasan penarikan artikel beragam, mulai dari pelanggaran akademik, dugaan pelanggaran akademik, plagiarisme, kesalahan, sampai dengan duplikasi publikasi,” terangnya.

    Tidak hanya itu, review sejawat yang dipalsukan, pabrik artikel (paper mill) yang melibatkan jaringan atau sindikat, dan penggunaan kecerdasan buatan secara tidak etis juga menjadi alasan penarikan jurnal. “Indonesia memang tidak disebut dalam laporan itu. Namun jurnal peneliti Indonesia nomor dua setelah Kazakhstan dalam hal pemuatan di jurnal-jurnal yang diduga predator. Alasannya, jurnal mereka ditarik editor dan penulis tidak terima lalu mengirim ulang ke jurnal lain,” kata Fathul.

    Hal ini terjadi karena artikel atau jurnal peneliti Indonesia ditarik sepihak editor kepala. Akhirnya, penulis memprotes dengan mengirimkan ulang artikel tersebut di jurnal lain.

    Dirinya menyebut alasan kondisi ini terjadi karena adanya tekanan publikasi di tengah beban tinggi, godaan iming-iming remunerasi, godaan potensi pendapatan dalam sindikasi, persaingan antar kampus yang salah kaprah, pemaknaan lain definisi integritas akademik, atau memang murni ketidaktahuan terutama untuk dosen pemula. “Dampak pelanggaran integritas akademik dibiarkan? Munculnya normalisasi pelanggaran yang dianggap sebagai kewajaran yang berakibat kompas integritas semakin tumpul dan kepercayaan terhadap kampus tergerus,” terangnya.

    Sebelumnya Senin (4/11/2024), Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM Yogyakarta Setiadi mengeluarkan pernyataan terkait tuduhan plagiarisme yang dilakukan dosen Sri Margana pada buku ‘Kuasa Ramalan’ karya Peter Carey. “Pimpinan FIB UGM menanggapi sangat serius terhadap persoalan tersebut. Oleh karena itu, Dekan FIB UGM membentuk tim untuk mendalami tuduhan itu dan hasilnya akan disampaikan dalam waktu secepatnya,” tulisnya.

    Dua buku karya Sri Margana yang diduga memplagiat atau menyadur adalah ‘Madiun: Sejarah Politik dan Transformasi Kepemerintahan dari Abad XIV ke Abad XXI’ dan ‘Raden Rangga Prawiradirdja III Bupati Madiun 1796-1810: Sebuah Biografi Politik’.

  • Kalau Masih Begini, Manfaat Pengurangan Emisi Mobil Listrik di RI Takkan Terasa

    Kalau Masih Begini, Manfaat Pengurangan Emisi Mobil Listrik di RI Takkan Terasa

    Jakarta

    Pakar mewanti-wanti terkait transisi energi di Indonesia, termasuk dari sektor transportasi. Pemerintah memang gencar soal peralihan dari mobil bensin ke mobil listrik, namun sumber utama pembangkitnya juga perlu menjadi perhatian.

    “Penelitian ERIA yang kami lakukan (di) lembaga saya bekerja, menunjukkan kalau energi bauran, energi pembangkit masih seperti sekarang, jadi 60 persen masih batu bara, lalu EBT masih di bawah 20 persen, itu walaupun penjualan mobil listrik kita bisa mencapai 100 persen pun, pengurangan (gas rumah kacanya) masih di bawah satu persen,” ujar Dr. Alloysius Joko Purwanto, Energy Economist dari Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) saat berbincang bersama detikOto di Jakarta Selatan, beberapa waktu yang lalu.

    Manfaat mobil listrik untuk menurunkan emisi semakin sulit dicapai jika pembangkit energi yang dipakai berasal dari energi kotor, seperti PLTU batu bara, yang sedang terjadi di Indonesia.

    “Memang ada efeknya. Impor bensin berkurang, atau polusi udara di kota berkurang. Tapi CO2 secara total nyaris tidak efektif,” sambung Joko.

    Mobil hybrid terbukti bisa menyedot perhatian masyarakat Indonesia. Tapi pakar mewanti-wanti jangan terlena lama-lama demi mengejar target NZE 2060.

    Mobil hybrid itu bisa memangkas penggunaan konsumsi BBM. Emisi yang dikeluarkan juga lebih ramah lingkungan.

    “Hybrid electric vehicles lebih optimum dari carbon dioxide yang dikeluarkan dan juga konsumsi bahan bakar. Jadi nilai ekonomisnya terbentuk,” kata Guru Besar Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Deendarlianto dalam kesempatan yang sama.

    “Saran saya jangan sampai kita tidak punya target kapan berhentinya, kapan kita switch-nya. Karena jangan sampai transisi terus, akhirnya tidak pernah berubah,” jelas dia.

    Kenapa emisi hybrid bisa lebih baik dari mobil listrik untuk saat ini?

    Keunggulan mobil listrik bisa buat udara perkotaan yang bersih dari emisi gas buang. Namun sumber pembangkit listrik Indonesia mayoritas masih mengandalkan batu bara. Jika kondisinya demikian, mobil hybrid berfungsi untuk jadi transisi menuju kendaraan ramah lingkungan, meskipun di satu sisi hybrid juga sudah jauh lebih unggul dari mobil internal combustion engine.

    “Kalau dari studi kami sendiri, pertama kami melihat HEV ini punya potensi yang besar untuk mengurangi gas rumah kaca dan konsumsi. Kalau bauran pembangkit listrik kita seperti saat ini (60 persen masih batu bara). HEV ini lebih bersih dibandingkan listrik yang full (battery). Itu lebih bersih,” jelas Joko.

    “Karena istilahnya emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan listrik itu terutama di pembangkit begitu besar.”

    “HEV konsumsi bahan baker lebih efisien dibandingkan ICE. Itu potensinya besar untuk mengurangi GRK (Gas Rumah Kaca) dan konsumsi energi. Kalau kita 2040 sampai 2060 bauran kita (masih) 60 persen batu bara, EBT kita masih di bawah 20 persen, mendingan HEV saja daripada BEV. Hybrid saja daripada mobil listrik yang full EV,” kata Joko.

    Joko menambahkan ekonomi Indonesia masih tergantung dengan pembangkit batu bara karena harganya paling murah.

    “Masih menempatkan prioritaskan ekonomi di atas tujuan iklim,” kata Joko.

    “Masih kurang mengubah tantangan itu menjadi peluang. Dampaknya apa? Salah satunya adalah penetrasi mobil listrik jadi kurang efisien dalam mengurangi gas emisi rumah kaca,” jelasnya lagi.

    Pemerintah menargetkan produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) pada tahun 2030 sebesar 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih dan 2,45 juta unit untuk roda dua.

    Dengan target tersebut diharapkan akan mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda empat dan lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda dua.

    Indonesia memiliki potensi sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang besar. Jumlahnya mencapai 3,6 terawatt (TW) yang sebagian besar berasal dari tenaga surya 3,3 TW.

    Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman Parada Hutajulu mengungkap jumlah EBT yang sudah dimanfaatkan Indonesia belum mencapai 1%.

    “Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah lebih dari 3,6 TW, yang sebagian besar berasal dari energi matahari yaitu 3,3 TW namun baru dapat dimanfaatkan kurang dari 1%,” ucap Jisman di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Selasa (5/3/2024).

    Bauran energi di Indonesia masih didominasi energi fosil yang berasal dari minyak, gas, dan batu bara. Padahal, pemerintah sudah menargetkan bauran EBT mencapai 23% pada 2025.

    (riar/rgr)