Institusi: UGM

  • Kementrans pererat kolaborasi transmigrasi tematik dengan UGM

    Kementrans pererat kolaborasi transmigrasi tematik dengan UGM

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara melakukan kunjungan ke Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Selasa, untuk mempererat kolaborasi pengembangan model transmigrasi tematik.

    Ia menekankan pentingnya pengembangan konsep transmigrasi tematik di masa depan melalui kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi.

    “Fokus transmigrasi ke depan adalah juga tentang transmigrasi tematik, termasuk tematik pendidikan. Inilah yang akan didorong menjadi kerjasama dengan universitas-universitas, termasuk UGM,” ujar M. Iftitah Sulaiman Suryanagara.

    Selain itu, ia mengatakan bahwa kunjungan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara kedua pihak dalam mendukung pengembangan program-program inovatif transmigrasi yang berbasis penelitian dan pendidikan.

    Rektor UGM Ova Emilia menuturkan bahwa pihaknya mengembangkan model program transmigrasi yang dapat diimplementasikan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

    “Kami telah melaksanakan field research centre di wilayah Yogyakarta. Model ini bisa juga untuk diterapkan di kawasan transmigrasi, termasuk kegiatan afirmasi ke wilayah tertinggal, terluar, dan perbatasan,” ucapnya dalam keterangan resmi Kementerian Transmigrasi yang diterima di Jakarta.

    Sementara Dekan Fakultas Geografi UGM Danang Sri Hadmoko memaparkan berbagai kegiatan kolaborasi yang telah dilakukan bersama Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (Ditjen PPKtrans) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) pada periode pemerintahan sebelumnya.

    “Kolaborasi dengan (sektor) transmigrasi antara lain menghasilkan perubahan regulasi, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2024 dan model transmigrasi modern transpolitan,” katanya.

    PP Nomor 19 Tahun 2024 membahas tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian.

    Sebelumnya, Mentrans Iftitah juga menunjukkan komitmen pihaknya untuk memajukan wilayah transmigrasi melalui kolaborasi dengan pemangku kepentingan di sektor pendidikan, salah satunya Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

    Kementrans dan LPDP berencana meluncurkan Program Beasiswa Patriot pada 2025 sebagai bagian dari Program Transmigrasi Patriot yang diperuntukkan bagi generasi muda Indonesia yang berjiwa bela negara dan memiliki minat di bidang science, technology, engineering, dan mathematics (STEM).

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • 7 Jurusan di UGM yang Kurang Peminat tapi Punya Peluang Besar di SNBP 2025

    7 Jurusan di UGM yang Kurang Peminat tapi Punya Peluang Besar di SNBP 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Universitas Gadjah Mada (UGM) terkenal dengan berbagai program studi unggulan, tetapi ada beberapa jurusan yang cenderung sepi peminat pada penerimaan mahasiswa baru SNBP 2025.

    Program-program studi ini meski menawarkan kesempatan berkarier yang menarik di bidangnya, masih kurang dilirik oleh calon mahasiswa. Oleh sebab itu, ini bisa menjadi kesempatan baik untuk calon mahasiswa yang hendak mendaftar melalui jalur SNBP 2025.

    Berikut merupakan tujuh jurusan sepi peminat di UGM berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (14/1/2025).

    1. Sejarah

    Mengutip dari laman UGM, program studi S-1 Sejarah Universitas Gadjah Mada merupakan program studi sejarah yang tertua di Indonesia. Program ini dimulai pada tanggal 23 Januari 1951. Namun, pada tanggal 15 September 1955, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI yang memberikan persetujuan resmi untuk program tersebut.

    2. Bahasa dan Sastra Indonesia

    Lulusan program ini memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis, bentuk, dan bentuk bahasa dan sastra. Dilansir dari laman resmi UGM, materi yang mereka pelajari meliputi teori bahasa dan sastra, kritik sastra, metodologi penelitian bahasa, dan metodologi penelitian sastra.

    3. Mikrobiologi Pertanian

    Lulusan Program Studi Mikrobiologi Pertanian memiliki keahlian dalam teknologi berbasis mikrobia untuk pertanian, yaitu pengetahuan tentang prinsip pertumbuhan, isolasi, identifikasi, penyimpanan, dan pemanfaatan mikroba dalam usaha pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

    4. Teknologi Veteriner

    Untuk mewujudkan keamanan dan ketahanan pangan, sarjana terapan di bidang teknologi veteriner meliputi kesejahteraan hewan, kesehatan masyarakat hewan, pengendalian penyakit hewan, dan bioteknologi.

    5. Antropologi

    Mahasiswa S-1 antropologi UGM memperoleh pengetahuan khusus tentang antropologi untuk mempersiapkan mereka meneruskan ke jenjang master dan doktor antropologi. Diharapkan mereka akan menjadi sarjana yang mahir dalam antropologi dan dapat bekerja sama dengan sarjana dari bidang lain.

    6. Arkeologi

    Program studi Arkeologi UGM menjadi lembaga pendidikan sarjana arkeologi yang terkemuka (diakui lebih unggul) dalam hal proses pembelajaran dan pengembangan pengetahuan arkeologi, serta penerapannya untuk kemajuan kemanusiaan, kebudayaan, dan kesejahteraan masyarakat.

    7. Teknik Geodesi

    Teknik Geodesi adalah cabang ilmu yang mempelajari pengukuran dan representasi Bumi serta objek-objek langit lainnya, termasuk medan gaya berat yang dimilikinya, dalam ruang tiga dimensi yang berubah seiring waktu. Sejak zaman kuno, ilmu ini telah digunakan oleh manusia untuk tujuan navigasi.

    Meski jumlah peminat yang relatif sedikit, tujuh program studi ini menawarkan peluang besar bagi calon mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan di UGM melalui jalur SNBP 2025. Setiap program studi memiliki keunggulannya masing-masing, baik dari sisi pengetahuan maupun prospek karier yang dapat diambil setelah lulus. 

  • HUT Ke-72 PDHI, Dokter Hewan Berperan Penting dalam Program Makan Bergizi Gratis

    HUT Ke-72 PDHI, Dokter Hewan Berperan Penting dalam Program Makan Bergizi Gratis

    Jakarta Beritasatu.com – Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menegaskan pentingnya peran dokter hewan dalam memenuhi kebutuhan protein hewani dan mencegah penyakit hewan di Indonesia.

    Meskipun jumlah tenaga kesehatan hewan masih jauh dari ideal, Viva Yoga mengajak para dokter hewan untuk tetap optimis berkontribusi dalam mendukung program makan bergizi gratis.

    Pernyataan tersebut disampaikan dalam sambutannya pada peringatan HUT ke-72 Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), di Jakarta, Sabtu (11/1/2025).

    Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 13.500 dokter hewan, jumlah yang dinilai belum mencukupi kebutuhan di lapangan. Viva Yoga menyebutkan, idealnya Indonesia memerlukan tambahan 50.000 dokter hewan untuk mendukung berbagai program kesehatan hewan dan ketahanan pangan.

    “Sayangnya, dari ribuan perguruan tinggi, hanya 14 yang memiliki Fakultas Kedokteran Hewan (FKH),” ujar alumni FKH Universitas Udayana tersebut.

    Beberapa perguruan tinggi dengan FKH di Indonesia antara lain, Universitas Udayana, Universitas Airlangga, UGM, IPB, Universitas Syiah Kuala, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin, Universitas Nusa Cendana, Universitas Padjadjaran, Universitas Mandalika, Universitas Riau, Universitas Negeri Padang, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, dan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

    Viva Yoga juga mengungkapkan DPR saat ini tengah memperjuangkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pendidikan dan Pelayanan Kedokteran Hewan yang masuk dalam program legislasi nasional (Prolegnas). Ia optimistis RUU tersebut dapat disahkan dalam waktu satu tahun jika mendapat dukungan mayoritas fraksi di DPR.

    “Ini demi kebaikan masyarakat, bangsa, dan negara,” tegas politisikus Partai Amanat Nasional (PAN).

    Dalam mendukung program makan bergizi gratis, Viva Yoga menekankan pentingnya peran dokter hewan untuk memastikan ketersediaan protein hewani yang berkualitas dan aman. Menurutnya, Indonesia tidak bisa terus bergantung pada impor protein hewani dari negara lain.

    “Kita harus mewujudkan swasembada pangan dan memenuhi kebutuhan protein hewani secara mandiri,” ujarnya.

    Dengan kerja sama antarkementerian dan dukungan semua pihak, Viva Yoga optimistis  Indonesia mampu mencukupi kebutuhan protein hewani.

    “Dokter hewan memiliki peran strategis dalam mendukung program makan bergizi gratis yang menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tutupnya.

  • Ubah Kulit Buah Melon Jadi Parfum, Dekan Fakultas Biologi UGM Raih Anugerah Academic Leader

    Ubah Kulit Buah Melon Jadi Parfum, Dekan Fakultas Biologi UGM Raih Anugerah Academic Leader

    Liputan6.com, Yogyakarta – Dekan Fakultas Biologi UGM, Budi Setiadi Daryono berhasil mengeksplorasi potensi melon lokal sebagai bahan dasar industri kosmetik dengan pendekatan bioteknologi modern, mengembangkan kultivar baru dengan metode persilangan indukan NO3 dengan MR5. Persilangan itu menghasilkan karakter kulit buah melon yang berukuran kecil, pahit, beraroma khas yang kuat untuk diekstraksi dan diolah menjadi produk Gama Melon Parfum. “Gama Melon Parfum ini memiliki karakter genetik yang unik. Dia punya kandungan kukurbitasin serta berbagai metabolik sekunder yang berpotensi untuk industri kosmetik,” terang Budi pada Rabu 18 Desember 2024 lalu.

    Karena hasil penelitian inilah Budi Daryono menerima Anugerah Academic Leader 2024 di Bidang Sains pada Jumat (13/12) di Graha Diktisaintek, Gedung D Lantai 2, Jakarta. Budi mengaku bersyukur karyanya yang berjudul “Karakterisasi Genetik dan Potensi Bioprospeksi ‘Gama Melon Parfum’ sebagai Bahan Baku Kosmetik” diapresiasi. “Senang dan juga bahagia serta ingin ini menjadi motivasi bagi rekan rekan khususnya di fakultas biologi, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, senantiasa berkontribusi berkarya untuk bangsa dan negara,” ucapnya.

    Diketahui jika industri kosmetik dalam negeri masih banyak dikuasai oleh pemain-pemain impor sehingga produk kosmetik cenderung memiliki harga yang mahal, Gama Melon Parfum dikembangkan dengan memanfaatkan hasil produksi buah lokal. Tanaman Gama Melon Parfum mampu menghasilkan 4-10 buah dengan berat 50 gram sampai 4 ons dengan rata-rata masa panennya sekitar 55-58 hari. Adanya inovasi ini tidak hanya memberikan solusi untuk mendongkrak produk kosmetik lokal, namun juga membuat produk yang lebih ramah lingkungan. “Saat ini, tim Gama Melon telah memiliki dua produk yang dihasilkan dari buah Gama Melon Parfum, yaitu shampo dan sabun,” ujarnya.

    Kerja sama Gama Melon Parfum dengan PT. Gizi Indonesia dan PT. Nudira Sumber Daya Indonesia hasil produk shampo Gama Melon Parfum sudah dijual komersil. Ekstrak Gama Melon Parfum ini dipakai dalam produk shampo NAHLA dalam program Riset Inovatif Produktif (RISPRO)-LPDP.

    Proses produksi dilakukan di Greenhouse hidroponik, Pangalengan, Jawa Barat. Inisiasi komersial ini telah dijalankan sejak tahun 2018-2021 untuk mengembangkan senyawa bioaktif seperti flavonoid, terpenoid, dan saponin, dilanjutkan dengan uji prototipe untuk menyesuaikan karakter ekstrak Gama Melon Parfum. “Kami juga sedang melakukan penelitian anti kanker dan anti diabetes mellitus untuk Gama Melon Parfum ini. Karakter unik ini harus terus dikembangkan,” ujarnya.

    Menurutnya, pengembangkan kultivar tanaman inovatif seperti Gama Melon Parfum dapat mendukung kemandirian bangsa di industri kosmetik dan geomedis. Selain itu, penggunaan jenis buah lokal diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani lokal. “Tugas kita sebagai akademisi adalah mengungkap apa saja potensi yang dimiliki oleh keanekaragaman Indonesia. Semoga penghargaan ini menjadi titik balik kesadaran kita untuk terus berkarya untuk bangsa dan negara,” ujarnya.

  • Wabah PMK Pada Sapi Menyebar, Daging Impor Terancam Langka dan Semakin Mahal – Halaman all

    Wabah PMK Pada Sapi Menyebar, Daging Impor Terancam Langka dan Semakin Mahal – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA –– Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) buka suara soal mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi.

    Sekretaris Jenderal Aspidi Suhandri mengungkapkan, daging sapi impor terancam langka dan harganya naik, lantaran, ada pembatasan lalu lintas hewan antar daerah.

    Hal ini merujuk pada surat Direktur Kesehatan Hewan tentang Pemutakhiran Situasi Penyakit Hewan Nomor 02004/PK.320/F.4/1/2025 tertanggal 2 Januari 2025.

    “Kami sendiri menunggu hasil update situasi (wabah PMK) terbaru. Hanya memang ada kesulitan untuk distribusi daging ke daerah,” ungkap dia saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (11/1/2025).

    Saat ini ujar dia, daging sapi impor di daerah-daerah masih terbilang aman.

    Pihaknya berharap, Kementerian Pertanian (Kementan) bisa segera pemutakhiran data lalu lintas untuk diinformasikan kepada para impotir daging sehingga pihaknya mengetahui daerah yang bisa dan tidak bisa  menerima daging impor.

    “Memang saat ini stok di daerah masih aman tetapi jika update terlalu lama bisa terjadi kekosongan daging dan harga akan naik,” kata Suhandri.

    Hingga saat ini dari data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS) 28 Desember 2024 – 9 Januari 2025 tercatat 14.630 kasus PMK di Indonesia yang tersebar di 11 provinsi.

    Dengan jumlah kematian sapi mencapai 338 ekor.
    Menyebar Cepat

    Mengutip laman UGM, penyakit PMK atau bernama lain apthae epizootica (AE), aphthous fever, dan foot and mouth disease (FMD) ini disebabkan oleh virus RNA, genus Apthovirus yang termasuk dalam keluarga Picornaviridae.

     Meskipun virus ini memiliki berbagai serotipe, yakni O, A, C, Southern African Territories (SAT – 1, SAT – 2 dan SAT – 3) dan Asia – 1, kasus di Indonesia diyakini bertipe O.

    Dijelaskan Pakar sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof. Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si penyebarannya sangat cepat dan menular pada hewan ternak, baik secara langsung, tidak langsung, maupun melalui udara.

    Penyebaran lewat udara inilah yang membedakan virus ini dengan jenis virus lainnya.

    “Virus ini bisa menyebar secara langsung melalui udara. Jika hewan itu ditempatkan berdampingan, kemungkinan tertularnya besar. Bahkan ada kasus di mana penularannya bisa sampai 200 km jaraknya,” terang Prof. Aris.

    Ia mengungkapkan, kemungkinan lonjakan kasus PMK dikarenakan proses vaksinasi yang belum menyeluruh dan dilakukan secara berkala.

    Kasus PMK kali ini merupakan gelombang kedua, sebelumnya sudah pernah (vaksinasi) dan peternak sekarang sudah terinformasi.

    Namun karena kasusnya mereda, jumlah vaksinasinya juga menurun.

  • Bahlil Lahadalia Minta Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME Tetap Berjalan

    Bahlil Lahadalia Minta Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME Tetap Berjalan

    JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah tetap mendukung hilirisasi batu bara menjadi dimetyl ether (DME). Dikatakan Bahlil, hal ini merupakan keharusan karena DME dapat menjadi pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG) yang masih diimpor.

    “Hilirisasi batu bara kan dulu juga pernah kita dorong untuk DME sebagai substitusi daripada LPG. Sekarang, kita mau dorong lagi untuk bangun DME,” ujar Bahlil yang dikutip Sabtu, 11 Januari.

    Bahlil menambahkan, untuk memasifkan program ini pemerintah mewajibkan lahan eks-Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) untuk menjalankan proyek hilirisasi.

    Tak hanya menguban batu bara menjadi DME, pemerintah juga menyasar hilirisasi batu bara menjadi metanol.

    “Sudah ada yang mengajukan untuk membangun metanol juga dan bahkan sampai dengan gasifikasi,” imbuh Bahlil.

    Sebelumnya program hilirisasi batu bara menjadi DME ini digarap oleh PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dengan menggandeng perusahaan asal Amerika, Air Products yang kemudian mundur dari proyek ini.

    Belum lama ini PTBA juga kembali mengumumkan telah bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalankan program penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) batu bara kalori rendah menjadi asam humat.

    Pengembangan batu bara menjadi asam humat akan membantu pemenuhan kebutuhan produk pupuk, demi mendukung ketahanan pangan nasional.

  • Batu Bara Indonesia Tetap Seksi Meski Hadapi Coal Phase-out

    Batu Bara Indonesia Tetap Seksi Meski Hadapi Coal Phase-out

    Jakarta

    Dunia kini sedang bergerak menuju pengurangan penggunaan batu bara dalam pembangkit listrik melalui inisiatif coal phase-out. Negara-negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menargetkan penghentian penggunaan batu bara pada 2030.

    Meski demikian, cadangan batu bara Indonesia yang besar tetap memiliki daya tarik dan dipandang seksi bagi sebagian besar negara yang masih bergantung pada energi fosil ini.

    Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Gita Mahyarani mengatakan bahwa batu bara Indonesia tetap menarik di pasar internasional.

    “Di tengah upaya coal phase-out global, posisi Indonesia sebagai eksportir batu bara termal terbesar sulit digantikan karena banyak negara masih bergantung pada batu bara kita,” ujar Gita saat dihubungi beberapa waktu lalu.

    Dia menjelaskan, Indonesia adalah salah satu produsen batu bara terbesar di dunia, dengan produksi 625 juta ton pada 2022. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, produksi batu bara tahun 2023 mencapai 775 juta ton, melampaui target awal 695 juta ton.

    Di samping itu, cadangan batu bara Indonesia mencapai 4% dari total cadangan dunia. Adapun, Amerika Serikat memiliki cadangan sebesar 25%, Rusia 16%, Australia 15%, China 14%, dan India 10%.

    Menurut Gita, batu bara Indonesia memiliki keunggulan karena kandungan abu dan sulfur yang rendah, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan batu bara dari negara lain. Karakteristik ini pula yang membuat banyak negara tetap tertarik menggunakan batu bara Indonesia.

    Diperkirakan cadangan yang besar dan permintaan global yang masih tinggi, Indonesia diperkirakan akan tetap menjadi pemain utama dalam industri batu bara dunia.

    “Kami optimistis dalam 10-20 tahun ke depan, batu bara tetap berperan penting dalam menjaga ketahanan energi nasional, sembari mendukung pertumbuhan energi terbarukan sesuai target Nationally Determined Contribution (NDC),” jelas Gita.

    Transisi Energi Bertahap

    Gita menambahkan bahwa transisi menuju energi terbarukan perlu dilakukan secara bertahap. Mengingat kebutuhan energi dan kemampuan finansial tiap negara berbeda.

    “Pengurangan batu bara atau coal phase-down harus mempertimbangkan ketahanan energi di setiap negara,” ujarnya.

    Sementara itu, Pengamat Energi UGM, Fahmy Radhi turut mengakui cadangan batu bara yang cukup besar. Dia menilai jika cadangan tersebut ditinggalkan begitu saja berpotensi tidak menguntungkan bagi Indonesia.

    “Indonesia itu kan masih mempunyai cadangan batu bara yang masih cukup besar. Sehingga kalau ditinggalkan begitu saja Ini barangkali yang kurang menguntungkan bagi Indonesia,” jelasnya.

    Menurutnya, tantangan yang mesti dijawab Indonesia yakni bagaimana membuat batu bara menjadi sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Dia mengatakan hal dapat dilakukan karena saat ini sudah banyak teknologi yang bisa membuat batu bara menjadi lebih ramah lingkungan.

    “Ada keharusan juga bagi Indonesia tetap bisa menggunakan cadangan batu bara tadi. Tapi kemudian mengolahnya menjadi energi bersih juga banyak cara yang bisa digunakan misalnya dengan teknologi tertentu,” tutupnya.

    (akn/ega)

  • Virus HMPV Merebak di Indonesia, Pakar UGM Sebut Risiko Fatalnya Lebih Rendah

    Virus HMPV Merebak di Indonesia, Pakar UGM Sebut Risiko Fatalnya Lebih Rendah

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang tengah merebak di China kini dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terinfeksi virus ini.

    Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Mikrobiologi Klinik Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Tri Wibawa menjelaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang baru muncul.

    “Virus ini sudah ada sejak lama dan telah beredar di seluruh dunia. Bahkan, diyakini setiap orang pernah terinfeksi pada masa kecilnya. Namun, virus ini baru diidentifikasi secara jelas pada 2001,” ujar Prof Tri Wibawa dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (10/1/2024).

    Ia menambahkan, otoritas kesehatan China telah mengonfirmasi bahwa HMPV yang tengah menyebar saat ini merupakan strain lama.

    Menurut Prof Tri, HMPV memiliki kemiripan dengan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, terutama dalam hal infeksi saluran pernapasan. Gejala yang ditimbulkan antara lain batuk, pilek, hidung tersumbat, bersin, nyeri tenggorokan, dan mengi.

    Pada beberapa kasus, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, virus ini dapat menyebabkan infeksi saluran napas bawah yang serius.

    Ia menjelaskan, HMPV juga memiliki cara penularan yang mirip dengan Covid-19, yaitu melalui droplet (percikan air liur), cairan tubuh yang terkontaminasi, serta kontak langsung dengan penderita.

    “Virus ini bisa menyerang manusia secara berulang kali,” tambahnya.

    Meskipun memiliki kemiripan dengan SARS-CoV-2, Prof Tri menegaskan, HMPV secara teoritis tidak menyebabkan penyakit yang fatal.

    “Pada kebanyakan orang, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, mirip dengan influenza,” ungkapnya.

    Ia juga memastikan bahwa HMPV tidak memiliki potensi untuk menyebabkan pandemi dan risiko fatal yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan SARS-CoV-2.

    Namun, virus ini lebih rentan menyerang anak-anak dan orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, berbeda dengan SARS-CoV-2 yang dapat menyerang berbagai kelompok usia. Selain itu,  lansia di atas 65 tahun dan individu dengan gangguan sistem pernapasan juga perlu lebih waspada.

    Karena gejala HMPV sulit dibedakan dari influenza, masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Hingga saat ini, belum tersedia vaksin untuk virus ini.

    Oleh karena itu, Prof Tri menyarankan masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga kebersihan, mengonsumsi makanan bergizi, beristirahat yang cukup, dan memakai masker bila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.

    “Diharapkan masyarakat sudah memiliki respons imun yang cukup untuk mencegah penyakit menjadi parah,” tuturnya.

    Selain itu, ia juga menekankan pentingnya mencuci tangan secara rutin dan menghindari kontak erat dengan orang yang diduga terinfeksi HMPV.

  • Peran Strategis Batu Bara dalam Mendukung Energi Baru Terbarukan

    Peran Strategis Batu Bara dalam Mendukung Energi Baru Terbarukan

    Jakarta

    Energi fosil, khususnya batu bara, masih memiliki peran strategis sebagai pendorong bagi Indonesia dalam perjalanan menuju masa depan energi bersih dan terbarukan.

    Melalui pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi yang terjangkau, batu bara dapat membantu menjaga stabilitas energi selama masa transisi, serta mendukung pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Batu bara pun tetap dapat menjadi salat satu sumber energi tulang punggung masa depan dengan metode pembakaan yang menghasilkan emisi lebih rendah.

    Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada Fahmi Radhy menyampaikan tidak dapat dipungkiri jika batu bara menghasilkan energi kotor dan menyumbang emisi karbon. Hal ini Nampak bertentangan dengan upaya pemerintah yang sedang gencar-gencarnya mengampanyekan Net Zero Emission (NZE) 2060.

    Namun, menurutnya, program hilirisasi batu bara dan pengembangan teknologi pembakaran yang lebih baik, justru dapat membantu menyediakan energi batu baru dengan emisi yang lebih rendah.

    “Hilirisasi batu bara untuk transisi energi ternyata sangat penting. Kalau misalnya hilirisasi berhasil, tidak hanya meningkatkan nilai tambah dari batu bara yang dihasilkan tetapi juga menghasilkan energi yang bersih,” ujarnya katanya kepada detikcom, Sabtu (30/11/2024).

    Fahmi mengatakan saat ini sudah banyak teknologi yang bisa membuat batu bara menjadi lebih ramah lingkungan. Beberapa metode yang dilakukan untuk hilirisasi batu bara di antaranya beralih ke teknologi Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS) untuk menangkap dan menyimpan karbon; gasifikasi batu bara atau DME (Dimethyl Ether).

    Selain gasifikasi, konsep co-firing juga menjadi salah satu pilihan. Co-firing adalah proses pencampuran batubara dengan energi terbarukan, seperti biomassa atau biodiesel, dalam pembangkit Listrik.

    “Metode co-firing ini dapat mengurangi emisi karbon dari pembangkit batubara tanpa harus menghentikan penggunaan batubara secara drastis. Dengan menggabungkan kedua sumber energi tersebut, pembangkit listrik dapat beroperasi lebih bersih dan efisien,” jelasnya.

    Kendati demikian, Fahmy menggarisbawahi bahwa pengembangan teknologi ini memerlukan investasi besar dalam penelitian dan pengembangan (R&D), serta dukungan dari pemerintah dan sektor swasta. Oleh karena itu, Indonesia perlu lebih serius dalam mengembangkan teknologi dari domestik untuk mengolah batu bara.

    “Jika negara hanya bergantung pada teknologi asing, maka Indonesia akan terus bergantung pada negara lain untuk memenuhi kebutuhan energi bersih,” kata Fahmy.

    Dalam kesempatan terpisah, Ketua Indonesian Mining & Energi Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengatakan pentingnya peran batubara dalam transisi energi. Menurutnya, batubara tetap diperlukan sampai EBT dalam bauran energi nasional tercapai.

    “Namun, harus diakui, untuk memperbesar EBT juga rencana melakukan phase-down beberapa PLTU, diperlukan kepastian akan kekuatan finansial dan juga teknologi, termasuk CCS atau CCUS. Menuju arah memperbesar EBT, bagaimanapun kita harus harus meletakkan kondisi energi dalam konteks trilema energi, khususnya affordability (daya beli), selain availibity (keberadaan energi) dan juga accesssibility (akses),” papar Singgih.

    Singgih mengatakan batubara masih sangat diperlukan dalam menggerakkan sektor energi fosil melalui PLTU Batubara, yang masih diperlukan saat ini dan bahkan sampai di tahun 2050 mengingat harga energi dan juga daya beli masyarakat, termasuk harga energi bagi industri dalam berkompetisi di pasar. Namun percepatan phase-down PLTU batubara, bisa saja dipercepat dengan memperbesar EBT, dengan catatan harga EBT memang telah wajar bagi kebutuhan kelistrikan masyarakat dan sekaligus bagi industri.

    “Sangat bagus jika EBT terus dikampanyekan, transisi energi sebagai suatu keniscayaan, apalagi NZE 2060 sebagai komitmen internasional yang telah kita sepakati. Namun, kembali lagi bagaimana parameter finansial atau pendanaan, teknologi benar-benar mampu untuk menggerakkan kebutuhan energi nasional, khususnya kualitas kelistrikan nasional,”pungkasnya.

    (akn/ega)

  • Agus Buntung Histeris dan Bersujud Saat Digelandang ke Lapas

    Agus Buntung Histeris dan Bersujud Saat Digelandang ke Lapas

    Mataram, Beritasatu.com – I Wayan Agus Suartama atau yang lebih dikenal dengan sebutan Agus Buntung, tersangka kasus kekerasan seksual membuat kericuhan saat digelandang ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Lombok Barat, Kamis (9/1/2025). Agus Buntung histeris ketika hendak ditahan.

    Bahkan Agus sempat sujud ke kepala Kajati Mataram agar dirinya ditahan di rumahnya. Kedua orang tua Agus Buntung yang hadir berusaha menenangkan putra mereka. 

    Kepala Kejaksaan Negeri Mataram Ivan Jaka MW menjelaskan proses penyerahan tahap dua telah dilakukan oleh Polda NTB kepada Kejaksaan Negeri Mataram. Proses ini melibatkan tersangka Agus Buntung dan barang bukti yang terkait dengan kasus tersebut.

    “Penyerahan tersangka dan barang bukti dari Polda NTB kepada Kejaksaan Negeri Mataram atas nama tersangka I Wayan Agus Suartama atau Agus Buntung telah dilakukan. Penahanan berdasarkan Pasal 21 KUHP, dan yang bersangkutan akan ditahan di Rutan Lapas Kelas II A Lombok Barat,” ujar Ivan Jaka.

    Ivan menjelaskan keputusan penahanan Agus Buntung telah memenuhi aspek hukum berdasarkan hasil kajian dari empat ahli, yaitu visum, psikolog, forensik, dan psikolog kriminal. Para ahli ini berasal dari Universitas Mataram (Unram), Universitas Indonesia (UI), hingga Universitas Gadjah Mada (UGM).

    “Tersangka juga telah memenuhi syarat objektif dan subjektif untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku,” tambahnya.

    Ivan Jaka mengatakan pihaknya melibatkan ahli visum, psikologi, dan forensik untuk memastikan bahwa proses hukum berjalan dengan transparan dan adil.

    Penanganan tersangka penyandang disabilitas seperti Agus Buntung memerlukan perhatian khusus. Lapas Kelas II A Lombok Barat diharapkan memiliki fasilitas yang mendukung kebutuhan penyandang disabilitas agar tersangka tetap dapat menjalani proses hukum dengan layak.

    Saat proses penyerahan, Agus Buntung terlihat panik dan histeris. Ia terus berteriak, mencerminkan kondisi psikologisnya yang terganggu. Kuasa hukum Agus, Kurniadi menilai kondisi tersebut disebabkan oleh keterbatasan fisik dan psikologis yang dialami tersangka sejak lahir.

    “Lihat sendiri, Agus teriak-teriak itu dampak psikologis. Agus ini membayangkan dirinya di dalam lapas, sementara ia bergantung penuh pada ibunya untuk kebutuhan dasar seperti makan, mandi, hingga buang air. Kekhawatiran ini sangat memengaruhi mentalnya,” jelas Kurniadi.

    Ia juga menekankan Agus adalah penyandang disabilitas, sehingga penempatan di lapas umum dinilai tidak sesuai. “Pada prinsipnya, kami apresiasi Polda NTB yang sebelumnya memberikan tahanan rumah. Namun, saya khawatir jika ia ditempatkan di lapas tanpa fasilitas khusus yang memadai untuk penyandang disabilitas,” tambahnya.

    Meski Agus Buntung telah ditetapkan sebagai tersangka, Kurniadi mengingatkan bahwa asas praduga tak bersalah tetap harus dijunjung tinggi.