Institusi: UGM

  • UGM Kembangkan Alat Ukur Terpadu untuk Pemeriksaan Kesehatan Anak

    UGM Kembangkan Alat Ukur Terpadu untuk Pemeriksaan Kesehatan Anak

    Liputan6.com, Yogyakarta – Meningkatkan efisiensi sistem manajemen rumah sakit, termasuk sistem pendaftaran dan Customer Relationship Management (CRM), Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI), Fakultas Teknik, UGM berhasil mengembangkan dua produk inovasi. Inovasi pertama berupa Alat Ukur Terpadu pemeriksaan kesehatan anak yang dirancang untuk poliklinik anak dan kedua inovasi teknologi informasi dan kecerdasan buatan (AI).

    Kedua produk inovasi ini merupakan hasil penelitian Rahmat Widadi, dan Syukron Abu Ishaq Alfarozi sebagai tindak lanjut kerja sama antara DTETI dengan Rumah Sakit Akademik UGM. “Pada alat ukur terpadu, kami menggabungkan fungsi penimbangan, pengukuran suhu, dan tinggi badan berbasis mikrokontroler, dengan desain ramah anak,” ujar Rahmat, Rabu (12/3/2025).

    Rahmat mengatakan melalui Alat Ukur Terpadu pemeriksaan kesehatan anak ini tidak hanya mempercepat proses pemeriksaan, tetapi juga menyediakan sistem antrean yang lebih informatif dan ramah pengguna. Pengembangan alat ini juga mempertimbangkan aspek ergonomis dan kenyamanan bagi anak-anak, sehingga proses pemeriksaan menjadi lebih menyenangkan dan minim stres. Rahmat berharap inovasinya bisa menjadi model pengembangan teknologi kesehatan dan dapat diterapkan di fasilitas medis lainnya, khususnya dalam pelayanan kesehatan anak.

    Sementara Syukron mengatakan pada sistem pendaftaran dan CRM, dengan algoritma AI, sistem diharapkan dapat memberikan rekomendasi, menilai urgensi medis, dan mengatur prioritas layanan berdasarkan riwayat kesehatan pasien. Penelitian yang dilakukannya untuk mengembangkan sistem ini, dia lakukan bersama 14 mahasiswa Program Doktor Teknik Elektro DTETI. “Sistem ini mencoba untuk memfasilitasi pra-pendaftaran pasien yang lebih modern dan efisien, serta mengoptimalkan manajemen interaksi pasien,” tuturnya.

    Alat inovasi yang sudah diserahkan ke RSA UGM pada 5 Desember 2024 silam ini, Syukron berharap bisa mempercepat proses administratif, meningkatkan kepuasan pasien, dan memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan di RSA UGM. Hal ini karena data yang diperoleh dari alat ini bisa langsung terintegrasi ke dalam sistem rekam medis elektronik, memudahkan pemantauan dan analisis kesehatan pasien secara real-time. “Semoga sistem ini bisa diadopsi oleh rumah sakit lain untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan dalam menghadapi berbagai tantangan operasional yang dihadapi oleh manajemen,” ujarnya berkaitan pemeriksaan kesehatan anak.

  • Gerak Bersama Kampus di Yogyakarta Atasi Persoalan Pengelolaan Sampah

    Gerak Bersama Kampus di Yogyakarta Atasi Persoalan Pengelolaan Sampah

    Liputan6.com, Yogyakarta – Mengatasi masalah sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membutuhkan peran aktif dari berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni Universitas Gadjah Mada, Arie Sujito mengatakan persoalan pengelolaan sampah menjadi sangat krusial sehingga perlu bahu-membahu dalam menyelesaikannya.

    “Persoalan sampah ini merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah semata,” ujar Ari dalam sambutannya pada perayaan Hari Peduli Sampah Nasional bertajuk Kolaborasi untuk DIY Bersih yang berlangsung di Intermediate Treatment Facility(ITF) Bawuran, Kabupaten Bantul, Selasa (11/3/2025).

    Ari mengatakan perguruan tinggi yang memiliki teknologi dalam pengelolaan sampah sudah seharusnya mulai dihilirisasi ke masyarakat bukan hanya sekedar penelitian semata. Pihaknya memastikan UGM berkomitmen menyelesaikan pengelolaan sampah dengan mengalokasikan 25% dari keseluruhan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UGM untuk penempatan di DIY. “Sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat akan dapat menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan,” terangnya.

    Selain UGM, beberapa perguruan tinggi lainnya yang berkomitmen dalam pengelolaan sampah di DIY yaitu Universitas Ahmad Dahlan, UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa, Universitas Sanata Dharma, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Janabadra, serta Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Komitmen ini terlihat dari penandatanganan petisi kolaborasi penanganan sampah melalui program KKN.

    UGM juga menyerahkan sejumlah buku Panduan KKN Tematik Kolaboratif Pengelolaan Sampah di DIY. Harapan dari kegiatan kolaborasi KKN Tematik Persampahan ini bisa mempercepat penyelesaian masalah persampahan dari hulu, yaitu kebiasaan masyarakat, hingga memunculkan inovasi dalam berbagai bidang untuk bisa mengurangi sampah dari sumber.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo mengatakan dalam satu tahun terakhir pengelolaan sampah di DIY sudah bertransformasi, dari sebelumnya menggunakan sistem kumpul-angkut-buang dengan menggunakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagai ujung tombak, menjadi kurangi sampah dari sumber-pilah-dan diolah. Tapi berdasarkan evaluasi, masih ada timbulan sampah yang belum bisa diolah dengan cara-cara yang belum sesuai dengan ketentuan standar ramah lingkungan.

    “HPSN 2025 tingkat DIY ini menjadi momentum kita bersama untuk terus melakukan perbaikan, karena itu Pemda menggandeng lebih banyak pihak untuk mempercepat proses transformasi pengelolaan sampah di Yogyakarta,” jelasnya.

    Pemerintah Kabupaten Bantul memulai uji coba Intermediate Treatment Facility (ITF) Pusat Karbonasi Bawuran sebagai salah satu fasilitas insinerasi sampah residu. Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menjelaskan dalam tahap uji coba, ITF yang sudah mendapatkan izin operasional dari DLH ini akan digunakan untuk menginsinerasi 50 ton sampah residu per hari.

    ITF Bawuran dibangun oleh Perusahaan Umum Daerah Aneka Dharma, ITF Bawuran nantinya akan dapat menangani sampah hingga 300 ton per hari. “Dengan rerata residu sampah Kabupaten Bantul yang mencapai 15% dari total timbunan sampah, sisa kapasitas dari ITF bisa dioptimalkan melalui kerja sama antara Kabupaten dan Kota di DIY. Saya optimis fasilitas ini bisa mempercepat proses penyelesaian sampah. Mudah-mudahan kerja sama ini akan terus ditingkatkan bersama kampus-kampus yang ada di di DIY,” ujarnya berkaitan dengan pengelolaan sampah.

  • Soal Bencana Banjir di Bekasi, Ini Solusi dari Guru Besar UGM

    Soal Bencana Banjir di Bekasi, Ini Solusi dari Guru Besar UGM

    Liputan6.com, Yogyakarta – Banjir yang terjadi di Bekasi dan berimbas pada puluhan ribu jiwa ini, Guru Besar Fakultas Geografi UGM Suratman, mengatakan banjir di Bekasi tidak dapat disebut sebagai dampak dari intensitas hujan saja. Karena, banjir sudah sering terjadi di saat musim penghujan, namun dampaknya bisa meningkat yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya alih fungsi lahan di wilayah resapan air.

    “Penyebab yang lain adalah perubahan muka bumi. Pertumbuhan penduduk yang padat membuat pembangunan bertambah sehingga lahan resapan air berkurang oleh pembangunan-pembangunan yang tidak bertanggung jawab di wilayah konservasi dan perlindungan air. Inilah yang membuat hujan tidak diresap dan menjadi banjir,” paparnya, Kamis (14/3/2025).

    Suratman menyayangkan pembangunan yang padat yang terjadi di daerah aliran sungai (DAS), sementara wilayah DAS yang dipadati oleh permukiman membuat ruang dan tubuh air kehilangan gerakan alaminya. Maka salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah memulihkan kembali wilayah bantaran sungai dengan penertiban pemanfaatan ruang. “Lahan yang merupakan ruangan air jangan dimanfaatkan sebagai bukaan lahan baru untuk pemukiman. Beri ruang untuk air supaya air tidak ke mana-mana. Airnya harus terlokalisasi, misalnya dengan danau kota atau bendungan,” ucap Kepala Klinik Lingkungan dan Mitigasi Bencana (KLMB) UGM ini soal banjir di Bekasi.

    Lebih lanjut Suratman memberikan contoh praktik baik Belanda dalam memanajemen air yang baik dengan pengaturan ekosistem air yang mengatur pembangunan di wilayah teras sungai, pembangunan tanggul, perhitungan debit air di sungai, dan pengerukan dasar sungai dari endapan yang dibawa oleh air. Menurutnya hal-hal inilah yang harus terus dijalankan dan dievaluasi prosesnya sehingga meminimalkan risiko banjir selain penguatan normalisasi sungai.

    Berkaitan dengan mitigasi banjir seperti banjir di Bekasi ini Suratman menyampaikan ada empat aspek utama yang perlu diperhatikan yaitu manajemen lahan, vegetasi, air, dan manusia. Pengelolaan ini bisa memakai one river, one plan, one management.

    Conothnya, mengembalikan lahan air, mengembalikan vegetasi, dan diintegrasikan lewat sumur resapan serta yang paling penting adalah peran pemerintah untuk meregulasi dan memitigasi kondisi ini kepada masyarakat. “DAS ini penting sehingga ketangguhannya dalam merespons hujan itu wajib utamakan. Air adalah berkah, bagian dari alam. Kita sebagai manusia perlu belajar bertata krama dengan air, intinya jaga kepentingan alam dan hidup harmonis dengan lingkungan,” ujarnya.

  • 47 Korporasi Dilaporkan Rusak Lingkungan, Pakar: Harus Ubah Paradigma

    47 Korporasi Dilaporkan Rusak Lingkungan, Pakar: Harus Ubah Paradigma

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) melaporkan 47 perusahaan atau korporasi ke Kejaksaan Agung atas dugaan perusakan lingkungan di 17 provinsi. Laporan tersebut mencatat estimasi kerugian negara mencapai Rp 437 triliun akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlangsung selama puluhan tahun.

    Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Priyono Suryanto menilai laporan ini bukan sekadar tuntutan hukum, tetapi juga momentum bagi bangsa untuk mengubah paradigma dalam pengelolaan sumber daya alam. Menurutnya, sejak awal, hutan, perkebunan, dan pertambangan dikelola untuk menopang pembangunan nasional.

    “Prinsip yang digunakan seharusnya eksploitasi untuk pembangunan. Hasilnya, kita memang mendapatkan kemajuan ekonomi, tetapi sekaligus merusak lingkungan. Sekarang, dampaknya mulai terasa jelas, dan kita menghadapi konsekuensi ekologis yang serius,” ujarnya tentang dilaporkannya korporasi yang diduga merusak lingkungan.

    Salah satu permasalahan utama dalam tata kelola lingkungan, menurut Priyono, adalah penyalahgunaan dalam proses perizinan. Ia menilai perizinan lingkungan telah menjadi bisnis tersendiri. Banyak izin dikeluarkan tanpa mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan. 

    “Meski secara administratif tidak ada yang dilanggar, pada praktiknya terjadi banyak penyimpangan karena banyak rekayasa-rekayasa yang dilakukan. Akibatnya, izin diberikan tanpa memastikan adanya jaminan kelestarian lingkungan,” tegasnya.

    Priyono juga menyoroti pentingnya akuntabilitas perusahaan dalam memulihkan lahan yang telah dieksploitasi. Ia menegaskan bahwa regulasi sudah mengatur kewajiban untuk mengembalikan kondisi lahan setelah eksploitasi.

    “Misalnya, setelah menambang, harus ada reklamasi yang benar-benar diawasi agar hutan bisa kembali pulih. Begitu juga di sektor kehutanan, eksploitasi kayu harus dibarengi dengan upaya menjaga ekosistemnya,” jelasnya terkait dilaporkannya korporasi yang diduga merusak lingkungan.

    Menurut Priyono, angka kerugian Rp 437 triliun yang dirilis walhi masih lebih kecil dari dampak sesungguhnya. Ia menekankan bahwa persoalan ini bukan hanya soal uang, tetapi juga menyangkut warisan lingkungan bagi generasi mendatang.

    Sebagai solusi jangka panjang, ia mengusulkan transformasi fundamental dalam tata kelola lingkungan. Ia menekankan perlunya pendekatan baru dalam pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada eksploitasi, tetapi juga mempertimbangkan kelestarian lingkungan. 

    “Jika pola eksploitatif ini terus dibiarkan, kita tidak hanya kehilangan sumber daya, tetapi juga akan meninggalkan bencana ekologis bagi anak-cucu kita,” ungkapnya.

    Priyono juga mendorong pemerintah untuk memperkuat kolaborasi dengan universitas dan lembaga riset seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) guna membangun pendekatan yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam.

    “Puncaknya adalah Indonesia bisa menjadi barometer dunia untuk mitigasi reforestasi dan rehabilitasi. Harapannya, negara tidak akan menuju pada narasi Indonesia gelap, tetapi Indonesia terang jika negara mau berbenah,” pungkasnya terkait dilaporkannya korporasi yang diduga merusak lingkungan.

  • Cara Memenuhi Kebutuhan Minum 8 Gelas Sehari Saat Puasa

    Cara Memenuhi Kebutuhan Minum 8 Gelas Sehari Saat Puasa

    Jakarta

    Meski waktu makan dan minum saat puasa terbatas, kebutuhan cairan tetap bisa dipenuhi. Salah satunya dengan membagi waktu minum secara merata dari buka hingga imsak.

    Menjaga kecukupan cairan tubuh saat berpuasa menjadi tantangan, sebab lebih dari 12 jam tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman. Padahal, kebutuhan cairan harian tetap harus terpenuhi agar tubuh tetap segar dan berfungsi dengan baik.

    Kekurangan cairan dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti dehidrasi, sakit kepala, mudah lelah, hingga gangguan metabolisme. Meski waktu makan dan minum terbatas, kebutuhan cairan tetap bisa dipenuhi dengan strategi yang tepat.

    Salah satunya adalah dengan membagi waktu minum secara merata sepanjang malam hingga menjelang imsak. Selain itu, memilih jenis makanan yang kaya air juga bisa membantu menjaga hidrasi tubuh.

    Dilansir dari laman Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM, tubuh orang dewasa memerlukan sekitar 2 liter cairan per hari. Perlu diingat, sebaiknya tidak mengonsumsi air dalam jumlah besar sekaligus karena tubuh hanya mampu menyerap sekitar 250-300 mL air per waktu.

    Namun, berpuasa tidaklah dilarang dan merugikan kesehatan tubuh. Dr Richard Hull, Konsultan Nefrologi dalam laman Rumah Sakit New Victoria, menjelaskan puasa dapat membersihkan kulit dan mendetoksifikasi tubuh, asalkan kebutuhan cairan harian tetap harus terpenuhi.

    Tubuh harus memperoleh sekitar 2 liter atau setara dengan 8 gelas air per hari. Jika asupan cairan kurang dari itu, risiko dehidrasi meningkat, yang bisa menyebabkan tubuh mudah lemas hingga terganggunya metabolisme.

    Kekurangan cairan juga dapat mengganggu fungsi otak, yang berakibat pada kesulitan berpikir, sakit kepala, kelelahan, hingga gangguan fungsi otot. Berikut cara memenuhinya:

    1. Buat Jadwal Minum Per Gelas

    Kebutuhan cairan tetap bisa dipenuhi dengan mengatur waktu minum dalam jendela makan, yaitu sejak berbuka (iftar) hingga sebelum imsak. Dikutip dari tayangan detikPagi, dr Putri Sakti SpGK mengatakan, ada baiknya bangun sahur tidak terlalu dekat dengan waktu imsak agar ada kesempatan untuk mencukupi kebutuhan cairan.

    Buatlah jadwal minum sebagai berikut:

    1 gelas sebelum sahur1 gelas setelah sahur1 gelas sebelum imsak1 gelas saat berbuka1 gelas setelah salat magrib1 gelas setelah salat isya atau makan malam1 gelas setelah tarawih1 gelas sebelum tidur.

    Pendapat serupa juga disampaikan oleh Dr. dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK(K). Ia menekankan bahwa rasa lemas saat puasa bukan hanya karena kurang kalori, tetapi juga akibat kurangnya asupan cairan.

    Idealnya, sebelum imsak tubuh sudah mendapatkan sekitar 750 hingga 1.000 mL air. Nah, selain metode satu gelas juga bisa menerapkan rumus 2-4-2 untuk memenuhi kebutuhan 8 gelas air sehari:

    2 Gelas Saat Berbuka1 gelas saat awal berbuka sebelum makan1 gelas setelah azan magrib hingga menjelang isya4 Gelas di Malam Hari2 gelas saat makan malam2 gelas sebelum tidur2 Gelas Saat Sahur1 gelas saat bangun tidur1 gelas setelah makan sahur.

    Memenuhi cairan agar tubuh tetap terhidrasi juga bisa dari pola makan yang sehat. Sehingga selama bulan puasa, tubuh tetap segar dan terhindar dari dehidrasi. Berikut daftarnya, dilansir dari laman PKGM FK UGM:

    1. Konsumsi Yoghurt

    Saat berpuasa, tubuh rentan mengalami dehidrasi ringan, yang ditandai dengan sakit kepala, kelelahan, dan sulit berkonsentrasi. Selain air putih, susu dan yogurt juga bisa menjadi pilihan karena kandungan airnya cukup tinggi dan dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan harian.

    2. Perbanyak Buah dan Sayur

    Mengonsumsi buah dan sayur sangat disarankan karena selain kaya akan vitamin dan mineral, juga mengandung banyak air yang membantu menjaga hidrasi tubuh.

    Beberapa buah yang tinggi kandungan airnya antara lain semangka, stroberi, jeruk, melon, dan nanas. Sedangkan sayuran yang baik untuk dikonsumsi meliputi bayam, brokoli, tomat, dan wortel.

    3. Hindari Minuman Berkafein

    Sebaiknya kurangi atau hindari minum teh dan kopi sebelum berpuasa, karena kafein bersifat diuretik, yang dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil. Akibatnya, tubuh lebih cepat kehilangan cairan dan lebih mudah merasa haus, yang bisa memperburuk risiko dehidrasi saat berpuasa.

    4. Mandi dengan Air Dingin

    Suhu panas dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat melalui keringat. Mandi dengan air dingin dapat membantu mengurangi pengeluaran cairan tubuh, serta memberikan efek menyegarkan, mengurangi stres, dan memperbaiki suasana hati.

    Nah itulah tadi cara minum 8 gelas per hari saat puasa, dan cara lain agar tubuh tetap terhidrasi. Dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan ini, tubuh akan tetap terhidrasi dengan baik selama berpuasa, sehingga aktivitas sehari-hari tetap berjalan dengan lancar.

    (aau/fds)

  • Mengenang Bung Hatta, Simak Fakta Menarik Sang Wapres Pertama Indonesia

    Mengenang Bung Hatta, Simak Fakta Menarik Sang Wapres Pertama Indonesia

    3. Didaulat jadi Bapak Koperasi Indonesia

    Bung Hatta memiliki peran dan perhatian besar dalam gerakan koperasi di Indonesia. Dalam menyambut hari Koperasi di Indonesia 12 Juli 1951, Hatta menyampaikan pidato radio.

    Selanjutnya, pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung 17 Juli 1953, Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Gagasan dan pikiran Hatta mengenai koperasi terdapat dalam buku Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).

    4. Tanggal lahirnya menjadi perayaan Hari UMKM Nasional

    Setiap 12 Agustus, masyarakat Indonesia merayakan Hari UMKM Nasional. Pemilihan tanggal itu merujuk pada tanggal lahir Bapak Koperasi Indonesia, Mohammad Hatta.

    5. Mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari berbagai universitas

    Hatta dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari berbagai universitas. Pada 27 November 1956, Hatta memperoleh gelar tersebut dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Selanjutnya pada 30 Agustus 1975, Hatta dianugerahkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Indonesia (UI). Hingga akhir hayatnya, Hatta tetap aktif dan memiliki banyak kegiatan. Ia mengajar di UGM dan kerap diminta menjadi narasumber di berbagai seminar.

    6. Mendapat tanda kehormatan tertinggi Bintang Republik Indonesia Kelas 1 dari Presiden Soeharto

    Tak hanya mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari berbagai universitas, Hatta juga mendapat tanda kehormatan tertinggi Bintang Republik Indonesia Kelas 1 dari Presiden Soeharto. Predikat itu ia dapatkan pada 15 Agustus 1972. Alasannya karena ia telah memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia saat masa perjuangan.

    7. Mendapat gelar pahlawan proklamator dan pahlawan nasional

    Pada 23 Oktober 1986, Bung Hatta mendapat gelar Pahlawan Proklamator. Gelar itu didapatkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 81/TK/1986.

    Kemudian pada 7 November 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan gelar Pahlawan Nasional kepada Bung Hatta. Hal itu didasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 84/TK/2012.

    Penulis: Resla

  • Pengumuman SNBP 2025 Jam Berapa? Ini Jadwal dan Linknya – Halaman all

    Pengumuman SNBP 2025 Jam Berapa? Ini Jadwal dan Linknya – Halaman all

    Hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 akan diumumkan pada 18 Maret 2025 pukul 15.00 WIB.

    Tayang: Minggu, 16 Maret 2025 10:11 WIB

    Tangkap Layar Akun Instagram @snpmb_id

    SNBP 2025 – Tangkap Layar Akun Instagram @snpmb_id yang diambil pada Minggu (16/3/2025). Pengumuman SNBP 2025 Jam Berapa? Ini Jadwal dan Linknya 

    TRIBUNNEWS.COM – Hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 akan diumumkan pada 18 Maret 2025 pukul 15.00 WIB.

    Pengumuman SNBP dapat dilihat melalui laman https://pengumuman-snbp.snpmb.id.

    Pengumuman SNBP juga dapat dilihat melalui 44 link mirror PTN lainnya.

    Berikut adalah cara cek pengumuman SNBP:

    1. Kunjungi salah satu link pengumuman SNBP 2025 di atas

    2. Masukkan nomor pendaftaran dan tanggal lahir

    3. Setelah itu, hasil seleksi SNBP 2025 akan terlihat apakah Anda dinyatakan lulus atau tidak

    Apabila peserta dinyatakan lulus, wajib melakukan registrasi ulang di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) masing-masing.

    Link Pengumuman SNBP 2025

    https://snbp.unair.ac.id
    https://snbp.unesa.ac.id
    https://snbp.unri.ac.id
    https://snbp.ui.ac.id
    https://snbp.its.ac.id
    https://snbp.untan.ac.id
    https://snbp.um.ac.id
    https://snbp.ung.ac.id
    https://snbp.unsoed.ac.id
    https://snbp.itb.ac.id
    https://snbp.undip.ac.id
    https://snbp.undana.ac.id
    https://snbp.unpad.ac.id
    https://snbp.uho.ac.id
    https://snbp.unimal.ac.id
    https://snbp.unnes.ac.id
    https://snbp.unib.ac.id
    https://snbp.unhas.ac.id
    https://snbp.ipb.ac.id
    https://snbp.uns.ac.id
    https://snbp.unm.ac.id
    https://snbp.ugm.ac.id
    https://snbp.upnjatim.ac.id
    https://snbp.uny.ac.id
    https://snbp.utu.ac.id
    https://snbp.unsrat.ac.id
    https://snbp.unja.ac.id
    https://snbp.itk.ac.id
    https://snbp.untirta.ac.id
    https://snbp.upnvj.ac.id
    https://snbp.usu.ac.id
    https://snbp.undiksha.ac.id
    https://snbp.unimed.ac.id
    https://snbp.unej.ac.id
    https://snbp.ut.ac.id
    https://snbp.unud.ac.id
    https://snbp.isbi.ac.id
    https://snbp.unram.ac.id
    https://snbp.usk.ac.id
    https://snbp.unp.ac.id
    https://snbp.unsri.ac.id
    https://snbp.ulm.ac.id (dalam proses)
    https://snbp.unand.ac.id (dalam proses)
    https://snbp.unsika.ac.id (dalam proses)

    Jadwal SNBP 2025

    Pengumuman Kuota Sekolah 28 Desember 2024
    Masa Sanggah 28 Desember 2024 – 17 Januari 2025
    Registrasi Akun SNPMB Sekolah 06 Januari – 31 Januari 2025
    Pengisian PDSS oleh Sekolah 06 Januari – 31 Januari 2025
    Registrasi Akun SNPMB Siswa 13 Januari – 18 Februari 2025
    Pendaftaran SNBP 04 – 18 Februari 2025
    Pengumuman Hasil SNBP 18 Maret 2025
    Masa Unduh Kartu Peserta SNBP 04 Februari – 30 April 2025

    (Tribunnews.com/Widya)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • 16 Maret 2002: Mengenang Umar Kayam

    16 Maret 2002: Mengenang Umar Kayam

    Liputan6.com, Yogyakarta – Umar Kayam dikenal sebagai seorang penulis, sastrawan, budayawan, dan sosiolog asal Indonesia. Semasa hidupnya, seorang priyayi bergelar Raden Mas ini telah menulis banyak karya-karya populer.

    Mengutip dari Ensiklopedia Sastra Indonesia, Umar Kayam lahir di Ngawi, Jawa Timur, pada 30 April 1932. Terkait pendidikannya, Umar Kayam lulus sebagai sarjana muda di Fakultas Pedagogik Universitas Gadjah Mada (1955), meraih M.A. dari Universitas New York (1963), dan meraih Ph. D. dari Universitas Cornell (1965).

    Ia pernah mengajar sebagai dosen di Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara dan Universitas Indonesia. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Radio, Televisi, dan Film Departemen Penerangan RI (1966-1969); Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1969-1972); senior fellow pada East-West Center, Hawaii, AS (1973); Direktur Pusat Latihan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Hasanuddin; Ujungpandang (1975-1976).

    Kemudian, Direktur Pusat Penelitian Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (1977); Ketua Dewan Film Nasional (1978-1979), Ketua Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (1981); Ketua Dewan Juri Festival Film Indonesia (1984); Guru Besar Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1988-pensiun), anggota penyantun majalah Horison (mengundurkan diri sejak 1 September 1993), dan anggota Akademi Jakarta (1988-seumur hidup).

    Karier menulisnya dimulai ketika ia mendapat kesempatan memperdalam ilmunya di Amerika. Saat masih menjadi mahasiswa di Fakultas Sastra UGM, ia lebih tertarik dengan jenis kegiatan di bidang seni lainnya, seperti teater dan film.

    Pada era 1954/1955, Umar Kayam dikenal sebagai aktivis teater Fakultas Sastra, pedagogik, dan filsafat UGM. Ia pernah menyutradarai lakon Hanya Satu Kali karya Sitor Situmorang yang peran utamanya dimainkan Rendra. Karya tersebut merupakan saduran dari karya Robert Middelmass.

    Umar Kayam juga menulis skenario film berjudul Jalur Penang dan Bulu-Bulu Cendrawasih yang difilmkan pada 1978. Ia bahkan pernah bermain sebagai aktor dalam film Karmila.

    Setelahnya, Umar Kayam bermain dalam film Pengkhianatan G-30-S/PKI memerankan tokoh Bung Karno. Perannya dalam film terlaris sepanjang 1984-1985 itu berhasil memenangi Piala Antemas pada FFI 1985 di Bandung.

    Adapun selama menjadi penulis, Umar Kayam telah melahirkan karya sastra berupa cerpen dan novel serta karya tulis lainnya, seperti esai, kolom, dan karya ilmiah. Umar Kayam memadukan ilmu dan seni, sehingga beberapa tulisannya sulit untuk dicari garis tegasnya yang membedakan antara karya fiksi atau karya ilmiah.

    Beberapa karya tersebut bisa dilihat dalam buku kumpulan cerpen Seribu Kunang-Kunang di Manhattan (1972). Selain itu, ada juga Sri Sumarah dan Bawuk (novelet, 1975), Para Priyayi (novel, 1997), dan Jalan Menikung (novel, 1999).

    Beberapa karyanya berhasil mendapat penghargaan bergengsi, salah satunya cerpen berjudul Seribu Kunang-Kunang di Manhattan yang mendapat hadiah majalah Horison 1996/67. Umar Kayam juga telah mendapat hadiah Sastra ASEAN (SEA Write Award) pada 1987 dari Kerajaan Thailand. Pada 1995, ia mendapat hadiah Yayasan Buku Utama Departemen P dan K atas karyanya Para Priyayi.

    Dalam peta kesusastraan Indonesia, Umar Kayam dikenal sebagai penulis prosa yang berhasil. Meskipun tidak tergolong sebagai penulis produktif, ia dianggap telah melahirkan karya sastra berupa cerpen dan novel yang berkualitas.

    Beberapa karya sastra yang telah dihasilkan Umar Kayam, di antaranya Seribu Kunang-Kunang di Manhattan (kumpulan cerpen, 1972); Sri Sumarah dan Bawuk (dua novel pendek, 1975); Para Priyayi: Sebuah Novel (novel, 1992); Parta Krama (kumpulan cerpen, 1997); dan Jalan Menikung: Para Priyayi 2 (novel, 1999). Beberapa karyanya juga diterbitkan dalam edisi bahasa Inggris dan bahasa Belanda.

    Secara terpisah, cerpen-cerpen Umar Kayam telah disalin oleh orang lain ke berbagai bahasa asing, seperti Jepang, Jerman, dan Perancis. Cerpennya yang berjudul Seribu Kunang-Kunang di Manhattan juga telah disalin ke beberapa bahasa Nusantara, seperti Jawa, Sunda, Minang, dan Makassar.

    Antara rentang waktu penerbitan Sri Sumarah dan Bawuk (1975) dan Para Priyayi: Sebuah Novel (1992) yang sangat lama, Umar Kayam menerbitkan kumpulan kolomnya yang terbit setiap Selasa di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta.

    Kolom-kolom itu dihimpun dan diterbitkan dalam tiga kumpulan, yaitu Mangan Ora Mangan Kumpul (1995); Sugih Tanpa Banda: Mangan Ora Mangan Kumpul 2 (1994); dan Madhep Ngalor Sugih, Madhep Ngidul Sugih: Mangan Orang Mangan Kumpul 3 (1997). Umar Kayam meninggal dunia di Rumah Sakit MMC, Jakarta, pada 16 Maret 2002.

    Penulis: Resla

  • Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Ini Saran dari Ekonom UGM

    Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Ini Saran dari Ekonom UGM

    Liputan6.com, Yogyakarta – Guna membangun ekonomi yang inklusif Ekonom UGM, Elan Satriawan menekankan betapa pentingnya kebijakan pembangunan berbasis data dan hasil riset. Karena pertumbuhan ekonomi nasional yang tidak inklusif berpotensi memperlebar kesenjangan sosial, alih-alih mengentaskan kemiskinan itu.

    “Statistik menunjukkan kelas menengah ini turun menuju kelas menengah dan rentan. Walaupun belum jatuh (ke kelas miskin), ini tidak bisa dibiarkan,” ujar Elan Satriawan dalam sesi Diskusi Teras Pusekra UGM yang bertajuk “Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, Kemiskinan dan Kelas Menengah” Rabu (5/3/2025).

    Meskipun pertumbuhan ekonomi menjadi prioritas, ia mengatakan pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan rakyat dan tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus memastikan pertumbuhan ekonomi tidak hanya terjadi di tingkat makro, tetapi juga mikro dan menengah. “Tidak hanya memberantas kemiskinan ekstrem, tetapi juga memastikan kelas menengah terus memiliki daya beli yang kuat,” ujarnya.

    Ia mengatakan agar pertumbuhan ekonomi nasional menjadi negara maju, maka kebijakan ekonomi harus diarahkan untuk memperkuat kelas menengah. Negara maju memiliki kelas menengah yang kuat dan berkontribusi terhadap ekonomi nasional. Menurutnya kebijakan ekonomi harus fokus pada penguatan kelas menengah dengan terbukanya lapangan kerja yang berkualitas dan akses terhadap peluang ekonomi yang lebih besar.

    “PR kita selanjutnya adalah menolong kelas menengah yang masih bekerja di sektor informal, tetapi tidak mendapatkan bantuan dari negara sekaligus harus membayar pajak. Menurut saya kelas menengah ini seharusnya menjadi perhatian serius dari pemerintah,” ujarnya.

    Berkaitan kebijakan ekonomi berbasis data dan riset, Elan memberikan gambaran pengalamannya sebagai bagian dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di era Presiden SBY dan Jokowi. Menurutnya TNP2K saat itu hadir untuk membuat analisis, kajian, dan riset yang menjadi landasan rekomendasi dan masukan yang diberikan ke pemerintah.

    Selain itu, tim tersebut berfungsi sebagai ‘jembatan’ antara pemerintah selaku pemangku kebijakan dengan think-tank eksternal, baik universitas maupun lembaga penelitian, sebagai produser knowledge (ilmu pengetahuan) dan evidence (bukti). Elan mengatakan sejalan dengan fungsi TNP2K, menekankan pentingnya penyusunan kebijakan berbasis bukti. “Kebijakan-kebijakan memang harus berdasar data, harus berdasarkan evidence, itu mungkin bisa turun kualitasnya kalau ini tidak dilakukan,” ujarnya.

    Elan memberikan contoh kebijakan berbasis bukti yang sukses adalah merombak distribusi program bantuan pangan Raskin. Di masa pemerintahan SBY, Raskin didistribusikan dari pusat ke desa, hal ini berpotensi membuka celah kecurangan, terutama di tingkat desa. Selanjutnya, di masa pemerintahan Jokowi, Raskin didistribusikan dalam bentuk voucher atau kupon yang dapat dibeli di warung lokal. Dengan perubahan ini, bantuan dapat disalurkan lebih tepat sasaran, mengurangi potensi penyalahgunaan, dan meningkatkan efektivitas dalam membantu masyarakat miskin.

    “Hasil evaluasi di American Economic menunjukkan bahwa program ini bagus, sangat jauh efektivitasnya apabila dibandingkan dengan Raskin,” ujarnya.

  • Penjelasan Ilmiah Fenomena Hujan Es di Yogyakarta dan Tasikmalaya, versi Pakar UGM

    Penjelasan Ilmiah Fenomena Hujan Es di Yogyakarta dan Tasikmalaya, versi Pakar UGM

    Liputan6.com, Yogyakarta – Fenomena hujan es terjadi di Yogyakarta pada Selasa (13/3/2025) dan Tasikmalaya pada Kamis (14/3/2025). Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani menjelaskan fenomena hujan es terbentuk akibat adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus yang sangat intensif karena didukung kandungan uap air yang cukup banyak.

    Saat momentum itu, suhu udara di sekitar cukup rendah sehingga kristal es yang berada di awan Cumolonimbus bagian atas menyentuh permukaan yang cukup rendah suhunya, namun tetap bertahan dengan bentuk kristal es atau biasa disebut hail dengan ukuran yang lebih kecil. Fenomena hujan es ini merupakan salah satu bentuk cuaca ekstrem apabila ukuran hail yang jatuh berdiameter besar dan berat dengan ukuran 5-50 mm.

    “Kejadian ini pernah tercatat di beberapa kota di Indonesia, bahkan di Yogyakarta juga pernah terjadi beberapa tahun lalu,” ungkapnya, Jumat 14 Maret 2025.

    Emilya menyebutkan, fenomena hail tidak memiliki pola tertentu, namun pertumbuhan awan Cb dapat diamati dengan akibat kondisi massa udara yang labil dan proses konveksi serta didukung oleh suplai air yang tinggi.

    “Pertumbuhan awan Cumulonimbus sering terjadi di daerah kepulauan dan daerah perkotaan yang dengan dekat sumber lingkungan dengan kondisi suhu yang panas,” katanya.

    Dari fenomena hujan es ini, dan menghadapi potensi cuaca ekstrem beberapa waktu kerap sering terjadi, maka masyarakat perlu melakukan mitigasi dan adaptasi. Bentuknya dapat dengan membangun kesadaran bersama pentingnya menjaga suhu Bumi tetap tidak mengalami peningkatan secara global.

    “Tindakan sederhana bisa dengan menanam pohon ataupun mempertahankan hutan dan bentuk penggunaan lahan alami lainnya,” katanya.

    Sementara itu masyarakat juga perlu waspada dalam kondisi ekstrem seperti saat ini. Masyarakat penting untuk siap hidup berdampingan dengan alam karena ada banyak cuaca ekstrem yang sering kali menimbulkan bencana.

    “Pemerintah menyiapkan mitigasi dan melakukan sosialisasi ke Masyarakat. Masyarakat melakukan aksi dan adaptasi untuk mencegah dan menghadapi bencana yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrim,” katanya berkaitan dengan fenomena hujan es.

     

    Badai Hujan Es di Puncak Gunung Slamet, Pendaki Luka dan Hipotermia