Institusi: UGM

  • Mahasiswa UGM yang Sempat Dikabarkan Hilang saat Mudik Ditemukan Meninggal di Selokan

    Mahasiswa UGM yang Sempat Dikabarkan Hilang saat Mudik Ditemukan Meninggal di Selokan

     

     

    Liputan6.com, Jakarta – Sheila Amelia, mahasiswa UGM yang sempat dikabarkan hilang sejak 25 Maret 2025 dalam perjalanan mudik menggunakan sepeda motor, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Tubuh korban ditemukan pada Sabtu (12/4/2025), di sebuah parit di Lawu Green Forest, tepatnya di Jalan Raya Sarangan-Cemoroseu, Plaosan, Kabupaten Magetan, Jatim.

    Menurut penuturan warga, penemuan jasad Sheila tidak disengaja saat warga hendak menolong seseorang korban kecelakaan di lokasi yang hampir berdekatan. Awalnya warga melihat ada sepeda motor dalam keadaan terbalik, dan setelah ditelisik ternyata ada tubuh tertimpa di baliknya dalam kondisi meninggal dunia. 

    Sheila Amelia yang merupakan warga Kebonsari Madiun tercatat sebagai mahasiswa Faperta UGM. Dirinya dilaporkan hilang sejak 25 Maret 2025 saat hendak mudik ke kampung halamannya. 

    Kapolsek Ploasan AKP Jokon Yuhono menurut keterangan resminya, Minggu (13/4/2025) menjelaskan kronologi kejadian penemuan jasad tersebut. Awalnya warga mendapat telepon dari temannya yang saat itu sedang menolong orang kecelakaan di jalur Lawu Greent Forest, Sabtu, 12 April 2025 sekitar pukul 10.00 WIB.

    “Saat itu juga (dia) melihat ada sebuah sepeda motor dengan posisi terbalik di parit. Selanjutnya warga tersebut segera mendatangi lokasi dan setelah dilakukan pengecekan ternyata benar ada sebuah sepeda motor dengan posisi terbalik di sebuah parit dan setelah dicek mendetail ada seorang di bawah sepeda motor tersebut dengan kondisi kemungkinan sudah meninggal,” katanya.

    Dijelaskannya, jasad ditemukan di dalam parit sedalam 77 cm dengan lebar sekitar 60 cm, dan dalam kondisi tubuh tertimpa sepeda motor berwarna hitam bernomor polisi AE 3413 CA.

    Usai penemuan itu, warga langsung melapor ke Polsek Plaosan. Petugas yang datang kemudian langsung memeriksa dan mengevakuasi jasad tersebut. Saat diperiksa tim medis Puskesmas sudah dinyatakan meninggal dunia. Saat ditemukan, korban mengenakan celana panjang jins warna biru gelap.

    Joko juga menambahkan, saat ditemukan, barang-barang pribadi milik korban termasuk helm, masih melekat di tubuhnya. 

    “Dari hasil pemeriksaan di lokasi, ditemukan bekas pengereman di aspal yang mengarah ke titik jatuhnya motor dan korban. Dugaan sementara, korban mengendarai sepeda motornya dari arah Jawa Tengah dan tidak mampu mengendalikan laju kendaraan di jalur menurun,” jelasnya.

    Hasil pemeriksaan tim medis menyebutkan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasaan di tubuh korban. Sehingga terindikasi penyebab kematian korban adalah karena kecelakaan tunggal dengan menabrak rambu jalan dan masuk ke parit. Keluarga korban pun menerima kejadian tersebut sebagai kecelakaan dan tidak memberikan izin kepada tim medis untuk melakukan autopsi.

    Sementara itu, pihak Fakultas Pertanian UGM juga membenarkan Sheila Amelia merupakan salah satu mahasiswa di kampus tersebut. Melalui unggahan Instagram @fapertaugm menyampaikan duka cita atas meninggalnya Sheila yang kemudian dibanjiri komentar duka cita. 

    “Segenap keluarga besar Fakultas Pernanian Universitas Gadjah Mada mengucapkan turut berduka cita atas berpulangnya Sheila Amelia Cristanti, mahasiswa program studi S1 Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (2023). Semoga almarhumah diterima di sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan,” tulis akun @fapertaugm.

     

     

  • 5 Fakta Terkait Kembali Mencuatnya Isu Ijazah Palsu Jokowi, Bakal Tempuh Jalur Hukum – Page 3

    5 Fakta Terkait Kembali Mencuatnya Isu Ijazah Palsu Jokowi, Bakal Tempuh Jalur Hukum – Page 3

    Jokowi kembali angkat bicara mengenai isu ijazah palsu yang terus menerus diungkit. Tuduhan tersebut, tegasnya, adalah fitnah murahan yang telah dibantah berulang kali oleh pihak Universitas Gadah Mada (UGM).

    Tidak hanya sekali, isu tersebut telah dibantah oleh pihak UGM, termasuk Dekan Fakultas Kehutanan. Jokowi menekankan bahwa keaslian ijazahnya telah diklarifikasi secara jelas dan tegas oleh pihak universitas.

    “Itu fitnah murahan yang diulang-ulang terus. Dari UGM dulu sudah juga menyampaikan, Dekan Fakultas Kehutanan juga secara jelas dan tegas menyampaikan. Teman juga banyak sekali yang menyampaikan,” kata Jokowi.

    Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa tim kuasa hukumnya tengah mempertimbangkan langkah hukum terhadap pihak-pihak yang masih mempertanyakan keaslian ijazahnya.

    Langkah hukum ini sebagai upaya untuk meluruskan informasi yang salah dan menunjukkan bukti bahwa ijazah yang dimilikinya adalah asli dan sah.

    Jokowi menegaskan bahwa klarifikasi mengenai keaslian ijazahnya telah disampaikan oleh pihak UGM, baik oleh Rektor maupun Dekan Fakultas Kehutanan.

    Informasi ini telah disampaikan secara terbuka dan jelas.

    “Ya dipertimbangkan untuk dikaji lebih dalam, oleh pengacara karena memang sudah disampaikan oleh rektor UGM, dan yang terakhir sudah disampaikan oleh dekan Fakultas Kehutanan, sudah jelas semuanya,” ujar Jokowi saat ditemui di Solo, Kamis (11 April).

    Presiden Jokowi menekankan bahwa tujuan utama dari rencana langkah hukum ini adalah untuk membuktikan kebenaran informasi mengenai pendidikan dan ijazahnya.

    Ia ingin menunjukkan kepada publik bahwa dirinya memang benar-benar menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM dan ijazahnya dikeluarkan secara resmi oleh universitas tersebut.

    “Ya ingin menunjukkan, bahwa betul-betul saya ini kuliah di Fakultas Kehutanan, betul-betul ijazahnya dikeluarkan oleh Universitas Gadah Mada. Dan sudah disampaikan tidak hanya sekali, kan oleh rektor, oleh dekan sudah disampaikan, sudah dibuka seperti itu,” terangnya. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan Jokowi dalam menghadapi isu tersebut dan komitmennya untuk meluruskan informasi yang keliru.

    Pihak UGM sendiri telah berulang kali menegaskan keaslian ijazah Jokowi. Bukti-bukti dan dokumen yang relevan telah tersedia dan dapat diakses oleh publik.

    Langkah hukum yang dipertimbangkan oleh Jokowi diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pihak-pihak yang terus menyebarkan fitnah dan informasi palsu.

  • Said Didu Soal Ijazah Jokowi: Fakta Ilmiah dan Logikanya Tidak Ada

    Said Didu Soal Ijazah Jokowi: Fakta Ilmiah dan Logikanya Tidak Ada

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Eks Sekretaris BUMN, Said Didu angkat bicara soal ijazah mantan Presiden Jokowi Widodo.

    Sebelumnya, Jokowi menegaskan bahwa ijazahnya merupakan keluaran Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Ia juga menyatakan akan mengambil langkah hukum terkait tuduhan ijazah palsu yang terus beredar.

    “Iya, dipertimbangkan untuk dikaji lebih dalam oleh pengacara karena memang sudah disampaikan oleh Rektor UGM dan sudah disampaikan yang terakhir oleh Dekan Fakultas Kehutanan yang sudah jelas semuanya,” kata Jokowi.

    Terkait tudingan ijazah palsu, Jokowi terus berkembang meskipun telah menang dalam gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

    “Ya kita ingin menunjukkan bahwa betul-betul kita ini kuliah di Fakultas Kehutanan,” tuturnya.

    Menyambung hal tersebut, pihak UGM sendiri juga disebut membuat klarifikasi dengan menyebut ijazah Jokowi hilang.

    Hal inilah yang kemudian disorot oleh Said Didu melalui cuitan di akun X pribadinya.

    Ia menyebut fakta ilmiah dari kabar hilangnya Ijazah Jokowi ini adalah palsu atau tidak ada.

    “Kasus Ijazah Jokowi :

    Fakta ilmiah dan logika bhw ijazah Jokowi palsu atau tidak ada,” tulisnya dikutip Minggu (13/4/2025).

    Ia pun menyindir terkait isu ini dengan menyebut dengan kabar hilangnya ijazah ini sebagai bentuk perlawanan.

    “MELAWAN

    Pokoknya Jokowi punya ijazah tapi hilang, Mau apa lho,” tuturnya.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Mahasiswi Korban Dugaan Kekerasan Seksual Guru Besar UGM Belum Lapor LPSK

    Mahasiswi Korban Dugaan Kekerasan Seksual Guru Besar UGM Belum Lapor LPSK

    TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA – Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) siap melindungi korban maupun saksi dalam kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oknum guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, berinisial EM.

    Kendati demikian hingga saat ini, korban kekerasan seksual di UGM belum melapor ke LPSK. 

    Padahal  LPSK masih menunggu laporan resmi untuk memberikan perlindungan kepada korban kekerasan seksual.

    Ketua LPSK Brigjen Purn Achmadi menyatakan dalam melindungi korban maupun saksi, penting untuk mengetahui secara detail proses hukum yang berlaku. 

    “Proses hukumnya seperti apa itu penting satu. Yang kedua permohonan perlindungan belum ada,” ujar Achmadi pada Minggu (13/4/2025). 

    “Pada prinsipnya LPSK siap memberikan perlindungan saksi dan korban sesuai dengan mekanisme prosedur yang berlaku,” imbuhnya.

    Achmadi menambahkan bahwa pihaknya masih menunggu laporan resmi dari para korban kekerasan seksual.

    “Pengajuan kan penting, dasar pengajuan jadi hal yang sangat penting,” pungkasnya. 

    Modus 

    Sebelumnya, oknum guru besar Fakultas Farmasi UGM, berinisial EM, terjerat kasus kekerasan seksual dan telah diberhentikan dari jabatannya sebagai dosen.

    Modus operandi yang dilakukan oleh EM lebih banyak terjadi di rumahnya.

    Kekerasan seksual di UGM Sekretaris UGM Andi Sandi mengungkapkan kekerasan seksual yang dilakukan oleh EM lebih sering terjadi di luar kampus.

    “Modusnya kegiatannya dilakukan lebih banyak di rumah, mulai dari diskusi, bimbingan akademik baik itu skripsi, tesis, juga disertasi,” ujarnya saat ditemui di Balirung, UGM, pada Selasa (8/4/2025). 

    Andi juga menjelaskan kegiatan di pusat penelitian (research center) merupakan salah satu modus untuk melakukan kekerasan seksual. 

    “Kemudian juga di research center-nya dan juga kegiatan-kegiatan lomba. Jadi biasanya ada lomba, mereka membuat dokumen, persiapan proposalnya dilakukan di luar kampus,” tambahnya. (*)

     

  • Said Didu Soal Ijazah Jokowi: Fakta Ilmiah dan Logikanya Tidak Ada

    Soal Ijazah Jokowi yang Disebut Hilang di UGM, Nicho Silalahi: Segera Buat Laporan dan Buktikan di Pengadilan

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Permalasahan isu ijazah palsu dari mantan Presiden Jokowi Widodo semakin memanas.

    Sebelumnya, Jokowi menegaskan bahwa ijazahnya merupakan keluaran Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Ia juga menyatakan akan mengambil langkah hukum terkait tuduhan ijazah palsu yang terus beredar.

    “Iya, dipertimbangkan untuk dikaji lebih dalam oleh pengacara karena memang sudah disampaikan oleh Rektor UGM dan sudah disampaikan yang terakhir oleh Dekan Fakultas Kehutanan yang sudah jelas semuanya,” kata Jokowi.

    Terkait tudingan ijazah palsu, Jokowi terus berkembang meskipun telah menang dalam gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

    “Ya kita ingin menunjukkan bahwa betul-betul kita ini kuliah di Fakultas Kehutanan,” tuturnya.

    Menyambung hal tersebut, pihak UGM sendiri juga disebut membuat klarifikasi dengan menyebut ijazah Jokowi hilang.

    Hal inilah yang kemudian di sorot tajam oleh pegiat media sosial, Nicho Silalahi dicuitan akun X pribadinya.

    “Dikiranya Rakyat Pada Tolol, lagian ngapain juga UGM yang mengklarifikasi hilangnya ijazah @jokowi ?,” tulisnya dikutip Minggu (13/4/2025).

    Nicho menyindir dengan mengatakan hal ini adalah sebuah kebohongan yang ditutupi dengan kebohongan.

    “Gue jadi ingat ajaran bokap dulu “Sekali kau berbohong maka berjuta-juta kebohongan akan dimunculkan untuk menutupi kebohongan sebelumnya,” sebutnya.

    Ia pun meminta agar Jokowi segera membuat laporan kehilangan dan melakukan pembuktiannya di pengadilan.

    “Oh ya @jokowi
    Segera kau buat laporan agar segera terjadi pembuktian di pengadilan, sehingga rakyat bisa tau kalau dirimu memiliki ijazah asli atau paslu.
    🤪😁😂🤣

  • Syakrani Zakaria, Pegawai Syahbandar dan Putra dari Zakaria bin Muhammad Amin, Meninggal di Usia 72 Tahun

    Syakrani Zakaria, Pegawai Syahbandar dan Putra dari Zakaria bin Muhammad Amin, Meninggal di Usia 72 Tahun

     Syakrani (yang duduk di kursi roda) di rumahnya pada 3 April 2025, 9 hari sebelum kematiannya
    Syakrani Zakaria, seorang pegawai syahbandar di Bengkalis dan putra bungsu dari Zakarja bin Muhammad Amin meninggal dunia. Ia berusia 72 tahun.

    Syakrani meninggal pada hari Sabtu, 12 April 2025, karena diabetes pada saat tidur di rumahnya. Ia ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri dan mendengkur oleh istrinya yang langsung membawanya ke RSUD Bengkalis untuk menjalani perawatan. Ia kemudian dinyatakan meninggal dunia pada pukul 06:17 WIB.

    Syakrani dilahirkan pada 23 November 1952 di Bengkalis, Riau, sebagai putra bungsu dari tujuh bersaudara pasangan Zakaria bin Muhammad Amin, seorang ulama, dan Mariah binti Ahmad, seorang ibu rumah tangga. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki bernama Nashruddin, seorang pegawai pada Kantor Departemen Agama Kabupaten Bengkalis, dan Azrai’e Zakaria, seorang dosen di Universitas Asysyafi’iyah Jakarta, dan empat orang saudara perempuan bernama Aminah, seorang guru yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah di SMP Negeri 2 Bengkalis, Zaharah, seorang politikus yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tingkat II Bengkalis dari Fraksi Karya Pembangunan, Ulfah, seorang bidan di Rumah Sakit Umum Manado, dan Hanim Zakaria, seorang guru SD di Pekanbaru. Syakrani juga memiliki tiga orang saudara tiri laki-laki dari pihak ayah bernama Zulkarnain, seorang pegawai pertanian pemerintahan Provinsi Riau di Pekanbaru, Nukman, seorang pensiunan pegawai pertanian tanaman pangan tingkat II di Bengkalis, dan Gamal Abdul Nasir Zakaria, seorang dosen pendidikan Islam dan bahasa Arab di Institut Pendidikan Sultan Haji Hassanal Bolkiah di Universiti Brunei Darussalam, dan tiga orang saudara tiri perempuan dari pihak ayah bernama Rita Puspa, seorang pegawai negeri sipil yang menjabat sebagai wakil direktur bagian pelayanan di RSUD Bengkalis, Nida Suryani, seorang guru sains di SMP Al-Amin Bengkalis, dan Sri Purnama Zakaria, seorang guru bahasa Inggris di SMA Negeri 2 Bengkalis, dari pernikahan kedua ayahnya dengan Siti Zainab binti Kimpal. Dari pihak ibunya, Syakrani merupakan cucu dari Tuan Guru Haji Ahmad, seorang ulama yang dikenal sebagai orang pertama yang mendirikan lembaga pendidikan Islam di Bengkalis, dan keponakan dari Abdul Karim Ahmad, juga seorang ulama sekaligus politikus yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di Provinsi Riau hingga tahun 1971 dan dikenal sebagai salah satu pendiri dari Yayasan Darul Mukmin di Kabupaten Karimun.

    Pada bulan Februari 1955, tepatnya pada usia dua tahun lebih dua bulan, ibunya meninggal dunia. Ia lalu diasuh dan dibesarkan oleh ibu tirinya, yakni Siti Zainab binti Kimpal. Syakrani menamatkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Bengkalis. Ia kemudian bekerja sebagai seorang pegawai syahbandar di Bengkalis dan berkantor di tempat yang sekarang merupakan Kantor Bea Cukai Bengkalis. Setelah syahbandar dilebur ke Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkalis, Syakrani berpindah ke sana dan bekerja hingga pensiun. Ia menikah dengan Rosnetti, seorang guru di SD Negeri 42 Bengkalis, dan dikaruniai empat orang putra bernama Yudhi, seorang dokter di Klinik Pratama Padjadjaran Jatinangor, Elfikrie, seorang karyawan swasta di Jakarta, Trio Andross, seorang pegawai negeri sipil di Kepulauan Bangka Belitung, dan Muhammad Asyrof Al-Ghifari, seorang mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, dan Putri Rossya Ardelia Hasanah, seorang psikolog lulusan Universitas Islam Bandung.

    Syakrani dimakamkan di dekat ayah dan ibu tirinya di Taman Makam Islam Harapan pada hari yang sama. Ia meninggalkan tiga orang saudara laki-laki, lima orang saudara perempuan, empat orang putra, seorang putri, dan tiga orang cucu.

  • 8
                    
                        Jenazah Mahasiswi UGM di Jalur Tawangmangu-Sarangan Diduga Kecelakaan Saat Mudik
                        Surabaya

    8 Jenazah Mahasiswi UGM di Jalur Tawangmangu-Sarangan Diduga Kecelakaan Saat Mudik Surabaya

    Jenazah Mahasiswi UGM di Jalur Tawangmangu-Sarangan Diduga Kecelakaan Saat Mudik
    Tim Redaksi
    MAGETAN, KOMPAS.com
    – Kepolisian Sektor Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, memastikan bahwa jenazah yang tewas di selokan jalur
    Tawangmangu-Sarangan
    adalah
    mahasiswa UGM
    asal Madiun yang diduga mengalami
    kecelakaan
    .
    Kapolsek Plaosan AKP Jok Yuhono melalui sambungan telepon mengatakan, keluarga korban mendatangi Polsek Plaosan pada hari Minggu (13/4/2025) dini hari.
    “Kita oleh TKP sampai jam 12 malam, keluarga korban memang mendatangi Polsek tadi malam untuk memastikan bahwa jenazah adalah keluarga mereka. Kalau dari pakaian, sepeda motor yang digunakan dipastikan itu milik korban, namun pihak keluarga memastikan bahwa jenazah adalah keluarga mereka tadi malam sekitar pukul 12.00 WIB,” ujarnya, Minggu.
    Joko Yuhono menyampaikan, korban ditemukan oleh salah satu warga pada hari Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB yang mencium bau busuk menyengat.
    “Salah satu warga curiga mencium bau menyengat, karena tidak berani mendekat, dia memanggil temannya dan menemukan ada sepeda motor di parit, ternyata ada mayat di bawah sepeda motor tersebut. Kita terima laporan pukul 15.00 WIB,” katanya.
    Setelah memastikan korban adalah mahasiswa UGM, keluarga kemudian membawa pulang jenazah korban untuk dimakamkan.
    Dari hasil penyelidikan, korban diduga mengalami kecelakaan saat
    mudik
    ke Madiun.
    “Dari oleh TKP ada rambu-rambu yang ditabrak, kemudian ada bekas pengereman di lokasi kejadian. Korban diduga mengalami kecelakaan,” ucap Joko Yuhono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Saya Percaya Jokowi Pernah Kuliah di UGM, tapi Tak Percaya Dia sampai Lulus

    Saya Percaya Jokowi Pernah Kuliah di UGM, tapi Tak Percaya Dia sampai Lulus

    GELORA.CO – Pegiat media Sosial, Sarah Tresnowati, ikut menanggapi kasus dugaan ijazah palsu Jokowi.

    Dalam unggahannya melalui akun X @STresnowati1, ia membenarkan statement yang disampaikan langsung oleh Jokowi, saat menegaskan bahwa ia pernah mengenyam pendidikan di Universitas Gajah Mada (UGM).

    “H-3 Jokowi memberikan statement yang mengejutkan. Dia tak bersedia digulung ombak sendiri. Saya percaya Jokowi memang pernah kuliah di @UGMYogyakarta,” Cuitan Sarah Tresnowati, dilansir Sabtu malam, (12/4/2025).

    Sarah Tresnowati kemudian menambahkan tulisanny. Dia mengaku tidak percaya jika Jokowi sampai lulus di UGM.

    “Tapi saya tak percaya Jokowi sampai lulus di UGM. Yang menarik Jokowi bilang yang mengeluarkan ijazah UGM. Jadi bersiaplah Praktikno, Ova dan Sigit,” sambungnya.

    Tidak hanya itu, Sarah juga memberikan hasil pengamatan terhadap statement yang disampaikan Jokowi.

    “Ada kalimat yang terlewatkan. BETUL BETUL SAYA LULUS DI UGM. Ini menyadarkan kita. Bahwa tak ada kejahatan yang sempurna dan kebenaran akan mencari jalannya sendiri. #JokowiBerijazahAspal,” jelas Sarah.

    H-3.
    Jkw memberi statemen yg mengejutkan .
    Dia tak bersedia digulung ombak sendiri.
    Sy percaya jkw mmg pernah kuliah di @UGMYogyakarta .
    Tapi saya tak percaya jokowi smp lulus di UGM.
    Yg menarik jokowi bilang yg mengeluarkan ijazah UGM.
    Jadi bersiaplah Pratikno, Ova dan Sigit pic.twitter.com/C5EPB6Ph86

    — SARAH TRESNOWATI (@STresnowati1) April 12, 2025

    Sementara isi dari statement Jokowi saat direkam media, hanya memberikan penegasan bahwa dirinya pernah berkuliah di UGM.

    “Kita kan ingin menunjukkan bahwa betul-betul saya ini kuliah di fakultas kehutanan, betul-betul ijazahnya dikeluarkan oleh Universitas Gajah Mada, dan sudah disampaikan, bukan hanya sekali kan waktu itu,” kata Joko Widodo.

    Joko Widodo juga memberikan pandangan bahwa seharusnya membuktikan yakni dari pihak yang menuduhnya memiliki ijazah palsu.

    “Kalau masih urusan huruflah, urusan angka, itu bukan yang paling penting, siapa yang mendalilkan, itu dia yang membuktikan, siapa yang menuduh dia juga yang harus membuktikan,” sambungnya.

    Dengan memberikan tulisan dan lampiran video statement dari Joko Widodo, Sarah bmendapatkan respons dari pengguna X lainnya, membuat publik menggiring beberapa asumsi yang berkaitan dengan isu ijazah palsu mantan presiden RI ke-7.

    “Dari gestur tampak kurang PD- Tingkat stress cukup tinggi. Harusnya Sederhana-tunjukkan ijazah asli. Selesai,” tulis drluckyman60.

    “10/4/2025 : UGM kini berdalih ijazah Jokowi hilang, sementara buzzer PSI DianSandiU pada 1/4/2025: Mengunggah foto ‘Ijazah Asli Jokowi’ yang memakai foto Dumatno Budi Utomo di akun X,” sahut @Srik4ndimuslim2.  

  • Identitas Jenazah di Jalan Tembus Magetan Terungkap Setelah 8 Jam, Korban Mahasiswi UGM

    Identitas Jenazah di Jalan Tembus Magetan Terungkap Setelah 8 Jam, Korban Mahasiswi UGM

    Magetan (beritajatim.com) – Penemuan mengejutkan terjadi di kawasan Jalan Raya Cemorosewu–Sarangan, tepatnya di tikungan Tamansari atau yang dikenal dengan Tikungan Lawu Green Forest, wilayah hukum Polsek Plaosan, Magetan.

    Pada Sabtu (12/4/2025) pukul 14.00 WIB, warga menemukan sesosok jenazah perempuan tertindih sepeda motor di dalam parit pinggir jalan.

    Kapolsek Plaosan AKP Joko Yuhono membenarkan temuan tersebut. “Kejadian tersebut selanjutnya dilaporkan ke kami Polsek Plaosan, sehingga kami mendatangi TKP bersama Tim Inafis Polres Magetan untuk melakukan olah TKP dan pertolongan pada korban,” katanya.

    Dalam pemeriksaan awal di tempat kejadian perkara, korban dinyatakan telah meninggal dunia. Tubuh korban ditemukan berada di parit dengan kedalaman 77 sentimeter dan lebar 60 sentimeter. Yang mengejutkan, tubuh korban tertindih sepeda motor sehingga tidak terlihat dari jalan raya.

    “Korban pada saat ditemukan, sudah dalam keadaan meninggal. Saat itu, korban berada di bawah sepeda motor, tepatnya di parit dengan kedalaman 77 sentimeter dengan lebar 60 sentimeter,” tambahnya.

    Kondisi jenazah sudah mengalami perubahan fisik, sehingga tidak dapat dikenali secara kasat mata. Korban langsung dibawa ke RSUD dr Sayidiman Magetan untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Yang pasti, korban ini meninggal sudah lebih dari tiga hari,” terang Kapolsek.

    Dugaan sementara, korban meninggal akibat kecelakaan tunggal. Hal ini diperkuat dengan temuan bekas rem di aspal yang mengarah ke parit tempat korban ditemukan, serta kondisi motor dan helm korban yang masih berada di lokasi.

    “Dugaan sementara korban meninggal karena kecelakaan, karena untuk kondisi dan barang termasuk helm yang pecah masih menempel dengan sepeda motor tersebut, di dalam parit,” beber AKP Joko.

    Setelah kabar penemuan jenazah tersebut beredar di media sosial, pihak keluarga mendatangi rumah sakit untuk memastikan identitas korban. Proses identifikasi dilakukan berdasarkan ciri-ciri khusus yang dikenali keluarga.

    “Setelah kami lakukan pemeriksaan penyidikan bersama kedokteran didapatkan ciri-ciri khusus, hal itu juga disampaikan pada pihak keluarga. Dan dari orang tua kandung korban menyampaikan bahwa betul ciri-ciri korban adalah anaknya. Ciri khususnya, korban memakai behel gigi dan gelang ditangannya,” ujarnya.

    Korban diketahui bernama Sheila Amelia Cristanti, seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) asal Kabupaten Madiun, yang sebelumnya telah dilaporkan hilang oleh keluarganya.

    Setelah proses pemeriksaan medis selesai pukul 23.30 WIB, jenazah dibawa ke rumah duka. “Proses pemeriksaan mendalam korban di RSUD dr Sayidiman selesai dilakukan pukul 23.30, selanjutnya kedua orang tuanya menemani jenazah didalam ambulan dan diantar ke rumah duka di Kabupaten Madiun untuk dimakamkan,” pungkas AKP Joko. [fiq/suf]

  • Jokowi Panik Jelang Penggerudukan UGM

    Jokowi Panik Jelang Penggerudukan UGM

    GELORA.CO – Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi diduga mulai panik menjelang penggerudukan sekelompok aktivis ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Selasa 1 April 2025.

    Kehadiran sekelompok aktivis ke UGM untuk mendesak kampus tersebut membuka secara terang benderang data keaslian ijazah Jokowi.

    “Jokowi mulai kasak-kusuk atur strategi. UGM juga tampak sibuk mempersiapkan alasan untuk momentum yang ditunggu-tunggu seluruh rakyat Indonesia ini,” kata pemerhati telematika Roy Suryo melalui keterangan tertulis yang dikutip RMOL, Minggu 13 April 2025.

    Roy menilai UGM sudah keterlaluan dalam menyikapi kasus dugaan ijazah palsu Jokowi. Karena meski sudah mencuat selama satu dekade, namun UGM hanya bisa menunjukkan selembar fotokopi ijazah hitam putih yang disebut-sebut milik Jokowi.

    “Itu pun tanpa adanya bukti legalisasi resmi dari UGM,” kata Roy.

    Saat ini, lanjut Roy, dimunculkan soal kabar kemungkinan bahwa ijazah itu pernah ada, namun kemudian hilang dan dilakukan penerbitan ulang alias  re-printing. Pernyataan tersebut disampaikan Guru besar dari UGM Prof Markus Priyo Gunarto.

    Hal ini, lanjut Roy, jelas mengakibatkan kegaduhan baru terkait kasus dugaan ijazah palsu Jokowi.

    Menurut Roy, pendapat Prof Markus ini seperti menelan ludahnya sendiri. Karena sebelumnya dia malahan yang pernah berkata bahwa ijazah itu hanya boleh dibuat sekali saja dan disebut sebagai einmalig atau bersifat photografis. 

    “Einmalig diketahui berasal dari bahasa Jerman yang artinya “sekali saja”,” kata Roy.

    Artinya, tegas Roy, tidak boleh diduplikasi atau digandakan, karena terkait dengan tandatangan asli, stempel basah, hologram/watermark original, nomor seri unik yang terdapat pada lembar aslinya. 

    “Ini semua sudah diatur dalam UU No 20/2003, PP No 17/2010, UU No 24/2009 dan UU No 1/2006,” kata Roy.

    Bilamana terjadi pemalsuan dokumen jelas ada sanksi pidananya yakni Pasal 263 dan 264 KUHP yang ancaman hukumannya maksimal enam tahun, kemudian Pasal 266 KUHP yang bisa menambah empat tahun lagi. Sanksi khusus ijazah ada di UU Sisdiknas dan Pasal 67 PP No 17/2010. 

    “Untuk perdatanya bisa dirujuk pada Pasal 1365 KUHPerdata bilamana ada tuntutan ganti ruginya,” kata Roy.

    Artinya sanksi pidana maupun perdata sudah menunggu apabila ternyata digunakan alasan ijazah Jokowi hilang untuk dibuatkan ijazah baru (dengan jenis font baru, logo emas terkini).