Institusi: Oxford

  • Ilmuwan Harvard Prediksi Pesawat Alien Bakal Serang Bumi Tahun Ini

    Ilmuwan Harvard Prediksi Pesawat Alien Bakal Serang Bumi Tahun Ini

    GELORA.CO – Isu serangan alien ke Bumi kembali mencuat, kali ini dengan jadwal yang mengejutkan: November 2025. Objek antarbintang misterius bernama 3I/ATLAS diduga kuat sebagai pesawat mata-mata alien yang sedang mengintai, menurut studi kontroversial dari segelintir ilmuwan. Jika terbukti benar, dampaknya bisa mengerikan bagi umat manusia.

    Dilaporkan oleh South West News Service, hipotesis yang bikin geger ini diterbitkan pada 16 Juli 2025 di server pracetak arXiv dan memicu perdebatan sengit di kalangan ilmuwan. Ditemukan 1 Juli 2025, 3I/ATLAS melesat menuju Matahari dengan kecepatan fantastis: lebih dari 130.000 mil per jam.

    Awalnya, objek ini dikira komet biasa berdiameter 15 mil, lebih besar dari Manhattan. Namun, di tangan tiga peneliti, termasuk astrofisikawan Harvard terkemuka Avi Loeb, 3I/ATLAS dicurigai sebagai teknologi mata-mata luar angkasa yang menyamar.

    Bukan Kali Pertama Loeb Bikin Heboh

    Nama Avi Loeb memang tak asing lagi dengan teori-teori kontroversial. Sebelumnya, ia sempat menggemparkan dunia sains dengan dugaan bahwa objek antarbintang ʻOumuamua pada 2017 adalah wahana pengintaian buatan alien, didasari bentuk dan akselerasinya yang tak lazim.

    Dalam studi terbarunya bersama Adam Hibberd dan Adam Crowl dari Initiative for Interstellar Studies di London, Loeb kembali berhipotesis bahwa lintasan 3I/ATLAS juga mengindikasikan asal-usul alien. Kecepatan objek ini jauh melampaui ʻOumuamua dan objek lain yang pernah terdeteksi.

    “Fakta bahwa objek tersebut memasuki tata surya kita dari sudut yang berbeda dari pendahulunya menawarkan berbagai manfaat bagi kecerdasan ekstraterestrial,” tulis Loeb dalam blognya.

    Salah satunya, 3I/ATLAS akan mendekati Jupiter, Mars, dan Venus, membuka peluang bagi alien untuk menanam gadget mata-mata secara diam-diam.

    Ketika UFO yang diduga menyamar itu mencapai titik terdekat dengan Matahari (perihelion) pada akhir November, ia akan tersembunyi dari pandangan Bumi. “Ini mungkin disengaja untuk menghindari pengamatan detail dari teleskop berbasis Bumi,” tegas Loeb.

    Jika 3I/ATLAS memang ‘artefak teknologi’, Loeb mewanti-wanti, ini bisa jadi pertanda serangan alien dan butuh tindakan defensif. Sayangnya, objek ini melaju terlalu cepat untuk dicegat wahana antariksa Bumi.

    Komet Biasa, Bukan Alien!

    Namun, tak semua ilmuwan sepakat dengan Loeb. Banyak yang membantah asal-usul alien dari objek tersebut dan meyakini 3I/ATLAS hanyalah komet biasa.

    “Semua bukti menunjukkan bahwa ini adalah komet biasa yang terlontar dari tata surya lain, sama seperti miliaran komet yang tak terhitung jumlahnya telah terlontar dari tata surya kita sendiri,” kata Samantha Lawler, astronom dari Universitas Regina, Kanada.

    Bahkan, Loeb sendiri mengakui di blognya bahwa teori wahana mata-mata aliennya masih spekulatif. Ia menyatakan, kemungkinan terbesar 3I/ATLAS adalah objek antarbintang alami, kemungkinan besar komet.

    Para peneliti juga mengingatkan publik agar tidak terlalu cepat percaya pada makalah ini, mengingat belum melalui proses peer-review.

    “Hipotesis ini merupakan latihan yang menarik, dan menyenangkan untuk diteliti, terlepas dari kemungkinan validitasnya,” tulis mereka.

    Meski demikian, kritik pedas datang dari berbagai pihak.

    “Anggapan bahwa itu buatan adalah omong kosong belaka, dan merupakan penghinaan terhadap upaya menarik yang sedang dilakukan untuk memahami objek ini,” ujar Chris Lintott, astronom Universitas Oxford, kepada Live Science.

    Jadi, pesawat alien atau sekadar komet biasa? Waktu akan menjawab, tapi yang jelas, 3I/ATLAS sukses bikin heboh jagat sains!

  • Pesawat Alien Serang Bumi Tahun Ini, Ilmuwan Ungkap Jadwalnya

    Pesawat Alien Serang Bumi Tahun Ini, Ilmuwan Ungkap Jadwalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Objek misterius intergalaksi diduga sebagai pesawat alien yang hendak menyerang Bumi. Bahkan, jadwalnya sudah diperkirakan pada November 2025 mendatang, menurut studi baru dari sekelompok kecil ilmuwan yang memicu kontroversi.

    “Konsekuensinya, jika hipotesis ini terbukti benar, berpotensi mengerikan bagi umat manusia,” tulis para peneliti dalam makalah yang kontroversial tersebut, yang diterbitkan pada 16 Juli 2025 di server pracetak arXiv, dilaporkan oleh South West News Service.

    Dijuluki 3I/ATLAS, objek misterius ini ditemukan pada 1 Juli 2025. Objek itu melesat menuju Matahari dengan kecepatan lebih dari 130.000 mph, menurut laporan Live Science.

    Kurang dari 24 jam kemudian, objek tersebut dipastikan sebagai objek antarbintang. Pengamatan awal menunjukkan bahwa objek tersebut kemungkinan adalah sebuah komet dengan diameter hingga 15 mil. Kira-kira lebih besar dari Manhattan.

    Namun, dalam makalah terbaru, ketiga peneliti tersebut menduga bahwa objek tersebut mungkin merupakan teknologi mata-mata luar angkasa yang disamarkan, diukutip dari New York Post, Senin (28/7/2025).

    Salah satu peneliti, Avi Loeb, yang juga merupakan astrofisikawan Harvard terkemuka, sebelumnya membuat gebrakan setelah menyebarkan teori bahwa objek antarbintang 2017 ʻOumuamua bisa jadi merupakan wahana pengintaian buatan yang dikirim oleh peradaban alien, berdasarkan bentuk dan percepatannya yang aneh.

    Dalam studi ini, yang ia kerjakan bersama Adam Hibberd dan Adam Crowl dari Initiative for Interstellar Studies di London, Loeb berhipotesis bahwa lintasan 3I/ATLAS menunjukkan asal usul alien yang serupa. Ketiganya merasa kecepatan objek tersebut yang jauh lebih cepat daripada ʻOumuamua dan objek lainnya.

    “Fakta bahwa objek tersebut memasuki tata surya kita dari sudut yang berbeda dari pendahulunya menawarkan berbagai manfaat bagi kecerdasan ekstraterestrial,” tulis Loeb dalam sebuah postingan blog.

    Salah satu manfaatnya adalah 3I/ATLAS akan mendekati Jupiter, Mars, dan Venus, yang dapat memungkinkan alien untuk diam-diam menanam gadget mata-mata di sana, tulis Loeb.

    Ketika UFO yang disebut menyamar itu mencapai titik terdekatnya dengan Matahari (perihelion) pada akhir November, ia akan tersembunyi dari pandangan Bumi.

    “Ini mungkin disengaja untuk menghindari pengamatan detail dari teleskop berbasis Bumi saat objek tersebut paling terang atau ketika gadget dikirim ke Bumi dari titik pandang tersembunyi itu,” tegas Loeb.

    Jika anomali ini merupakan “artefak teknologi”, hal ini dapat mendukung hipotesis hutan gelap, yang berpendapat bahwa kita belum menemukan tanda-tanda entitas luar angkasa karena mereka tetap menyamar untuk melindungi diri dari predator atau mangsa.

    Loeb memperingatkan bahwa hal ini dapat menunjukkan bahwa sebuah serangan mungkin terjadi dan mungkin memerlukan tindakan defensif.

    Masalahnya, 3I/ATLAS melaju terlalu cepat sehingga tidak mungkin dicegat oleh wahana antariksa berbasis Bumi sebelum meninggalkan tata surya.

    “Oleh karena itu, tidak praktis bagi penduduk Bumi untuk mendarat di 3I/ATLAS pada jarak terdekat dengan menaiki roket kimia, karena roket terbaik kita hanya mencapai sepertiga kecepatan tersebut,” tulis Loeb.

    Namun, ilmuwan lain telah membantah apa yang disebut sebagai asal usul alien dari objek tersebut, yang mereka yakini sebagai sebuah komet.

    “Semua bukti menunjukkan bahwa ini adalah komet biasa yang terlontar dari tata surya lain, sama seperti miliaran komet yang tak terhitung jumlahnya telah terlontar dari tata surya kita sendiri,” kata Samantha Lawler, astronom di Universitas Regina di Kanada yang mempelajari dinamika tata surya, dilaporkan Live Science.

    Faktanya, Loeb pun mengakui di blognya bahwa teori wahana mata-mata aliennya agak mengada-ada. Ia mengatakan sejauh ini hasil yang paling mungkin adalah bahwa 3I/ATLAS adalah objek antarbintang yang sepenuhnya alami, kemungkinan sebuah komet.

    Para peneliti juga memperingatkan publik untuk tidak terlalu mempercayai makalah ini, yang belum melalui proses peer-review.

    “Makalah ini bergantung pada hipotesis yang luar biasa tetapi, seperti yang akan kami tunjukkan, dapat diuji, yang belum tentu dianut oleh para penulis, namun tentu layak untuk dianalisis dan dilaporkan,” tulis mereka.

    “Hipotesis ini merupakan latihan yang menarik, dan menyenangkan untuk diteliti, terlepas dari kemungkinan validitasnya,” ia menambahkan.

    Namun, para kritikus menyebut proyek mereka sebagai ejekan terhadap karya ilmuwan lain.

    “Para astronom di seluruh dunia sangat gembira dengan kedatangan 3I/ATLAS, dan mereka berkolaborasi menggunakan teleskop canggih untuk mempelajari pengunjung ini,” ujar Chris Lintott, astronom di Universitas Oxford yang membantu simulasi asal usul galaksi 3I/ATLAS, kepada Live Science.

    “Anggapan bahwa itu buatan adalah omong kosong belaka, dan merupakan penghinaan terhadap upaya menarik yang sedang dilakukan untuk memahami objek ini,” ia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kebiasaan Unik Pro Player Saat Bertanding, Ada yang Aneh!

    Kebiasaan Unik Pro Player Saat Bertanding, Ada yang Aneh!

    Jakarta

    Esport menjadi semakin populer belakangan ini. Tak sedikit orang yang memiliki cita-cita untuk menjadi proplayer esport.

    Tapi tak semua tahu, menjadi proplayer esport tidak ada bedanya dengan menjadi atlet di cabang olahraga lain. Mereka juga punya kebiasaan unik saat bertanding. Alasannya pun beragam, ada yang dimaksudkan untuk memainkan psikologis lawan bahkan untuk membuat mereka fokus dan tetap nyaman saat bertanding.

    Berikut ini dirangkum detikINET dari berbagai sumber beberapa hal yang menjadi kebiasaan unik proplayer saat bertanding. Ada yang aneh?

    1. Taunting alias provokasi kecil

    Di situs Oxford Learner’s Dictionaries, dijelaskan bahwa taunt artinya adalah ucapan yang menghina atau tidak baik dengan tujuan untuk membuat seseorang marah atau kesal. Dalam dunia esport, taunting adalah kebiasaan mengejek atau mencemooh lawan saat tampil atau sesudahnya.

    Alasan dilakukan taunting ialah untuk menjatuhkan mental lawan, mempermainkan emosi lawan, sehingga nantinya mereka akan hilang fokus. Bahkan, di game Mobile Legends, istilah taunting sudah bukan hal yang aneh lagi.

    2. Main tanpa pakai alas kaki

    Seperti main di warung internet (warnet), melepas alas kaki saat bermain di pertandingan atau match dapat membantu sejumlah pemain jadi lebih rileks. Tujuannya agar mereka merasa lebih santai dan mengurangi tekanan.

    Dengan melepas sepatu, mereka juga dapat grounding atau lebih terhubung dengan sekitar. Kalau sudah berhasil terhubung, otomatis permainan mereka akan lebih fokus sehingga meningkatkan peluang menang.

    3. Senam dulu, gaes

    Risiko pada atlet esport secara fisik juga ada, detikers. Salah satunya adalah carpal tunnel syndrome. Carpal tunnel syndrome merupakan kondisi medis yang terjadi ketika saraf median di pergelangan tangan tertekan atau terjepit. Saraf median ini berperan dalam mengontrol sensasi dan gerakan pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan setengah sisi jari manis.

    Karena itu, tak sedikit proplayer yang memiliki kebiasaan untuk melakukan senam pergelangan tangan pada saat sebelum atau di sela-sela pertandingan.

    4. Microsleep

    Dikarenakan tegangnya permainan, rasa kantuk bisa menyerang pemain esport. Tak mengherankan ada proplayer esport yang menyempatkan untuk tidur sekian detik hanya untuk menyegarkan pikiran dan tubuh.

    Microsleep biasanya datang secara tiba-tiba. Microsleep dapat terjadi salah satunya karena kualitas tidur yang tidak maksimal. Oleh karenanya, penting sekali untuk memastikan atlet esport menerapkan gaya hidup sehat dan pola tidur yang baik.

    (ask/ask)

  • Tingkat Kelahiran Korsel Terendah di Dunia, Tapi Klinik Fertilitas Laku Keras

    Tingkat Kelahiran Korsel Terendah di Dunia, Tapi Klinik Fertilitas Laku Keras

    Seoul

    Meskipun menghadapi tekanan finansial dan budaya selama menjalani program IVF di Korea Selatan, Jang Sae-ryeon tetap bermimpi untuk memiliki anak (Jang Sae-ryeon)

    Ketika Kim Mi-ae memulai program bayi tabung (IVF) pada November lalu, dia tahu itu akan menjadi ujian kesabaran yang berat sesuatu yang sudah dia alami saat hamil anak pertamanya tiga tahun lalu.

    Namun, yang mengejutkannya kali ini adalah antrean yang “gila” di klinik fertilitas.

    “Ketika saya datang pada Januari, rasanya seolah-olah semua orang telah membuat resolusi tahun baru untuk punya bayi! Bahkan dengan reservasi, saya menunggu lebih dari tiga jam,” kata warga Seoul berusia 36 tahun itu.

    Ketika Korea Selatan terus berjuang dengan tingkat kelahiran terendah di dunia, klinik kesuburan semakin diminati — titik terang dalam krisis demografis negara tersebut.

    Antara 2018 dan 2022, jumlah perawatan kesuburan yang dilakukan di negara tersebut meningkat hampir 50% menjadi 200.000. Tahun lalu, satu dari enam bayi di Seoul lahir dengan bantuan perawatan kesuburan.

    “Kita memiliki generasi muda yang terbiasa mengendalikan hidupnya,” kata Sarah Harper CBE, profesor Gerontologi di Universitas Oxford.

    Kontrol tersebut, tambahnya, dapat berupa perempuan lajang yang membekukan telurnya atau mencoba program bayi tabung ketika tidak dapat hamil.

    “Pada generasi sebelumnya, ada sikap menerima bahwa hamil atau tidak hamil adalah sesuatu yang kurang direncanakan. Kini perempuan Korea mengatakan, ‘Saya ingin merencanakan hidup saya.’”

    Ini adalah kabar baik bagi pemerintah Korea Selatan, yang berusaha mengangkat negara tersebut dari krisis demografis.

    Satu dari lima orang di Korea Selatan kini berusia 65 tahun atau lebih. Sebagai proporsi dari total populasi negara, belum pernah ada jumlah bayi sesedikit ini.

    Pada 2024, tingkat kelahiran di Korea Selatan naik untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun (Getty Images)

    Negara ini telah berulang kali memecahkan rekornya sendiri sebagai negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia:

    0,98 bayi per perempuan pada 2018;

    Jika tren ini berlanjut, para ahli memperingatkan bahwa populasi 50 juta orang dapat berkurang setengahnya dalam 60 tahun.

    Namun, baru-baru ini ada alasan untuk bersikap optimis dengan hati-hati: alih-alih mencapai rekor terendah lagi, tingkat kelahiran Korea Selatan naik sedikit menjadi 0,75 pada tahun 2024kenaikan pertama dalam sembilan tahun.

    “Ini adalah kenaikan kecil, tetapi tetap berarti,” kata Seulki Choi, seorang profesor di Sekolah Kebijakan Publik dan Manajemen Institut Pengembangan Korea.

    Masih terlalu dini untuk menentukan apakah ini awal dari pembalikan yang sangat dibutuhkan atau hanya fluktuasi sementara.

    Angka kelahiran Korea Selatan tetap jauh di bawah rata-rata global sebesar 2,2. Namun, banyak pihak seperti Choi tetap optimis dengan waspada.

    “Jika tren ini berlanjut, ini bisa menandakan pergeseran jangka panjang,” kata Choi. “Kita perlu memantau bagaimana sikap generasi muda terhadap pernikahan dan memiliki anak berubah.”

    Selama bertahun-tahun, memiliki anak bukanlah hal yang ada di pikiran Park Soo-in. Dia sibuk bekerja, sering kali baru pulang dari pekerjaannya di bidang periklanan pada pukul 04:00.

    “Saya bekerja di perusahaan dengan jam lembur yang tak ada habisnya, jadi itu bahkan bukan sesuatu yang bisa saya pertimbangkan secara realistis,” kata perempuan berusia 35 tahun itu.

    Segalanya mulai berubah setelah dia menikah dua tahun lalu. Dia mendapatkan pekerjaan baru dengan jam kerja yang lebih baikdan teman-temannya mulai memiliki keturunan.

    “Melihat dan berinteraksi dengan anak-anak mereka bikin saya merasa tidak terlalu tertekan, ” katanya. “Dan melihat suami saya mengambil inisiatif, melakukan riset tentang kehamilan dan persalinan, serta menunjukkan usaha yang nyata, bikin saya yakin bahwa kita bisa melakukannya.”

    Angka kelahiran di Korea Selatan mengalami peningkatan tipis pada 2024 (Getty Images)

    Ketika Park dan suaminya mengalami kesulitan untuk memiliki anak, mereka memutuskan untuk mencoba pengobatan kesuburan. Banyak orang lain juga melakukan hal yang sama, yang memperkuat proyeksi bahwa industri yang sedang berkembang ini dapat bernilai lebih dari US$2 miliar pada 2030.

    “Ini sebenarnya merupakan sinyal penting bagi pembuat kebijakan bahwa masih ada perempuan yang ingin memulai keluarga tetapi menghadapi hambatan untuk melakukannya,” kata Jennifer Sciubba, Presiden dan CEO Population Reference Bureau, sebuah organisasi nirlaba di Washington, DC.

    “Lebih dari segalanya, ini adalah tanda bahwa orang-orang tidak mampu memenuhi keinginan mereka untuk memiliki anak.”

    Sulitnya hamil hanyalah salah satu hambatan. Di balik krisis populasi Korea Selatan terdapat berbagai tekanan sosial dan finansial mulai dari norma patriarki yang menempatkan sebagian besar tanggung jawab pengasuhan anak pada perempuan hingga jam kerja yang panjang dan biaya pendidikan yang tinggi yang membuat banyak orang muda enggan memiliki anak.

    Bagi sebagian orang, impian tersebut hanya tertunda. Lebih dari setengah penduduk Korea Selatan mengatakan mereka ingin memiliki anak tetapi tidak mampu membiayainya, menurut laporan PBB. Saat perempuan Korea Selatan melahirkan anak pertama, usia rata-rata mereka adalah 33,6 tahun salah satu yang tertinggi di dunia.

    “Jika melihat ke belakang, mungkin lebih baik memulai lebih awal,” kata Park. “Tapi secara realistis sekarang terasa seperti waktu yang tepat. Di akhir usia 20-an, saya tidak memiliki kemampuan finansial untuk memikirkan pernikahan atau anak.”

    Hal yang sama berlaku bagi Kim, yang menghabiskan tiga tahun menabung untuk pernikahan dan empat tahun lagi untuk memiliki anak.

    “Orang-orang menghabiskan masa mudanya untuk belajar, mencari pekerjaan, dan menghabiskan uang untuk mempersiapkan hidup. Dan saat mereka siap untuk menetap, seringkali sudah terlambat,” katanya. “Tapi semakin lama menunda, semakin sulit [untuk hamil], baik secara fisik maupun emosional.”

    Bagi mereka yang memilih bayi tabung, proses mencoba hamil juga menjadi jauh lebih mahal.

    “Sulit untuk mengatakan berapa tepatnya biaya IVF karena sangat bervariasi tergantung pada orang dan siklusnya,” kata Kim. “Ini adalah pengeluaran besar dan tidak terduga yang benar-benar dapat mempengaruhi keuangan Anda.”

    Sebagai bagian dari upaya terkoordinasi untuk meningkatkan tingkat kelahiran, pemerintah Korea Selatan telah memperluas dukungan untuk perawatan kesuburan. Seoul kini memberikan subsidi hingga 2 juta won Korea ($1.460; Pound 1.100) untuk pembekuan sel telur dan 1,1 juta won untuk setiap perawatan bayi tabung

    Namun, meskipun ada subsidi pemerintah, Kim mengatakan dia menghabiskan lebih dari 2 juta won pada Januari untuk bayi tabung sebagian besar untuk biaya tambahan yang tidak ditanggung subsidi, seperti suplemen dan tes tambahan.

    Dan dengan kurang dari setengah siklus bayi tabung yang berhasil, biaya dapat menumpuk dengan cepat.

    Hal ini juga dialami oleh Jang Sae-ryeon di Provinsi Jeolla bagian barat daya. Perempuan berusia 37 tahun ini memulai pengobatan kesuburan dua tahun lalu dan telah menjalani lima siklus IVF, masing-masing menghabiskan sekitar 1,5 juta won.

    “Saya berharap semuanya berhasil setelah satu atau dua kali mencoba, tapi bagi kebanyakan orang, itu tidak terjadi,” katanya. “Tanpa uang, Anda tidak bisa melanjutkan. Itu kenyataannya. Dan menurut saya, itulah bagian yang paling membuat frustrasi.”

    Tantangan yang sama beratnya, kata mereka, adalah tekanan di tempat kerja saat berkomitmen pada jadwal bayi tabung yang padat.

    Meskipun perusahaan di Korea Selatan menawarkan beberapa hari cuti untuk perawatan kesuburan, mereka mengatakan bahwa dalam praktiknya sulit untuk memanfaatkannya. Kim mengatakan dia menjalani IVF untuk anak pertamanya tanpa mengambil cuti sama sekali. Jang, sementara itu, mengatakan rekan kerjanya meminta dia menunda perawatannya.

    “Hal itu membuat saya merasa bahwa IVF dan pekerjaan penuh waktu tidak bisa dipadukan,” kata Jang. “Jadi saya resign. Tapi setelah keluar, saya mengalami kesulitan finansial. Hal itu membuat saya harus resign lagi dan mencari pekerjaan baru.”

    Tekanan finansial dan budaya seperti itu mungkin telah meredam impian banyak orang Korea Selatan untuk memiliki anak, tetapi tidak bagi Jang.

    Dia masih menangis saat mengingat dua kehamilan di awal pernikahannya keduanya berakhir dengan keguguran.

    “Anda tahu, kan, orang bilang saat punya anak, Anda merasa cinta yang tak terbatas?” katanya. “Saya pikir memiliki anak yang mirip dengan kami berdua dan membangun keluarga bersama adalah salah satu bentuk kebahagiaan terbesar yang bisa dirasakan seseorang.”

    Lihat juga Video: 23 Ribu Bayi Lahir di Korea Selatan, Naik 11 Persen dari Tahun Lalu

    (nvc/nvc)

  • Justin Hubner Beber Kelanjutan Karier di Eropa, Meski Belum Bocorkan Klub

    Justin Hubner Beber Kelanjutan Karier di Eropa, Meski Belum Bocorkan Klub

    JAKARTA – Bek Timnas Indonesia, Justin Hubner membeberkan bahwa ia akan tetap berkarier di Eropa usai kontraknya bersama Wolverhampton Wanderers usai. Namun soal klub mana yang akan jadi labuhan selanjutnya, Hubner masih bungkam.

    Kepastian soal tetap memutuskan merumput di Eropa diungkap Justin Hubner saat sesi siaran langsung di media sosial pribadinya. Meski belum mengumumkan klub barunya, pemain berdarah Belanda-Indonesia itu menegaskan komitmennya untuk tetap merumput di Benua Biru.

    “Saya bakal kasih tahu nanti ya (soal klub barunya). Saya akan bertahan di Eropa,” ujar Hubner dikutip pada Minggu, 13 Juli.

    Pilihan Hubner untuk bertahan di Eropa dianggap tepat oleh banyak orang, sebab itu bisa menjaga level permainan bek berusia 21 tahun yang kini menjadi tumpuan di lini belakang Garuda. Apalagi, Indonesia tengah memburu tiket ke Piala Dunia 2026, dan kehadiran pemain-pemain yang tampil di liga top menjadi kunci.

    Saat ini, Hubner berstatus tanpa klub usai tidak memperpanjang kontraknya di Wolves U-21. Sejak itu, namanya santer dikaitkan dengan sejumlah klub Liga 1, salah satunya Bali United.

    Namun, rumor tersebut langsung dibantah oleh eks pilar Timnas U-20 itu. Saat ini, Hubner sedang berada di Belanda. Ia memilih berlatih secara mandiri untuk menjaga kebugaran dan performanya sembari menunggu tawaran resmi dari klub Eropa.

    Soal kelanjutan karir, salah satu opsi yang cukup realistis adalah Oxford United. Klub League One (divisi ketiga Inggris) itu disebut-sebut tertarik mendatangkan Hubner, terutama jika pelatih Gary Rowett menginginkan tambahan amunisi di lini belakang.

    Hubner sendiri tak akan kesulitan beradaptasi jika bergabung dengan The Us. Selain sudah mencicipi atmosfer sepakbola Inggris sejak 2020, ia juga bisa bertemu dua kompatriotnya di Timnas Indonesia, yakni Marselino Ferdinan dan Ole Romeny, yang lebih dulu bergabung dengan klub tersebut.

  • Justin Hubner Beber Kelanjutan Karier di Eropa, Meski Belum Bocorkan Klub

    Justin Hubner Beber Kelanjutan Karier di Eropa, Meski Belum Bocorkan Klub

    JAKARTA – Bek Timnas Indonesia, Justin Hubner membeberkan bahwa ia akan tetap berkarier di Eropa usai kontraknya bersama Wolverhampton Wanderers usai. Namun soal klub mana yang akan jadi labuhan selanjutnya, Hubner masih bungkam.

    Kepastian soal tetap memutuskan merumput di Eropa diungkap Justin Hubner saat sesi siaran langsung di media sosial pribadinya. Meski belum mengumumkan klub barunya, pemain berdarah Belanda-Indonesia itu menegaskan komitmennya untuk tetap merumput di Benua Biru.

    “Saya bakal kasih tahu nanti ya (soal klub barunya). Saya akan bertahan di Eropa,” ujar Hubner dikutip pada Minggu, 13 Juli.

    Pilihan Hubner untuk bertahan di Eropa dianggap tepat oleh banyak orang, sebab itu bisa menjaga level permainan bek berusia 21 tahun yang kini menjadi tumpuan di lini belakang Garuda. Apalagi, Indonesia tengah memburu tiket ke Piala Dunia 2026, dan kehadiran pemain-pemain yang tampil di liga top menjadi kunci.

    Saat ini, Hubner berstatus tanpa klub usai tidak memperpanjang kontraknya di Wolves U-21. Sejak itu, namanya santer dikaitkan dengan sejumlah klub Liga 1, salah satunya Bali United.

    Namun, rumor tersebut langsung dibantah oleh eks pilar Timnas U-20 itu. Saat ini, Hubner sedang berada di Belanda. Ia memilih berlatih secara mandiri untuk menjaga kebugaran dan performanya sembari menunggu tawaran resmi dari klub Eropa.

    Soal kelanjutan karir, salah satu opsi yang cukup realistis adalah Oxford United. Klub League One (divisi ketiga Inggris) itu disebut-sebut tertarik mendatangkan Hubner, terutama jika pelatih Gary Rowett menginginkan tambahan amunisi di lini belakang.

    Hubner sendiri tak akan kesulitan beradaptasi jika bergabung dengan The Us. Selain sudah mencicipi atmosfer sepakbola Inggris sejak 2020, ia juga bisa bertemu dua kompatriotnya di Timnas Indonesia, yakni Marselino Ferdinan dan Ole Romeny, yang lebih dulu bergabung dengan klub tersebut.

  • Cari Kerja Susah! Lulusan Oxford Pilih Banting Setir Jadi Ojol

    Cari Kerja Susah! Lulusan Oxford Pilih Banting Setir Jadi Ojol

    Jakarta

    Terbatasnya lapangan pekerjaan tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di China. Hal tersebut yang membuat lulusan Universitas Oxford, Inggris, bernama DingYuanzhao memilih banting setir menjadi ojek online (ojol) yang bertugas mengantar makanan.

    Disitat dari South Morning China, Ding mengaku kesulitan mencari kerja di China. Padahal, dia punya riwayat pendidikan yang sangat luar biasa. Karuan saja, selain kuliah di Universitas Oxford, dia juga pernah menuntut ilmu di Universitas Tsinghua, Universitas Peking dan Nanyang Technological University.

    Rekam pendidikan yang panjang tersebut rupanya tak cukup untuk ‘memuluskan’ jalan Ding mendapat pekerjaan tetap. Itulah mengapa, dia memilih menjadi ojol atau kurir pengantar makanan.

    Kisah Lulusan Oxford Jadi ojol di China, Sebut Sulit Dapat Kerja Foto: SCMP

    Ding mengaku sangat menikmati profesinya sebagai ojol. Sebab, penghasilannya terbilang cukup untuk menghidupi dia dan keluarganya.

    “Ini pekerjaan yang stabil. Saya bisa menghidupi keluarga dengan penghasilan ini. Jika kita bekerja keras, kita bisa mendapatkan penghasilan yang layak. Ini bukan pekerjaan yang buruk,” ujar Ding, dikutip Sabtu (12/7).

    Setelah ditelusuri, Ding mulai bekerja sebagai pengantar makanan usai berkuliah di Singapura. Beberapa bulan kemudian, ia kembali ke China untuk menekuni pekerjaan yang sama. Kisah Ding ini menginspirasi banyak orang sekaligus memicu diskusi mengenai sulitnya pasar kerja.

    “Jika Anda belum mencapai hasil yang baik, jangan pesimis atau berkecil hati. Jika Anda telah berhasil, ingatlah bahwa usaha kebanyakan orang tidak terlalu berpengaruh,” kata Ding.

    Tak dijelaskan berapa penghasilan Ding saat menjadi ojol pengantar makanan di China. Namun, menurut detikEdu, saat masih di Singapura dia bisa meraup penghasilan SGD 700 atau Rp 8,8 juta per minggu dengan bekerja 10 jam sehari.

    (sfn/lth)

  • Klasemen Piala Presiden 2025 usai Oxford United Menang dan Persib Kalah

    Klasemen Piala Presiden 2025 usai Oxford United Menang dan Persib Kalah

    JAKARTA – Piala Presiden 2025 mulai bergulir pada 6 Juli 2025. Laga pembuka menampilkan Indonesia All Star vs Oxford United dan Persib Bandung vs Port FC.

    Oxford United di laga perdana berhasil mengalahkan Indonesia All Star dengan skor akhir 6-3. Pada laga yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, bintang kemenangan tim asal Inggris ini adalah Mark Harris yang membuat dua gol. 

    Selain itu, empat gol Oxford United disumbangkan oleh Michael Helik, Tom Bradhshaw, Przemyslaw Placheta, dan Brian De Keersmaecker.

    Di kubu lawan, Indonesia All Star membuat tiga gol dari Riko Simanjuntak, Rizki Dwi, dan Eksel Joseph Runtukahu. 

    Kemenangan yang diamankan Oxford United di laga perdana ini membuat mereka kini memimpin klasemen Grup A dengan tiga poin. Oxford pun memperbesar peluang untuk lolos ke babak berikutnya.

    Setelah menghadapi Indonesia All Star, Oxford akan meladeni Arema FC. Duel ini digelar pada Kamis, 10 Juli 2025, di Stadion Si Jalak Harupat pukul 19.30 WIB. 

    Sementara itu, di pertandingan Grup B yang digelar pada hari yang sama, Persib Bandung menghadapi tim asal Thailand, Port FC. Pada laga yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, tuan rumah kalah 0-2. 

    Port FC yang diperkuat Asnawi Mangkualam mampu menang lewat gol Bordin Phala pada masa injury time babak pertama dan gol penalti Peeradol Chamrasamee pada babak kedua. Pada laga ini, Asnawi juga memberikan kontribusi terciptanya penalti untuk gol kedua.

    Dengan kekalahan ini, Persib untuk sementara ada di dasar klasemen. Mereka harus bisa mengalahkan Dewa United Banten FC untuk bisa menghidupkan peluang lolos ke babak selanjutnya.

    Klasemen Piala Presiden 2025

    Grup A

    Oxford United: 3

    Arema FC: 0

    Indonesia All Star: 0

    Grup B

    Port FC: 3

    Dewa United Banten FC: 0

    Persib Bandung: 0

  • Oxford United Vs Liga Indonesia All Star, Polisi Siagakan 1.725 Personel

    Oxford United Vs Liga Indonesia All Star, Polisi Siagakan 1.725 Personel

    Bisnis.com, Jakarta — Polres Metro Jakarta Pusat telah menyiagakan ribuan personilnya untuk mengamankan pertandingan Oxford United vs Liga Indonesia All-Star malam ini di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

    Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengemukakan pihaknya juga sudah memerintahkan 1.725 personil gabungan yang ditugaskan untuk mengamankan jalannya pertandingan agar tidak membawa senjata api. 

    “Petugas di lapangan tidak akan membawa senjata api,” tuturnya di Jakarta, Minggu (6/7).

    Dia juga mengimbau penonton menjaga ketertiban dan tidak merusak fasilitas umum selama pertandingan berlangsung. Selain itu, penonton juga diingatkan untuk tidak membawa dan menyalakan flare di luar maupun di dalam stadion, serta tidak membawa barang-barang terlarang seperti senjata tajam maupun minuman keras.

    “Kami minta para penonton untuk tidak merusak fasilitas umum dan mengganggu jalannya pertandingan,” katanya.

    Menurutnya, para petugas keamanan akan memberikan perlindungan maksimal bagi seluruh penonton, termasuk para suporter Oxford United yang datang dari luar negeri, agar merasa aman dan nyaman selama berada di Indonesia.

    “Kami ingin para penonton datang dengan semangat sportivitas dan juga menikmati pertandingan dengan aman dan nyaman, serta pulang membawa kebahagiaan tanpa ada gangguan apa pun,” ujarnya.

    Selain itu, dia mengemukakan pihaknya juga menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kepadatan di kawasan GBK. 

    “Kami mengimbau masyarakat pengguna jalan untuk menghindari kawasan sekitar GBK selama pertandingan berlangsung demi mengurangi kepadatan arus lalu lintas,” tuturnya

  • 1.725 personel amankan laga Oxford United vs Liga Indonesia All Star

    1.725 personel amankan laga Oxford United vs Liga Indonesia All Star

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 1.725 personel gabungan Polri, TNI dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengamankan turnamen sepak bola Piala Presiden 2025 antara Oxford United melawan Liga Indonesia All Star di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).

    “Kami ingin para penonton datang dengan semangat sportivitas, menikmati pertandingan dengan aman dan nyaman serta pulang membawa kebahagiaan tanpa ada gangguan apa pun,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, petugas di lapangan tidak membawa senjata api. Petugas akan melayani masyarakat yang datang menonton dengan humanis dan profesional.

    “Karena kami ingin semua pulang dengan hati senang dan pengalaman yang menyenangkan,” ujarnya.

    Ia mengimbau penonton agar menjaga ketertiban dan tidak merusak fasilitas umum selama pertandingan berlangsung.

    Selain itu, penonton juga diingatkan untuk tidak membawa dan menyalakan kembang api (flare) di luar maupun dalam stadion. Selain itu tidak membawa barang-barang terlarang seperti senjata tajam maupun minuman keras.

    Kapolres menegaskan, petugas keamanan akan memberikan perlindungan maksimal bagi seluruh penonton, termasuk para suporter Oxford United yang datang dari luar negeri agar merasa aman dan nyaman selama berada di Indonesia.

    Kapolres juga menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kepadatan di kawasan GBK.

    “Kami mengimbau masyarakat pengguna jalan untuk menghindari kawasan sekitar GBK selama pertandingan, demi mengurangi kepadatan arus lalu lintas,” kata dia.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.