Institusi: MUI

  • Bacaan Niat Puasa Ramadan dan Pentingnya dalam Ibadah, Jangan Sampai Lupa! – Page 3

    Bacaan Niat Puasa Ramadan dan Pentingnya dalam Ibadah, Jangan Sampai Lupa! – Page 3

    Keutamaan lain dari niat yang benar adalah sebagai bentuk kesiapan mental dan spiritual dalam menjalani ibadah puasa Ramadan.

    Dengan niat yang tepat, seseorang dapat lebih fokus dalam menjalankan puasanya dengan penuh kesadaran, bukan sekadar menjalani rutinitas tanpa makna.

    Niat adalah elemen penting dalam menjalankan ibadah puasa yang harus dilakukan sebelum fajar, terutama untuk puasa wajib seperti Ramadhan, qada, dan nazar.

    Menurut laman resmi mui.or.id, dalam ajaran Mazhab Syafi’i, diwajibkan untuk memperbarui niat setiap malam selama bulan Ramadan agar ibadah tersebut sah, sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa puasa seseorang tidak sah jika tidak berniat sebelum fajar.

    Sebaliknya, Mazhab Maliki memberikan kemudahan dengan membolehkan niat dilakukan hanya sekali di awal bulan Ramadan.

    Dalam pandangan ini, umat Islam cukup berniat pada malam pertama untuk berpuasa selama sebulan penuh, karena puasa Ramadhan dianggap sebagai satu rangkaian ibadah.

    Namun, banyak ulama menganjurkan untuk mengikuti pendapat Mazhab Syafi’i dengan tetap memperbarui niat setiap malam untuk kehati-hatian.

    Jika seseorang lupa berniat di malam hari, mengikuti pandangan Mazhab Maliki juga bisa menjadi alternatif agar ibadah puasanya tetap sah dan diterima oleh Allah SWT.

  • Puasa Tanggal Berapa? Penetapan Awal Ramadhan 2025, Ini Perbedaan Jadwal Pemerintah dan Muhammadiyah

    Puasa Tanggal Berapa? Penetapan Awal Ramadhan 2025, Ini Perbedaan Jadwal Pemerintah dan Muhammadiyah

    PIKIRAN RAKTAT – Di Indonesia, penetapan awal puasa Ramadhan biasanya dilakukan pemerintah lewat Sidang Isbat.

    Namun, ada juga masyarakat yang mengikuti ketetapan ormas Islam, salah satunya Muhammadiyah.

    Berikut perbedaan jadwal pemerintah dan Muhammadiyah dalam penetapan awal puasa Ramadhan 2025 atau1446 Hijriah.

    Jadwal Penetapan Awal Puasa Muhammadiyah

    Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Ramadhan 1446 Hijriah jatuh hari Sabtu, 1 Maret 2025.

    Keputusan itu dibuat menurut metode hisab hakiki wujudul hilal, perhitungan astronomi guna memastikan bulan baru telah terbit di atas ufuk ketika matahari terbenam.

    Muhammadiyah telah dapat menetapkan awal puasa Ramadhan 2025 jauh sebelum hilal (bulan sabit) terlihat dengan metode ini.

    Masyarakat atau umat Islam yang mengikuti Muhammadiyah dapat mempersiapkan diri lebih awal.

    Selain penetapan awal puasa Ramadhan, Muhammadiyah juga sudah mengumumkan Idul Fitri atau 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh hari Senin, 31 Maret 2025.

    Jadwal Penetapan Awal Ramadhan Pemerintah

    Pemerintah lewat Kementerian Agama (Kemenag) belum menetapkan 1 Ramadhan dan baru akan menggelar Sidang Isbat hari ini Jumat, 28 Februari 2025.

    Sidang ini akan melibatkan berbagai pihak seperti ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak dan lembaga terkait lainnya.

    Hasil keputusan akan diumumkan malam harinya usai sidang. Jika hilal terlihat, pemerintah akan menetapkan 1 Ramadhan pada 1 Maret 2025 sama dengan keputusan Muhammadiyah.

    Perbedaan Metode Penetapan

    Meskipun Muhammadiyah dan pemerintah menggunakan pendekatan berbeda, keduanya bertujuan sama memberi kepastian pada umat Islam guna melaksanakan ibadah puasa.

    Perbedaan utama terletak pada metode yang digunakan, Muhammadiyah mengandalkan perhitungan astronomi (hisab), sementara pemerintah biasanya mengacu pengamatan hilal fisik (rukyatul hilal).

    Hal tersebut sering kali menyebabkan perbedaan penetapan awal puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • MUI: Ada Potensi Perbedaan Awal Puasa Ramadan 2025, Lebaran Tetap Sama

    MUI: Ada Potensi Perbedaan Awal Puasa Ramadan 2025, Lebaran Tetap Sama

    Bisnis.com, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai adanya kemungkinan perbedaan awal puasa Ramadan 1446H/2025M antara pemerintah dengan Muhammadiyah.

    Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang dakwah, Cholil Nafis mengatakan potensi itu muncul lantaran menurut kriteria Mabims (Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) Imnakur Rukyat di Indonesia hanya bisa terpenuhi di Aceh.

    “Sedangkan di Jawa Timur apalagi di daerah timurnya lagi lebih sulit untuk imkan melihat bulan,” tuturnya dalam unggahan X @cholilnafis yang dikutip Jumat (28/2/2025).

    Perlu diketahui, menurut Mabims imnakur rukyat memenuhi syarat jika bulan sabit (hilal) minimal mencapai tinggi 3 derajat dan sudut elongasi (jarak sudut matahari dan bulan) 6,4 derajat. 

    “Pada Akhir Sya’ ban, 28 Februari tinggi hilal di Jakarta sudah 4 derajat, elongasi 6,02 derajat, sedangkan di Jawa Timur tinggi hilal 3 derajat, elongasi 5,9 derajat [elongasinya belum masuk kriteria Mabims],” jelas Cholil.

    Meski demikian, dia turut menyebut penetapan Hari Raya Idulfitri antara pemerintah dengan Muhammadiyah berpotensi sama.

    Cholil melanjutkan, pada akhir Ramadhan nanti saat ijtimak tanggal 29 Maret pukul 10:02 WIB. Tinggi hilal di Jakarta saat Maghrib mencapai 1° 28’ dan elongasi 6,5 derajat.

    “Tinggi kriteria. Tapi sementara ini kesepakatan Mabims  tinggi dan elongasi terpenuhi. Awal Syawal insyaallah tidak ada perbedaan antar ormas,” urainya.

    Sebab itu, dia menerangkan bila hasil pemantauan hilal yang muktabar atau otentik berada di daerah Ach, maka awal puasa Ramadan 1446H jatuh pada esok hari, Sabtu (1/3/2025).

    “Kalau tidak ada hasil rukyah, maka istikmal sya’ban. Pemerintah bisa punya skenario, tetap diisbatkan Sabtu, baik rukyah berhasil atau tidak,” tuturnya.

    Akan tetapi, dia pun menekankan kalender NU dan MU 2025 M menyebutkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu (1/3/2025).

    “Namun, NU selalu disertai keterangan bahwa putusan awal bulan hijriyah menunggu hasil ru’yat. Jika hilal gagal terlihat, maka bulan Sya’ban digenapkan 30 hari, maka 1 mulai puasa pada Minggu (2/3/2025),” pungkasnya.

  • Prabowo bertolak ke Jakarta usai tutup retret kepala daerah di Akmil

    Prabowo bertolak ke Jakarta usai tutup retret kepala daerah di Akmil

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto bertolak ke Jakarta usai memberikan pengarahan dan menutup retret atau pembekalan kepala daerah dan wakil kepala daerah Tahun 2025 di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Jumat.

    Presiden Prabowo Subianto tiba di Lapangan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta, pada pukul 13.45 WIB. Pesawat Kepresidenan yang membawa Kepala Negara lepas landas sekitar pukul 14.00 WIB menuju Lapangan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.

    Sejumlah anggota Kabinet Merah Putih yang turut melepas keberangkatan Presiden ke Jakarta, antara lain Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Penasihat Khusus Presiden bidang Politik dan Keamanan, sementara Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya turut serta dalam pesawat mendampingi Presiden.

    Adapun sebelum bertolak ke Jakarta, Presiden Prabowo sempat melaksanakan ibadah Sholat Jumat di Tenda Ibadah Peserta Retret Magelang, usai memberi pengarahan dan menutup retret.

    Adzan pertama dikumandangkan tepat pukul 11:57 WIB, menandai masuknya waktu Sholat Jumat. Selang beberapa menit kemudian, adzan kedua berkumandang pada 12:02 WIB, mengundang para jamaah untuk segera merapatkan saf.

    Bertindak sebagai khatib dan imam dalam salat Jumat kali ini adalah Ustadz Ahmad Syaikhu, seorang ulama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Magelang. Sementara tugas sebagai muazin/bilal dipercayakan kepada Hari Rustaman.

    Dalam khotbahnya, Ahmad Syaikhu menyampaikan pesan tentang “Ramadan Menyenangkan dan Menenangkan”, mengingat Bulan Suci Ramadan yang akan tiba.

    Presiden Prabowo yang hadir bersama sejumlah pejabat negara, jajaran TNI, serta peserta retret, tampak khusyuk mendengarkan khotbah yang disampaikan.

    Usai Sholat Jumat, Presiden Prabowo menyempatkan diri berbincang dengan beberapa jamaah yang hadir.

    Turut melaksanakan Sholat Jumat diantaranya adalah Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan sejumlah peserta retret.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Hasil Sidang Isbat Awal Puasa 1 Ramadan 2025, Ini Link Live Streaming

    Hasil Sidang Isbat Awal Puasa 1 Ramadan 2025, Ini Link Live Streaming

    Bisnis.com, JAKARTA – Hasil Sidang Isbat 1 Ramadan 1446 H atau penetapan awal bulan puasa akan ditentukan pada Jumat sore, 28 Februari 2025.

    Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Agama (Kemenag), sidang ini akan menentukan awal bulan puasa bagi umat Islam di Indonesia. Sidang dijadwalkan akan dipimpin Menteri Agama Nasaruddin Umar.

    Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad menjelaskan, sidang isbat akan dilaksanakan di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta Pusat.

    “Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung,” ujarnya.

    Menurut Abu Rokhmad, ada tiga rangkaian yang akan dilakukan dalam sidang isbat. Pertama, pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi. Kedua, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia.

    “Ketiga, musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik,” jelasnya.

    Adapun, pengumuman hasil sidang Isbat Idulfitri dapat dipantau secara live streaming melalui link berikut ini:

    rtmp://stream.kemenag.go.id:1935/live/konpres

  • Sidang Isbat Awal Ramadan Digelar Hari Ini, Dipimpin Menag

    Sidang Isbat Awal Ramadan Digelar Hari Ini, Dipimpin Menag

    Bisnis.com, JAKARTA —Kementerian Agama (Kemenag) bakal menggelar sidang Isbat untuk penetapan awal Ramadan 1446 Hijriah hari ini, Jumat (28/2/2025).

    Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad mengatakan sidang itu bakal dipimpin langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.

    Adapun, acara sidang isbat akan dilaksanakan di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta Pusat.

    “Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung,” ujarnya di Jakarta, Senin (10/2/25).

    Dia menambahkan, ada tiga tahap dalam sidang isbat tersebut. Mulanya, Menag Nasaruddin akan memaparkan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi. 

    Tahap itu dilanjutkan dalam verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia. Selanjutnya, musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik.

    Di samping itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat ketinggian menambahkan, berdasarkan data hisab ijtimak terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB. 

    Pada hari tersebut, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’ pada 07.44 WIB.

    “Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat. Namun, keputusan akhirnya kita tunggu berdasarkan hasil sidang isbat yang akan diumumkan Menteri Agama,” tuturnya.

  • Niat Puasa Ramadhan Harian dan Sebulan Penuh

    Niat Puasa Ramadhan Harian dan Sebulan Penuh

    Jakarta, Beritasatu.com – Niat merupakan salah satu rukun yang wajib dilakukan setiap muslim sebelum menjalankan ibadah puasa, termasuk puasa Ramadhan (Ramadan). Dalam pelaksanaannya, terdapat perbedaan tata cara niat antara puasa wajib dan puasa sunah.  

    Pada puasa wajib seperti puasa Ramadhan, qada, dan nazar, niat harus diucapkan di malam hari sebelum terbit fajar agar puasa sah. Sementara itu, dalam puasa sunah, seseorang masih diperbolehkan berniat di siang hari selama belum makan, minum, atau melakukan hal yang membatalkan puasa.

    Dihimpun dari berbagai sumber, berikut niat puasa Ramadhan yang bisa dilakukan setiap hari maupun yang langsung sebulan penuh.

    Niat Puasa Ramadhan Harian

    Setiap malam sebelum berpuasa, umat Islam dianjurkan untuk membaca niat berikut:

    نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍا عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

    Artinya: “Saya berniat untuk berpuasa esok hari guna menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Taala.”

    Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh

    Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), niat puasa Ramadhan untuk sebulan penuh diperbolehkan berdasarkan pendapat Mazhab Maliki. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa puasa Ramadhan merupakan satu kesatuan ibadah, sehingga tidak perlu memperbarui niat setiap malam.

    Namun, sebagai bentuk kehati-hatian, MUI menganjurkan untuk tetap berniat setiap malam sesuai dengan pendapat Mazhab Syafi’i, guna mengantisipasi jika lupa atau tertidur.

    Adapun bacaan niat puasa Ramadhan untuk sebulan penuh yang dianjurkan oleh MUI adalah sebagai berikut:

    نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

    Artinya: “Saya berniat untuk menjalankan puasa sepanjang bulan Ramadhan tahun ini, mengikuti pendapat Imam Malik, sebagai kewajiban karena Allah Taala.”

    Hukum dan Keutamaan Membaca Niat

    Menurut mayoritas ulama, niat puasa harus dilakukan di malam hari sebelum fajar. Namun, ada pendapat yang membolehkan niat sekaligus untuk satu bulan penuh, terutama bagi yang khawatir lupa berniat setiap malam. Membaca niat ini membantu menjaga konsistensi ibadah dan memantapkan hati dalam menjalankan puasa.

    Meskipun demikian, MUI menekankan pentingnya membiasakan diri untuk berniat puasa setiap malam, misalnya setelah salat tarawih atau saat makan sahur, sesuai dengan pendapat Mazhab Syafi’i. Hal ini untuk memastikan keabsahan puasa setiap harinya dan sebagai bentuk kehati-hatian dalam beribadah.

    Dengan membaca niat puasa Ramadhan, seorang muslim meneguhkan tekadnya untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesungguhan. Semoga niat dan amal ibadah kita diterima oleh Allah Swt.

  • 3 Link Live Streaming Sidang Isbat untuk Menentukan Awal Puasa Ramadhan 2025

    3 Link Live Streaming Sidang Isbat untuk Menentukan Awal Puasa Ramadhan 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Menjelang Ramadan atau Ramadhan 2025, Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal puasa. Sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1446 Hijriah dijadwalkan berlangsung pada hari ini.

    Sidang isbat merupakan forum musyawarah yang melibatkan para ulama, ahli ilmu falak, organisasi masyarakat (ormas) Islam, pakar astronomi, serta instansi terkait.

    Tujuan dari sidang ini adalah untuk menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah berdasarkan metode rukyat (pengamatan hilal) dan hisab (perhitungan astronomi). Keputusan ini penting bagi umat Islam di Indonesia agar memiliki pedoman yang sama dalam menjalankan ibadah puasa.

    Perkiraan Hilal dan Jadwal Sidang Isbat 2025

    Berdasarkan data hisab awal Ramadhan 1446 H, ijtimak akan terjadi pada Jumat (28/2/2025), pukul 07.44 WIB. Berdasarkan perhitungan astronomi, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia pada hari tersebut diperkirakan sudah berada di atas ufuk, dengan rentang antara 3 derajat 5,91’ hingga 4 derajat 40,96’. Sementara itu, sudut elongasi hilal diperkirakan berada di kisaran 4 derajat 47,03’ hingga 6 derajat 24,14’.

    Rangkaian Agenda Sidang Isbat

    Narasumber:

    Cecep Nurwendaya (Tim Hisab Rukyat Kemenag).Abdurrahman Dahlan (MUI).Ahmad Izzuddin (Pengurus Besar NU).Sriyatin Shodiq (Muhammadiyah).Hasan Natsir (PP Persis).

    Lokasi: Auditorium Haji Mohammad Rasjidi Kantor Kemenag, Thamrin, Jakarta Pusat.

    Sidang isbat akan dilaksanakan dalam tiga tahap utama, seperti berikut ini.

    – Seminar posisi hilal (pukul 16.30 WIB)

    Pada sesi ini, para ahli astronomi akan memaparkan data mengenai posisi hilal di berbagai wilayah Indonesia sebagai bahan pertimbangan dalam sidang.

    – Sidang isbat tertutup (pukul 18.30 WIB)

    Pada tahap ini, Kementerian Agama bersama para ulama, ahli falak, dan pihak terkait akan melakukan musyawarah untuk menentukan awal Ramadhan.

    – Konferensi pers penetapan 1 Ramadhan 1446 H (pukul 19.05 WIB)

    Menteri Agama Nasaruddin Umar akan mengumumkan hasil sidang isbat kepada masyarakat melalui siaran langsung di berbagai media. Masyarakat diimbau untuk menyaksikan pengumuman resmi dari pemerintah agar mendapatkan informasi yang valid mengenai awal Ramadhan 2025.

    Link Live Streaming Sidang Isbat

    Untuk melihat secara langsung sidang isbat dapat dilakukan melalui live streaming pada link berikut ini.

  • 3 Link Live Streaming Sidang Isbat untuk Menentukan Awal Puasa Ramadhan 2025

    Sidang Isbat: Bagaimana Cara Menentukan Awal Ramadhan?

    Jakarta, Beritasatu.com – Sidang isbat untuk menentukan awal puasa Ramadan atau Ramadhan 1446 Hijriah akan dilaksanakan di Auditorium Haji Mohammad Rasjidi Kantor Kementerian Agama hari ini.

    Sidang isbat adalah sidang yang dilakukan untuk menetapkan atau menentukan awal bulan dalam kalender Hijriah dan menjadi acuan resmi bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “isbat” berarti penetapan dan penentuan. Sidang isbat akan dipimpin langsung oleh menteri agama dan melibatkan berbagai pihak, yaitu perwakilan organisasi masyarakat (ormas), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ahli Falak, Mahkamah Agung, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

    Lantas, apa yang dilihat saat sidang isbat?

    Apa yang Dilihat Saat Sidang Isbat?

    Dalam sidang isbat beberapa aspek penting diperhatikan untuk menentukan awal bulan Hijriah. Salah satunya adalah data hisab, yaitu hasil perhitungan astronomi yang digunakan untuk memprediksi posisi hilal.

    Data ini mencakup informasi, seperti ketinggian hilal di atas ufuk, sudut elongasi atau jarak sudut antara bulan dengan matahari, serta parameter astronomis lainnya. Hisab dilakukan berdasarkan rumus-rumus astronomi yang sudah teruji dan digunakan sebagai acuan awal sebelum melakukan pengamatan langsung.

    Selain itu, sidang isbat juga memperhatikan hasil rukyat, yaitu laporan dari pengamatan langsung terhadap hilal yang dilakukan di berbagai titik di Indonesia.  Laporan ini mencakup informasi apakah hilal berhasil dilihat atau tidak, kondisi cuaca saat pengamatan, serta faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi visibilitas hilal, seperti polusi cahaya dan ketebalan awan.

    Sidang isbat kemudian mengevaluasi dan membandingkan hasil hisab dengan hasil rukyat untuk memastikan kesesuaiannya. Jika hasil rukyat tidak menunjukkan keberhasilan dalam melihat hilal, sementara hisab menunjukkan kemungkinan hilal sudah cukup tinggi, maka sidang akan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan.

    Tahapan Sidang Isbat

    Dalam sidang isbat, terdapat tiga tahapan yang akan dilalui seperti berikut ini.

    1. Pemaparan data hisab

    Pada tahap ini, posisi hilal akan dipaparkan berdasarkan perhitungan astronomi atau metode hisab. Berdasarkan data hisab, ijtimak diperkirakan terjadi pada Jumat, (28/2/2025) sekitar pukul 07.44 WIB. Ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia diperkirakan sudah di atas ufuk antara 3 derajat 5,91’ hingga 4 derajat 40,96’ dengan sudut elongasi antara 4 derajat 47,03 hingga 6 derajat 24,14. Berdasarkan data tersebut, diperkirakan hilal akan terlihat malam ini.

    2. Verifikasi hasil rukyatul hilal

    Tahap ini melibatkan verifikasi data hisab melalui pemantauan hilal atau rukyatul hilal di berbagai titik di Indonesia. ini hasil verifikasi tersebut akan dipamerkan dalam Sidang Isbat.

    3. Musyawarah dan pengambilan keputusan

    Setelah pemaparan data hisab dan rukyatul hilal, selanjutnya peserta sidang akan melakukan musyawarah untuk memutuskan awal Ramadhan 1446 H. Pengumuman hasil sidang isbat akan disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, diperkirakan sekitar waktu salat Isya.

  • Jadwal Sidang Isbat 2025, Kemenag Tentukan Awal Ramadhan pada 28 Februari

    Jadwal Sidang Isbat 2025, Kemenag Tentukan Awal Ramadhan pada 28 Februari

    PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) telah menetapkan jadwal resmi sidang isbat untuk menentukan awal 1 Ramadhan 1446 Hijriah.

    Sidang tersebut akan digelar pada Jumat, 28 Februari 2025 di Auditorium H.M. Rasjidi, Kantor Kemenag, Jakarta Pusat.

    Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ssbat akan melibatkan sejumlah pihak, termasuk ulama, perwakilan organisasi masyarakat (ormas) Islam, serta para ahli astronomi. Penetapan ini dilakukan guna memastikan awal bulan puasa ditentukan secara ilmiah dan akurat.

    Jadwal dan Tahapan Sidang Isbat 

    Berikut adalah poin penting mengenai pelaksanaan Sidang Isbat 2025 berdasarkan informasi resmi dari Kemenag:

    1. Pelaksanaan Sidang Isbat

    Tanggal: Jumat, 28 Februari 2025 Lokasi: Auditorium H.M. Rasjidi, Kantor Kemenag, Jakarta Pusat Pimpinan Sidang: Menteri Agama Nasaruddin Umar Peserta Sidang: Ulama, perwakilan ormas Islam, ahli astronomi, serta perwakilan lembaga terkait

    2. Data Astronomi: Posisi Hilal 1 Ramadhan 1446 H

    Berdasarkan metode hisab, ijtimak awal Ramadhan terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, pukul 7.44 WIB. Pada hari tersebut, posisi hilal di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk, dengan ketinggian antara 3° 5,91′ hingga 4° 40,96′ dan sudut elongasi 4° 47,03′ hingga 6° 24,14′.

    Dengan kondisi ini, kemungkinan besar hilal dapat terlihat, sehingga awal Ramadhan diperkirakan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

    3. Pengumuman Hasil Sidang

    Keputusan resmi mengenai awal puasa Ramadhan 1446 H akan diumumkan oleh Kemenag pada Jumat malam, 28 Februari 2025, setelah proses musyawarah dalam Sidang Isbat.

    4. Penetapan Muhammadiyah

    Sementara itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah lebih dulu menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025, berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal.

    Selain itu, Muhammadiyah juga telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1446 H akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025, sebagaimana tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah.

    Tahapan Sidang Isbat Awal Ramadhan 2025

    Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa Sidang Isbat akan melalui tiga tahapan utama:

    Pemaparan Posisi Hilal
    Presentasi oleh tim ahli astronomi mengenai perhitungan hilal secara ilmiah. Verifikasi Rukyatul Hilal
    Pengumpulan laporan hasil pemantauan hilal dari berbagai titik observasi di seluruh Indonesia. Musyawarah dan Pengambilan Keputusan
    Sidang pleno untuk menentukan awal 1 Ramadhan 1446 H berdasarkan hasil pengamatan dan pertimbangan syariah.

    Kemenag mengimbau masyarakat untuk menunggu pengumuman resmi hasil Sidang Isbat dan tetap berpedoman pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 2 Tahun 2004, yang mengatur penetapan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News