Institusi: MUI

  • Pernyataan Kader PSI soal Jokowi Memenuhi Syarat Jadi Nabi, Sesat dan Penistaan Agama

    Pernyataan Kader PSI soal Jokowi Memenuhi Syarat Jadi Nabi, Sesat dan Penistaan Agama

    GELORA.CO – Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hukum dan HAM, KH DR Ikhsan Abdullah menilai pernyataan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka yang menyebut bekas Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memenuhi syarat menjadi nabi dan merupakan tokoh politik yang sulit dijatuhkan, sebagai bentuk penistaan agama.

    Ikhsan menekankan bila politikus PSI berpikiran seakan masih terbuka munculnya nabi lain sebagaimana pernyataanya tersebut, maka secara terang dia tengah menyatakan dirinya sedang melakukan perbuatan murtad dari agamanya. 

    “Dan karena pemikiranya yang sesat itu disampsikan secara luas di publik maka patut diduga kader PSI tersebut sedang melakukan penistaan agama,” sambung Ikhsan kepada Inilah.com di Jakarta, Jumat (13/6/2025).

    Founder Indonesia Halal Watch ini menegaskan, Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWT dan tidak akan ada lagi nabi setelah Muhammad Rasulullah. sSebagaimana firman Allah di dalam Alquran Surat Al- Ahzab ayat 40 yang intinya menegaskan bahwa Muhammad adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Ungkapan lain Muhammad adalah khataman nabiyyin, artinya penutup para nabi,” jelas Ikhsan.

    Analis politik sekaligus Direktur Riset Trust Indonesia Ahmad Fadhli juga menilai pernyataan kader PSI itu berpotensi menista agama. Meski tidak spesifik menyebut agama Islam, namun teks nabi yang tidak bisa dijatuhkan itu boleh jadi berasosiasi dengan agama Islam. 

    “Karena Nabi dalam banyak riwayat ke-Islaman selalu berkorelasi dengan posisinya sebagai pemimpin atau penguasa yang memiliki banyak pengikut,” tutur Fadhli kepada Inilah.com di Jakarta, Kamis (12/6/2025).

    Fadhli menambahkan, nabi adalah wakil Tuhan dengan derajat mulia, sehingga tidak pantas disamakan dengan manusia manapun di muka bumi ini. “Apalagi hanya dengan seorang Jokowi,” tegas dia.

    Sebelumnya, pernyataan kader PSI, Dedy Nur Palakka itu disampaikan melalui cuitannya di akun X pada Senin (9/6/2025).

    Awalnya, Dedy menyebut Jokowi merupakan sosok yang dekat dengan rakyatnya. Kemudian cuitan itu dibalas oleh netizen yang geram melihat wajah Jokowi. Dedy lantas membalasnya dengan menyebut Jokowi sudah memenuhi syarat menjadi nabi.

    Namun, Dedy menyebut Jokowi sudah menikmati menjadi manusia biasa saat ini. Dedy juga mengatakan Jokowi selalu tersenyum lebar saat bertemu dengan masyarakat.

    “Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuman sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat.” tulis Dedy.

    Baru-baru ini Dedy menyebut sejumlah upaya untuk menjatuhkan Jokowi tak bakal berhasil. Menurut Dedy, berbagai isu yang menerpa untuk merusak nama Jokowi selama ini tidak pernah mempan. 

  • Pernyataan Kader PSI soal Jokowi Memenuhi Syarat Jadi Nabi, Sesat dan Penistaan Agama

    Pernyataan Kader PSI soal Jokowi Memenuhi Syarat Jadi Nabi, Sesat dan Penistaan Agama

    GELORA.CO – Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hukum dan HAM, KH DR Ikhsan Abdullah menilai pernyataan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka yang menyebut bekas Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memenuhi syarat menjadi nabi dan merupakan tokoh politik yang sulit dijatuhkan, sebagai bentuk penistaan agama.

    Ikhsan menekankan bila politikus PSI berpikiran seakan masih terbuka munculnya nabi lain sebagaimana pernyataanya tersebut, maka secara terang dia tengah menyatakan dirinya sedang melakukan perbuatan murtad dari agamanya. 

    “Dan karena pemikiranya yang sesat itu disampsikan secara luas di publik maka patut diduga kader PSI tersebut sedang melakukan penistaan agama,” sambung Ikhsan kepada Inilah.com di Jakarta, Jumat (13/6/2025).

    Founder Indonesia Halal Watch ini menegaskan, Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWT dan tidak akan ada lagi nabi setelah Muhammad Rasulullah. sSebagaimana firman Allah di dalam Alquran Surat Al- Ahzab ayat 40 yang intinya menegaskan bahwa Muhammad adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Ungkapan lain Muhammad adalah khataman nabiyyin, artinya penutup para nabi,” jelas Ikhsan.

    Analis politik sekaligus Direktur Riset Trust Indonesia Ahmad Fadhli juga menilai pernyataan kader PSI itu berpotensi menista agama. Meski tidak spesifik menyebut agama Islam, namun teks nabi yang tidak bisa dijatuhkan itu boleh jadi berasosiasi dengan agama Islam. 

    “Karena Nabi dalam banyak riwayat ke-Islaman selalu berkorelasi dengan posisinya sebagai pemimpin atau penguasa yang memiliki banyak pengikut,” tutur Fadhli kepada Inilah.com di Jakarta, Kamis (12/6/2025).

    Fadhli menambahkan, nabi adalah wakil Tuhan dengan derajat mulia, sehingga tidak pantas disamakan dengan manusia manapun di muka bumi ini. “Apalagi hanya dengan seorang Jokowi,” tegas dia.

    Sebelumnya, pernyataan kader PSI, Dedy Nur Palakka itu disampaikan melalui cuitannya di akun X pada Senin (9/6/2025).

    Awalnya, Dedy menyebut Jokowi merupakan sosok yang dekat dengan rakyatnya. Kemudian cuitan itu dibalas oleh netizen yang geram melihat wajah Jokowi. Dedy lantas membalasnya dengan menyebut Jokowi sudah memenuhi syarat menjadi nabi.

    Namun, Dedy menyebut Jokowi sudah menikmati menjadi manusia biasa saat ini. Dedy juga mengatakan Jokowi selalu tersenyum lebar saat bertemu dengan masyarakat.

    “Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuman sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat.” tulis Dedy.

    Baru-baru ini Dedy menyebut sejumlah upaya untuk menjatuhkan Jokowi tak bakal berhasil. Menurut Dedy, berbagai isu yang menerpa untuk merusak nama Jokowi selama ini tidak pernah mempan. 

  • Bagaimana Mengetahui Seseorang Haji Mabrur? Ini 3 Tandanya

    Bagaimana Mengetahui Seseorang Haji Mabrur? Ini 3 Tandanya

    Jakarta, Beritasatu.com – Jemaah haji Indonesia dijadwalkan pulang ke Tanah Air mulai Rabu (11/6/2025) hingga Kamis (10/7/2025). Salah satu harapan terbesar yang disematkan kepada jemaah sepulang dari tanah suci adalah agar mereka menjadi haji mabrur, sebuah gelar spiritual yang dicita-citakan oleh seluruh umat Islam yang menunaikan ibadah haji.

    Haji mabrur secara umum diartikan sebagai ibadah haji yang diterima oleh Allah Swt. Istilah ini berasal dari kata “al-birr” yang berarti kebaikan atau kebajikan. Dengan demikian, haji mabrur adalah ibadah haji yang pelaksanaannya sesuai dengan syariat Islam dan melahirkan perubahan positif dalam diri pelakunya.

    Menurut berbagai sumber ulama dan literatur Islam klasik, haji mabrur tidak memiliki balasan lain selain surga. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

    “Haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga”. (HR Bukhari dan Muslim)

    Ciri-ciri Seseorang Menjadi Haji Mabrur

    Meskipun predikat haji mabrur adalah hak mutlak Allah Swt, tetapi ada beberapa ciri-ciri yang biasa tampak pada seseorang yang ibadah hajinya diterima.

    1. Thayyibul kalam (santun dalam bertutur kata)

    Salah satu indikator haji mabrur adalah kemampuan menjaga lisan. Seorang yang telah menunaikan haji dengan baik akan meninggalkan ucapan-ucapan yang kasar, menyakitkan, atau merendahkan. Ia akan lebih banyak menggunakan kata-kata yang menenangkan, sopan, dan menghargai orang lain.

    Hal ini ditegaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hakim: “Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Beliau berkata: ‘Memberikan makanan dan santun dalam berkata’,”.

    2. Ifsya’us salam (menebarkan kedamaian)

    Seorang haji mabrur akan mencerminkan sifat damai dalam sikap dan perilakunya. Ia tidak menjadi penyebab kerusuhan, pertengkaran, atau perpecahan. Sebaliknya, dia berusaha menenangkan situasi, menyatukan perbedaan, dan menyebarkan semangat persaudaraan di masyarakat.

    Hadis Musnad Imam Ahmad juga menyatakan: “Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?’ Rasulullah menjawab, ‘Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian’,”.

    3. Ith‘amut tha‘am (memiliki kepedulian sosial)

    Haji yang mabrur akan tumbuh menjadi pribadi yang peduli terhadap sesama, terutama mereka yang berada dalam kesulitan. Kepedulian tersebut tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam sikap empati, membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan, dan aktif dalam kegiatan sosial yang bermanfaat.

    Ciri Haji Mabrur Menurut Kitab Fiqh Sunnah

    Dalam “Kitab Fiqh Sunnah” karya Sayyid Sabiq, terdapat penekanan pada perubahan spiritual dan sikap hidup setelah berhaji. Beberapa ciri tambahan dari haji mabrur menurut kitab tersebut seperti berikut ini.

    Menjadi lebih zuhud, yaitu hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam urusan duniawi.Tidak tergoda oleh gemerlap dunia, serta menjauh dari sikap konsumtif dan materialistik.Mengutamakan akhirat, dalam arti menjadikan nilai-nilai akhirat sebagai pedoman dalam hidup sehari-hari, termasuk dalam bekerja dan bermasyarakat.Ciri-ciri ini menekankan haji mabrur bukan hanya soal ibadah ritual, tetapi juga mencerminkan perubahan karakter dan gaya hidup yang lebih baik setelah pulang dari tanah suci.Kiat Meraih Haji Mabrur

    Dikutip dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), terdapat sejumlah ikhtiar atau usaha yang dapat dilakukan oleh jemaah haji agar ibadah mereka diterima sebagai haji mabrur.

    Niat yang ikhlas karena Allah Swt

    Seluruh rangkaian ibadah haji harus diniatkan semata-mata untuk mencari rida Allah, bukan karena ingin dipuji atau meraih status sosial.

    Menghindari ria dan menonjolkan diri

    Sikap ria, atau melakukan ibadah agar terlihat baik di mata orang lain, dapat merusak keikhlasan dan menurunkan kualitas ibadah.

    Bertakwa kepada Allah Swt

    Takwa menjadi dasar dari semua ibadah yang diterima. Seorang haji harus tetap menjaga ketaatannya kepada Allah selama dan setelah berhaji.

    Menggunakan biaya yang halal

    Keberangkatan haji harus dibiayai dengan harta yang bersih dan halal, karena sumber dana yang tidak halal bisa menjadi penghalang diterimanya ibadah.

    Sabar, tawakal, dan bersyukur

    Ibadah haji penuh dengan ujian, baik fisik maupun mental. Oleh karena itu, kesabaran dan sikap pasrah kepada Allah sangat diperlukan.

    Memperbanyak zikir dan doa

    Sepanjang ibadah haji, zikir dan doa menjadi sarana utama untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat hubungan spiritual.

    Menjalankan seluruh rukun, wajib, dan sunah haji sesuai tuntunan

    Memahami dan melaksanakan semua ketentuan ibadah haji dengan benar menjadi kunci agar haji sah dan diterima.

    Menahan hawa nafsu dan menjauhi maksiat selama berhaji

    Ibadah haji melatih pengendalian diri dari amarah, dendam, dan hal-hal yang dapat membatalkan pahala.

    Menghindari larangan ihram

    Menjaga diri dari semua perbuatan yang dilarang selama dalam keadaan ihram, seperti berburu, memotong rambut, dan bertengkar.

    Meningkatkan kualitas ibadah dan kepedulian sosial setelah berhaji

    Tanda haji yang diterima bisa dilihat dari peningkatan amal ibadah dan kontribusi sosial seseorang di lingkungan tempat tinggalnya.

    Haji mabrur bukan hanya tujuan akhir dari rangkaian ibadah haji, melainkan juga awal dari perubahan hidup menuju ketaatan dan kepedulian sosial yang lebih tinggi.

    Meski hanya Allah Swt yang berhak menentukan siapa yang meraih gelar tersebut, umat Islam tetap dianjurkan untuk berikhtiar sebaik mungkin dalam menjalankan setiap aspek ibadah haji.

  • Kader PSI Sebut Jokowi Penuhi Syarat Jadi Nabi, MUI: Tidak Waras!

    Kader PSI Sebut Jokowi Penuhi Syarat Jadi Nabi, MUI: Tidak Waras!

    GELORA.CO – Pernyataan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka yang menyebut bekas Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memenuhi syarat menjadi nabi dan merupakan tokoh politik yang sulit dijatuhkan menuai kecaman keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

    Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hukum KH DR Ikhsan Abdullah menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk ketidakwarasan.

    “Apakah yang bersangkutan sehat akal atau sedang tidak waras?” kata KH Ikhsan kepada Inilah.com di Jakarta, Kamis (12/6/2025).

    Founder Indonesia Halal Watch ini menuturkan, bila politisi PSI berpikiran seakan masih terbuka munculnya ada nabi lain sebagaimana pernyataanya tersebut, maka secara terang orang tersebut tengah menyatakan dirinya sedang melakukan perbuatan murtad dari agamanya.

    “Yang pasti sebagai politisi itu harus hati-hati dalam berbicara dan harus paham dengan kultur masyarakat Indonesia yang religius,” ujar KH Ikhsan menegaskan.

    Ia juga menekankan, jangan memuji seseorang secara hiperbolis lalu menyinggung perasaan keagamaan dan menimbulkan kegaduhan di masyakarat.

    Lebih lanjut KH Ikhsan menegaskan, Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWT dan tidak akan ada lagi nabi setelah Muhammad Rasulullah.

    “Sebagaimana Firman Allah di dalam Alquran Surat Al- Ahzab ayat 40 yang intinya menegaskan, bahwa Muhammad adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Ungkapan lain Muhammad adalah Khataman Nabiyyin artinya penutup para nabi,” tuturnya menjelaskan.

    Sebelumnya, pernyataan kader PSI, Dedy Nur Palakka itu disampaikan melalui cuitannya di akun X pada Senin (9/6/2025).

    Awalnya, Dedy menyebut Jokowi merupakan sosok yang dekat dengan rakyatnya. Kemudian cuitan itu dibalas oleh netizen yang geram melihat wajah Jokowi. Dedy lantas membalasnya dengan menyebut Jokowi sudah memenuhi syarat menjadi nabi.

    Namun, Dedy menyebut Jokowi sudah menikmati menjadi manusia biasa saat ini. Dedy juga mengatakan Jokowi selalu tersenyum lebar saat bertemu dengan masyarakat.

    “Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuman sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat.” tulis Dedy.

    Baca Juga:

    Masuk Kandidat Caketum, Jokowi Ngaku Ogah Gabung ke PPP: Saya di PSI saja

    Baru-baru ini Dedy menyebut sejumlah upaya untuk menjatuhkan Jokowi tak bakal berhasil. Menurut Dedy, berbagai isu yang menerpa untuk merusak nama baik Jokowi selama ini tak pernah mempan. 

  • 5 Hal Geger Paru Sapi Kurban Bertuliskan Nama Orang di Tangsel

    5 Hal Geger Paru Sapi Kurban Bertuliskan Nama Orang di Tangsel

    Jakarta

    Heboh di media sosial penemuan paru sapi kurban yang bertuliskan nama orang di Tangerang Selatan. Peristiwa itu terjadi di Pondok Betung, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan ditemukan saat proses penyesetan oleh panitia kurban.

    Video paru sapi kurban bertuliskan nama orang itu diketahui dari video yang ramai dibagikan di media sosial. Berdasarkan video yang dilihat detikcom, Senin (9/6/2025), ada sejumlah bapak-bapak memegang potongan diduga paru sapi hewan kurban. Dalam video tersebut, bagian paru itu dipegang salah seorang bapak-bapak.

    Ketika bagian paru itu dipegang, sosok bapak-bapak yang disebut merupakan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) setempat bernama Suhada, menunjukkan adanya sebuah tulisan yang tercantum dalam paru.

    detikcom berkesempatan turun langsung menelusuri lokasi penemuan itu. Apa saja yang diketahui sejauh ini?

    Penampakan Paru Sapi

    Dilihat detikcom, tulisan dalam pari sapi itu yakni nama seseorang ‘Muhamad Musofa bin Jalal Sayuti’. Tulisan itu berwarna hitam dan sedikit memudar.

    Adapun susunan tulisan nama tersebut adalah tulisan nama ‘Muhamad Musofa’ berada di bagian atas. Kemudian di baris kedua tertulis ‘Bin’. Lalu pada bagian paling bawah berisikan tulisan ‘Jalal Sayuti’.

    Foto: Warga Kota Tangerang Selatan dibuat heboh dengan penemuan potongan paru sapi kurban yang bertuliskan nama seseorang. (Kurniawan F/detikcom)

    Susunan tulisan tersebut tampak rapi meski berada di permukaan paru yang tidak rata. Huruf pada tulisan tersebut menggunakan huruf kapital.

    Awal Mula Penemuan

    Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) setempat bernama Suhada mengonfirmasi kebenaran kejadian tersebut. Dia menjelaskan awal diketahui paru sapi itu memiliki tulisan nama seseorang saat panitia kurban melakukan proses penyesetan.

    “Ketika penyesetan itu yang dilakukan oleh Bapak Warman, ternyata ada satu keajaiban dan satu yang unik, ajib. Apa keajaibannya? Ada tulisan yang tertulis ternama ‘Muhamad Musofa bin Jalal Sayuti’, yang bertuliskan berupa huruf kapital, semuanya kapital,” kata Suhada, Senin (9/6/2025).

    Sementara Warman, sebagai pihak yang mengaku menemukan paru bertuliskan nama seseorang tersebut, mengatakan penemuannya itu bermula saat dirinya akan melakukan penyesetan pada bagian hati, paru dan jantung sapi.

    “Pertama saya penyesetan hati dulu. Setelah rapih hati, baru mau penyesetan paru sama jantung. Pas saya ambil, saya taruh, baru mau penyesatan, ada tulisan,” ungkap Warman.

    Warman mengaku ketika pertama kali menemukannya, langsung berupa menggosok bagian tulisan tersebut. Dia mengaku tulisan tersebut tidak hilang.

    “Ya, secara naluri, saya langsung pakai jari, digesek gitu. Tapi nggak berubah. Setelahnya dilaporin ke Ketua, ya sudah langsung suruh potong yang bagian yang ada namanya itu saja. Sudah, saya diserahin ke ketua panitia. Sudah, saya langsung lanjut ngerjain yang apa yang saya kerjain,” tutur Warman.

    Tulisan Tak Bisa Dihapus

    Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) setempat, Suhada (Foto: Kurniawan/detik)

    Suhada mengatakan tulisan sempat dicoba untuk dihapus oleh panitia kurban yang pertama kali menemukannya bernama Warman. Menurut pengakuannya, tulisan itu tidak bisa dihilangkan.

    Dia menyebut setelah gagal menghapus tulisan pada paru sapi tersebut, Warman melaporkan penemuan itu kepadanya. Dia mengaku sudah mengecek tulisan tersebut dan berpendapat bahwa tulisan itu bukan buatan manusia.

    “Akhirnya kesimpulannya ternyata betul ini bukan rekayasa manusia, bukan rekayasa sengaja oleh orang yang berkorban, apalagi dari panitia. Nauzubillah. Tidak ada rekayasa apapun,” ujar Suhada.

    Nama Tertera Bukan si Pemilik Sapi

    Suhada menjelaskan sosok ‘Muhamad Musofa Bin Jalal Sayut’i merupakan warga yang saat Idul Adha kemarin menyumbang satu ekor kambing untuk disembelih dan bukan pemilik sapi yang dikurbankan. Dia mengatakan Musofa pun sudah diberitahu tentang temuan ini.

    “Sudah (diberi tahu), dan beliau sendiri ketika ketemu dengan saya waktu salat subuh, dia menangis karena saya sampaikan kronologinya,” jelas Suhada.

    Paru Sapi Tak Akan Dikonsumsi

    Suhada mengungkapkan alasan paru sapi tidak akan dikonsumsi. Menurutnya, penemuan paru sapi bertuliskan nama seorang warga ini harus dilegendariskan.

    “Yang jelas, ini nggak mungkin kita konsumsi. Ini sebuah apa ya, sebuah bagian yang udah tidak bisa dilupakan begitu saja, dan harus kita legendariskan,” kata Suhada.

    Suhada menjelaskan pihaknya akan melakukan diskusi lebih dulu mengenai langkah yang akan diambil untuk penanganan paru sapi tersebut. Pihaknya akan berdiskusi dengan pengurus DKM.

    “Saya tidak sendiri ya. Saya banyak, para wakil, para bidang, ada imam. Itu nanti kita diskusikan. Saya juga pengurus MUI di Tangerang selatan. Saya akan konfirmasi tentang bagaimana baiknya,” ujar Suhada.

    “Kalau misalnya ini masalahnya adalah untuk langkah untuk kita jadikan sebagai catatan yang bersejarah, nanti kita upaya caranya seperti apa. Teknik seperti apa, nanti kita tanya yang ahli ya, seperti itu. Yang jelas, tidak kita konsumsi,” lanjutnya.

    Halaman 2 dari 2

    (eva/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Haram bagi pedagang kurangi takaran

    Haram bagi pedagang kurangi takaran

    Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak KH Ahmad Hudori. ANTARA/Mansur

    MUI Lebak: Haram bagi pedagang kurangi takaran
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 09 Juni 2025 – 16:18 WIB

    Elshinta.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak menyatakan haram bagi pedagang melakukan kecurangan dengan mengurangi takaran atau timbangan karena ada unsur penipuan dan tidak jujur.

    “Perbuatan itu jelas-jelas haram hukumnya dalam ajaran Islam,” kata Wakil Ketua MUI Kabupaten Lebak KH Ahmad Hudori di Lebak, Senin.

    MUI Kabupaten Lebak mengimbau pedagang agar berbuat jujur dan adil dalam proses perdagangan seperti tidak melakukan perilaku curang dengan sengaja mengurangi takaran atau timbangan.

    Sebab, perbuatan curang dan menipu dengan mengurangi takaran jelas hukumnya haram juga dosa besar.

    Begitu juga pembeli atau konsumen diharamkan jika mereka menambahkan takaran tanpa sepengetahuan pedagang.

    Pedagang dan pembeli harus jujur dalam transaksi proses perdagangan dan tidak ada yang dirugikan.

    Oleh karena itu MUI Lebak mengajak setiap Muslim menghindari perbuatan curang, menipu dengan mengurangi timbangan maupun takaran.

    Dalam Al Quran diperintahkan agar tidak melakukan kecurangan dengan mengurangi timbangan atau takaran dalam proses jual-beli, termasuk dosa besar.

    Surat Al-Muthaffifin ayat 1-3 menyampaikan “Celakalah orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang). Mereka adalah orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi*.

    “Kita berharap pedagang bersikap jujur dan amanah sehingga tidak merugikan kedua belah pihak,” katanya.

    Kepala Bidang Kemetrologian Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Agus Reza mengatakan pihaknya setiap melakukan kegiatan uji tera terhadap alat ukur dan alat timbang milik para pedagang di sejumlah pasar selalu ditemukan kurang tepat ukuran karena modifikasi maupun kondisi alat timbangnya sudah berkarat.

    Pihaknya terpaksa memperbaiki alat timbang baik manual maupun digital agar takarannya kembali normal.

    “Sekitar lima persen pedagang yang curang dengan ditemukan uji tera timbangan tidak normal, sehingga dilakukan teguran dan perbaikan,” kata Agus.

    Menurut dia, pemerintah daerah bersama MUI setempat terus mengoptimalkan kegiatan penyuluhan dan edukasi kepada pedagang agar tidak curang dalam takaran dan timbangan.

    Sebab, pengurangan timbangan dipastikan merugikan konsumen juga bertentangan dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.

    “Kami berharap pedagang jujur agar konsumen percaya dan membawa keberkahan,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Bolehkah Daging Kurban Disimpan Melebihi Hari Tasyrik?

    Bolehkah Daging Kurban Disimpan Melebihi Hari Tasyrik?

    Jakarta, Beritasatu.com – Setiap perayaan Iduladha, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt.

    Namun, setelah hewan disembelih dan daging dibagikan, muncul pertanyaan bolehkah daging kurban disimpan melebihi hari tasyrik?

    Meski terdengar sederhana, persoalan ini berkaitan langsung dengan pemahaman syariat dan pelaksanaannya di tengah masyarakat.

    Apa Itu Hari Tasyrik?

    Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Iduladha, yaitu 11, 12, dan 13 Zulhijah dalam kalender Hijriah. Bersama Iduladha (10 Zulhijah), keempat hari ini dikenal sebagai waktu untuk menyembelih hewan kurban.

    Setelah lewat hari tasyrik, umat Islam tidak diperbolehkan lagi melakukan penyembelihan kurban.

    Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Hari-hari tasyrik adalah hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah”. (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)

    Larangan Menyimpan Daging Kurban

    Pada masa awal Islam, Rasulullah SAW sempat melarang umatnya menyimpan daging kurban lebih dari tiga hari. Namun, larangan ini bersifat situasional.

    Ketika itu, banyak orang dari daerah jauh datang ke Madinah untuk berhaji dan kondisi masyarakat yang kritis atau kekurangan makanan. Agar daging kurban tidak disimpan untuk diri sendiri, Rasulullah SAW melarang penyimpanan melebihi tiga hari agar semua daging dibagikan segera kepada yang membutuhkan.

    Larangan itu kemudian dicabut, sebagaimana tercantum dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari.

    “Ketika datang tahun berikutnya, para sahabat mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, apakah kami harus melakukan sebagaimana tahun lalu?’. Maka beliau menjawab: ‘(Adapun sekarang), makanlah sebagian, sebagian lagi berikan kepada orang lain dan sebagian lagi simpanlah. Pada tahun lalu masyarakat sedang mengalami paceklik, sehingga aku berkeinginan supaya kalian membantu mereka dalam hal itu’,”. (HR Bukhari)

    Hadis ini menunjukkan larangan itu bukan hukum tetap, melainkan karena kondisi darurat saat itu.

    Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan mayoritas ulama fikih sepakat menyimpan daging kurban melebihi hari tasyrik adalah diperbolehkan, terutama dengan adanya teknologi pendingin atau freezer modern yang bisa menjaga kualitas daging.

    Dalam Fatwa MUI Nomor 37 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Ibadah Kurban, disebutkan “Daging kurban boleh didistribusikan dalam bentuk mentah, dimasak, dikalengkan, dibekukan, atau dalam bentuk lain yang memberikan kemaslahatan”.

    Artinya, tidak ada larangan syar’i untuk menyimpan daging kurban lebih dari tiga hari, apalagi jika daging itu disimpan untuk dibagikan dalam waktu lebih lama atau untuk konsumsi keluarga mustahik.

    Menyimpan daging kurban melebihi hari tasyrik adalah diperbolehkan dalam Islam, berdasarkan dalil hadis sahih dan fatwa resmi ulama. Larangan pada masa Nabi Muhammad SAW bersifat situasional dan telah dicabut.

    Namun, prinsip utama dari kurban adalah berbagi. Maka, yang paling utama adalah menyegerakan pembagian kepada mustahik selama hari tasyrik, dan bila ada kelebihan, barulah disimpan untuk konsumsi pribadi atau distribusi lanjutan.

  • Bahagia Berkurban, PKS Jatim Bagikan 175.250 Paket Daging

    Bahagia Berkurban, PKS Jatim Bagikan 175.250 Paket Daging

    Surabaya (beritajatim.com) – DPW PKS Jawa Timur menggelar kegiatan kurban bertajuk ‘Bahagia Berkurban’. Kegiatan ini berhasil menyalurkan sebanyak 175.250 paket daging kurban kepada masyarakat di seluruh wilayah Jawa Timur.

    Ketua Pelaksana kegiatan, Puguh Wiji Pamungkas, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan pelaksanaan program kurban tahun ini yang melampaui target partisipasi dan distribusi.

    “Alhamdulillah, hari ini kami dari pengurus DPW PKS Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan kurban untuk masyarakat Jawa Timur. Tahun ini kita melampaui target nasional dengan terkumpulnya 421 ekor sapi, 1.958 ekor kambing, dan 175.250 paket daging yang kami sebar ke seluruh penjuru Jawa Timur,” jelas Puguh.

    Distribusi daging kurban dilakukan secara merata, menjangkau 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, termasuk masyarakat sekitar kantor DPW PKS Jatim di Surabaya. Selain itu, PKS Jatim juga menyalurkan hewan kurban sapi ke sejumlah lembaga keagamaan seperti PWNU, PW Muhammadiyah, MUI Jawa Timur, serta pondok pesantren di Situbondo dan Madura.

    “Ini adalah bagian dari kontribusi nyata PKS untuk masyarakat. Semoga menjadi jalan memperkuat ukhuwah Islamiyah dan membawa kebahagiaan serta keberkahan bagi semua,” tambah pria yang juga Sekretaris Fraksi PKS di DPRD Jatim itu.

    Ketua DPW PKS Jawa Timur, Irwan Setiawan, dalam sambutannya menyampaikan, bahwa kurban sebuah pesan spiritual yang dalam, meneladani ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.

    “Ketika kita berkurban, kita sedang belajar mendahulukan perintah Allah, mengalahkan ego, dan membahagiakan sesama. Inilah esensi dari Bahagia Berkurban,” ujar pria 49 tahun itu.

    Irwan juga menekankan, bahwa PKS sebagai partai Islam Rahmatan lil alamin hadir bukan hanya melalui gagasan, tetapi lewat pelayanan dan aksi sosial nyata. Di tengah tantangan ekonomi dan sosial yang dihadapi masyarakat, PKS ingin menjadikan momen Idul Kurban sebagai jembatan kasih sayang dan harapan.

    “Daging yang kita salurkan untuk menyalakan harapan. Kebahagiaan itu lahir dari syukur dan memberi,” ujar Kang Irwan.

    Irwan menyampaikan apresiasinya kepada seluruh elemen PKS Jawa Timur, dari struktur hingga simpatisan, dari pelosok desa hingga pusat kota, yang turut menyemarakkan semangat kurban sebagai bagian dari misi pelayanan.

    “Saya mengapresiasi kepada semua pengurus, anggota, dan anggota dewasa PKS se-Jatim yang telah turut mensukseskan program Syiar Dzulhijjah ini. Selanjutnya, mari kita hadirkan pelayanan yang membahagiakan, bukan hanya di masa Iduladha, tapi dalam setiap kesempatan hidup,” kata pria yang kerap dipanggil Kang Irwan itu.

    Kegiatan ini menjadi bukti komitmen PKS Jatim dalam menghadirkan manfaat, memperkuat solidaritas umat, dan menebar kebahagiaan di Hari Raya Iduladha. [tok/beq]

  • Amalan Hari Tasyrik Sesuai Sunah dan Keutamaannya

    Amalan Hari Tasyrik Sesuai Sunah dan Keutamaannya

    Jakarta: Umat islam saat ini memasuki Hari Tasyrik atau tiga hari setelah Iduladha. Tahun ini Hari Tasyrik jatuh pada tanggal 7 hingga 9 Juni 2025.

    Hari Tasyrik merujuk pada kata Tasyriq yang berarti penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari). Dia mengutip pandangan Ibnu Hajar Al-Asqalani, yang mengatakan terdapat banyak pendapat ulama terkait alasan dinamakannya Hari Tasyrik.

    Sebagian ulama menyatakan tiga hari itu disebut Hari Tasyrik karena orang-orang menjemur daging kurban di waktu tersebut dengan menjadikannya dendeng dan menghamparkan di bawah terik matahari.
    Amalan Hari Tasyrik

    Pada hari tasyrik ini ada dua amalan yang dapat dilakukan oleh umat muslim yang sedang berhaji yaitu mabit di Mina dan melempar jumrah. Bagi yang tidak menjalankan ibadah haji ada beberapa amalan yang bisa dikerjakan, ikuti penjelasan lengkapnya di sini.
    1. Memperbanyak takbir
    Amalan memperbanyak membaca atau mengumandangkan lafal takbir ini dikemukakan Imam Bukhari dengan mengutip sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah yang bertakbir pada Hari Tasyrik. Ia juga meriwayatkan Muhammad bin Ali yang bertakbir setelah melaksanakan saalat sunnah.

    2. Memperbanyak tahlil dan tahmid
    Bacaan tahlil dan tahmid adalah amalan yang penting dilakukan di hari Tasyrik. Sebagaimana yang dikemukakan Ibnu Hajar Al-Asqalani dengan mengutip riwayat hadis yang menganjurkan umat Islam untuk membaca tahlil, tahmid, dan takbir.

    3. Beragam jenis amal ibadah
    Abi Jamrah menegaskan amal apa pun yang dikerjakan pada Hari Tasyrik nilainya lebih utama daripada amal yang sama di luar hari tersebut. Pandangan ini juga dikutip Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany.
     

    Dilarang berpuasa pada Hari Tasyrik
    Melansir mui.or.id, larangan puasa di Hari Tasyrik disebabkan waktu tersebut sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan olahan dari daging kurban. Dalam hadisnya, Rasulullah pernah mengabarkan terkait larangan ini sebagai berikut:

    “Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji.” (HR. Bukhari, no. 1859)
    Keutamaan Hari Tasryik

    1. Salah Satu Hari Agung

    Hari Tasyrik disebut sebagai salah satu hari paling paling agung. Berdasarkan hadis dari Abdullah bin Qurth, Rasulullah SAW bersabda:
     
    “Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari kurban (Iduladha), kemudian hari al-qarr.” (HR. Abu Daud 1765, Ibnu Khuzaimah 2866, dan disahihkan Al-Albani.
     
    Adapun merujuk pada keterangan Ibnu Khuzaimah, Abu Bakar pernah mengatakan bahwa hari al-qarr adalah hari kedua setelah hari kurban.
    2. Hari Dikabulkannya Doa-Doa
    Dalam Lathoif Al-Ma’artif dijelaskan tentang riwayat dari Kinanah Al Quraisy, ia mendengar Abu Musa Al As’ari ra. berkhutbah di hari Iduladha dan berkata:
     
    “Pada tiga hari setelah Iduladha itulah yang disebut Allah SWT sebagai ayyamul ma’dudat. Doa yang dipanjatkan di hari-hari tersebut tidak akan tertolak, maka berdoalah kamu semua dengan berharap kepada-Nya.”
     

    Jakarta: Umat islam saat ini memasuki Hari Tasyrik atau tiga hari setelah Iduladha. Tahun ini Hari Tasyrik jatuh pada tanggal 7 hingga 9 Juni 2025.
     
    Hari Tasyrik merujuk pada kata Tasyriq yang berarti penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari). Dia mengutip pandangan Ibnu Hajar Al-Asqalani, yang mengatakan terdapat banyak pendapat ulama terkait alasan dinamakannya Hari Tasyrik.
     
    Sebagian ulama menyatakan tiga hari itu disebut Hari Tasyrik karena orang-orang menjemur daging kurban di waktu tersebut dengan menjadikannya dendeng dan menghamparkan di bawah terik matahari.
    Amalan Hari Tasyrik

    Pada hari tasyrik ini ada dua amalan yang dapat dilakukan oleh umat muslim yang sedang berhaji yaitu mabit di Mina dan melempar jumrah. Bagi yang tidak menjalankan ibadah haji ada beberapa amalan yang bisa dikerjakan, ikuti penjelasan lengkapnya di sini.

    1. Memperbanyak takbir

    Amalan memperbanyak membaca atau mengumandangkan lafal takbir ini dikemukakan Imam Bukhari dengan mengutip sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah yang bertakbir pada Hari Tasyrik. Ia juga meriwayatkan Muhammad bin Ali yang bertakbir setelah melaksanakan saalat sunnah.

    2. Memperbanyak tahlil dan tahmid

    Bacaan tahlil dan tahmid adalah amalan yang penting dilakukan di hari Tasyrik. Sebagaimana yang dikemukakan Ibnu Hajar Al-Asqalani dengan mengutip riwayat hadis yang menganjurkan umat Islam untuk membaca tahlil, tahmid, dan takbir.

    3. Beragam jenis amal ibadah

    Abi Jamrah menegaskan amal apa pun yang dikerjakan pada Hari Tasyrik nilainya lebih utama daripada amal yang sama di luar hari tersebut. Pandangan ini juga dikutip Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany.
     

    Dilarang berpuasa pada Hari Tasyrik
    Melansir mui.or.id, larangan puasa di Hari Tasyrik disebabkan waktu tersebut sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan olahan dari daging kurban. Dalam hadisnya, Rasulullah pernah mengabarkan terkait larangan ini sebagai berikut:

    “Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji.” (HR. Bukhari, no. 1859)

    Keutamaan Hari Tasryik

    1. Salah Satu Hari Agung

    Hari Tasyrik disebut sebagai salah satu hari paling paling agung. Berdasarkan hadis dari Abdullah bin Qurth, Rasulullah SAW bersabda:
     
    “Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari kurban (Iduladha), kemudian hari al-qarr.” (HR. Abu Daud 1765, Ibnu Khuzaimah 2866, dan disahihkan Al-Albani.
     
    Adapun merujuk pada keterangan Ibnu Khuzaimah, Abu Bakar pernah mengatakan bahwa hari al-qarr adalah hari kedua setelah hari kurban.

    2. Hari Dikabulkannya Doa-Doa

    Dalam Lathoif Al-Ma’artif dijelaskan tentang riwayat dari Kinanah Al Quraisy, ia mendengar Abu Musa Al As’ari ra. berkhutbah di hari Iduladha dan berkata:
     
    “Pada tiga hari setelah Iduladha itulah yang disebut Allah SWT sebagai ayyamul ma’dudat. Doa yang dipanjatkan di hari-hari tersebut tidak akan tertolak, maka berdoalah kamu semua dengan berharap kepada-Nya.”
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • AHY Kurban Sapi Limosin Seberat 1,2 Ton, Datang Langsung dari Pacitan

    AHY Kurban Sapi Limosin Seberat 1,2 Ton, Datang Langsung dari Pacitan

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, partainya akan menyembelih 60 ekor sapi kurban untuk Iduladha 2025. 

    “Ini luar biasa tadi disampaikan bahwa tahun ini ada 60 ekor sapi, kalau kambing katanya sudah tidak terhitung lagi, ini sebuah hal yang sangat baik saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” katanya di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Sabtu (7/6/2025).

    Sementara itu, AHY turut mengungkapkan hewan kurban miliknya tahun ini berjenis limosin dengan bobot kurang lebih 1,2 ton.

    “Limosin ya, 1,2 ton kurang lebih tadi, itu khusus dari Pacitan. Jadi agak jauh ngambilnya, cuma yang jelas, sekali lagi kita berharap daging kurban yang dibagikan ini membawa keberkahan untuk semua,” tutur dia.

    Lebih jauh, Menko Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan ini menyebut kurban yang dilakukannya adalah bentuk dari komitmen pihaknya untuk terus berbagi kepada sesama.

    “Kita tahu Iduladha merupakan sebuah peristiwa yang bukan hanya bersejarah, tetapi benar-benar harus menjadi pedoman. Sebuah keikhlasan, sebuah ketaatan Nabi Ibrahim AS dan juga putra tercintanya Nabi Ismail AS, kepada Allah SWT,” ucap AHY.

    Adapun, dari 60 sapi yang ada itu 9 di antaranya disembelin langsung di DPP Partai Demokrat. Terdapat pula satu sapi yang daging kurbannya nanti akan disalurkan ke Majelis Ulama Indonesia.