Institusi: ITB

  • LCGC Tidak Cocok Lagi Disebut Mobil Murah?

    LCGC Tidak Cocok Lagi Disebut Mobil Murah?

    Jakarta – Kenaikan harga mobil secara umum tidak sebanding dengan pendapatan masyarakat Indonesia, khususnya segmen Low Cost Green Car. Benarkah mobil LCGC sudah tidak pas disebut mobil murah?

    Harga termurah LCGC kini sudah berkisar Rp 138-an juta dan termahalnya bahkan menembus Rp 200 juta. Padahal, harga mobil ini saat awal meluncur tahun 2013 adalah sekitar Rp 76 jutaan.

    Menurut akademisi dari ITB, Yannes Pasaribu harga mobil makin tinggi namun tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan.

    “Harga mobil kini tidak lagi proporsional dengan daya beli karena lonjakan harga LCGC yang signifikan, dari tahun 2013 sekitar kurang lebih Rp 85 jutaan jadi mendekati ke Rp 200 juta di 2025. Sejak diluncurkan pertama kali, jauh melampaui kenaikan pendapatan yang hanya sekitar 50-70%,” jelas Pengamat Otomotif, Yannes Pasaribu kepada detikOto, Senin (14/7/2025).

    Mobil LCGC dirancang dan dipasarkan untuk konsumen yang membutuhkan mobil murah, irit, dan fungsional. Tetapi penjualan LCGC yang turun mencerminkan kondisi ekonomi sehingga orang-orang lebih menahan untuk pembelian mobil.

    Opsi lain yang dipilih, kata Yannes, ialah membeli mobil bekas. Sebab saat pembelian mobil baru, konsumen bakal dibebankan oleh berbagai instrumen perpajakan. Apalagi LCGC juga sudah tidak mendapat keistimewaan bebas pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

    Dulu LCGC mendapat keistimewaan karena bebas PPnBM. Berkat kehadiran LCGC, penjualan mobil di Indonesia bisa tembus di atas 1 juta unit. Torehan tertinggi yang belum pernah pecah rekor lagi pada tahun 2013, angkanya mencapai 1.229.811 unit. Selain inflasi, harga mobil LCGC juga dipengaruhi oleh instrumen pajak. Tahun ini LCGC tetap masuk barang yang masuk kategori Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

    “Kebijakan fiskal seperti kenaikan PPN menjadi 12% ditambah inflasi harga komponen, depresiasi rupiah, serta pungutan pajak daerah (opsen), semakin memperparah beban biaya pembelian kendaraan entry-level ini,” jelas Yannes.

    “Situasi ini diperumit tekanan ekonomi global yang menciptakan ketidakpastian tinggi, akibatnya mendorong masyarakat untuk menunda pembelian kendaraan baru dan cenderung untuk memilih alternatif mobil bekas atau meningkatkan tabungan mereka untuk belanja kebutuhan rumah tangga dan lainnya yang lebih mendesak,” tambah Yannes.

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut hampir 70 persen kendaraan yang diminati masyarakat Indonesia adalah mobil seharga Rp 300 juta ke bawah.

    Namun menurut Pengamat Otomotif dari LPEM UI, Riyanto, harga mobil baru saat ini tidak diimbangi dengan pendapatan.

    “Jarak antara pendapatan dan harga mobil baru makin melebar. Terutama untuk segmen pembeli mobil di bawah harga Rp 300 jutaan,” kata Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Riyanto saat dihubungi detikOto, Senin (14/7/2025).

    (riar/rgr)

  • Operator Internet RI Tertekan, Ternyata Ada Efek Trump Vs Xi Jinping

    Operator Internet RI Tertekan, Ternyata Ada Efek Trump Vs Xi Jinping

    Jakarta, CNBC Indonesia – Industri telekomunikasi nasional tengah berada di bawah tekanan, tak hanya karena faktor internal seperti kompetisi dari platform digital (OTT), tetapi juga akibat tensi geopolitik global yang ikut berdampak pada rantai pasok teknologi. Salah satu pemicunya ternyata berasal dari kebijakan Amerika Serikat (AS) era Donald Trump yang memberi efek lanjutan hingga saat ini.

    Dalam artikel opini di CNBC Indonesia, Amar Bilhaq, Manager of Human Capital Management PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) menyatakan aspek geopolitik sering luput dalam analisis kinerja perusahaan teknologi RI, termasuk Telkom.

    “Fluktuasi pasar saham global yang dipicu oleh suku bunga tinggi, ketegangan geopolitik, perlambatan ekonomi China, serta perang teknologi antara negara besar telah menciptakan iklim yang tidak stabil bagi sektor teknologi dan telekomunikasi,” katanya.

    Meskipun Telkom sudah mampu memperbaiki biaya operasional sehingga lebih efisien, penurunan harga saham tetap berpengaruh dengan mempersempit ruang ekspansi.

    “Sektor teknologi secara global telah mengalami koreksi signifikan sejak tahun 2022, imbas dari aksi jual investor saat bank sentral dunia mulai mengetatkan likuiditas. Sektor telekomunikasi meski tidak tumbuh seagresif perusahaan teknologi digital ikut terdampak sentimen negatif ini. Bagi trader jangka pendek, saham telekomunikasi dengan margin tipis dan belanja modal raksasa jelas kurang menarik,” katanya.

    Pengamat Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Joseph Matheus Edward menyatakan perkembangan geopolitik sangat berdampak pada industri telekomunikasi.

    “Kondisi geopolitik saat ini tentu akan berpengaruh pada industri telekomunikasi. Indonesia sebagai negara pengguna perangkat telekomunikasi tentu terkena imbas dari masalah persaingan global mengenai komponen, GPU dengan AI-nya, dan teknologi 5G dengan isu keamanannya serta koneksinya, serta tergerusnya pendapatan oleh OTT [over the top],” ujar Ian kepada CNBC Indonesia, Senin (14/7/2025).

    Menurut Ian, dalam jangka pendek, situasi ini sangat berdampak pada industri telekomunikasi nasional. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya strategi jangka panjang yang berbasis kebijakan nasional untuk memastikan keberlanjutan sektor ini.

    “Dalam jangka panjang, pemerintah tentu harus mengeluarkan kebijakan yang menjaga keberlanjutan pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia,” tegasnya.

    Untuk membentengi sektor telekomunikasi dari tekanan eksternal dan memperkuat transformasi digital nasional, Ian menyebut perlunya pembangunan tiga pilar utama.

    Indonesia perlu membangun tiga pilar industri telekomunikasi atau transformasi digital. Pertama, 100% internet, yaitu semua punya hak yang sama untuk menikmati dampak transformasi digital.

    Kedua, super platform seperti QRIS. Di mana platform yang digunakan, dimiliki negara dan dijalankan oleh industri telekomunikasi dalam negeri.

    Ketiga, Satu Data. Ian menjelaskan, nilai suatu negara atau industri telekomunikasi adalah penguasaan data dan turunannya.

    “Data tersebut dapat diolah menjadi apa saja, contohnya dari data NIK menjadi data NPWP, dan seterusnya,” jelas Ian.

    Ia menambahkan bahwa secara regulasi, Indonesia sudah memiliki sejumlah dasar hukum untuk mengatasi tantangan geopolitik dan pelindungan data.

    “Dalam menghadapi geopolitik secara jangka pendek dan jangka panjang, sebenarnya secara peraturan perundang-undangan sebagian besar sudah ada. Contoh, data harus ditaruh di Indonesia. Tapi perlu melihat efektivitas dan dampak sosial serta ekonomi yang diperoleh masyarakat, negara, dan industri telekomunikasi,” paparnya.

    Ian juga menekankan pentingnya Content Delivery Network (CDN) yang dimiliki oleh negara dan dioperasikan oleh pelaku industri dalam negeri sebagai bagian dari infrastruktur strategis nasional demi keamanan data.

    Di tengah tekanan global, peluang investasi di sektor telekomunikasi nasional justru terbuka lebar.

    “Sentimen investor untuk industri telekomunikasi di Indonesia terbuka lebar. Indonesia masih dianggap lapar bandwidth dan data center. Berapa pun yang disediakan akan terserap habis,” ucapnya.

    Namun, ia mengingatkan bahwa kesuksesan ini butuh koordinasi yang kuat antar pemangku kepentingan.

    “Hanya saja, dalam jangka pendek perlu ada koordinasi semua pihak dengan lebih baik, sehingga semua mendapatkan bagian yang sangat menguntungkan,” kata Ian.

    Ia optimistis, dalam jangka panjang, industri telekomunikasi Indonesia akan menjadi ladang investasi yang menjanjikan. Selain populasi besar, struktur geografis Indonesia yang berupa kepulauan juga menghadirkan potensi bisnis infrastruktur digital seperti kabel laut.

    “Ke depannya, investasi di Indonesia untuk industri telekomunikasi akan sangat menarik, dengan jumlah penduduk yang besar dan daerah kepulauan. Kabel laut akan menarik secara bisnis,” pungkasnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Akhir dari Dua Tahun Kosongnya Kursi Dubes RI untuk AS

    Akhir dari Dua Tahun Kosongnya Kursi Dubes RI untuk AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah akan menempatkan Dwisuryo Indroyono Soesilo sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, mengakhiri kekosongan posisi strategis ini selama dua tahun terakhir.

    Wakil Ketua DPR Adies Kadir menyebut, parlemen telah menyetujui penunjukan Soesilo setelah melewati uji kelayakan tertutup. Pria 70 tahun ini dikenal sebagai mantan Menko Kemaritiman, geolog, dan pakar kebijakan laut yang berkiprah di berbagai institusi nasional dan internasional.

    Soesilo tinggal menunggu pengesahan resmi Presiden Prabowo Subianto dan persetujuan dari pemerintah AS.

    Kekosongan posisi dubes di Washington DC sejak Juli 2023—setelah Rosan Roeslani ditarik menjadi Wakil Menteri BUMN—menuai kritik dari mantan diplomat dan analis. Mereka menilai kevakuman ini telah melemahkan posisi Indonesia dalam percaturan global yang kian dinamis.

    Penunjukan Soesilo juga menjadi bagian dari rotasi besar dalam jajaran diplomatik, mencakup 24 pos, termasuk untuk Jerman, PBB, dan Korea Utara.

    Dalam susunan ini, Presiden Prabowo tampak memprioritaskan loyalitas politik dan kapasitas teknokratik dibanding latar belakang karier diplomatik konvensional.

    Beberapa tokoh dekat Prabowo bahkan turut diusulkan mengisi pos strategis. Seorang mantan anggota tim kampanye disebut akan ditempatkan di Malaysia, sementara mantan penasihat ditugaskan ke Singapura. Nurmala Kartini Sjahrir, adik dan penasihat senior Luhut Binsar Pandjaitan, diajukan sebagai Dubes RI untuk Jepang.

    Sebaliknya, diplomat karier justru ditempatkan di negara-negara yang dianggap kurang sensitif secara politik seperti Vietnam, Jerman, dan PBB.

    Analis senior Indonesia di Global Counsel LLC Dedi Dinarto  menuturkan, dalam konteks Washington saat ini, yang paling penting adalah akses langsung dan pengalaman berinteraksi dengan Trump.

    “Indonesia bisa tertinggal dari percakapan-percakapan kunci jika utusannya tidak mampu membaca lansekap itu,” katanya.

    Prabowo sejauh ini aktif memperluas jejaring internasionalnya, dari China dan Rusia hingga BRICS dan Uni Eropa. Namun dalam model pemerintahan yang terpusat pada sosok presiden, efektivitas seorang duta besar sangat tergantung pada ruang gerak yang diberikan.

    Nicky D. Fahrizal, peneliti kebijakan luar negeri dari CSIS Indonesia menjelaskan, dalam pemerintahan bergaya komando seperti ini, di mana presiden memegang kendali penuh atas kebijakan luar negeri, bahkan penunjukan duta besar yang kompeten bisa menjadi tantangan. 

    “Bahkan duta besar yang punya rekam jejak kuat sekalipun bisa kehilangan pengaruhnya,” katanya seperti dilansir Bloomberg.

    Sepak Terjang Indroyono Soesilo

    Dilansir dari situs resmi Centre for Technology and Innovation Studies (CTIS), pria kelahiran Bandung, 27 Maret 1955 itu pernah menjabat sebagai Menko Kemaritiman pada Kabinet Kerja Joko Widodo-Jufu Kalla. 

    Indroyono menjabat sebagai Menko Kemaritiman hanya selama satu tahun saja, 2014-2015 sebelum akhirnya diganti oleh Rizal Ramli. Kemudian, pos jabatan itu diteruskan oleh Luhut Binsar Pandjaitan hingga akhir dari 10 tahun pemerintahan Jokowi pada 2024 lalu.

    Dari segi pendidikan, Indroyono meraih gelar Sarjana Teknik Geoogi di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1978, Master of Science-Remote Sensing dari University of Michigan-USA pada 1981, serta Doctor of Philosophy (PhD) Geologic Remote Sensing dari University of Iowa, AS, 1987. 

    Sebelum menjabat Menko Kemaritiman, Indroyono pernah melanglang buana di beberapa lembaga negara sejak 1993. Contohnya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta menjadi Sekretaris Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat. 

    Setelah melepas jabatan Menko Kemaritiman, dia pernah menjabat sebagai penasihat Menteri Pariwisata, sebagai tenaga ahli di Lemhannas hingga Badan Nasional Penanggulangan Bencana, serta committew reviewer di LPDP.

    Tidak hanya jabatan di dalam negeri, Indroyono pernah merasakan jabatan di organisasi internasional seperti Director, Fisheries and Aquaculture Resources, United Nations Food & Agriculture Organization (UN-FAO) Rome-Italia, 2012-2014, serta Utusan Khusus Menteri Perhubungan ke International Civil Aviation Organization (ICAO).

    Indroyono juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan di antaranya Bintang Mahaputera Pratama RI (2009) serta Bintang Jasa Utama RI (1999).

  • Kapasitas Starlink Penuh, Akademisi Soroti Komitmen Pemerataan Internet Elon Musk

    Kapasitas Starlink Penuh, Akademisi Soroti Komitmen Pemerataan Internet Elon Musk

    Bisnis.com, JAKARTA — Akademisi mengkritisi langkah Elon Musk yang membatasi masyarakat Indonesia untuk mendapat layanan satelit orbit rendah Starlink dengan alasan kapasitas yang tersedia sudah penuh.

    Kehadiran Starlink belum memberikan dampak signifikan terhadap pemerataan internet, karena diduga terlalu sibuk melayani pelanggan di wilayah gemuk atau wilayah dengan nilai ekonomi tinggi. 

    Diketahui, untuk menggunakan layanan Starlink, masyarakat harus membeli perangkat VSAT Starlink dengan harga sekitar Rp4,6 jutaan untuk yang standard.

    Setelah memiliki perangkat, pengguna dikawasan residensial dapat harus membayar layanan senilai Rp750.000 per bulan untuk mendapat akses internet Starlink. Harga tersebut dinilai cukup mahal dan tidak dapat diakses oleh seluruh lapisan. 

    Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward mengaku telah memperkirakan sejak lama akan ‘tragedi’ ini. Bandwidth satelit Starlink terbatas dan akan mencapai titik jenuhnya, sehingga tidak bisa lagi melayani masyarakat. 

    Dia mengatakan langkah Starlink membatasi masyarakat untuk berlangganan Starlink, sangat merugikan masyarakat Indonesia. Di sisi lain, dia juga mempertanyakan komitmen atas izin labuh dan frekuensi yang diberikan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengingat Starlink tidak memberikan pemerataan di seluruh wilayah Indonesia karena kapasitasnya keburu habis  atau penuh. 

    “Seharusnya memang ada kewajiban untuk USO nya. Harus dicek kembali apakah kewajibannya sudah dijalankan?” kata Ian kepada Bisnis, Minggu (13/7/2025). 

    USO (Universal Service Obligation) adalah program pemerintah untuk menyediakan layanan dasar telekomunikasi dan informatika, termasuk internet, di daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal yang tidak terjangkau oleh layanan komersial. Penyelenggara internet memiliki kewajiban untuk melakukan hal ini. 

    Ian juga memperkirakan dampak dari kebijakan Elon Musk, kemungkinan pembangunan hub tidak akan terpenuhi, cakupan seluruh wilayah tidak akan terlaksana, pendapatan negara berkurang dan tidak ideal dengan izin labuh yang diberikan. 

    “Seharusnya dari awal sudah ada berapa trafik yang akan diberikan ke Indonesia. Ini akibat semua sistem bukan dibangun di Indonesia. Penjual perangkat VSAT di Indonesianya yang masih belum terjual, menjadi tidak punya nilai. Harus ditinjau ulang untuk izin labuh dan kewajibannya; perlu dilihat bandwidth yang diberikan dengan kewajaran trafik yang diberikan,” kata Ian. 

    Sementara itu Kepala Bidang Media Asosiasi Satelit Indonesia (Assi) Firdaus Adinugroho menyarankan kepada para pengguna Starlink—baik yang sudah menggunakan maupun yang berencana menggunakan— untuk menunggu kejelasan lebih lanjut terkait langkah teknis maupun kebijakan dari pihak penyedia layanan dan otoritas terkait. 

    Assi juga mendorong agar pemerintah memastikan bahwa kapasitas yang tersedia dari penyedia layanan satelit global seperti Starlink diprioritaskan untuk mendukung konektivitas di wilayah-wilayah yang belum terlayani, khususnya di daerah 3T. 

    “Prinsip keadilan akses dan pemerataan digital tetap harus menjadi pegangan utama dalam setiap kebijakan konektivitas nasional. Di saat yang sama, Assi juga mendorong perlindungan dan pemberdayaan industri satelit nasional agar tetap memiliki ruang tumbuh yang adil dan berkelanjutan, demi menjaga kedaulatan dan ketahanan infrastruktur digital Indonesia,” kata Daus.

  • Pertamina Apresiasi 11 Universitas Pemenang TOP Pertamuda Tahun 2021-2024

    Pertamina Apresiasi 11 Universitas Pemenang TOP Pertamuda Tahun 2021-2024

    Jakarta

    Pertamina memberikan apresiasi ‘5 Years of Impact Award’ kepada 11 perguruan tinggi pemenang TOP Pertamuda Tahun 2021-2024, dalam peluncuran program Pertamina Goes To Campus (PGTC) 2025 pada Kamis,10 Juli 2025, di Graha Pertamina.

    Pertamuda adalah kompetisi ide bisnis untuk mahasiswa yang diadakan oleh Pertamina, bertujuan untuk memperluas implementasi SDGs (Sustainable Development Goals) dan inovasi pada sektor energi, mendorong perusahaan rintisan di Indonesia untuk meningkatkan dan memberikan peluang bagi Startup untuk bertemu dengan akses permodalan. Kegiatan ini terbuka bagi seluruh mahasiswa aktif Perguruan Tinggi seluruh Indonesia.

    Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza mengajak seluruh komponen akademisi, yang merupakan partner Pertamina di kampus, serta para mahasiswa-mahasiswi, untuk bersemangat membangun solusi bagi masa depan energi Indonesia.

    “Mudah-mudahan pada saatnya nanti, akan tercipta talenta di bidang energi, yang akan meneruskan perjuangan kami dalam aspek leadership energi di tanah air,” jelas Oki dalam keterangan tertulis, Jumat (11/7/2025).

    Corporate Secretary Pertamina, Arya Dwi Paramita mengatakan Pertamuda Seed and Scale, di tahun 2025 ini telah memasuki tahun kelima penyelenggaraan, sekaligus menjadi salah satu kompetisi kewirausahaan mahasiswa yang terbesar dan paling konsisten di Indonesia.

    “Sejak tahun 2021 lebih dari 10.000 peserta dari 696 Perguruan Tinggi telah berpartisipasi dari jumlah tersebut 140 Finalis, berhasil menuju ke tahap demoday dan mendapatkan dana pembinaan senilai total Rp 1,6 Miliar. Lebih dari sekedar kompetisi, Pertamuda telah membuka lahirnya inisiatif-inisiatif baru untuk generasi muda yang kini mulai berkembang secara nyata,” ujar Arya

    Ia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kolaborasi yang terjalin antara Pertamina dengan para peserta yaitu mahasiswa-mahasiswi serta jajaran akademisi di tingkat Perguruan Tinggi.

    Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan, PGTC merupakan program tahunan Pertamina sebagai wadah pemberdayaan generasi muda untuk berorientasi menjawab tantangan energi berkelanjutan.

    “Melalui Program PGTC, Pertamina berikan dampak positif untuk generasi muda untuk berprestasi melalui Inovasi dan karya,” tambah Fadjar.

    Penerima apresiasi salah satunya adalah Universitas Indonesia. Business Development & Partnership Universitas Indonesia, Ferie Budiansyah berharap semoga program PGTC menjadi salah satu kanal penghubung antara inovasi dan riset yang dihasilkan universitas dan industri khususnya pertamina group dan semoga program Pertamuda memiliki dampak bagi kemajuan bangsa.

    Sebagai informasi, apresiasi diberikan kepada Perguruan Tinggi ITB (Institut Teknologi Bandung), ⁠ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), IPB (Institut Pertanian Bogor), UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Brawijaya, ⁠⁠⁠Universitas Sumatera Utara, Universitas Indonesia,⁠⁠ Universitas Airlangga,⁠⁠ Universitas Sebelas Maret, UGM ⁠(Universitas Gadjah Mada), dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

    5 Years of Impact Award adalah bagian dari kegiatan Special Edition Pertamuda Seed and Scale 2025. Pada pelaksanaan kelima kalinya, PT Pertamina (Persero) memberikan apresiasi khusus kepada 11 kampus asal TOP Pertamuda 2021 -2024 karena telah konsisten, berkontribusi dan mendorong lahirnya mahasiswa yang menjadi TOP 3 Pertamuda.

    (ega/ega)

  • 6
                    
                        Cerita Avan, Anak Penjual Es di Ponorogo yang Rumahnya Penuh Piala, Mengaku Tak Pernah Dapat Beasiswa Pemda
                        Surabaya

    6 Cerita Avan, Anak Penjual Es di Ponorogo yang Rumahnya Penuh Piala, Mengaku Tak Pernah Dapat Beasiswa Pemda Surabaya

    Cerita Avan, Anak Penjual Es di Ponorogo yang Rumahnya Penuh Piala, Mengaku Tak Pernah Dapat Beasiswa Pemda
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Rumah Avan Ferdiansyah Hilmi (19) di Kelurahan Mankujayan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo terlihat sesak dengan
    piala
    dan trofi yang dia kumpulkan dari TK, SD, dan SMA.
    Avan merupakan salah satu
    siswa berprestasi
    . Ia berhasil masuk Institut Teknologi Bandung (
    ITB
    ) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
    Saat
    Kompas.com
    mengunjungi rumah Avan pada Selasa (8/7/2025), tampak lemari kayu sederhana yang menempel pada dinding di kamar tamu berukuran 3×4 meter terasa sesak dengan ratusan piala yang disusun rapi di dalam dan di atasnya.
    Meja kursi tamu sederhana ditempatkan mepet dengan dinding bagian depan ruangan karena di tengah ruangan terdapat kasur dan meja kecil untuk belajar.
    “Avan itu ikut lomba sejak sebelum masuk SD di salah satu mal di Madiun. Dan dia langsung jadi juara. Sejak saat itu kadang sebulan 2 kali dia ikut lomba dan pasti membawa pulang piala maupun trofi juara,” ujar Umi Latifah, ibunda Avan, yang ditemui di rumahnya, Selasa (8/7/2025).
    Meski belum masuk sekolah dasar, Avan sudah pandai membaca dan berhitung dari kegemarannya mengamati gambar dan poster tentang abjad dan nomor.
    Sejak bisa membaca, Avan gemar sekali membaca buku “Why”, buku bergambar yang berisi pengetahuan dasar.
    “Satu buku harganya bisa Rp 100.000. Karena suka membaca mau tidak mau kita belikan,” ujar Umi Latifah.
    Umi Latifah mengaku penghasilannya dari menjual minuman dingin di alun-alun dan jualan es kocok yang dilakukan suaminya, Eko Yudianto, tak seberapa.
    Namun, dia memahami bahwa anaknya, Avan, memiliki kelebihan dalam memahami ilmu pengetahuan dasar.
    Dari pemahaman yang didapat dari anaknya, dia kemudian memberi kebebasan kepada Avan untuk mengikuti berbagai perlombaan.
    “Kadang di sekitar Madiun, kadang sampai di Kediri. Kalau yang ngantar pasti bapaknya, kalau jauh, saya tetap jualan. Kalau bapaknya kan jualan keliling di wilayah pinggiran kota jadi ya libur nggak jualan,” katanya.
    Meski berhasil mengumpulkan lebih dari 100 trofi dan piala kejuaraan, bahkan kejuaraan OSN tingkat nasional, tak sekalipun Avan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
    Ayah Avan, Eko Yudianto mengaku sering meminta keringanan biaya kepada pihak sekolah.
    “Biasanya untuk meringankan biaya sekolah saya minta keringanan biaya ke sekolah. Umpama ada biaya urunan Rp 200.000, saya minta bayar separuhnya,” katanya.
    Meski tak pernah mendapatkan beasiswa dari pemerintah daerah setempat, Eko mengaku bersyukur karena sejumlah yayasan mengulurkan bantuan untuk membantu kebutuhan seragam, buku, dan sejumlah keperluan sekolah anaknya.
    Sayangnya, bantuan dari pihak ketiga tak lagi diterima sejak Avan masuk di SMA N 1 Ponorogo.
    “SD-nya dulu dapat dari PLN. Kemudian SMP-nya dapat bantuan dari Baznas, tetapi masuk SMA sama sekali tidak ada bantuan,” ucap Eko.
    Bukan hanya itu, keluarga Avan tak pernah masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
    Sampai saat ini pun keluarganya tak terdaftar sebagai peserta BPJS karena alasan perekonomian.
    “Yang kita khawatirkan adalah kesehatan Avan kalau nanti kuliah keluar kota, karena dia tidak memiliki BPJS,” ujar Eko.
    Ia menceritakan, saat Avan masuk SMAN 1 dari jalur prestasi, dia melakukan riset warga Ponorogo yang berhasil mendapat beasiswa di bidang ilmu bumi berkat mengikuti O2SN, dan kebetulan orang tersebut adalah alumnus dari SMA N 1 Ponorogo.
    Sejak saat itu, dia bertekad harus mengikuti lomba O2SN agar bisa mendapatkan beasiswa kuliah ke ITB sebagai perguruan tinggi favoritnya.
    “Kelas 1 SMA ikut O2SN tapi hanya sampai di tingkat provinsi. Kemudian belajar keras untuk mengejar O2SN di kelas 2 karena ini kesempatan terakhir untuk mengikuti lomba. Kalau ikutnya kelas 12, finalnya itu kelas 13.
    Alhamdulillah
    terpilih untuk final,” katanya.
    Keinginan Avan untuk kuliah di ITB semakin menguat ketika diundang oleh ITB sebagai finalis lomba ilmu bumi.
    Sayangnya, keinginan untuk membawa pulang trofi juara dari Kampus ITB saat itu gagal.
    Avan juga sempat patah semangat untuk meneruskan mimpinya berkuliah di ITB.
    Namun, pembinanya saat itu mendorong Avan untuk terus maju dan tak perlu memikirkan biaya. 
    Avan akhirnya kembali bersemangat untuk mendaftar di ITB melalui
    jalur SNBP
    dan akhirnya lolos. 
    Mengenai biaya kuliah, ia mengajukan keringanan ke ITB. Berbekal surat keterangan tidak mampu karena tak terdaftar sebagai keluarga miskin di DTKS, Avan mendapat beasiswa. 
    Usahanya kali ini disetujui oleh Paragon selaku penyedia
    beasiswa berprestasi
    dari keluarga kurang mampu.
    Tim dari ITB pun melakukan validasi pengajuan beasiswa siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu yang diajukan oleh Avan dengan mendatangi langsung rumahnya.
    Saat mendatangi rumah Avan yang diterima di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB itu, tim ITB terkejut dengan koleksi pialanya. 
    “Itu serius piala? Kirain toko piala,” ujar suara salah satu dosen ITB yang menyambangi rumah Avan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina Apresiasi 11 Universitas Pemenang TOP Pertamuda

    Pertamina Apresiasi 11 Universitas Pemenang TOP Pertamuda

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertamina memberikan apresiasi “5 Years of Impact Award” kepada 11 perguruan tinggi pemenang TOP Pertamuda Tahun 2021-2024, dalam peluncuran program Pertamina Goes To Campus (PGTC) 2025. Apresiasi 5 Years of Impact Award adalah bagian dari kegiatan Special Edition Pertamuda Seed and Scale 2025.

    Pada pelaksanaan kelima kalinya, PT Pertamina (Persero) memberikan apresiasi khusus kepada 11 kampus asal TOP Pertamuda 2021-2024 karena konsisten, berkontribusi dan mendorong lahirnya mahasiswa yang menjadi TOP 3 Pertamuda. Apresiasi diberikan kepada ITB (Institut Teknologi Bandung), ⁠ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), IPB (Institut Pertanian Bogor), UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Brawijaya, ⁠⁠⁠Universitas Sumatera Utara, Universitas Indonesia,⁠⁠ Universitas Airlangga,⁠⁠ Universitas Sebelas Maret, UGM ⁠(Universitas Gadjah Mada), dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

    Diketahui Pertamuda adalah kompetisi ide bisnis untuk mahasiswa yang diadakan oleh Pertamina. Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas implementasi SDGs (Sustainable Development Goals) dan inovasi pada sektor energi, mendorong perusahaan rintisan di Indonesia untuk meningkatkan dan memberikan peluang bagi startup untuk bertemu dengan akses permodalan. Pertamuda terbuka bagi seluruh mahasiswa aktif perguruan tinggi seluruh Indonesia.

    Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, mengajak seluruh komponen akademisi, yang merupakan partner Pertamina di kampus, serta para mahasiswa-mahasiswi, untuk membangun solusi bagi masa depan energi Indonesia.

    “Mudah-mudahan pada saatnya nanti, akan tercipta talenta di bidang energi, yang akan meneruskan perjuangan kami dalam aspek leadership energi di tanah air,” jelas Oki dikutip Jumat (11/7/2025).

    Corporate Secretary Pertamina, Arya Dwi Paramita mengatakan Pertamuda Seed and Scale 2025 telah memasuki tahun kelima penyelenggaraan sekaligus menjadi salah satu kompetisi kewirausahaan mahasiswa terbesar dan paling konsisten di Indonesia.

    “Sejak tahun 2021 lebih dari 10.000 peserta dari 696 perguruan tinggi telah berpartisipasi. Dari jumlah tersebut, 140 finalis berhasil menuju ke tahap demoday dan mendapatkan dana pembinaan senilai total Rp 1,6 miliar. Lebih dari sekedar kompetisi, Pertamuda membuka lahirnya inisiatif-inisiatif baru untuk generasi muda yang kini mulai berkembang secara nyata,” urai Arya

    Dia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kolaborasi yang terjalin antara Pertamina dengan para peserta, yaitu mahasiswa-mahasiswi serta jajaran akademisi di tingkat perguruan tinggi.

    Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan PGTC merupakan program tahunan Pertamina sebagai wadah pemberdayaan generasi muda untuk berorientasi menjawab tantangan energi berkelanjutan.

    “Melalui Program PGTC, Pertamina memberikan dampak positif bagi generasi muda untuk berprestasi melalui inovasi dan karya,” tambah Fadjar.

    Penerima apresiasi dari Universitas Indonesia, Business Development and Partnership Universitas Indonesia Ferie Budiansyah berharap program PGTC menjadi salah satu kanal penghubung antara inovasi dan riset yang dihasilkan universitas dan industri khususnya Pertamina Group.

    “Dan semoga program Pertamuda memiliki dampak bagi kemajuan bangsa,” kata dia.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Teleskop VGOS Terpasang di Bosscha, Perkuat Riset Global Astronomi

    Teleskop VGOS Terpasang di Bosscha, Perkuat Riset Global Astronomi

    Jakarta

    Institut Teknologi Bandung (ITB) sedang membangun fasilitas riset Teleskop Radio Very Long Baseline Interferometry (VLBI) Global Observing System atau VGOS, di Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung, Jawa Barat.

    Fasilitas ini merupakan bentuk komitmen ITB dalam mendorong kemajuan riset astronomi dan geodesi modern serta penguatan kontribusi Indonesia dalam jejaring ilmiah internasional.

    Mengutip laman ITB.ac.id, pada Rabu (9/7), dilaksanakan big lift atau proses pengangkatan dan pemasangan bagian utama antena teleskop seberat 85 ton dengan crane. Hal ini menjadi fase akhir dari struktur dalam proyek pembangunan. Dengan pemasangan ini, total ketinggian bangunan teleskop VGOS mencapai 19 meter.

    Apa itu teleskop VGOS

    VGOS merupakan jaringan teleskop radio global yang beroperasi secara sinkron untuk mengamati sumber radio kosmik dengan presisi tinggi. Dengan menggabungkan data dari berbagai teleskop di seluruh dunia, sistem ini memungkinkan pengukuran jarak antar titik di Bumi secara akurat.

    Salah satu aplikasinya adalah memantau pergerakan benua, termasuk kecepatan dan perubahan jaraknya dalam jangka waktu tertentu. Selain dapat mengukur pegerakan titik-titik di permukaan bumi yang bergerak, teleskop ini dapat digunakan untuk membuat kerangka acuan dengan sangat akurat, standar waktu yang presisi, dan memantau potensi dari perubahan iklim.

    Foto: Observatorium Bosscha / ITBKerja sama dengan China

    Pembangunan teleskop radio pertama di Indonesia ini merupakan hasil kerja sama antara ITB dan Shanghai Astronomical Observatory (SHAO), Chinese Academy of Sciences (CAS).

    Hal ini juga merupakan salah satu kegiatan dalam payung kerja sama antara Indonesia dan China melalui Cooperation Plan Between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the People’s Republic of China on Jointly Promoting Cooperation within the Framework of the Global Maritime Fulcrum and the Belt and Road Initiative, yang ditandatangani 16 November 2022 oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah China.

    Ketua Tim Implementasi Pembangunan Teleskop Radio VGOS dan Rumah Teropong Kawasan Bosscha Lembang, Dr.rer.nat. Hesti Retno Tri Wulandari, S.Si., M.Si., menyampaikan terima kasih kepada Rektor ITB periode 2020-2025, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. beserta jajaran juga Rektor ITB saat ini, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T. beserta jajaran, juga pihak-pihak terkait lainnya yang mendukung pembangunan tersebut hingga saat ini.

    “Semoga kita bisa mewujudkan astronomi yang semakin maju, berkontribusi nyata, dan berdampak. Pengangkatan disc antenna ini menandai puncak dari mewujudnya bangunan tower Teleskop Radio VGOS di Observatorium Bosscha,” ujarnya.

    Kontribusi Observatorium Bosscha

    Lebih dari 100 tahun yang lalu, Observatorium Bosscha didirikan. Saat berdiri, observatorium tersebut adalah satu dari tiga observatorium di belahan bumi selatan.

    “Observatorium ini telah berkontribusi pada studi langit selatan sepanjang sejarahnya. Sekarang Observatorium Bosscha berstatus sebagai objek vital nasional, cagar budaya nasional, berada di kawasan strategis nasional sehingga secara status sudah luar biasa. Kita kini diberikan kesempatan, diberikan nikmat, untuk mudah-mudahan bisa membuat sejarah kembali dengan kehadiran isntrumen yang baru yaitu VGOS,” tutur Hesti.

    Sementara itu, PIC kerja sama Pembangunan Teleskop Radio VGOS ITB dan SHAO, Prof. Taufiq Hidayat, Ph.D., menyampaikan, big lift ini merupakan tahapan yang sangat krusial.

    “ITB telah mengerahkan berbagai sumber daya terbaiknya demi wujudkan fasilitas ini yang kelak diharapkan bermanfaat bagi seluruh peneliti, mahasiswa ITB, beserta mitra-mitra, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” ujarnya.

    VGOS di Bosscha akan menjadi representasi strategis di wilayah ekuator bujur timur-melengkapi jaringan teleskop dunia yang hingga kini masih didominasi belahan bumi utara. Posisi ini akan memperkuat baseline pengamatan global yang menghubungkan belahan utara dan selatan.

    Teleskop ini akan menyusul teleskop lainnya untuk saling terintegrasi yang sudah ada di Amerika Serikat, China, Jepang, Jerman, Spanyol, Swedia, Australia, Afrika Selatan, Norwegia, Finlandia, Thailand, Portugal, hingga Brasil.

    Foto: Observatorium Bosscha / ITBTahap penyelesaian

    Setelah pemasangan antena, selanjutnya akan dilakukan tahap penyelesaian, baik dari segi arsitektural, kesipilan, permesinan, hingga elektro, sebelum melakukan commisioning astronomi dan geodesi dalam beberapa waktu mendatang.

    Teleskop VGOS di Bosscha akan dilengkapi dengan receiver GNSS, stasiun cuaca, serta antena holometry, memungkinkan riset multidisiplin dari astronomi radio hingga dinamika lempeng tektonik.

    Selain itu, ITB menjalin kerja sama data center dengan institusi internasional seperti TU Wien, TU Munich, SHAO, dan KASI, serta menjajaki peran sebagai correlation center pengolahan data VLBI.

    Sebagai bagian dari jejaring global IVS (International VLBI Service for Geodesy and Astrometry), ITB saat ini sedang memeroses pendaftaran stasiun VGOS Bosscha ke International Telecommunication Union (ITU) di Jenewa dengan nama ‘ITB Bosscha VLBI Station’.

    Hal ini menandai integrasi resmi Indonesia dalam komunitas pengamatan geodesi internasional. ITB juga membuka peluang kolaborasi dengan jejaring regional dan global lainnya seperti East Asian VLBI Network (EAVN), Asia-Oceania VLBI Group (AOV), dan European VLBI Network (EVN).

    (rns/rns)

  • KNKT Klaim Hampir Rampungkan Data Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

    KNKT Klaim Hampir Rampungkan Data Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

    Liputan6.com, Banyuwangi – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengklaim hampir merampungkan pengumpulan data tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Rabu (2/7/2025).

    KNKT hanya tinggal menunggu data dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) untuk selanjutnya melanjutkan ke tahapan analisa tragedi nahas tersebut.

    “Pengumpulan sudah 70 persen, nanti kalau sudah dapat data dari BKI, data yang terkumpul sudah 100 persen,” kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Rabu (8/7/2025).

    Data faktual yang sudah terkumpul diantaranya adalah wawancara kru penumpang selamat, data BMKG serta penataan angkutan kendaraan sebelum peristiwa terjadi. Seluruhnya telah dikantongi.

    Sementara data dari BKI berisi seputar rancang bangun dan histori kapal. Data yang diterimanya kapal terakhir doking pada Oktober 2024. Temuan selama doking itu juga menjadi data primer yang dibutuhkan.

    “Kita juga menunggu data catatan apa yang terjadi selama operasional sampai kecelakaan terjadi,” katanya.

    Setelah nanti data terkumpul, KNKT akan melakukan tahap analisa dan simulasi di laboraturium. Dalam proses ini KNKT akan berkolaborasi dengan akademisi dari perguruan tinggi seperti ITS, ITB, UI dan UGM.

    “Ketika analisa sudah dilakukan tahap selanjutnya adalah penyimpulan dan pemberian rekomendasi,” tegasnya.

     

     

  • Mantan Ketua Gaikindo Bambang Trisulo Meninggal Dunia

    Mantan Ketua Gaikindo Bambang Trisulo Meninggal Dunia

    Jakarta

    Bambang Trisulo, tokoh otomotif nasional, mantan Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meninggal dunia.

    “Bapak Bambang Trisulo yang menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan telah meninggal dunia pada tanggal 5 Juli 2025,” sebagaimana disebut dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin, (7/7/2025).

    Dalam catatan detikcom, Bambang memulai perjalanan kariernya menggeluti dunia otomotif yang dimulai pada tahun 1973. Saat itu, Bambang bergabung dengan Grup Astra sebagai teknisi.

    Sebelum masuk ke Grup Astra, Bambang berprofesi sebagai tenaga pengajar di Teknik Mesin ITB. Setelah bergabung di Grup Astra, Bambang mengaku pernah beberapa kali pindah divisi.

    Bambang Trisulo merupakan salah satu tokoh penting dalam industri otomotif Indonesia. Dia pernah menjabat sebagai ketua Gaikindo dari 1999 hingga 2011.

    Artinya beliau juga menjadi saksi sukesnya program mobil Low Cost Green Car (LCGC) yang bisa mendongkrak penjualan pada level 1 juta unit. Ini jadi bagian dari inisiatif pabrikan dan kolaborasi dengan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan mobil harga terjangkau dan ramah lingkungan.

    Program ini bertujuan untuk menyediakan kendaraan yang lebih terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah, serta mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan.

    Bambang menjabat sebagai Komisaris Astra Otoparts sejak 12 April 2021 untuk periode kedelapan. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Fuji Technica Indonesia, Komisaris PT Gaya Motor, serta Ketua Dewan Pengarah Lembaga Sertifikasi – Teknisi Otomotif Indonesia LSP-TO (sejak 2010) di bawah Badan Nasional Sertifikasi (BNSP).

    Sepanjang hidupnya, Bambang Trisulo juga sudah menerbitkan buku berjudul ARSIP MOBIL KITA – Tamasja Sejarah, Seabad Perjalanan Mobil di Indonesia.

    (riar/riar)