Institusi: ITB

  • Purbaya sudah setor surat “resign” dari DK LPS hari ini

    Purbaya sudah setor surat “resign” dari DK LPS hari ini

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sudah menyerahkan surat pengunduran diri atau resign dari posisi Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hari ini sebelum dilantik menjadi menteri keuangan.

    “Saya sudah resign ketika saya dilantik jadi Menkeu,” kata Purbaya dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin.

    Saat ini, kata Purbaya, posisi Ketua DK LPS belum terisi. Namun, penjabat sementara (Pjs) segera akan ditetapkan.

    “Di sana masih ada anggota DK yang lain yang bisa menjalankan pekerjaan Ketua LPS,” tuturnya.

    Presiden Prabowo Subianto resmi melantik lima pejabat baru Kabinet Merah Putih dalam reshuffle yang digelar di Istana Negara, Jakarta, Senin.

    Dalam pelantikan tersebut, Purbaya Yudhi Sadewa dilantik sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati.

    Pelantikan dan pengangkatan pejabat itu didasari atas Keppres No 86P 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih 2024-2029.

    Sebelum dipercaya memimpin Kementerian Keuangan, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 3 September 2020 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 58/M Tahun 2020.

    Pria kelahiran 1964 ini menempuh pendidikan sarjana bidang Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia kemudian melanjutkan studi di Purdue University, Indiana, Amerika Serikat (AS), dan berhasil meraih gelar Master of Science (MSc) serta Doktor di bidang Ilmu Ekonomi.

    Karier Purbaya di pemerintahan cukup panjang. Sebelum memimpin LPS, ia pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (2018-2020).

    Ia juga pernah menjadi Staf Khusus Bidang Ekonomi di berbagai kementerian, antara lain di Kemenko Maritim (2016-2018), Kemenko Polhukam (2015-2016), serta Kemenko Perekonomian (2010-2014).

    Selain itu, ia sempat menjadi Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden (2015).

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menguak Harapan Netizen Pada Menkeu Pengganti Sri Mulyani

    Menguak Harapan Netizen Pada Menkeu Pengganti Sri Mulyani

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan. Purbaya menggantikan Sri Mulyani Indrawati di posisi tersebut. Posisi Purbaya sebelumnya menjabat Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) sejak 2020. Netizen pun menaruh harapan padanya.

    Pelantikan tersebut digelar di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025). Pelantikan tersebut sesuai Surat Keputusan Presiden RI tentang pemberhentian dan pengangkatan Menteri Negara Kabinet.

    Purbaya Yudhi Sadewa lahir di Bogor pada 7 Juli 1964. Melansir situs LPS, Ia menempuh pendidikan tinggi di bidang teknik dan ekonomi. Gelar sarjana diraih dari jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB). Setelah itu, Purbaya melanjutkan studi di luar negeri dengan meraih Master of Science (MSc) dan gelar Doktor (Ph.D) di bidang Ilmu Ekonomi dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat.

    Netizen sepertinya paling banyak membahas digantinya Sri Mulyani sebagai Menkeu, terbukti namanya berada di papan atas trending topic di linimasa X. Banyak yang menaruh harapan pada Menkeu yang baru.

    “Semoga pengganti Sri Mulyani ini bisa punya kebijakan yang lebih pro ke kelas menengah dan bawah,” demikian harapan seorang netizen. “Semoga Purbaya bisa kompeten dan tidak awur awuran,” tulis yang lain.

    “Pak Purbaya ini orang ITB ya, semoga dia bisa bawa ide tentang reindustrialisasi buat industri padat karya,” demikian harapan netizen akan terciptanya banyak lapangan kerja baru dengan padat karya.

    “Semoga pak Purbaya mikirin ekonomi mikro juga… Biar gerak ekonomi di bawah,” saran seorang warganet.

    “tbh, ada sedihnya. this is the best Menkeu in Indonesia so far. semoga penggantinya bisa lebih bagus. bagaimana dgn market impact ? lets see tomorrow,” harap sebuah akun di X.

    (fyk/fyk)

  • 10
                    
                        Prabowo Ganti Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu
                        Nasional

    10 Prabowo Ganti Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu Nasional

    Prabowo Ganti Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden Prabowo Subianto melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (8/9/2025).
    Ia menggantikan Sri Mulyani Indrawati yang sebelumnya menjadi Menkeu.
    Pelantikan Purbaya berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 86P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Negara Tahun 2024-2029 yang dibacakan oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara Nanik Purwanti.
    Purbaya kemudian mengikuti sumpah jabatan yang dibacakan oleh Presiden Prabowo.
    “Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara,” katanya di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin.
    “Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab,” imbuhnya.
    Sebelumnya, pelantikan dan
    reshuffle
    menteri telah disampaikan oleh Mensesneg Prasetyo Hadi.
    “Yang kedua atas berbagai pertimbangan masukan dan evaluasi yang dilakukan terus-menerus oleh Bapak Presiden maka pada sore hari ini sekaligus Bapak Presiden memutuskan untuk melakukan perubahan susunan Kabinet Merah Putih pada beberapa jabatan,” kata Prasetyo, Senin.
    Adapun lima kementerian tersebut, yakni Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan yang dipimpin oleh Budi Gunawan, Kementerian Keuangan yang dipimpin oleh Sri Mulyani, serta Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
    Lalu, Kementerian Koperasi yang dipimpin oleh Budi Arie Setiadi, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga yang dipimpin oleh Dito Ariotedjo.
    “Di antaranya yang pertama Kemenko Polkam, kedua Kementerian Keuangan, ketiga Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, keempat Kementerian Koperasi, dan kelima Kementerian Pemuda dan Olahraga,” jelasnya.
    Di sisi lain, Prabowo bakal melantik Menteri Haji dan Umrah yang berubah nomenklatur dari BP Haji menjadi Kementerian Haji dan Umrah.
    “Satu adalah Kementerian yang baru dan 5 adalah Kementerian yang terjadi perubahan susunan yang menjabat. Maka pada sore hari ini akan dilakukan pelantikan di Istana Negara,” tandas Prasetyo.
    Purbaya Yudhi Sadewa lahir di Bogor pada 7 Juli 1964. Ia meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
    Purbaya kemudian melanjutkan studi di Purdue University, AS, meraih gelar MSc dan Ph.D dalam bidang Ilmu Ekonomi. Karier profesionalnya berawal sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989–1994), lalu berpindah ke dunia riset ekonomi sebagai Senior Economist di Danareksa Research Institute (2000–2005).
    Ia juga pernah menjabat Direktur Utama PT Danareksa Securities (2006–2008), Chief Economist Danareksa Research Institute (2005–2013), serta anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) pada 2013–2015.
    Purbaya mengawali kiprah politik dan pemerintahan sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Perekonomian pada era 2010–2014, dan juga menjadi Anggota Komite Ekonomi Nasional.
    Ia kemudian menjabat sebagai Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden pada 2015, serta Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Polhukam (2015–2016).
    Selanjutnya, Purbaya dipercaya sebagai Wakil Ketua Satgas Debottlenecking (Pokja IV) dan Staf Khusus bidang Ekonomi Kemenko Maritim (2016–2020), kemudian menjadi Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kemenko Kemaritiman dan Investasi (2018–2020).
    Purbaya diangkat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui Keputusan Presiden RI No. 58/M Tahun 2020 dan resmi menjabat mulai 3 September 2020.
    Jabatan ini mempertegas perannya sebagai penjaga stabilitas sistem keuangan nasional.
    Ia juga sempat menjabat sebagai komisaris di holding BUMN pertambangan PT Inalum (Persero).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menyaksikan “blood moon” dari langit Jakarta

    Menyaksikan “blood moon” dari langit Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Langit Jakarta, utamanya kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), pada Minggu (7/9) malam hingga Senin (8/9) dini hari, cerah seperti prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

    Kondisi ini disambut gembira oleh para pemburu panorama gerhana bulan merah darah (blood moon). Mereka bisa menikmati fenomena gerhana bulan total dari berbagai penjuru kota, bahkan di wilayah penyangga Jakarta.

    Irena (25) asal Bogor, Jawa Barat, misalnya. Dia menatap langit dengan wajah semringah. Ada harapan blood moon dapat terpotret cantik melalui lensa kamera yang dia bawa.

    Selain Irena, masih ada ratusan orang lainnya yang ikut meramaikan kegiatan “Piknik Malam Bersama Gerhana Bulan Total 2025” yang diadakan di Taman Ismail Marzuki (TIM). Awalnya, peserta dibatasi hanya 300 orang saja. Namun karena peminat yang membeludak, maka dibuka kembali pendaftaran dengan kuota lebih banyak.

    Tikar hingga tenda pun berjejer di bagian depan Teater Jakarta, TIM. Anak-anak hingga dewasa duduk berkumpul untuk mengamati kejadian alam mahakarya Sang Pencipta.

    Cuaca cerah memungkinkan pengamatan gerhana bulan sepanjang malam dapat dilakukan dengan mata telanjang tanpa teleskop, demikian diungkapkan para pakar termasuk Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin serta Ketua Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ), Muhammad Rezky.

    Jenis ponsel tertentu dapat memotret proses gerhana bulan dengan jelas. Namun, untuk melihat lebih jelas kondisi bulan beserta fitur-fitur permukaannya, maka teleskop tetap dibutuhkan.

    Kepala Sub Bagian Tata Usaha melalui Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (UP PKJ TIM), Eko Wibowo menyediakan delapan teleskop untuk digunakan secara bergantian oleh ratusan orang yang hadir malam itu.

    Dia mencatat, penyelenggara acara membuka kuota untuk sekitar 2.000 orang pendaftar dan semuanya terisi penuh.

    Sebagian orang bahkan bisa memasuki Planetarium, sementara sisanya menunggu gerhana bulan total sembari mendengarkan penjelasan pakar astronomi dari Tim Falakiyah Kementerian Agama, Cecep Nurwendaya.

    Masyarakat mengamati fase gerhana bulan di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat pada Minggu (7/9/2025) malam hingga Senin (8/9/2025) dini hari. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)Peserta kegiatan “Piknik Malam Bersama Gerhana Bulan Total 2025” mengamati fase gerhana bulan di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat pada Minggu (7/9/2025) malam hingga Senin (8/9/2025) dini hari. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

    Fenomena gerhana bulan total terjadi ketika bulan berada di balik bayangan bumi. Bayangan ini dihasilkan cahaya matahari, sehingga saat bulan mulai masuk ke area bayangan, maka cahaya yang diterima, yang dipantulkan bulan dari matahari akan mulai berkurang secara perlahan.

    Proses ini dimulai sekitar pukul 22.28 WIB, atau disebut gerhana penumbra. Saat itu, bulan tampak mulai sedikit meredup namun masih tampak bulat.

    Lalu, sekitar pukul 23.27 WIB, gerhana parsial dimulai. Di sini ada perbedaan kontras. Warna bulan masih hitam dan putih. Warna bulan bisa sampai 500 kali lebih gelap daripada biasanya sehingga tampak sangat gelap. Fase ini semakin menguatkan pendapat bahwa bumi itu bulan

    Selanjutnya, pukul 00.31 WIB, awal fase gerhana bulan total dimulai, ditandai bulan mulai terlihat seperti bulan sabit.

    Pada fase ini sudah muncul warna merah pada bulan, namun tidak benar-benar tampak seperti blood moon karena ada pengaruh awan tipis.

    Menurut Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, warna merah muncul karena ada cahaya merah yang dibiaskan bumi dan mengenai bulan.

    Karenanya, bulan tampak merah darah dan inilah sebabnya fenomena gerhana bulan total yang dilihat malam hari ini hingga dini hari berwarna merah darah atau blood moon.

    Fenomena gerhana bulan menarik untuk diamati. Kelengkungan bayangan bumi saat gerhana sebagian membuktikan bentuk bumi yang bulat.

    Puncak gerhana bulan total terjadi sekitar pukul 01.11 WIB. Saat itu, cahaya tidak betul-betul merata, dengan warna merah yang tampak tidak terlalu tajam.

    Sementara Cecep menambahkan, hal ini disebabkan kemampuan mata manusia dan ada awan tipis merata sebagai filter bulan yang sedang mengalami gerhana total.

    Lalu, pukul 01.54 WIB, merupakan akhir gerhana bulan total dan memasuki gerhana bulan parsial, ditandai langit sudah mulai cerah dan awan tipis semakin memudar.

    Sekitar pukul 02.56 WIB, gerhana parsial berakhir, dan hampir satu jam kemudian gerhana penumbra berakhir.

    Durasi seluruh proses gerhana berlangsung sekitar 5 jam 29 menit, sementara durasi totalitas gerhana bulan total berlangsung sekitar 1 jam 23 menit.

    Berbeda dengan gerhana matahari, fase gerhana bulan berlangsung lebih lama sehingga lebih leluasa untuk diamati dan dinikmati. Gerhana matahari pada tahun 2016 misalnya, totalitasnya hanya terjadi beberapa menit saja.

    Warga Jakarta dan mereka yang berada di Ibu Kota beruntung karena dapat menyaksikan gerhana bulan sejak awal hingga akhir. Negara di Eropa dan Afrika hanya dapat menyaksikan sebagian fase gerhana saja. Begitu juga dengan Jepang yang hanya dapat melihat gerhana di awal.

    Sementara negara di Amerika selain dari pantai timur Brasil dan Alaska, bahkan tidak melihat gerhana sama sekali.

    “Jadi untuk kali ini bisa dibilang giliran kita (Jakarta) yang bisa merasakan gerhana dari awal sampai akhir,” kata Rezky yang lulusan astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB).

    Adapun fenomena gerhana bulan total yang bisa disaksikan fase-fasenya secara utuh seperti 7-8 September ini diperkirakan akan terjadi kembali pada 31 Desember 2027.

    Sedangkan pada 3 Maret 2026, wilayah Indonesia diperkirakan hanya bisa melihat bagian akhir gerhana, yakni saat gerhana bulan total sudah terjadi.

    Editor: Slamet Hadi Purnomo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Perwakilan Mahasiswa Diundang ke Istana, Ketua BEM UGM: Saya Prihatin
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 September 2025

    Perwakilan Mahasiswa Diundang ke Istana, Ketua BEM UGM: Saya Prihatin Megapolitan 5 September 2025

    Perwakilan Mahasiswa Diundang ke Istana, Ketua BEM UGM: Saya Prihatin
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM), Tiyo Ardianto, mengaku prihatin atas adanya undangan terhadap perwakilan mahasiswa ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/9/2025).
    “Semalam, kawan-kawan kami terpaksa menjejakkan kakinya di Istana. Bagi kami, itu harus saya sampaikan rasa prihatin,” kata Tiyo kepada wartawan di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (5/9/2025).
    Menurut dia, pertemuan pihak pemerintah dengan perwakilan mahasiswa di Istana hanyalah sebatas simbolisme politik.
    “Hari ini yang dibutuhkan rakyat bukan simbolisme politik. Yang dibutuhkan oleh rakyat adalah kebijakan yang benar,” kata Tiyo.
    Ia menambahkan, simbolisme politik yang tidak substantif tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang terjadi di Indonesia.
    “Simbolisme politik semacam parasetamol yang meredakan nyeri masyarakat tapi nggak mengobati apa pun,” kata dia.
    Senada dengan Tiyo, Farell Faiz, Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB), menilai simbolisme politik justru bisa memecah belah gerakan mahasiswa.
    “Kami sendiri menolak berbagai bentuk simbolisme politik yang pada akhirnya memecah gerakan yang kita lakukan. Karena itu tentunya sangat menyakiti hati rakyat,” kata Farell.
    Sebelumnya diberitakan, sejumlah perwakilan mahasiswa diterima masuk ke Kompleks Istana, Jakarta, pada Kamis (4/9/2025) untuk menyampaikan aspirasinya.
    Pantauan
    Kompas.com
    dari lokasi, para perwakilan BEM hingga organisasi mahasiswa mulai berdatangan sejak pukul 18.30 WIB dengan menggunakan jaket almamater masing-masing kampus dan lembaga.
    Mayoritas mahasiswa yang datang bungkam dan enggan memberikan pernyataan kepada awak media. Mereka berjalan cepat didampingi oleh protokol Istana yang menggandeng mereka di sisi kanan dan kiri.
    Sebagian mahasiswa juga berlari masuk ke dalam Istana saat ingin diwawancarai wartawan.
    Jika merujuk dari jaket almamater yang mereka kenakan, mahasiswa yang hadir berasal dari organisasi BEM Nusantara, PB HMI DIPO, PB HMI MPO, KMHDI, GMNI, dan beberapa organisasi lainnya.
    Salah satu perwakilan mahasiswa dari BEM PTNU, Muhammad Raihan, mengungkapkan ingin menyampaikan beberapa tuntutan kepada Presiden Prabowo.
    “Beberapa aspirasi dari kami, itu penyampaian tentang beberapa, pertama tentang guru. Karena kami bergerak di pendidikan, jadi kesejahteraan guru honorer terutama,” kata Raihan di lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KM ITB Tegaskan Tak Hadir di Pertemuan dengan Dedi Mulyadi: Dari Awal, Kami Menolak!
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        5 September 2025

    KM ITB Tegaskan Tak Hadir di Pertemuan dengan Dedi Mulyadi: Dari Awal, Kami Menolak! Bandung 5 September 2025

    KM ITB Tegaskan Tak Hadir di Pertemuan dengan Dedi Mulyadi: Dari Awal, Kami Menolak!
    Editor
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB) menegaskan tidak ada pengurusnya yang menghadiri pertemuan bersama Gubernur Jabar Dedi Mulyadi di Gedung Sate, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
    Ketua Kabinet KM ITB, Farell Faiz, mengatakan, sejak awal KM ITB menolak secara tegas undangan agenda tersebut yang disampaikan melalui Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat-Banten.
    Karenanya, jika ada pihak yang mengaku dari ITB dalam dialog bersama Pemprov dan DPRD Jabar maka kehadirannya sama sekali tidak merepresentasikan KM ITB.
    “Sikap kami dari awal menolak untuk menghadiri acara tersebut, sama seperti teman-teman BEM kampus lainnya di Jawa Barat,” ujar Farell Faiz saat dihubungi, Jumat (5/9/2025).
    Bahkan, pihaknya pun turut menolak undangan untuk berdialog yang disampaikan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) RI belum lama ini.
    “Jadi, kami pastikan tidak ada pengurus KM ITB yang menghadiri undangan Pemprov Jabar maupun Kemendiktisaintek,” kata Farell Faiz.
    Ia mengatakan, hari ini para pengurus KM ITB juga bakal turun ke Jakarta untuk berunjuk rasa bersama BEM dari sejumlah kampus, dan kalangan masyarakat lainnya.
    Pasalnya, batas waktu pemerintah dan DPR untuk melaksanakan tuntutan 17+8 yang disampaikan dalam demonstrasi yaitu hari ini (Jumat, 5/9/2025).
    “Seluruh pengurus KM ITB turun ke Jakarta hari ini, ada 40 orang, karena tuntutan 17+8 paling lambat harus dilaksanakan hari ini oleh pemerintah dan DPR,” ujar Farell Faiz.
    Diberitakan sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia wilayah Jawa Barat memilih tidak hadir ke Gedung Sate, untuk dialog dengan Pemerintah dan DPRD Jabar, Rabu (3/9/2025).
    Melalui unggahannya di media sosial Instagram @BEMSI_Jabar, mereka mengapresiasi adanya inisiatif undangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melalui Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IV, mengenai penyelenggaraan forum aspirasi mahasiswa bersama Pemerintah Daerah Jawa Barat.
    “Terlepas dari itu, kami menilai forum yang dirancang Kemendiktisaintek melalui LLDikti Willayah IV memiliki keterbatasan fundamental,” tulis unggahannya, Rabu (3/9/2025).
    Forum yang hanya melibatkan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), berisiko mereduksi nilai partisipasi publik yang bermakna karena mengeksekusi elemen-elemen masyarakat sipil lain yang terdampak kebijakan nasional maupun daerah.
    “Demi terwujudnya demokrasi yang sehat, kami memandang dialog ini seharusnya bersifat inklusif dan melibatkan organisasi masyarakat sipil, komunitas, serikat pekerja, hingga kelompok-kelompok masyarakat lainnya,” katanya.
    Sejatinya, forum yang abai terhadap prinsip inklusivitas hanya akan menjadi simbolisme politik, bukan ruang aspirasi substantif.
    “Atas dasar itu, kami BEM Seluruh ndonesia Kerakyatan Wilayah Jawa Barat beserta seluruh kampus yang menjadi anggota kami secara tegas menolak menghadiri forum tersebut. Penolakan ini kami lakukan karena forum yang ditawarkan sejak awal dibangun secara eksklusif dan tidak mencerminkan semangat demokrasi partisipatoris,” katanya.
    Perjuangan mahasiswa, tidak pernah berdiri sendiri.
    Mahasiswa berpijak pada nilai-nilai kerakyatan, dan keberpihakan kepada masyarakat.
    “Maka, kami menolak segala bentuk forum yang menjadikan mahasiswa sekadar simbol legitimasi tanpa menghadirkan representasi masyarakat secara luas,” ucapnya.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul
    KM ITB Tegaskan Tak Hadir di Pertemuan Bersama Dedi Mulyadi di Gedung Sate: Kami dari Awal Menolak
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Awas Kaget, Setelah 2 Tahun Harga Mobil Listrik Turun Segini!

    Awas Kaget, Setelah 2 Tahun Harga Mobil Listrik Turun Segini!

    Jakarta

    Harga jual kembali mobil listrik turun drastis sekalipun baru dua tahun. Bahkan penurunannya cukup tajam.

    Harga mobil listrik bekas anjlok. Ini menjadi salah satu sorotan bagi mereka yang mau membeli mobil dan mempertimbangkan harga jual kembali sebagai faktor utama. Bukan rahasia lagi, harga jual kembali masih menjadi faktor krusial bagi orang RI sebelum membeli mobil. Penurunan harga mobil listrik bekas itu cukup drastis. Bahkan baru dua tahun pemakaian, penurunannya bisa mencapai 70 persen.

    “Untuk BEV (Battery Electric Vehicle), resale value sering kali lebih rendah, rata-rata nilainya tinggal 50-70 persen setelah dua tahun,” ungkap Pengamat Otomotif sekaligus Akademisi Institut Teknologi Bandung Yannes Pasaribu saat dihubungi detikOto belum lama ini.

    Dijelaskan Yannes, depresiasi harga mobil listrik bekas itu bukan tanpa alasan. Kekhawatiran akan penurunan fungsi baterai menjadi salah satu faktor utamanya. Tak cuma itu, infrastruktur pengecasan yang masih terbatas juga dinilai jadi faktor lainnya.

    “Dan ketidakpastian teknologi akibat teknologi baterai yang begitu cepat berubah–daya simpan makin besar yang artinya daya jangkau makin jauh, tetapi harga baterai semakin murah,” lanjut Yannes.

    Meski begitu, tidak semua orang Indonesia menyorot soal harga bekas mobil listrik yang anjlok. Menurut Yannes, ada juga kalangan yang tak menjadikan resale value mobil listrik itu jadi pertimbangan. Mereka adalah generasi milenial dan juga generasi Z (gen Z).

    “Generasi muda lebih menekankan keberlanjutan lingkungan, teknologi, dan biaya operasional rendah. Situasi minat Gen Z terhadap kendaraan listrik meski resale value-nya rendah memperlihatkan pergeseran paradigma ini,” ujar Yannes.

    Situasi ini berbeda dengan generasi baby boomers dan generasi X yang menjadikan harga jual kembali faktor utama sebelum membeli mobil. Sebab, mereka menganggap bahwa pembelian kendaraan adalah aset finansial jangka panjang untuk stabilitas ekonomi keluarganya.

    (dry/rgr)

  • Di Tengah Era Satelit LEO, Bagaimana Nasib Bisnis GEO?

    Di Tengah Era Satelit LEO, Bagaimana Nasib Bisnis GEO?

    Bisnis.com, JAKARTA— Kehadiran satelit Low Earth Orbit (LEO) yang kian marak dengan berbagai layanan internet satelit global tidak serta-merta membuat keberadaan satelit Geostationary Orbit (GEO) terpinggirkan. 

    Para pengamat menilai, baik LEO maupun GEO memiliki karakteristik, keunggulan, dan tantangan masing-masing, sehingga bisnis keduanya masih akan beriringan.

    Pengamat telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, menilai persaingan antara penyedia layanan satelit LEO dan GEO kini semakin terbuka. Namun, pasar untuk masing-masing teknologi sesungguhnya berbeda.

    “Ya memang kini terjadi persaingan antara penyedia layanan satelit LEO dan GEO. Tapi sebenarnya, masing-masing punya karakteristik dan keunggulan serta tantangan masing-masing, sehingga pasarnya sebenarnya juga berbeda-beda,” kata Heru saat dihubungi Bisnis pada Kamis (4/9/2025). 

    Menurutnya, kehadiran kedua jenis satelit tersebut tidak saling meniadakan. Dia mengatakan dua-duanya bisa jalan beriringan dan saling komplementer. Heru menjelaskan, satelit LEO memiliki kecepatan dan kapasitas lebih tinggi dibandingkan GEO, tetapi membutuhkan ribuan satelit sehingga investasinya besar. 

    Sementara itu, satelit GEO dengan satu unit saja sudah bisa mencakup wilayah Indonesia meski kapasitas dan kecepatannya tidak setinggi LEO.

    “Satelit masih dibutuhkan, baik LEO maupun GEO karena wilayah Indonesia yang luas dan geografisnya membuat tidak semua dapat dijangkau dengan serat optik atau seluler,” katanya.

    Senada, pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menyebut saat ini industri satelit tengah berada dalam masa transisi, dengan tiga konstelasi satelit GEO, LEO, dan Medium Earth Orbit (MEO) yang masih beroperasi dengan kelebihan masing-masing.

    “Saat ini merupakan masa transisi terkait bisnis berbasis teknologi satelit. Ketiga konstelasi satelit, GEO-MEO-LEO, masih berjalan, dengan kelebihan masing-masing,” kata Agung.

    Dia mencontohkan, dari sisi kecepatan transfer data, satelit GEO juga telah mengadopsi teknologi High Throughput Satellite (HTS), salah satunya adalah Satelit Satria. Dengan begitu, perkembangan GEO tetap berkelanjutan di tengah gempuran satelit LEO.

    “Kondisi transisi ini akan mencapai kesetimbangan sekitar 10 tahun ke depan. Kurun waktu ini akan terdapat koeksistensi tiga layanan GEO-MEO-LEO. Ke depan, kesetimbangan dari sisi jumlah masing-masing teknologi,” kata Agung.

    Secara umum, satelit dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan ketinggian orbitnya, yaitu LEO dengan ketinggian 160–1.000 km dari permukaan Bumi, MEO dengan orbit menengah yang banyak dimanfaatkan untuk navigasi seperti GPS, dan GEO yang berada pada ketinggian sekitar 35.780 km sehingga bisa mencakup wilayah yang luas.

    Satelit LEO populer digunakan untuk telekomunikasi dan pencitraan karena orbitnya yang rendah mendukung kualitas gambar resolusi tinggi dan kecepatan tinggi, meski membutuhkan ribuan satelit untuk memastikan cakupan stabil. 

    Beberapa satelit LEO yang cukup dikenal antara lain Starlink milik Elon Musk dan OneWeb. Sementara MEO kerap digunakan untuk navigasi global. Adapun GEO lebih banyak dimanfaatkan untuk telekomunikasi dan pemantauan cuaca karena posisinya yang konstan dari perspektif Bumi.

  • Ternyata Konsumen Kayak Gini yang Beli Mobil Baru Masih Mikirin Harga Bekasnya

    Ternyata Konsumen Kayak Gini yang Beli Mobil Baru Masih Mikirin Harga Bekasnya

    Jakarta

    Masih ada sebagian konsumen Indonesia yang memikirkan harga jual kembali. Berikut ini profil konsumennya.

    Harga jual kembali masih jadi pertimbangan utama bagi sebagian orang Indonesia saat hendak membeli mobil. Bukan tanpa alasan, bagi banyak orang mobil termasuk salah satu investasi. Makanya, saat dijual kembali setidaknya harganya tidak anjlok tajam.

    Pengamat otomotif sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung Yannes Pasaribu mengungkap mereka yang mempertimbangkan harga jual kembali saat membeli mobil umumnya berusia 40 tahun ke atas. Kata Yannes, konsumen tersebut termasuk generasi baby boomers dan juga gen X.

    “Merekalah yang sering kali melihat pembelian kendaraan sebagai aset finansial jangka panjang untuk menjaga stabilitas ekonomi keluarganya,” urai Yannes saat dihubungi detikOto belum lama ini.

    Hal ini juga yang mempengaruhi harga jual kembali mobil-mobil bermesin konvensional masih cukup tinggi di pasaran. Berbeda halnya dengan harga jual kembali mobil listrik bekas yang terjun bebas. Sebab, kebanyakan mereka yang membeli mobil listrik justru tak memikirkan harga jual kembali. Nah konsumen tersebut berasal dari generasi milenial dan gen Z.

    “Gen Y (millennials) dan Gen Z (usia di bawah 40 tahun) mulai mengesampingkannya relatif, dengan hanya 40-50 persen yang menjadikannya prioritas, lebih memilih BEV untuk manfaat lingkungan dan fitur teknologi seperti sistem ADAS yang membuat mengemudi semakin menjadi pengalaman yang menyenangkan, meskipun masih dipengaruhi oleh subsidi pemerintah yang mengurangi beban awal dan meningkatkan daya saing resale di masa depan,” ujar Yannes.

    Kendati demikian, Yannes menyebut harga jual kembali masih akan jadi pertimbangan seseorang sebelum membeli mobil, sekalipun generasi milenilal dan generasi Z ini tak terlalu memikirkannya.

    “Untuk kendaraan ICE, resale value tetap tinggi dan stabil hingga 70-80 persen setelah tiga tahun penggunaan, didukung oleh pasar sekunder yang kuat dan merek-merek Jepang yang mapan seperti Daihatsu, Suzuki, Toyota atau Honda,” tutup Yannes.

    (dry/rgr)

  • Menag Berencana Kembangkan Pesantren Berstandar Cambridge di Tangerang
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 September 2025

    Menag Berencana Kembangkan Pesantren Berstandar Cambridge di Tangerang Nasional 3 September 2025

    Menag Berencana Kembangkan Pesantren Berstandar Cambridge di Tangerang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar berencana untuk mengembangkan pesantren yang mengadopsi kurikulum internasional Cambridge di Pondok Pesantren Al Ikhlas Assalam, Tangerang.
    Nasaruddin menuturkan, Pondok Pesantren Al Ikhlas Assalam ditargetkan mengadopsi kurikulum Cambridge sehingga para santri dapat memperoleh standar mutu global.
    “Penerapan standar Cambridge penting agar santri memiliki daya saing global,” ujar Nasaruddin dalam keterangannya, saat memberikan sambutan dalam Dzikir dan Doa Bersama untuk Negeri di Ponpes Al Ikhlas Assalam, Selasa (2/9/2025) lalu.
    Dengan kurikulum internasional tersebut, kata Menag, lulusan pesantren tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga siap melanjutkan pendidikan ke universitas mancanegara tanpa hambatan bahasa maupun standar akademik.
    “Kami bercita-cita menjadikan Ponpes Al Ikhlas terbaik di Tangerang. Nantinya Madrasah Aliyah di sini akan berstandar Cambridge, sehingga santri tidak perlu lagi jauh-jauh tes bahasa Inggris hanya untuk sekolah ke luar negeri,” ungkapnya.
    Nasaruddin menuturkan, ada perbedaan mendasar antara madrasah dan sekolah umum.
    Menurutnya, sekolah umum adalah tempat mencari ilmu dari guru, sedangkan madrasah merupakan tempat mencari ilmu Allah melalui guru sebagai perantara.
    “Kalau di sekolah, proses belajar hanya sekadar transfer ilmu. Tapi di madrasah, ada tazkiyah atau pembersihan diri sebelum ta’lim (belajar). Itulah sebabnya, ilmu yang diperoleh santri lebih barokah,” tegasnya.
    Dia mencontohkan, para guru madrasah sebelum mengajar biasa memulai dengan doa, shalat sunah, membaca Al-Fatihah, dan niat tulus agar ilmu yang disampaikan membawa keberkahan bagi para santri.
    Saat ini, menurut Menag, banyak lulusan madrasah yang berprestasi di perguruan tinggi ternama.
    “Sarjana teladan di UGM, ITB, maupun Unisma Malang ternyata banyak dari kalangan anak madrasah yang hafal Al-Qur’an,” jelasnya.
    Ia berharap kehadiran Ponpes Al Ikhlas Assalam nantinya dapat menjadi pusat kaderisasi generasi berilmu sekaligus berakhlak.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.