Institusi: IPB

  • Prabowo Sebut Statistik Keracunan MBG 0,0007 Persen, Berhasil 99,99 Persen

    Prabowo Sebut Statistik Keracunan MBG 0,0007 Persen, Berhasil 99,99 Persen

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto bangga terkait pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Meskipun tercatat ada ribuan anak keracunan, program ini diklaim tetap berhasil.

    “Yang keracunan makan 8 ribu kurang lebih, jadi kalau diambil statistik adalah 0,0007 atau 0,0008. Artinya, program ini 99,99 persen berhasil,” kata Prabowo di Sidang Senat Terbuka UKRI, Sabtu (18/10/2025).

    Menurut Prabowo, statistik ini juga menjadi catatan untuk ke depannya. Dirinya tidak ingin ada lagi kasus keracunan di program MBG karena makanan kurang bagus atau kurang bersih.

    “Kita mau zero error! Zero defect! Walaupun sangat sulit, tapi kita harus,” katanya.

    Sejak diluncurkan pada Januari 2025, Prabowo mengatakan program MBG sudah memberi makan sebanyak 36,2 juta penerima manfaat. Setara dengan memberikan lebih dari 1,4 miliar porsi makanan.

    Program MBG juga menggerakkan ekonomi masyarakat. Total sudah adalah 12.205 dapur dengan masing-masing dapur mempekerjakan 50 orang.

    “Masing-masing dapur menimbulkan 15 supplier makanan di desa. Masing-masing suplier mempekerjakan 5-10 pekerja hingga petani. Saudara-saudara, ini prestasi yang tidak kecil, dan kita dibicarakan di dunia internasional,” kata Prabowo.

    Indonesia juga menjadi salah satu negara yang paling cepat menggulirkan program ini. Bisa menjangkau sekitar 36,2 juta penerima manfaat dalam waktu 1 tahun.

    “Brazil membutuhkan 11 tahun. Ini suatu prestasi dan untuk itu terima kasih kepada Kepala BGN Prof Dadan dari IPB,” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Benarkah Minum Air Kelapa Bisa Cegah Batu Ginjal? Begini Kata Peneliti IPB

    Benarkah Minum Air Kelapa Bisa Cegah Batu Ginjal? Begini Kata Peneliti IPB

    Jakarta

    Batu ginjal merupakan salah satu gangguan paling umum pada sistem kemih. Pakar biomedis, farmasi, dan toksikologi sekaligus dosen di Institut Pertanian Bogor (IPB) Rini Madyastuti Purwono mengungkapkan batu ginjal menempati urutan ketiga gangguan sistem kemih.

    Kasusnya cenderung kambuh dalam lima hingga 10 tahun setelah kejadian pertama.

    “Batu ginjal terbentuk dari penumpukan massa kristal dalam kondisi jenuh yang bertahan lama di dalam sistem kemih. Kristal-kristal ini dapat mengandung berbagai senyawa organik dan anorganik, seperti kalsium, magnesium, fosfat, dan sel-sel luruh,” jelasnya yang dikutip dari laman resmi IPB.

    Menurutnya, kekambuhan kasus ini menjadikan penanganan preventif sebagai langkah yang harus diutamakan. Rini menyebutkan bahwa ukuran batu ginjal yang besar dapat menyebabkan nyeri hebat, bahkan pingsan akibat penyumbatan pada saluran kemih.

    Proses pembentukan batu ginjal atau urolitiasis sangat kompleks, melibatkan ketidakseimbangan antara faktor pemicu. Misalnya seperti hiperkalsiuria, hiperfosfatemia, dan hipomagnesemia, dengan faktor pH urine yang memengaruhi jenis batu yang terbentuk.

    “Lingkungan asam cenderung membentuk batu kalsium oksalat, sementara lingkungan basa memicu pembentukan batu jenis strutive, yang biasanya berkaitan dengan infeksi,” terangnya.

    Lantas, Bisakah Air Kelapa Mencegah Batu Ginjal?

    Dalam sebuah penelitian terbaru, air kelapa terbukti memiliki potensi besar sebagai agen alami untuk mencegah pembentukan batu ginjal. Air kelapa mengandung magnesium, fosfat, kalium, sitrat, dan antioksidan yang berperan aktif dalam menghambat proses nukleasi hingga agregasi kristal pembentuk batu ginjal.

    “Magnesium dalam air kelapa mampu bersaing dengan kalsium untuk membentuk magnesium oksalat yang lebih mudah larut. Fosfat juga membantu membentuk senyawa yang mudah larut, sehingga mencegah kristal membesar,” ujar Rini.

    dr Rini menambahkan bahwa kandungan kalium dan sitrat dalam air kelapa dapat membantu mengubah suasana urine dari asam menjadi basa, yang bermanfaat dalam pencegahan batu ginjal jenis kalsium oksalat. Selain itu, efek diuretik air kelapa meningkatkan volume urine, sehingga mengencerkan konsentrasi mineral pembentuk batu.

    Dalam uji pre-klinis yang dilakukan pada hewan percobaan, pemberian air kelapa secara ad libitum menunjukkan hasil yang signifikan. Parameter seperti kadar Nitrogen Urea Darah (BUN) dan kreatinin menurun, kerusakan nefron lebih rendah, dan tidak ditemukan endapan kristal di tubulus ginjal.

    “Ini merupakan bukti kuat bahwa air kelapa dapat mencegah kekambuhan batu ginjal, terutama bila dikonsumsi secara teratur satu hingga dua cangkir per hari,” kata Rini.

    Selain air kelapa, rebusan daun alpukat juga menunjukkan efek serupa. Ekstraknya bekerja sebagai diuretik dan antioksidan yang membantu mencegah penggumpalan kristal dan memperbaiki jaringan ginjal yang rusak.

    Namun, Rini mencatat bahwa pengelolaan alami hanya efektif untuk pencegahan batu ginjal berukuran kecil.

    “Untuk batu ginjal berukuran besar, penanganannya tetap harus melibatkan prosedur medis seperti operasi atau Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) di rumah sakit,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Opsi Selain Air Kelapa untuk Dikonsumsi Setelah Lari Maraton”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Prabowo Ungkap Rockefeller Institute Puji MBG: Program Ini Jadi Perhatian Dunia
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        18 Oktober 2025

    Prabowo Ungkap Rockefeller Institute Puji MBG: Program Ini Jadi Perhatian Dunia Nasional 18 Oktober 2025

    Prabowo Ungkap Rockefeller Institute Puji MBG: Program Ini Jadi Perhatian Dunia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa sebuah lembaga pemikir kebijakan publik yang berafiliasi dengan State University of New York, Rockefeller Institute, memuji program Makan Bergizi Gratis (MBG)
    Saat menemui Prabowo sekitar seminggu yang lalu, lembaga tersebut menyebut bahwa MBG kini tengah menjadi sorotan dunia.
    Hal ini dikatakannya dalam prosesi sidang senat pengukuhan mahasiswa baru sekaligus wisuda sarjana di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Bandung, Sabtu (18/10/2025).
    “Seminggu yang lalu, saya menerima rombongan dari Rockefeller Institute yang sudah bekerja 100 tahun di bidang pangan, di bidang program anti kelaparan dan anti kemiskinan, dan dia mengatakan program yang sedang dijalankan oleh Indonesia ini menjadi perhatian seluruh dunia,” kata Prabowo dari tayangan YouTube UKRI, Sabtu.
    Perhatian itu tidak terlepas dari ambisi Indonesia menjalankan program tersebut, ketika Brasil membutuhkan waktu 11 tahun untuk mencapai 40 juta penerima.
    Indonesia kata Prabowo, menjadi salah satu yang paling cepat mencapai 36 juta penerima manfaat dalam waktu 1 tahun.
    “Brasil membutuhkan 11 tahun untuk mencapai 40 juta. Kita lakukan dalam satu tahun, ini suatu prestasi yang saya anggap harus kita akui. Dan untuk itu saya terima kasih, hadir di sini Kepala Badan Gizi Nasional Profesor Dadan Hindayana, Profesor dari IPB,” ujar Prabowo.
    Prabowo menyebut, MBG telah mendistribusikan 1,4 miliar menu kepada 36,2 juta penerima.
    Setiap dapur umum pun memperkerjakan 50 orang dan menyerap bahan baku dari desa setempat, sehingga menciptakan 15 supplier makanan di wilayah masing-masing.
    Saat awal pelaksanaan, baru sekitar 77 negara yang mampu membuat program serupa.
    “Waktu kita mulai program MBG, ini baru 77 negara yang melaksanakan. Kita waktu itu kalau tidak salah negara ke-78 atau ke-79, sekarang sudah ada 112 negara dan sebagian besar ikut contoh kita,” jelas Prabowo.
    Kendati demikian, ia ingin menyempurnakan program ini. Ia tidak ingin ada satupun anak-anak yang sakit dan keracunan akibat mengonsumsi MBG.
    Untuk itu, ia sudah memerintahkan semua dapur umum untuk memiliki alat-alat yang terbaik.
    Lalu, membersihkan dan mencuci tangan sebelum menyajikan sebagai upaya penyempurnaan program.
    “Anak-anak sebelum makan cuci tangan yang benar, kalau perlu harus diajarkan bagaimana makan pakai sendok untuk mencegah. Kalau virus bakteri bisa dari mana saja, ini saya highlight ini, karena ini sangat penting,” ujar Prabowo.
    “Kita ini dianggap penjuru (dunia) dianggap contoh, selain berhasil India Indonesia dianggap yang paling berani dan kita sekarang dianggap ya salah satu yang paling cepat mencapai 36 juta penerima manfaat dalam waktu 1 tahun,” sambung Kepala Negara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga Minyak Goreng Diprediksi Naik Segini jika B50 Diterapkan

    Harga Minyak Goreng Diprediksi Naik Segini jika B50 Diterapkan

    Jakarta

    Mandatori biodiesel 50% (B50) atau campuran BBM jenis solar dengan 50% minyak sawit mulai berlaku tahun 2026. Sejalan dengan itu, pemerintah juga menargetkan bisa menyetop impor solar agar tidak memberatkan APBN

    Namun, pemerintah diminta berhati-hati dalam menerapkan kebijakan B50. Terlebih, ada kekhawatiran bahwa harga minyak goreng ikut naik saat kebijakan tersebut berlaku.

    Guru Besar Kebijakan Agribisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Bayu Krisnamurthi memperkirakan harga minyak goreng akan naik sekitar Rp 1.900 per liter. Berlakunya B50 membuat pasokan sawit dialihkan untuk biodiesel.

    “Kemudian yang lain adalah bahwa harga minyak goreng itu akan naik kira-kira sekitar Rp 1.900 per liter,” ujar eks Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) itu dalam Forum Group Discussion di Hotel Borobudur, Jumat (7/10/2025).

    Sementara itu, Tim peneliti Pusat Penelitian Pranata Pembangunan Universitas Indonesia (Pranata UI), Dr Surjadi menekankan pentingnya penerapan kebijakan biodiesel nasional secara terukur, adaptif, dan berbasis data ilmiah guna memperkuat agenda transisi energi hijau pemerintah.

    “Penelitian kami, merekomendasikan agar seluruh pemangku kepentingan dalam industri ini mempertimbangkan seksama kapasitas produksi sawit nasional, daya saing ekspor, dan kesejahteraan petani agar manfaat program ini terasakan secara menyeluruh,” kata Dr Surjadi.

    Indonesia saat ini merupakan produsen dan konsumen minyak sawit (CPO) terbesar di dunia, dengan produksi mencapai 48,2 juta ton atau 54% dari pasokan global, serta luas areal perkebunan sekitar 16,8 juta ha.

    Namun, produksi 2025 diproyeksikan hanya mencapai 49,5 juta ton, sementara implementasi mandatori B50 menuntut peningkatan kapasitas produksi minyak sawit nasional sekitar 59 juta ton per tahun guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini menjadi risiko utama dalam mendukung mandatori biodiesel dan daya saing ekspor.

    Simulasi menunjukkan bahwa penerapan mandatori biodiesel B50 dapat menghasilkan penghematan devisa impor solar sebesar Rp 172,35 triliun, namun berpotensi menekan ekspor CPO hingga Rp 190,5 triliun, angka yang justru lebih besar dari penghematan impor.

    “Kondisi ini berisiko mengurangi surplus neraca perdagangan, menekan cadangan devisa, dan memengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah. Penurunan ekspor mendorong harga CPO naik, bahkan kerap lebih mahal dari minyak nabati lain seperti kedelai, dengan selisih harga mencapai lebih dari US$ 100 per ton,” terang dia.

    Sementara negara importir utama seperti India mulai mengalihkan permintaan ke minyak kedelai dan bunga matahari, sehingga impor CPO Indonesia diperkirakan turun ke titik terendah sejak 2019/2020. Kenaikan mandatori biodiesel dari B40 ke B50 berpotensi untuk meningkatkan harga minyak goreng domestik hingga 9%,

    Lalu mendorong harga Tandan Buah Segar (TBS) naik sekitar Rp 618 per kilogram, seiring meningkatnya permintaan minyak sawit untuk bahan baku biodiesel. Namun, di balik potensi keuntungan tersebut, kebijakan B50 juga menimbulkan beban fiskal baru karena kebutuhan subsidi yang semakin besar untuk menjaga keekonomian program biodiesel.

    Kenaikan tarif pungutan ekspor Crude Palm Oil (CPO) justru menekan harga TBS di tingkat petani. Peningkatan tarif sebesar 1% diperkirakan menurunkan harga TBS sekitar Rp 333 per kilogram.

    Bahkan, untuk mendanai pelaksanaan B50, jika tarif ekspor dinaikkan lebih jauh hingga 15,17% dari sebelumnya 10%, tekanan terhadap harga TBS bisa mencapai Rp1.725 per kilogram. Dampak ini paling berat dirasakan oleh petani swadaya yang memiliki posisi tawar lemah dalam rantai pasok sawit.

    (ily/rrd)

  • Kemendag: Kajian perubahan kebijakan MinyaKita masih terus dilakukan

    Kemendag: Kajian perubahan kebijakan MinyaKita masih terus dilakukan

    Tangerang (ANTARA) – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut evaluasi terkait harga dan distribusi minyak goreng rakyat atau MinyaKita masih terus dilakukan hingga melibatkan kajian dari perguruan tinggi.

    Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan mengatakan pemerintah tidak berhenti melakukan pembahasan terkait dengan harga MinyaKita yang tidak kunjung turun.

    “Sedang kita review, karena kita juga sedang menggunakan apa namanya, kajian dari IPB dan Unpad (Universitas Padjajaran). Jadi kita berlandaskan kajian itu. Kita melakukan revisi Pemerintah Menteri Nomor 18 Tahun 2024,” ujar Iqbal di ICE BSD, Tangerang, Banten.

    Iqbal mengatakan revisi terkait aturan minyak goreng rakyat tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.

    Menurut dia, perlu kajian yang mendalam untuk menentukan apa yang perlu untuk diubah, baik terkait harga eceran tertinggi (HET) ataupun pola distribusinya.

    “Saya sih maunya secepat mungkin ya, tapi kan kita nggak bisa buru-buru. Kalau misalnya kajiannya nggak ada, kan nanti angkanya ngambil dari langit. Saya juga yang kena nanti,” katanya.

    Terkait dengan harga MinyaKita saat ini, Iqbal mengatakan bahwa harga rata-rata nasional masih berada di Rp16.700 per liter atau berada di atas HET yang ditetapkan sebesar Rp15.700 per liter.

    Namun demikian, terdapat dua provinsi yang harganya berada sesuai HET, yakni Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.

    “Yang sesuai HET di dua provinsi ini konsisten nih sampai sekarang tetap Rp15.700 per liter, itu tercapai di provinsi itu. Yang lain tuh ada yang Rp16.000 per liter, ada yang Rp15.000 sekian gitu. Jadinya itu yang kita evaluasi,” katanya.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cerita Alumni DSC Hadirkan Cat Ramah Lingkungan Melalui COLORE Art & Crafts

    Cerita Alumni DSC Hadirkan Cat Ramah Lingkungan Melalui COLORE Art & Crafts

    Jakarta: Bagi Carolina Ardelia, mendirikan COLORE Art & Crafts bukan sekadar tentang bisnis, melainkan tentang membawa warna alam ke kehidupan sehari-hari. Melalui produk-produk seni dan kegiatan edukatif yang ramah lingkungan, COLORE menghadirkan pengalaman berkarya yang aman, menyenangkan, sekaligus berkelanjutan. 

    Dengan menggunakan pewarna alami dari tanaman, sayuran, dan buah-buahan, Carolina ingin mengembalikan makna kreativitas yang lembut dan penuh kesadaran. “Kami ingin semua orang, terutama anak-anak, bisa berkreasi dengan aman. Karena seni seharusnya tidak hanya indah, tapi juga menyehatkan dan menghargai alam,” ujarnya.

    Kini, COLORE telah menjelma menjadi brand lokal yang dipercaya oleh berbagai institusi. Produk-produknya kini telah masuk ke Kinokuniya, digunakan oleh sekolah-sekolah seperti High Scope dan Playfield School, serta menjadi bagian dari program Birth Beyond dan binaan IPB University.

    Namun, perjalanan Carolina tidak selalu mudah. Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah edukasi pasar. “Banyak orang tua dan sekolah belum memahami kenapa cat ramah lingkungan itu penting. Mereka sering membandingkan harga tanpa melihat nilai kesehatan dan keberlanjutannya,” tuturnya. 

    Untuk menjawab tantangan itu, Carolina memilih bercerita melalui media sosial. Tidak sekadar menjual, dengan kekuatan storytelling ia mengedukasi tentang pentingnya pewarna alami untuk kulit anak.
    Menemukan Momentum dan Komunitas Baru Lewat DSC
    Perjalanan Carolina mencapai titik balik ketika mengikuti Diplomat Success Challenge (DSC) Season 15 tahun 2024. Ia mengaku, DSC membuka banyak pintu: dari networking yang luas, rasa percaya diri yang meningkat, hingga peluang kolaborasi yang datang lebih cepat. 

    “Setelah bergabung dengan DSC dan Diplomat Entrepreneur Network (DEN), semuanya terasa lebih mudah. Saya bisa langsung menjalin kerja sama dengan sesama DEN tanpa proses berlapis, langsung connect karena semangatnya sama,” ujarnya.

    Lebih dari sekadar kompetisi, bagi Carolina, DSC dan DEN adalah ekosistem pembelajaran dan dukungan emosional. “Saya belajar bahwa wirausaha bukan hanya tentang bertahan hidup, tapi tentang memberi makna. DSC dan DEN adalah ruang untuk tumbuh bersama, to make Indonesia better through innovation and kindness,” tutur Carolina lebih banyak.
     

    Ke depan, Carolina berharap DSC dan DEN terus menjadi rumah bagi para wirausaha berdampak. “Saya ingin semakin banyak pengusaha Indonesia yang tumbuh dengan hati, menciptakan dampak nyata, dan berkolaborasi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.”

    Sebagai program kompetisi, inkubasi, dan ekosistem kewirausahaan terbesar di Indonesia, tahun ini, DSC Season 16 hadir dengan semangat baru: “Wujud Sinergi Kolaborasi dan siap menawarkan hibah modal usaha dengan total 2,5 miliar Rupiah. Saat ini DSC Season 16 telah memasuki masa seleksi nasional, dan siap menyambut ide-ide bisnis baru untuk berkolaborasi membangun dampak nyata.  

    Nantikan update DSC Season 16 di www.diplomatsukses.com, dan melalui kanal resmi DSC di media sosial Instagram @diplomatsukses, Facebook Wismilak Diplomat, X @diplomat_sukses, dan YouTube Series di @diplomatsuccess. 

    Jakarta: Bagi Carolina Ardelia, mendirikan COLORE Art & Crafts bukan sekadar tentang bisnis, melainkan tentang membawa warna alam ke kehidupan sehari-hari. Melalui produk-produk seni dan kegiatan edukatif yang ramah lingkungan, COLORE menghadirkan pengalaman berkarya yang aman, menyenangkan, sekaligus berkelanjutan. 
     
    Dengan menggunakan pewarna alami dari tanaman, sayuran, dan buah-buahan, Carolina ingin mengembalikan makna kreativitas yang lembut dan penuh kesadaran. “Kami ingin semua orang, terutama anak-anak, bisa berkreasi dengan aman. Karena seni seharusnya tidak hanya indah, tapi juga menyehatkan dan menghargai alam,” ujarnya.
     
    Kini, COLORE telah menjelma menjadi brand lokal yang dipercaya oleh berbagai institusi. Produk-produknya kini telah masuk ke Kinokuniya, digunakan oleh sekolah-sekolah seperti High Scope dan Playfield School, serta menjadi bagian dari program Birth Beyond dan binaan IPB University.

    Namun, perjalanan Carolina tidak selalu mudah. Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah edukasi pasar. “Banyak orang tua dan sekolah belum memahami kenapa cat ramah lingkungan itu penting. Mereka sering membandingkan harga tanpa melihat nilai kesehatan dan keberlanjutannya,” tuturnya. 
     
    Untuk menjawab tantangan itu, Carolina memilih bercerita melalui media sosial. Tidak sekadar menjual, dengan kekuatan storytelling ia mengedukasi tentang pentingnya pewarna alami untuk kulit anak.

    Menemukan Momentum dan Komunitas Baru Lewat DSC
    Perjalanan Carolina mencapai titik balik ketika mengikuti Diplomat Success Challenge (DSC) Season 15 tahun 2024. Ia mengaku, DSC membuka banyak pintu: dari networking yang luas, rasa percaya diri yang meningkat, hingga peluang kolaborasi yang datang lebih cepat. 
     
    “Setelah bergabung dengan DSC dan Diplomat Entrepreneur Network (DEN), semuanya terasa lebih mudah. Saya bisa langsung menjalin kerja sama dengan sesama DEN tanpa proses berlapis, langsung connect karena semangatnya sama,” ujarnya.
     
    Lebih dari sekadar kompetisi, bagi Carolina, DSC dan DEN adalah ekosistem pembelajaran dan dukungan emosional. “Saya belajar bahwa wirausaha bukan hanya tentang bertahan hidup, tapi tentang memberi makna. DSC dan DEN adalah ruang untuk tumbuh bersama, to make Indonesia better through innovation and kindness,” tutur Carolina lebih banyak.
     

     
    Ke depan, Carolina berharap DSC dan DEN terus menjadi rumah bagi para wirausaha berdampak. “Saya ingin semakin banyak pengusaha Indonesia yang tumbuh dengan hati, menciptakan dampak nyata, dan berkolaborasi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.”
     
    Sebagai program kompetisi, inkubasi, dan ekosistem kewirausahaan terbesar di Indonesia, tahun ini, DSC Season 16 hadir dengan semangat baru: “Wujud Sinergi Kolaborasi dan siap menawarkan hibah modal usaha dengan total 2,5 miliar Rupiah. Saat ini DSC Season 16 telah memasuki masa seleksi nasional, dan siap menyambut ide-ide bisnis baru untuk berkolaborasi membangun dampak nyata.  
     
    Nantikan update DSC Season 16 di www.diplomatsukses.com, dan melalui kanal resmi DSC di media sosial Instagram @diplomatsukses, Facebook Wismilak Diplomat, X @diplomat_sukses, dan YouTube Series di @diplomatsuccess. 

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Guru Besar: Inovasi hijau sawit harus tumbuh dari pimpinan perusahaan

    Guru Besar: Inovasi hijau sawit harus tumbuh dari pimpinan perusahaan

    Jakarta (ANTARA) – Guru Besar Kebijakan Agribisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Bayu Krisnamurthi menegaskan keberhasilan inovasi hijau dalam industri sawit harus tumbuh dari kesadaran pimpinan perusahaan yang menjadikannya budaya korporasi, bukan sekadar slogan atau pencitraan lingkungan semata.

    “Terutama datang dari leadership. Menjadi hijau, menjadi lebih hijau, datang dari leadership, itu jauh lebih kuat dibandingkan yang datang dari eksternal,” katanya dalam diskusi bertajuk “Inovasi Hijau dari Indonesia untuk Dunia”, di Jakarta, Kamis.

    Menurutnya, konsep hijau tidak bisa dimaknai secara sederhana sebagai warna dedaunan, melainkan mencerminkan keberlanjutan yang memperbaiki daya dukung alam dan meningkatkan kapasitas lingkungan secara bertahap dan berkelanjutan.

    Ia menyebut hijau merupakan konsep relatif, bukan absolut, sebab tidak ada perusahaan yang langsung sempurna, melainkan terus bergerak menuju kondisi lebih baik melalui proses inovasi berkelanjutan.

    Inovasi hijau, katanya, adalah perjalanan panjang yang menuntut konsistensi dan komitmen perusahaan agar semangat keberlanjutan menjadi bagian dari kultur kerja, bukan sekadar proyek sementara.

    Budaya perusahaan yang inovatif dan berorientasi hijau dianggap lebih bernilai dibanding produk spektakuler, sebab produk bisa usang, sementara nilai keberlanjutan akan terus hidup dalam sistem perusahaan.

    “Produk bisa sekarang bagus, besok abselet bisa terjadi. Sekarang bagus, besok jadi kuno, biasa. Tapi kalau perusahaan memiliki kultur yang inovatif, terus memikirkan bagaimana menjadi lebih baik, hijau, itu menurut saya akan memiliki kekuatan yang besar,” jelasnya.

    Ia menilai banyak perusahaan awalnya terdorong menerapkan prinsip hijau karena regulasi pemerintah seperti laporan keberlanjutan, tetapi kepemimpinan yang berkesadaran akan mengubahnya menjadi semangat intrinsik perusahaan.

    Bayu menegaskan kepemimpinan berperan penting dalam menumbuhkan semangat hijau, sebab motivasi dari dalam perusahaan akan lebih kuat dan tahan lama dibanding tekanan eksternal seperti regulasi dan pasar.

    Ia juga menilai industri sawit sebenarnya memiliki potensi lebih hijau dibanding sektor lain karena berhubungan langsung dengan alam, meski tetap harus terus berinovasi memperkuat tanggung jawab sosial dan lingkungan.

    Bayu mengingatkan pentingnya sikap proporsional dalam menilai kemajuan, sebab kemajuan kecil dengan hasil nyata lebih berharga dibanding klaim besar tanpa bukti konkret yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.

    Menurutnya, perusahaan harus lebih fokus pada aksi nyata seperti penghijauan dan pemberdayaan masyarakat sekitar pabrik dibanding sekadar melakukan kampanye besar yang tidak memberi dampak langsung.

    Ia menegaskan bahwa inovasi hijau tidak bisa berjalan sendiri, karena hijau sejatinya adalah ekosistem kehidupan yang saling terhubung dan hanya bisa tumbuh melalui kerja sama lintas sektor dan disiplin.

    Kolaborasi antara industri, akademisi, peneliti, dan media dinilai menjadi kunci membangun ekosistem inovasi yang berdaya guna, sebab tidak ada satu pihak pun yang mampu menciptakan perubahan sendirian.

    Baginya, keberhasilan inovasi hijau tidak diukur dari skala proyek, tetapi dari sejauh mana manfaatnya dirasakan oleh manusia, lingkungan, dan komunitas lokal yang menjadi bagian dari rantai nilai perusahaan.

    “Saya bilang gini, mana lebih baik? Lima kali seminar tentang penghijauan atau nanam pohon lima batang? Nanam kan? Walaupun cuma lima batang. Menurut saya semangat itu juga bisa dibawakan pada perusahaan,” kata Bayu.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BWPT dorong kolaborasi industri-akademisi perkuat inovasi hijau sawit

    BWPT dorong kolaborasi industri-akademisi perkuat inovasi hijau sawit

    Jakarta (ANTARA) – PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mendorong kolaborasi antara industri dan akademisi untuk memperkuat inovasi hijau nasional, terutama dalam pengembangan teknologi berkelanjutan di sektor kelapa sawit ramah lingkungan.

    CEO BWPT Henderi Djunaidi menegaskan pentingnya kolaborasi antara industri dan akademisi dalam memperkuat inovasi hijau sektor kelapa sawit agar memberi dampak lingkungan dan sosial yang lebih luas.

    “Inovasi hijau harus menjadi bagian integral dari strategi bisnis. Melalui riset, teknologi, dan kolaborasi lintas generasi, kita dapat menghadirkan perubahan yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Henderi dalam diskusi bertajuk Inovasi Hijau dari Indonesia untuk Dunia, di Jakarta, Kamis.

    Dia menyampaikan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk menghadirkan solusi berkelanjutan, di mana industri dan akademisi saling melengkapi dalam penelitian, penerapan teknologi, dan pengembangan praktik ramah lingkungan.

    Menurutnya, BWPT terus mendorong pendekatan inovasi hijau melalui riset dan teknologi yang dapat diimplementasikan langsung di lapangan, termasuk pengembangan green black carbon hasil olahan tandan kosong kelapa sawit yang mendapatkan peringkat pertama pada saat sesi SDG Innovation Pitch Showcase: Solutions for Sustainable Business dalam rangkaian agenda UN Global Compact Leaders Summit 2025 di Amerika Serikat.

    Inovasi tersebut tidak hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi, tetapi juga ditujukan untuk memberikan dampak positif terhadap bumi, masyarakat, dan industri lain seperti otomotif, cat, bangunan, serta tinta.

    Henderi menegaskan, semangat kolaborasi harus berangkat dari kesadaran bersama bahwa seluruh pihak merupakan bagian dari ekosistem bumi yang saling terkait dan bertanggung jawab menjaga keberlanjutan lingkungan.

    Ia menambahkan, kerja sama dengan lembaga riset seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi langkah konkret BWPT untuk menjembatani hasil penelitian agar bisa diimplementasikan pada skala industri dengan dampak nyata bagi masyarakat.

    Selain inovasi teknologi, BWPT juga mengajak karyawan untuk turut serta dalam kegiatan lingkungan seperti penanaman mangrove dan pengembangan area konservasi bernilai tinggi (High Conservation Value/HCV) yang kini berkembang menjadi kawasan agrowisata hijau.

    Ia menambahkan diskusi itu juga menjadi ajang kolaboratif bagi pelaku industri, akademisi, dan komunitas lingkungan untuk memperkuat sinergi dalam membangun ekosistem inovasi hijau nasional.

    Baginya Indonesia memiliki modal besar berupa sumber daya alam, talenta muda, serta lembaga riset yang kuat. Namun tantangannya kini bagaimana seluruh pemangku kepentingan dapat bekerja bersama untuk mengubah potensi tersebut menjadi kekuatan nyata.

    Di tempat yang sama, pakar keberlanjutan dan pengelolaan sampah yang juga pendiri Greeneration Indonesia, Waste4Change, dan Ecoxyztem Mohamad Bijaksana Junerosano menyoroti pentingnya memperkuat ekosistem inovasi yang berkesinambungan.

    “Inovasi lingkungan bukan hanya tentang mengurangi emisi, tetapi juga tentang mengubah paradigma bahwa limbah dapat menjadi sumber nilai baru bagi ekonomi hijau,” kata Junerosano.

    Sementara itu, Guru Besar Kebijakan Agribisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Bayu Krisnamurthi menekankan inovasi hijau perlu menjadi bagian dari transformasi sistemik bangsa.

    Menurut Bayu inovasi hijau bukan hanya tentang teknologi baru, tetapi tentang solusi untuk mengatasi masalah dan berkontribusi pada kelestarian kehidupan secara global, tanpa kehilangan akarnya di masyarakat lokal.

    “Itulah sebabnya kita perlu memberi apresiasi atas usaha yang dilakukan EHP (Eagle High Plantations) hari ini,” kata Bayu.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pakar IPB tekankan survei sosial-ekonomi sebelum tunjuk kawasan hutan

    Pakar IPB tekankan survei sosial-ekonomi sebelum tunjuk kawasan hutan

    Jakarta (ANTARA) – Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Mulyanto menekankan pentingnya melakukan survei sosial, ekonomi, dan penguasaan tanah masyarakat sebelum penunjukan kawasan hutan.

    Hal ini senada dengan aturan Undang-Undang No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Namun, saat ini ia menilai praktik penunjukan kawasan hutan masih dilakukan tanpa survei yang menyeluruh.

    “Akibatnya, tanah rakyat, desa, transmigrasi, hingga HGU (hak guna usaha) lama ikut dimasukkan ke kawasan hutan. Ada 30 ribu desa, bahkan tanah transmigran yang sudah bersertifikat masuk kawasan hutan,” kata Budi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    “Itu bukti penetapan kawasan dilakukan serampangan, tidak sesuai UU. Inilah akar persoalan yang membuat lahan sawit masyarakat dan perusahaan tiba-tiba dianggap melanggar,” ujarnya menambahkan.

    Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR Indonesia (Aspekpir) Setiyono juga menyoroti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2025 tentang pengenaan denda administratif di bidang kehutanan.

    Aturan baru ini dinilai membawa konsekuensi tambahan, mulai dari denda yang mencapai Rp25 juta per hektare per tahun hingga perluasan kewenangan Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) yang menimbulkan kekhawatiran terkait kepastian hukum dan iklim investasi. Karena selain didenda, lahan sawit yang dinilai melanggar juga disita.

    Asosiasi meminta pemerintah meninjau ulang aturan tersebut agar tidak merugikan petani sawit dan menjaga masa depan industri sawit nasional di masa depan.

    Ia mengatakan pihaknya telah menghadap Komisi IV DPR RI untuk menyampaikan aspirasinya terkait hal-hal tersebut.

    Selain itu, Setiyono mengatakan sangat mendukung upaya pemerintah dalam memperbaiki tata kelola sawit, dengan catatan, kebijakan yang dilakukan harus adil dan proporsional.

    Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Viral Susu MBG Kebanyakan Air, Pakar IPB: Susu Sapi Segar Kandungan Utamanya juga Air

    Viral Susu MBG Kebanyakan Air, Pakar IPB: Susu Sapi Segar Kandungan Utamanya juga Air

    Jakarta

    Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Epi Taufik buka suara soal ramai susu dengan label Badan Gizi Nasional, hanya memiliki kandungan 30 persen susu, selebihnya didominasi air. Banyak yang mempertanyakan mengapa anak-anak tidak langsung diberikan susu segar.

    Prof Epi menyebut anggapan demikian menandakan masih banyak ketidakpahaman di lingkup masyarakat. Ia mengklaim susu sapi segar saja mengandung 88 persen air dan 12 persen bahan kering yang terdiri dari lemak, protein, laktosa/karbohidrat, dan mineral.

    “Susu sapi segar, terutama yang saat ini mayoritas berasal dari sapi Frisian Holstein (FH), juga susu kambing, dan bahkan ASI (Air Susu Ibu), kandungan utamanya adalah air,” kata Prof Epi dalam keterangannya, Minggu (12/10/2025).

    Tidak heran menurutnya muncul tudingan di media sosial susu yang ada dalam paket menu MBG dimanipulasi, lantaran hanya tercantum susu 30 persen.

    Prof Epi menyebut susu MBG juga sudah mengikuti spesifikasi dari BGN yang juga dilandasi aturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI). Mengacu pada Peraturan BPOM No. 13/2023 tentang Kategori Pangan terutama pada bagian 01.1.2 tentang Susu Cair Plain lain dalam bentuk Susu Lemak Penuh Rekombinasi.

    “Oleh karena itu Susu MBG berbahan baku susu segar minimum 20 persen, ditambah padatan susu dengan kandungan gizi seperti susu segar. Kandungan kalsium tidak kurang dari 15 persen daily value, kadar lemak tidak kurang dari 3 persen, kadar protein tidak kurang dari 2,7 persen, dan kadar karbohidrat dan mineral tidak kurang dari 7,8 persen,” klaimnya.

    Meski begitu, secara presentase Prof Epi menekankan susu segar dalam komposisi susu MBG wajib minimal berada di 20 persen, untuk memastikan kadar gizi tak berkurang.

    “Jadi, bukan berarti jika susu segarnya 20 persen lalu sisanya semua air,” kata dia.

    Hal yang terpenting menurutnya adalah kandungan gizi susu MBG (lemak, protein, laktosa/karbohidrat dan mineral) setara dengan susu segar.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)