Institusi: IPB

  • Program BPJS Hewan Masih Wacana, Kementan Siapkan Payung Hukumnya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Juli 2025

    Program BPJS Hewan Masih Wacana, Kementan Siapkan Payung Hukumnya Megapolitan 5 Juli 2025

    Program BPJS Hewan Masih Wacana, Kementan Siapkan Payung Hukumnya
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Kementerian Pertanian (Kementan) menyambut baik rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov)
    Jakarta
    yang akan menerapkan skema BPJS untuk hewan.
    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Agung Suganda mengatakan, saat ini pemerintah pusat tengah menyiapkan regulasi berupa Peraturan Menteri Pertanian (Permen) sebagai dasar hukum dalam pelaksanaan program tersebut.
    “Standarnya, tentunya kami di pusat sekarang sedang mendorong percepatan Peraturan Menteri Pertanian tentang
    kesejahteraan hewan
    ,” ucap Agung saat ditemui usai menghadiri reuni akbar alumni Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (5/7/2025).
    Agung menilai rencana
    BPJS hewan
    ini sebagai bentuk nyata perhatian Pemprov Jakarta terhadap kondisi kesehatan dan kesejahteraan hewan di wilayahnya. Menurut dia, dukungan juga datang dari DPRD Jakarta.
    “Saya pikir ini perhatian luar biasa ya, tentu kami pemerintah pusat mengapresiasi upaya tersebut. Apalagi DPRD di sana sangat concern dengan ini,” ujar Agung.
    “Yang pasti semua ini dalam konteks upaya kami dalam menjaga hewan memenuhi kaidah kesejahteraan hewan,” imbuhnya.
    Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta menyatakan bahwa wacana BPJS hewan masih dalam tahap kajian awal.
    Kepala Dinas KPKP Jakarta Hasudungan Sidabalok menjelaskan, istilah “BPJS hewan” digunakan secara informal untuk menggambarkan rencana bantuan layanan kesehatan bagi hewan peliharaan, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.
    “Jadi itu masih wacana, masih gagasan. Jadi itu perlu dikaji lebih komprehensif lagi karena banyak sekali pihak yang terlibat,” ujar Hasudungan beberapa waktu lalu.
    Ia mengatakan, konsep tersebut bertujuan memberi subsidi terhadap layanan medis untuk hewan, tidak hanya terbatas pada sterilisasi.
    “Sementara yang kami harapkan itu adalah pelayanan kesehatan. Misalnya pengobatannya, kemudian juga nanti mungkin ada penyuntikan atau operasinya, sesarnya,” ujar Hasudungan.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Guru Besar IPB nilai sektor kelautan dapat jaga ketahanan pangan

    Guru Besar IPB nilai sektor kelautan dapat jaga ketahanan pangan

    Jakarta (ANTARA) – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Dietriech G Bengen menilai sektor kelautan, khususnya subsektor perikanan, bisa menjaga ketahanan pangan nasional sebagai pemasok protein hewani.

    “Dalam periode ketidakstabilan ekonomi, yang sering diiringi oleh ketidakstabilan harga pangan, perikanan dapat berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional,” ucap Dietriech ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, meningkatkan produksi akuakultur dan perikanan tangkap secara berkelanjutan akan menyediakan pasokan reguler dan berkontribusi pada stabilitas harga pangan di pasar domestik.

    Prof Dietriech menyampaikan perluasan produk perikanan yang tidak terbatas pada pengolahan perikanan juga dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dan daya saing.

    Lebih dari itu, komoditas perikanan dan kelautan Indonesia juga ia yakini sangat kompetitif di dunia.

    “Memfasilitasi potensi ekspor udang, tuna, rumput laut, kepiting, dan lainnya dapat menghasilkan devisa yang besar,” kata Dietriech.

    Untuk mencapai hal tersebut, ia menilai perlu adanya peningkatan kualitas produk, menciptakan standar produk agar sesuai dengan standar internasional, dan mengembangkan pasar ekspor.

    Ia menambahkan akses pasar dunia dan pemasaran produk perikanan Indonesia merupakan penentu kemajuan dari sektor tersebut.

    “Laut dapat menjadi fondasi ekonomi Indonesia yang kuat bagi perekonomian Indonesia dalam menghadapi badai gejolak ekonomi,” tuturnya.

    Meskipun demikian, Dietriech juga menyoroti sejumlah tantangan di sektor kelautan Indonesia, antara lain penangkapan ikan ilegal. Tindakan tersebut menyebabkan kerugian dan membahayakan konservasi sumber daya laut.

    “Penegakan hukum yang tegas dan pengawasan yang intensif sangat diperlukan,” ucapnya.

    Pemerintah juga perlu memastikan ketersediaan pelabuhan, cold storage, dan jaringan transportasi yang efisien untuk mendukung rantai pasok.

    Di sisi lain, sektor kelautan juga tidak terlepas dari ancaman perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, Dietriech menegaskan ancaman terhadap ekosistem laut menuntut tindakan konservasi dan mitigasi yang ketat.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Guru Besar IPB: Pemerintah perlu buat peta jalan hilirisasi kelautan

    Guru Besar IPB: Pemerintah perlu buat peta jalan hilirisasi kelautan

    Pemerintah harus membuat roadmap hilirisasi kelautan.

    Jakarta (ANTARA) – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Yonvitner menilai pemerintah perlu membuat peta jalan hilirisasi kelautan yang akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi biru, peringati Hari Kelautan Nasional.

    “Pemerintah harus membuat roadmap hilirisasi kelautan,” ujar Yonvitner ketika dihubungi dari Jakarta, Rabu.

    Melalui peta jalan hilirisasi kelautan, kata dia lagi, pemerintah bisa memetakan sumber daya kelautan yang dimiliki oleh Indonesia, berikut dengan rencana pengembangannya secara bertahap.

    Dalam hal melaksanakan hilirisasi kelautan, Yonvitner menyoroti perlunya kepastian hukum dan usaha, tindakan teknis dalam mengeksekusi hilirisasi, perlindungan kebijakan investasi, hingga mekanisme investasi yang menarik bagi pengusaha.

    “Sebenarnya yang tertarik untuk investasi sampai hilirisasi adalah China, Jepang, maupun Timur Tengah sangat penting bagi Indonesia,” kata Yonvitner.

    Yang negara-negara tersebut butuhkan adalah penguatan pengawasan dalam mengeksekusi pelaksanaan hilirisasi kelautan dari modal yang telah mereka tanamkan.

    “Tapi penguatan bukan menyusahkan,” ujar Kepala Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University itu.

    Pada sisi lain, Ketua Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI) Hendra Wiguna mengatakan Hari Kelautan Nasional merupakan momentum penting bagi pemangku kepentingan untuk mengevaluasi pengelolaan sumber daya alam (SDA) laut dengan bijak.

    Ia mengatakan, Indonesia memiliki potensi kelautan yang sangat besar, baik itu dilihat dari luasan wilayah laut, letak geografis yang berada antara dua samudra dan dua benua, sumber daya alam yang melimpah ruah, dan megabiodiversitas.

    Hendra menilai, potensi ini bisa dikelola dengan baik apabila sumber daya manusia (SDM) juga dipersiapkan dengan matang dan berkelanjutan.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kalau Bukan Mistis, Kenapa Ketindihan Selalu Bikin Merinding? Ada Alasan Neurologisnya

    Kalau Bukan Mistis, Kenapa Ketindihan Selalu Bikin Merinding? Ada Alasan Neurologisnya

    Jakarta

    Banyak orang pernah mengalami sensasi ‘ketindihan’ saat tidur, seolah tubuh tak bisa digerakkan, sulit bernapas, bahkan merasa ada ‘makhluk’ yang menindih. Pengalaman ini sering dikaitkan dengan hal mistis atau supranatural, seperti ketiban jin dan sebagainya.

    Tak sedikit yang menggambarkan momen ini sebagai pengalaman paling menegangkan selama tidur. Salah satunya dialami Permata (25), seorang wakil manajemen di Pekanbaru. Ia mengaku panik dan takut lantaran melihat hantu saat mengalami ‘ketindihan’.

    “Napas jadi ngos-ngosan, tubuh kaku, dan tidak bisa digerakkan,” jelas Permata kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    Ada juga yang merasa mulutnya tak bisa bergerak, bahkan sulit berteriak. Kondisi serupa dialami Dhanu (27), seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan.

    “Awalnya saya bisa melihat sekitar, tetapi tubuh rasanya tidak bisa bergerak. Mau bicara juga tidak bisa, dan badan terasa lemas setelahnya,” kata Dhanu.

    Tak hanya itu, dr Stephanie Rennie Anindita, seorang dokter forensik yang sempat viral karena sering berbagi pengalaman mistis, juga pernah mengalami ‘ketindihan’. Ia mengaku beberapa sosok sempat mencoba berkomunikasi, bahkan diduga sampai ‘melukai’ dirinya.

    dr Stephanie bercerita ia pernah bertemu sosok korban yang mengganggunya hingga bermimpi ‘ketindihan’. Sosok tersebut disebut menampakkan diri dalam mimpi dan meninggalkan bekas kebiruan di tubuhnya saat ia bangun tidur.

    “Ketika dia berkomunikasinya cukup keras sampai waktu saya tidur dia menampakkan di mimpi saya, sampai mencoba bangun, sulit. Waktu itu saya ketindihan dan pagi-pagi saya bangun, kok ada bekas memar di tempat yang tadi dia coba sentuh saya,” cerita dr Stephanie dalam program detikPagi, Jumat (12/5/2023).

    Namun, ia tidak langsung percaya bahwa luka itu disebabkan oleh sosok tersebut. Ia mempertimbangkan kemungkinan adanya faktor non-mistis yang jadi penyebab.

    “Ini ‘kan pengalaman yang tidak bisa dijelaskan, mungkin juga saat saya tidur tidak terasa terkena sesuatu,” jelasnya.

    Sebagai dokter forensik yang sering praktik di kamar jenazah, ia mengakui ada kasus-kasus yang belum bisa dijelaskan secara medis. Meski bukan seorang indigo atau memiliki ‘kelebihan’, dr Stephanie memang sering mengalami kejadian semacam itu, karena menurutnya para korban kerap mencoba berkomunikasi.

    1. Fakta Medis dan Penyebab Ketindihan Saat Tidur

    Adapun fenomena ‘ketindihan’ saat tidur dalam dunia medis dikenal sebagai sleep paralysis dan memiliki penjelasan ilmiah yang jelas. Ahli neurologi sekaligus dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr Yeni Quinta Mondiani, SpN, mengatakan, tidur merupakan proses fisiologis yang berulang, ditandai dengan penurunan kesadaran secara reversibel.

    Ketika seseorang sedang tidur, ia akan mengalami penurunan fungsi kognitif sehingga otak tak bisa merespons penuh terhadap stimulus sekitar.

    dr Yeni mengatakan, siklus tidur manusia terbagi menjadi lima fase, yakni empat fase Non-Rapid Eye Movement (NREM) dan satu fase Rapid Eye Movement (REM). Kelima siklus ini dapat terjadi berulang kali dalam satu siklus tidur.

    “Fase 3 dan 4 NREM dikatakan sebagai fase tidur yang paling dalam. Fase ini berfungsi mengembalikan kesegaran tubuh dan restorasi kondisi tubuh setelah beraktivitas,” jelasnya, dikutip dari laman resmi IPB University, Selasa (1/7/2025).

    Fase Tidur NREM Tahap 1

    Dikutip dari Cleveland Clinic, fase tidur NREM tahap 1 merupakan tahap tidur yang paling ringan. Seseorang memasuki tahap 1 tepat setelah tertidur. Tahap ini biasanya hanya berlangsung beberapa menit, yakni sekitar 5 persen dari waktu tidur. Setelah itu, tidur akan menjadi lebih nyenyak, dan beralih ke fase NREM tahap 2.

    Fase Tidur NREM Tahap 2

    Fase tidur NREM tahap 2 masih merupakan tidur ringan, tetapi lebih dalam dari tahap 1. Pada tahap ini, gelombang otak melambat dan memiliki jeda yang jelas di antara semburan aktivitas listrik yang pendek dan kuat. Para ahli berpendapat, semburan tersebut adalah otak yang mengatur memori dan informasi dari waktu yang dihabiskan saat terjaga.

    Fase tidur NREM tahap 2 mencakup sekitar 45 persen dari waktu tidur, paling lama dari semua tahap. Seseorang akan melalui beberapa putaran tidur NREM tahap 2, dan biasanya, setiap putaran lebih lama dari putaran sebelumnya. Setelah tahap 2, seseorang akan memasuki tahap fase tidur NREM tahap 3 atau REM sleep.

    Fase Tidur NREM Tahap 3 dan 4

    Tahap terdalam dari fase tidur NREM adalah tahap 3 dan 4. Dikutip dari Simply Psychology, periode ini merupakan fase tidur yang paling dalam dan berlangsung selama 20 hingga 40 menit. Pada tahap ini, detak jantung dan pernapasan melambat ke tingkat terendah, sementara otot-otot menjadi sangat rileks, sehingga membangunkan seseorang bisa menjadi sangat sulit.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, pada orang dewasa, tahap ini mencakup sekitar 25 persen dari total waktu tidur. Sementara itu, bayi dan anak-anak membutuhkan porsi lebih besar dari fase tidur NREM tahap 3, sedangkan kebutuhan tahap ini cenderung menurun seiring bertambahnya usia.

    “Fase ini secara fisiologis memiliki ambang yang tinggi untuk terbangun, dan diduga pula sering diasosiasikan dengan berbagai gangguan tidur seperti sleep walking dan sleep terror,” jelasnya dr Yeni.

    Fase Tidur REM

    Fase tidur Rapid Eye Movement (REM) adalah tahap tidur saat sebagian besar mimpi terjadi. Nama fase ini berasal dari gerakan mata yang cepat di balik kelopak mata saat seseorang bermimpi. Selama tidur REM, aktivitas otak terlihat sangat mirip dengan saat tubuh berada dalam kondisi terjaga.

    “Pada fase REM terjadi hambatan sinyal motorik (untuk pergerakan) yang sangat kuat. Hanya sedikit gerakan yang muncul pada fase REM,” tambahnya.

    2. Apa itu Sleep Paralysis?

    dr Yeni menjelaskan, sleep paralysis atau kerap disebut ‘ketindihan’ termasuk dalam jenis gangguan tidur yang disebut parasomnia. Parasomnia adalah keadaan yang ditandai dengan terbangunnya tidur, baik saat awal tidur maupun selama tidur, yang tidak mengubah kualitas maupun kuantitas tidur.

    Ia mendefinisikan sleep paralysis sebagai ketidakmampuan tubuh untuk bergerak saat awal atau akhir tidur, meski kesadaran sudah kembali.

    “Sleep paralysis itu sendiri adalah ketidakmampuan bergerak pada saat awal atau akhir tidur, sementara subjek telah terbangun.”

    Gangguan ini terjadi pada fase REM, yakni ketika seharusnya otot tidak dapat digunakan sementara subjek tertidur.

    “Bahasa mudahnya, pada sleep paralysis, tubuh kita masih pada sleep mode tetapi otak kita sudah aktif,” ujar dr Yeni memberikan analogi.

    3. Penyebab Sleep Paralysis

    Menurut dr Yeni, sleep paralysis umumnya muncul pertama kali pada usia 15 hingga 35 tahun. Kondisi ini dapat muncul secara sporadis dan dipicu oleh sejumlah faktor, seperti:

    kurang tidurstresgangguan kecemasanfaktor keturunankondisi medis seperti narkolepsi

    Selain itu, obat-obatan tertentu hingga gangguan penggunaan zat juga bisa memicu sleep paralysis menurut Cleveland Clinic.

    “Sebagian besar subjek tertidur dengan posisi terlentang dan tidak dapat bergerak, sekalipun napas dan jantung bergerak secara normal. Tiap episode biasanya beberapa detik hingga menit,” paparnya.

    Selama kejadian, seseorang masih memiliki kesadaran terhadap keadaan yang terjadi, sehingga seringkali diikuti perasaan ketakutan, meskipun pada beberapa subjek bisa merasa sangat rileks.

    4. Gejala Sleep Paralysis

    Selama episode sleep paralysis, seseorang bisa menyadari keadaan sekitar, tetapi tak dapat bergerak atau berbicara. Bahkan ada juga yang dapat menggerakkan mata dan bernapas. Selain itu, gejala lain yang mungkin dirasakan, antara lain:

    takutpanikketidakberdayaan

    “Hal ini bisa menyebabkan rasa takut pada subjek. Episode ini dapat berakhir secara spontan,” imbuhnya.

    Sleep paralysis juga dapat memicu halusinasi yang menyeramkan, seperti bayangan hitam, suara aneh, atau perasaan seolah ada sosok di dekat tempat tidur. Kondisi ini dapat meningkatkan rasa takut dan kecemasan, sehingga memicu respons tubuh berupa sensasi merinding.

    “Jadi waktu otot relaksasi maksimal, kita bangun makanya kita ngga bisa gerak. Kadang dibarengi dengan halusinasi,” jelas dokter neurologi yang juga seorang praktisi kesehatan tidur, dr Daniel Thomas Suryadisastra, SpN, RPSGT saat ditemui detikcom di Tangerang, Kamis (19/9/2024).

    5. Penanganan dan Pencegahan Sleep Paralysis

    Penanganan utama, menurut dr Yeni, adalah dengan memperbaiki gaya hidup, antara lain:

    memperbaiki pola tidurmenerapkan sleep hygiene seperti mengatur jam tidur dan bangunmembatasi konsumsi kafeinmembatasi makanan berlemak hingga cepat saji

    “Langkah lain dengan melakukan exercise ringan dan mengatur perangkat elektronik di sekitar kita,” sarannya.

    Jika gejala cukup mengganggu aktivitas harian, ia menganjurkan untuk berkonsultasi ke dokter. “Perlu berobat ke dokter spesialis untuk pemberian obat antidepresan, dan tata laksana untuk penyakit underlying-nya seperti narkolepsi,” pungkasnya.

    (suc/tgm)

  • Atasi Kemiskinan lewat Pendidikan, Pemprov Jateng Kucurkan Beasiswa Rp 17,2 Miliar untuk Anak Miskin
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Juni 2025

    Atasi Kemiskinan lewat Pendidikan, Pemprov Jateng Kucurkan Beasiswa Rp 17,2 Miliar untuk Anak Miskin Regional 28 Juni 2025

    Atasi Kemiskinan lewat Pendidikan, Pemprov Jateng Kucurkan Beasiswa Rp 17,2 Miliar untuk Anak Miskin
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) mengucurkan
    beasiswa
    senilai Rp 17,2 miliar untuk ribuan anak dari keluarga miskin guna menjamin keberlanjutan
    pendidikan
    di Jateng.
    Bantuan pendidikan tersebut diberikan karena Gubernur Jateng
    Ahmad Luthfi
    meyakini bahwa pendidikan merupakan kunci utama dalam mengentaskan
    kemiskinan
    .
    “Di Jawa Tengah, tingkat kemiskinan masih 9,58 persen. Namun, identitas masyarakat bukan hanya berasal dari sandang, pangan, dan papan, melainkan pendidikan sebagai pokok terpenting,” ujarnya melalui siaran pers, Sabtu (28/6/2025).
    Pernyataan tersebut disampaikan Luthfi saat menghadiri acara pelepasan angkatan V Sekolah Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, Sabtu.
    Pada 2025,
    Pemprov Jateng
    telah menyalurkan beasiswa bagi anak tidak sekolah (ATS) yang mencakup 1.100 anak putus sekolah atau rentan putus sekolah di tingkat sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan sekolah luar biasa (SLB).
    Total anggaran yang dikucurkan mencapai Rp 2,2 miliar. Setiap anak menerima bantuan senilai Rp 2 juta. Adapun penerima beasiswa terdiri dari 200 siswa SMA, 893 siswa SMK, dan 7 siswa SLB.
    Selain itu, beasiswa juga diberikan kepada 15.000 siswa dari keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan personal peserta didik dengan total anggaran mencapai Rp 15 miliar.
    Sasaran penerima beasiswa tersebut meliputi 6.000 siswa SMA, 7.000 siswa SMK, dan 2.000 siswa SLB.
    Menurut Luthfi, langkah ini merupakan bagian dari pendekatan sistemik yang tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
    Mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jateng itu juga telah memberikan arahan langsung kepada seluruh kepala daerah di Jateng untuk mendukung inisiatif serupa di daerah masing-masing.
    “Kami memberikan direktif kepada seluruh jajaran bupati dan wali kota untuk mendukung program ini. Jika pendidikan anak-anak kita terjamin, maka secara tidak langsung pengangguran terbuka bisa ditekan,” jelas Luthfi.
    Ia menegaskan bahwa pendidikan yang layak akan membuka peluang kerja dan mengurangi beban sosial ekonomi di masa depan.
    “Begitu seseorang punya pendidikan yang memadai, maka dia memiliki bekal keterampilan dan kesempatan kerja yang lebih baik. Hal ini adalah kunci untuk menekan kemiskinan secara berkelanjutan,” tandas Luthfi.
    Dalam acara pelepasan para siswa, Luthfi mengajak 101 lulusan SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo agar tidak takut bermimpi besar.
    “Saya anak petani, dulu (makan) telur satu dibagi enam. Namun, saya bisa jadi gubernur. Kalian pasti bisa lebih dari saya,” ucapnya.
    Dalam kesempatan itu, Luthfi menyaksikan pelepasan 101 siswa dari berbagai daerah di Jateng, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Madiun Raya. Seluruh siswa tersebut berasal dari keluarga kurang mampu yang tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (desil 1).
    Meski berasal dari latar belakang prasejahtera, para siswa ini berhasil menorehkan prestasi membanggakan. Sebanyak 85 siswa diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) terbaik, 7 siswa di perguruan tinggi luar negeri, 7 siswa di perguruan tinggi swasta ternama, dan 2 siswa di politeknik.
    Salah satu kisah datang dari Esa, siswa asal Purworejo, anak tunggal dari ibu
    single parent
    , yang telah diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada jurusan Proteksi Tanaman.
    “Sekarang sedang proses daftar Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar bisa lanjut kuliah dengan beasiswa,” katanya.
    Kisah inspiratif juga datang dari Daffa Aziz Firmansyah asal Cilacap. Putra seorang petani yang kini menderita strok ini mencuri perhatian karena berhasil diterima di 14 universitas luar negeri, termasuk University of Sydney, Monash University, dan Nanyang Technological University (NTU).
    Melihat pencapaian putranya, ibu Daffa, Suwarti, hanya bisa bersyukur. Sebagai petani, ia tidak pernah mengira buah hatinya mampu melanjutkan pendidikan, bahkan diterima di perguruan tinggi luar negeri.
    Menanggapi prestasi para siswa, Luthfi menekankan bahwa tidak semua orang mampu mengubah garis kemiskinan secara instan.
    Namun, ia percaya bahwa melalui pembiayaan dan pemberian beasiswa, anak-anak dari keluarga prasejahtera kini dapat mengakses pendidikan bermutu dan menunjukkan prestasi.

    Beasiswa
    ini adalah bentuk nyata kolaborasi antara pemprov, pemerintah daerah (pemda), dan masyarakat. Kita berupaya memangkas kemiskinan dari sektor pendidikan,” ujar Luthfi.
    Senada dengan Luthfi, Ketua CT Arsa Foundation Anita Ratnasari Tanjung menyatakan bahwa sekolah ini lahir dari semangat untuk memutus rantai kemiskinan.
    “Cikal bakal kami dari tsunami. Kala itu, kami menyekolahkan anak-anak asal Aceh dan Medan. Kemudian pada 2010 kami mulai mendirikan sekolah. Saat ini, sudah berdiri 147 sekolah dan masjid. Atas dasar itu, CT Arsa ditunjuk sebagai percontohan sekolah rakyat,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Spesies Baru Tumbuhan Homalomena Chikmawatiae Ditemukan di Riau, Ini Ciri-Cirinya – Page 3

    Spesies Baru Tumbuhan Homalomena Chikmawatiae Ditemukan di Riau, Ini Ciri-Cirinya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Tim peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bersama para ahli taksonomi, menemukan spesies tumbuhan baru dari famili Araceae atau dikenal juga sebagai aroid.

    Spesies unik ini ditemukan di Provinsi Riau, Sumatra, dan diberi nama Homalomena chikmawatiae. Demikian seperti dikutip dari situs resmi BRIN, Jumat (27/6/2025).

    Penamaan spesies baru ini merupakan bentuk penghormatan atas dedikasi dan kontribusi besar Prof. Dr. Tatik Chikmawati dari IPB University dalam pengembangan ilmu biosistematika tumbuhan di Indonesia.

    Muhammad R. Hariri, seorang peneliti dari PRBE BRIN, menjelaskan Homalomena chikmawatiae memiliki kemiripan morfologi dengan tumbuhan dari genus Furtadoa.

    Ciri khasnya terletak pada daun yang berbentuk perisai (peltate) dan bagian steril (appendix) yang cukup besar pada spadix, yaitu bagian bunga majemuk berbentuk tongkol.

    Lebih lanjut, penelitian filogenetik yang mendalam, menggunakan analisis sekuen ITS (Internal Transcribed Spacer), mengungkapkan bahwa genus Furtadoa bersifat polifiletik. Artinya, anggota-anggota genus tersebut tidak memiliki nenek moyang bersama yang tunggal.

    Berdasarkan temuan ini, seluruh spesies tanaman yang sebelumnya masuk dalam genus Furtadoa kini direklasifikasikan ke dalam genus Homalomena.

  • Job Fair Dianggap Solusi Instan, Pakar Ketenagakerjaan IPB University Ingatkan Desain Strategis dan Inklusif

    Job Fair Dianggap Solusi Instan, Pakar Ketenagakerjaan IPB University Ingatkan Desain Strategis dan Inklusif

    PIKIRAN RAKYAT – Job fair atau bursa kerja kerap dianggap solusi instan dalam menjawab tantangan pengangguran. 

    Namun, dosen Ekonomi Ketenagakerjaan IPB University, Dr Tanti Novianti, menilai job fair tidak akan berdampak nyata jika tanpa desain yang strategis, inklusif, dan terintegrasi dengan program ketenagakerjaan yang lebih luas.

    Dr Tanti mengatakan, selama ini job fair atau bursa kerja menjadi salah satu strategi pemerintah untuk mempertemukan pencari kerja dengan pemberi kerja. Kegiatan ini umumnya rutin digelar oleh dinas tenaga kerja daerah, bekerjasama dengan kampus, maupun pihak swasta sebagai ajang rekrutmen massal.

    Tujuan utama job fair adalah menjembatani ketidakseimbangan informasi antara pencari kerja dan perusahaan, sehingga perusahaan dapat menemukan kandidat sesuai kebutuhan. 

    Dari sisi pencari kerja, mereka bisa mendapatkan lowongan sesuai kualifikasi mereka. Dengan demikian, secara ideal, sebuah job fair dirancang sebagai solusi mismatch tenaga kerja.

    Namun di lapangan, job fair kerap kali hanya menjadi tempat menampung surplus pencari kerja daripada benar-benar menjawab kekurangan tenaga kerja di industri. 

    “Job fair lebih kepada solusi jangka pendek, bukan obat mujarab pengangguran,” ujar Dr Tanti.

    Ia mengusulkan agar job fair bersifat tematik, berfokus pada industri tertentu, bisa menjadi solusi. Dari sisi desain acara, job fair nasional sering tidak memiliki fokus sektor atau kualifikasi yang jelas, sehingga profil pelamar yang datang tidak sesuai kebutuhan industri.

    “Karena itu, desain penyelenggaraan job fair harus berbasis data, baik dari sisi pasar kerja maupun profil penganggur,” tambahnya.

    Dr Tanti yang saat ini menjadi Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama, dan Pengembangan Sekolah Bisnis IPB University menjelaskan, job fair tidak akan menyelesaikan masalah pengangguran tanpa dibarengi penciptaan investasi dan peluang kerja baru. 

    Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi kuat antara pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, dan perguruan tinggi.

    Dalam perencanaan strategis, kata Dr Tanti, penyelenggaraan job fair harus melihat jauh ke depan, bukan sekadar formalitas. Perencanaan harus mempertimbangkan analisis kebutuhan, simplifikasi birokrasi, dan integrasi dengan pelatihan vokasi hingga kebijakan investasi tenaga kerja.

    Dari segi pelaksanaan, job fair harus inklusif dan produktif bagi semua pihak. Kehadiran fasilitas seperti wawancara on-site, konseling karier, dan talkshow inspiratif menjadi nilai tambah. 

    Aksesibilitas bagi penyandang disabilitas juga penting, termasuk adanya kurasi lowongan kerja yang nyata dan sesuai kebutuhan industri.

    Keterlibatan industri sejak tahap perencanaan dianggap kunci penting. Pemerintah disarankan bermitra dengan asosiasi seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin), serta mengoptimalkan regulasi seperti wajib lapor lowongan kerja.

    “Peluang kerja sebaiknya masuk dalam sistem bursa kerja nasional,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, job fair seharusnya tidak berdiri sendiri, tetapi mesti terintegrasi dengan pelatihan tenaga kerja berbasis kebutuhan industri. 

    Dr Tanti mencontohkan model dual-track di Jerman dan pelatihan intensif di perusahaan-perusahaan Jepang sebagai praktik baik yang bisa ditiru.

    Pemanfaatan teknologi turut menjadi perhatian utama. Platform digital dan penggunaan big data serta AI matching mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan job fair. Teknologi juga memudahkan segmentasi peserta dan pengelolaan acara.

    Segmentasi peserta, menurut Dr Tanti, perlu diperjelas. Misalnya, untuk lulusan SMK dan fresh graduate yang angka penganggurannya tinggi, serta kelompok disabilitas yang membutuhkan akses dan lowongan kerja khusus.

    “Job fair idealnya menjadi pintu masuk ke pelatihan lanjutan dan pendampingan kerja, bukan hanya mengumpulkan lamaran,” katanya. (*)

  • Banyuwangi Luncurkan Sunwangi, Beras Biofortikasi dengan Nutrisi Tinggi Pertama di Indonesia – Page 3

    Banyuwangi Luncurkan Sunwangi, Beras Biofortikasi dengan Nutrisi Tinggi Pertama di Indonesia – Page 3

    Ekosistem Sunwangi merupakan kolaborasi multipihak mulai dari pemerintah, akademisi, praktisi, perbankan, swasta, dan petani.

    Pemkab sebagai orkestrator, Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai pengembang benih biofortifikasi dan mitra riset; Pandawa Agri Indonesia (PAI) penyedia inovasi dan teknologi pertanian regeneratif, Danone Indonesia sebagai mitra keberlanjutan dan pemenuhan gizi, Bulog sebagai off-taker nasional, Bank Indonesia sebagai pendukung pembiayaan inklusif, serta ratusan petani sebagai pelaku utama.

    Selama proses budi daya, para petani didampingi oleh tim teknis PAI melalui pendekatan PPAI Teknologi yang mencakup intervensi di 10 tahapan budi daya padi. Pendekatan ini membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi penggunaan input, dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

    Selain itu, budi daya Sunwangi mengusung prinsip Low Carbon Agriculture, sehingga rendah emisi, ramah lingkungan, dan menghasilkan produk akhir yang memiliki dampak positif terhadap pencegahan stunting pada bayi.

     

    (*)

  • Masa Depan Pertanian RI Ada di Tangan Generasi Muda dan Mahasiswa

    Masa Depan Pertanian RI Ada di Tangan Generasi Muda dan Mahasiswa

    JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan masa depan pertanian Indonesia berada di tangan generasi muda dan mahasiswa yang diyakini mampu membawa inovasi serta semangat baru bagi sektor pertanian nasional dengan pendekatan teknologi.

    “Kalau kita ingin berdaulat pangan maka kampus dan anak muda harus turun langsung. Jadilah pelopor, bukan penonton,” kata Mentan dalam arahannya pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-18 Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor, Jawa Barat, dikutip Antara, Rabu, 25 Juni.

    Mentan menyampaikan pentingnya peran generasi muda dalam implementasi transformasi pertanian Indonesia dari sistem tradisional menuju pertanian modern yang berbasis teknologi dan inovasi.

    “Pertanian hari ini bukan lagi soal cangkul dan lumpur. Ini tentang teknologi, riset, dan inovasi. Mahasiswa harus menjadi lokomotif perubahan,” ujar Mentan sebagaimana keterangan di Jakarta.

    Ia menegaskan cara mengungkit untuk nilai tambah dari sektor pertanian guna mendukung perekonomian nasional adalah dengan bentuk hilirisasi komoditas pertanian.

    “Semua produk kita yang paling besar dan paling dahsyat adalah pertambangan dan pertanian. Dan pertanian ini yang bisa memimpin masa depan bangsa Indonesia. Dan mahasiswa disini bisa memimpin Indonesia ke depan,” tutur Amran.

    Oleh karena itu, menurut Amran forum tersebut bukan hanya digunakan menjadi ajang konsolidasi gerakan mahasiswa secara nasional, tetapi juga ruang refleksi kolektif atas peran strategis generasi muda dalam menyongsong masa depan pertanian yang lebih maju dan bisa diwujudkan untuk Indonesia.

    “Konsistensi kuncinya. Konsistensi kebijakan bukan untuk pribadi tapi untuk negara. Skema investasi dalam budidaya dan industri hilir pertanian berdasarkan potensi sumberdaya dimana total investasi Rp371 triliun, dimana masyarakat dan anak muda lebih besar porsinya,” jelas Amran.

    Mentan mengaku membuka pintu yang lebar untuk melakukan kolaborasi sehingga Munas itu menjadi momentum strategis membangkitkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya inovasi dalam memperkuat sektor pangan nasional.

    “BEM sebagai aktor perubahan diharapkan mampu menjembatani riset kampus dengan kebutuhan masyarakat di lapangan, salah satunya dengan hilirisasi,” tegas Amran.

    Sementara itu Rektor IPB, Prof. Arief Satria menambahkan mahasiswa sebagai generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan di masa mendatang melalui berbagai inovasi.

    Dibutuhkan berbagai level kepemimpinan untuk mampu melakukan perubahan di masa mendatang.

    “Yang pertama adalah self leader, memimpin diri sendiri. Semua orang sudah menjadi pemimpin. Yang kedua adalah lead others, memimpin orang lain. Inilah yang sekarang ini kita lakukan,” ujar Arief di depan para peserta Munas BEM SI yang hadir.

    Level ketiga adalah lead change, yaitu memimpin perubahan, termasuk institusi dan organisasi. Dan level keempat yakni lead the future, memimpin masa depan.

    Senada dengan itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Brian Yuliarto menekankan pentingnya mahasiswa sebagai penggerak budaya riset dan teknologi dalam mendukung inovasi termasuk di sektor pertanian.

    Menurutnya, BEM perlu menjadi lokomotif budaya baru berbasis ilmu pengetahuan, riset, dan teknologi sebagai fondasi hilirisasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan dan mandiri.

    “Kampus harus bergandengan tangan dengan industri, atau bahkan melahirkan industri. Aktivis mahasiswa harus menjadi contoh, dengan menguasai sains dan teknologi,” kata Brian.

  • Masa depan pertanian RI di tangan pemuda dan mahasiswa

    Masa depan pertanian RI di tangan pemuda dan mahasiswa

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Mentan: Masa depan pertanian RI di tangan pemuda dan mahasiswa
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 24 Juni 2025 – 23:23 WIB

    Elshinta.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan masa depan pertanian Indonesia berada di tangan generasi muda dan mahasiswa yang diyakini mampu membawa inovasi serta semangat baru bagi sektor pertanian nasional dengan pendekatan teknologi.

    “Kalau kita ingin berdaulat pangan maka kampus dan anak muda harus turun langsung. Jadilah pelopor, bukan penonton,” kata Mentan dalam arahannya pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-18 Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor, Jawa Barat, Selasa.

    Mentan menyampaikan pentingnya peran generasi muda dalam implementasi transformasi pertanian Indonesia dari sistem tradisional menuju pertanian modern yang berbasis teknologi dan inovasi.

    “Pertanian hari ini bukan lagi soal cangkul dan lumpur. Ini tentang teknologi, riset, dan inovasi. Mahasiswa harus menjadi lokomotif perubahan,” ujar Mentan sebagaimana keterangan di Jakarta.

    Ia menegaskan cara mengungkit untuk nilai tambah dari sektor pertanian guna mendukung perekonomian nasional adalah dengan bentuk hilirisasi komoditas pertanian.

    “Semua produk kita yang paling besar dan paling dahsyat adalah pertambangan dan pertanian. Dan pertanian ini yang bisa memimpin masa depan bangsa Indonesia. Dan mahasiswa disini bisa memimpin Indonesia ke depan,” tutur Amran.

    Oleh karena itu, menurut Amran forum tersebut bukan hanya digunakan menjadi ajang konsolidasi gerakan mahasiswa secara nasional, tetapi juga ruang refleksi kolektif atas peran strategis generasi muda dalam menyongsong masa depan pertanian yang lebih maju dan bisa diwujudkan untuk Indonesia.

    “Konsistensi kuncinya. Konsistensi kebijakan bukan untuk pribadi tapi untuk negara. Skema investasi dalam budidaya dan industri hilir pertanian berdasarkan potensi sumberdaya dimana total investasi Rp371 triliun, dimana masyarakat dan anak muda lebih besar porsinya,” jelas Amran.

    Mentan mengaku membuka pintu yang lebar untuk melakukan kolaborasi sehingga Munas itu menjadi momentum strategis membangkitkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya inovasi dalam memperkuat sektor pangan nasional.

    “BEM sebagai aktor perubahan diharapkan mampu menjembatani riset kampus dengan kebutuhan masyarakat di lapangan, salah satunya dengan hilirisasi,” tegas Amran.

    Sementara itu Rektor IPB, Prof. Arief Satria menambahkan mahasiswa sebagai generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan di masa mendatang melalui berbagai inovasi.

    Dibutuhkan berbagai level kepemimpinan untuk mampu melakukan perubahan di masa mendatang.

    “Yang pertama adalah self leader, memimpin diri sendiri. Semua orang sudah menjadi pemimpin. Yang kedua adalah lead others, memimpin orang lain. Inilah yang sekarang ini kita lakukan,” ujar Arief di depan para peserta Munas BEM SI yang hadir.

    Level ketiga adalah lead change, yaitu memimpin perubahan, termasuk institusi dan organisasi. Dan level keempat yakni lead the future, memimpin masa depan.

    Senada dengan itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Brian Yuliarto menekankan pentingnya mahasiswa sebagai penggerak budaya riset dan teknologi dalam mendukung inovasi termasuk di sektor pertanian.

    Menurutnya, BEM perlu menjadi lokomotif budaya baru berbasis ilmu pengetahuan, riset, dan teknologi sebagai fondasi hilirisasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan dan mandiri.

    “Kampus harus bergandengan tangan dengan industri, atau bahkan melahirkan industri. Aktivis mahasiswa harus menjadi contoh, dengan menguasai sains dan teknologi,” kata Brian.

    Sumber : Antara