Institusi: Institut Pertanian Bogor

  • Kabar Duka Ekonom Indonesia Sekaligus Stafsus Jokowi, Arif Budimanta Meninggal Dunia – Page 3

    Kabar Duka Ekonom Indonesia Sekaligus Stafsus Jokowi, Arif Budimanta Meninggal Dunia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kabar duka telah meninggal dunia Ekonom Indonesia sekaligus Staf Khusus Bidang Ekonomi Era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Arif Budimanta pada hari ini, Sabtu (6/9/2025).

    Kabar duka Arif Budimanta meninggal dunia disampaikan langsung oleh pihak keluarga.

    “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Dengan penuh duka cita, kami mengabarkan bahwa ayah kami, Bapak Arif Budimanta, telah berpulang ke Rahmatullah pada hari ini, 6 September 2025, pukul 00.06 WIB di Jakarta,” tulis informasi dari pihak keluarga, Sabtu (6/9/2025).

    Menurut informasi keluarga, Arif Budimanta dibawa ke rumah duka di wilayah Rawamangun, Jakarta Timur.

    “Mohon doa dari Bapak/Ibu/Saudara sekalian agar beliau diampuni segala dosanya, dilipatgandakan amal baiknya, dilapangkan kuburnya, serta diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” tulis pihak keluarga.

    “Atas nama keluarga, kami mengucapkan terima kasih atas doa dan perhatian yang diberikan, serta memohon maaf atas segala kesalahan kami. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak/Ibu/Saudara sekalian,” tutup informasi dari pihak keluarga.

    Untuk diketahui, Arif Budimanta Sebayang merupakan seorang ekonom di Indonesia. Ia lahir di Medan, Sumatera Utara (Sumut) pada 15 Maret 1968.

    Dalam karier politiknya, Arif Budimanta Sebayang pernah menjadi Anggota DPR RI periode 2009-2014 dari PDI Perjuangan. Lalu, ia juga sempat menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Stafsus Jokowi).

    Latar pendidikannya, Arif Budimanta Sebayang menyelesaikan pendidikan sarjananya di Institut Pertanian Bogor dengan mengambil jurusan Ilmu Tanah pada tahun 1990.

    Selanjutnya, ia menempuh pendidikan Program Pasca Sarjana di Universitas Indonesia dengan mengambil konsentrasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lulus pada 1996.

    Kemudian, pada 2006, Arif Budimanta Sebayang meraih gelar doktor dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

    Hingga kemudian pada tahun 2015, Arif melanjutkan studi mengenai keuangan di University of Chicago, Senior Executive Program di Harvard Business School, serta ASEAN-ROK Next Generation Opinion Leaders Program yang diselenggarakan oleh The Korea Foundation.

     

    Direktur Eksekutif Megawati Institut Arif Budimanta meluncurkan buku yang diselesaikannya selama delapan tahun.

  • Bappenas harap program Sapi Merah Putih dapat dukung MBG

    Bappenas harap program Sapi Merah Putih dapat dukung MBG

    Sapi yang dikembangkan akan diarahkan untuk bisa menyediakan susu yang mungkin bisa mendukung program besar dari pemerintahan yang sekarang ada, yaitu pembagian Makan Bergizi Gratis

    Jakarta (ANTARA) – Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Leonardo A. A. Teguh Sambodo mengharapkan kerja sama dengan PT Moosa Genetika Farmindo berupa kolaborasi program Sapi Merah Putih dapat mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Menurutnya dalam Media Briefing Peluncuran Sapi Merah Putih di Gedung Bappenas Jakarta Kamis, kerja sama yang dimaksud merupakan kolaborasi program yang dirancang untuk memperkuat industri sapi perah Indonesia dengan fokus pada sistem peternakan rakyat.

    Program ini bertujuan untuk mengembangkan sapi perah yang lebih produktif dan tangguh terhadap kondisi tropis, dengan memanfaatkan plasma nutfah lokal yang telah beradaptasi.

    “Sapi yang dikembangkan akan diarahkan untuk bisa menyediakan susu yang mungkin bisa mendukung program besar dari pemerintahan yang sekarang ada, yaitu pembagian Makan Bergizi Gratis,” ujarnya.

    Dalam kesempatan tersebut, dia menerangkan bahwa kerja sama pihaknya dengan PT Moosa guna memastikan transformasi ekonomi yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 bisa dilaksanakan.

    Dalam lima tahun ke depan, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2030, pemerintah memiliki tiga target besar. Mulai dari meningkatkan pertumbuhan ekonomi menuju delapan persen, mengentaskan kemiskinan ekstrem 0 (nol) persen, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

    Apa yang diupayakan melalui kolaborasi Bappenas dan PT Moosa disebut mengarah pada sasaran trisula pembangunan ini.

    Melalui program Sapi Merah Putih, Teguh menginginkan adanya peningkatan produksi susu yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan para peternak susu

    “Apabila kita menggunakan inovasi dari PT Moosa Genetika Farmindo, maka tidak saja menyelesaikan masalah peningkatan kualitas SDM yang akan disasar melalui MBG, namun juga akan menurunkan kemiskinan. Karena kita tahu 80 persen produksi susu diproduksi oleh petani skala kecil,” ungkapnya.

    Secara khusus, Bappenas mengharapkan input dari sektor pertanian bisa ditingkatkan, salah satunya melalui peningkatan kualitas dari benih dan bibit.

    Apabila dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia berada di peringkat 76 dalam produksi susu sapi segar dengan total 837,2 ribu ton, di bawah negara tetangga seperti Vietnam maupun Thailand. Dengan Malaysia, total produksi Indonesia lebih tinggi, tetapi masih kalah dalam hal produktivitas sapi perah yang masih berada di posisi 209 di antara seluruh negara.

    Konsumsi susu di Indonesia sendiri terus meningkat hingga sekitar 4,5 juta ton per tahun. Namun, produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 20 persen atau sekitar 0,9 juta ton, sehingga 80 persen sisanya dipenuhi oleh impor.

    Adapun populasi sapi perah nasional saat ini sekitar 540 ribu ekonomi yang 80 persen di antaranya berasal dari peternakan rakyat, dengan produktivitas rata-rata 10-12 liter per ekor per hari, jauh di bawah potensi optimal.

    Karena itu, kolaborasi Bappenas dengan PT Moosa dan juga Institut Pertanian Bogor (IPB) diharapkan dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain seperti India yang sudah memulai perbaikan genetika sapi di era 1970-an, Amerika Serikat (AS) pada 1945, dan Tiongkok saat dasawarsa 1980. Dengan begitu, produksi susu dapat ditingkatkan seiring kemajuan dalam sektor peternakan sapi.

    “Ini menjadi satu golden momentum bagi Indonesia, melalui inovasi dari PT Moosa Genetika Farmindo untuk bisa mewujudkan golden vision dari Indonesia tahun 2045,” kata Teguh.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: M. Tohamaksun
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Anomali Stok Beras, Tertinggi Sepanjang Sejarah tetapi Harga Melonjak

    Anomali Stok Beras, Tertinggi Sepanjang Sejarah tetapi Harga Melonjak

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap stok beras  per Agustus 2025 mencapai 4,2 juta ton, yang merupakan tertinggi dalam sejarah Indonesia. Namun, di balik stok beras melimpah faktanya harga makanan pokok warga Indonesia itu melambung hampir di seluruh wilayah. 

    Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap harga beras di sejumlah wilayah makin mahal. Jumlah wilayah yang mengalami kenaikan harga terus bertambah setiap pekannya. 

    BPS mencatat sebanyak 200 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga beras pada pekan ketiga Agustus 2025.

    Sementara itu, pada pekan kedua Agustus 2025, sebanyak 193 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga beras. Padahal pada pekan pertama Agustus 2025, sebanyak 191 kabupaten/kota. Kondisi ini terjadi di tengah melimpahnya stok beras di bulog. 

    Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan kenaikan harga beras yang melampaui harga eceran tertinggi (HET) terjadi imbas adanya kesalahan tata kelola perberasan nasional.

    Andreas juga menjelaskan, meski stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Perum Bulog melimpah tak bisa mengendalikan harga beras di pasar. Sebab, lanjut dia, stok tersebut hanya menumpuk di gudang.

    “Ya karena terjadi kesalahan tata kelola. Stok Bulog sekali lagi tidak mencerminkan apapun ya. Karena apa? Karena stok Bulog kan tidak dipakai, hanya ditumpuk saja. Bagaimana bisa mengendalikan harga?” jelas Andreas saat dihubungi Bisnis, Senin (25/8/2025).

    Berdasarkan catatan Bisnis, hingga 24 Agustus 2025, sebanyak 3,91 juta ton stok CBP telah dikuasai Bulog. Adapun, jutaan stok ini untuk mendukung kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah kepada Perum Bulog.

    Ilustrasi beras

    Adapun, bantuan pangan beras yang digelontorkan pemerintah mencapai 360.000 ton dan beras SPHP sebanyak 1,3 juta ton. Di sisi lain, lanjut Andreas, realisasi beras SPHP masih belum optimal sehingga belum berdampak pada harga beras.

    Di samping itu, Andreas menyebut melambungnya harga beras juga dipengaruhi ramainya penggilingan padi yang tak beroperasi alias tutup. Dia menuturkan bahwa tutupnya penggilingan padi ini lantaran mereka takut untuk menjalankan usaha.

    “Penggilingan-penggilingan ditakut-takuti, malah sekarang ada isu petani juga ditekan harganya. Jadi sekarang ini suasana perberasan di nasional ini sangat tidak nyaman,” ujarnya.

    Alhasil, Andreas menyampaikan kondisi ini membuat stok beras di pasar mengalami penurunan. Dia menjelaskan, jika beras di pasar turun, maka harga beras akan terkerek.

    Di sisi lain, Andreas menilai harga beras akan tetap merangkak seiring dengan gelontoran bantuan pangan dan SPHP yang relatif lebih rendah dibandingkan kebutuhan konsumsi selama satu bulan.

    “Tidak mempengaruhi, tidak berdampak. Karena yang digelontorkan kecil. Sehingga harga beras tetap sesuai dengan hukum pasar. Stok dipasar banyak atau sedikit. Kalau stok dipasar sedikit, harga naik. Apalagi pengilingan-pengilingan pada tutup,” tuturnya.

    Untuk itu, Andreas menyarankan agar pemerintah segera memperbaiki tata kelola perberasan nasional dan membaca sinyal harga beras.

    Senada, Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai alasan harga beras masih naik lantaran penyaluran beras SPHP yang belum berjalan optimal. Khudori menuturkan bahwa operasi pasar SPHP belum berjalan efektif.

    Harga Beras

    Diketahui, harga beras medium di zona 1, yang mencakup wilayah Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi, naik 1,1% dibandingkan dengan Juli 2025.

    Secara umum, rata-rata harga beras medium di zona 1 mencapai Rp14.005 per kilogram, atau berada di atas harga eceran tertinggi (HET) di level Rp12.500.

    Harga rata-rata beras medium tertinggi di zona 1 terjadi di kabupaten Bolaang Mongondow Timur yang mencapai Rp17.952 per kilogram.

    Harga beras premium di zona 1 juga naik 0,83% menjadi Rp15.437 per kilogram, melampaui HET beras premium yang semestinya dipatok Rp14.900 per kilogram. Harga beras premium tertinggi di zona 1 mencapai Rp19.851 per kilogram di Kabupaten Wakatobi.

    Berikutnya, rata-rata harga beras medium di zona 2, juga naik 1,49% dibanding Juli 2025 menjadi Rp14.872 per kilogram atau berada di atas HET sebesar Rp13.100 per kilogram. Harga beras medium tertinggi di zona ini mencapai Rp19.900 per kilogram di Kabupaten Mahakam Ulu.

    Harga rata-rata beras premium di zona 2 juga terpantau naik 0,97% dibanding Juli 2025 menjadi Rp16.618 per kilogram, atau melampaui HET Rp15.400 per kilogram. Adapun, harga beras premium di zona 2 tertinggi terjadi di Kabupaten Mahakam Ulu yang menyentuh Rp21.500 per kilogram.

    Zona 2 mencakup wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan.

    Kuli mengangkut beras

    Data BPS juga menunjukkan harga rata-rata beras medium dan premium di zona 3, yang mencakup Maluku—Papua, mengalami kenaikan. Harga beras medium dan beras premium di zona 3 masing-masing naik 1,09% dan 0,64% dibandingkan Juli 2025.

    Untuk beras medium, rata-rata harganya mencapai Rp18.899 per kilogram, atau melampaui HET Rp13.500 per kilogram. Adapun, harga beras medium di zona 3 termahal mencapai Rp50.000 per kilogram di Kabupaten Intan Jaya.

    Sementara itu, rata-rata harga beras premium dibanderol Rp20.709 per kilogram atau melampaui HET Rp15.800 per kilogram. Harga beras premium di zona 3 tertinggi mencapai Rp60.000 per kilogram di Kabupaten Intan Jaya.

  • `Indonesia Punya Kamu 2025` digelar guna menginspirasi anak muda

    `Indonesia Punya Kamu 2025` digelar guna menginspirasi anak muda

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    `Indonesia Punya Kamu 2025` digelar guna menginspirasi anak muda
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 25 Agustus 2025 – 19:38 WIB

    Elshinta.com – Program `Indonesia Punya Kamu (IPK) 2025` akan digelar di Graha Widya Wisuda IPB University Selasa (26/8), dengan mengusung tema `Farm the Future: Anak Muda Saatnya Bawa Pertanian ke Next Level` guna menginspirasi anak muda.

    Rektor IPB University Prof Arif Satria di Jakarta Senin, mengatakan bahwa kolaborasi kampus dengan kementerian akan memperkaya wawasan mahasiswa.

    Kegiatan IPK merupakan kolaborasi antara Perum LKBN ANTARA, Garuda TV, Indozone, On Us Asia, dan Institut Pertanian Bogor (IPB University). Kolaborasi lintas media, akademisi, dan institusi ini menegaskan komitmen bersama mendorong keterlibatan generasi muda di sektor-sektor strategis bangsa yang inovatif.

    Adapun sejumlah tokoh nasional dan praktisi hadir sebagai narasumber utama antara lain Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, VP Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi, dan Rektor IPB University Prof Arif Satria.

    Selain itu, kegiatan ini juga menghadirkan pelaku startup pertanian dan teknologi seperti CEO Dibimbing Zaky Muhammad Syah, CEO Healthygo Luvian Wiradharma, CIO Lokatani Sellina Desnawati, dan CEO PlusTik Reza Hasfinanda.

    Satria juga menyampaikan bahwa kehadirannya di acara ini bukan hanya memberikan ruang dialog dan inspirasi, tetapi juga menunjukkan peran IPB sebagai rumah besar inovasi dan pendidikan pertanian yang selalu siap mendukung lahirnya generasi muda kreatif, adaptif, dan berdaya saing global di bidang-bidang strategis nasional lainnya.

    Dengan menghadirkan narasumber nasional dan membuka ruang diskusi langsung dengan mahasiswa, dia berharap kegiatan ini mampu memperkuat sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan generasi muda dalam menghadapi tantangan pembangunan bangsa.

    Direktur Utama Garuda TV Fahmi M. Anwari menyebutkan, acara tersebut merupakan upaya untuk mengajak generasi muda menatap pertanian secara modern, berbasis teknologi, dan berdaya saing global.

    “Kehadiran Indonesia Punya Kamu ini merupakan bentuk nyata dukungan media dalam mendorong peran generasi muda untuk terus bergerak maju dan menghadirkan inovasi di berbagai bidang, khususnya pertanian,” ujarnya.

    Dia menyebutkan, gelar wicara ini bertujuan untuk memberikan wawasan bagi mahasiswa mengenai isu-isu strategis bangsa, mulai dari pengendalian penduduk, pembangunan keluarga, hingga pemerataan pembangunan melalui program transmigrasi.

    Rangkaian “Indonesia Punya Kamu 2025” berisi gelar wicara (talk show) dan dialog inspiratif, sekaligus menghadirkan Your Voice Matters sebagai wadah aspirasi mahasiswa, Anchor Hunt untuk menjaring talenta baru di bidang media, job fair, serta penampilan musik hiburan.

    Adapun rencananya kegiatan IPK akan digelar di enam kampus terkemuka di Indonesia.

    Dengan dukungan sponsor utama Pertamina New and Renewable Energy, PNM, AlamTri, dan Telkomsel, acara ini menghadirkan gerakan kolaboratif untuk menumbuhkan kesadaran sekaligus mengajak anak muda berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.

    Sumber : Antara

  • BI Papua Barat kembangkan pertanian digital jaga stabilitas pangan

    BI Papua Barat kembangkan pertanian digital jaga stabilitas pangan

    Manokwari (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Papua Barat mengembangkan teknologi pertanian berbasis digital atau digital farming guna meningkatkan produktivitas petani sekaligus menjaga stabilitas harga pangan di daerah.

    Deputi BI Perwakilan Papua Barat Arif Rahadian di Manokwari, Kamis, mengatakan program itu dikemas dalam Pelatihan Usaha Tani Berkualitas (PETATAS) yang menerapkan good agriculture practices atau praktik pertanian yang baik.

    “Melalui Petatas, kami melatih petani menggunakan teknologi tepat guna, termasuk mekanisasi berbasis Internet of Things (IoT) untuk memantau cuaca, hingga kecerdasan buatan (AI) dalam pengelolaan lahan,” ujar dia.

    Ia mengatakan BI bekerja sama dengan peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengembangkan model bisnis dan teknologi pertanian yang bisa direplikasi oleh petani di berbagai wilayah.

    Departemen Inklusi Keuangan dan Hijau BI pusat, sudah membuat berbagai macam penelitian model bisnis yang memang bisa direplikasi di daerah.

    “Salah satunya adalah ‘digital farming’, sehingga kita dorong penerapannya di Papua Barat melalui sejumlah proyek percontohan untuk mengukur efektivitas teknologi tersebut dalam meningkatkan hasil panen,” katanya.

    Menurut dia, inovasi ini akan membantu mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah yang kerap memicu fluktuasi harga akibat cuaca dan biaya logistik tinggi.

    Berdasarkan data BI, inflasi Papua Barat pada Juli 2025 tercatat 1,2 persen month-to-month (mtm), meningkat dibanding Juni sebesar 0,58 persen, dipicu kenaikan harga komoditas hortikultura akibat curah hujan tinggi.

    Namun, tingkat inflasi tahunan (year-on-year), inflasi di Papua Barat sebesar 0,43 persen, jauh di bawah target nasional 2,5 persen lebih kurang 1 persen.

    “Angka ini rendah, tapi tetap perlu diwaspadai. Inflasi yang terlalu rendah berisiko menahan investasi dan melemahkan pertumbuhan ekonomi,” kata Arif.

    Pengendalian inflasi memerlukan sinergi seluruh pihak melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), sekaligus mendorong masyarakat untuk menjadi produsen pangan, bukan hanya konsumen, katanya, menegaskan.

    Pewarta: Ali Nur Ichsan
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo Juga Beri Amnesti ke Ongen yang Terjerat UU ITE karena Hina Jokowi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Agustus 2025

    Prabowo Juga Beri Amnesti ke Ongen yang Terjerat UU ITE karena Hina Jokowi Nasional 3 Agustus 2025

    Prabowo Juga Beri Amnesti ke Ongen yang Terjerat UU ITE karena Hina Jokowi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI
    Prabowo Subianto
    memberikan amnesti kepada
    Yulianus Paonganan
    atau
    Ongen
    yang terjerat dalam kasus pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (
    UU ITE
    ) terkait penghinaan terhadap Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (
    Jokowi
    ).
    Menteri Hukum Supratman Andi Agtas mengatakan, sebanyak 1.178 narapidana memenuhi syarat menerima amnesti, termasuk Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP
    Hasto Kristiyanto
    yang terjerat kasus suap dan perintangan penyidikan, serta Yulianus Paonganan terkait kasus pelanggaran UU ITE yang berkaitan dengan penghinaan terhadap Presiden Jokowi.
    “Kalau amnesti itu jumlahnya 1.178, karena ada ketambahan salah satunya adalah Pak Hasto (Sekjen PDIP) dan yang kedua ada atas nama Yulianus Paonganan atas kasus ITE terkait penghinaan terhadap kepala negara,” kata Supratman dalam konferensi pers Jumat (1/8/2025).
    Supratman mengatakan, 99 persen data penerima amnesti berasal dari Kementerian Imigrasi dan Permasyarakatan (Imipas).
    Narapidana yang menerima amnesti terdiri dari kasus penggunaan narkotika, pelaku makar tanpa senjata di Papua, orang dengan gangguan jiwa, penderita paliatif, disabilitas dari sisi intelektual, dan faktor usia.
    “Kemudian tadi yang saya sebutkan Dr. Yulianus Paonganan dan Pak Hasto Kristiyanto,” ujarnya.
    Pada 18 Desember 2025, Badan Reserse Kriminal Polri menetapkan Yulianus Paonganan selaku pemilik akun @ypaonganan, sebagai tersangka kasus penyebaran konten pornografi.
    Yulianus melalui akun Facebook dan juga Twitter miliknya menyebarkan sebuah foto Presiden Joko Widodo yang duduk bersama artis Nikita Mirzani.
    Di dalam foto itu terdapat tulisan #papadoyanl*e. Kalimat yang menjadi tagar itu kemudian dituliskan Yulianus sebanyak 200 kali.
    Kalimat itulah yang dianggap polisi mengandung unsur pornografi.
    Yulianus, atau yang biasa dipanggil Ongen, pun dijerat dengan Pasal 4 ayat (1) huruf a dan e Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
    Dia juga dijerat Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
    Atas perbuatannya itu, Yulianus diancam hukuman penjara minimal enam tahun atau maksimal 12 tahun serta denda minimal Rp 250 juta atau Rp 6 miliar.
    Sejumlah media massa mengabarkan bahwa Yulianus adalah seorang dosen Institut Pertanian Bogor (IPB). Namun, IPB langsung membantahnya.
    Berdasarkan penelusuran
    Kompas.com
    , di laman Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terdapat nama Yulianus Paonganan.
    Pria ini tercatat sebagai dosen tetap di Universitas Nusa Cendana, Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan program studi Biologi.
    Di dalam riwayat pendidikan yang tercantum dalam situs itu, Yulianus meraih gelar sarjana di Universitas Hasanuddin pada tahun 1997.
    Dia kemudian meraih gelar master di IPB pada tahun 2000.
    Di Universitas Nusa Cendana, Yulianus diketahui mengajar pada tahun 2006-2009 dengan sejumlah mata kuliah, seperti Biologi Laut, Ekologi Hewan, Limnologi, Planktonologi, dan Biostatistik.
    Dia juga sempat menjadi anggota staf Menteri Perhubungan pada periode 2009-2010.
    Selain aktif mengajar, Yulianus juga diketahui menciptakan pesawat tanpa awak (drone).
    Di laman Facebook miliknya terdapat sejumlah foto kegiatan Yulianus ketika tengah merakit drone.
    Ada pula foto pria kelahiran Batusitanduk, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 10 Juli 1970, itu saat bersama perwira-perwira TNI Angkatan Laut dengan drone.
    Selain menciptakan drone, Yulianus dalam media sosialnya juga mencantumkan bahwa dirinya seorang pimpinan redaksi di Maritime Media Group.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sekilas Definisi dan Cara Atasi Penyakit Patek Antraknosa pada Tanaman Cabai

    Sekilas Definisi dan Cara Atasi Penyakit Patek Antraknosa pada Tanaman Cabai

    Dikutip dari laman Digitani, dikelola Institut Pertanian Bogor (IPB), dijelaskan bahwa patek atau antraknosa adalah penyakit yang sering menyerang tanaman cabai, disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici. 

    Penyakit ini dapat menyerang hampir semua bagian tanaman, termasuk ranting, cabang, daun, dan buah, baik pada fase vegetatif (perkecambahan) maupun fase generatif (pembuahan). Gejala umumnya terlihat pada buah, berupa bercak melingkar cekung dengan warna cokelat di pusatnya dan cokelat muda di sekeliling lingkarannya.

    Cara mengatasi dan mencegah penyakit ini adalah sebagai berikut: 

    1. Gunakan bibit yang sehat dan bebas dari infeksi antraknosa.

    2. Bersihkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dan buang jauh dari area kebun.

    3. Disinfeksi alat-alat pertanian setelah digunakan untuk mencegah penyebaran cendawan.

    4. Hindari over-irigasi dan pastikan sistem irigasi tidak menyebarkan penyakit antar tanaman.

    5. Lakukan pemeriksaan rutin pada tanaman untuk mendeteksi gejala awal dan ambil tindakan segera jika ditemukan tanda-tanda penyakit.

     Tanaman cabai diharapkan dapat terhindar dari kerusakan akibat penyakit patek dengan langkah-langkah tersebut.

     

  • Tidak Semua Makanan Ultra Proses Itu Buruk bagi Kesehatan, Ini Penjelasan Ahli Pangan IPB

    Tidak Semua Makanan Ultra Proses Itu Buruk bagi Kesehatan, Ini Penjelasan Ahli Pangan IPB

    JAKARTA – Selama ini, makanan ultra proses sering mendapat stigma negatif sebagai penyebab masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit metabolik lainnya.

    Padahal, tidak semua makanan yang masuk kategori ini layak dicap buruk. Banyak produk ultra proses yang justru berperan penting dalam peningkatan gizi, ketahanan pangan, bahkan kemudahan distribusi nutrisi di masyarakat modern.

    Prof. Purwiyatno Hariyadi, Guru Besar dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dalam acara Temu Ilmiah Nasional Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) 2025 yang berlangsung di Jakarta mengatakan, pelabelan negatif secara menyeluruh terhadap pangan ultra proses bisa menyesatkan dan perlu ditinjau kembali.

    “Seringkali makanan ultra proses dianggap tidak sehat, padahal sebenarnya tidak bisa disamaratakan. Ada produk ultra proses yang bernilai gizi tinggi dan bermanfaat, tergantung pada formulasi dan komposisinya,” jelas Prof. Purwiyatno.

    Mengacu pada sistem klasifikasi NOVA yang dikembangkan oleh peneliti dari Universitas São Paulo, Brasil, makanan ultra proses didefinisikan sebagai produk olahan yang mengandung bahan-bahan industri seperti pemanis buatan, perisa sintetis, pengemulsi, pewarna, dan bahan tambahan lain yang tidak umum ditemukan dalam dapur rumah tangga. Beberapa contoh umumnya meliputi soda, biskuit, makanan beku, sereal manis, dan camilan kemasan.

    Makanan tersebut memang sering kali dilengkapi kandungan gula, garam, pengental, perasa hingga pewarna yang membuatnya semakin tampak menarik untuk dicicipi. Alasan inilah yang membuat imej dari makanan ultra proses memiliki kandungan nutrisi rendah hingga dicap buruk bagi kesehatan. 

    Faktanya, kata Prof. Purwiyatno, tak semua makanan ultra proses memiliki nilai gizi yang buruk dan penilaian klasifikasi NOVA tersebut masih memiliki kelemahan karena terlalu menyamaratakan kategori bahan baku makanan. 

    Hal ini dapat dilihat dari produk pangan seperti daging nabati yang banyak dikonsumsi vegetarian dan vegan. Makanan tersebut masuk ke dalam kategori ultra proses, meski pun kandungan nutrisinya cukup lengkap dan bisa menjadi sumber protein nabati yang baik.

    “Kita perlu meninjau ulang sistem NOVA agar tidak membingungkan masyarakat. Misalnya daging alternatif ini, padahal dari sisi gizi, dampak lingkungan itu banyak nilai positifnya, tapi itu dimasukkan dalam kelompok makanan ultra proses tapi sehingga kondisinya disalahpahami sebagai makanan tidak sehat, padahal jelas-jelas lebih bermanfaat,” ujar Prof. Purwiyatno.

    Selain itu bisa dilihat juga dari produk seperti protein bar, susu protein dan lain sebagainya. Sebagian besar makanan seperti itu diproses sedemikian rupa. Tapi apakah kandungan whey, kasein, dan beberapa nutrisi yang didapat dari proses pengolahan tertentu juga dapat dinilai buruk? 

    Ia menekankan, alih-alih hanya melihat metode pengolahannya, masyarakat sebaiknya lebih fokus pada kualitas nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Masyarakat juga perlu lebih teliti sebelum membeli dan mengonsumsi makanan, terutama dalam kemasan. 

    Salah satu contoh paling sederhana adalah ketika melihat makanan dengan kadar gula, garam dan lemak trans yang tinggi. Ketiga bahan ini tentu saja memberi dampak buruk bagi kesehatan yang sudah semestinya dibatasi. 

    “Makanan ultra proses saat ini pun sudah menjadi bagian yang penting dari pangan di era masa kini. Kalau tidak diproses, kita tidak bisa menikmati apa yang bisa kita makan saat ini. Saya rasa ini adalah bagian dari inovasi dari industri pangan,” pungkasnya.

  • Pertamina Apresiasi 11 Universitas Pemenang TOP Pertamuda Tahun 2021-2024

    Pertamina Apresiasi 11 Universitas Pemenang TOP Pertamuda Tahun 2021-2024

    Jakarta

    Pertamina memberikan apresiasi ‘5 Years of Impact Award’ kepada 11 perguruan tinggi pemenang TOP Pertamuda Tahun 2021-2024, dalam peluncuran program Pertamina Goes To Campus (PGTC) 2025 pada Kamis,10 Juli 2025, di Graha Pertamina.

    Pertamuda adalah kompetisi ide bisnis untuk mahasiswa yang diadakan oleh Pertamina, bertujuan untuk memperluas implementasi SDGs (Sustainable Development Goals) dan inovasi pada sektor energi, mendorong perusahaan rintisan di Indonesia untuk meningkatkan dan memberikan peluang bagi Startup untuk bertemu dengan akses permodalan. Kegiatan ini terbuka bagi seluruh mahasiswa aktif Perguruan Tinggi seluruh Indonesia.

    Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza mengajak seluruh komponen akademisi, yang merupakan partner Pertamina di kampus, serta para mahasiswa-mahasiswi, untuk bersemangat membangun solusi bagi masa depan energi Indonesia.

    “Mudah-mudahan pada saatnya nanti, akan tercipta talenta di bidang energi, yang akan meneruskan perjuangan kami dalam aspek leadership energi di tanah air,” jelas Oki dalam keterangan tertulis, Jumat (11/7/2025).

    Corporate Secretary Pertamina, Arya Dwi Paramita mengatakan Pertamuda Seed and Scale, di tahun 2025 ini telah memasuki tahun kelima penyelenggaraan, sekaligus menjadi salah satu kompetisi kewirausahaan mahasiswa yang terbesar dan paling konsisten di Indonesia.

    “Sejak tahun 2021 lebih dari 10.000 peserta dari 696 Perguruan Tinggi telah berpartisipasi dari jumlah tersebut 140 Finalis, berhasil menuju ke tahap demoday dan mendapatkan dana pembinaan senilai total Rp 1,6 Miliar. Lebih dari sekedar kompetisi, Pertamuda telah membuka lahirnya inisiatif-inisiatif baru untuk generasi muda yang kini mulai berkembang secara nyata,” ujar Arya

    Ia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kolaborasi yang terjalin antara Pertamina dengan para peserta yaitu mahasiswa-mahasiswi serta jajaran akademisi di tingkat Perguruan Tinggi.

    Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan, PGTC merupakan program tahunan Pertamina sebagai wadah pemberdayaan generasi muda untuk berorientasi menjawab tantangan energi berkelanjutan.

    “Melalui Program PGTC, Pertamina berikan dampak positif untuk generasi muda untuk berprestasi melalui Inovasi dan karya,” tambah Fadjar.

    Penerima apresiasi salah satunya adalah Universitas Indonesia. Business Development & Partnership Universitas Indonesia, Ferie Budiansyah berharap semoga program PGTC menjadi salah satu kanal penghubung antara inovasi dan riset yang dihasilkan universitas dan industri khususnya pertamina group dan semoga program Pertamuda memiliki dampak bagi kemajuan bangsa.

    Sebagai informasi, apresiasi diberikan kepada Perguruan Tinggi ITB (Institut Teknologi Bandung), ⁠ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), IPB (Institut Pertanian Bogor), UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Brawijaya, ⁠⁠⁠Universitas Sumatera Utara, Universitas Indonesia,⁠⁠ Universitas Airlangga,⁠⁠ Universitas Sebelas Maret, UGM ⁠(Universitas Gadjah Mada), dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

    5 Years of Impact Award adalah bagian dari kegiatan Special Edition Pertamuda Seed and Scale 2025. Pada pelaksanaan kelima kalinya, PT Pertamina (Persero) memberikan apresiasi khusus kepada 11 kampus asal TOP Pertamuda 2021 -2024 karena telah konsisten, berkontribusi dan mendorong lahirnya mahasiswa yang menjadi TOP 3 Pertamuda.

    (ega/ega)

  • Profesor IPB Diabadikan Jadi Nama Tanaman Berdaun Unik

    Profesor IPB Diabadikan Jadi Nama Tanaman Berdaun Unik

    Jakarta

    Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB University), Prof Tatik Chikmawati resmi diabadikan namanya sebagai nama ilmiah spesies tumbuhan baru dari famili Araceae (aroid). Spesies baru tersebut berhasil ditemukan oleh tim peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Provinsi Riau.

    Tumbuhan ini dinamai Homalomena chikmawatiae sebagai bentuk penghormatan terhadap Prof Tatik atas kontribusinya dalam pengembangan ilmu biosistematika tumbuhan di Indonesia.

    Mengutip laman IPB University, Prof Tatik Chikmawati merupakan Guru Besar IPB University di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Peraih gelar doktor di bidang Plant Science dari University of Missouri, Amerika Serikat tersebut, aktif mengampu berbagai mata kuliah dan membimbing mahasiswa S1, S2, dan S3.

    Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal internasional Webbia: Journal of Plant Taxonomy and Geography, Volume 80(1), halaman 99-104, April 2025, dengan judul ‘Nomenclatural Changes and New Species in Malesian Homalomena (Araceae)’ (Irsyam et al, 2025).

    “Paper tersebut ditulis oleh dua alumni IPB University di bawah bimbingan saya waktu mengambil S2 di IPB, yaitu penulis pertama Arifin SD Irsyam dan terakhir Muhammad R Hariri,” cerita Prof Tatik saat diwawancara.

    Keunikan Homalomena chikmawatiae

    Prof Tatik mengungkapkan bahwa tanaman ini memiliki berbagai keunggulan baik dari sisi estetika maupun fungsi ekologis.

    “Homalomena chikmawatiae ini perawatannya sangat minim, cocok untuk pemula, dan sangat baik sebagai tanaman hias indoor. Daunnya unik, dengan warna kontras dan tulang daun yang mencolok seperti lukisan,” jelasnya.

    Menurut Prof Tatik, tanaman ini mudah dibudidayakan karena memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Ia lebih menyukai cahaya redup atau naungan dan tidak membutuhkan penyiraman berlebih.

    “Cukup ditanam di tanah yang tidak subur pun sudah bisa tumbuh. Ini tentu menghemat biaya dan tenaga perawatan,” katanya.

    Habitat alaminya ditemukan di daerah berbatu, miring, dan agak teduh menandakan tanaman ini tidak cocok untuk area terbuka yang terkena sinar Matahari langsung secara intens.

    Potensi di bidang kesehatan

    Selain sebagai tanaman hias, Homalomena chikmawatiae juga diyakini memiliki potensi besar dalam bidang kesehatan dan industri. Diketahui bahwa tanaman-tanaman dari keluarga Homalomena sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional, khususnya untuk mengobati pembengkakan dan infeksi karena kandungan metabolit sekundernya yang bersifat antibakteri.

    Homalomena rubescens, misalnya, dapat membantu membersihkan udara dari polutan. Nampu (Homalomena occulta) spesies yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk perawatan punggung dan lutut karena memiliki kandungan kimia seperti saponin, flavonoid, dan tanin, juga dipasarkan sebagai suplemen herbal untuk menjaga kesehatan.

    “Selain menyerap polutan, tanaman ini juga berpotensi sebagai agen remediasi udara. Dalam jangka panjang, bisa juga dikembangkan untuk produk kesehatan atau pengobatan. Meski demikian, untuk spesies baru ini, potensi tersebut masih juga harus dikaji lebih dalam secara ilmiah meski masih perlu penelitian lanjutan,” ujar Prof Tatik.

    Prof Tatik, menekankan pentingnya pelestarian spesies melalui pemanfaatan berkelanjutan. Menurutnya, ketika suatu tanaman memiliki nilai guna dan ekonomis, masyarakat akan terdorong untuk membudidayakannya, yang pada akhirnya mendukung pelestariannya.

    “Jika tanaman ini terus dimanfaatkan, baik untuk tanaman hias, obat, atau parfum, masyarakat akan merawatnya. Itulah bentuk pelestarian berbasis kebutuhan,” jelasnya.

    Penemuan Homalomena chikmawatiae bukan hanya memperkaya keragaman flora Indonesia, tetapi juga membuka jalan bagi pemanfaatan tumbuhan lokal yang lestari dan bernilai tinggi secara ekonomi.

    “Kami meneliti bagaimana masyarakat memanfaatkan tumbuhan di sekitar mereka, terutama di daerah terpencil. Dari sana kami saring, lalu diuji di laboratorium dan dipublikasikan. Tinggal bagaimana nanti industri bisa menangkap peluang tersebut,” tutupnya.

    (rns/fay)