Institusi: Institut Pertanian Bogor

  • Viral Susu MBG Kebanyakan Air, Pakar IPB: Susu Sapi Segar Kandungan Utamanya juga Air

    Viral Susu MBG Kebanyakan Air, Pakar IPB: Susu Sapi Segar Kandungan Utamanya juga Air

    Jakarta

    Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Epi Taufik buka suara soal ramai susu dengan label Badan Gizi Nasional, hanya memiliki kandungan 30 persen susu, selebihnya didominasi air. Banyak yang mempertanyakan mengapa anak-anak tidak langsung diberikan susu segar.

    Prof Epi menyebut anggapan demikian menandakan masih banyak ketidakpahaman di lingkup masyarakat. Ia mengklaim susu sapi segar saja mengandung 88 persen air dan 12 persen bahan kering yang terdiri dari lemak, protein, laktosa/karbohidrat, dan mineral.

    “Susu sapi segar, terutama yang saat ini mayoritas berasal dari sapi Frisian Holstein (FH), juga susu kambing, dan bahkan ASI (Air Susu Ibu), kandungan utamanya adalah air,” kata Prof Epi dalam keterangannya, Minggu (12/10/2025).

    Tidak heran menurutnya muncul tudingan di media sosial susu yang ada dalam paket menu MBG dimanipulasi, lantaran hanya tercantum susu 30 persen.

    Prof Epi menyebut susu MBG juga sudah mengikuti spesifikasi dari BGN yang juga dilandasi aturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI). Mengacu pada Peraturan BPOM No. 13/2023 tentang Kategori Pangan terutama pada bagian 01.1.2 tentang Susu Cair Plain lain dalam bentuk Susu Lemak Penuh Rekombinasi.

    “Oleh karena itu Susu MBG berbahan baku susu segar minimum 20 persen, ditambah padatan susu dengan kandungan gizi seperti susu segar. Kandungan kalsium tidak kurang dari 15 persen daily value, kadar lemak tidak kurang dari 3 persen, kadar protein tidak kurang dari 2,7 persen, dan kadar karbohidrat dan mineral tidak kurang dari 7,8 persen,” klaimnya.

    Meski begitu, secara presentase Prof Epi menekankan susu segar dalam komposisi susu MBG wajib minimal berada di 20 persen, untuk memastikan kadar gizi tak berkurang.

    “Jadi, bukan berarti jika susu segarnya 20 persen lalu sisanya semua air,” kata dia.

    Hal yang terpenting menurutnya adalah kandungan gizi susu MBG (lemak, protein, laktosa/karbohidrat dan mineral) setara dengan susu segar.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Kisah UMKM Kuliner asal Padang Sukses Go Global Berkat Pemberdayaan BRI

    Kisah UMKM Kuliner asal Padang Sukses Go Global Berkat Pemberdayaan BRI

    Jakarta

    Menjaga cita rasa menjadi hal penting saat menjalani bisnis di bidang kuliner. Hal inilah yang terus diupayakan Herry Kurniadi, pemilik brand DBFOODS. Sudah lebih dari lima dekade, usaha keluarga di bidang kuliner ini konsisten menjaga cita rasa autentik khas Padang. Dirintis sejak 1969, bisnis rumahan tersebut berhasil bertahan lintas generasi dan semakin berkembang.

    Usaha ini berawal dari dapur sederhana milik keluarga Herry. Setelah lulus dari Institut Pertanian Bogor (IPB), ia melihat peluang besar untuk membawa usaha keluarganya naik kelas agar dapat menjawab kebutuhan pasar yang lebih luas.

    “Ketika lulus kuliah pada tahun 2009, saya melihat peluang bisnis dari modernisasi dan penerapan teknologi pangan pada usaha makanan padang keluarga yang saat itu masih diproduksi secara tradisional. Maka dari itu, saya pilih pulang ke Padang, dan belajar mengolah resep warisan sekaligus memodernisasi proses produksinya,” ujar Herry dalam keterangannya, Senin (6/10/2025).

    Berbekal resep keluarga yang telah diwariskan lintas generasi, Herry kemudian meluncurkan brand DBFOODS dengan produk pertama Dendeng Balado dalam kemasan vacuum pouch. Produk ini sudah dilengkapi dengan Sertifikat Halal dan memiliki masa simpan yang panjang. Hal ini menjadikan produk tersebut praktis untuk dibawa bepergian, dikirim ke seluruh Indonesia, bahkan dijadikan bekal bagi jemaah haji dan umrah di Tanah Suci.

    Tidak berhenti di sana, DBFOODS juga terus berinovasi agar kuliner Padang tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat masa kini. Melalui riset dan pengembangan (R&D), lahirlah varian Dendeng Balado dan Rendang Low Fat pertama di Indonesia yang rendah lemak, kolesterol dan garam.

    Selain itu, DBFOODS juga dikemas secara individual, praktis, dan higienis dan dapat langsung dikonsumsi tanpa perlu dihangatkan. Bahkan, DBFOODS tahan lama hingga 6 bulan di luar kulkas meskipun tanpa bahan pengawet.

    Berkat inovasi tersebut, DBFOODS mampu memperluas jangkauan pasar. Meski saat ini seluruh produksi masih berpusat di Padang dengan dukungan 20 karyawan, produk DBFOODS telah terdistribusi ke berbagai kota seperti Padang, Jakarta, dan Surabaya. Bahkan, produk DBFOODS mampu menembus pasar internasional di Singapura dan Malaysia.

    “Saat ini DBFOODS memproduksi sekitar 140.000 pack Dendeng Balado dan Rendang per tahun, dengan harga Rp30.000 per pack. Omzet DBFOODS saat ini di kisaran Rp4,2 miliar per tahun atau sekitar Rp350 juta per bulan,” papar Herry.

    Ikuti Progra, Pemberdayaan dari BRI

    Meski DBFOODS telah berkembang pesat, Herry terus mencari ruang untuk belajar dan berinovasi. DBFOODS pun mengikuti ajang Pengusaha Muda BRILiaN BRI 2024, yang diikuti oleh ribuan pengusaha muda dari seluruh Indonesia. Dalam ajang tersebut, DBFOODS menjadi Juara Kategori Food & Beverages.

    Melalui program pemberdayaan yang difasilitasi BRI, Herry mengaku mendapatkan banyak manfaat, mulai dari dorongan menghadirkan produk-produk baru, hingga wawasan mengenai manajemen usaha, strategi pemasaran.

    Ia juga berkesempatan memperluas jejaring dengan sesama pelaku UMKM dari berbagai daerah, hingga mendapatkan pembelajaran mengenai pembaruan tampilan kemasan yang lebih modern.

    Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Dhanny menegaskan BRI akan terus berkomitmen mendampingi UMKM, termasuk di sektor kuliner. Menurutnya, pemberdayaan yang konsisten merupakan bekal penting bagi pelaku usaha untuk terus berkembang.

    “Lewat pembinaan berkelanjutan dan program pemberdayaan yang terintegrasi, BRI percaya UMKM di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang, menghadirkan inovasi produk, sekaligus memperkenalkan kuliner Nusantara hingga ke mancanegara,” pungkas Dhanny.

    (ega/ega)

  • Kepala BGN Sebut SPPG Pejuang yang Banyak Berkorban, Harus Dihargai meski Ada Kesalahan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 Oktober 2025

    Kepala BGN Sebut SPPG Pejuang yang Banyak Berkorban, Harus Dihargai meski Ada Kesalahan Nasional 1 Oktober 2025

    Kepala BGN Sebut SPPG Pejuang yang Banyak Berkorban, Harus Dihargai meski Ada Kesalahan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyebut, para SPPG atau petugas dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG) itu merupakan pejuang Tanah Air terlepas dari kasus keracunan yang terjadi.
    Sebab, para SPPG sudah mengorbankan materi dan membantu pemerintah menyukseskan program tersebut meskipun sulit.
    “Anda harus tahu bahwa mitra-mitra ini merupakan pejuang-pejuang tanah air,” ujar Dadan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
    Menurutnya, jika SPPG keliru menjalankan
    standard operating procedure
    (SOP), hal itu bisa diperbaiki.
    Ia memandang BGN juga harus menghargai dana dan kerja-kerja yang telah dikucurkan oleh para SPPG.
    “Kalau dia sudah mengeluarkan uang yang cukup besar, ya kita hargai itu. Mereka adalah pejuang republik ini,” tutur Dadan.
    Terkait sanksi untuk SPPG yang menyebabkan ribuan siswa keracunan, Dadan mengatakan itu tergantung hasil investigasi.
    Pernyataan itu Dadan sampaikan saat dimintai tanggapan terkait sanksi yang tepat dijatuhkan untuk SPPG penyebab keracunan, yang tidak cukup administratif dan berpotensi pemidanaan.
    “Begini, itu semuanya akan sangat tergantung dari hasil investigasi ya,” kata Dadan
    Ahli serangga Institut Pertanian Bogor (IPB) itu mengingatkan, meskipun saat ini BGN memiliki uang dari negara, lembaganya tidak bisa membangun dapur MBG.
    “Terus terang Badan Gizi sekarang punya uang. Tapi untuk membangun satu SPPG saja kesulitan karena masalah administrasi,” ucapnya.
    “Tapi mitra ini bersemangat untuk membangun gedung SPPG. Jadi kita harus hargai itu,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Profesor dari IPB Ini Menilai Ultra-processed Food di MBG Bergizi Cukup

    Profesor dari IPB Ini Menilai Ultra-processed Food di MBG Bergizi Cukup

    Profesor dari IPB Ini Menilai Ultra-processed Food di MBG Bergizi Cukup
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Profesor Ali Khomsan, menilai
     ultra-processed food
    (UPF) dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bergizi cukup.
    “Sosis,
    nugget
    , mi instan adalah contoh
    ultra-processed food
     yang relatif bisa ditemui di pasaran. Sosis dan
    nugget
    dari pangan hewani juga sehingga gizinya cukup baik,” kata Profesor Ali Khomsan kepada 
    Kompas.com
    , Rabu (1/10/2025).
    Ultra-processed food
     dalam MBG tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan asalkan selama penggunaannya tetap dalam batas wajar.
    Ali mengingatkan bahwa penggunaan produk ultra-processed tetap perlu dibatasi proporsinya, agar tidak menggeser semangat MBG yang mengedepankan pangan lokal dan makanan segar.
    “Produk
    ultra-processed
    mungkin mengandung banyak terigu (yang ini tidak sejalan dengan mengusung semangat pangan lokal),” ujar Ali Khomsan.
    “Oleh karena itu yang perlu adalah adanya pembatasan berapa banyak kandungan
    ultra-processed
    ini diperbolehkan, sehingga tidak menjadi sorotan masyarakat,” lanjutnya.
    Menurut Ali, produk
    ultra-processed
    seperti sosis,
    nugget
    , atau mi instan secara umum sudah melalui uji keamanan pangan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum beredar di pasaran.

    Ultra-processed foods
    kalau sudah beredar di pasaran biasanya pasti sudah memenuhi syarat Kemenkes/BPOM, sehingga aman tentunya,” kata dia.
    Ali menjelaskan, MBG sejauh ini sudah dirancang dengan prinsip keberagaman pangan dan keseimbangan gizi, termasuk takaran yang disusun oleh ahli gizi.
    Karena itu, dari segi kualitas dan kuantitas, menu MBG sejauh ini dinilai masih sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak penerima manfaat.
    “Kan MBG sejauh ini sudah memenuhi syarat keberagaman, ada nasi lauk, buah, dan sayur. Takaran juga sudah diperhitungkan ahli gizi, sehingga dari segi kualitas dan kuantitas sejauh ini tidak ada masalah,” jelasnya.
    Ali mencontohkan bahwa makanan olahan seperti sosis atau
    nugget
    termasuk produk pangan hewani yang tetap memiliki kandungan gizi baik, terutama protein, meskipun masuk kategori
    ultra-processed
    .
    Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan tidak semua produk
    ultra-processed food
    dilarang masuk ke dalam menu MBG.
    “Untuk beberapa produk yang baik dan sehat dimungkinkan, contoh susu UHT plain,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana kepada Kompas.com, Rabu (1/10/2025).
    Namun, berbeda dengan Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang yang justru tidak mendukung produk UPF.
    Dengan tegas, dia melarang penggunaan makanan UPF sebagai menu makanan Program MBG.
    Dia juga memastikan kebijakan ini akan tetap membuka peluang besar bagi UMKM lokal untuk berkembang.
    “Begitu larangan ini dilaksanakan, ratusan ribu UMKM pangan akan hidup. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk tidak hanya memberi gizi bagi anak bangsa, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kepala Bappenas Minta BPS Jaga Kredibilitas Data

    Kepala Bappenas Minta BPS Jaga Kredibilitas Data

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy meminta agar Badan Pusat Statistik (BPS) terus menjaga kredibilitas data.

    Rachmat menekankan pembangunan nasional yang baik hanya bisa diwujudkan dengan data yang baik, yang dikumpulkan melalui metodologi tepat dan dijalankan oleh sumber daya manusia yang berintegritas.

    “Hanya dengan data yang benar, maka kita bisa menghasilkan program yang benar,” ujar Rachmat dalam peringatan Hari Statistik Nasional 2025 di Jakarta, Jumat (26/9/2025) malam.

    Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar BPS bebas dari tekanan pihak mana pun, serta menyajikan data berdasarkan metodologi yang benar.

    Rachmat turut menggarisbawahi bahwa statistik merupakan “mata” bagi para pengambil kebijakan dan “telinga” bagi penyusun strategi pembangunan. Dia menekankan data bukan sekadar angka, tetapi harus dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

    “Kami di Bappenas juga meminta kepada BPS supaya tidak hanya mencatat, tapi juga mengukur. Tidak hanya mencatat dan mengukur, tapi juga melihat dampaknya,” katanya.

    Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya integrasi data statistik dengan aspek sosial, budaya, dan kemanusiaan. Rachmat mengibaratkan dalam pembangunan rumah tidak cukup hanya rumahnya saja, tetapi juga memastikan akses jalan, fasilitas publik, dan lingkungan yang menunjang kehidupan di sekelilingnya.

    Profesor dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menegaskan bahwa statistik yang baik akan menuntun Indonesia menuju visi Indonesia Emas dalam 20 tahun mendatang.

    “Mari kita jadikan data sebagai cahaya, cahaya untuk menuntun langkah menuju Indonesia jaya. Kita bayangkan tanpa cahaya kita masuk di dalam kegelapan. Di dalam kegelapan itu, kalau ada statistik, ada cahaya,” tutupnya.

  • Kemenhut: TKMH Kehutanan wadah sinergi pengelolaan hutan berkelanjutan

    Kemenhut: TKMH Kehutanan wadah sinergi pengelolaan hutan berkelanjutan

    Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Mahfudz mengatakan Technical Knowledge Management Hub (TKMH) Kehutanan menjadi wadah kolaborasi para pemangku kepentingan untuk mempercepat alih pengetahuan dalam mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan di Indonesia.

    “TKMH Kehutanan diharapkan menjadi ekosistem pengetahuan yang mempertemukan peneliti, akademisi, praktisi, hingga pengambil kebijakan dalam satu ruang kolaboratif. Dengan demikian, alih pengetahuan dapat berlangsung lebih cepat, tepat, terukur, aplikatif, dan relevan dengan kebutuhan kebijakan,” kata Mahfudz dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Adapun TKMH Kehutanan yang terletak di Kampus Gunung Batu, Bogor, merupakan upaya dari Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan (P2HB) Kemenhut untuk menghidupkan kembali peran Kampus Gunung Batu sebagai pusat pengetahuan kehutanan nasional.

    Lebih lanjut, Mahfudz juga menekankan lima agenda besar yang didukung TKMH Kehutanan, yakni dekarbonisasi menuju FOLU Net Sink 2030, hilirisasi hasil hutan, pengembangan inovasi perdagangan karbon dan jasa lingkungan, perlindungan keanekaragaman hayati, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui akses kelola hutan yang adil.

    Langkah tersebut sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dan penurunan kemiskinan menjadi 0 persen.

    Sementara itu, Kepala P2HB Kemenhut Gun Gun Hidayat mengatakan TKMH Kehutanan bukan sekadar platform digital, melainkan ruang bersama untuk membangun kembali budaya berbagi pengetahuan.

    “Selama ini, banyak hasil riset berhenti di meja laporan. Dengan TKMH Kehutanan, pengetahuan akan lebih mudah diakses, langsung diterapkan, dan memberi manfaat nyata bagi kebijakan maupun praktik kehutanan di lapangan,” ujar Gun.

    Ia mengatakan TKMH Kehutanan akan dijalankan secara bertahap. Dalam dua bulan pertama menyiapkan data dasar, SOP dan platform digital, kemudian enam bulan berikutnya melaksanakan riset bersama, pelatihan identifikasi kayu, dan program sit-in peneliti.

    Selanjutnya, dalam dua tahun ke depan ditargetkan tumbuh menjadi ekosistem pengetahuan hidup yang melibatkan universitas, sektor swasta dan lembaga internasional.

    Hingga saat ini, berbagai institusi telah bergabung dalam TKMH Kehutanan, mulai dari Direktorat Kebijakan Lingkungan Hidup, Kemaritiman, Sumber Daya Alam dan Ketenaganukliran, Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah; Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk; Pusat Riset Mikrobiologi Terapan, Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Pusat Riset Ekologi, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Nusa Bangsa, hingga PT Mutuagung Lestari Tbk.

    Gun mengatakan TKMH Kehutanan masih terus membuka diri untuk memperluas ruang lingkup kemitraan, memastikan bahwa pengetahuan dan inovasi di bidang kehutanan dapat berkembang, terdiseminasi, dan dimanfaatkan secara optimal bagi keberlanjutan hutan.

    Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cak Imin nilai Wamenkop Farida Farichah sosok “tahan banting”

    Cak Imin nilai Wamenkop Farida Farichah sosok “tahan banting”

    “Dia ini Ketua Umum IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama), jadi pengalaman organisasinya, berjejaring nasional sangat kuat. Tahan banting insya Allah, membantu suksesnya koperasi,”

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menilai Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Farida Farichah sebagai sosok yang “tahan banting” dengan pengalaman organisasi yang luas.

    “Dia ini Ketua Umum IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama), jadi pengalaman organisasinya, berjejaring nasional sangat kuat. Tahan banting insya Allah, membantu suksesnya koperasi,” kata Cak Imin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.

    Cak Imin menyebut tidak ada pembicaraan khusus sebelumnya terkait penunjukan Farida sebagai Wamenkop. Dia mengatakan kesempatan tersebut datang secara tiba-tiba.

    Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat mengatakan kepercayaan yang diberikan Presiden Prabowo Subianto kepada Kader PKB tersebut merupakan amanat yang penting dan harus dijalankan sebaik-baiknya.

    “Tentu bersyukur, berterima kasih atas kepercayaan Pak Presiden kepada kader muda PKB yg diberi mandat Wamen Koperasi. Mandat yang penting untuk membantu suksesnya koperasi di tanah air,” ujar dia.

    Dalam kesempatan itu, Cak Imin juga menyampaikan ucapan selamat kepada jajaran pejabat baru Kabinet Merah Putih yang baru saja dilantik Presiden Prabowo Subianto.

    “Selamat kepada Menkopolkam baru, menteri baru, dan pejabat baru yang tentu punya tantangan yang baru. Semoga sukses semuanya, lancar semuanya, menyukseskan perjuangan Kabinet Merah Putih,” ujarnya.

    Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik Farida Farichah sebagai Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu.

    Farida menggantikan posisi Ferry Juliantono, yang sebelumnya menjabat sebagai Wamenkop dan kini telah dilantik sebagai Menteri Koperasi.

    Farida berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan memiliki rekam jejak panjang di berbagai organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

    Beberapa posisi yang ia emban, antara lain Sekretaris Kepala Bidang Kerja Sama Luar Negeri Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB (2024-2029) dan Wakil Sekretaris PP Fatayat NU (2022–2027).

    Ia juga pernah mengisi posisi Wakil Sekretaris DPP Perempuan Bangsa (2019–2024), Ketua DPP Komisi Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) (2018–2021), Wakil Sekretaris Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah (Lazisnu) PBNU (2015–2021), dan Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) (2012–2015).

    Selain itu, Farida juga pernah bekerja sebagai tenaga ahli anggota DPR RI selama dua periode, yakni 2014–2019 dan 2019–2024.

    Farida lahir di Grobogan, Jawa Tengah. Meski tidak tersedia informasi mengenai gelar sarjananya, ia tercatat menyelesaikan pendidikan magister (S2) di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2009–2011.

    Sebagai wakil menteri, Farida akan mendampingi Menteri Koperasi Ferry Juliantono dalam mempercepat operasionalisasi 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes/Kel) di seluruh Indonesia.

    Pewarta: Fathur Rochman/Genta Tenri Mawangi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bawang Hitam Buka Pintu Rezeki Fatimah, Omzetnya Ratusan Juta

    Bawang Hitam Buka Pintu Rezeki Fatimah, Omzetnya Ratusan Juta

    Jakarta

    Bentuknya mirip bawang putih, tapi warnanya hitam pekat. Saat kulitnya dikupas, teksturnya lembut seperti dodol. Ini bawang atau permen? Itulah kesan pertama saat melihat black garlic atau bawang hitam, produk andalan brand Cardimus.

    Di balik tampilannya yang unik, bawang hitam ternyata menyimpan banyak manfaat kesehatan. Tak heran, produk ini selalu diburu konsumen. Dalam sebulan, Cardimus mampu memproduksi hingga 2,5 ton dengan perkiraan keuntungan bersih sekitar Rp400 juta. Apa rahasia suksesnya?

    Fatimah, pemilik Cardimus, mengawali perjalanan bisnisnya ketika mendapat kesempatan kembali ke almamaternya, Institut Pertanian Bogor (IPB). Lama bekerja di perusahaan swasta, ia memutuskan fokus mengembangkan usaha bersama sang suami, yang juga lulusan IPB.

    Mereka mengelola Toko Serambi Botani, yang menjual produk hasil penelitian dosen IPB. Tahun 2010, Fatimah bertemu seorang pria lanjut usia yang menawarkan bawang hitam.

    “Saya coba rasanya bagus, beda dengan yang lain. Akhirnya kita coba kembangkan lebih serius dan ternyata penerimaannya bagus sekali. Growth-nya besar,” cerita Fatimah.

    Bawang hitam adalah bawang putih yang difermentasi dengan suhu dan waktu tertentu. Proses ini membuat warnanya menjadi hitam pekat, teksturnya kenyal seperti dodol, dan rasanya berubah menjadi asam manis.

    Manfaatnya banyak, antara lain meningkatkan fungsi otak dan memori, membantu mengontrol gula darah, hingga aman untuk penderita asam lambung.

    Pada 2015, Fatimah mendirikan PT Alam Scientia dengan brand utama Cardimus. Bisnis berkembang pesat hingga memiliki pabrik di Ciawi, Bogor. Kini, Cardimus mempekerjakan 12 karyawan tetap dan puluhan tenaga harian.

    Selain menjual bawang hitam, Cardimus juga mengembangkan produk turunan seperti ekstrak bawang hitam, pasta, dan suplemen kesehatan. Inovasi ini terinspirasi dari penelitian di Korea dan Tiongkok yang menunjukkan manfaat black garlic untuk radang tenggorokan hingga terapi liver.

    Tak berhenti di pasar lokal, Cardimus kini menembus pasar global. Produk Fatimah sudah diekspor ke Brunei Darussalam, Australia, Malaysia, dan Singapura.

    Keberhasilan ini tidak lepas dari peran Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), tempat Fatimah belajar strategi ekspor dan pengembangan SDM. Ia bahkan mendapat dukungan saat mengikuti China International Import Expo 2023.

    “Karena track record kami bagus, akhirnya kami dapat pendanaan untuk tiket pesawat, akomodasi, dan lainnya dari SETC. Sebagai pengusaha UMKM, pendampingan seperti ini penting untuk upgrade ilmu dan memperluas networking,” ujar Fatimah, 60 tahun.

    Sejak bergabung dengan SETC, Cardimus rutin ikut dalam Pesta Rakyat untuk Indonesia, ajang kolaborasi pengusaha UMKM. Tahun ini, acara tersebut digelar untuk merayakan HUT ke-80 RI dan 112 tahun kiprah Sampoerna.

    Fatimah berpesan kepada pengusaha UMKM agar punya mental kuat dan impian besar.

    “Harus punya mindset untuk maju, punya impian untuk bisa. Misal, saya harus bisa ekspor. Jangan menyerah, meskipun gagal berkali-kali. Harus terus berusaha dengan hati dan pikiran untuk mencapai tujuan,” tutupnya.

    (fdl/fdl)

  • Anies Baswedan Melayat ke Rumah Duka Arief Budimanta: Seorang Aktivis hingga Akhir Hayat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        6 September 2025

    Anies Baswedan Melayat ke Rumah Duka Arief Budimanta: Seorang Aktivis hingga Akhir Hayat Nasional 6 September 2025

    Anies Baswedan Melayat ke Rumah Duka Arief Budimanta: Seorang Aktivis hingga Akhir Hayat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melayat ke rumah duka mantan Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Ekonomi era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Arif Budimanta, di Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (6/9/2025).
    Pantauan Kompas.com, Anies yang mengenakan peci hitam, kemeja biru, dan celana hitam, datang pukul 10.30 WIB.
    Ia berada di dalam rumah duka selama kurang lebih 40 menit.
    “Kita semua berduka, almarhum Arif Budimanta adalah teman, sahabat yang memiliki rekam jejak aktivisme sejak masa kuliah,” ujar Anies usai melayat.
    Anies melanjutkan, Arif dikenal sebagai seorang aktivis sejak masih berkuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) sampai akhir hayatnya.
    “Sejak kuliah di IPB sampai akhir hayatnya, beliau adalah seorang aktivis. Beliau seorang yang membawa ilmu di dalam aktivitasnya sejak zaman kuliah,” tutur dia.
    Ketika terjun ke politik, kata Anies, Arif selalu menggunakan pendekatan teknokratik ketika mengambil suatu kebijakan maupun keputusan.
    “Ketika berada di dalam wilayah politik pun, beliau lebih seperti teknokrat karena selalu menggunakan pendekatan teknokratik. Pengamatan-pengamatan ekonomi yang beliau buat selalu mencerminkan keberpihakan dan menggunakan ilmu serta artikulatif,” ucapnya.
    Anies juga turut mendoakan almarhum agar diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan serta kekuatan dalam melewati ujian.
    “Jadi, kita semua kehilangan pengabdiannya yang akan dicatat dengan tinta emas. Kami yakin almarhum wafat dalam husnul khotimah, InsyaAllah menjadi catatan pahala panjang semua jariahnya,” ucapnya.
    Sebagai informasi, Arif Budimanta tutup usia pada Sabtu (6/9/2025), pukul 00.06 WIB.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Berita Duka, Ekonom Juga Kader PDIP Arif Budimanta Meninggal Dunia

    Berita Duka, Ekonom Juga Kader PDIP Arif Budimanta Meninggal Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kabar duka telah meninggal dunia Ekonom sekaligus Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata Muhammadiyah, Arif Budimanta Sebayang, hari ini, Sabtu (6/9/2025). Kabar tersebut disampaikan langsung oleh keluarga Arif Budimanta.

    “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Dengan penuh duka cita, kami mengabarkan bahwa ayah kami, Bapak Arif Budimanta, telah berpulang ke Rahmatullah pada hari ini, 6 September 2025, pukul 00.06 WIB di Jakarta,” demikian pernyataan dari pihak keluarga.

    Disebutkan, Arif Budimanta dibawa ke rumah duka yang berlokasi di Jalan Rawamangun Muka Golf No 3, Rawamangun, Jakarta Timur.

    “Mohon doa dari Bapak/Ibu/Saudara sekalian agar beliau diampuni segala dosanya, dilipatgandakan amal baiknya, dilapangkan kuburnya, serta diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” tulis keluarga Arif Budimanta.

    “Atas nama keluarga, kami mengucapkan terima kasih atas doa dan perhatian yang diberikan, serta memohon maaf atas segala kesalahan kami. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak/Ibu/Saudara sekalian.”

    Arif Budimanta lahir di Medan, Sumatra Utara, pada tanggal 15 Maret 1968. Dan merupakan lulusan jurusan Ilmu Tanah Institut Pertanian Bogor.

    Sebelumnya Arif Budimanta pernah ditunjuk Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi. Arif Budimanta juga tercatat pernah menjadi kader PDI-Perjuangan.

    Arif Budimanta tercatat pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI periode 2009-2014, Arif Budimanta Sebayang juga pernah menjabat sebagai Ketua DPP PDIP, pada periode 2005 hingga 2010. Dan, sebagai Wakil Ketua Fraksi PDIP di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI dari 2009 hingga 2013.

    Dan, Arif Budimanta juga pernah didapuk sebagai Direktur Eksekutif Megawati Institute, Wakil Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia 2007-2012, Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah, dan Dewan pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]