Institusi: Columbia University

  • Diaspora harap Prabowo bawa pesan persatuan di Sidang Umum PBB

    Diaspora harap Prabowo bawa pesan persatuan di Sidang Umum PBB

    New York, Amerika Serikat (ANTARA) – Diaspora Indonesia di Amerika Serikat berharap Presiden RI Prabowo Subianto membawa pesan persatuan dalam pidato pada sesi debat umum Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.

    Mahasiswa Indonesia di University of Washington D.C Brein Sitohang mengatakan kehadiran Presiden Prabowo dengan membawa semangat persatuan dapat menyebarkan kedamaian global.

    “Harapannya nanti ada meeting di UN, Bapak Presiden bisa membawa semangat persatuan yang kita punya di Indonesia, ‘unity in diversity’ itu nilai yang baik sekali buat Indonesia,” kata Brein disela-sela penyambutan Presiden Prabowo di hotel tempat menginap di kawasan Manhattan, New York, Amerika Serikat, Sabtu (20/9) waktu setempat.

    Menurutnya, Bhinneka Tunggal Ika merupakan nilai yang harus dibawa oleh Presiden Prabowo di panggung dunia.

    Semboyan tersebut, kata dia, layak dipromosikan di forum PBB karena bisa menjadi contoh bagi dunia dalam menjaga kerukunan dan kedamaian.

    “Bhinneka Tunggal Ika itu adalah nilai yang kita harus bawa untuk dunia juga, dan harusnya dunia bisa mencontoh apa yang kita punya hari ini untuk menjaga kedamaian semuanya,” kata Brein.

    Sementara itu, mahasiswa Indonesia di Columbia University Glory Lamria Aritonang menyampaikan kebanggaannya atas kehadiran Presiden Prabowo di New York setelah sekitar 10 tahun Indonesia absen berbicara langsung di forum tersebut.

    Mahasiswa Indonesia di Columbia University Glory Lamria Aritonang saat diwawancara disela-sela penyambutan Presiden Prabowo di hotel tempat menginap di kawasan Manhattan, New York, Amerika Serikat, Sabtu (20/9/2025). ANTARA/Fathur Rochman/am.

    Dia berharap momen itu tidak hanya sekadar partisipasi, melainkan juga wadah aspirasi bagi diaspora Indonesia di Amerika Serikat.

    Glory menekankan bahwa aspirasi utama diaspora terkait perlindungan dan keamanan. Dia menilai hal itu penting mengingat masih adanya situasi yang tidak nyaman terhadap para imigran asal Indonesia di Amerika Serikat.

    “Sebenarnya lebih ke perlindungan. Tentunya pertama perlindungan. Yang kedua juga semoga kita semua bisa mendapatkan keamanan di tengah banyaknya situasi yang tidak nyaman terhadap para imigran dari Indonesia,” ucapnya.

    Presiden RI Prabowo Subianto tiba di New York, Amerika Serikat, Sabtu (20/9) waktu setempat, untuk menghadiri Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Presiden Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Jhon F Kennedy, New York, Amerika Serikat, pukul 16.50 waktu setempat, didampingi oleh sang putra Didit Hediprasetyo, Menteri Luar Negeri Sugiono, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

    Kepala Negara disambut oleh Wakil Tetap RI untuk PBB di New York Y.M. Umar Hadi dan Penasihat Militer Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) New York Brigadir Jenderal Felix Lumban Tobing.

    Setelahnya, Presiden langsung menuju hotel tempat menginap di kawasan Manhattan, New York.

    Setibanya di hotel, Presiden disambut oleh para diaspora, yang terdiri dari unsur mahasiswa, serta pejabat, perwakilan dan keluarga Konsulat Jenderal RI (KJRI), Perutusan Tetap RI (PTRI) New York, dan Kedutaan Besar RI (KBRI) Washington DC, Amerika Serikat.

    Di dalam hotel, Prabowo disambut oleh sejumlah pejabat, di antaranya, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Dwisuryo Indroyono Soesilo, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani.

    Tampak pula Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara Pandu Sjahrir, Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo, dan Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie.

    ‎Dalam lawatan ke New York, Presiden Prabowo diagendakan menyampaikan pidato dalam sesi debat umum pada Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Presiden juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin dunia.

    ‎Kehadiran Presiden Prabowo dalam forum internasional tersebut menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berkontribusi aktif dalam upaya menjaga perdamaian, memperkuat kerja sama global, serta memperjuangkan kepentingan nasional di tingkat dunia.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gen Z Nepal Usai Gulingkan Pemerintah: Politisi Makin Kaya, Kami Menderita

    Gen Z Nepal Usai Gulingkan Pemerintah: Politisi Makin Kaya, Kami Menderita

    Kathmandu

    Protes kaum Gen Z yang berlangsung dalam 48 jam berhasil menggulingkan pemerintah Nepal. Namun, kemenangan itu disertai harga mahal.

    “Kami bangga, tapi bercampur trauma, penyesalan, dan kemarahan,” kata Tanuja Pandey, salah seorang penyelenggara aksi massa.

    Sebanyak 72 orang dilaporkan meninggal dunia sehingga rangkaian demonstrasi sepanjang pekan lalu disebut-sebut sebagai kerusuhan paling mematikan di Nepal dalam beberapa dekade terakhir.

    Gedung-gedung pemerintah, rumah para politisi, dan hotel-hotel mewah seperti Hilton yang baru dibuka Juli 2024 dijarah, dirusak, dan dibakar. Istri mantan perdana menteri bahkan meninggal dunia setelah kediamannya dibakar massa.

    Rangkaian protes itu menunjukkan “penolakan total terhadap kelas politik Nepal yang memerintah dengan buruk selama puluhan tahun serta mengeksploitasi sumber daya negara,” kata Ashish Pradhan, penasihat senior di International Crisis Group.

    Namun di sisi lain, rangkaian protes juga berdampak terhadap layanan pemerintahan, yang disebut Pradhan, “setara dengan gempa bumi 2015 yang merenggut hampir 9.000 nyawa.”

    Aksi protes itu tak cuma membuat layanan di ibu kota Kathmandu lumpuh setidaknya 300 kantor pemerintah di antero Nepal ikut terdampak.

    Ada pula kerugian finansial yang diperkirakan mencapai 3 triliun rupee Nepal (US$21,3 miliar atau Pound 15,6 miliar), atau hampir setengah Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara tersebut, demikian dilaporkan Kathmandu Post.

    Kantor media yang didirikan Februari 1993 itu turut diserang dan dibakar massa dalam rangkaian protes pekan lalu.

    ‘Nepo babies’

    Dua hari sebelum aksi berdarah pada 8 September, Pandey yang merupakan aktivis lingkungan, sempat mengunggah video tambang di Chure salah satu pegunungan paling rapuh di kawasan itu.

    Dalam videonya, aktivis 24 tahun itu turut menuliskan bahwa sumber daya Nepal harus dimiliki rakyat, bukan “perusahaan terbatas milik politisi.”

    Ia juga menyerukan teman-temannya untuk “turun ke jalan melawan korupsi dan penyalahgunaan kekayaan negara.”

    Didorong kemarahan, kaum muda Nepal menjuluki anak-anak politisi sebagai “nepo babies”. Salah satunya, Saugat Thapa, anak seorang pejabat daerah (Instagram/sgtthb)

    Seperti halnya gerakan anak muda lain di Asia, protes Gen Z di Nepal tidak memiliki pemimpin tunggal. Tak cuma Pandey, seruan serupa digaungkan banyak orang tak lama setelah pemerintah melarang 26 platform media sosial dengan dalih mereka gagal melakukan pendaftaran di dalam negeri.

    Beberapa bulan terakhir, kemarahan massa juga menumpuk terhadap para “nepo babies”: anak-anak politisi berpengaruh dari berbagai partai. Lewat media sosial, mereka dituding memamerkan kekayaan yang tidak bisa dijelaskan asal muasalnya.

    Salah satu foto paling viral memperlihatkan Saugat Thapa, anak seorang pejabat daerah yang berdiri di samping sebuah pohon Natal yang disusun dari kotak-kotak jenama mewah seperti Louis Vuitton, Gucci, dan Cartier.

    Baca juga:

    Setelah viral, Thapa berkelit dengan mengatakan tudingan itu “kesalahan persepsi yang tidak adil”, seraya menambahkan bahwa ayahnya “mengembalikan setiap rupee yang diperoleh dari tugas pelayanan publik kepada masyarakat.”

    Pandey mengaku sudah menonton hampir semua konten “nepo babies”.

    Namun, ia menyebut terdapat satu video terpatri di benaknya: tentang perbandingan kehidupan mewah keluarga politisi dengan seorang pemuda Nepal biasa yang terpaksa bekerja di negara Teluk.

    “Rasanya sakit melihat itu, apalagi saat mengetahui bahwa seorang anak muda terdidik bahkan dipaksa meninggalkan negaranya karena gaji di sini jauh di bawah standar hidup layak,” katanya.

    Kekecewaan pada politik

    Nepal merupakan negara demokrasi yang tergolong muda.

    Setelah perang sipil selama satu dekade yang dipimpin kelompok Maois dan menewaskan lebih dari 17.000 orang, Nepal beralih menjadi republik pada 2008 sebelumnya berbentuk monarki di bawah Raja Gyanendra.

    Meski begitu, stabilitas dan kemakmuran yang dijanjikan tak kunjung datang.

    Dalam 17 tahun, pemerintahan di Nepal sudah berganti sebanyak 14 kali dan tidak satu pun perdana menteri yang menuntaskan masa jabatan lima tahun.

    Kekuasaan politik di negara itu secara bergantian dikuasai partai komunis dan Nepali Congress yang berhaluan sosial-demokrat.

    Sebanyak tiga pemimpin, termasuk KP Sharma Oli yang baru-baru ini mundur usai protes Gen Z, sejatinya sudah beberapa kali kembali ke tampuk kekuasaan.

    Baca juga:

    PDB per kapita tetap di bawah US$1.500, menjadikan Nepal negara termiskin kedua di Asia Selatan hanya di atas Afghanistan. Sekitar 14% penduduk bekerja di luar negeri, serta satu dari tiga rumah tangga menggantungkan hidup pada kiriman uang dari luar negeri (remitansi).

    Pandey sendiri berasal dari keluarga kelas menengah di Nepal timur, putri seorang pensiunan guru sekolah negeri.

    Tiga tahun lalu, ia didiagnosis tumor otak dan sampai sekarang masih menjalani perawatan. Tagihan medis hampir membuat keluarganya bangkrut, sehingga kakak perempuannya memutuskan pindah ke Australia agar bisa membantu pembiayaan.

    Sebelum aksi, Pandey bersama para koleganya menyusun pedoman yang menekankan non-kekerasan, saling menghormati, dan kewaspadaan terhadap “penumpang gelap.”

    8 September

    Pada 8 September pagi, Pandey bersama beberapa temannya tiba di Maitighar Mandala, bundaran besar di pusat Kathmandu. Ia memprediksi protes hari pertama hanya akan diikuti ribuan orang, tapi rupanya jauh lebih besar.

    Aakriti Ghimire, 26 tahun, salah satu peserta aksi, mengatakan bahwa protes semula berjalan damai dan penuh kebersamaan.

    “Kami semua duduk, menyanyikan lagu-lagu lama Nepal,” ujarnya.

    “Slogan protes dan semua yang ditampilkan sangat lucu, kami semua menikmatinya. Setelah kami memulai konvoi [sementara] polisi hadir untuk memastikan tidak ada kendaraan yang menghalangi,” katanya.

    Pandey dan Ghimire mulai merasakan bahaya sekitar tengah hari, ketika massa bergerak ke New Baneshwor, kawasan gedung parlemen. Keduanya menyaksikan segerombolan orang datang dengan sepeda motor.

    Hotel Hilton menjadi salah satu target aksi pembakaran di Nepal (Reuters)

    Pandey menggambarkan gerombolan itu terlihat lebih tua daripada rata-rata demonstran Gen Z yang hadir, sementara Ghimire yakin bahwa mereka adalah penyusup.

    “Sulit untuk membedakan mana demonstran damai yang memang datang untuk sesuatu dan mana yang datang dengan niat merusuh,” kata Ghimire.

    Sebagian massa kemudian mencoba menerobos barikade keamanan di seputaran gedung parlemen, tapi polisi membalas dengan menembakkan gas air mata, meriam air, dan tembakan peluru tajam.

    Sejumlah bukti menunjukkan polisi menggunakan peluru tajam dan dituding menembaki siswa sekolah yang ikut dalam protes.

    Sampai saat ini, investigasi terkait hal itu masih berlangsung.

    Kekacauan dan korban

    Sehari usai kerusuhan 8 September, Pandey dan Ghimire memilih berdiam di rumah dan memantau perkembangan situasi lewat internet.

    Mereka kemudian mengetahui situasi kian menggila. Massa membakar gedung parlemen, kantor perdana menteri, dan bangunan pemerintah lainnya.

    “Banyak orang membagikan kepuasan mereka saat menyaksikan para politikus mendapat konsekuensi atas apa yang telah mereka lakukan,” kata Ghimire soal rumah-rumah pejabat yang dibakar.

    Hanya saja, suasana kemudian berubah muram.

    “Saya menyaksikan orang menenteng botol-botol berisi bensin yang didapat dari sepeda-sepeda motor. Mereka mulai menyerang gedung parlemen,” ujar Pandey.

    Sebagai lulusan fakultas hukum, ia menangis saat melihat gedung Mahkamah Agung ludes terbakar, menyebu bangunan itu seperti “kuil” baginya.

    Sejumlah orang ambil bagian dalam acara mengheningkan cipta bagi para korban yang tewas dalam rangkaian demonstrasi di Nepal (Reuters)

    Teman-temannya yang ada di lokasi berusaha memadamkan api dengan air. Mereka tahu itu bakal sia-sia tapi mereka melakukannya untuk sekadar menenangkan hati.

    “Orang-orang mengatakan para pembakar itu memang berniat datang untuk merusak Siapa orang-orang itu?” tanya Ghimire.

    “Video-video yang beredar memperlihatkan mereka menggunakan penutup wajah.”

    Suasana panas sedikit mereda setelah tentara turun tangan dan memberlakukan jam malam selama beberapa hari.

    Mantan Ketua Mahkamah Agung, Sushila Karki, belakangan ditunjuk sebagai perdana menteri sementara. Ia memang didukung para demonstran untuk mengisi jabatan tersebut.

    Pandey berharap Karki “bisa memimpin dengan baik, menggelar pemilu tepat waktu, dan menyerahkan kekuasaan ke rakyat.”

    Namun, kecemasan soal masa depan politik Nepal tetap masih kuat.

    Rumela Sen, pakar Asia Selatan di Columbia University, khawatir menyaksikan “glorifikasi terhadap tentara yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai suara kewarasan dan stabilitas.”

    Banyak pula pihak yang tak nyaman dengan keterlibatan Durga Prasai dalam negosiasi awal undangan keterlibatan militer.

    Prasai pernah ditangkap karena terlibat aksi pro-monarki yang rusuh pada Maret lalu. Ia sempat kabur ke India lalu dikembalikan ke Nepal. Para demonstran Gen Z tak sejalan dengan hal ini.

    Seiring itu, keluarga korban kini mulai menghadapi kenyataan pahit.

    “Kami sangat terpukul karena kehilangan putra tercinta,” kata Yubaraj Neupane, ayah Yogendra (23 tahun) yang tewas dalam aksi.

    “Saya masih belum mengetahui bagaimana ia meninggal dunia.”

    Menurut laporan autopsi, Yogendra ditembak di bagian belakang kepala, dekat gedung parlemen.

    Pemuda dari Nepal tenggara itu sedang menempuh studi di Kathmandu dan bercita-cita jadi pegawai negeri. Yogendra dikenal tekun belajar semasa hidupnya.

    Pada 8 September, ia ikut turun ke jalan bersama teman-temannya, dengan mimpi dapat membawa perubahan. Keluarga baru mengetahui bahwa Yogendra ikut dalam protes setelah ia menelepon keluarga untuk mengabarkan situasi mulai memanas.

    “Ia rela mengorbankan nyawanya demi perubahan,” kata sang paman, Saubhagya.

    “Darah dan pengorbanannya harus diakui, supaya anak-anak muda lain tak perlu lagi turun ke jalan di masa depan.”

    Pandey mengaku menyimpan optimistisme, meski trauma pekan lalu bakal bersemayam selamanya. Ini adalah kebangkitan politik bagi generasinya.

    “Kami tidak mau lagi diam atau menerima ketidakadilan,” pungkas Pandey.

    “Ini bukan sekadar dorongan lembut; ini dobrakan keras terhadap sistem yang sudah puluhan tahun menyimpan kekuasaan.”

    (nvc/nvc)

  • Tanda Kiamat Makin Jelas, Sekarang Bisa Terlihat di Beras

    Tanda Kiamat Makin Jelas, Sekarang Bisa Terlihat di Beras

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penelitian terbaru mengungkapkan dampak serius perubahan iklim terhadap ketahanan pangan global. Sawah ternyata berpotensi menyimpan racun arsenik berbahaya yang jumlahnya meningkat seiring pemanasan global dan naiknya kadar karbon dioksida (CO₂) di atmosfer.

    Dalam kondisi sawah yang tergenang, oksigen dalam tanah berkurang. Hal ini menyebabkan mineral besi yang biasanya mengikat arsenik larut, sehingga arsenik menjadi lebih mudah bergerak dan terserap akar padi.

    Ketika suhu bumi naik lebih dari 2°C dari tingkat pra-industri ditambah CO₂ yang lebih tinggi, penyerapan arsenik anorganik, bentuk arsenik paling berbahaya, diprediksi meningkat tajam.

    Riset yang dipublikasikan di jurnal medis terkemuka ini dilakukan tim peneliti dari Columbia University bersama kolaborator di Tiongkok dan Amerika Serikat.

    “Hasil penelitian kamu menunjukkan bahwa peningkatan kadar arsenik ini bisa secara signifikan meningkatkan kejadian penyakit jantung, diabetes, dan dampak kesehatan non-kanker lainnya,” jelas Dr. Lewis Ziska, Associate Professor of Environmental Health Sciences di Columbia Mailman School, dikutip dari laman Earth, Kamis (4/9/2025).

    Mereka menanam 28 varietas padi di lapangan terbuka selama sekitar satu dekade menggunakan sistem Free-Air CO₂ Enrichment (FACE), sehingga data mencerminkan kondisi nyata di alam.

    Hasilnya, proyeksi menunjukkan risiko kanker seumur hidup, khususnya kanker paru-paru dan kandung kemih, meningkat hingga 44% dibanding kondisi saat ini. Hanya di Tiongkok saja, diperkirakan bisa terjadi tambahan 19,3 juta kasus kanker terkait arsenik dari konsumsi beras.

    “Dari perspektif kesehatan, efek toksik dari paparan kronis arsenik anorganik sudah sangat jelas; termasuk kanker paru-paru, kandung kemih, kulit, serta penyakit jantung iskemik,” ujar Dr. Ziska.

    Dampak non-kanker juga tak kalah penting. Model tersebut menunjukkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan metabolik akibat paparan arsenik anorganik jangka panjang pada populasi dengan konsumsi beras tinggi.

    Wilayah yang paling berisiko adalah Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Tiongkok Selatan, di mana beras menjadi makanan pokok harian dan sawah kerap dibiarkan tergenang.

    Selain faktor iklim, kadar arsenik juga dipengaruhi sumber air irigasi, jenis tanah, serta varietas padi yang ditanam.

    Untuk mengurangi bahaya ini, para peneliti menyarankan beberapa langkah, mulai dari pemuliaan varietas padi yang lebih sedikit menyerap arsenik, pengelolaan air sawah dengan sistem pengeringan berkala agar oksigen kembali ke tanah, hingga pemrosesan pascapanen dan metode memasak yang dapat menurunkan kadar arsenik pada nasi.

    “Studi kami menegaskan adanya kebutuhan mendesak untuk mengurangi paparan arsenik pada beras, terutama karena perubahan iklim terus memengaruhi ketahanan pangan global,” jelas Dr. Ziska.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Memahami Fenomena Bendera One Pice
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Agustus 2025

    Memahami Fenomena Bendera One Pice Nasional 3 Agustus 2025

    Memahami Fenomena Bendera One Pice
    Pemerhati masalah hukum dan kemasyarakatan
    FENOMENA
    bendera bajak laut “Jolly Roger” dari serial
    One Piece
    yang dikibarkan oleh sejumlah remaja dan mahasiswa di berbagai kampus dan ruang publik di Indonesia telah memantik perhatian publik.
    Fenomena pop yang muncul menyusul redupnya tagar “Indonesia gelap” dan “Kabur aja dulu”.
    Tak sedikit yang menyambutnya sebagai ekspresi budaya pop. Namun, ada yang mengaitkannya dengan radikalisme, pemberontakan simbolik terhadap negara, hingga indikasi pelecehan terhadap simbol-simbol kebangsaan. Tentu saja klaim yang terlalu berlebihan dan emosional.
    Namun, apakah bendera
    One Piece
    harus ditafsirkan secara politis dan ideologis seiring dengan momentum perayaan HUT Kemerdekaan NKRI ke 80 tahun?
    Secara sosiologis, fenomena ini dapat dipahami melalui pendekatan budaya populer (
    popular culture
    ).
    John Storey dalam bukunya
    Cultural Theory and Popular Culture: An Introduction
    (Routledge, London, 2009) menjelaskan bahwa budaya pop merupakan bentuk ekspresi sosial dari masyarakat yang mengalami transformasi nilai dan identitas dalam konteks global.
    Bendera
    One Piece
    bukan sekadar simbol bajak laut, tetapi telah menjadi ikon perlawanan simbolik terhadap sistem yang dianggap represif, ketidakadilan sosial, dan impian akan dunia yang bebas dan adil.
    Pemerintah seharusnya melihat dan memahami dari perspektif ini untuk kemudian ditanggapi secara positif.
    Dalam narasi
    One Piece
    , bendera tengkorak tersebut bukan simbol kekerasan atau kejahatan semata, tetapi menjadi representasi dari impian, kebebasan, solidaritas, dan perlawanan terhadap tirani.
    Karakter utama, Monkey D. Luffy, memperjuangkan keadilan dan pembebasan dari penindasan melalui jalur “bajak laut”, yang dalam konteks fiksi justru dimaknai sebagai pahlawan anti-mainstream.
    Hal ini mencerminkan bagaimana generasi muda mengekspresikan diri melalui identifikasi simbolik terhadap narasi-narasi perlawanan alternatif yang ditawarkan budaya pop.
    Paradigma yang tepat untuk memahami fenomena ini adalah paradigma kulturalisme dan hermeneutika simbolik.
    Dalam paradigma kulturalisme, budaya tidak hanya dipahami sebagai produk seni dan estetika, melainkan sebagai medan pertarungan makna antara dominasi dan resistensi (Raymond Williams, Culture and Society 1780–1950, Columbia University Press, New York, 1958).
    Sedangkan dalam pendekatan hermeneutika simbolik, seperti dikembangkan oleh Clifford Geertz (The Interpretation of Cultures, Basic Books, New York, 1973), simbol-simbol budaya ditafsirkan dalam konteks makna yang hidup di benak masyarakat, bukan secara literal atau legalistik.
    Mengibarkan bendera
    One Piece
    di kampus dan di mobil-mobil angkutan, jika tidak disertai dengan niat subversif, bukan berarti menghina negara, melainkan bagian dari ekspresi budaya identitas dan perasaan keterasingan masyarakat (generasi muda) terhadap realitas sosial-politik yang sedang berlangsung.
    Data dari Google Trends menunjukkan bahwa pencarian terkait
    One Piece
    di Indonesia mengalami lonjakan signifikan pada Juli hingga Agustus 2025, bertepatan dengan rilis film terbaru
    One Piece: Red
    dan viralnya aksi pengibaran bendera bajak laut di berbagai tempat.
    Media sosial seperti TikTok dan X (Twitter) juga memperlihatkan ribuan unggahan dengan tagar
    #BenderaOnePiece
    dan
    #FreedomLikeLuffy
    . Ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh budaya Jepang terhadap generasi muda Indonesia hari ini.
    Beberapa puluh tahun lalu, sebelum maraknya media sosial, serial TV yang sangat populer dan digandrungi masyarakat adalah “Oshin”.
    Studi dari Japan Foundation tahun 2022 mencatat bahwa Indonesia termasuk lima besar negara dengan penggemar budaya Jepang terbanyak di dunia, dengan
    One Piece
    sebagai salah satu ikon utama.
    Pengaruh ini sangat besar dalam membentuk cara pandang, bahasa simbolik, dan identitas sosial generasi muda.
    Sejatinya negara dan institusi hukum tidak boleh serta-merta menarik batas antara simbol budaya pop dan simbol subversif.
    Teori Michel Foucault tentang kekuasaan dan resistensi (Discipline and Punish, Pantheon Books, New York, 1977) mengingatkan kita bahwa kekuasaan selalu diimbangi dengan resistensi dalam bentuk simbolik maupun nyata.
    Ketika negara terlalu cepat menilai tindakan simbolik sebagai bentuk pelanggaran, maka yang terjadi bukan pendidikan, melainkan
    represi
    .
    Di sinilah negara dan aparat keamanan perlu bijak dalam memahami bahwa tidak semua simbol adalah ancaman. Dalam ruang publik demokratis, simbol-simbol budaya populer seringkali menjadi kanal katarsis sosial, bukan deklarasi ideologi.
    One Piece
    mengajarkan bahwa keadilan tidak selalu lahir dari sistem formal, tapi juga dari perjuangan tanpa pamrih demi sesama.
    Fenomena bendera bajak laut bukan soal makar, tetapi tentang pencarian makna hidup, solidaritas, dan harapan akan dunia yang lebih baik, meski dalam bentuk simbol animasi.
    Ketimbang mencurigai, lebih baik kita mengajak generasi muda berdialog, membahas makna kebebasan, keadilan, dan nasionalisme dengan bahasa yang mereka pahami: bahasa simbol dan budaya pop.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gejala Intoleransi Laktosa yang Muncul Setelah Makan, Hindari 3 Makanan Ini

    Gejala Intoleransi Laktosa yang Muncul Setelah Makan, Hindari 3 Makanan Ini

    Jakarta

    Lactose intolerance atau intoleransi laktosa dialami banyak orang, data di Amerika Serikat menunjukkan setidaknya 30 dari 50 juta warganya memiliki kondisi tersebut. Intoleransi laktosa dikaitkan dengan kondisi tubuh seseorang yang tidak bisa memecah laktosa, gula yang terkandung dalam susu, secara baik.

    Walhasil, mereka kerap mengeluhkan gejala kembung, mual, diare, sakit perut, sekitar 30 hingga 60 menit setelah mengonsumsi makanan kaya laktosa.

    Beth Ferrell Jenks, ahli gizi dan asisten profesor nutrisi di University of North Carolina di Chapel Hill, menyebut toleransi individu pada produk susu bisa bervariasi. Tergantung pula dengan produk susu rendah laktosa tertentu, atau keju yoghurt, yang minim memicu gejala intoleransi laktosa.

    Masalah intoleransi laktosa cenderung dimulai pada usia dewasa, ketika tubuh secara bertahap memproduksi lebih sedikit laktase, enzim yang memecah laktosa.

    “Beberapa orang mungkin tidak menyadari perubahan ini dalam pencernaan mereka,” kata dr Suneeta Krishnareddy, seorang ahli gastroenterologi di Columbia University Irving Medical Center di New York City, dikutip dari CNA, Minggu (3/8/2025).

    “Namun, yang lain mungkin mengalami gejala yang sangat parah sehingga mereka mengalami mual dan muntah setelah mengonsumsi makanan tertentu,” kata dr Nitin K. Ahuja, seorang ahli gastroenterologi di Penn Medicine di Philadelphia.

    Memahami pemicu intoleransi laktosa terkadang relatif sulit, tetapi bisa dimulai dengan menghindari semua produk susu dari pola makan, lalu secara bertahap memperkenalkan kembali sejumlah kecil makanan dan minuman tertentu yang mengandung laktosa untuk melihat bagaimana reaksi setelahnya.

    Berikut adalah produk susu yang paling besar risikonya memicu intoleransi laktosa.

    1. Susu sapi

    Susu skim, 1 persen, 2 persen, dan susu murni semuanya mengandung antara 12 dan 12,5 gram laktosa per cangkir. Itu kira-kira jumlah maksimum laktosa yang dapat dikonsumsi orang dengan intoleransi laktosa per hari tanpa menunjukkan gejala, kata Ella Haddad, ahli gizi dan profesor emeritus nutrisi di Universitas Loma Linda di California.

    Jadi, cobalah batasi diri hingga satu gelas susu per hari, atau kurang, jika mengonsumsi jenis produk susu lainnya.

    2. Keju yang tidak dimatangkan (atau segar):

    Keju umumnya mengandung lebih sedikit laktosa daripada susu, tetapi beberapa jenis mengandung lebih banyak daripada yang lain. Keju yang belum dimatangkan, artinya tidak dibiarkan matang selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun, biasanya mengandung lebih banyak laktosa daripada keju yang dimatangkan, kata Jenks. Ini karena selama proses penuaan, bakteri memecah laktosa, mengubahnya menjadi asam laktat.

    Keju yang tidak dimatangkan cenderung lunak dan lembap, dan sering kali dikemas dalam wadah. Setengah cangkir keju cottage dengan 2 persen lemak susu mengandung sekitar empat gram laktosa. Dua sendok makan krim keju bebas lemak mengandung hampir dua gram. Meskipun keju yang tidak berumur mungkin lebih dapat ditoleransi daripada susu sapi, Jenks menyarankan untuk membatasinya jika memungkinkan.

    3. Es krim

    Banyak es krim, yang sebagian besar terbuat dari susu dan krim, kaya akan laktosa sehingga harus dibatasi. Namun, beberapa versi mengandung lebih banyak laktosa daripada yang lain.

    Jika es krim mengandung lebih banyak susu daripada krim, kemungkinan es krim tersebut kaya akan laktosa sehingga lebih sulit dicerna, kata Dr. Haddad. Hal ini karena susu mengandung lebih banyak laktosa daripada krim.

    (naf/naf)

  • Pramono Bermimpi Layanan Jakarta Serba "Satset" Lewat Pemanfaatan AI
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Juli 2025

    Pramono Bermimpi Layanan Jakarta Serba "Satset" Lewat Pemanfaatan AI Megapolitan 25 Juli 2025

    Pramono Bermimpi Layanan Jakarta Serba “Satset” Lewat Pemanfaatan AI
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur
    Jakarta

    Pramono Anung
    menilai teknologi kecerdasan buatan atau
    artificial intelligence
    (AI) dapat menjadi solusi untuk mempercepat pelayanan publik dan memangkas birokrasi yang berbelit di Jakarta.
    Hal itu ia sampaikan saat membuka Workshop Penyusunan Roadmap Implementasi AI di Ruang Pola Balai Kota Jakarta, Kamis (24/7/2025).
    “Birokrasi kita harus bisa mampu untuk beradaptasi dengan perubahan zaman ini. Dengan
    artificial intelligenc
    e ini. Jangan kemudian bermain
    Artificial Intelligence
    hanya wajahnya Pramono Anung bisa ditempelin untuk acara-acara apa saja,” kata Pramono.
    Pramono menegaskan, seluruh aparatur Pemprov Jakarta harus siap beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Ia meyakini banyak urusan warga yang bisa diselesaikan lebih cepat melalui sistem berbasis AI.
    Teknologi ini, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk berbagai layanan, mulai dari pembuatan KTP, SIM, paspor, hingga pengajuan bantuan pendidikan seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).
    Termasuk pula dalam proses perizinan yang selama ini dikenal rumit dan lambat, seperti izin mendirikan bangunan (IMB).
    Pramono mencontohkan pengalaman seorang warga yang harus menunggu 12 tahun untuk memperoleh izin bangunan.
    Namun setelah ditangani dengan sistem yang lebih efisien, izin tersebut bisa keluar hanya dalam dua minggu.
    “Kenapa ini saya sampaikan? Di era
    artificial intelligence
    masih ada ngurus perizinan sampai 12 tahun. Saya bilang stop,” ujar dia.
    Pramono juga menyampaikan, Pemprov Jakarta sudah mulai menerapkan teknologi AI dalam sektor transportasi, salah satunya melalui
    Intelligent Traffic Control Syste
    m atau sistem pengatur lalu lintas pintar.
    Saat ini, tercatat ada 65 titik lampu lalu lintas di Jakarta yang telah menggunakan teknologi tersebut. Namun, menurut Pramono, jumlah itu belum ideal.
    “Ini saja secara signifikan dari survei-survei yang ada, tidak menempatkan Jakarta menjadi kota termacet di Indonesia. Sekarang sudah nomor lima,” ujarnya.
    Ia mengatakan, jumlah titik yang ideal untuk penerapan sistem ini agar berdampak maksimal adalah sekitar 300 titik.
    Dalam kesempatan itu, Pramono juga mengungkapkan dirinya banyak belajar mengenai AI dari putrinya yang merupakan lulusan program master bidang AI di Columbia University, Amerika Serikat.
    “Dia menyampaikan begini. Prinsipnya dari
    artificial intelligence
    itu, satu data, kedua pola, ketiga ada mesin yang bisa menangkap itu. Dan kemudian inilah yang disarankan atau dilakukan yang bisa secara publik bermanfaat bagi masyarakat,” kata Pramono.
    Pramono berharap, pemanfaatan AI dapat mempercepat transformasi
    layanan publik
    di Jakarta menjadi lebih cepat, efisien, dan tidak menyulitkan warga.
    “Inilah yang menurut saya akan menjadi masa depan pemerintahan di republik ini. Kalau kita mau maju, maka kita harus membuka diri terhadap itu,” tuturnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Pasutri Berhasil Punya Anak Setelah 18 Tahun Berkat AI, Begini Kisahnya

    Cerita Pasutri Berhasil Punya Anak Setelah 18 Tahun Berkat AI, Begini Kisahnya

    Jakarta

    Pasangan suami istri di New York, Amerika Serikat (AS), telah menanti kehadiran buah hati setelah 18 tahun menikah. Setelah sekian lama menunggu, mereka berhasil punya momongan berkat bantuan artificial intelligence (AI).

    Teknologi AI ini mendeteksi sperma ‘tersembunyi’ pada air mani sang suami yang awalnya didiagnosis azoospermia.

    Sebagian besar air mani yang sehat mengandung jutaan sperma. Tetapi, hingga 15 prima pria yang tidak subur seperti mengalami azoospermia, yang berarti tidak ada sperma yang ditemukan.

    “Sampel air mani mungkin tampak sangat normal. Tetapi ketika Anda melihat di bawah mikroskop, Anda hanya menemukan lautan serpihan sel, tanpa sperma yang terlihat,” jelas Dr Zev Williams, direktur Pusat Fertilitas Universitas Columbia, dikutip dari NYPost, Minggu (6/7/2025).

    Hingga saat ini, pria dengan azoospermia memiliki sedikit cara untuk mengatasi kekurangan sperma.

    “Pilihan yang ada biasanya menggunakan sperma donor atau mencoba menjalani operasi yang menyakitkan, di mana sebagian testis diangkat dan mereka memeriksa testis untuk mencoba menemukan sperma,” sambungnya.

    Dengan bantuan teknologi AI, para peneliti menghabiskan waktu lima tahun untuk mengembangkan sistem STAR atau Sperm Tracking and Recovery. Teknologi ini berfungsi untuk mencari kehidupan dari jenis yang berbeda.

    Saat diuji pada sampel yang telah diteliti oleh embriolog selama dua hari, tidak ada hasilnya. Tetapi, teknologi STAR ini berhasil menemukan 44 sperma hanya dalam satu jam.

    “Kami menggunakan teknologi yang sama yang digunakan untuk mencari kehidupan di alam semesta untuk membantu menciptakan kehidupan baru di bumi ini,” terang Williams.

    Kasus Pertama yang Ditangani

    Pada Maret 2025, seorang wanita yang menggunakan nama samaran Rosie menjadi orang pertama yang hamil dengan teknologi STAR. Ini adalah kehamilan pertama yang sudah dinantikan Rosie dan suaminya selama 18 tahun, dengan suami yang didiagnosis mengalami azoospermia.

    “Tidak ada yang lain di luar sana. Terutama karena saya jauh lebih maju beberapa tahun dari yang seharusnya (dalam hal kesuburan),” jelas wanita 38 tahun itu.

    “Saya tidak setua itu, tetapi dalam hal kesuburan (dalam hal sel telur) saya sudah mencapai akhir,” lanjutnya.

    Bagi suami Rosie, prosesnya sangat sederhana. Hal yang harus dia lakukan hanya memberikan sampel sperma.

    Para peneliti kemudian memindai sampel dengan pencitraan berkekuatan tinggi, menangkap lebih dari 8 juta gambar dalam waktu kurang dari satu jam. Dengan menggunakan AI, mereka dapat mendeteksi tiga sel sperma yang sehat.

    Setelah ditemukan, sperma sehat itu segera diekstraksi oleh robot, menghindari kerusakan dari metode tradisional seperti sentrifugasi, yang memutar sampel dan dapat merusak sel-sel.

    Williams menggambarkan proses ini seperti mencari jarum di tengah tumpukan jerami hanya dalam waktu kurang dari dua jam. Secepat itulah sistem STAR.

    Setelah diekstraksi, sperma dapat langsung digunakan untuk fertilisasi in vitro atau dibekukan untuk percobaan berikutnya. Dalam kasus Rosie, dokter berhasil membuahi sel telurnya dalam waktu dua jam setelah mengambil sampel dari suaminya.

    Beberapa hari kemudian, embrio dipindahkan ke rahimnya. Sekarang, Rosie hamil lima bulan dan merasa semua ini seperti tidak nyata.

    “Saya masih bangun di pagi hari dan tidak percaya apakah ini benar atau tidak,” kata Rosie.

    Diperkirakan, bayi Rosie dan suaminya akan lahir pada bulan Desember.

    Masih Diragukan Para Ahli

    Sistem STAR saat ini hanya tersedia di Columbia University Fertility Center, tempat beberapa pasien lain sudah dalam ‘tahap penyimpanan’. Meskipun teknologi baru ini menawarkan harapan, beberapa ahli bersikap skeptis.

    “Secara kasat mata, ini tampak menjanjikan. Tetapi, seperti halnya teknologi baru dalam bidang kedokteran, terutama dalam perawatan reproduksi, kita perlu mengikuti data dan mempelajarinya lebih lanjut,” jelas Robert Brannigan, presiden terpilih American Society for Reproductive Medicine, dalam sebuah wawancara.

    Pengembangan sistem STAR terjadi di tengah meningkatnya infertilitas pria secara global. Satu studi menemukan bahwa jumlah sperma pada pria Barat anjlok 52,4 persen antara tahun 1973 dan 2011.

    Ilmuwan masih berupaya untuk menentukan penyebabnya. Tetapi, diduga paparan lingkungan dan faktor gaya hidup seperti obesitas, pola makan yang buruk, dan kurangnya aktivitas fisik juga berperan.

    Seiring meningkatnya angka infertilitas, semakin banyak pasangan yang beralih ke reproduksi berbantuan seperti IVF dan sistem STAR untuk mendapatkan kesempatan memiliki anak.

    “Dengan metode kami, banyak pria yang diberi tahu bahwa mereka tidak memiliki peluang untuk memiliki anak biologis kini memiliki peluang itu,” pungkas Williams.

  • Siapa Zohran Mamdani, Calon Wali Kota Muslim Pertama New York?

    Siapa Zohran Mamdani, Calon Wali Kota Muslim Pertama New York?

    Jakarta

    Sejarah tercetak dengan terpilihnya Zohran Mamdani sebagai calon wali kota New York dari Partai Demokrat. Anggota parlemen berusia 33 tahun itu merupakan kandidat muslim pertama untuk posisi bergengsi tersebut.

    Dalam konvensi Partai Demokrat, Mamdani unggul dari Andrew Cuomo dengan perolehan suara 43% berbanding 36%, berdasarkan 95% suara yang telah dihitung.

    Sebagaimana diketahui, Cuomo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pemimpin New York pada 2021, menyusul tuduhan pelecehan seksual yang dilakukannya.

    Di sisi lain, kesuksesan Mamdani didorong gelombang dukungan akar rumput dan sayap kiri yang berani.

    “Malam ini, kita telah menciptakan sejarah,” ujar Mamdani kepada para pendukungnya. “Saya akan menjadi calon Demokrat Anda untuk wali kota New York.”

    Hasil akhir pemungutan suara di New York yang menggunakan sistem peringkat memang masih bisa berubah. Namun, keunggulan dan momentum Mamdani saat ini mengindikasikan kemenangan telak.

    Kemenangan Mamdani atas Cuomo, yang dulunya merupakan tokoh politik dominan, menandai momen penting bagi kaum progresif.

    Dari Uganda ke Queens

    Mamdani dilahirkan di Kampala, Uganda. Pada usia tujuh tahun, dia dan keluarganya pindah ke New York.

    Dia menempuh pendidikan di Bronx High School of Science sebelum meraih gelar di bidang Kajian Afrika dari Bowdoin College. Di kampusnya, Mamdani mendirikan cabang Students for Justice in Palestine (Solidaritas Mahasiswa untuk Palestina).

    Dalam kampanyenya sebagai bakal calon wali kota New York, Mamdani mengedepankan latar belakangnya yang beragam.

    Politikus milenial ini sempat mengunggah video kampanye yang seluruhnya berbahasa Urdu, diselingi klip film Bollywood. Di video lain, Mamdani juga berbicara dalam bahasa Spanyol.

    Istri Mamdani, Rama Duwaji, adalah seniman asal Suriah berusia 27 tahun dan tinggal di Brooklyn. Mereka awalnya bertemu melalui aplikasi kencan Hinge.

    Ibu Mamdani, Mira Nair, adalah sutradara film ternama dan ayahnya, Profesor Mahmood Mamdani, mengajar di Columbia University.

    Kedua orang tuanya adalah alumni Harvard.

    Zohran Mamdani bersama orang tuanya, Mahmood Mamdani (kanan) dan Mira Nair (kiri), serta istrinya Rama Duwaji (tengah). (Reuters)

    Mamdani menampilkan citra sebagai kandidat dari rakyat dan seorang organisator.

    “Perubahan jalan hidup adalah hal yang tak terhindarkan,” demikian penggalan dari profil Mamdani di situs parlemen.

    Mamdani sempat menjajaki dunia film, rap, dan menulis. Namun, sesuai profilnya, dia menekankan bahwa kemampuannya mengelola adalah yang paling nyata.

    “Kegiatan mengorganisasi, memastikan bahwa peristiwa-peristiwa di dunia tidak membawanya pada keputusasaan, melainkan pada tindakan,” tulis profilnya.

    Sebelum terjun ke dunia politik, Mamdani bekerja sebagai konselor perumahan. Sepanjang kariernya ini, dia membantu pemilik rumah berpenghasilan rendah di Queens melawan penggusuran.

    Kampanye Mamdani mengedepankan identitasnya sebagai Muslim. Dia secara rutin mengunjungi masjid-masjid sekaligus merilis video berbahasa Urdu tentang krisis biaya hidup di kota New York.

    “Kita tahu bahwa tampil sebagai Muslim di muka umum sama saja mengorbankan keamanan yang kadang ditemukan dalam bayangan,” ujarnya dalam rapat umum pada musim semi silam.

    “Selain Zohran, tidak ada lagi calon yang mewakili isu-isu yang benar-benar saya pedulikan,” tutur Jagpreet Singh, direktur politik organisasi keadilan sosial DRUM, kepada BBC.

    Keinginan Mamdani untuk membuat New York lebih terjangkau

    Mamdani menyebut para pemilih di New York, kota termahal di AS ingin agar Demokrat fokus pada keterjangkauan harga.

    “Di kota ini, satu dari empat penduduk hidup dalam kemiskinan. Selain itu, 500.000 anak di New York tidur dalam keadaan lapar setiap malamnya,” ujarnya kepada BBC baru-baru ini.

    “Kota New York terancam kehilangan hal yang membuatnya begitu istimewa.”

    Berikut proposal Mamdani:

    Layanan bus gratis di seluruh kota;Pembekuan sewa dan akuntabilitas lebih ketat bagi tuan tanah yang lalai;Jaringan toko kelontong milik kota yang berfokus pada keterjangkauan harga;Layanan penitipan anak untuk usia enam minggu hingga lima tahun;Peningkatan tiga kali lipat produksi perumahan dengan stabilisasi sewa yang dibangun serikat pekerja.

    Rencana Mamdani juga mencakup “perombakan total” gedung wali kota untuk meminta pertanggungjawaban pemilik properti. Jika terpilih, dia juga akan secara besar-besaran memperluas perumahan yang terjangkau dan permanen .

    Baca juga:

    Dalam kampanyenya, Mamdani mengaitkan paket kebijakan ini dengan gestur visual yang menarik perhatian dan menjadi viral.

    Dia menceburkan diri ke Samudra Atlantik untuk mendramatisasi isu pembekuan sewa. Mamdani juga berbuka puasa Ramadan dengan burito di kereta bawah tanah demi menyoroti masalah ketahanan pangan.

    Beberapa hari sebelum konvensi Demokrat, Mamdani berjalan kaki menyusuri seluruh Manhattan. Di sela-sela perjalanannya, dia sempat berhenti untuk berswafoto dengan para pemilih.

    Meskipun Mamdani bersikeras dirinya mampu membuat New York lebih terjangkau, para kritikus meragukan janji-janji ambisius tersebut.

    The New York Times tidak mendukung kandidat mana pun dalam pemilihan pendahuluan wali kota. Secara umum, surat kabar itu justru mengkritik para kandidat.

    Dewan redaksi New York Times mengatakan agenda Mamdani “sangat tidak sesuai dengan tantangan kota” dan “mengabaikan pertukaran yang tak terhindarkan dalam tata kelola pemerintahan.”

    Pembekuan sewa rumah yang diusulkan Mamdani akan membatasi pasokan perumahan, imbuh mereka.

    Pengalaman Mamdani

    Cuomo dan pihak lainnya menilai sosok Mamdani belum berpengalaman dan terlalu radikal.

    Menurut mereka, keinginan Mamdani tidak cocok untuk kota dengan anggaran US$115 miliar (sekitar Rp 1.860,677 triliun) dan lebih dari 300.000 pekerja kota.

    Cuomo didukung para donatur besar dan dukungan kelompok sentristermasuk Bill Clinton. Dia bersikeras bahwa pengalaman sangatlah menentukan dalam memimpin kota New York.

    “Pengalaman, kompetensi, dan tahu cara menjalankan pekerjaan adalah hal paling mendasar,” ujarnya.

    “Ini termasuk tahu bagaimana berurusan dengan Trump, Washington, serta legislatif negara bagian. Saya mendukung gagasan untuk belajar sembari bekerja, tetapi bukan untuk posisi wali kota New York.”

    Akan tetapi, Trip Yang, seorang pakar strategi politik, justru menilai “pengalaman” tidak selalu menjadi penentu di era politik saat ini.

    Terlepas dari menang atau tidaknya Mamdani, ahli itu percaya bahwa kampanye Mamdani telah mencapai “hal yang tak terpikirkan.”

    “Zohran didukung puluhan ribu sukarelawan dan ratusan ribu donatur individu. Sangat jarang ada kampanye konvensi Demokrat lokal di New York yang melibatkan begitu banyak sukarelawan dan antusiasme akar rumput,” ujarnya.

    “Zohran memahami kami. Dia milik kami. Dia berasal dari komunitas kami, komunitas imigran,” tambah Lokmani Rai, salah seorang pendukung Mamdani.

    Palestina dan Israel

    Mamdani baru-baru ini berkampanye di taman Jackson Heights, salah satu komunitas paling beragam di AS. Di sana, anak-anak berlarian dan bermain ayunan. Sementara pedagang makanan Latin terlihat menjajakan es krim dan kudapan.

    Pemandangan tersebut secara sempurna menangkap keberagaman kota New Yorkyang dianggap banyak politikus Demokrat sebagai aset terbesar mereka.

    Namun, kota ini juga tidak luput dari ketegangan ras dan politik.

    Mamdani mengeklaim dirinya menerima ancaman Islamofobia setiap hari. Beberapa di antaranya bahkan menargetkan keluarganya. Menurut polisi, penyelidikan kejahatan kebencian atas ancaman tersebut sedang berlangsung.

    Kepada BBC, Mamdani menuturkan bahwa rasisme adalah indikasi keretakan dalam politik AS.

    Dia juga mengkritik Partai Demokrat “yang membiarkan Donald Trump terpilih kembali” dan gagal membela para pekerja “tidak peduli siapa mereka atau dari mana asalnya.”

    Baca juga:

    Sikap para kandidat terhadap konflik Israel-Gaza kemungkinan besar juga menjadi perhatian para pemilih.

    Dukungan kuat Mamdani terhadap Palestina dan kritiknya terhadap Israel membuatnya berbeda pandangan dengan sebagian besar petinggi Demokrat.

    Mamdani bahkan sempat mengajukan rancangan undang-undang untuk mengakhiri status bebas pajak bagi lembaga amal di New York yang memiliki hubungan dengan permukiman Israel, yang melanggar hukum hak asasi manusia internasional.

    Dia juga menyatakan keyakinannya bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus ditangkap.

    Dalam berbagai kesempatan, Mamdani berkali-kali didesak pers untuk menyatakan apakah dia mendukung hak Israel untuk eksis sebagai negara Yahudi.

    “Saya tidak merasa nyaman mendukung negara mana pun yang memiliki hierarki kewarganegaraan berdasarkan agama atau hal lainnya. Saya rasa kesetaraan harus diabadikan di setiap negara di dunia sebagaimana yang kita punya di negara kita. Itu keyakinan saya,” ujarnya suatu kali.

    Mamdani juga menegaskan tidak ada tempat untuk antisemitisme di kota New York. Dia menambahkan akan meningkatkan pendanaan untuk memerangi kejahatan kebencian, jika terpilih.

    Di sisi lain, Cuomo menggambarkan dirinya sebagai “pendukung Israel yang sangat antusias dan bangga akan hal itu.”

    Dalam banyak hal, isu-isu yang dihadapi politikus Demokrat New York sama dengan isu yang akan dihadapi partai tersebut dalam pemilihan mendatang.

    Konvensi Demokrat di kota New York kemungkinan akan dianalisis secara nasional untuk melihat implikasinya terhadap partai dan bagaimana seharusnya mereka menghadapi Trump.

    Lihat juga Video: Sosok Zohran Mamdani, Muslim Calon Kuat Wali Kota New York

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Profil Verrel Bramasta, Selebritas yang Jadi Politisi Komisi X DPR RI

    Profil Verrel Bramasta, Selebritas yang Jadi Politisi Komisi X DPR RI

    Jakarta, Beritasatu.com – Verrel Bramasta adalah salah satu nama yang tidak asing di dunia hiburan Indonesia. Kini, sosok yang dikenal sebagai aktor, penyanyi, dan model ini mulai menapaki jalur baru sebagai politisi, seusai terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029 dan duduk di Komisi X.

    Karier Verrel di dunia hiburan dimulai ketika ia menerima tawaran menjadi bintang tamu dalam sebuah acara gelar wicara. Keinginan Verrel untuk memasuki industri hiburan mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya, Venna Melinda dan Ivan Fadilla Soedjoko, yang juga merupakan selebritas Tanah Air.

    Debut aktingnya dimulai melalui sinetron Bintang di Langit pada tahun 2014. Sejak itu, Verrel aktif tampil di berbagai sinetron, film, hingga FTV, serta menjajal dunia tarik suara dan menjadi DJ.

    Profil Verrel Bramasta

    Verrel lahir pada tanggal 11 September 1996 sebagai anak sulung dari pasangan selebritas, dengan seorang adik laki-laki bernama Athalla Naufal. Masa kecilnya tidak selalu mudah. Varrel pernah mengalami perundungan karena memiliki tubuh gendut saat duduk di bangku SD dan SMP. Namun, peristiwa itu justru memotivasi Verrel untuk rajin berolahraga hingga kini dikenal dengan tubuhnya yang atletis.

    Pada tahun 2014, kehidupan keluarga Verrel berubah drastis setelah kedua orang tuanya bercerai. Keputusan tersebut membuat Verrel memilih untuk hidup mandiri karena tidak ingin memilih tinggal bersama ayah atau ibunya. Meski begitu, ia tetap menjaga hubungan baik dengan kedua orang tuanya dan ibu tirinya, Nyai Sarni.

    Terkait pendidikan, Verrel sempat menempuh studi hubungan internasional di Columbia University, New York. Namun, karena kesibukan di dunia hiburan, ia memutuskan untuk berhenti.

    Ia kemudian melanjutkan kuliah di IIB Darmajaya dan pada tahun 2024 mengumumkan akan melanjutkan studi ilmu politik di Oxford University, Inggris. Persiapannya matang, terbukti dari nilai IELTS tinggi yang ia peroleh.

    Transformasi Menuju Dunia Politik

    Pada tahun 2023, Verrel Bramasta membuat langkah mengejutkan dengan bergabung ke Partai Amanat Nasional. Banyak pihak sempat meragukan keseriusannya di dunia politik, namun ia membuktikan bahwa dirinya layak diperhitungkan. Berbekal pengalaman sang ibu yang juga politisi, Verrel menekuni jalur politik dengan penuh semangat.

    Ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari daerah pemilihan Jawa Barat VII, yang mencakup Kabupaten Bekasi, Purwakarta, dan Karawang. Hasilnya tidak mengecewakan, Verrel meraih suara tertinggi di antara calon lainnya dari PAN.

    Setelah resmi dilantik menjadi anggota DPR, ia menyatakan kesediaannya untuk tidak mengambil gaji selama satu tahun sebagai bentuk komitmen terhadap pengabdian.

    Selain dikenal karena paras tampan dan karier cemerlangnya di dunia hiburan, Verrel Bramasta juga sempat menjadi sorotan karena kehidupan pribadinya. Ia pernah menjalin hubungan asmara dengan beberapa selebritas ternama seperti Natasha Wilona, Yuki Kato, Febby Rastanty, bahkan Aurel Hermansyah. Terbaru, ia diisukan dekat dengan Puji.

    Karier dan Karya di Dunia Hiburan

    Selama lebih dari satu dekade berkarier, Verrel Bramasta telah membintangi berbagai sinetron populer, antara lain:

    Bintang di Langit (2014)Penyihir Cantik (2015)Rajawali (2015)7 Manusia Harimau New Generation (2016)Putri untuk Pangeran (2020-2022)Ikatan Cinta (2021)

    Ia juga aktif di layar lebar dengan film-film seperti LDR (2015), Dubsmash (2016), hingga Ghibah (2021). Tidak hanya itu, Verrel merilis beberapa lagu seperti Aku Cinta Padamu, Tanya Hati, hingga duet bersama Febby Rastanty dalam Cinta Kita Muda.

    Transformasi Verrel Bramasta dari seorang selebritas muda menjadi politisi muda di Komisi X DPR RI merupakan perjalanan yang patut diapresiasi. Perjalanan hidup yang penuh dinamika menjadikannya figur yang tangguh dan inspiratif.

  • Sosok Maulida Az Zahra, Siswi MAN 1 Brebes Diterima 4 Kampus Ternama di Amerika Serikat – Halaman all

    Sosok Maulida Az Zahra, Siswi MAN 1 Brebes Diterima 4 Kampus Ternama di Amerika Serikat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Maulida Az Zahra mungkin tak menyangka bahwa ia bisa diterima di empat kampus terbaik yang ada di Amerika Serikat.

    Keinginan dan harapan yang telah lama ia impikan, akhirnya berbuah manis berkat semangat dan ketekunan dalam belajar.

    Zahra telah dinyatakan diterima di Brown University (Jurusan Ekonomi, Ilmu Politik, dan Statistik), New York University (Stern School of Business, Jurusan Bisnis), University of Pennsylvania (Jurusan Filsafat, Politik, dan Ekonomi), serta Princeton University (Jurusan Urusan Publik dan Internasional).

    Selain itu, dua universitas lainnya, Babson College dan Columbia University, masih menunggu keputusan akhir yang akan diumumkan pada Mei 2025.

    Lantas, siapakah sosok Maulida Az Zahra ?

    Maulida Az Zahra merupakan siswi kelas XII jurusan MIPA di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Brebes, Jawa Tengah.

    Ia merupakan putri dari pasangan Saepudin dan Khotimah asal Desa Jatimakmur, Kecamatan Songgom, Brebes.

    Zahra lahir dari keluarga yang sederhana, orang tuanya berprofesi sebagai petani.

    Meskipun berasal dari keluarga seorang petani, keinginan Zahra untuk bisa membahagiakan kedua orang tuanya pun kini telah berbuah manis.

    Zahra menerangkan bahwa sejak awal, ia mempunyai tekad yang kuat untuk menempuh pendidikan tinggi di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat.

    Persiapan Sejak Dini

    Ia pun berniat memperdalam ilmu di bidang ekonomi, politik, dan hubungan internasional dengan harapan dapat memberikan kontribusi bagi Indonesia.

    Zahra mengaku telah mempersiapkan diri sejak awal masuk MAN. 

    Selama dua tahun terakhir, ia belajar bahasa Inggris secara intensif, mengikuti tes internasional, mengembangkan portofolio, dan menyusun personal statement yang mencerminkan visi dirinya. 

    Ia juga aktif mencari informasi mengenai universitas luar negeri melalui media sosial dan forum pelajar internasional. 

    Dukungan Keluarga

    Selain persiapan sejak dini, Zahra mengatakan bahwa dukungan dari kedua orang tuanya juga menjadi faktor utama.

    Di samping itu, guru dan teman-teman di sekolahnya pun juga memberikan motivasi kepadanya untuk bisa melanjutkan studi ke Negeri Paman Sam.

    Zahra sendiri rencananya akan terbang ke Amerika Serikat pada Agustus mendatang.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sosok Maulida Az Zahra Anak Petani yang Diterima di 4 Kampus Ternama Amerika, Berangkat Agustus 2025

     

    (Tribunnews.com/David Adi) (TribunJabar.id/Salma Dinda Regina)