Institusi: Columbia University

  • Kondisi Rambut Bisa Jadi ‘Alarm’ Serius Kesehatan Seseorang, Waspadai Ciri-cirinya

    Kondisi Rambut Bisa Jadi ‘Alarm’ Serius Kesehatan Seseorang, Waspadai Ciri-cirinya

    Jakarta

    Rambut sering dianggap sekadar bagian dari penampilan, padahal di balik tiap helainya tersimpan banyak informasi tentang kondisi tubuh. Para ahli menyebut rambut sebagai ‘arsip biologis alami’ yang dapat mencerminkan status kesehatan seseorang, mulai dari stres, kekurangan gizi, hingga penyakit tertentu.

    Menurut dr Antonella Tosti, dokter kulit dari University of Miami, setiap 1 sentimeter rambut menyimpan data biologis selama sekitar satu bulan. Artinya, dengan menganalisis rambut, para dokter dapat mendeteksi jejak obat-obatan, racun logam berat, tingkat stres kronis, hingga kepatuhan seseorang dalam mengonsumsi obat.

    “Folikel rambut bekerja seperti ginjal mini,” jelas Dr. Ralf Paus, ahli dermatologi dari universitas yang sama.

    “Ia menyerap berbagai senyawa dari tubuh, termasuk zat beracun, lalu menyimpannya di batang rambut.”

    Karena itulah, rambut sering digunakan dalam pemeriksaan forensik maupun penelitian kesehatan untuk mengetahui paparan zat tertentu dalam jangka panjang.

    Rambut adalah jaringan yang tumbuh cepat, nomor dua setelah sumsum tulang. Proses pertumbuhannya memerlukan banyak energi dan nutrisi. Jika tubuh sedang kekurangan energi atau mengalami gangguan metabolisme, rambut biasanya menjadi salah satu bagian pertama yang terpengaruh.

    Berikut beberapa tanda rambut bisa menunjukkan adanya masalah kesehatan:

    1. Rambut Rontok Parah

    Rambut rontok hingga lebih dari 100 helai per hari bisa jadi pertanda tubuh sedang mengalami tekanan fisik atau emosional.

    Beberapa penyebab umum:

    Kekurangan zat besi, protein, atau vitamin B kompleks

    Gangguan tiroid (hipotiroid atau hipertiroid)

    Demam tinggi atau infeksi berat

    Penurunan berat badan drastis atau diet ekstrem

    Stres berat atau trauma emosional

    Setelah melahirkan atau menjalani operasi besar

    Kondisi ini dikenal sebagai telogen effluvium, di mana folikel rambut masuk ke fase istirahat lebih cepat.
    Biasanya, rambut akan tumbuh kembali dalam 3 hingga 6 bulan setelah penyebabnya teratasi, menurut dr Angela Christiano, pakar genetika molekuler dari Columbia University.

    2. Rambut Kering, Rapuh, dan Mudah Patah

    Rambut yang tiba-tiba menjadi kering dan mudah patah bisa menandakan kekurangan nutrisi penting, seperti asam lemak esensial, zinc, dan vitamin D.

    Selain itu, penyakit autoimun seperti lupus atau gangguan hormon tiroid juga dapat mengubah tekstur rambut.

    3. Muncul Uban Lebih Cepat

    Meski faktor genetik berperan besar, uban yang muncul terlalu dini juga bisa menandakan stres oksidatif tinggi dalam tubuh.
    Beberapa studi menunjukkan stres kronis dapat merusak sel penghasil pigmen (melanosit) di folikel rambut, sehingga warna rambut memudar lebih cepat.

    Mengapa Rambut Jadi ‘Alarm’ Tubuh?

    Menurut para ahli, ketika tubuh mengalami gangguan kesehatan, ia akan mengalihkan energi dan nutrisi untuk fungsi vital seperti otak, jantung, atau sistem imun.

    Pertumbuhan rambut yang bukan prioritas pun akan terhenti sementara. Itulah sebabnya, kerontokan atau perubahan tekstur rambut bisa menjadi sinyal awal bahwa tubuh sedang tidak seimbang.

    “Kerontokan rambut sering kali bukan sekadar masalah kosmetik,” tegas Dr. Christiano.

    “Itu bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang kewalahan dan perlu diperhatikan.”

    Periksa ke dokter jika kerontokan terasa berlebihan atau disertai gejala lain, seperti mudah lelah, berat badan turun, atau kulit kering.

  • Ilmuwan Kecam Ide Meredupkan Matahari, Bumi Bisa Kiamat!

    Ilmuwan Kecam Ide Meredupkan Matahari, Bumi Bisa Kiamat!

    Jakarta

    Upaya mendinginkan Bumi dengan menyebarkan sinar Matahari mungkin terdengar sederhana. Namun para ilmuwan memperingatkan bahwa hal itu dapat menyebabkan kiamat alias kekacauan global.

    Injeksi aerosol stratosfer dapat mengganggu sistem cuaca, membebani perekonomian, dan menciptakan lebih banyak masalah dibandingkan solusinya. Sebuah ide yang dulu dianggap fiksi ilmiah, mendinginkan Bumi dengan menyebarkan partikel pemantul sinar Matahari ke atmosfer atas, kini ditanggapi serius oleh para peneliti.

    Teknik yang diusulkan ini, yang disebut stratospheric aerosol injection (SAI) atau injeksi aerosol stratosfer, bertujuan untuk mengimbangi pemanasan global dengan meniru efek pendinginan letusan gunung berapi.

    Ratusan model ilmiah telah mengeksplorasi cara kerjanya. Namun, para peneliti di Columbia University memperingatkan bahwa model-model tersebut mengabaikan betapa kompleks, tidak pasti, dan berisikonya upaya semacam itu.

    “Sekalipun simulasi SAI dalam model iklim sudah canggih, simulasi tersebut pasti akan diidealkan. Para peneliti memodelkan partikel sempurna dengan ukuran yang sempurna. Dan dalam simulasi, mereka menempatkan partikel tersebut sebanyak yang mereka inginkan, di mana mereka menginginkannya,” kata V. Faye McNeill, seorang ahli kimia atmosfer dan ilmuwan aerosol di Columbia’s Climate School and Columbia Engineering, dikutip dari Science Daily.

    “Namun, ketika Anda mulai mempertimbangkan di mana posisi kita sebenarnya, dibandingkan dengan situasi ideal tersebut, hal itu menunjukkan banyaknya ketidakpastian dalam prediksi tersebut,” sebutnya.

    “Ada berbagai hal yang mungkin terjadi jika Anda mencoba melakukan ini, dan kami berpendapat bahwa kemungkinan hasilnya jauh lebih luas daripada yang diperkirakan siapa pun hingga saat ini,” ia memperingatkan.

    Batasan Geoengineering Matahari

    Dalam sebuah studi yang diterbitkan di Scientific Reports, McNeill dan timnya mengkaji hambatan fisik, politik, dan ekonomi yang membuat SAI jauh lebih rumit dalam praktik dibandingkan teorinya.

    Mereka meninjau studi yang ada untuk memahami bagaimana hasil SAI akan bergantung pada detail bagaimana dan di mana ia diterapkan. Faktor-faktor kunci meliputi ketinggian dan lintang pelepasan partikel, waktu dalam setahun, dan jumlah total material yang disuntikkan ke atmosfer.

    Di antara variabel-variabel ini, garis lintang tampaknya memiliki pengaruh terbesar. Upaya SAI yang terkonsentrasi di dekat kutub, misalnya, dapat mengganggu musim hujan tropis, sementara pelepasan di dekat khatulistiwa dapat mengubah aliran jet (jet stream) dan mengganggu sirkulasi udara global.

    “Ini bukan sekadar masalah melepaskan lima teragram sulfur ke atmosfer. Yang penting adalah di mana dan kapan Anda melakukannya,” kata McNeill.

    Variabilitas ini menunjukkan bahwa, jika SAI terjadi, seharusnya dilakukan secara terpusat dan terkoordinasi. Namun, mengingat realitas geopolitik, para peneliti mengatakan hal itu kecil kemungkinannya.

    Pelajaran dari Gunung Berapi

    Sebagian besar model iklim yang mempelajari SAI mengasumsikan penggunaan aerosol sulfat, serupa dengan senyawa yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi. Ketika Gunung Pinatubo meletus pada 1991 misalnya, suhu global turun hampir satu derajat Celsius selama beberapa tahun. Peristiwa tersebut sering dikutip sebagai bukti bahwa SAI dapat mendinginkan planet untuk sementara waktu.

    Namun, aktivitas vulkanik juga menyoroti risikonya. Letusan Pinatubo mengganggu sistem monsun India, mengurangi curah hujan di Asia Selatan, dan berkontribusi pada penipisan ozon. Efek samping serupa dapat diakibatkan oleh pelepasan sulfat buatan, termasuk hujan asam dan kontaminasi tanah. Kekhawatiran ini mendorong para ilmuwan untuk menyelidiki material lain yang berpotensi lebih aman.

    Mencari Material yang Lebih Baik

    Alternatif yang diusulkan mencakup mineral seperti kalsium karbonat, alfa alumina, rutil dan anatase titania, zirkonia kubik, dan bahkan berlian. Meskipun banyak perhatian telah diberikan pada seberapa baik material-material ini dapat menghamburkan sinar Matahari, pertanyaan penting lainnya, seperti ketersediaan dan kepraktisannya, masih kurang dieksplorasi.

    “Para ilmuwan telah membahas penggunaan kandidat aerosol tanpa mempertimbangkan bagaimana keterbatasan praktis dapat membatasi kemampuan Anda untuk menyuntikkannya dalam jumlah besar setiap tahun. Banyak material yang telah diusulkan tidak terlalu melimpah,” kata Miranda Hack, seorang ilmuwan aerosol di Columbia University dan penulis utama makalah baru tersebut.

    Berlian, misalnya, akan berkinerja baik secara optik tetapi terlalu langka dan mahal untuk digunakan. Zirkonia kubik dan titania rutil secara teori dapat memenuhi permintaan, tetapi pemodelan ekonomi oleh tim Columbia menunjukkan biaya produksi akan meroket seiring dengan peningkatan permintaan. Hanya kalsium karbonat dan alfa alumina yang cukup melimpah untuk dapat diproduksi dalam skala besar, namun keduanya menghadapi masalah teknis yang serius selama proses dispersi.

    Partikel Kecil, Masalah Besar

    Agar SAI berfungsi, partikel harus tetap sangat kecil, kurang dari satu mikron. Namun, alternatif mineral cenderung menggumpal menjadi agregat yang lebih besar. Gugusan yang lebih besar ini menyebarkan sinar matahari secara kurang efektif dan berperilaku tidak terduga di atmosfer.

    “Alih-alih memiliki sifat optik yang sempurna, Anda justru mendapatkan sesuatu yang jauh lebih buruk. Dibandingkan dengan sulfat, saya rasa kita belum tentu akan melihat manfaat iklim seperti yang telah dibahas,” kata Hack.

    Penuh Ketidakpastian

    Menurut para peneliti, banyaknya ketidakpastian seputar SAI, mulai dari logistik penerapan hingga kinerja material, membuat teknik ini semakin tidak pasti daripada yang diperkirakan sebelumnya. Tantangan-tantangan ini perlu diakui dengan jelas ketika para pembuat kebijakan dan ilmuwan membahas masa depan geoengineering surya.

    “Semuanya tentang trade-off risiko ketika kita melihat geoengineering surya,” kata Gernot Wagner, ekonom iklim di Columbia Business School dan kolaborator erat Climate School.

    “Mengingat realitas SAI yang rumit, hal itu tidak akan terjadi seperti yang dimodelkan oleh 99 persen makalah ini,” sambungnya.

    Studi ini juga mencantumkan Daniel Steingart, salah satu direktur Columbia Electrochemical Energy Center, sebagai salah satu penulis. Bersama-sama, tim ini menekankan bahwa meskipun SAI mungkin tampak seperti solusi cepat yang menarik untuk pemanasan global, jalan menuju pendinginan planet yang sesungguhnya bisa jadi jauh lebih berbahaya dan tak terduga daripada yang terlihat.

    (rns/rns)

  • Bukan Bumi, NASA Ungkap Asal Usul Emas

    Bukan Bumi, NASA Ungkap Asal Usul Emas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penelitian menemukan lokasi asal emas. Ternyata lokasinya bukan berasal dari Bumi, melainkan di luar angaksa.

    Temuan ini berasal dari penelitian calon doktor dari Columbia University, Anirud Patel dan Eric Burns dari Louisiana State University bersama sekelompok peneliti lain. Mereka melakukan analisa dengan data dari teleskop NASA dan ESA untuk menelusuri unsur-unsur yang ada di antariksa.

    “Ini adalah pertanyaan fundamental terkait asal usul zat kompleks di alam semesta. Teka-teki seru yang belum pernah dipecahkan,” kata Patel dalam siaran pers NASA.

    Sebagai informasi NASA menjelaskan alam semesta terdiri dari elemen hidrogen, helium, sebagian kecil lithium. Kemudian elemen lebih berat terbentuk di bintang, termasuk besi.

    Namun ditemukan pula terciptanya dan tersebar elemen awal yang lebih berat dari besi, seperti emas yang asal usulnya masih menjadi misteri. Ini ditemukan dalam penelitian yang dipimpin Patel.

    Dari hasil analisa mereka ternyata ditemukan banyak elemen berat pada suar (flare) magnetar dari bintang neutron. Penelitian itu mengungkapkan 10% dari elemen yang lebih berat dari besi berasal dari suar magnetar raksasa.

    Magnetar sendiri sudah ada sejak masa awal terbentuknya alam semesta. Artinya, kemungkinan emas pertama juga tercipta lewat proses tersebut.

    Sementara itu, bintang neutron adalah inti bintang yang meledak yang sangat padat. Kabarnya satu sendok material bintang beratnya mencapai miliaran ton di Bumi.

    Magnetar adalah versi ekstrem dari bintang tersebut dengan kekuatan magnet yang lebih besar. Saat keraknya retak, terjadi peristiwa gempa bintang yang biasanya terjadi bersama dengan letupan radiasi atau suar magnetar raksasa.

    Patel bersama para peneliti lain dengan Brian Matzger juga mengungkapkan cara radiasi suar raksasa terkait elemen berat terbentuk. Diduga terjadi melalui pemrosesan inti atom ringan menjadi inti yang lebih berat dengan proses yang lebih cepat.

    Proton pada inti atom merupakan penentu jenis elemen pada kategorisasi ilmiah, yakni hidrogen hanya memiliki satu proton, helium dua proton, dan lithium dengan tiga proton.

    Inti atom lain, neutron tidak menentukan jenis elemen melainkan tetap berpengaruh dengan massanya. Saat bertambah, atom tidak stabil dan kemudian proses peluruhan radioaktif mengubah neutron menjadi proton sehingga mengubah jenis elemennya.

    Salah satu contohnya adalah perubahan atom emas menjadi merkuri karena adanya penambahan satu proton.

    Sementara itu, pengamatan pada benturan dua bintang neutron tahun 2017 disebut menginfirmasi peristiwa penciptaan emas, platina dan elemen berat lainnya. Namun penggabungan itu tidak terjadi sejak awal alam semesta, membuatnya tidak menjelaskan soal terciptanya emas dan elemen lain.

    Potensi asal usul emas lain ditemukan juga oleh penelitian dari Metzger dan beberapa peneliti dari Ohio State University. Disebutkan emas dapat berasal dari suar magnetar dapat memanas lalu melontarkan kerak bintang neutron pada kecepatan tinggi.

    Burns yang menganalisa data sinar gamma pada suar bintang raksasa, berhasil mengidentifikasi sinyal misterius dari magnetar. Ternyata data dari Desember 2024 itu sama seperti prediksi penelitian Patel.

    Pada sinyal sinar gamma yang terekam 20 tahun lalu membuktikan soal suar magnetar raksasa yang menciptakan elemen berat dan menyebar.

    Kesimpulan itu juga didukung dari data misi Matahari NASA, RHESSI atau Reuven Ramaty High Energy Solar Spectroscopic Imager dan satelit Wind.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kandungan Beras Berubah Karena Bumi Makin Panas, Ahli Ungkap Bahaya

    Kandungan Beras Berubah Karena Bumi Makin Panas, Ahli Ungkap Bahaya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Beras terdampak dengan “kiamat” perubahan iklim akibat pemanasan global yang makin mengkhawatirkan. Sebuah penelitian mengungkapkan sawah berpotensi menyimpan racun arsenik yang berbahaya.

    Hal ini ditemukan oleh tim peneliti Columbia University dengan kolaborator dari China serta Amerika Serikat (AS).

    Tim penelitian menemukan saat kondisi sawah tergenang dan oksigen di dalamnya berkurang, yang membuat mineral besi mengikat arsenik laut. Sehingga arsenik mudah terserap oleh akar padi.

    Arsenik organik juga menjadi lebih menyerap. Penyebabnya adalah saat suhu di Bumi menjadi lebih panas karena naik 2 derajat Celcius dari tingkat pra industri dan CO2 yang menjadi lebih tinggi.

    Kemudian tingkat arsenik yang tinggi itu dihubungkan dengan beragam penyakit. Misalnya jantung hingga diabetes.

    “Hasil penelitian kamu menunjukkan bahwa peningkatan kadar arsenik ini bisa secara signifikan meningkatkan kejadian penyakit jantung, diabetes, dan dampak kesehatan non-kanker lainnya,” jelas Lewis Ziska, Associate Professor of Environmental Health Sciences di Columbia Mailman School, dikutip dari laman Earth.

    Penelitian itu dilakukan dengan menanam 28 varietas padi dalam lapangan terbuka selama satu dekade. Penanaman dilakukan dengan sistem Free-Air CO2 Enrichment (FACE).

    Dari penelitian ditemukan adanya risiko kanker seumur hidup. Termasuk kanker paru-paru dan kandung kemih yang mengalami peningkat 44%.

    Di China, kasus kanker karena konsumsi beras yang mengandung arsenik bertambah hingga 19,3 juta orang.

    Selain itu terdapat dampak non-kanker karena kandungan arsenik yang tinggi. Yakni terkait risiko penyakit kardiovaskular dan metabolik.

    Kadar arsenik ini ditemukan bukan hanya karena faktor iklim. Namun juga karena sumber air irigasi, jenis tanah, dan varietas padi yang ditanam.

    Risiko tersebut terjadi di sejumlah wilayah dari Asia Selatan, Asia Tenggara dan China Selatan. Daerah-daerah tersebut menjadikan nasi jadi salah satu makanan pokok dan sawah yang tergenang.

    Tim peneliti juga memiliki tips mengurangi bahaya tersebut. Dari pemuliaan varietas padi yang sedikit menyerap arsenik, pengelolaan air sawah dengan sistem pengering yang berkala, serta pemrosesan pasca panen dan metode memasak untuk menurunkan kadar arsenik.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Profil Tedi Bharata, Lulusan Columbia University Kini Jadi Wakil Kepala BP BUMN

    Profil Tedi Bharata, Lulusan Columbia University Kini Jadi Wakil Kepala BP BUMN

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto resmi menunjuk Tedi Bharata sebagai Wakil Kepala Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara atau BP BUMN untuk mendampingi Dony Oskaria selaku Kepala BP BUMN. 

    Sebelum penunjukan, Tedi dikenal sebagai pejabat muda berpengalaman di lingkungan Kementerian BUMN. Dia sebelumnya menjabat sebagai Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN sejak 5 Agustus 2021 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 112/TPA Tahun 2021.

    Dalam perjalanan kariernya, Tedi pernah menjadi Staf Khusus V Menteri BUMN pada 2021, Vice President Office of The Board MIND ID pada 2019–2020, serta Investment Planning Manager di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2016–2019.

    Pria kelahiran 31 Mei 1983 ini merupakan lulusan Universitas Pelita Harapan jurusan Komputer dan Sistem Manajemen Informasi (2005) dan meraih gelar Master of Public Administration dari Columbia University, Amerika Serikat, pada 2016.

    Sementara itu, mengutip data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) periodik KPK untuk laporan tahun 2024, Tedi tercatat memiliki harta kekayaan sebesar Rp17,30 miliar hingga Maret 2025. 

    Jumlah itu terdiri atas aset tanah dan bangunan Rp10 miliar, kendaraan Rp1 miliar, surat berharga Rp 2,22 miliar, kas setara kas Rp 2,47 miliar, harta bergerak lainnya RP 355 juta dan harta lainnya 1,30 miliar. Tedi diketahui memiliki utang Rp 50 juta.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, sebagai Kepala BP BUMN.

    BP BUMN lahir setelah pemerintah dan DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Keempat atas UU No. 19/2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam rapat paripurna, Kamis (2/10/2025).

    Beleid itu menjadi payung hukum perubahan nomenklatur dari Kementerian BUMN menjadi Badan Pengaturan BUMN yang selanjutnya disebut BP BUMN. 

    Sementara itu, berdasarkan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU, pemerintah dan DPR menyepakati status Kementerian BUMN dihapus dalam RUU BUMN terbaru. Sejalan dengan itu, frasa Menteri BUMN turut diganti menjadi Kepala Lembaga. 

    “Kepala lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang BUMN selaku wakil pemerintah pusat sebagai regulator bertugas menetapkan kebijakan, mengatur, membina, mengoordinasikan, dan mengawasi penyelenggaraan kebijakan pengelolaan BUMN,” tertulis di Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) nomor 51.

    Selanjutnya, dalam DIM nomor 53 Pasal 3C RUU BUMN disebutkan bahwa Kepala Lembaga memiliki sejumlah wewenang antara lain menetapkan arah kebijakan umum, tata kelola, peta jalan, hingga mengatur penugasan perusahaan pelat merah. 

  • Daftar 22 Anggota Dewan Penasihat Bloomberg New Economy 2025, Ada Jokowi

    Daftar 22 Anggota Dewan Penasihat Bloomberg New Economy 2025, Ada Jokowi

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) resmi tercatat sebagai salah satu anggota Bloomberg New Economy Advisory Board yang diumumkan pada April 2025.

    Dikutip dari laman resmi Bloomberg New Economy, dewan penasihat global ini dibentuk untuk menghadapi tantangan kompleks dunia saat ini, dengan menghimpun tokoh-tokoh yang berpengalaman di bidang pemerintahan, bisnis, hingga organisasi multilateral 

    Dewan ini dipimpin oleh Michael R. Bloomberg, pendiri Bloomberg LP sekaligus mantan Wali Kota New York. Beberapa nama besar yang duduk bersama Jokowi di forum tersebut seperti Mario Draghi (mantan Perdana Menteri Italia dan Presiden Bank Sentral Eropa) dan Gan Kim Yong (Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan & Industri Singapura). 

    Bahkan, termasuk nama Gina Raimondo (mantan Menteri Perdagangan Amerika Serikat), Noubar Afeyan (Co-Founder Moderna) serta Gita Gopinath (ekonom Harvard University). 

    Masuknya Jokowi ke dalam jajaran penasihat global ini dianggap sebagai bentuk pengakuan internasional atas kiprahnya selama 10 tahun memimpin Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mendorong pembangunan infrastruktur besar-besaran, transformasi digital, serta memainkan peran aktif dalam isu iklim dan transisi energi.

    Bloomberg menyebutkan, masukan dari tokoh-tokoh seperti Jokowi akan menjadi penting dalam menyusun rekomendasi strategis menghadapi tantangan global, mulai dari perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, hingga perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Berikut daftar lengkap Bloomberg New Economy Advisory Board 2025:

    Michael R. Bloomberg – Founder Bloomberg LP & Bloomberg Philanthropies, mantan Wali Kota New York (Chair)
    Mario Draghi – Mantan Perdana Menteri Italia; Mantan Presiden Bank Sentral Eropa (Co-Chair)
    Gan Kim Yong – Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan & Industri, Singapura (Co-Chair)
    Gina Raimondo – Mantan Menteri Perdagangan Amerika Serikat (Co-Chair)
    Noubar Afeyan – Co-Founder Moderna; CEO Flagship Pioneering
    Dawn Fitzpatrick – CEO & CIO Soros Fund Management
    Gita Gopinath – Profesor Ekonomi Harvard University
    Merit Janow – Chair of the Board Mastercard; Dean Emerita Columbia University SIPA
    Kai-Fu Lee – CEO 01.AI; Chairman Sinovation Ventures
    Jorge Paulo Lemann – Chairman Lemann Foundation
    Strive Masiyiwa – Chairman & Founder Econet
    Ravi Menon – Ambassador for Climate Action, Pemerintah Singapura
    Takeshi Niinami – Mantan Chairman & CEO Suntory Holdings
    Eyal Ofer – Chairman Ofer Global
    Charles Phillips – Managing Partner & Co-Founder Recognize
    Suresh Prabhu – Mantan Menteri Perdagangan & Industri India
    Jing Qian – Co-Founder Center for China Analysis, Asia Society Policy Institute
    Steven Rattner – Chairman & CEO Willett Advisors LLC
    Marc Rowan – Co-Founder & CEO Apollo Global Management
    David Vélez – Co-Founder & CEO Nubank
    Josephine Wapakabulo – Founder & Managing Director TIG Africa
    Joko Widodo – Mantan Presiden Republik Indonesia

  • Panggung Perdana Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB ke-80

    Panggung Perdana Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB ke-80

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan untuk berpidato di perhelatan Sidang Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat (AS) pada Selasa (23/9/2025). 

    Tahun ini, Sidang Majelis Umum PBB ke-80 mengangkat tema “Better Together: 80 Years and More for Peace, Development and Human Rights”.

    Sidang Majelis Umum PBB kali ini menjadi panggung penting bagi Indonesia, mengingat Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menyampaikan pidato pada sesi debat umum. Prabowo akan berpidato pada urutan ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Ini merupakan pertama kalinya setelah satu dekade Presiden Indonesia kembali hadir langsung di panggung Sidang Majelis Umum PBB. Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, menjadi yang terakhir berpidato langsung di forum tersebut.

    Presiden Ke-7 Joko Widodo, dalam satu dekade kepemimpinannya, memilih tidak menghadiri secara langsung Sidang Majelis Umum PBB dan mendelegasikan Wakil Presiden ke-12 Jusuf Kalla dan Menteri Luar Negeri saat itu Retno Marsudi untuk berpidato mewakili Indonesia.

    Berdasarkan keterangan resmi Sekretariat Presiden, Prabowo telah tiba di New York untuk memulai rangkaian kunjungan kerjanya di Amerika Serikat. Para diaspora Indonesia tampak berkumpul, berdiri berjajar di sepanjang jalan sekitar hotel, membawa semangat untuk menyambut langsung kehadiran Kepala Negara.

    Momen spesial juga terlihat di depan pintu hotel. Dua anak diaspora, Hatta Sanof Kurniawan dan Adriella Namarga Pandjaitan, tampil dengan pakaian adat nusantara. Keduanya menyerahkan karangan bunga kepada Presiden Prabowo yang menerimanya dengan penuh kehangatan, sembari mencium kepala mereka.

    Selain warga diaspora, sejumlah pejabat juga menyambut langsung kedatangan Presiden Prabowo. Hadir diantaranya sejumlah menteri Kabinet Merah Putih hingga Duta Besar Designate RI untuk Amerika Serikat Dwisuryo Indroyono Soesilo.

    Bagi diaspora yang hadir, momen

    menyambut Presiden Prabowo di negeri seberang bukan sekadar acara seremonial, melainkan kebanggaan sekaligus pengingat akan tanah air. Glory Lamria, mahasiswa Columbia University, mengaku kedatangan Presiden Prabowo kali ini terasa istimewa.

    “Yang pertama tentunya saya merasa bangga Presiden kita selama kurang lebih 10 tahun terakhir akhirnya bisa berkunjung ke New York dan menyampaikan aspirasi warga Indonesia secara general. Yang kedua adalah saya berharap semoga ajang ini menjadi momen bukan hanya sekedar partisipasi, tapi juga bisa menjadikan wadah aspirasi bagi diaspora-diaspora yang ada di Amerika Serikat,” ujarnya dikutip dari Setpres RI, Senin (22/9/2025). 

    Misi Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB

    Menteri Luar Negeri Sugiono, yang ikut mendampingi perjalanan Presiden, menyebut tema Sidang Umum PBB tahun ini adalah untuk memperbarui kembali semangat multilateralisme di tengah situasi dan kondisi global dewasa ini.

    Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sebelumnya juga mengungkap sejumlah topik yang akan dibicarakan Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB.

    Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemenlu Tri Tharyat menuturkan pihaknya belum dapat merinci seluruh poin-poin yang akan dibicarakan Prabowo dalam pidatonya. Namun, dia mengatakan salah satu hal yang akan dibahas dalam pidato Presiden Prabowo adalah dinamika global saat ini, termasuk isu-isu di Timur Tengah seperti serangan Israel terhadap Qatar dan juga agresi yang dilakukan terhadap Palestina.

    “Pasti, isu Palestina juga akan dibawa,” kata Tri dalam media briefing di Kantor Kemenlu, Jakarta pada Kamis (11/9/2025).

    Selain itu, Tri menuturkan Prabowo juga akan membicarakan tentang pelaksanaan program-program kerjanya serta visi Asta Cita. Topik lain yang kemungkinan akan dibahas adalah perlunya reformasi sistem bilateral di tengah ketidakpastian global. Dia melanjutkan Prabowo juga akan membahas dorongan peranan yang lebih penting bagi negara-negara global south yang dipedomani oleh semangat Bandung yang dihasilkan dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955 lalu.

    Wakil Tetap (Watap) Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Umar Hadi menuturkan bahwa Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Antonio Guterres melihat Jakarta sebagai mitra istimewa dari perserikatan.

    Pernyataan Sekjen Guterres tersebut disampaikannya kepada Watap Umar saat menyerahkan surat kepercayaan di Gedung Sekretariat PBB, Manhattan, New York, Amerika Serikat, Jumat (19/9).

    Sekjen PBB, kata Watap Umar dalam pengarahan media di PTRI New York, Sabtu (20/9) malam, menyampaikan bahwa PBB terus mengikuti peranan aktif Indonesia dalam mendukung ide-ide reformasi sistem multilateral.

    “Ini terus diharapkan Indonesia berperan aktif. Karena PBB melihat Indonesia sebagai bagian atau salah satu negara yang emerging dan terus berkontribusi pada perdamaian dunia. Jadi Indonesia juga dianggap sebagai privilege partner of the UN,” katanya dilansir dari Antara, Senin (22/9/2025). 

    Umar turut menyampaikan bahwa PBB mengharapkan lebih banyak peran dan kontribusi Indonesia melalui kehadiran Presiden Prabowo Subianto pada Sidang Majelis Umum ke-80 PBB. Presiden Prabowo dijadwalkan akan berpidato pada sesi Debat Umum pada 23 September dan akan mendorong reformasi sistem multilateral.

    “Sebab memang kepentingan banyak negara untuk terus mendorong tatanan dunia yang didasarkan pada hukum internasional dan multipolar. Jadi ini bukan kata saya, tapi sambutan yang disampaikan oleh Pak Sekjen PBB. Jadi tentunya hadir saja sudah hebat,” ucap Umar.

    Selain berbicara pada sesi Debat Umum, lanjut Umar, Kepala Negara akan hadir pada sesi yang membahas mengenai solusi dua negara Palestina pada Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara yang akan berlangsung pada 22 September sore waktu setempat. Presiden Prabowo juga diagendakan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Sekjen PBB Guterres.

    Lanjutkan Diplomasi Sang Ayah Soemitro Djojohadikusumo 

    Kehadiran Prabowo bukan hanya bernilai strategis bagi diplomasi Indonesia, tetapi juga menyimpan makna historis: mengulang jejak perjuangan diplomasi ayahandanya, almarhum Prof. Sumitro Djojohadikusumo. 

    Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menyebut momentum ini sebagai kesinambungan tradisi diplomasi keluarga pejuang bangsa.

    “Kami rakyat Indonesia berharap, sebagaimana almarhum Prof. Sumitro, Presiden Prabowo dapat terus memperjuangkan upaya dunia untuk memperkokoh multilateralisme,” ujar Dino, Sabtu (20/9/2025). 

    Prof. Sumitro tercatat sebagai tokoh penting dalam diplomasi Indonesia pada periode 1948–1949, saat bangsa ini berjuang mempertahankan kemerdekaan di tengah agresi Belanda.

    Salah satu langkah monumental yang dilakukan Sumitro adalah mengirim memorandum dari Kantor Perwakilan RI di PBB kepada Pejabat Menlu AS Robert A. Lovett.

    Memorandum tersebut, yang dimuat The New York Times pada 21 Desember 1948, mengecam agresi militer Belanda sebagai ancaman serius terhadap ketertiban dunia. Dokumen itu juga menegaskan bahwa aksi militer Belanda melanggar Perjanjian Renville dan mencederai legitimasi PBB.

    Selain itu, Sumitro menggalang dukungan negara-negara Asia. Dalam pertemuan di India pada Januari 1949, ia berhasil menghimpun solidaritas regional untuk menghentikan agresi Belanda dan menuntut pembebasan pimpinan Republik.

    Upaya ini menjadi salah satu fondasi keberhasilan diplomasi Indonesia hingga akhirnya Belanda mengakui kedaulatan melalui Konferensi Meja Bundar pada Desember 1949.

    Dino menilai pidato Prabowo di PBB akan memberi warna baru di tengah menurunnya semangat multilateralisme global.

    “Multilateralisme di mana-mana kini sedang dalam kondisi terpuruk,” tegas mantan Dubes RI untuk AS itu. 

  • Kisah Syofia, Pustakawan BI Bangka Belitung Kawal Literasi Keuangan Lewat Program Namu
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 September 2025

    Kisah Syofia, Pustakawan BI Bangka Belitung Kawal Literasi Keuangan Lewat Program Namu Regional 21 September 2025

    Kisah Syofia, Pustakawan BI Bangka Belitung Kawal Literasi Keuangan Lewat Program Namu
    Tim Redaksi
    PANGKALPINANG, KOMPAS.com –
    Di balik dinding kaca sebuah gedung modern di pusat perkantoran Pangkalpinang, terdapat sebuah oase literasi yang sunyi namun hidup.
    Inilah Perpustakaan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Bangka Belitung, sebuah ruang di mana Syofia Arianditha (32) setiap hari menjadi ‘nadi’-nya.
    Dengan desain futuristik, pendingin udara yang sejuk, dan koneksi WiFi gratis, perpustakaan ini jauh dari kesan kaku.
    Rak-rak buku tertata rapi, memamerkan lebih dari 3.000 judul karya penulis dalam dan luar negeri.
    Di sudut ruangan, sebuah kursi pijat elektrik siap memanjakan pengunjung, sementara di sisi lain, ruang bermain anak memastikan para orangtua bisa tenang menggali referensi.
    Bagi Syofia, yang telah mengabdikan diri sebagai pustakawan di sini sejak 2021, pustaka yang buka untuk umum pukul 8.00-16.00 WIB ini, bukan sekadar ruang kerja. Ini adalah ladang ilmu yang ia rawat dengan sepenuh hati.
    “Perpustakaan ini dikelola sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perpustakaan pusat Bank Indonesia, dalam meningkatkan kualitas dan kompetisi sumber daya manusia berbasis pengetahuan dengan ketersediaan ragam koleksi cetak maupun digital,” kata Syofia kepada Kompas.com, Minggu (21/9/2025).
    Selain menjadi pustakawan, dia juga mengawal program Nampel Seru atau Namu (bertamu) setiap hari Rabu.
    Program Nampel ini menjadi kegiatan rutin yang diresmikan pada 2024 oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sugito dan Kepala BI Bangka Belitung Rommy S Tamawiwy.
    “Dalam Nampel Seru ini pengunjung bisa memanfaatkan fasilitas pustaka sembari kami sosialisasi uang rupiah, kebanksentralan, sistem pembayaran dan perlindungan konsumen,” ujar Syofia.
    Syofia menuturkan, program Nampel Seru menyasar pengunjung dari lembaga atau sekolah termasuk taman kanak-kanak (TK).
    “Rombongan yang berjumlah 20 orang akan kami layani langsung di pustaka, kalau jumlahnya lebih banyak, ada ruangan aula yang bisa difungsikan,” ujar Syofia yang merupakan lulusan S1 Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.
    Menurut Syofia, bekerja sebagai pustakawati lebih banyak sukanya ketimbang duka.
    Baginya, pustaka merupakan ladang ilmu yang selalu dikunjungi oleh orang-orang yang ingin belajar menjadi lebih baik.
    “Memang aku dulunya kuliah di bidang pustaka, jadi sudah menjiwai. Lebih banyak sukanya karena kita berkecimpung dengan banyak referensi,” tutur ibu dua anak itu.
    Ia pun berharap pustaka membawa manfaat lebih luas pada masyarakat salah satunya dalam program Nampel Seru.
    Syofia mengatakan, pustaka hadir sebagai sumber informasi sekaligus referensi yang bisa dipertanggungjawabkan.
    “Dalam era digital saat ini, pustaka menjadi pondasi ilmu pengetahuan yang tervalidasi saat jagat media sosial sulit menghindar dari serbuan berita bohong atau hoaks,” ucap Syofia.
    Untuk bisa mengakses pustaka, pengunjung cukup membawa KTP atau kartu pelajar.
    Sementara pada hari libur, layanan pustaka bisa diakses secara online melalui aplikasi iBI Library yang menyediakan buku digital (e-book).
    “Secara umum koleksi kita memang bertema ekonomi, tapi ada juga buku ilmu pengetahuan alam, kedokteran, komik, majalah Bobo, fiksi dan surat kabar,” beber Syofia.
    Syofia mengungkapkan, fasilitas pustaka sebenarnya sudah ada sejak gedung baru BI Bangka Belitung ditempati pada 2018.
    Namun karena adanya pandemi Covid-19, pustaka mulai dibuka untuk umum tiga tahun kemudian.
    “Saat pertama dibuka, masih social distancing (jaga jarak) karena masih suasana covid,” ujar Syofia.
    Kini pustaka sudah bisa diakses secara lebih leluasa.
    Lokasinya yang strategis di pusat perkantoran pemerintahan provinsi, membuat pustaka ini mudah dijangkau dan para pegawai pun bisa memanfaatkan waktu istirahat mereka untuk menyalurkan hobi baca dengan mudah.
    Meskipun menempati ruang yang terbatas, pustaka BI Bangka Belitung sudah dilengkapi free Wifi, pendingin udara hingga kursi pijat elektrik.
    Pengunjung juga bisa mendapatkan pemandangan yang lebih luas karena pustaka berada pada sisi depan gedung yang berdinding kaca.
    Salah satu sumber referensi yang bisa ditemukan di pustaka ini adalah buku berjudul : Analisis Laporan Keuangan Perspektif Warren Buffet.
    Buku setebal 83 halaman yang ditulis Francis Hutabarat ini menukil berbagai pandangan dari konglemarat asal Amerika tersebut, di antaranya mengupas Warren Buffet dan Keuangan, Warren Buffet dan Capital Expenditures.
    Pada bab Warren Buffet dan Equity Bond misalnya, penulis mengisahkan Warren Buffet yang mengisi ceramah di Columbia University pada akhir 1980-an.
    Di sana Warren menjelaskan tentang perusahaan dengan keunggulan kompetitif yang tahan lama, menunjukan kekuatan dan prediktabilitas yang begitu besar dalam pertumbuhan pendapatan.
    Sehingga pertumbuhan mengubah saham mereka menjadi semacam obligasi ekuitas, dengan pembayaran kupon atau bunga yang terus meningkat.
    Obligasi bagi Warren Buffet adalah saham/ekuitas perusahaan, dan pembayaran kupon/bunga bagi Warren Buffet adalah laba sebelum pajak perusahaan.
    Buku lainnya yang patut dibaca yakni buku berjudul Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia yang diterbitkan Salemba Empat setebal lebih dari 1.000 halaman yang disertai tabel bunga dan contoh laporan keuangan.
    Salah satu pengunjung bernama Duhaa dari Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Bangka Belitung, megatakan, keberadaan pustaka BI Bangka Belitung sangat bermanfaat dalam literasi ilmu pengetahuan dan semangat baca.
    Pustaka tersebut juga membantu mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi mereka.
    “Suasana nyaman, semoga ditambah koleksi metodologi penelitian,” ucap Duhaa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diaspora Sambut Prabowo di AS, Sampai Minta Tanda Tangan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        21 September 2025

    Diaspora Sambut Prabowo di AS, Sampai Minta Tanda Tangan Nasional 21 September 2025

    Diaspora Sambut Prabowo di AS, Sampai Minta Tanda Tangan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Warga Negara Indonesia atau diaspora yang berada di New York, Amerika Serikat (AS) menyambut kedatangan Presiden Prabowo Subianto setibanya di hotel tempat Kepala Negara menginap, Sabtu (20/9/2025) waktu setempat.
    Mereka tampak berkumpul, berdiri berjajar di sepanjang jalan sekitar hotel. Mereka tampak membawa semangat untuk menyambut langsung kehadiran Kepala Negara.
    Begitu mobil kepresidenan tiba, Presiden Prabowo turun dan langsung menghampiri barisan warga. Kepala Negara menyalami dan menyapa dengan senyum hangat.
    Suasana pun meriah dengan riuh tepuk tangan dan seruan semangat dari para diaspora.
    “Indonesia..Indonesia..Indonesia,” seru para diaspora dengan semangat.
    Sementara, dua Dua anak diaspora, Hatta Sanof Kurniawan dan Adriella Namarga Pandjaitan, tampil dengan pakaian adat nusantara. Keduanya menyerahkan karangan bunga kepada Presiden Prabowo yang menerimanya dengan penuh kehangatan, sembari mencium kepala mereka.
    Ada pula diaspora yang meminta tanda tangan Presiden Prabowo, jika dilihat dari foto-foto yang dibagikan Sekretariat Presiden. Prabowo lalu tampak memegang pena untuk menandatangani gambar dirinya yang dipegang oleh diaspora.
    Selain warga diaspora, sejumlah pejabat juga menyambut langsung kedatangan Presiden Prabowo.
    Hadir diantaranya sejumlah menteri Kabinet Merah Putih hingga Duta Besar Designate RI untuk Amerika Serikat Dwisuryo Indroyono Soesilo.
    Mahasiswa Columbia University, Glory Lamria mengungkapkan, kedatangan Presiden Prabowo kali ini terasa istimewa.
    “Yang pertama tentunya saya merasa bangga Presiden kita selama kurang lebih 10 tahun terakhir akhirnya bisa berkunjung ke New York dan menyampaikan aspirasi warga Indonesia secara general. Yang kedua adalah saya berharap semoga ajang ini menjadi momen bukan hanya sekedar partisipasi, tapi juga bisa menjadikan wadah aspirasi bagi diaspora-diaspora yang ada di Amerika Serikat,” ujarnya.
    Hal senada diungkapkan Felice Nathania Pudya, mahasiswa Columbia University yang menyebut kehadiran Presiden Prabowo di SMU ke-80 PBB sebagai sebuah kehormatan besar bagi Indonesia.
    Ia menambahkan, posisi Indonesia sebagai pembicara ketiga dalam Debat Umum PBB patut dibanggakan.
    “Dari mahasiswa, kami sungguh berterima kasih atas kehadiran Pak Prabowo di New York. Dan kami juga menantikan pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB. Dan kami selalu mendukung apa pun yang dapat memajukan Indonesia,” ucap Felice.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mahasiswa RI di New York Bangga Prabowo Jadi Presiden Pertama Tampil di PBB Setelah 10 Tahun – Page 3

    Mahasiswa RI di New York Bangga Prabowo Jadi Presiden Pertama Tampil di PBB Setelah 10 Tahun – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Sejumlah diaspora Indonesia yang berasa di Amerika Serikat (AS) menyambut kedatangan Presiden Prabowo Subianto di New York, Sabtu (20/09/2025). Merekatampak berkumpul, berdiri berjajar di sepanjang jalan sekitar hotel tempat Prabowo bermalam selama di New York.

    Begitu mobil kepresidenan tiba, Prabowo turun dan langsung menghampiri barisan warga. Prabowo menyalami dan menyapa dengan senyum hangat. Suasana pun meriah dengan riuh tepuk tangan dan seruan semangat dari para diaspora.

    “Indonesia Indonesia Indonesia,” seru para diaspora dengan semangat, dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Minggu (21/09/2025).

    Momen spesial juga terlihat di depan pintu hotel. Dua anak diaspora, Hatta Sanof Kurniawan dan Adriella Namarga Pandjaitan, tampil dengan pakaian adat Nusantara. Keduanya menyerahkan karangan bunga kepada Prabowo yang menerimanya dengan penuh kehangatan, sembari mencium kepala mereka.

    Selain warga diaspora, sejumlah pejabat juga menyambut langsung kedatangan Presiden Prabowo. Hadir di antaranya sejumlah menteri Kabinet Merah Putih hingga Duta Besar Designate RI untuk Amerika Serikat Dwisuryo Indroyono Soesilo.

    Glory Lamria, mahasiswa Columbia University, mengaku kedatangan Prabowo kali ini terasa istimewa. Dia mengaku bangga Prabowo akan menyampaikan pidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada Selasa, 23 September 2025.

    “Yang pertama tentunya saya merasa bangga Presiden kita selama kurang lebih 10 tahun terakhir akhirnya bisa berkunjung ke New York dan menyampaikan aspirasi warga Indonesia secara general. Yang kedua adalah saya berharap semoga ajang ini menjadi momen bukan hanya sekedar partisipasi, tapi juga bisa menjadikan wadah aspirasi bagi diaspora-diaspora yang ada di Amerika Serikat,” ujarnya.

    Sementara itu, Dimas, mahasiswa New York University menyebut momen penyambutan ini menjadi kebanggaan tersendiri. Menurut dia, kesempatan Indonesia berbicara di forum dunia adalah hal yang membanggakan.

    “Bangga sih, karena kan dengar-dengar juga kita urutan ketiga kan. Kita bisa berbicara di depan negara-negara yang penting lainnya, sebagai mahasiswa saya bangga sih,” ungkapnya.

    Hal senada diungkapkan Felice Nathania Pudya, mahasiswa Columbia University yang menyebut kehadiran Presiden Prabowo di Sidang Majelis Umum ke-80 PBB sebagai sebuah kehormatan besar bagi Indonesia. Ia menambahkan, posisi Indonesia sebagai pembicara ketiga dalam Debat Umum PBB patut dibanggakan.

    “Dari mahasiswa, kami sungguh berterima kasih atas kehadiran Pak Prabowo di New York. Dan kami juga menantikan pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB. Dan kami selalu mendukung apa pun yang dapat memajukan Indonesia,” ucap Felice.

    Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menjelaskan bahwa Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato pada urutan ketiga dalam sesi Debat Umum PBB, Selasa 23 September 2025. Prabowo akan berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    “Sesuai jadwal yang diterima, Presiden Prabowo akan menyampaikan pidato pada urutan ketiga pada sesi Debat Umum PBB pada 23 September 2025, setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat,” ungkap Teddy.

    Dia menyampaikan bahwa Sidang Majelis Umum tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia. Selain kembali tampil di level tertinggi forum PBB, Indonesia juga akan menegaskan perannya sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia.

    “Sidang Majelis Umum tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia, tidak hanya untuk kembali tampil di level tertinggi pada forum PBB, namun juga untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia agar lebih adil dan inklusif,” tutur Teddy.

    Forum PBB ini akan menjadi panggung bagi Indonesia untuk menyuarakan kepentingan negara berkembang dan memperkuat posisi diplomasi Indonesia di kancah global.

    Sebagai informasi, kehadiran Prabowo di Sidang Umum PBB menjadi kali pertama setelah 10 tahun Presiden RI absen di forum internasional tersebut.

    Presiden ketujuh RI Joko Widodo atau Jokowi biasanya diwakili oleh Wakil Presiden atau Menteri Luar Negeri untuk hadir di Sidang Umum PBB.