Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Inovasi dan Keberlanjutan Jadi Sorotan Pertamina Lubricants di JAMA Lube Oil 2025 – Halaman all

Inovasi dan Keberlanjutan Jadi Sorotan Pertamina Lubricants di JAMA Lube Oil 2025 – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia telah menetapkan target Net Zero Emission (NZE) tercapai pada tahun 2060. Sektor manufaktur sendiri membidik NZE bisa dicapai pada 2050.

Selain itu, sektor yang saat ini digenjot untuk mengurangi emisi adalah transportasi, dimana pengguna kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) diminta untuk semakin diperluas.

Penjualan kendaraan elektrifikasi tahun lalu telah mencapai 103.228 unit pada 2024, meraih sekitar 11,9 persen dari total penjualan roda empat.

Meski begitu, mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE) masih mendominasi populasi kendaraan di Indonesia sebesar 99,95 persen, sementara kendaraan listrik (EV) hanya 0,05 persen.

“Dominasi ini menunjukkan bahwa permintaan pelumas mesin akan tetap tinggi di masa depan,” tutur Senior Specialist Engine and Driveline Lubricants Pertamina Lubricants Alva Kurnia L., dalam acara JAMA Lube Oil Seminar 2025 di Jakarta, Senin (10/3/2025).

Alva menilai, Indonesia memegang pangsa pasar kendaraan terbesar, menjadikannya pemain utama di industri ini, terutama di sektor pelumas.

“Meskipun penjualan kendaraan listrik (EV) berkembang pesat, kendaraan ICE masih mendominasi. Namun permintaan akan pelumas dengan tingkat performa terbaru dan kualitas bahan dasar yang lebih tinggi terus bertambah, dipengaruhi oleh teknologi otomotif terbaru dan peraturan yang berlaku,” imbuhnya.

Pelumas diyakini tetap memiliki peran penting dalam pengurangan emisi CO2, meski saat ini banyak negara fokus pada penggunaan mobil listrik.

OEM Relationship dari Afton Chemical Japan Corp. Yoshinori Ono, menyebut pelumas dan aditif berperan dalam teknologi otomotif modern.

“Terutama dalam meningkatkan fuel-efficiency di semua jenis kendaraan melalui formulasi dengan base oil canggih dan aditif berkinerja tinggi,” kata Ono.

Dua produsen pelumas Jepang, Idemitsu Kosan Co., Ltd. dan Japan Lubrizol Japan Ltd., menyampaikan pihaknya terus menekankan pentingnya meningkatkan ketersediaan oli berstandar ILSAC GF-6 atau API SP, mempromosikan penggunaan oli berstandar JASO GLV-1 dan GLV-2 untuk viskositas rendah demi efisiensi bahan bakar, serta oli  berstandar JASO DL-1, DL-2 dan DL-0 untuk kendaraan diesel ringan.

Sementara, JAMA Motorcycle Oil (MCO) Task Force mendorong penggunaan oli mesin berstandar JASO khusus untuk kendaraan roda dua.

Ke depan, MCO akan mengurangi kandungan fosfor dan viskositas demi manfaat lingkungan global dan pengguna. 

Dalam sektor alat berat, JCMA juga telah menerapkan beberapa standarisasi untuk alat berat konstruksi seperti JCMAS HK (hydraulic fluid), JCMAS HKB (biodegradable hydraulic fluid), JCMAS GK (grease ) dan JCMAS GKB (biodegradable grease).

Sedangkan pada electric vehicle, sistem e-Axle memerlukan cairan khusus yang memenuhi kebutuhan spesifik, menawarkan solusi pelumasan all-in-one yang mendukung kinerja optimal.

Sementara itu, produsen pembuat mobil berpandangan untuk mencapai NZE perlu peranan dari berbagai stakeholder.

Chairman JAMA Lube Oil Seminar 2025 sekaligus Project Manager Electrification Material Development Dept. Toyota Motor Corp Kazua Yamamori, menyampaikan tantangan terbesar di industri otomotif saat ini adalah mengurangi emisi karbon secara signifikan dan bersama-sama menjaga lingkungan dari efek perubahan iklim.

“Kami terus berupaya meningkatkan fuel efficiency dari model-model mobil terbaru dan akan terus melahirkan dan memperkenalkan teknologi-teknologi yang mampu mendorong fuel efficiency dan konservasi energi,” ungkap Kazuo. 

Menurutnya, JAMA berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050 melalui berbagai inisiatif dan kolaborasi di seluruh industri otomotif.

“Saat ini, berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia, telah merespons tantangan tersebut melalui penerapan regulasi yang semakin ketat dan inovasi teknologi ramah lingkungan,” ucap Yamamori.

Indonesia telah menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung agenda global menuju netralitas karbon.

Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon BPLH Kementerian Lingkungan Hidup Ary Sudjianto, menjabarkan saat ini terdapat empat aksi mitigasi utama dalam sektor energi untuk mendorong NDC (Nationally Determined Contributions).

“Untuk mendorong NDC di mulai dengan penggunaan biofuel, electric vehicles, fuel switching dari RON 88 ke RON yang lebih tinggi dan compression natural gas (CNG) untuk transportasi publik,” jelas Ary.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Dadan Kusdiana, menyampaikan Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor energi hingga 2030 dengan fokus pada lima aksi mitigasi antara lain efisiensi energi, energi terbarukan, pembangkit energi bersih, bahan bakar rendah karbon dan kegiatan lainnya.

“Hingga 2024, realisasi pengurangan emisi mencapai sekitar 41 persen dari target. Energi terbarukan menjadi kontributor terbesar, diikuti oleh efisiensi energi. Upaya ini menunjukkan kemajuan signifikan meskipun beberapa sektor masih perlu ditingkatkan untuk mencapai target penuh di 2030,” ucap Dadan.

Pertamina Lubricants sebagai pemain penting di industri pelumas Tanah Air menegaskan komitmennya terhadap inovasi dan keberlanjutan di industri pelumas dengan menjadi partner dalam JAMA Lube Oil Seminar 2025, yang diadakan oleh Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA).

Pada event ini, para pemimpin industri dan pakar global berbagi wawasan seputar tren terbaru di sektor otomotif dan pelumas, upaya pengurangan emisi karbon, hingga kebijakan energi bersih di Indonesia dan kawasan Asia.

Direktur Utama Pertamina Lubricants Werry Prayogi, mengutarakan peraturan pemerintah mendorong perkembangan desain mesin dan standar pelumas terus menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang berubah.

“Hal ini mendorong kinerja pelumas hingga batas maksimal di berbagai aplikasi. Karena itu, penting bagi kami untuk memahami peraturan pemerintah, kebutuhan mesin, dan standar pelumas secara menyeluruh. Selain itu, dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi pengendalian emisi dan bahan bakar alternatif, beradaptasi dengan perubahan ini menjadi hal yang penting,” ujar Werry Prayogi.

Pertamina Lubricants bangga dapat bekerja sama dengan JAMA dalam menyelenggarakan seminar ini yang menjadi kesempatan berharga bagi kita semua untuk belajar, bertukar gagasan dan memahami arah masa depan industri otomotif dan pelumas, terutama di tengah meningkatnya tuntutan terhadap inovasi dan keberlanjutan.

Dengan partisipasi aktif di JAMA Lube Oil Seminar 2025, Pertamina Lubricants semakin menegaskan posisinya dalam industri pelumas global yang siap beradaptasi dengan perubahan regulasi dan tren keberlanjutan.

“Kolaborasi dengan berbagai produsen otomotif hingga pemerintah menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan industri ke depan,” imbuh Werry.

Merangkum Semua Peristiwa