Ini Penjelasan Ilmiah di Balik Pesona Pasir Putih Pantai Gunungkidul

Ini Penjelasan Ilmiah di Balik Pesona Pasir Putih Pantai Gunungkidul

Liputan6.com, Gunungkidul – Kabupaten Gunungkidul di Daerah Istimewa Yogyakarta telah lama dikenal sebagai surga bagi pecinta pantai. Deretan pantai berpasir putih yang memukau, seperti Indrayanti, Kukup, Baron, dan Pok Tunggal, selalu berhasil menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Namun, pernahkah timbul pertanyaan mengapa pantai-pantai di wilayah ini memiliki karakteristik pasir putih yang begitu indah dan berbeda dari kebanyakan pantai di pesisir selatan Jawa lainnya?

Menurut Hari Sukmono, Kepala Dinas Lingkungan Hidup yang banyak mendalami geologi dan budaya Gunungkidul, keindahan pasir putih ini bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil dari proses geologis yang panjang dan unik. “Pantai-pantai di Gunungkidul ini istimewa karena pasir putihnya yang bersih dan halus, Ini adalah ciri khas yang membedakan mereka dari pantai-pantai lain di selatan Jawa yang cenderung berpasir hitam atau abu-abu,” ujar Hari.

Hari menjelaskan bahwa rahasia di balik pasir putih Gunungkidul terletak pada formasi geologi karst yang mendominasi wilayah ini. Jutaan tahun lalu, daerah Gunungkidul merupakan dasar laut yang kaya akan terumbu karang dan organisme laut bercangkang.

Ketika terjadi pengangkatan daratan akibat pergerakan lempeng tektonik, terumbu karang dan cangkang-cangkang ini kemudian mengering dan membentuk batuan kapur. Batuan kapur ini, yang kita lihat sebagai bukit-bukit karst yang khas di Gunungkidul, adalah ‘bahan baku’ utama pasir putih kita.

“Ketika batuan kapur ini mengalami erosi oleh angin, air hujan, dan gelombang laut selama ribuan bahkan jutaan tahun, mereka pecah menjadi partikel-partikel kecil berwarna putih. Inilah yang kemudian kita kenal sebagai pasir putih,” terang Hari.

Selain itu, keberadaan ekosistem purba juga memiliki andil. Organisme laut seperti foraminifera dan moluska dengan cangkang kalsium karbonat yang melimpah di masa lalu, setelah mati, cangkangnya ikut terakumulasi dan kemudian terfragmentasi menjadi butiran-butiran pasir putih.