Ini kesaksian korban tembok sekolah roboh di Palmerah Jakarta Barat

Ini kesaksian korban tembok sekolah roboh di Palmerah Jakarta Barat

Jakarta (ANTARA) – Korban robohnya tembok pembatas sekolah SDN 01 dan SDN 02 serta SMPN 130 di Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, pada Jumat, bernama Cici (51) menyaksikan detik-detik insiden itu terjadi.

“Waktu itu panik. Jadi sebelum roboh, emang udah tahu, kelihatan mau roboh. Udah goyah tuh temboknya. Saya lagi diam di depan warung kan, (lihat ke tembok) kayaknya mau roboh gitu,” kata Cici kepada wartawan di lokasi kejadian, Jumat.

Melihat tembok setinggi tiga meter itu roboh, Cici spontan berlari ke dalam rumah.

“Terus saya lari ke dalam (rumah),” ujar Cici.

Untungnya, kata dia, robohnya tembok itu tidak melukainya serta warga lain yang berada di dekat lokasi kejadian.

“Enggak ada korban, Alhamdulillah. Tapi motor ada yang ketimpa, empat motor. Sampai sekarang kan belum dievakuasi itu (sepeda motor),” ucap Cici.

Selain menimpa sepeda motor, dia menyebutkan tembok sekolah itu juga menimpa tiang listrik yang berdiri mepet dengan rumahnya, sehingga kabel ikut listrik tertarik ke bawah.

Kabel-kabel itu pun sempat mengeluarkan percikan api sehingga Cici beserta keluarganya belum diperbolehkan masuk ke dalam rumah.

“Ada (percikan api), itu kabel di tiang yang tinggi. Makanya masih enggak boleh masuk (rumah),” imbuh Cici.

Kerugian korban

Imbas insiden yang terjadi pada Kamis (20/11) pukul 17.35 WIB itu, Cici mengaku mengalami sejumlah kerugian.

“Motor (tertimpa tembok), terus jadinya enggak bisa dagang, enggak bisa istirahat juga kan. Terus kalau kalau hujan, asbes bocor. Lihat aja tuh asbes atas, padahal baru dibenerin, jadi bocor kena tiang (listrik),” keluh Cici.

Dia pun berharap agar kerugian yang dialaminya itu dapat diganti oleh pihak terkait, terutama pelaksana proyek renovasi sekolah.

Selain itu, dia juga meminta agar lokasi robohnya tembok itu segera dibersihkan sehingga dapat kembali beraktivitas.

“Harapannya, bisa cepat dibersihin, motornya juga dievakuasi gitu. Ini kan kehalang jadinya. Ada garis polisi juga kan,” tutur Cici.

Sementara itu, tetangga Cici yang bernama Heni (55), menduga insiden tersebut diakibatkan struktur tembok yang tak mampu menopang tanah galian proyek renovasi yang tengah berlangsung di lingkungan sekolah, serta ditambah hujan deras yang sebelumnya mengguyur wilayah setempat.

“Dua hari kemarin kan hujan deras, ditambah lagi ada pengeboran bikin fondasi sekolahan. Jadi, kan tambah padat (tanah galian proyek yang menumpuk di balik tembok), makanya roboh,” terang Heni.

Pantauan ANTARA di lokasi pada pukul 12.00 WIB, tembok yang roboh itu menutup akses gang sehingga warga yang hendak melintas harus mengambil jalur memutar.

Sebanyak empat unit sepeda motor yang tertimpa di lokasi kejadian itu belum dievakuasi. Reruntuhan tembok itu pun menutup akses ke dua rumah warga yang tepat berada di depan tembok.

Selain itu, reruntuhan tembok itu juga turut menarik kabel listrik ke bawah hingga hampir setinggi orang dewasa. Kendati robohnya tembok itu tidak menyebabkan kerusakan parah pada bangunan rumah, penghuni diminta agar tidak memasuki rumah untuk sementara waktu.

Beranjak ke dalam lingkungan sekolah, tanah yang telah menjadi lumpur itu menumpuk hingga hampir setinggi tembok tiga meter yang roboh.

Garis polisi telah dipasang di sekitar lokasi kejadian agar warga sekitar tidak melintas, sekaligus menghindari adanya korban jika insiden serupa terulang.

Selain bagian tembok yang roboh, tembok pembatas yang berdiri segaris juga sudah nampak miring dan rapuh. Seluruh warga, termasuk anak-anak diimbau oleh petugas untuk menjauh dari lokasi tersebut.

Hingga kini, proyek renovasi sekolah masih berlanjut. Sejumlah kendaraan proyek tampak keluar masuk area pembangunan.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.