Jakarta (ANTARA) – Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Madrasah Kota Jakarta Timur menyatakan kesiapan untuk mengawal distribusi program Makan Bergizi Gratis (MBG) karena sudah terbukti memberikan dampak positif terhadap kesehatan, konsentrasi belajar dan prestasi akademik siswa madrasah.
“Program ini bukan sekadar makan gratis, tetapi intervensi gizi yang berdampak langsung pada kemampuan belajar anak. Kami para pengawas siap membantu memastikan makanan yang diterima siswa aman, sehat dan bergizi seimbang sesuai peran pengawasan yang melekat kepada kami,” kata Ketua Pokjawas Madrasah Jaktim, Wawan Kurniawan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, para pengawas madrasah punya tanggung jawab moral dalam menyukseskan program pemerintah ini. “Pengawas bisa berkontribusi sesuai perannya, terutama ikut memastikan menu yang disajikan itu sehat dan aman dikonsumsi,” katanya.
Langkah tersebut, lanjut dia, merupakan bentuk tanggung jawab moral dan profesional guru untuk memastikan program ini dapat berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan.
“Kalau mencicipi makanan dilakukan untuk memastikan anak-anak makan sehat, itu bagian dari tugas kemanusiaan dan profesional kami sebagai pendidik. Kami tidak ingin ada siswa yang dirugikan karena kualitas makanan yang kurang baik. Di lapangan, hal ini sudah berjalan sebagai sebuah prosedur standar yang tidak tertulis,” paparnya.
Dia mengatakan sejak peluncuran MBG di awal 2025, banyak madrasah di Jakarta Timur yang melaporkan peningkatan kehadiran dan fokus belajar siswanya.
Menurut dia, anak-anak yang sebelumnya sering lemas atau tidak sarapan kini lebih terjamin asupan gizi seimbang dan dalam jangka panjang diharapkan mampu meningkatkan semangat siswa di kelas.
“Dampaknya nyata. Banyak guru melaporkan bahwa anak-anak lebih aktif mengikuti pelajaran, terutama di jam-jam pagi. Ini menunjukkan pentingnya gizi seimbang bagi daya konsentrasi,” kata Wawan.
Dia pun mengapresiasi kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang akan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tata Kelola MBG untuk memperkuat standar dapur, distribusi dan pengawasan.
“Kami yakin, dengan pengawasan berlapis dan sistem dapur yang profesional, risiko insiden seperti keracunan bisa ditekan seminimal mungkin. Karena kekhawatiran masyarakat yang utama adalah soal higienitas dan faktor keamanan, ini yang perlu menjadi fokus perhatian dan perbaikan semua pihak penyelenggara terutama BGN (Badan Gizi Nasional) atau pemerintah” katanya.
Yang penting sekarang, tambah Wawan, adalah memastikan pengawasan berjalan demi mewujudkan program baik ini.
“Banyak kepala sekolah yang saya ajak bicara baik di madrasah ataupun sekolah umum mendukung program ini karena memang banyak dampak positifnya. Kami siap di lapangan karena ini bukan soal kebijakan saja, tapi soal masa depan anak bangsa,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyampaikan perintah terkait penerapan standar higienis yang tinggi di dapur MBG diberikan oleh Presiden Prabowo kepada Kepala BGN dalam rapat terbatas yang digelar di kediaman pribadi Presiden Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Minggu (5/10) malam.
“Presiden menegaskan kepada Kepala BGN bahwa setidaknya pada minggu depan ini, dapur-dapur harus sudah dilengkapi dengan alat tes yakni mengecek kebersihan makanan, alat pencuci dan pengering higienis dilengkapi air hangat dan alat khusus untuk menghindari bakteri dan penyediaan filter air bersih,” kata Seskab Teddy.
Menurut Teddy, evaluasi mengenai pelaksanaan Program MBG menjadi salah satu isu yang dibahas dalam rapat terbatas pada malam itu.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
