TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi berbincang dengan istri pelaku pembakaran mobil polisi berinisial GR di Jalan Kampung Baru, Harjamukti, Cimanggis, Depok.
“Kemarin ada apa?” tanya Dedi Mulyadi kepada wanita tersebut.
“Saya enggak tahu Pak, saya enggak ada di situ Pak,” ucap wanita berkaos hijau itu.
Dengan mata yang berkaca-kaca, wanita tersebut lalu mengaku suaminya ditangkap bersama 4 pelaku pembakaran mobil polisi lainnya.
Sekedar informasi dalam kasus ini, Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menangkap lima pelaku.
Empat di antaranya merupakan pengurus ormas berinisial RS, GR alias AR, LA, dan LS.
Sedangkan satu pelaku lainnya yaitu warga berinisial ASR.
“Ada keluarga yang ditangkap enggak?” tanya Dedi Mulyadi.
“Ada Pak, suami saya,” ucap wanita tersebut.
Wanita itu lalu menangis, mengaku memiliki dua orang anak yang masih kecil.
Setelah sang suami ditangkap, wanita tersebut mengaku tak ada lagi yang mencari nafkah untuk memberi makan anak-anaknya.
“Anak saya dua pak. Masih kecil-kecil, suamiku tukang parkir Pak,” katanya.
“Sekarang yang ngasih makan siapa?” tanya Dedi Mulyadi.
“Enggak ada Pak,” ucap wanita itu.
Istri pelaku pembakaran mobil tersebut, lalu menyebut suaminya hanya ikut-ikutan.
“Kenapa nakal suaminya?” tanya Dedi Mulyadi.
“Bukan nakal Pak dia ikut-ikutan doang,” ucap istri pelaku.
Air mata istri pelaku kembali tumpah mengingat nasib kedua anaknya.
“Nama suaminya siapa?” tanya Dedi Mulyadi.
“Gomar Rumahorbo Pak, sedih kali Pak, siapa yang kasih makan anak-anakku,” kata wanita itu.
Dedi Mulyadi lalu menegaskan dirinya tak bisa membantu soal permasalahan hukum yang menjerat pelaku pembakaran mobil.
Namun ia mengaku bersedia membantu anak-anak pelaku pembakaran mobil atas nama kemanusiaan.
Mendengar janji Dedi Mulyadi, warga yang ada di lokasi kejadian langsung heboh bertepuk tangan.
“Kalau soal hukum, soal penahan itu urusan polisi, tapi kalau soal urusan makan anak-anak itu urusan kemanuasian, nanti saya bantu untuk makan anak-anak,” ucap Dedi Mulyadi.
“Terima kasih Pak,” kata istri pelaku seraya mencium tangan Dedi Mulyadi.
“Anak tidak bersalah, tidak boleh dia kelaparan karena kesalahan bapaknya,” imbuh Dedi Mulyadi.
Para tersangka kasus pembakaran mobil polisi di Harjamukti, Depok, saat dihadirkan dalam jumpa pers pengungkapan kasus ini di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (21/4/2025). (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)
Adapun peristiwa ini bermula saat tim Satreskrim Polres Metro Depok hendak menangkap Ketua ormas GRIB Harjamukti berinisial TS.
TS ditangkap terkait kasus penguasaan lahan dan kepemilikan senjata api.
“Tim gabungan Satreskrim Polres Depok dengan menggunakan tiga unit kendaraan berangkat dari Mapolres Depok menuju ke lokasi di mana tersangka TS sedang berlakukan aktivitas di tempat tersebut,” kata Wira saat merilis kasus ini di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (21/4/2025).
Saat polisi tiba di lokasi, salah satu anggota ormas mengirimkan pesan di WhatsApp Group (WAG) yang mengabarkan bahwa TS ditangkap.
“Mengirimkan pesan ke dalam grup Whatsapp yang merupakan grup daripada ormas yang isinya ‘dimohon semuanya, Pak Tiano ditangkap’,” ungkap Wira.
Anggota ormas lainnya kemudian meminta agar akses jalan keluar dari kampung tersebut ditutup dengan menurunkan portal.
“Kemudian pada saat empat mobil yang dikendarai oleh tim gabungan dari Satreskrim Polres Depok akan berangkat kembali menuju ke kantor Mapolres Depok, setibanya di gerbang tersebut maka terhalang oleh portal yang ditutup oleh saudara RS maupun saudara RSS,” ujar Dirreskrimum.
Polisi berusaha membuka portal tersebut, namun simpatisan dari TS langsung menahannya.
Singkat cerita, satu mobil polisi yang membawa tersangka TS berhasil lolos dan menuju ke Mapolres Metro Depok. Sedangkan tiga mobil lainnya tertahan di tempat kejadian perkara.
“Jadi ada tiga mobil yang tertinggal dilakukan, dirusak oleh simpatisan serta terdengar suara atau seruan untuk ‘bakar-bakar’, yang dilakukan oleh saudari LA,” tutur Wira.
Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, pembakaran itu dilakukan atas perintah TS yang sempat melakukan video call dengan sejumlah simpatisannya.
“Tersangka TS sempat melakukan panggilan video call kepada sodara RS yang disaksikan oleh banyak orang simpatisan yang ada di lokasi, yang intinya bahwa tersangka TS memerintahkan untuk membakar mobil yang tertinggal di dekat portal tersebut,” ungkap Wira.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
