Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Negara Singapura punya kiat tersendiri dalam membangun keluarga.
Hal itu diungkapkan dalam pertemuan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Republik Indonesia, Wihaji yang menerima kunjungan kerja dari Minister For Social and Family Development of Singapore, Masagos Zulkifli di kantor BKKBN, Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Masagos Zulkifli menyampaikan, Singapura punya fokus membangun keluarga untuk membangun negara, lantaran belajar dari negara-negara barat yang sangat mementingkan individu bukan keluarga.
“Kami bersyukur Indonesia dua tahun yang lalu, telah membuat deklarasi bahwa keluarga adalah tonggak masyarakat, jika keluarga rusak, individu rusak, di ASEAN kita akan kembali bekerjasama untuk menguatkan lagi institusi keluarga, dalam usaha ini misi kementerian kami adalah membangun keluarga agar mapan, mandiri, dan maju,” tutur Masagos.
Ia menuturkan, keluarga miskin diusahakan menjadi keluarga maju, sehingga semua subsidi pembangunan sosial singapura dititikberatkan pada tiga hal yaitu perumahan, pendidikan, dan kesehatan.
Sebanyak 90 persen penduduk singapura sudah memiliki rumah pribadi, sedangkan keluarga miskin tinggal di rumah sewa, maka melalui program Community Link Plus, sebanyak 15.000 keluarga diberi seorang family coach, supaya keluarga yang tinggal di rumah sewa mendapatkan peluang untuk mendapatkan subsidi rumah dan pendidikan yang lebih tinggi.
“ASEAN sudah ada persetujuan untuk membuat satu kajian terkait status of the family in ASEAN, kami sedang mencari institusi yang bisa mencari data untuk trend, supaya kami bisa tahu status kamj dimana kekuatan keluarga kami seperti apa, apakah bisa mandiri ataukah ada peluang untuk maju, kita bisa buka kerjasama disini, sudah ada dananya di ASEAN” ungkap Masagos Zulkifli.
Dalam kunjungan kerja tersebut membahas kerjasama yang akan dilakukan oleh Indonesia dengan Singapura terutama di bidang Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Menteri Wihaji menyampaikan, kerjasama yang akan dilakukan dalam bentuk kajian tentang pembangunan keluarga, kerjasama terkait isu kependudukan seperti urbanisasi, dengan berkolaborasi dengan negara lain seperti Filipina.
“Ada 2,3 juta keluarga yang memiliki anak 0-23 bulan. Ini yang menjadi fokus kami, karena 20 tahun ke depan merekalah generasi ke depan. Kami fokuskan pada 1.000 HPK. Kami mendukung Visi Indonesia Emas 2045 untuk menghasilkan SDM unggul, berbudaya, menguasai IPTEK, Ekonomi yang maju dan berkelanjutan, Pembangunan yang merata dan inklusif, dan Negara yang demokratis, kuat, dan bersih” ungkap Menteri Wihaji.