TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kota Gaza terus menghadapi krisis kemanusiaan yang parah akibat konflik berkepanjangan dengan Israel.
Blokade yang diberlakukan oleh Israel telah membatasi akses warga Gaza terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan bahan bakar.
Situasi ini semakin diperparah dengan agresi militer Israel yang telah menghancurkan infrastruktur vital, termasuk rumah sakit, sekolah, dan fasilitas publik.
Menurut laporan PBB, lebih dari 80 persen masyarakat Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.
Krisis pangan yang terjadi telah menyebabkan tingkat malnutrisi yang tinggi, terutama di kalangan anak-anak dan perempuan hamil.
Sistem kesehatan di Gaza juga berada di ambang kehancuran akibat kurangnya pasokan obat-obatan dan peralatan medis.
Di tengah situasi yang memprihatinkan ini, bulan Ramadan menjadi momen yang penuh tantangan bagi warga Gaza.
Muhammad Husein, Founder International Networking for Humanitarian (INH), mengatakan, biasanya, Ramadan adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan menikmati hidangan berbuka puasa bersama.
Namun, tahun ini, banyak keluarga di Gaza kesulitan menyediakan makanan yang cukup untuk berbuka dan sahur.
“Banyak keluarga di Gaza kesulitan menyediakan makanan yang cukup untuk berbuka dan sahur,” kata Husein dalam keterangannya, Selasa (4/3/2025).
Dalam situasi seperti ini, bantuan kemanusiaan dari berbagai negara dan organisasi internasional menjadi sangat penting.
Masyarakat Indonesia, melalui lembaga-lembaga kemanusiaan seperti INH, terus menunjukkan solidaritasnya dengan memberikan bantuan pangan dan kebutuhan dasar lainnya kepada warga Gaza.
Salah satu bentuk nyata dari kepedulian masyarakat Indonesia adalah program bantuan keranjang sayuran yang didistribusikan oleh INH.
Bantuan tersebut didistribusikan di berbagai pusat pengungsian yang tersebar di seluruh wilayah Gaza Utara.
Sebanyak 1.700 penerima manfaat menerima keranjang sayuran dengan berat antara 9-10 kg per keranjang.
Setiap keranjang berisi berbagai jenis sayuran segar dan bergizi, seperti tomat, kentang, bawang bombay, mentimun, cabai, paprika, alpukat, wortel, lemon, dan bawang putih.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara masyarakat Indonesia dan INH, serta dukungan dari berbagai lembaga amal dan filantropi lainnya.
“Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban warga Gaza, terutama di bulan Ramadan yang penuh berkah,” kata Husein.
Husein menargetkan mengawali ramadan tahun ini kita kirim sebanyak 12 kontainer dengan berisi 10 ribu paket makanan untuk keluarga di Gaza.
Ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Indonesia yang terus mendukung program-program kemanusiaan.
“Ini adalah bukti nyata bahwa solidaritas tidak mengenal batas,” ujarnya.
Diharapkan, melalui inisiatif-inisiatif seperti ini, solidaritas global akan semakin menguat dan memberikan pengaruh positif bagi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.
“Kami berharap suatu hari nanti, warga Gaza dapat hidup dalam damai dan sejahtera, tanpa harus menghadapi krisis pangan dan konflik yang berkepanjangan. Sampai saat itu tiba, kami akan terus berupaya memberikan bantuan dan dukungan kepada mereka,” katanya.