TRIBUNNEWS.COM – Militer Inggris baru-baru ini menemukan sensor mata-mata di laut sekitar Inggris.
Perangkat ini diyakini telah dipasang oleh Rusia untuk melacak pergerakan kapal selam nuklir Inggris.
“Rusia dapat menggunakan kemampuan maritimnya untuk mempersiapkan sabotase terhadap Inggris,” lapor surat kabar Inggris, The Times, mengutip diskusi selama berbulan-bulan dengan militer dan mantan menteri pertahanan Inggris.
Sensor yang ditemukan di laut itu diyakini sebagai perangkat mata-mata Rusia.
“Beberapa terlepas dari dudukannya dan terdampar di pantai oleh ombak, sementara yang lain ditemukan dengan bantuan angkatan laut,” lapor The Times, Minggu (6/4/2025).
Demi alasan keamanan nasional, wartawan merahasiakan lokasi pasti dan beberapa detail lain dari penemuan tersebut.
Militer Inggris meyakini Rusia memasang sensor untuk mengumpulkan intelijen pada kapal selam nuklir Inggris – yang salah satunya selalu berada di laut sebagai bagian dari strategi pencegahan berkelanjutan Inggris.
Artikel tersebut juga menyoroti potensi ancaman yang ditimbulkan oleh kemampuan kapal selam Rusia, yang telah terus dikembangkan sejak Perang Dingin.
The Times mencatat bahwa Rusia memiliki keterampilan yang sangat maju dalam peperangan kapal selam dan spionase, yang mungkin melampaui kemampuan Inggris dan anggota NATO lainnya di beberapa bidang.
Bahkan sebelum Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, Kremlin telah mulai mempersiapkan diri untuk konflik perang dengan NATO.
Strategi ini melibatkan pemantauan dan persiapan untuk kemungkinan sabotase infrastruktur bawah laut.
Selain itu, Angkatan Laut Inggris mencurigai Rusia berada di balik sabotase pipa gas Nord Stream pada 2022 dan beberapa insiden lain di Laut Baltik.
Mereka menilai cara kerja dalam insiden itu mirip dengan taktik militer Rusia.
The Times mencatat dalam artikelnya bahwa kapal pesiar milik oligarki Rusia diduga pernah digunakan untuk memata-matai wilayah Inggris, bahkan sebelum invasi ke Ukraina dimulai.
Salah satu kapal tersebut pernah berlabuh mencurigakan di dekat kapal perang Inggris pada tahun 2018.
Militer Inggris khawatir Rusia bisa menyerang infrastruktur penting seperti ladang angin lepas pantai, pipa gas dari Norwegia, dan kabel komunikasi bawah laut.
Kabel-kabel ini sangat penting untuk pasokan listrik dan komunikasi, termasuk militer, dan perusahaan swasta yang mengelolanya sudah meningkatkan pengamanan untuk mengurangi risiko serangan semacam itu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)