TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Exchange Traded Fund (ETF) atau reksa dana yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham semakin populer di kalangan investor, baik pemula maupun profesional.
Dalam dekade terakhir, ETF mengalami pertumbuhan signifikan secara global dan di Indonesia, total dana kelolaan (AUM) ETF meningkat rata-rata 28,90 persen per tahun sejak 2014.
ETF kini tidak hanya terbatas pada saham dan obligasi karena ada ETF tematik seperti ETF energi terbarukan, teknologi, atau bahkan cryptocurrency.
Dengan kemudahan akses, biaya rendah, ETF semakin diminati oleh investor ritel dan hadirnya platform investasi digital juga memudahkan pembelian ETF.
Kondisi ini mendorong PT Indo Premier Investment Management (IPIM) memperkenalkan produk ETF terbaru, Reksa Dana Indeks Premier ETF IDX-PEFINDO Prime Bank (XIPB).
Direktur Indo Premier Investment Management (IPIM), Suwito Haryatno mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, reksa dana indeks dan ETF mengalami pertumbuhan pesat dengan pertumbuhan tahunan rata-rata total dana kelolaan mencapai 28,90 persen selama periode 2014–2024.
“Saat ini, IPIM mengelola tidak kurang dari 65 persen total dana kelolaan ETF saham di Indonesia, menjadikannya sebagai pemimpin pasar dalam industri ini,” katanya saat memperkenalkan memperkenalkan produk ETF terbaru, Reksa Dana Indeks Premier ETF IDX-PEFINDO Prime Bank (XIPB) di Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Dengan karakteristik ETF yang mencerminkan kinerja pasar secara konsisten, transparansi portofolio, likuiditas tinggi, serta biaya pengelolaan yang lebih rendah, ETF telah menjadi solusi investasi yang adaptif terhadap Pasar Modal Indonesia yang semakin dinamis. XIPB merupakan ETF ke-15 yang dikelola oleh IPIM dan ETF ke-44 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Dikatakannya, kehadiran produk ini semakin melengkapi ekosistem ETF IPIM yang terus berkembang untuk memberikan solusi investasi inovatif dan kompetitif bagi investor.
“XIPB berfokus pada konstituen saham sektor perbankan yang memiliki peringkat investment grade, likuiditas transaksi tinggi, serta kinerja keuangan yang solid,” katanya.
Adapun metodologi pemilihan konstituen XIPB mempertimbangkan peringkat, kapasitas bersaing, kapitalisasi pasar, likuiditas, serta valuasi saham, menjadikannya pilihan investasi utama bagi investor yang ingin mendapatkan manfaat investasi pada sektor perbankan.
Direktur Indo Premier Investment Management, Noviono Darmosusilo mengatakan, di tengah dinamika pasar dan tantangan makroekonomi global saat ini, valuasi serta histori pembayaran dividen di sektor perbankan yang atraktif membuka peluang bagi investor untuk memanfaatkan XIPB sebagai instrumen investasi.
“ETF ini memberikan eksposur ke sektor perbankan yang tumbuh dan resilien, serta menciptakan nilai tambah bagi investor untuk dapat mengoptimalkan imbal hasil portofolionya,” katanya.
Dengan berorientasi pada inovasi digital, efisiensi operasional, serta pertumbuhan berkelanjutan ditengah peluang tantangan makroekonomi global, ETF kini bukan sekedar instrumen investasi tapi juga telah menjadi pilar utama dalam transformasi industri reksa dana di Indonesia.
“Selain itu ETF juga mendorong inklusi investasi melalui peningkatan transparansi, likuiditas, serta akses yang lebih luas bagi pemodal Indonesia baik pemodal kelembagaan maupun masyarakat luas,” kata Noviono.
Dengan strategi yang dirancang agar mudah dipahami dan dipantau, ekosistem ETF yang dihadirkan IPIM memberikan solusi inovatif bagi investor untuk mengelola portofolio mereka dengan lebih fleksibel dan strategis secara real-time selama jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Indo Premier Sekuritas, Soehianto menambahkan, XIPB dilengkapi dengan fitur unggulan Power Fund Series (PFS), yang memungkinkan investor untuk berinvestasi dengan nominal yang sangat terjangkau.
“Hanya dengan satu klik atau satu order, investor dapat memiliki portofolio saham perbankan unggulan yang berfundamental baik dan memiliki likuiditas tinggi,” katanya.
ETF atau Reksa Dana Bursa memiliki beberapa keunggulan utama yakni perdagangan Real-Time.
Investor tidak perlu menunggu Nilai Aktiva Bersih (NAB) di akhir hari karena ETF dapat diperjualbelikan selama jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia, menggunakan indikatif NAB.
Kemudian diversifikasi portofolio secara instan sehingga ETF saham terdiri dari portofolio saham unggulan, sehingga membantu mengurangi volatilitas dan risiko investasi dibandingkan dengan membeli satuan saham secara langsung.
“Instrumen investasi ETF semakin digemari oleh investor, baik ritel maupun institusi, karena kemudahan transaksi yang ditawarkan, termasuk transparansi, real-time NAV, likuiditas pasar yang tinggi, dan efisiensi biaya, serta eksekusi cepat melalui teknologi mutakhir, yang memberikan kendali penuh bagi investor dalam menghadapi berbagai kondisi pasar,” kata Soehianto.
