ARA menambahkan bahwa pilkada yang adil dan transparan sangat bergantung pada netralitas seluruh pihak, termasuk penyelenggara pemilu.
Terlebih, Ketua Tim Pemenangan MULIA itu juga menekankan perlunya netralitas dari aparat keamanan.
ARA meminta TNI dan Polri untuk menjaga sikap profesional selama pilkada berlangsung.
Ia menekankan bahwa sebagai barometer politik Sulsel, Pilwali Makassar harus bebas dari intervensi atau kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif.
Untuk mengantisipasi potensi kecurangan, Tim Pemenangan Appi-Aliyah mulai mengadakan bimbingan teknis (bimtek) bagi saksi dan relawan.
Mereka akan disebar di berbagai Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebagai pengawas yang siap merekam setiap tindakan mencurigakan, terutama jika terjadi tekanan terhadap pemilih.
“Apabila ada penekanan kepada rakyat, maka ini akan kita rekam dan foto sebagai bukti,” ujar ARA.
Selain itu, Tim MULIA telah memberikan pembekalan masif bagi tim lapangan, baik untuk mengawasi tahapan pilkada maupun proses pemilihan.
Pengawasan khusus juga akan difokuskan pada suara rusak yang dapat menjadi celah manipulasi.
“Kami tidak hanya fokus pada proses pemilihan, tapi juga perhitungan suara. Setiap upaya untuk merusak atau mengganggu suara rakyat akan kita awasi,” tegas ARA.
Tim Hukum MULIA juga sudah disiapkan untuk mengambil langkah-langkah hukum jika terjadi indikasi pelanggaran.
Dengan kesiapan pengawasan ketat dan upaya preventif, mantan Wakil Ketua DPRD Makassar itu berharap Pilwali Makassar dapat berlangsung jujur dan adil tanpa ada pihak yang dirugikan.