Jakarta (ANTARA) – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sebesar 5 persen.
“Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sebesar 5 persen,” kata Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti dalam Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2025 di Jakarta, Kamis.
Prediksi itu mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, indikasi pelemahan daya beli masyarakat. Hal itu tercermin pada kinerja konsumsi rumah tangga sebesar 4,92 persen pada semester I-2024 serta volume penjualan kebutuhan pokok di e-commerce yang sempat melemah.
Kemudian, kebijakan moneter yang ketat selama 2024 serta gejolak perekonomian global yang memengaruhi ekonomi domestik. Industri manufaktur pun menunjukkan pelemahan.
Hal itu turut berdampak pada tantangan kebijakan fiskal. Ketergantungan terhadap penerimaan pajak dengan rasio pajak yang terbilang rendah serta beban utang tahun depan membatasi ruang gerak pemerintah dalam pengelolaan fiskal. Sementara lonjakan harga komoditas unggulan yang pernah menjadi andalan penerimaan negara kini tak lagi terjadi.
Esther pun menilai pemerintah masih menghadapi tantangan distribusi subsidi energi.
Untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tahun depan, Esther merekomendasikan pemerintah untuk mengoreksi kebijakan, salah satunya dengan mendorong stimulus pada sektor riil, terutama sektor industri.
Pemerintah juga perlu mendorong penyaluran kredit bank guna memacu sektor riil.
Adapun terkait energi, Esther menyarankan pemerintah untuk mengevaluasi mekanisme subsidi agar lebih terarah (targeted) sehingga subsidi tepat sasaran.
Selain pertumbuhan ekonomi, Indef memprediksi inflasi tahun depan berada pada level 2,8 persen, kurs Rp16.100 per dolar AS, tingkat pengangguran terbuka 4,75 persen, dan tingkat kemiskinan 8,8 persen.
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024