Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Imbas Trump Bahas Kenaikan Tarif, Dolar AS Melemah

Imbas Trump Bahas Kenaikan Tarif, Dolar AS Melemah

Jakarta, FORTUNE – Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap hampir semua mata uang utama. Hal ini imbas adanya kabar soal anggota tim ekonomi Presiden Terpilih AS Donald Trump tengah membahas kenaikan tarif secara bertahap untuk menghindari lonjakan inflasi.

Dilansir Bloomberg pada Selasa (14/1), Indeks Spot Dolar Bloomberg turun sebanyak 0,4 persen pada awal perdagangan Asia. Hal ini usai penasihat ekonomi Trump dikabarkan mendiskusikan pendekatan tarif secara perlahan dan stabil, dibandingkan kenaikan besar-besaran yang hanya terjadi satu kali saja.

Langkah ini dinilai bisa memperlambat tekanan inflasi akibat tarif tersebut dan berpotensi memberikan lebih banyak ruang bagi Federal Reserve guna menurunkan suku bunga.

Sejak 6 Januari 2025 lalu, penurunan mata uang Negeri Paman Sam kali ini yang paling besar dalam indeks dolar. Saat itu juga, menyusul berita Washington Post yang mengeklaim bahwa Trump memiliki rencana guna mengurangi rencana tarifnya.

Namun, dia mengelak berita tersebut dalam sebuah postingan di Truth Social.

“Pelemahan dolar bisa berlanjut, kecuali Presiden Trump membantah laporan tersebut, seperti yang dilakukannya sebagai reaksi terhadap laporan Washington Post,” tutur Ahli Strategi Commonwealth Bank of Australia, Carol Kong.

Pengaruhnya terhadap mata uang lain

Mata uang yang sensitif terhadap risiko seperti dolar Australia dan dolar Selandia Baru melonjak terhadap Dolar As, menunjukkan rasa lega bahwa guncangan tarif yang besar dapat dihindari. Yuan China di luar negeri yang menjadi target penjualan utama bagi para pedagang yang bertaruh pada tarif AS, juga menguat.

Menukil Economic Times pada Selasa (14/1), Indeks dolar turun pada hari pertama di pekan ini dengan dolar Selandia Baru memimpin kenaikan di antara rekan-rekannya di mata uang Kelompok 10 (G10).

“Ada kemungkinan pelemahan dolar AS (USD) pasca pelantikan Trump, jika tarif memang diterapkan secara bertahap dibandingkan perkiraan pasar,” kata Analis Valuta Asing di ANZ Group Holdings Ltd, Felix Ryan.

Lanjut Felix, akan tetapi mengingat dinamika pertumbuhan global dan berdasarkan prospek suku bunga AS dan secara global, mereka tak melihat adanya kemungkinan skenario di mana USD akan kembali ke levelnya sebelum pemilu digelar.

Untuk diketahui, nilai tukar rupiah pada Selasa (14/1) terhadap dolar AS sebesar Rp16.251 pada perdagangan pagi ini, dikutip Bloomberg, Selasa (14/1).