Ilham, Pawang Hujan asal Banyuwangi Ngaku Pernah Pawangi Proyek IKN Surabaya 24 Januari 2025

Ilham, Pawang Hujan asal Banyuwangi Ngaku Pernah Pawangi Proyek IKN
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        24 Januari 2025

Ilham, Pawang Hujan asal Banyuwangi Ngaku Pernah Pawangi Proyek IKN
Tim Redaksi
BANYUWANGI, KOMPAS.com
– Seorang pria merapal doa-doa khusus sambil memegang keris dan sesajen di sudut
Stadion Diponegoro
Banyuwangi.
Pemandangan itu terlihat saat pertandingan Persewangi Banyuwangi kontra Persebo 1964 Bondowoso, Jumat (24/1/2025) petang.
Dia adalah
Ilham Triadi Negoro
, pria 58 tahun yang dikenal sebagai
pawang hujan
asal Banyuwangi, dan bahkan disebut telah malang melintang hingga level nasional.
“Nama lengkap saya, gelar dari Keraton Surakarta Hadiningrat, KRT Ilham Triadi Negoro,” kata Ilham saat memperkenalkan diri.
Dia menceritakan sulitnya memitigasi cuaca selama pertandingan babak 32 besar Liga 4 Jatim yang digelar di Stadion Diponegoro Banyuwangi.

Insha Allah
lancar-lancar saja. Tapi tantangannya berat karena hujan,” ujar Ilham.
Ilham mengaku mulai menekuni pekerjaan ini sejak tahun 2006, berawal dari membeli keris dari pemilik yang sebelumnya telah meninggal dunia.
“Beli dari seseorang mengganti dari orang yang sudah meninggal,” kata dia.
“Ada enam keris, salah satunya ada keris yang memiliki pamor sebagai ‘singkir’ yang bisa menangkal atau mengalihkan hujan atau angin,” sambung Ilham.
Sebagai pawang hujan, Ilham mengaku harus mempersiapkan segala kebutuhan dengan baik dan tidak memaksakan diri.
“Sebenarnya lagu spiritual tidak bisa seketika. Jika spontanitas, maka badan saya sakit semua. Harus terkonsep mulai malam,” ucap dia.
Belasan tahun menjalani profesi sebagai pawang hujan, Ilham mengingat pengalaman terbaiknya ketika mengawal percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (
IKN
).
“Di bulan Juli sampai Agustus 2024 saya membantu percepatan pembangunan di IKN atas permintaan Kementerian PUPR,” ujar Ilham.
Ilham menceritakan, selama menjadi pawang hujan di IKN -yang notabene merupakan kawasan di tengah hutan lebat- dia mendapatkan banyak tantangan mistis.
“Di hutan lebat dengan luas 80 hektar, ada saja tantangan mistisnya. Tapi
alhamdulillah
saya hanya menemui dalam mimpi,” ujar dia singkat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.