IHSG Hari Ini Longsor setelah The Fed Menahan Suku Bunga, Analis: Jangan Berharap Banyak

IHSG Hari Ini Longsor setelah The Fed Menahan Suku Bunga, Analis: Jangan Berharap Banyak

Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah lebih dari 1% dan kembali ke level psikologis 7.000 pada pembukaan perdagangan pekan ini, Kamis (30/1/2025). Pelemahan IHSG kali ini dipengaruhi oleh keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), yang mempertahankan suku bunga acuan pada rentang 4,25%-4,5%.

Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, ada kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama. Hal ini didasari oleh kebijakan ekonomi agresif yang dikeluarkan oleh Presiden AS yang baru, Donald Trump, serta inflasi yang masih belum mencapai target 2%.

“Amerika dalam waktu dekat tidak akan menurunkan suku bunganya. Meskipun The Fed akan mengadakan delapan pertemuan tahun ini, kemungkinan besar tidak akan terjadi penurunan dalam waktu dekat. Walaupun masih ada ruang untuk itu, sinyalnya menunjukkan kemungkinan hanya akan ada dua kali penurunan tahun ini,” ujar Aria dalam wawancara daring dengan Beritasatu.com, Kamis (30/1/2025).

Lebih lanjut, Aria menjelaskan bahwa sikap hawkish The Fed dalam mempertahankan suku bunga tinggi juga mendorong negara-negara lain untuk melakukan hal serupa. Hal ini membuat IHSG hari ini melemah pada awal perdagangan.

Saat ini, suku bunga acuan di beberapa negara berada pada level berikut: Tiongkok 3,1%, Jepang 0,5%, Inggris 4,75%, dan Jerman 3,15%.

Dengan kondisi ini, ia menyebut ada persaingan di antara negara-negara untuk mempertahankan suku bunga tinggi. Hal ini dilakukan guna mencegah arus modal keluar dari negara dengan suku bunga lebih rendah ke negara dengan suku bunga lebih tinggi.

Oleh karena itu, masing-masing negara berusaha menjaga suku bunga mereka tetap tinggi agar tidak terjadi capital outflow.

“Namun, kita berharap akan ada penurunan suku bunga, baik di AS maupun di negara-negara lain, termasuk negara berkembang, karena inflasi sebenarnya sudah jauh di bawah suku bunga saat ini. Secara historis, suku bunga biasanya mengikuti angka inflasi, tetapi kali ini justru berada di atasnya,” tambah Aria.

Aria memprediksi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan setidaknya hingga akhir semester pertama tahun 2025.

“Kelihatannya suku bunga acuan The Fed masih akan dipertahankan selama satu atau dua pertemuan ke depan. Jika tidak ada penurunan inflasi yang signifikan di AS, The Fed kemungkinan besar tetap mempertahankan suku bunganya hingga paruh pertama tahun ini,” tutup Aria dalam merespons IHSG hari ini yang melemah.